Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan di Negara Indonesia,
karena mampu memberikan solusi terhadap krisis pangan yang terjadi. Keadaan
inilah yang menempatkan pertanian sebagai salah satu sektor yang handal dan
mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi
nasional.
Pertumbuhan penduduk saat ini lebih pesat dari pada pertumbuhan disektor
pangan. Dengan tingkat pertumbuhan 1,4% per tahun, diperkirakan pada tahun
2050 penduduk indonesia mencapai 400 juta jiwa. Dilain pihak, luas lahan panen
padi tahun 2000 adalah 11,61 juta hektar dengan laju penurunan luas panen padi
sebesar 3-25% per tahun yang berarti pada tahun 2050 menjadi sekitar 2,15 juta
hektar (Nasution, 2004).
Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu tindakan yang tepat dalam
meningkatkan produktivitas luas lahan, khususnya tanaman padi. Pemerintah
memprioritaskan program pembangunan pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi yaitu Pancayasa Pembangunan Pertanian. Lima pilar
utama pancayasa itu adalah perbaikan infrastruktur pertanian, pemberdayaan
kelembagaan pertanian, penguatan modal dan skema pembiayaan, revitalisasi
penyuluhan pertanian serta pengembangan pasar dan jaringan pemasaran

(Apriyantono, 2007).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Satu dari lima pilar penting yang mendapat cukup perhatian pemerintah adalah
pemberdayaan kelembagaan pertanian. Karena kelembagaan pertanian dianggap
mampu memajukan pertanian dan meningkatkan kinerja petani dalam pengelolaan
usaha tani menuju organisasi mandiri dan berkelanjutan.
Menurut Djatmiko (2005) organisasi adalah suatu sistem kerja sama antar dua
orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi dapat juga dikatakan sebagai kumpulan orang-orang yang ingin
melakukan hal-hal tertentu, dengan cara-cara tertentu guna mencapai tujuan
tertentu secara bersama-sama.
Organisasi menjadi wadah berkumpulnya orang-orang dengan berbagai macam
inspirasi. Organisasi dijadikan salah satu unsur penting khususnya di pedesaan.
Organisasi yang mempunyai anggota aktif dan kosmopolitan akan menghasilkan
organisasi yang dinamis, karena kedinamikaan organisasi yang baik akan

memajukan organisasi dan membawa kemajuan dalam pencapaian tujuan.
Rangkaian proses kegiatan yang dilakukan oleh organisasi adalah untuk
meningkatkan kegunaan faktor-faktor yang menentukan bagi keberhasil proses
manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi.
Dinamika organisasi merupakan sebuah konsep yang menggambarkan proses
sebuah organisasi yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan dan perkembangan zaman yang selalu berubah khususnya kearah
yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara

3

Menurut Jenkins dalam Ginting (2013) dinamika organisasi adalah kekuatankekuatan atau tenaga dalam kelompok yang menentukan perilaku kelompok serta
anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi.
Santosa (2009) mengatakan dinamika organisasi juga dapat diartikan sebagai
suatu organisasi yang terdiri dari dua atau lebih individu memiliki hubungan
psikologi secara jelas antara anggota satu dengan lainnya yang dapat berlangsung
dalam situasi yang dialami secara bersama dan organisasi yang maju adalah
apabila memiliki anggota yang aktif dan memiliki kedinamisan yang baik.

Selain memiliki kedinamikaan yang baik, sebuah organisasi juga perlu dilindungi
dari berbagai gangguan pihak luar dan dalam organisasi, dengan cara membuat
organisasi tersebut menjadi sebuah organisasi yang berbadan hukum. Dalam
Staatsblad 1870 No.64 bahwa organisasi badan hukum adalah organisasi yang
haknya dilindungi dan disahkan oleh notaris. Beberapa hal yang didapat dari
organisasi yang berbadan hukum adalah antara lain dapat melakukan perbuatan
hukum, mempunyai harta kekayaan sendiri, dimana harta organisasi dan pribadi
dipisahkan secara jelas, mempunyai hak dan kewajiban serta dapat melakukan
sidang /digugat dan menggugat (Anonimous, 2011).
Salah satu organisasi yang berada di pedesaan adalah Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A). Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20
Tahun 2006 untuk mewujudkan tertib pengelolaan jaringan irigasi yang dibangun
pemerintah dibentuk kelembagaan pengelolaan irigasi yaitu Perkumpulan Petani
Pemakai Air.

Universitas Sumatera Utara

4

P3A merupakan organisasi sosial yang memiliki anggota terdiri dari petani-petani

yang berada di sekitar wilayah pertanian sawah setempat dan organisasi ini
memiliki kegiatan mengelola air agar tersedia untuk lahan persawahan petani
(Mosher, 1983).
Organisasi ini mempunyai tanggung jawab mengelola jaringan irigasi tersier dan
berperan penting dalam pembangunan pertanian sebagai lembaga yang
mempunyai kewenangan dalam pengelolaan irigasi.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, bahwa kebijakan
pengelolaan irigasi akan dilakukan melalui pendekatan pengelolaan irigasi
partisipatif,

dengan

kebijakan

tersebut,

pengembangan

(pembangunan/


rehabilitasi) terhadap irigasi tidak hanya menjadi wewenang dan tanggung jawab
dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, tetapi juga merupakan
tanggung jawab petani. Oleh karena itu, diperlukan adanya partispasi dari petani
atau anggota organisasi untuk mewujudkan dinamika organisasi yang baik.
Sebuah organisasi tidak terlepas dari orang-orang yang berada di dalamnya.
Partisipasi dari setiap anggota tentu berbeda-beda, dengan karakteristik yang
berbeda satu sama lain tentu menggambarkan keberagaman dan warna-warni
organisasi tersebut. P3A yang dikelolah oleh petani pemakai air (petani padi
sawah) yang memiliki karakteristik berbeda seperti tingkat umur, luas lahan
sawah yang di garapnya, jenjang pendidikan dan pengalaman bertani yang
dimiliki setiap anggota tentu berbeda pula. Dengan keberagaman karakter tentu
membuat organisasi yang satu dengan yang lain memiliki dinamika yang berbeda,

Universitas Sumatera Utara

5

apalagi organisasi P3A yang memiliki legalitas berbadan hukum dan tidak
berbadan hukum, tentu anggotanya memiliki karakteristik pengurus dan anggota

yang berbeda.
Kabupaten Simalungun secara administrasi memiliki luas wilayah 4.386, 6 Km2
atau 6,12 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, yang terdiri dari 31
kecamatan, 22 kelurahan, dan 345 desa/ Desa. Secara geografis Kabupaten
Simalungun terletak antara 02o36’-03o18’ LU dan 98o32’-99o35’ BT, dan
berbatasan dengan 8 kabupaten tetangga yaitu: Kabupaten Serdang Berdagai,
Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten
Asahan, Kabupaten Batu Bara, dan Kota Pematangsiantar (Anonimous, 2015).
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu wilayah lumbung padi di Sumatera
Utara, karena merupakan wilayah penghasil beras terbesar. Kecamatan Bandar
yang merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Simalungun yang
memproduksi padi dan memiliki organisasi P3A.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
gambaran karakteristik anggota P3A, pengaruh karakteristik petani anggota dan
perbedaan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan
Hukum studi kasus di Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar,
Kabupaten Simalungun.

Universitas Sumatera Utara


6

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan jumlah organisasi P3A, luas lahan sawah, dan
produksi padi sawah di daerah penelitian dalam 5 tahun terakhir?
2. Apakah ada perbedaan karakteristik umur, luas lahan, pendidikan dan
pengalaman bertani anggota P3A Berbadan Hukum di Desa Bandar Jawa dan
P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar?
3. Apakah ada perbedaan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum di Desa
Bandar Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar ?
4. Apakah ada hubungan antara karakteristik umur, luas lahan, pendidikan dan
pengalaman bertani anggota dengan dinamika organisasi P3A Berbadan
Hukum di Desa Bandar Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa
Bandar?
5. Apakah karakteristik umur, luas lahan, pendidikan dan pengalaman bertani
berpengaruh terhadap dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum di Desa
Bandar Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar?
1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan jumlah organsasi P3A, luas lahan sawah,
dan produksi padi sawah di daerah penelitian dalam 5 tahun terakhir.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan karakteristik umur, luas lahan,
pendidikan dan pengalaman bertani anggota organisasi P3A Berbadan Hukum
di Desa Bandar Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar.

Universitas Sumatera Utara

7

3. Untuk mengetahui dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum di Desa Bandar
Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar.
4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan karakteristik umur, luas lahan,
pendidikan dan pengalaman bertani anggota dengan dinamika organisasi P3A
Berbadan Hukum di Desa Bandar Jawa dan P3A Tidak Berbadan Hukum di
Desa Bandar.
5. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik umur, luas lahan, pendidikan dan
pengalaman bertani anggota dengan dinamika organisasi P3A Berbadan
Hukum Dan Tidak Berbadan Hukum di Desa Bandar.

1.4 Kegunaan Penelitian
Beberapa kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti, merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian program
studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
2. Bagi instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan landasan
dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan manusia di
sektor pertanian.
3. Bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam
penyusunan penelitian yang sejenis.
4. Bagi petani, dapat digunakan sebagai evaluasi dalam pelaksanaan kinerja
organisasi/kelompok serta kondisi kehidupan dalam organisasi khususnya
P3A.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Partisipasi Organisasi P3a Dalam Pemeliharaan Dan Pengelolaan Irigasi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Desa Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa, Desa Tiga Dolok Kecamatan Dolok Panribuan, Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar)

6 68 97

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

2 41 100

Perbedaan Dinamika Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum (Studi Kasus : Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 3 121

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 16

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

0 0 14