JURNAL RIZA ANITA

(1)

PENGARUH SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TERHADAP PERTUMBUHAN WAKAF UANG DI KOTA PADANG

(Studi Kasus Badan Pengelolaan Gerakan Wakaf Uang Muhammadiyah)

Oleh : Riza Anita

Mahasiswa Ekonomi Syari’ah Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang ABSTRAK

Pengaruh sosialisasi merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain terhadap proses pembentukan standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Masyarakat masih mengenal wakaf produktif, dengan itu masyarakat sulit dan terbatas pada wakaf non uang untuk berwakaf karena keterbatasan pada tanah, bangunan untuk diwakafkan,oleh sebab itu dengan adanya wakaf uang yang diatur dalam undang-undang Nomor 41 tahun 2004 pasal 28 dan 29 untuk mempermudah masyarakat berwakaf, kegiatan sosialisasi tentang wakaf uang perlu di tingkatkan lagi agar masyarakat mau melaksanakan wakaf uang, mengingat wakaf uang lebih mudah/praktis di laksanakan dan tidak perlu dengan jumlah besar. Dikarenakan wakaf non uang itu lebih susah dilaksanakan dan harus menukarkan uang dengan benda yang ingin diwakafkan. Di dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf dibolehkan mengelola dan mengembangkan harta wakaf seperti pada pasal 42 bahwa “Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukkannya sesuai dengan syariat Islam.

Kata Kunci : Pengaruh, Sosialisasi, Wakaf dan Pertumbuhan Wakaf Uang

A. Pendahuluan

Pengaruh sosialisasi Adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain terhadap proses pembentukan standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Wakaf yang ada di Indonesia diperlukan komitmen bersama pemerintah, ulama dan masyarakat. Selain itu juga harus dirumuskan kembali mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan wakaf, termasuk harta yang diwakafkan, peruntukkan wakaf dan nadzir serta Peran wakaf secara profesional. Selanjutnya wakaf harus


(2)

diserahkan kepada orang-orang atau suatu badan khusus yang mempunyai kompetensi memadai sehingga bisa mengelola secara profesional dan amanah.1

Selanjutnya yang dimaksud wakaf benda bergerak, salah satunya adalah uang/uang. (Pasal 16 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf) Dengan demikian yang dimaksud wakaf uang/uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang. Juga termasuk kedalam pengertian uang adalah suratsurat berharga, seperti saham, cek dan lainnya.2

Dalam kehidupan sehari-hari, wakaf uang belum dirasakan oleh masyarakat, sebab wakaf uang masih terbilang baru, sejauh ini masyarakat hanya mengenal wakaf produktif yaitu wakaf tanah, wakaf bangunan untuk amal jariyah. Ada seorang masyarakat yang ingin berwakaf akan tetapi ia tidak memiliki tanah atau bangunan untuk di wakafkan melainkan uang yang ia miliki, maka disni letak kesulitan masyarakat untuk berwakaf, dengan keluarnya undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf uang maka khususnya lembaga Muhammadiyah mengeluarkan program wakaf uang yang dinamakan Badan pengelolaan Gerakan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mempermudah masyarakat untuk berwakaf, baik dengan jumlah besar maupun jumlah sedikit, baik untuk selamanya, berjangka, ataupun dalam bentuk pecahan. Walaupun wakaf uang sudah di

1Proyek Peningkaten Zakat dan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan

Haji, Depag-RI, 2003, hal. 7, Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia, 2Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI.

Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang, Jakarta; Direktorat Jenderal Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005, hal. 1


(3)

perkenalkan kepada masyarakat akan tetapi belum berkembang dan belum terlaksana secara optimal.3

B. Konsep Pengaruh, Sosialisasi, Wakaf dan Wakaf Uang

Pengaruh Adalah suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain.4 Sedangkan Sosialisasi Adalah suatu proses pembentukan

standar individu tentang keterampilan, dorongan sikap dan perilaku agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.5 Menurut

Berger dan sejumlah tokoh sosiologi, yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peran-peran, bagaimana seseorang berperam sesuai dengan nilai, kebiasaan dan norma yang berlaku dan ditransfer dari masyarakat atau kelompoknya.6

Bentuk-bentuk Sosialisasi

a. Sosialisasi primer

Sosialisasi primer, terjadi ketika manusia baru lahir. Pada saat itu manusia dibentuk menjadi makhluk sosial, manusia diarahkan menjadi pribadi yang dapat berinteraksi dengan pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sosialisasi primer terjadi di tengah-tengah keluarga pada masa kanak-kanak. Berger dan luckman menjelaskan bahwa sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu senasa kecil, yaitu ketika ia belajar menjadi anggota masyarakat.

b. Sosialisasi sekunder

3 Bapak Iman Sabri, wawancara langsung dari tenaga Operasional/ pengurus lembaga

Muhammadiyah, tanggal 16 juni 2015

4 Kamus Bahasa Indonesia (2002: 849)

5 Tim Mitra Guru, Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi.(Jakarta:Erlangga. 2007), h.76 6 Maryati Kun, Sosiologi (Jakarta:Esis. 2005.) hal. 23


(4)

Sosialissi sekunder terjadi pada akhir masa kanak-kanak dan remaja. Pada saat ini, anak meninggalkan keluarganya dan masuk ke dalam pengaruh teman sebaya dan roang dewasa di luar rumahnya. Sosialisasi sekunder merupakan proses sosialisasi yang memper-kenalkan individu ke dalam lingkungan di luar keluargannya, seperti sekolah lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.7

Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa (menahan) dan al-man’u (menghalangi). Dalam merumuskan defanisi waqaf, di kalangan para ulama fiqih terjadi perbedaan pendapat. Abu Hanifah merumuskan defenisi wakaf dengan menahan benda milik orang yang berwakaf dan menyedekahkan manfaatnya untuk kebaikan. Berdasarkan defenisi ini, Abu Hanifah menyatakan bahwa akad wakaf bersifat tidak mengikat (ghairu lazim) dalam pengertian orang yang berwakaf dapat saja menarik kembali wakafnya dan menjualnya. Ini berarti wakaf menurut Abu Hanifah tidak melepaskan hak kepemilikan wakif secara mutlak dari benda yang telah diwakafkannya.8 Dasar

Hukum Wakaf

















☺











☺☺



7 Dwi dan Bagong Suyanto Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.

(Jakarta:Kecana 2006) hal.15-16

8 Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. (Jakarta: PT


(5)













☺



☺







☺



Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(QS Al-Baqarah: 267)

Wakaf Uang adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian uang miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/ataukesejahteraan umum menurut syariah. Wakaf Uang (Cash wakaf / waqf al Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk wakaf tunai.9

Dasar Hukum Wakaf Uang adalah (UU No. 41/2004 tentang wakaf pasal 16 ayat 3) dengan mata uang rupiah (PP no 42/2006 tetang wakaf pasal 22 ayat 1) melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk pemerintah (UU Wakaf pasal 28) yang mengeluarkan sertifikat Wakaf Uang (UU Wakaf pasal 29). Dengan pengelolaan dan pengembangan harta wakaf uang hanya dapat melalui investasi pada produk-produk LKS dan atau instrumen keuangan syariah (PP Wakaf Pasal 8 ayat 2) yang

9 Http. Peraturan Menteri Agama RI No.4 Tahun 2009. ( Jakarta: Menteri Agama


(6)

mendapat jaminan keutuhan nya oleh lembaga Penjamin Simpanan (PP Wakaf pasal 8 ayat 4) atau Lembaga Asuransi Syariah (PP Wakaf pasal 8 ayat 5).10

Dasar hukum wakaf uang ialah Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga membolehkan wakaf tunai. Fatwa Komisi Fatwa MUI itu dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002.

C. Bentuk-bentuk Sosialisasi Wakaf Uang di Muhammadiyah

Bentuk sosialisasi wakaf Uang yang dilakukan muhammadiyah yaitu dalam bentuk:

1. Lingkungan muhammadiyah, melalui amal-amal usaha yang ada seperti, di rumah ibadah yang dikelola (Masjid, sekolah-sekola di bawah naungan Muhammadiyah), perguruan melalui Dekan Muhammadiyah Sumatera Barat termasuk warga masyarakat.

2. Mubaliq Muhammadiyah menyampaikan kepada Jemaah setiap Masjid dalam bentuk sosialisasi wakaf Uang.

3. Layanan SMS, Email, facebook

4. Setiap warga Muhammadiyah selalu di beri sosialisasi dalam pengelolaan Wakaf Uang.

5. Media Cetak, yaitu dalam bentuk media masa (Koran) di sebarkan kepada masyarakat.


(7)

6. Media Elektronik, yaitu dalam bentuk Radio bekerjasama dengan dengan stasiun FM di sosialisasikan oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Nagari.

Sasaran Wakaf Uang Muhammadiyah di lakukan kepada Guru, karyawan, Dosen dan masyarakat umum, setiap oarng yang berwakaf/ Nazir deberi pembinaan khusus oleh kolektor Muhammadiyah sendiri.11

D. Sosialisasi Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf Uang dan Pertumbuhan Wakaf Uang di Kota Padang

Sosialisasi Wakaf Uang (X)

Instrumen penelitian variabel sosialisasi wakaf uang terdiri dari 10 butir yang diisi oleh 47 responden, dengan demikian skor minimum 10 dan skor maksimum 50. Berdasarkan analisis statistik diperoleh mean 39,7872, median 40,0000, mode 41,00, standar deviasi 3,98331, varians 15,867, range 19,00, skor minimum 28,00, skor maksimum 47,00, skot total 1870,00.12

1) Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis regresi, yaitu: uji normalitas dan linearitas (Ridwan, 2008:119).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS versi 21 pada probabilitas α =

0,05. Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji normalitas:

11 Wawancara: Bapak Abdurrahman, tanggal 16 September 2015, jam 10 am. 12 Hasil Penelitian


(8)

Ha : Data berdistribusi normal

Ho : Data tidak berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika skor Asymp. Sign. > α = 0,05 maka Ha diterima, artinya data berdistribusi normal.

2) Jika skor Asymp. Sign. > α = 0,05 maka Ho ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

Hasil perhitungan uji normalitas dua variabel tersebut disajikan pada table 4.2:

Tabel 4.10 Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig. Pertumbuhan Wakaf Uang .121 47 .081 .971 47 .285 Sosialisasi Wakaf Uang .125 47 .063 .961 47 .116 a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.2 menunjukan skor Asymp. Sig. kedua variabel > α =

0,05. Skor Asymp. Sig. variabel sosialisasi waqaf uang (X) sebesar 0,081, variabel pertumbuhan waqaf uang (Y) sebesar 0,063. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan berdasarkan hasil

analisis tersebut dapat dinyatakan bahwa data kedua variabel berdistribusi normal. Hal ini menunjukan bahwa salah satu syarat untuk analisis regresi sudah dapat dipenuhi.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah masing-masing data variabel sosialisasi wakaf uang (X) dan pertumbuhan wakaf uang (Y). Berikut hipotesis yang diajukan untuk uji linearitas:


(9)

Ha : Sebaran data variabel bebas membentuk garis linear

terhadap variabel terikat.

Ho : Sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis

linear terhadap variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika skor Asymp. Sig. > α = 0,05 maka Ha diterima, artinya sebaran data variabel bebas membentuk garis linear terhadap variabel terikat.

2) Jika skor Asymp. Sig. < α = 0,05 maka Ho ditolak, artinya sebaran data variabel bebas tidak membentuk garis linear terhadap variabel terikat.13

Hasil perhitungan uji linearitas variabel sosialisasi wakaf Uang (X) terhadap pertumbuhan wakaf Uang (Y) disajikan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.11 Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

pertumbuhan wakaf uang * sosialisasi wakaf uang

Between Groups

(Combined) 495.730 15 33.049 2.032 .047 Linearity 72.492 1 72.492 4.458 .043 Deviation from Linearity 423.238 14 30.231 1.859 .074

Within Groups 504.100 31 16.261

Total 999.830 46

Table 4.3 di atas, skor Asymp. Sig. sebesar 0,074 pada α = 0,05

dan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis tersebut


(10)

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Dengan

demikian, dapat dinyatakan bahwa sebaran data variabel sosialisasi wakaf uang (X) membentuk garis linear terhadap pertumbuhan wakaf uang (Y)

c. Uji Validitas

Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis data dan analisis regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas pada masing-masing pernyataan pada setiap variabel. Pada variabel sosialisasi wakaf uang terdapat 10 butir pernyataan, sedangkan pada variabel pertumbuhan wakaf uang terdapat 10 item pernyataan. Berikut hasil dari uji validitas.

Tabel 4.12. Validitas Variabel Item Koefisien

Korelasi

Sig Keterangan

Y Pertumbuhan

Wakaf Uang

Y.1 0,643 0,000 Valid

Y.2 0,653 0,000 Valid

Y.3 0,541 0,000 Valid

Y.4 0,592 0,000 Valid

Y.5 0,633 0,000 Valid

Y.6 0,399 0,006 Valid

Y.7 0,684 0,000 Valid

Y.8 0,504 0,000 Valid

Y.9 0,723 0,000 Valid

Y.10 0,382 0,008 Valid

X Sosialisasi Wakaf Uang

X.1 0,559 0,000 Valid

X.2 0,662 0,000 Valid

X.3 0,383 0,008 Valid

X.4 0,337 0,020 Valid

X.5 0,245 0,096 Valid

X.6 0,287 0,051 Valid

X.7 0,517 0,000 Valid

X.8 0,359 0,013 Valid


(11)

X.10 0,518 0,000 Valid

Analisis ini dengan cara mengkorelasi masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkolerasi signifikan dengan skor total menunjukan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkapkan apa yang ingin diungkap.14

Dari hasil analisis didapat nilai kolerasi antara skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r table sebesar 0,243 (lihat

pada lampiran table r). Berdasarkan hasil analisis didapat nilai kolerasi setiap item > 0,243 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan valid). 15

Correlations sosialisasi dan pertumbuhan wakaf uang Muhammadiyah.

RATA2_X RATA2_Y

RATA2_X

Pearson Correlation 1 .269

Sig. (2-tailed) .067

N 47 47

RATA2_Y

Pearson Correlation .269 1

Sig. (2-tailed) .067

N 47 47

Jika dibawah 0,1 maka signifikan.

Nilai sinifikasi di table correlations 0,067 < 0,1, berarti terdapat correlations yang kuat antara sosialisasi (X) Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 terhadap pertumbuhan (Y) wakaf uang di kota padang

14 Ibid 15 Ibid


(12)

Angka 0,269 menunjukkan besarnya hubungan atau correlations Sosialisasi dengan pertumbuhan sebesar 26,9 %, sisanya 73,1 % (100 % - 26,9 %) dipengaruhi oleh variabel atau fakta di luar model penelitian. 16

Bentuk-bentuk sosialisasi yang dilakukan Muhammadiyah dalam tahun 2015.

No Kegiatan Bulan

1 Dari devisi Sosialisasi mereka melakukan dalam bentuk ceramah di Masjid (Masjid Mata Air dari Jemaah bapak Muslim Hamid)

5 Januari

2 - Februari

3 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk media elektronik yaitu Radio Sang Surya.

11 Maret

4 - April

5 - Mei

6 - Juni

7 - Juli

8 - Agustus

9 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk media cetak yaitu melalui Koran Singgalang.

21 September


(13)

10 - Oktober 11 Sosialisasi dilakukan dengan cara

menyurati wakif yang ada di Instasi-instasi (mengajak masyarakat melalui surat) seperti dilingkungan kampus IAIN Imam Bonjol Padang di Fakultas Ushuluddin.

3 November

12 Sosialisasi ke Masjid Guru Laweh ke Jamaah mesjid tersebut seperti bapak Erwin.

12 Desember

Sumber : Hasil penelitian di Muhammadiyah 17

Sosialisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama tahun 2015 ada berbagai sosialisasi yaitu ada beberapa bentuk para Mubalig Muhammadiyah mengadakan sosialisai ke Masjid Mata Air dan Masjid Gurun Laweh ke Jamaah salah satunya kepada bapak Muslim hamid, mensosialisasikan dalam bentuk media elektronik yaitu Radio Sang Surya, dalam bentuk Media Cetak yaitu Koran Singgalang dan Instansi-instansi Wakif Muhammadiyah mengajak para masyarakat atau para dosen serta mahasiswa Ushuludin di lingkugan kampus IAIN Imam Bonjol Padang dalam bentuk menyurati ( bentuk surat).

Pertumbuhan Wakaf Uang (Y)

Instrumen penelitian variabel sosialisasi wakaf uang terdiri dari 10 butir yang diisi oleh 47 responden, dengan demikian skor minimum 10 dan

17 Bapak Iman Sabri, Wawancara kepada Anggota Wakaf Uang Muhammadiyah, tanggal


(14)

skor maksimum 50. Berdasarkan analisis statistik diperoleh mean 38.7021, median 39.0000, mode 39.00, standar deviasi 4.66213, varians 21.735, range 20,00, skor minimum 30,00, skor maksimum 50,00, skot total 1819.00.

Komposisi data responden penelitan variabel X dan Y dapat dilihat pada table 4.1

Tabel 4.13 Deskripsi Data

Statistics

pertumbuhan waqaf uang

sosialisasi waqaf uang

N Valid 47 47

Missing 0 0

Mean 38.7021 39.7872

Median 39.0000 40.0000

Mode 39.00a 41.00

Std. Deviation 4.66213 3.98331

Variance 21.735 15.867

Range 20.00 19.00

Minimum 30.00 28.00

Maximum 50.00 47.00

Sum 1819.00 1870.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 4.14

Pertumbuhan Wakaf Uang 2011-2014

No Tahun Jumlah Wakaf Uang Muhammadiyah

1 2011 Rp.9.378.000

2 2012 Rp.19.639.000

3 2013 Rp.209.182.000

4 2014 Rp.545.861.113

Sumber: Data penelitian lembaga Wakaf Uang Muhammadiyah

Sesuai dari hasil penelitian bahwa sosialisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan wakaf uang sebesar 26,9 %, maka dari itu kegiatan sosialisasi tentang wakaf uang perlu di tingkatkan lagi agar masyarakat mau melaksanakan wakaf uang, mengingat wakaf uang lebih mudah/praktis di laksanakan dan tidak perlu dengan jumlah besar. Dikarenakan wakaf non uang


(15)

itu lebih susah di laksanakan dan harus menukarkan uang dengan benda yang ingin di wakafkan.18

E. Kesimpulan

Dari penjelasan telah dipaparkan pada beberapa bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh sosialisasi undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 terhadap Pertumbuhan wakaf sangat berpengaruh untuk perkembangan wakaf uang Muhammadiyah, sebab tanpa adanya sosialisasi wakaf uang itu sendiri tidak berkembang dan tidak terlihat dalam masyarakat. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan maka didirikanlah wakaf uang tersebut dan masyarakat yang belum mengetahui wakaf uang menjadi tahu tentang wakaf uang.

Dari hasil penelitian dengan adanya sosialisasi yang dilakukan maka Pertumbahan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat meningkat sebesar 26,163 %, jadi sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan wakaf uang Muhammadiyah.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI. Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang, Jakarta; Direktorat Jenderal Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005

Dapertemen Agama RI, Kebijakan Pemerintah Tentang wakaf, Jakarta: Republika, 2006

Dapertemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005

Http. Peraturan Menteri Agama RI No.4 Tahun 2009. Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia. 2009

Jurnal Dialog Balitbang Kemenag RINo. 70, Tahun XXXIII, 2010 Kun, Maryati.2005. Sosiologi 1.Jakarta: Esis.

Narwoko,dwi dan Bagong Suyanto.2006 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kecana

Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014

Sugiharto. 2006. Geografi Sosiologi. Jakarta: Yudistira.

Wawancara : Bapak M. Sarkoni, tanggal 11 september 2015, jam 09.15 am. Wawancara, Bapak Zulfahri, Tanggal 18 November 2015, jam 16 am.


(17)

(1)

Angka 0,269 menunjukkan besarnya hubungan atau correlations Sosialisasi dengan pertumbuhan sebesar 26,9 %, sisanya 73,1 % (100 % - 26,9 %) dipengaruhi oleh variabel atau fakta di luar model penelitian. 16

Bentuk-bentuk sosialisasi yang dilakukan Muhammadiyah dalam tahun 2015.

No Kegiatan Bulan

1 Dari devisi Sosialisasi mereka melakukan dalam bentuk ceramah di Masjid (Masjid Mata Air dari Jemaah bapak Muslim Hamid)

5 Januari

2 - Februari

3 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk media elektronik yaitu Radio Sang Surya.

11 Maret

4 - April

5 - Mei

6 - Juni

7 - Juli

8 - Agustus

9 Sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk media cetak yaitu melalui Koran Singgalang.

21 September


(2)

10 - Oktober 11 Sosialisasi dilakukan dengan cara

menyurati wakif yang ada di Instasi-instasi (mengajak masyarakat melalui surat) seperti dilingkungan kampus IAIN Imam Bonjol Padang di Fakultas Ushuluddin.

3 November

12 Sosialisasi ke Masjid Guru Laweh ke Jamaah mesjid tersebut seperti bapak Erwin.

12 Desember

Sumber : Hasil penelitian di Muhammadiyah 17

Sosialisasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah selama tahun 2015 ada berbagai sosialisasi yaitu ada beberapa bentuk para Mubalig Muhammadiyah mengadakan sosialisai ke Masjid Mata Air dan Masjid Gurun Laweh ke Jamaah salah satunya kepada bapak Muslim hamid, mensosialisasikan dalam bentuk media elektronik yaitu Radio Sang Surya, dalam bentuk Media Cetak yaitu Koran Singgalang dan Instansi-instansi Wakif Muhammadiyah mengajak para masyarakat atau para dosen serta mahasiswa Ushuludin di lingkugan kampus IAIN Imam Bonjol Padang dalam bentuk menyurati ( bentuk surat).

Pertumbuhan Wakaf Uang (Y)

Instrumen penelitian variabel sosialisasi wakaf uang terdiri dari 10 butir yang diisi oleh 47 responden, dengan demikian skor minimum 10 dan

17 Bapak Iman Sabri, Wawancara kepada Anggota Wakaf Uang Muhammadiyah, tanggal


(3)

skor maksimum 50. Berdasarkan analisis statistik diperoleh mean 38.7021, median 39.0000, mode 39.00, standar deviasi 4.66213, varians 21.735, range 20,00, skor minimum 30,00, skor maksimum 50,00, skot total 1819.00.

Komposisi data responden penelitan variabel X dan Y dapat dilihat pada table 4.1

Tabel 4.13 Deskripsi Data Statistics pertumbuhan waqaf uang sosialisasi waqaf uang

N Valid 47 47

Missing 0 0

Mean 38.7021 39.7872

Median 39.0000 40.0000

Mode 39.00a 41.00

Std. Deviation 4.66213 3.98331

Variance 21.735 15.867

Range 20.00 19.00

Minimum 30.00 28.00

Maximum 50.00 47.00

Sum 1819.00 1870.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Tabel 4.14

Pertumbuhan Wakaf Uang 2011-2014

No Tahun Jumlah Wakaf Uang Muhammadiyah

1 2011 Rp.9.378.000

2 2012 Rp.19.639.000

3 2013 Rp.209.182.000

4 2014 Rp.545.861.113

Sumber: Data penelitian lembaga Wakaf Uang Muhammadiyah

Sesuai dari hasil penelitian bahwa sosialisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan wakaf uang sebesar 26,9 %, maka dari itu kegiatan sosialisasi tentang wakaf uang perlu di tingkatkan lagi agar masyarakat mau melaksanakan wakaf uang, mengingat wakaf uang lebih mudah/praktis di laksanakan dan tidak perlu dengan jumlah besar. Dikarenakan wakaf non uang


(4)

itu lebih susah di laksanakan dan harus menukarkan uang dengan benda yang ingin di wakafkan.18

E. Kesimpulan

Dari penjelasan telah dipaparkan pada beberapa bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh sosialisasi undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 terhadap Pertumbuhan wakaf sangat berpengaruh untuk perkembangan wakaf uang Muhammadiyah, sebab tanpa adanya sosialisasi wakaf uang itu sendiri tidak berkembang dan tidak terlihat dalam masyarakat. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan maka didirikanlah wakaf uang tersebut dan masyarakat yang belum mengetahui wakaf uang menjadi tahu tentang wakaf uang.

Dari hasil penelitian dengan adanya sosialisasi yang dilakukan maka Pertumbahan wakaf uang Muhammadiyah Sumatera Barat meningkat sebesar 26,163 %, jadi sosialisasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan wakaf uang Muhammadiyah.

18 Hasil Penelitian


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dirjen Bimas Islam dan Penyelengaraan Haji Depag-RI. Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang, Jakarta; Direktorat Jenderal Pengembangan Zakat dan Wakaf Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005

Dapertemen Agama RI, Kebijakan Pemerintah Tentang wakaf, Jakarta: Republika, 2006

Dapertemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2005

Http. Peraturan Menteri Agama RI No.4 Tahun 2009. Jakarta: Menteri Agama Republik Indonesia. 2009

Jurnal Dialog Balitbang Kemenag RINo. 70, Tahun XXXIII, 2010 Kun, Maryati.2005. Sosiologi 1.Jakarta: Esis.

Narwoko,dwi dan Bagong Suyanto.2006 Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kecana

Rozalinda. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.

Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014

Sugiharto. 2006. Geografi Sosiologi. Jakarta: Yudistira.

Wawancara : Bapak M. Sarkoni, tanggal 11 september 2015, jam 09.15 am. Wawancara, Bapak Zulfahri, Tanggal 18 November 2015, jam 16 am.


(6)