Pendidikan Karakter Di Sekolah (1)
Pendidikan Karakter Di Sekolah
Setiap manusia pasti memiliki tugas yang diembannya di setiap tahapan perkembangan
menuju kedewasaan. Apabila tugas ini bisa dilakukan dengan baik, maka bisa disebut individu tersebut
telah melalui tahapan perkembangan ini yang dilaluinya dengan berhasil. Namun apabila tugas
perkembangan tersebut kurang berhasil dicapai maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan
individu pada tahap selanjutnya. Semisal pada tahapan kanak-kanak prasekolah Kita mendapatkan
tugas perkembangan berupa kemampuan berbicara dan mengenali berbagai macam benda di
lingkungan sekitar Kita, bila Kita berhasil melakukan tugas tersebut maka Kita tidak akan kesulitan
semisal Kita berinteraksi dengan teman-teman Kita di sekolah ataupun memahami pelajaran ketika
pertama kali Kita memasuki sekolah dasar. Namun bila kita kurang optimal dalam kemampuan
berbicara Kita akan mengalami beberapa gangguan perkembangan semisal gangguan bicara, gagap,
gangguan belajar, dsb.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan lingkungan yang menjamin Kita
untuk mampu melewati tahapan perkembangan Kita dengan lancar dan optimal. Kita akan terus
menerus didukung apabila Kita memiliki kekurangan dan akan didorong untuk berkembang bila Kita
memiliki potensi. Sekolah merupakan lembaga yang memperlakukan semua manusia yang
berkekurangan maupun berkelebihan sebagai manusia yang sederajat. Ini yang menjadikan sekolah
sebagai lembaga sosial yang tepat untuk mendampingi anak di setiap tahapan perkembangannya.
Sekolah juga memberikan pembagian jenjang yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan tujuan
tahapan perkembangan. Ini menjadikan meskipun sekolah memberikan perlakuan yang setara, namun
antara individu yang berbeda usia dan kebutuhan belajar akan dibedakan dengan adil. Perlakuan yang
setara dan adil ini tidak akan ditemui di lembaga pendidikan lain seperti keluarga dan lingkungan.
Pendidikan di Sekolah
Ada banyak bentuk dari sekolah di era globalisasi ini, mulai dari long distance (via internet),
homeschooling, hingga sekolah konvensional pada umumnya yang memiliki kelas dan biasanya
dilakukan dalam satu gedung sekolah dan dibagi antara kelas satu dan kelas lainnya. Pendidikan tidak
hanya dilaksanakan di sekolah karena bisa dilakukan di rumah terutama dalam lingkungan keluarga.
Keluarga menyediakan pembentukan karakter anak hingga dewasa. Keluarga juga memiliki peran
keluarga dalam pembentukan kepribadian, yang mana hal ini seringkali kurang mudah dibentuk di
lingkungan sekolah. Pembelajaran anak terhadap macam-macam norma yang berlaku di rumah
dipertanggung jawabkan oleh peran orang tua dalam mendidik anak.
Kemudian pendidikan ini juga harus dikembangkan dalam lingkungan sosial juga untuk
mengembangkan yang dipelajari di sekolah sesuai dengan konteks sosial yang ada. Lingkungan sosial
mengajarkan Kita fungsi toleransi dalam kehidupan yang majemuk. Semakin dalam pendidikan di
lingkungan sosial yang Kita terima maka akan semakin baik pula cara merawat kemajemukan bangsa
indonesia yang muncul dalam dinamika sosial yang Kita temui di masyarakat.
Apapun bentuk dari pendidikan yang diambil oleh individu, selalu ada keyakinan bahwa untuk
mendapatkan pendidikan yang terstandarisasi dengan baik harus melalui sekolah. Pendidikan ini
sendiri bermakna usaha secara terencana dan sadar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang secara aktif dan interaktif antara pendidik dan
peserta didik. Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara kolektif dan memiliki jenjang serta
panduan pengajaran disebut dengan nama sekolah. Berikut beberapa elemen yang terdapat dalam
sekolah :
Peserta Didik
Indivdidu yang dibimbing untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
terbagi menjadi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan tempat
Ia belajar.
Tenaga Kependidikan
Individu yang mengabdikan diri dan memiliki kewajiban untuk menunjang dan mendukung
penyelenggaraan pembelajaran.
Pendidik
Tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan secara spesifik sebagai guru, dosen, koneslor,
pamong belajar, tutor, instruktur, widyaiswara, dan berbagai sebutan lain yang secara spesifik
menggunakan keahlian yang dimilikinya sebagai tenaga ahli dalam menunjang pembelajaran.
Jalur Pendidikan
Suatu lingkungan yang dimasuki oleh peserta didik yang berbentuk wahan pendidikan yang digunakan
untuk menguatkan potensi diri peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Jenjang Pendidikan
Tahapan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan tahapan perkembangan peerta didik, tujuan
perkembangan serta potensi yang ingin dikembangkan.
Jenis Pendidikan
Merupakan spesifikasi dari wahana pendidikan yang disesuaikan dengna tujuan pembelajaran secara
spesifik berdasar jenis potensi yang ingin dikembangkan dalam lembaga pendidikan.
Satuan Pendidikan
Kelompok-kelompok pembelajaran yang dengan jenis pelaksanaan formal, nonformal, dan informal
pada setiap tahapan dan jenis pembelajaran.
Sumber Daya Pendidikan
Segala sesuatu yang didayagunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dalam lembaga pendidikan yang
meliputi pengadaan sarana dan prasarana, tenaga kependidikan, masyarkat, serta pendanaan.
Kurikulum
Tujuan, isi serta bahan yang digunakan dalam pembelajaran yang tertuang dalam seperangkat rencana
dan pengaturan. Kurikulum ini tidak hanya berisi seperangkat pengaturan saja tapi juga pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai sesuai dengan tugas
perkembangan dari peserta didik di setiap tahapan perkembangan peserta didik.
Secara teknis keterkaitan dan hubungan yang bersifat timbal balik antara elemen-elemen di atas inilah
yang membentuk sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ideal bagi pelaksanaan pendidikan secara
kolektif. Seperti Kita fahami bersama pendidikan di keluarga maupun di lingkungan meskipun
memiliki wawasan yang lebih kaya pada beberapa aspek dibandingkan pendidikan di sekolah, namun
pendidikan di sekolah memiliki sistem yang di dalamnya saling mendukung dan terkait satu sama lain.
Cara Kerja Sistem Pendidikan di Sekolah
Apabila terdapat salah satu elemen dari sistem ini tidak berjalan lancar maka akan terjadi
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Semisal bila pada struktur komite sekolah
terdapat suatu hal yang menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan wewenang di salah satu
elemen, maka akan menghambat kinerja elemen yang lain. Semisal jika tugas dan fungsi kepala
sekolah mengalami hambatan, maka struktur kinerja yang ada di bawahnya akan terkena dampak
semisal pada fungsi guru bk di sekolah, fungsi wakasek, dsb. Ketika terjadi hambatan yang disebabkan
penyalahgunaan wewenang, ataupun penyebab apapun kemudian langkah yang harus diambil ialah
kerjasama dari organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri
bila di dalam sistemnya terdapat gangguan dan konflik di salah satu elemennya. Ini bisa terjadi karena
terdapat sistem yang akan mengatasi konflik sosial yang muncul di dalam sekolah, sistem ini akan
mendayagunakan fungsi tata tertib sekolah bagi siswa bila terjadi konflik sosial pada peserta didik.
Sistem ini akan bersiap atas segala potensi berbagai faktor penyebab konflik sosial dan hambatan
dalam pelaksanaan lembaga pendidikan. Inilah yang menjadikan sekolah menjadi lembaga pendidikan
yang paling sesuai dan tepat untuk melaksanakan pendidikan karakter secara kolektif dan memiliki
kendali mutu.
Integrasi antara Sekolah dan Pendidikan Karakter
Ancaman pada perkembangan moral anak senantiasa muncul dalam berbagai bentuk ancaman
di masyarakat. Bahaya globalisasi dan modernisasi yang tidak disaring dengan nilai-nilai pancasila
akan mengancam upaya menjaga keutuhan NKRI. Dibutuhkan penguatan moral generasi penerus
untuk mengatasi tantangan-tantangan di era globalisasi melalui lembaga yang kompeten dan mampu
secara kolektif mencetak individu yang berkarakter. Sekolah dengan seluruh sistem yang mendukung
pembelajaran di dalamnya sambil terus menerus menerapkan sistem yang memiliki kemampuan
evaluasi diri dan perbaikan dalam interaksi antar elemen-elemennya. Kemudian yang paling penting
dari pelaksanaan sistem ini ialah pelaksanaan sistem ini juga harus menjiwai nilai-nilai pendidikan
karakter dan memiliki integrasi dengan kuat antar kegiatan pembelajarannya dengan pendidikan
karakter.
Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terjadwal dan berkelanjutan
seperti mengucapkan “salam”, “assalamualaikum” dan memberi hormat bila bertemu dengan orang
yang lebih tua, teman sebaya, kakak kelas di setiap waktu semisal awal pelaksanaan KBM, ketika
murid memasuki gerbang utama di pagi hari, maupun di sore hari. Kegiatan rutin ini terbagi menjadi
kegiatan di kelas, kegiatan sekolah dan kegiatan luar sekolah. Beberapa contoh implementasi dari
kegiatan rutin ini ialah sebagai berikut.
Kegiatan di kelas : Memberi salam sebelum memulai pelajaran, berdoa setelah mengakhiri
pelajaran, dan bertutur kata sopan dengan bahasa indonesia yang baik dan benar di kelas
Kegiatan sekolah : Pelaksanaan shalat idul adha berjamaah di sekolah, Perayaan ramadhan dengan
diadakannya pondok ramadhan, penghormatan hari libur bagi agama-agama dan hari libur nasional.
Kegiatan luar sekolah : Pelaksanaan dharma wisata ke tempat bersejarah untuk mengenang jasa
pahlawan dan tempat-tempat wisat budaya untuk memperkenalkan budaya bangsa indonesia dan
kearifan lokalnya.
Kegiatan insidental
Merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa direncanakan pada saat menjumpai suatu keadaan
yang khusus. Kegiatan insidental ini semisal menghormati dengan berdoa bersama bila terjadi salah
satu wali murid yang meninggal, memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki prestasi
akademik dan non akademik.
Keteladanan
Belajar tidak hanya bisa dimotivasi dengan pemberian nilai tambah pada yang melakukan
tindakan terpuji dan dikendalikan dengan pemberian hukuman bagi yang melakukan tindakan tercela.
Pembelajaran atas nilai-nilai moral yang baik bisa dilakukan dengan cara yang lebih efektif yakni
pemberian “role model” berupa keteladanan dan perilaku yang terpuji oleh pendidik ataupun oleh
teman sebaya. Semisal berpakaian dengan rapi dan bersih, dan membuang sampah pada tempatnya
dengan tidak sekedar mengajarkan hal tersebut tapi juga memberikan contoh.
Pengkondisian
Bila ingin mendukung tindakan moral yang baik dan sesuai ahklak terpuji, maka keadaan
sekolah itu sendiri harus mencerminkan hal tersebut pada aspek lingkungan fisik dan sosial nya. Ini
bisa dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan toilet, ketersediaan bak sampah, memperhatikan
keadaan kelas, dan menjaga ketenangan kondusifnya KBM dengan meminimalisir adanya kegaduhan
di kelas ataupun ruang kelas yang kotor.
Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah seharusnya terdapat di setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ada di setiap bahan ajar yang diberikan. Pengintegrasian ini dimulai dari
pencantuman nilai-nilai karakter di dalam silabus dan secara aktif mengajarkan nilai tersebut dalam
proses pembelajaran. Ini dilakukan sambil secara interaktif berkomunikasi dengan siswa yang
kesulitan merealisasikan butir-butir nilai pendidikan karakter yang diajarkan kepadanya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia menjadi manusia
seutuhnya. Manusia seutuhnya yang dimaksud meliputi keseluruhan dimensi kehidupan manusia, baik
secara fisik, psikis, mental, spiritual dan religius. Pendidikan bisa berlangsung secara formal di
sekolah, informal di lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dan non formal di dalam keluarga.
Pendidikan agama di sekolah menjadi salah satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritualreligius. Pelajaran agama di sekolah di satu pihak merupakan upaya pemenuhan hakekat manusia
sebagai makhluk yang religius (homo religiousus). Agama dan hidup beriman adalah sesuatu yang
objektif sehingga menjadi kebutuhan bagi setiap manusia.
Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah selama ini sudah berjalan. Sekolah-sekolah di
Indonesia pun telah memberlakukan pelajaran agama dalam kurikulum. Mata pelajaran pendidikan
agama menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada dan diterima oleh para siswa. Di Indonesia
sendiri sekolah-sekolah swasta umum dengan ciri keagamaan tertentu yang menerapkan pelajaran
agama sesuai dengan ciri khas keagamaannya masing-masing. Kenyataan di lapangan penerapan
pendidikan agama di sekolah baik negeri maupun swasta memunculkan dialektika atau bahkan
menimbulkan problematika.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai SISDIKNAS, pasal 12, ayat (1)
huruf a, berisi : “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak untuk mendapatkan
pendidikan agama seusai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.
Tidak hanya di sekolah negeri saja, namun juga di sekolah swasta, bahkan setiap siswa berhak untuk
mendapatkan pelajaran agama yang sesuai dengan agamanya haruslah dipenuhi, maka dari itu
pemerintah berkewajiban untuk menyediakan/mengangkat tenaga pengajar agama bagi semua siswa
sesuai dengan agamanya baik itu sekola negeri maupun swasta. Pasal 55, ayat (5) menegaskan :
“Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana dan
sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah”.
Dalam riwayat dan data pendidikan di Indonesia, sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat,
lembaga keagamaan, atau personal dan organisasi begitu banyak jumlahnya. Bahkan jumlah tersebut
melebihi sekolah-sekolah negeri yang ada dan telah memberi kontribusi yang besar bagi
perkembangan Indonesia. Maka dari itu pemerintah berkewajiban untuk memperhatikan keberadaan
sekolah swasta sama dengan sekolah negeri termasuk mata pelajaran pendidikan agama. Bukan suatu
yang mustahil jika di sekolah swasta umum dengan ciri khas keagamaan tertentu memberikan
pelajaran agama untuk semua siswa yang sesuai dengan agamanya dan oleh guru agama yang seagama
Perlunya Pendidikan Agama di Sekolah
Salah satu nilai yang terkandung di dalam Pancasila menyebutkan bahwa warga Indonesia harus
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu pentingnya pendidikan Agama di sekolah
sebagai salah satu cara penerapan dasar negara tersebut, sebaiknya di sekolah-sekolah di Indonesia
tetap diberlakukan pendidikan agama.
Agama adalah pedoman yang bisa dipegang oleh peserta didik untuk tetap menjaga normanorma dalam kehidupan bermasyarakat. Pada artikel ini, kami akan membahas pentingnya pendidikan
agama di Indonesia, pendidikan agama adalah upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam
membina dan mengarahkan siswa pada ajaran agama. Tidak hanya memahami materi agam yang
disampaikan, tetapi peserta didik diharapkan dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan.
Misalnya dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada di Indonesia, serta
menjalin kerukunan dengan seluruh umat beragama, baik di lingkungan sekolah, di lingkungan rumah,
maupun di lingkungan bermasyarakat.
Pendidikan agama perlu dijadikan sebagai bahan untuk mendidik karena bertujuan untuk membentuk
insan yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manfaat Pendidikan Agama
1. Membentuk karakter peserta didik yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menciptakan karakter siswa yang mulia karena senantiasa memiliki pedoman, sesuai yang
diajarkan dalam agam masing-masing.
3. Siswa menjadi punya batasan dalam berperilaku karena adanya pedoman yang dipercaya.
4. Membentuk norma-norma kebaikan yang berlandaskan agama.
5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Memberikan materi keagamaan yang lebih mendalam, sehingga peserta didik bisa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru,selain pendidikan agama yang telah diajarkan oleh
para orangtua.
7. Membentuk dan menyalurkan anak-anak sesuai bakat dan minat pada bidang keagamaan.
8. Sebagai pedoman hidup untuk menambah pahala untuk kepentingan dunia hingga akhirat
Penerapan yang dapat dilakukan di sekolah adalah dengan membuat kegiatan keagamaan secara rutin.
Misal pada siswa beragam Islam bisa rutin dilakukan kegiatan pengajian setiap pekan atau
mengadakan shalat Jum’at setiap hari Jum’at. Pada umat Krisitani Misa Ke Gereja Setiap Minggu
Selain itu, aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan mempraktekkan ajaran agama pada
kehidupan nyata.
PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral atau
bermanusiawi. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang
akademik, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang
baik. Sayangnya saat ini, di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak ada guru yang
mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kehancuran moral siswa atau siswi saat ini,
dampak yang jelas sekali terlihat adalah bayaknya tawuran yang terjadi sekarang. Hal ini
membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa, siswa sudah mulai mengikuti
hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal ini tentu saja merupakan salah satu tugas guru untuk
mendidik siswa siswinya untuk menjadi manusia yang bermartabat yang bisa mengendalikan hawa
nafsu siswa siswinya.
Saat ini pendidikan moral sudah dikalahkan oleh pendidikan yang lain seperti matematika,
IPA, IPS dan lainnya. Waktu di sekolah habis untuk mengejar nilai akademik. Murid-murid dipaksa
beajar mati-matian agar nilainya pada saat ujian nanti membaik dan bisa mengharumkan nama dimana
dia bersekolah. Guru, pelajar, dan pemerintah seakan-akan lupa ada pelajaran yang lebih penting dari
itu semua yaitu pendidikan moral. Pendidikan yang akan dibawa sampai akhir hayat, pendidikan yang
aka menentukan bagaimana dia dipandang masyarakat lain kelak, pendidikan yang membuat dia
menjadi manusia yang berguna, pendidikan yang akan membawa akan di surga atau neraka kah siswa
siswinya kelak.
Tentu saja kita mengetahui bahwa kehancuran suatu negara dapat terjadi karena hancurnya
moral beberapa warganya saja. Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa kehacuran suatu bangsa
bukan terjadi karena nilai akademik memburuk namun karena moral yang hancur. Dapat disimpulkan
bahwa pendidikan moral jauh lebih penting dari pada pendidikan akademik. Pendidikan moral yang
akan menentukan kemana negara ini kelak akan berkembang.
Dampak ke masa depan yang akan terjadi jika di sekolah tidak diberikan pendidikan moral
yaitu hancurnya moral siswa atau siswi , kejahatan dimana-mana, dan tentu saja korupsi semakin
merajalela. Saat ini di Indonesa banyak sekali kejahatan yang dilakukan baik dari rakyat kecil maupun
pemerintah atau orang penting. Hal ini mungkin saja salah satu faktornya yaitu kurangnya atau
minimnya sikap baik yang idpunyai rakyat Indonesia. Mereka tidak memikirkan orang lain, mereka
hanya memikirkan bagaimana cara agar mereka bahagia. Mereka hanya memikirkan bagaiman hawa
nafsu mereka tersampaikan.
Pendidikan moral merupakan pendidikan yang mempunyai peran penting dalam kehidupan
masyarakat, seharusnya pemerintah menyadari itu dan segera menindak lanjuti. Tambahkan jam mata
pelajaran agama dan BK agar siswa atau siswi lebih memahami cara mereka bersikap dengan orang
lain dan membuat hatinya lebih peka terhadap masyarakat sekitar. Jangan sampai siswa atau siswi
menjadi manusia yang egois yang selalu ingin menang sendiri dan mengikuti hawa nafsunya saja
tanpa ada pengendalian dari hatinya. Guru, pemerintah, dan lainnya harus mulai bersama-sama
memperbaiki moral remaja saat ini. Tentu saja hal itu tidak mudah, namun jika berusaha tentu akan
mendapatkan hasil yang baik kelak.
Setiap manusia pasti memiliki tugas yang diembannya di setiap tahapan perkembangan
menuju kedewasaan. Apabila tugas ini bisa dilakukan dengan baik, maka bisa disebut individu tersebut
telah melalui tahapan perkembangan ini yang dilaluinya dengan berhasil. Namun apabila tugas
perkembangan tersebut kurang berhasil dicapai maka hal ini akan mempengaruhi perkembangan
individu pada tahap selanjutnya. Semisal pada tahapan kanak-kanak prasekolah Kita mendapatkan
tugas perkembangan berupa kemampuan berbicara dan mengenali berbagai macam benda di
lingkungan sekitar Kita, bila Kita berhasil melakukan tugas tersebut maka Kita tidak akan kesulitan
semisal Kita berinteraksi dengan teman-teman Kita di sekolah ataupun memahami pelajaran ketika
pertama kali Kita memasuki sekolah dasar. Namun bila kita kurang optimal dalam kemampuan
berbicara Kita akan mengalami beberapa gangguan perkembangan semisal gangguan bicara, gagap,
gangguan belajar, dsb.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan lingkungan yang menjamin Kita
untuk mampu melewati tahapan perkembangan Kita dengan lancar dan optimal. Kita akan terus
menerus didukung apabila Kita memiliki kekurangan dan akan didorong untuk berkembang bila Kita
memiliki potensi. Sekolah merupakan lembaga yang memperlakukan semua manusia yang
berkekurangan maupun berkelebihan sebagai manusia yang sederajat. Ini yang menjadikan sekolah
sebagai lembaga sosial yang tepat untuk mendampingi anak di setiap tahapan perkembangannya.
Sekolah juga memberikan pembagian jenjang yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan tujuan
tahapan perkembangan. Ini menjadikan meskipun sekolah memberikan perlakuan yang setara, namun
antara individu yang berbeda usia dan kebutuhan belajar akan dibedakan dengan adil. Perlakuan yang
setara dan adil ini tidak akan ditemui di lembaga pendidikan lain seperti keluarga dan lingkungan.
Pendidikan di Sekolah
Ada banyak bentuk dari sekolah di era globalisasi ini, mulai dari long distance (via internet),
homeschooling, hingga sekolah konvensional pada umumnya yang memiliki kelas dan biasanya
dilakukan dalam satu gedung sekolah dan dibagi antara kelas satu dan kelas lainnya. Pendidikan tidak
hanya dilaksanakan di sekolah karena bisa dilakukan di rumah terutama dalam lingkungan keluarga.
Keluarga menyediakan pembentukan karakter anak hingga dewasa. Keluarga juga memiliki peran
keluarga dalam pembentukan kepribadian, yang mana hal ini seringkali kurang mudah dibentuk di
lingkungan sekolah. Pembelajaran anak terhadap macam-macam norma yang berlaku di rumah
dipertanggung jawabkan oleh peran orang tua dalam mendidik anak.
Kemudian pendidikan ini juga harus dikembangkan dalam lingkungan sosial juga untuk
mengembangkan yang dipelajari di sekolah sesuai dengan konteks sosial yang ada. Lingkungan sosial
mengajarkan Kita fungsi toleransi dalam kehidupan yang majemuk. Semakin dalam pendidikan di
lingkungan sosial yang Kita terima maka akan semakin baik pula cara merawat kemajemukan bangsa
indonesia yang muncul dalam dinamika sosial yang Kita temui di masyarakat.
Apapun bentuk dari pendidikan yang diambil oleh individu, selalu ada keyakinan bahwa untuk
mendapatkan pendidikan yang terstandarisasi dengan baik harus melalui sekolah. Pendidikan ini
sendiri bermakna usaha secara terencana dan sadar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang secara aktif dan interaktif antara pendidik dan
peserta didik. Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara kolektif dan memiliki jenjang serta
panduan pengajaran disebut dengan nama sekolah. Berikut beberapa elemen yang terdapat dalam
sekolah :
Peserta Didik
Indivdidu yang dibimbing untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
terbagi menjadi jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan tempat
Ia belajar.
Tenaga Kependidikan
Individu yang mengabdikan diri dan memiliki kewajiban untuk menunjang dan mendukung
penyelenggaraan pembelajaran.
Pendidik
Tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan secara spesifik sebagai guru, dosen, koneslor,
pamong belajar, tutor, instruktur, widyaiswara, dan berbagai sebutan lain yang secara spesifik
menggunakan keahlian yang dimilikinya sebagai tenaga ahli dalam menunjang pembelajaran.
Jalur Pendidikan
Suatu lingkungan yang dimasuki oleh peserta didik yang berbentuk wahan pendidikan yang digunakan
untuk menguatkan potensi diri peserta didik dalam suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Jenjang Pendidikan
Tahapan pembelajaran yang ditetapkan berdasarkan tahapan perkembangan peerta didik, tujuan
perkembangan serta potensi yang ingin dikembangkan.
Jenis Pendidikan
Merupakan spesifikasi dari wahana pendidikan yang disesuaikan dengna tujuan pembelajaran secara
spesifik berdasar jenis potensi yang ingin dikembangkan dalam lembaga pendidikan.
Satuan Pendidikan
Kelompok-kelompok pembelajaran yang dengan jenis pelaksanaan formal, nonformal, dan informal
pada setiap tahapan dan jenis pembelajaran.
Sumber Daya Pendidikan
Segala sesuatu yang didayagunakan untuk pelaksanaan pembelajaran dalam lembaga pendidikan yang
meliputi pengadaan sarana dan prasarana, tenaga kependidikan, masyarkat, serta pendanaan.
Kurikulum
Tujuan, isi serta bahan yang digunakan dalam pembelajaran yang tertuang dalam seperangkat rencana
dan pengaturan. Kurikulum ini tidak hanya berisi seperangkat pengaturan saja tapi juga pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai sesuai dengan tugas
perkembangan dari peserta didik di setiap tahapan perkembangan peserta didik.
Secara teknis keterkaitan dan hubungan yang bersifat timbal balik antara elemen-elemen di atas inilah
yang membentuk sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ideal bagi pelaksanaan pendidikan secara
kolektif. Seperti Kita fahami bersama pendidikan di keluarga maupun di lingkungan meskipun
memiliki wawasan yang lebih kaya pada beberapa aspek dibandingkan pendidikan di sekolah, namun
pendidikan di sekolah memiliki sistem yang di dalamnya saling mendukung dan terkait satu sama lain.
Cara Kerja Sistem Pendidikan di Sekolah
Apabila terdapat salah satu elemen dari sistem ini tidak berjalan lancar maka akan terjadi
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Semisal bila pada struktur komite sekolah
terdapat suatu hal yang menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan wewenang di salah satu
elemen, maka akan menghambat kinerja elemen yang lain. Semisal jika tugas dan fungsi kepala
sekolah mengalami hambatan, maka struktur kinerja yang ada di bawahnya akan terkena dampak
semisal pada fungsi guru bk di sekolah, fungsi wakasek, dsb. Ketika terjadi hambatan yang disebabkan
penyalahgunaan wewenang, ataupun penyebab apapun kemudian langkah yang harus diambil ialah
kerjasama dari organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri
bila di dalam sistemnya terdapat gangguan dan konflik di salah satu elemennya. Ini bisa terjadi karena
terdapat sistem yang akan mengatasi konflik sosial yang muncul di dalam sekolah, sistem ini akan
mendayagunakan fungsi tata tertib sekolah bagi siswa bila terjadi konflik sosial pada peserta didik.
Sistem ini akan bersiap atas segala potensi berbagai faktor penyebab konflik sosial dan hambatan
dalam pelaksanaan lembaga pendidikan. Inilah yang menjadikan sekolah menjadi lembaga pendidikan
yang paling sesuai dan tepat untuk melaksanakan pendidikan karakter secara kolektif dan memiliki
kendali mutu.
Integrasi antara Sekolah dan Pendidikan Karakter
Ancaman pada perkembangan moral anak senantiasa muncul dalam berbagai bentuk ancaman
di masyarakat. Bahaya globalisasi dan modernisasi yang tidak disaring dengan nilai-nilai pancasila
akan mengancam upaya menjaga keutuhan NKRI. Dibutuhkan penguatan moral generasi penerus
untuk mengatasi tantangan-tantangan di era globalisasi melalui lembaga yang kompeten dan mampu
secara kolektif mencetak individu yang berkarakter. Sekolah dengan seluruh sistem yang mendukung
pembelajaran di dalamnya sambil terus menerus menerapkan sistem yang memiliki kemampuan
evaluasi diri dan perbaikan dalam interaksi antar elemen-elemennya. Kemudian yang paling penting
dari pelaksanaan sistem ini ialah pelaksanaan sistem ini juga harus menjiwai nilai-nilai pendidikan
karakter dan memiliki integrasi dengan kuat antar kegiatan pembelajarannya dengan pendidikan
karakter.
Kegiatan rutin sekolah
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan siswa secara terjadwal dan berkelanjutan
seperti mengucapkan “salam”, “assalamualaikum” dan memberi hormat bila bertemu dengan orang
yang lebih tua, teman sebaya, kakak kelas di setiap waktu semisal awal pelaksanaan KBM, ketika
murid memasuki gerbang utama di pagi hari, maupun di sore hari. Kegiatan rutin ini terbagi menjadi
kegiatan di kelas, kegiatan sekolah dan kegiatan luar sekolah. Beberapa contoh implementasi dari
kegiatan rutin ini ialah sebagai berikut.
Kegiatan di kelas : Memberi salam sebelum memulai pelajaran, berdoa setelah mengakhiri
pelajaran, dan bertutur kata sopan dengan bahasa indonesia yang baik dan benar di kelas
Kegiatan sekolah : Pelaksanaan shalat idul adha berjamaah di sekolah, Perayaan ramadhan dengan
diadakannya pondok ramadhan, penghormatan hari libur bagi agama-agama dan hari libur nasional.
Kegiatan luar sekolah : Pelaksanaan dharma wisata ke tempat bersejarah untuk mengenang jasa
pahlawan dan tempat-tempat wisat budaya untuk memperkenalkan budaya bangsa indonesia dan
kearifan lokalnya.
Kegiatan insidental
Merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa direncanakan pada saat menjumpai suatu keadaan
yang khusus. Kegiatan insidental ini semisal menghormati dengan berdoa bersama bila terjadi salah
satu wali murid yang meninggal, memberikan penghargaan pada siswa yang memiliki prestasi
akademik dan non akademik.
Keteladanan
Belajar tidak hanya bisa dimotivasi dengan pemberian nilai tambah pada yang melakukan
tindakan terpuji dan dikendalikan dengan pemberian hukuman bagi yang melakukan tindakan tercela.
Pembelajaran atas nilai-nilai moral yang baik bisa dilakukan dengan cara yang lebih efektif yakni
pemberian “role model” berupa keteladanan dan perilaku yang terpuji oleh pendidik ataupun oleh
teman sebaya. Semisal berpakaian dengan rapi dan bersih, dan membuang sampah pada tempatnya
dengan tidak sekedar mengajarkan hal tersebut tapi juga memberikan contoh.
Pengkondisian
Bila ingin mendukung tindakan moral yang baik dan sesuai ahklak terpuji, maka keadaan
sekolah itu sendiri harus mencerminkan hal tersebut pada aspek lingkungan fisik dan sosial nya. Ini
bisa dilakukan dengan senantiasa menjaga kebersihan toilet, ketersediaan bak sampah, memperhatikan
keadaan kelas, dan menjaga ketenangan kondusifnya KBM dengan meminimalisir adanya kegaduhan
di kelas ataupun ruang kelas yang kotor.
Pengintegrasian dalam mata pelajaran
Butir-butir nilai pendidikan karakter sudah seharusnya terdapat di setiap standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ada di setiap bahan ajar yang diberikan. Pengintegrasian ini dimulai dari
pencantuman nilai-nilai karakter di dalam silabus dan secara aktif mengajarkan nilai tersebut dalam
proses pembelajaran. Ini dilakukan sambil secara interaktif berkomunikasi dengan siswa yang
kesulitan merealisasikan butir-butir nilai pendidikan karakter yang diajarkan kepadanya.
Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia menjadi manusia
seutuhnya. Manusia seutuhnya yang dimaksud meliputi keseluruhan dimensi kehidupan manusia, baik
secara fisik, psikis, mental, spiritual dan religius. Pendidikan bisa berlangsung secara formal di
sekolah, informal di lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dan non formal di dalam keluarga.
Pendidikan agama di sekolah menjadi salah satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritualreligius. Pelajaran agama di sekolah di satu pihak merupakan upaya pemenuhan hakekat manusia
sebagai makhluk yang religius (homo religiousus). Agama dan hidup beriman adalah sesuatu yang
objektif sehingga menjadi kebutuhan bagi setiap manusia.
Pelaksanaan pendidikan agama di sekolah selama ini sudah berjalan. Sekolah-sekolah di
Indonesia pun telah memberlakukan pelajaran agama dalam kurikulum. Mata pelajaran pendidikan
agama menjadi salah satu pelajaran wajib yang harus ada dan diterima oleh para siswa. Di Indonesia
sendiri sekolah-sekolah swasta umum dengan ciri keagamaan tertentu yang menerapkan pelajaran
agama sesuai dengan ciri khas keagamaannya masing-masing. Kenyataan di lapangan penerapan
pendidikan agama di sekolah baik negeri maupun swasta memunculkan dialektika atau bahkan
menimbulkan problematika.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai SISDIKNAS, pasal 12, ayat (1)
huruf a, berisi : “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak untuk mendapatkan
pendidikan agama seusai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.
Tidak hanya di sekolah negeri saja, namun juga di sekolah swasta, bahkan setiap siswa berhak untuk
mendapatkan pelajaran agama yang sesuai dengan agamanya haruslah dipenuhi, maka dari itu
pemerintah berkewajiban untuk menyediakan/mengangkat tenaga pengajar agama bagi semua siswa
sesuai dengan agamanya baik itu sekola negeri maupun swasta. Pasal 55, ayat (5) menegaskan :
“Lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana dan
sumber daya lain secara adil dan merata dari pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah”.
Dalam riwayat dan data pendidikan di Indonesia, sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat,
lembaga keagamaan, atau personal dan organisasi begitu banyak jumlahnya. Bahkan jumlah tersebut
melebihi sekolah-sekolah negeri yang ada dan telah memberi kontribusi yang besar bagi
perkembangan Indonesia. Maka dari itu pemerintah berkewajiban untuk memperhatikan keberadaan
sekolah swasta sama dengan sekolah negeri termasuk mata pelajaran pendidikan agama. Bukan suatu
yang mustahil jika di sekolah swasta umum dengan ciri khas keagamaan tertentu memberikan
pelajaran agama untuk semua siswa yang sesuai dengan agamanya dan oleh guru agama yang seagama
Perlunya Pendidikan Agama di Sekolah
Salah satu nilai yang terkandung di dalam Pancasila menyebutkan bahwa warga Indonesia harus
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu pentingnya pendidikan Agama di sekolah
sebagai salah satu cara penerapan dasar negara tersebut, sebaiknya di sekolah-sekolah di Indonesia
tetap diberlakukan pendidikan agama.
Agama adalah pedoman yang bisa dipegang oleh peserta didik untuk tetap menjaga normanorma dalam kehidupan bermasyarakat. Pada artikel ini, kami akan membahas pentingnya pendidikan
agama di Indonesia, pendidikan agama adalah upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik dalam
membina dan mengarahkan siswa pada ajaran agama. Tidak hanya memahami materi agam yang
disampaikan, tetapi peserta didik diharapkan dapat menerapkan ajaran tersebut dalam kehidupan.
Misalnya dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang ada di Indonesia, serta
menjalin kerukunan dengan seluruh umat beragama, baik di lingkungan sekolah, di lingkungan rumah,
maupun di lingkungan bermasyarakat.
Pendidikan agama perlu dijadikan sebagai bahan untuk mendidik karena bertujuan untuk membentuk
insan yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Manfaat Pendidikan Agama
1. Membentuk karakter peserta didik yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menciptakan karakter siswa yang mulia karena senantiasa memiliki pedoman, sesuai yang
diajarkan dalam agam masing-masing.
3. Siswa menjadi punya batasan dalam berperilaku karena adanya pedoman yang dipercaya.
4. Membentuk norma-norma kebaikan yang berlandaskan agama.
5. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Memberikan materi keagamaan yang lebih mendalam, sehingga peserta didik bisa
mendapatkan ilmu pengetahuan yang baru,selain pendidikan agama yang telah diajarkan oleh
para orangtua.
7. Membentuk dan menyalurkan anak-anak sesuai bakat dan minat pada bidang keagamaan.
8. Sebagai pedoman hidup untuk menambah pahala untuk kepentingan dunia hingga akhirat
Penerapan yang dapat dilakukan di sekolah adalah dengan membuat kegiatan keagamaan secara rutin.
Misal pada siswa beragam Islam bisa rutin dilakukan kegiatan pengajian setiap pekan atau
mengadakan shalat Jum’at setiap hari Jum’at. Pada umat Krisitani Misa Ke Gereja Setiap Minggu
Selain itu, aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan mempraktekkan ajaran agama pada
kehidupan nyata.
PENTINGNYA PENDIDIKAN MORAL DI SEKOLAH
Pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral atau
bermanusiawi. Artinya pendidikan moral adalah pendidikan yang bukan mengajarkan tentang
akademik, namun non akademik khususnya tentang sikap dan bagaimana perilaku sehari-hari yang
baik. Sayangnya saat ini, di Indonesia sudah minim sekali atau hampir tidak ada guru yang
mengajarkan hal tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan kehancuran moral siswa atau siswi saat ini,
dampak yang jelas sekali terlihat adalah bayaknya tawuran yang terjadi sekarang. Hal ini
membuktikan bahwa tidak terkontrolnya emosi yang ada pada diri siswa, siswa sudah mulai mengikuti
hawa nafsunya tanpa bisa mengendalikannya. Hal ini tentu saja merupakan salah satu tugas guru untuk
mendidik siswa siswinya untuk menjadi manusia yang bermartabat yang bisa mengendalikan hawa
nafsu siswa siswinya.
Saat ini pendidikan moral sudah dikalahkan oleh pendidikan yang lain seperti matematika,
IPA, IPS dan lainnya. Waktu di sekolah habis untuk mengejar nilai akademik. Murid-murid dipaksa
beajar mati-matian agar nilainya pada saat ujian nanti membaik dan bisa mengharumkan nama dimana
dia bersekolah. Guru, pelajar, dan pemerintah seakan-akan lupa ada pelajaran yang lebih penting dari
itu semua yaitu pendidikan moral. Pendidikan yang akan dibawa sampai akhir hayat, pendidikan yang
aka menentukan bagaimana dia dipandang masyarakat lain kelak, pendidikan yang membuat dia
menjadi manusia yang berguna, pendidikan yang akan membawa akan di surga atau neraka kah siswa
siswinya kelak.
Tentu saja kita mengetahui bahwa kehancuran suatu negara dapat terjadi karena hancurnya
moral beberapa warganya saja. Dari kalimat tersebut dapat diketahui bahwa kehacuran suatu bangsa
bukan terjadi karena nilai akademik memburuk namun karena moral yang hancur. Dapat disimpulkan
bahwa pendidikan moral jauh lebih penting dari pada pendidikan akademik. Pendidikan moral yang
akan menentukan kemana negara ini kelak akan berkembang.
Dampak ke masa depan yang akan terjadi jika di sekolah tidak diberikan pendidikan moral
yaitu hancurnya moral siswa atau siswi , kejahatan dimana-mana, dan tentu saja korupsi semakin
merajalela. Saat ini di Indonesa banyak sekali kejahatan yang dilakukan baik dari rakyat kecil maupun
pemerintah atau orang penting. Hal ini mungkin saja salah satu faktornya yaitu kurangnya atau
minimnya sikap baik yang idpunyai rakyat Indonesia. Mereka tidak memikirkan orang lain, mereka
hanya memikirkan bagaimana cara agar mereka bahagia. Mereka hanya memikirkan bagaiman hawa
nafsu mereka tersampaikan.
Pendidikan moral merupakan pendidikan yang mempunyai peran penting dalam kehidupan
masyarakat, seharusnya pemerintah menyadari itu dan segera menindak lanjuti. Tambahkan jam mata
pelajaran agama dan BK agar siswa atau siswi lebih memahami cara mereka bersikap dengan orang
lain dan membuat hatinya lebih peka terhadap masyarakat sekitar. Jangan sampai siswa atau siswi
menjadi manusia yang egois yang selalu ingin menang sendiri dan mengikuti hawa nafsunya saja
tanpa ada pengendalian dari hatinya. Guru, pemerintah, dan lainnya harus mulai bersama-sama
memperbaiki moral remaja saat ini. Tentu saja hal itu tidak mudah, namun jika berusaha tentu akan
mendapatkan hasil yang baik kelak.