Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Irigasi dan Petani Pemakai Air (P3A)
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006, pengertian irigasi
merupakan usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian. Dalam pengelolaan dan pengembangan jaringan irigasi,
dibentuklah suatu perkumpulan yaitu Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A).
P3A merupakan organisasi yang dibentuk untuk mensejaterahkan petani melalui
pemerataan air untuk irigasi. Tujuan dibentuk organisasi ini adalah untuk
mengelolah air perairan bagi kepentingan bersama serta dapat dilakukan secara
mantap, tertib, dan teratur.
Dalam Peraturan Menteri Pertanian no 79 tahun 2012 tentang pedoman
pembinaan dan pemberdayaan P3A, fungsi dasar dibentuknya P3A adalah untuk
mendistribusikan air irigasi secara adil dan efisien, mengelolah konflik yang
terjadi antara pemakai air secara adil, dan memelihara jaringan irigasi tersier
tingkat/tingkat usaha tani baik irigasi teknis, maupun irigasi desa secara baik dan
berkesinambungan.
Membentuk suatu organisasi ada baiknya bila organisasi sudah berbentuk Badan
Hukum. Ditulis dalam Undang-Undang RI no 7 tahun 2004 (tentang sumber daya
air ) organisasi yang bergerak dalam bidang sumberdaya air berhak mengajukan

gugatan yang disebabkan terjadinya kerusakan sumber daya air atau prasarana,
dengan memenuhi persyaratan organisais kemasyarakatan tersebut harus berbadan
hukum.

8
Universitas Sumatera Utara

9

Adapaun syarat organisasi P3A Berbadan Hukum yaitu:
1. Memiliki AD/ART yang jelas dan telah disepakati oleh anggota dan
pengurus
2. Memiliki anggota minimal 15 orang yang berprofesi sebagai petani
3. Adanya pengurus yang terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, beserta ulu-ulu yang merupakan ketua blok.
(Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi SUMUT, 2014).
Menurut Mulyanto (2007) tugas pokok P3A secara terperinci adalah
1. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan jaringan–jaringan pengairan
tersier dan pedesaan
2. Membuat peraturan-peraturan dan ketentuan pembagian air pengairan serta

pengamatan jaringan- jaringan pengairan agar terhindar dari perusahaan si
pembunuh air yang hanya mementingkan diri sendiri
3. Mengatasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang timbul terjadi
diantara para anggota petani pengguna air.
4. Sebagai bahan masyarakat mewujudkan peran serta kepada pemerintah
dalam rangka kegiatan yang menyangkut persoalan- persoalan pengairan
dan petani.
Berdasar jumlah air yang dialirkan atau kapasitasnya, jaringan irigasi dibedakan
menjadi:
1. jaringan primer, adalah saluran pembawa yang mengalirkan air
langsung dari bendungan, waduk, atau sumber lainnya ke jaringan
sekunder.
2. jaringan sekunder, adalah saluran pembawa yang menerima air dari

Universitas Sumatera Utara

10

jaringan primer melalui bangunan bagi sekunder dan jaringan tersier.
3. Jaringan tersier adalah saluran pembawa yang mendapat air dari

bangunan bagi

pada jaringan

sekunder

petak tersier, dalam

pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan ini menjadi hak dan
tanggung jawab P3A (Permentan, 2012).
P3A sebagai salah satu organisasi tentu memiliki legalitas, ada yang berbadan
hukum dan ada yang tidak berbadan hukum. Legalitas yang diperoleh tentu
menggambarkan bagaimana kinerja para anggota organisasi tersebut.
Dalam Undang-undang Staatsblad 1870 No 64 sebagai badan hukum organisasi
P3A berhak melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.

Menerima asset berupa jaringan irigasi kecil dan jaringan irigasi tersier dari
Pemerintah;


b.

Membuat ikatan kerjasama atau perjanjian dengan pihak lain yang bersipat
ekonomi dalam rangka mencapai tujuan P3A;

c.

Menerima hak guna air irigasi dan mengatur pemanfaatannya sesuai pola
dan tata tanaman yang telah ditetapkan oleh Panitia Irigasi;

d.

Menerima bantuan baik berupa uang, sarana dan prasaranan atau fasilitas
fisik lainnya secara langsung dari Lembaga/Instansi Pemerintah atau
Swasta.

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung tenaga, kekuatan selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.


Universitas Sumatera Utara

11

Dinamika juga berarti adanya interaksi antar anggota dengan organisasi secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada di dalam organisasi itu, oleh
karena itu organisasi tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat organisasi yang
bersangkutan dapat berubah-ubah (Ginting, 2013).
Menurut Santosa (2009: 5), dinamika merupakan tingkah laku individu yang satu
secara langsung mempengaruhi individu yang lain secara timbal balik. Dinamika
berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota organisasi yang satu
dengan anggota organisasi secara keseluruhan.Karenanya, dapat disimpulkan
bahwa dinamika ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan
secara psikologis.
2.2.2 Organisasi
Organisasi adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan sesamanya secara
tatap muka atau serangkaian pertemuan, dimana masing- masing anggota tersebut
saling menerima impresi atau persepsi anggota lain dalam suatu kurun waktu
tertentu dan menimbulkan pertanyaan kemudian, yang membuat masing- masing

anggota bereaksi sebagai individu (Huraerah dan Purwanto, 2006).
Setiap organisasi memiliki karakteistik. Menurut Muhammad (2009) karakteristik
organisasi yaitu meliputi bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai
tujuan, dan struktur.
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami perubahan,
karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan perlu
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah.

Universitas Sumatera Utara

12

2. Memerlukan informasi
Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi
organisasi tidak dapat jalan. Dengan adanya informasi bahan mentah dapat
diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan.
3. Mempunyai tujuan
Organisasi merupakan kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Oleh karena itu setiap organsasi harus mempunyai tujuan sendirisendiri. Dan tujuan tersebut harus dihayati oleh seluruh anggota sehingga

setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan melalui
partisipasi tujuan organisasi.
4. Terstruktur
Organisasi dalam usaha pencapaian tujuannya biasanya membuat aturanaturan, undang-undang, dan hierarki hubungan dalam organisasi. inilah yang
dinamakan struktur organisasi.
2.2.3 Dinamika Organisasi
Menurut Jenkins (1961) dalam Ginting (2010) dinamika organisasi adalah
kekuatan-kekuatan atau tenaga yang ada dalam organisasi yang menentukan
perilaku organisasi serta anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi. Dinamika
organisasi merupakan berbagai kekuatan dalam organisasi yang menentukan
perubahan perilaku anggota dan perubahan perilaku organisasi yang menyebabkan
terjadinya gerak perubahan dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang
telah ditetapkan.
Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan
organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, dan efektif, serta efisien dalam

Universitas Sumatera Utara

13


mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang kehidupan
organisasi. Dinamika dapat dimanfaatkan untuk memahami faktor-faktor yang
dapat menumbuhkan terjadinya kondisi dinamis suatu organisasi yang akan dibina
(Ginting, 2013).
Dinamika organisasi sebagai suatu organisasi yang teratur dari dua individu atau
lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu
dengan yang lain dan antar anggota organisasi mempunyai hubungan psikologis
yang

berlangsung

dalam

situasi

yang

dialami

secara


bersama-sama

(Santosa, 2004: 5).
Dinamika organisasi juga bisa disebut sebagai studi tentang interaksi dan
interdependensi antara anggota organisasi yang satu dengan yang lain dengan
adanya feed back dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara
psikologis antar individu sebagai anggota organisasi dengan memiliki tujuan
tertentu.
Dinamika organisasi berfungsi untuk membentuk kerjasama antar anggota
organisasi dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan pekerjaan, mengatasi
pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah
satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian organisasinya masingmasing atau sesuai keahlian serta menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan
masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan,
berinteraksi,

dan

memiliki


peran

yang

sama

dalam

masyarakat

(Huraerah, dan Purwanto, 2006).

Universitas Sumatera Utara

14

Santosa (2004) mengemukakan bahwa, terdapat alasan penting mempelajari
dinamika organisasi dalam masyarakat, yakni:
a.


Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat, di mana itu
berada

b.

Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan

c.

Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja, sebagai
pekerjaan dapat terlaksana apabila dikerjakan secara kelompok kecil

d.

Di dalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga
sosial dapat bekerja secara efektif

e.

Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditujukan
kepada kelompok-kelompok atau organisasi.

Untuk melakukan analisis terhadap dinamika organisasi, pada hakekatnya dapat
dilalukan melalui dua macam pendekatan, yakni:
1. Pendekatan sosiologis, yaitu analisis dinamika organisasi melalui analisis
terhadap proses sistem sosial tersebut.
2. Pendekatan psiko-sosial, yaitu analisis dinamika organisasi melalui analisis
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok itu sendiri.
Analisis dinamika organisasi P3A dengan pendekatan psiko-sosial, dimaksudkan
untuk melakukan kajian terhadap perilaku anggota-anggota organisasi dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan organisaai. Pendekatan
inilah yang digunakan dalam penilitian terhadap dinamika organisasi P3A
Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum di Kecamatan Bandar, Kabupaten
Simalungun.

Universitas Sumatera Utara

15

Dalam Ginting (2013) faktor-faktor yang dikaji dalam dinamika organisasi yaitu:
1. Tujuan organisasi.
Tujuan organisasi adalah suatu keadaan akhir yang ingin dicapai oleh
organisasi yang merupakan cita-cita dari individu-individu yang hendak
dicapai secara bersama dalam organisasi.
Dengan adanya tujuan kelompok yang jelas sehingga kegiatan-kegiatan dari
kelompok tersebut akan terarah secara efektif dan efisien. Di samping itu juga
dengan adanya tujuan yang sama pada individu anggota kelompok akan
menyebabkan terjadinya interaksi didalamnya untuk mencapai tujuan.
2. Struktur organisasi.
Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu- individu dalam
organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan,
struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu
bagaimana aliran- aliran komunikasi terjadi.
Haerurah dan Purwanto (2006) berpendapat bahwa, struktur kelompok sebagai
suatu pola interaksi, komunikasi dan hubungan-hubungan antara anggota
kelompok. Struktur kelompok ini digunakan untuk memberikan tanggung
jawab yang sesuai terhadap anggota kelompok sehingga dapat menjadi suatu
sistemyang mampu bekerja secara efektif dalam kelompok. Struktur kelompok
ada yang bersifat formal dan ada pula yang bersifat informal. Jika suatu
struktur kelompok telah menjadi kuat, biasanya sulit untuk mengadakan
perubahan terhadap struktur kelompok tersebut.

Universitas Sumatera Utara

16

3. Fungsi tugas organisasi.
Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Menurut Slamet dalam
Ginting (2013) indikator yang dipakai yaitu fungsi memberikan informasi,
fungsi memuaskan anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi
menghasilkan inisiatif, fungsi mengajak untuk berpatisipasi dan fungsi
menjelaskan.

4. Pembinaan dan pengembangan organisasi.
Pembinaan dan pengembangan organisasi adalah upaya yang dilakukan agar
organisasi tetap hidup atau orientasi kepada kehidupan organisasi. Adapun
usaha mempertahankan kehidupan organisasi, yaitu: partisipasi semua
anggota, adanya fasilitas, adanya kegiatan, dan adanya kontrol sosial.
5. Kekompakan organisasi.
Kekompakan organisasi akan tercipta dengan adanya rasa ketertarikan yang
kuat diantara para anggota terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam
Ginting (2013) indikator yang dipakai untuk melihat kekompakan organisasi
adalah kepemimpinan, keanggotaan, homogenitas anggota, keterpaduan
kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah anggota.
6. Suasana organisasi.
Suasana organisasi atau bisa disebut sebagai atmosfer organisasi yang
merupakan keadaan moral, sikap, dan perasaan- perasaan yang umum terdapat
dalam organisasi. Ada tiga indikator yang dipakai yaitu hubungan antara
anggota, kebebasan, partisipasi, dan lingkungan fisik.

Universitas Sumatera Utara

17

7. Tekanan organisasi.
Tekanan pada organisasi merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan
ketegangan dalam organisasi, yang diperlukan untuk kedinamisan organisasi.
Tekanan diperlukan untuk meningkatkan motivasi dalam melakukan aktivitas
sehingga aktivitas dan dinamika akan naik.
Tekanan kelompok yaitu tekanan-tekanan atau ketegangan dalam kelompok
yang menyebabkan kelompok tersebut berusaha keras untuk mencapai tujuan
kelompok. Adanya tekanan kelompok (baik dari dalam, maupun dari luar)
memang baik untuk mendinamiskan kelompok, tetapi jika ketegangan tersebut
berlarut-larut

dapat

pula

membahayakan kehidupan kelompok

yang

bersangkutan (Mardikanto, 1996).
8. Keefektifan organisasi
Menurut Yusuf dalam Ginting (2013) keefektifan merupakan ukuran
tercapainya tujuan organisasi yang berfungsi menilai dinamika tidaknya
sebuah organisasi. Efektifits organisasi dapat diukur dari tercapainya tujuan
organisasi dan besarnya kepuasan anggota setelah tujuan tercapai. Semakin
sempurna tujuan organisasi tercapai dan semakin puas anggota dapat
dikatakan organisasi semakin efektif dan dinamika organisasi tinggi.
9. Agenda Terselubung
Agenda terselubung yaitu tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok
yang diketahui oleh semua anggotanya, tetapi tidak dinyatakan secara tertulis.

Universitas Sumatera Utara

18

2.2.4 Dinamika Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah kelembagaan pengelolaan irigasi
yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi
yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk
kelembagaan lokal pengelola air irigasi (Deptan, 2008).
P3A merupakan organisasi sosial yang tidak berinduk kepada golongan atau partai
politik dan bergerak dibidang pertanian khususnya dalam kegiatan pengelolaan air
irigasi pada tingkat usaha tani (Harsoyo,1982).
Dalam organsiasi P3A yang anggotanya petani padi sawah, memiliki karakteristik
sosial ekonomi yang mempengaruhi semangat dalam berorganisasi, melaksanakan
kegiatan dan memajukan organisasi dengan memberikan inovasi.
Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi petani sangat tergantung pada faktor
intern dan ekstern. Faktor intern itu sendiri adalah faktor sosial dan ekonomi yang
dimiliki petani seperti umur, tingkat pendidikan, luas lahan yang diusahakannya,
dan pengalaman yang dilihat dari lamanya bertani serta keterlibatan petani dalam
organisasi termasuk membayar iuran.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berikut ini merupakan tabel informasi penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian
Tabel 1. Penelitian terdahulu
Nama
Judul
Perumusan
peneliti penelitian
masalah
Erlusi
Perbandingan Bagaimana
Tiurmai Karakteristik Perbedaan
da Putry Sosial
Karakteristik
Sihombi Ekonomi
Sosial

Variabel
pengamatan
1. Umur
2. Tingkat
pendidikan
3. Pengalaman

Metode
analisis
Deskriptif

Kesimpulan
Ada
perbedaan
karakteristik
sosial

Universitas Sumatera Utara

19

ng
(2010)

Anggota
Perkumpulan
Petani
Pengguna Air
(P3a)
Berbadan
Hukum Dan
Belum
Berbadan
Hukum

Ekonomi
bertani
Petani
4. Luas lahan
Anggota P3A 5. Jumlah
Berbadan
tanggungan
Hukum Dan
Belum
Berbadan
Hukum?

Yanti
Rina
(2011)

Dinamika
Organissasi
Persatuan
Petani
pengguna air
Di Lahan
Rawa Pasang
Surut

Bagaimana
Dinamika
Organisasi
Persatuan
Petani
pengguna air
korelasi Di
Lahan Rawa
Pasang
Surut?

Mugi
Lestari
(2011)

Dinamika
Organisasi
Dan
Kemandirian
Anggota
Organisasi
Tani Dalam
Berusahatani
di Kecamatan
Poncowarno
Kabupaten
Kebumen
Provinsi Jawa

Bagaimana
1. Faktor
Regresi
hubungan
internal
Linear
karkateristik
kekosmopolit Berganda
sosial
an
ekonomi
2. Lamanya
petani
berusahatani
anggota
3. Skor
Organisasi
dinamika
Tani terhadap
organisasi
Dinamika
Organisasi?

Skor unsur
dinamika
organisasi

ekonomi
petani
anggota
Perkumpulan
Petani
Pengguna Air
(P3A)
Berbadan
Hukum dan
Belum
Berbadan
Hukum.
Korelasi
Rank
Spearman

Terdapat
hubungan
antaradinami
ka organisasi
dengan
produktivitas
lahan dan
efektivitas
organisasi.
Dan
mengatakan
ada hubungan
antara
karakteristik
petani umur,
pendidikan
dan lama
bertani
terhadap
kedinamisan
organisasi
P3A.
Bahwa faktor
yang
berpengaruh
terhadap
dinamika
organisasi
adalah faktor
internal
kekosmopolit
an dan
lamanya
berusahatani

Universitas Sumatera Utara

20

Tengah
Pasty
mariana
lumbanb
atu
(2010)

Evry
Ricky
Sianturi
(2013)

Dinamika
organisasi
organisasi
tani di
kabupaten
langkat

Bagaimana
dinamika
organisasi
organisasi
tani di
kabupaten
langkat
Dinamika
1. Bagaimana
Organisasi
dinamika
GAPOKTAN
organisasi
dalam
GAPOKTA
Program
2. Bagaimana
Pengembanga
hubungan
n Usaha
karakteristi
Agribisnis
k sosial
Pedesaan
ekonomi
(PUAP)
petani
dengan
dinamika
organisasi
GAPOKTA
3. Bagaimana
pengaruh
karakteristi
k sosial
ekonomi
petani
dengan
dinamika
organisasi
Gapoktan

Skor dinamika Korelasi
organisasi
Rank
Spearman

1. Umur
1. Deskriptif
2. Tingkat
2. Regresi
pendidikan
linear
3. Luas Lahan
berganda
4. Jumlah
3. Korelasi
tanggungan
rank
keluarga
spearman
5. Lama bertani
6. Dinamika
organisasi

Dinamika
organisasi
organisasi
tani
di
kabupaten
langkat
cukup tinggi.
Terdapat
hubungan
yang nyata
tingkat
pendidikan
petani
anggota dan
lamanya
berusahatani
dengan
dinamika
organisasi
GAPOKTAN
.
Dan
dinamika
oragnisasi
GAPOKTAN
aritha ersada
jaya secara
keseluruhan
berada dalam
kriteria tinggi
dengan
jumlah skor
yang
diperoleh
sebesar 38,55
dan
persentase
sebesar 72,75
%.

Universitas Sumatera Utara

21

2.4 Kerangka Pemikiran
Pembangunan pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian,
khususnya bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia, dan
diharapkan juga memenuhi kebutuhan ekspor dalam rangka memperoleh devisa
negara. Keberhasilan pertanian tidak terlepas dari kondisi lahan dan pengairan
yang mendukung. Dalam hal ini P3A sangat berperan penting untuk
meningkatkan produktivitas pertanian khususnya kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga ketersediaan air atau pengairan persawahan agar tetap baik.
Organisasi P3A ada yang sudah Beradan Hukum dan ada yang Tidak Berbadan
Hukum. Setiap P3A memiliki beragam anggota dengan karakteristik sosial
ekonomi yang berbeda pula. Karakteristik tersebut meliputi umur petani, tingkat
pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani anggota organisasi dan keterlibatan
dengan organisasi termasuk membayar iuran. Karakteristik yang dimiliki para
anggota organisasi/petani akan mempengaruhi tingkat kedinamisan organisasi
P3A, dengan melihat dan mengetahui seberapa besar pandangan para anggota
organisasi tentang tujuan organisasi yang sudah ditetapkan bersama-sama,
koordinasi kerja yang dibuat sesuai struktur organisasi, pembagian tugas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, upaya yang dilakukan anggota
organisasi dalam menjaga kesinambungan dengan pemeliharaan organisasi P3A,
bagaimana keadaan atau suasana yang terjadi di dalam organisasi, kekompakan
para anggota organisasi selama membentuk organisasi, pemahaman anggota
mengenai hal-hal yang dapat meningkatkankan motivasi organisasi melalui
tekanan yang ada di dalam organisasi, pengukuran tujuan organisasi dengan
keefektifan organisasi.

Universitas Sumatera Utara

22

Berikut ini skema kerangka pemikiran penelitian:

Perkumpulan Petani Pengguna
Air (P3A)

Berbadan Hukum

Tidak Berbadan Hukum

Anggota

Anggota

Karakteristik Sosial Ekonomi
1.
2.
3.
4.
5.

Umur (tahun)
Tingkat pendidikan (tahun)
Luas lahan (Ha)
Lama menjadi petani(tahun)
Frekuensi iuran

Karakteristik Sosial Ekonomi:
1.
2.
3.
4.
5.

Umur (tahun)
Tingkat pendidikan (tahun)
Luas lahan (Ha)
Lama menjadi petani(tahun)
Frekuensi iuran (kali)

Dinamika organisasi

Dinamika organisasi

Unsur-unsur dinamika organisasi

Unsur-unsur dinamika organisasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tujuan organisasi
Struktur organisasi
Fungsi tugas
Pemeliharaan organisasi
Kekompakan organisasi
Suasana organisasi
Tekanan organisasi
Keefektivan organisasi

Tujuan organisasi
Struktur organisasi
Fungsi tugas
Pemeliharaan organisasi
Kekompakan organisasi
Suasana organisasi
Tekanan organisasi
Keefektivan organisasi

Keterangan:
:Pengukuran
: Hubungan dan pengaruh
: Pembagian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Perbandingan Dinamika Organisasi
Berbadan Hukum Dan Tidak Berbadan Hukum

Universitas Sumatera Utara

23

2.4 Hipotesis penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah maka hipotesis penelitian yang dapat dibuat
adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan di daerah penelitian selama 5 tahun terakhir adalah ada
peningkatan jumlah P3A di Kabupaten Simalugun, dan peningkatan jumlah
produksi tanaman padi sawah.
2. Ada perbedaan karakteristik umur, luas lahan, pendidikan,

pengalaman

bertani dan frekuensi iuran petani anggota organisasi P3A Berbadan Hukum
Dan Tidak Berbadan Hukum di daerah penelitian.
3. Ada perbedaan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak
Berbadan Hukum di daerah penelitian.
4. Ada hubungan yang nyata (signifikan) karakteristik umur, luas lahan,
pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi iuran petani anggota terhadap
dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum di
daerah penelitian.
5. Ada pengaruh nyata (signifikan) karakteristik umur, luas lahan, pendidikan,
pengalaman bertani dan frekuensi iuran petani anggota terhadap dinamika
organisasi P3A Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum di daerah
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Partisipasi Organisasi P3a Dalam Pemeliharaan Dan Pengelolaan Irigasi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Desa Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa, Desa Tiga Dolok Kecamatan Dolok Panribuan, Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar)

6 68 97

Perbandingan Karakteristik Sosial Ekonomi Anggota P3A Berbadan Hukum dan P3A yang Tidak Berbadan Hukum di Kabupaten Serdang Bedagai. Studi kasus Desa Makmur dan Desa Sentang Kecamatan Teluk Mengkudu

2 41 100

Perbedaan Dinamika Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum (Studi Kasus : Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 3 121

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 2 117

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 12

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 1

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 7

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 3

Perbedaan Dinamika Organisasi P3A Berbadan Hukum dan P3A Tidak Berbadan Hukum (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa dan Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun)

0 0 25

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

0 0 14