Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

(1)

PERBEDAAN METODE PENUGASAN DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA D-III

KEBIDANANSTIKes SENIOR MEDAN TAHUN 2015

ELA TUTI MURNI S. 145102149

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM DIV PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

(5)

Perbedaan Metode Penugasan dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan

Tahun 2015 ABSTRAK ELA TUTI MURNI S.

Latar belakang:Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, salah satunya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Pada mata kuliah KonseKebidanan dibutuhkan metode yang tepat sehingga pemahaman aplikasi yang disampaikan dapat dicapai oleh peserta didik secara optimal.

Tujuan:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok terhadapminat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-IIIKebidananSTIKesSenior Medan Tahun 2015.

Metodologi penelitian:Penelitian ini menggunakandesain analitik dengan quasi eksperimendan uji yang dipakai adalah independent sample t-test. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan semester II tahun ajaran 2014-2015 sebanyak 90 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling.Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat.

Hasil Penelitian:Berdasarkan uji statistik independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara metode penugasan individual dan metode diskusi kelompok kecil. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran minat belajar pada metode penugasan individual menunjukkan nilai rerata sebesar72,177 sedangkan pada metode diskusi kelompok kecil sebesar 65,377.Hasilujit didapatkan t hitung >t tabel (3,981>1,663) dan secara statistik bermakna(p 0,000 < 0,05).

Kesimpulan dan saran :Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat belajar antara kelompok metode penugasan individual dengan kelompokmetodediskusi kelompok kecil pada mata kuliah Konsep Kebidanan. Metode penugasan individual lebih baik dari pada metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan minat belajar, maka disarankan kepada institusi dan pendidik agar dapat memilih metode yang tepat untuk mata kuliah Konsep Kebidanan demi meningkatkan minat dan prestasi belajar yang lebih maksimal.


(6)

The difference method of Assignment And discussion group against the Interest of studying the course Concepts of Midwifery Students D-III Senior Midwifery

STIKes Medan 2015

ABSTRACT ELA TUTI MURNI S.

Background: Learning methods play an important role in the learning process, one of which is to increase interest in learning to learners. On the concept of a Midwifery course required proper methods so that the understanding of the applications submitted could be achieved by learners optimally.

Objectives: The purpose of this research is to know the difference method assignments and discussion group against the interest of studying the course Concepts of midwifery students D-III Senior Midwifery STIKes 2015.

Methodology: The research use approach analytic design by quasi experiment and test used is the independent sample t-test. The population of this research is a student of D-III Senior Midwifery STIKes Medan semester II academic year 2014/2015 as much as 90 students. Sampling is done using the technique of total sampling. Data analysis was univariate and bivariate.

Result : The research results based on statistical tests independent sample t-test shows that there is a difference between the methods of learning the results of the assignment of individual and small group discussion method. It is apparent from the results of measurements of interest study on the method of assigning individual shows the average value of 72,177 whereas in small group discussion method shows the average value of 65,377. Test results obtained t compute > t table (3,981 > 1,663) and statistically meaningful (p 0.000 < 0.05).

Conclusion and recomendation :Conclusion on the research is there is a difference between learning interest group assignment method individually with small group discussion method on Midwifery Concept subjects. Individual assignment method is better than the small group discussion on methods to increase the interest in learning, that institution and educators can choose the method that is appropriate to the concept of obstetric in order to increase interest in learning outcomes obtained full potential.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kekuatan lahir dan batin, kejernihan hati dan fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015”, yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakkultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Keberhasilan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus amembantu dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alasan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr.Dedi Ardinata,M.Kes selaku DekanFakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Pelaksana Program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. 3. dr. Hemma Yulfi, DAP&E,MMed.Ed selaku pembimbing dan sekaligus sebagai

Orang Tua angkat yang telah memberikan segenap arahan, bimbingan dan petunjuk serta waktu luang selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Cut Adeya Adella Sp.OG (K) selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(8)

5. Ikhsanuddin.A.H, S.Kp. MNS CWCCA selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Direktur Akademi Kebidanan STIKes Haji Medan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh Staf Dosen Karyawan/i Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah banyak memberi pengetahuan dan dorongan serta motivasi kepada penulis.

8. Orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Proposal Penelitian ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Juli 2015 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB IPENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Manfaat Teoritis ... 4

2. Manfaat Praktik... 4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... A. Metode Pembelajaran ... 5

1. Defenisi Metode Pembelajaran ... 6

2. Macam-Macam Metode Pembelajaran ... 6

B. Metode Penugasan ... 7

1. Pengertian Metode penugasan ... 7

2. Pemberian Tugas Individual Terstruktur………... 8

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan………. 10

C. Metode Diskusi ... 11

1. Pengertian Metode Diskusi ... 11

2. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi ... 12

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi ... 12

4. Jenis-Jeni Diskusi ... 13

5. Langkah-langkah dalam Melaksanakan Diskusi ... 14

D. Minat Belajar ... 15

1. Pengertian belajar ... 15


(10)

3. Pengertian Minat Belajar... 16

4. Aspek-Aspek Minat ... 17

5. Cara Mendapatkan Data Minat Belajar Peserta Didik ... 19

6. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuhnya Minat ... 19

7. Menumbuhkan Minat Belajar ... 21

E. Ruang Lingkup Mata Kuliah Konsep Kebidanan ... 21

1. Konsep Kebidanan ... 21

2. Tujuan Pembelajaran ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP ... A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 24

BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN ... A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etik Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan Data ... 28

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

I. Rencana Analisa Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

B. Hasil Penelitian... ... 35

C. Pembahasan ... 40

D. Keterbatasn Penelitian ... 44

E. Implikasi ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR SKEMA

Tabel 3.1 Kerangka konsep penelitian Perbedaan Penugasan Dan Diskusi Kelompok Kecil Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015 ... 23


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi operasional ... 24 Tabel 4.1 Kisi-kisi angket minat mata kuliah Konsep Kebidanan ... 29 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi nilai minat belajar Konsep Kebidanan dengan

metode penugasan individual mahasiswa D-III kebidanan STIKes

Senior Medan tahun 2015 ... 36 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi nilai minat beljar Konsep Kebidanan dengan

metode diskusi kelompok kecil mahasiswa D-III kebidanan STIKes Senior Medan tahun 2015 ... 37 Tabel 5.3 Rerata nilai minat belajar kelompok penugasan individual

dandiskusi kelompok kecil ... 38 Tabel 5.4 Hasil uji t perbedaan minat belajar pada metode penugasan individual


(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 LembarPenjelasanKepadaCalonResponden

Lampiran 2 LembarPersetujuanResponden (Informed Consent)

Lampiran 3 Daftar nama mahasiswa STIKes Senior Medan T.A 2014/2015 Lampiran 4 Lembar Kuesioner

Lampiran 5 Master Tabel

Lampiran 6 Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 Balasan surat selesai penelitian dari STIKes Senior Medan Lampiran 8 Hasil output data penelitian


(14)

Perbedaan Metode Penugasan dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan

Tahun 2015 ABSTRAK ELA TUTI MURNI S.

Latar belakang:Metode pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, salah satunya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Pada mata kuliah KonseKebidanan dibutuhkan metode yang tepat sehingga pemahaman aplikasi yang disampaikan dapat dicapai oleh peserta didik secara optimal.

Tujuan:Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok terhadapminat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-IIIKebidananSTIKesSenior Medan Tahun 2015.

Metodologi penelitian:Penelitian ini menggunakandesain analitik dengan quasi eksperimendan uji yang dipakai adalah independent sample t-test. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan semester II tahun ajaran 2014-2015 sebanyak 90 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling.Analisa data yang digunakan adalah univariat dan bivariat.

Hasil Penelitian:Berdasarkan uji statistik independent sample t-test menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara metode penugasan individual dan metode diskusi kelompok kecil. Hal tersebut terlihat dari hasil pengukuran minat belajar pada metode penugasan individual menunjukkan nilai rerata sebesar72,177 sedangkan pada metode diskusi kelompok kecil sebesar 65,377.Hasilujit didapatkan t hitung >t tabel (3,981>1,663) dan secara statistik bermakna(p 0,000 < 0,05).

Kesimpulan dan saran :Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan minat belajar antara kelompok metode penugasan individual dengan kelompokmetodediskusi kelompok kecil pada mata kuliah Konsep Kebidanan. Metode penugasan individual lebih baik dari pada metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan minat belajar, maka disarankan kepada institusi dan pendidik agar dapat memilih metode yang tepat untuk mata kuliah Konsep Kebidanan demi meningkatkan minat dan prestasi belajar yang lebih maksimal.


(15)

The difference method of Assignment And discussion group against the Interest of studying the course Concepts of Midwifery Students D-III Senior Midwifery

STIKes Medan 2015

ABSTRACT ELA TUTI MURNI S.

Background: Learning methods play an important role in the learning process, one of which is to increase interest in learning to learners. On the concept of a Midwifery course required proper methods so that the understanding of the applications submitted could be achieved by learners optimally.

Objectives: The purpose of this research is to know the difference method assignments and discussion group against the interest of studying the course Concepts of midwifery students D-III Senior Midwifery STIKes 2015.

Methodology: The research use approach analytic design by quasi experiment and test used is the independent sample t-test. The population of this research is a student of D-III Senior Midwifery STIKes Medan semester II academic year 2014/2015 as much as 90 students. Sampling is done using the technique of total sampling. Data analysis was univariate and bivariate.

Result : The research results based on statistical tests independent sample t-test shows that there is a difference between the methods of learning the results of the assignment of individual and small group discussion method. It is apparent from the results of measurements of interest study on the method of assigning individual shows the average value of 72,177 whereas in small group discussion method shows the average value of 65,377. Test results obtained t compute > t table (3,981 > 1,663) and statistically meaningful (p 0.000 < 0.05).

Conclusion and recomendation :Conclusion on the research is there is a difference between learning interest group assignment method individually with small group discussion method on Midwifery Concept subjects. Individual assignment method is better than the small group discussion on methods to increase the interest in learning, that institution and educators can choose the method that is appropriate to the concept of obstetric in order to increase interest in learning outcomes obtained full potential.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia berkualitas yang mestinya akan berguna bagi diri sendiri, masyarakat bangsa dan negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1: ”Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Usman, 2010).

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan suatu pendidikan yang menghasilkan tenaga professional. Profesionalisme dapat dibangun melalui proses pendidikan yang dilakukan oleh institusi pendidikan kesehatan, salah satunya adalah pendidikan kebidanan. Pendidikan kebidanan bertujuan untuk menghasilkan bidan yang profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Menghadapi tuntutan kebutuhan dan globalisasi dibutuhkan tenaga bidan yang kompeten dalam memberikan pelayanan kebidanan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan institusi pendidikan kebidanan yang mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang tepat agar mahasiswa memperoleh prestasi belajar yang optimal (Sujiayatini, 2010).


(17)

Mata kuliah Konsep Kebidanan terdiri dari sembilan Kompetensi Dasar (KD) diantaranya: menjelaskan pengertian filosofi dan definisi bidan, menjelaskan perkembangan sejarah profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional, menjelaskan paradigma asuhan kebidanan, mengidentifikasi kebidanan sebagai profesi, menjelaskan peran dan fungsi bidan, menjelaskan teori dan model konseptual asuhan kebidanan, menggunakan konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktek kebidanan, menjelaskan sistem penghargaan bagi bidan, serta menjelaskan pengembangan karir bidan (Depkes, 2002).

Mata kuliah Konsep Kebidanan ini merupakan mata kuliah yang sangat penting untuk para mahasiswa kebidanan memasuki dunia kebidanan dan merupakan dasar untuk mata kuliah. Mata kuliah ini berkaitan dengan kompetensi-kompetensi dalam pelayanan kebidanan. Mahasiswa yang tidak mampu memahami dengan baik tentang mata kuliah Konsep Kebidanan ini, maka otomatis mahasiswa tidak akan mampu untuk mengaplikasikan ilmu ini kedalam praktiknya di lapangan, khususnya di dalam penerapan asuhan kebidanan dengan pola fikir Varney. Mahasiswa yang tidak memahami tentang materi ini, akan mengalami kesulitan di dalam pengambilan keputusan klinis yang seharusnya menjadi pola pikir bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, karena dalam pelayanan kebidanan sering bersifat emergensi yang menuntut tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya (Sujianti, 2009).

Penyampaian materi Konsep Kebidanan D-III Kebidanan STIKes Senior Medan sebagian besar masih menggunakan metode ceramah. Metode tersebut belum membuat mahasiswa memahami materi yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil survey awal kepada 10 mahasiswa semester II yang mengatakan memiliki minat kurang untuk beberapa materi kuliah Konsep Kebidanan. Hal ini didukung juga dari hasil pengisian


(18)

kuesioner minat yang dilakukan sebagai survey pendahuluan diperoleh hasil 6 dari 10 mahasiswa mendapat nilai minat kurang (50), dan minat sedang sebanyak 3 orang (60-66). Hanya ada 1 mahasiswa yang mendapatkan nilai minat tinggi (76).

Mata kuliah Konsep Kebidanan memerlukan metode pembelajaran yang lebih efektif yaitu membuat mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode diskusi kelompok kecil dan penugasan (Jogiyanto, 2006). Diskusi kelompok kecil dan penugasan merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara metode penugasan dan metode diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Adakah perbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Menganalisis perbedaan metode pembelajaran penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015.


(19)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode penugasan.

b. Untuk mengetahui minat belajar mahasiswa mengikuti metode diskusi kelompok kecil.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Direktur dan dosen D-III Kebidanan STIKes Senior Medan dalam mendesain program perencanaan pembelajaran kepada mahasiswa agar dapat mencapai minat belajar yang optimal. 2. Manfaat Praktis

a. Institusi

Dapat memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih tepat untuk mata kuliah tertentu.

b. Pendidik

Dapat memberikan alternatif cara meningkatkan minat belajar mahasiswa dengan penggunaan metode seperti penugasan dan diskusi kelompok kecil.

c. Mahasiswa

Mendapatkan metode yang paling tepat dalam proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan kualitas pendidikan mereka. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam hal manajemen sumber daya manusia yaitu sumber daya dosen dalam mendesain program pembelajaran yang efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode sangat memegang peranan penting, keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan menggunakan metode pembelajaran.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen pengajaran yang menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi pertanyaan metode mengajar yang bagaimanakah yang bisa memberikan hasil belajar terbaik (Hamdani, 2010).

Dalam penggunaan metode terkadang dosen harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik mempengaruhi penggunaan metode, tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, dosen perlu merumuskan dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi dosen menentukan yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut. Semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik. Jalan pengajaran pun berlangsung


(21)

kaku, peserta didik kurang bergairah belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi dosen dan peserta didik. Dosen mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh dosen sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran (Sardiman, 2011)

Kenyataan menunjukkan manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dengan para pendidik, mereka selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh pendidik benar-benar menjadi milik peserta didiknya. Jadi jelaslah bahwa metode merupakan alat mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi dalam bidang pengajaran, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain faktor pendidik, faktor peserta didik, dan faktor situasi (lingkungan sekolah).

Faktor-faktor tersebut merupakan hubungan yang timbal balik berada dalam sistem pengajaran atau interaksi edukatif dan hal ini penting dalam mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.

Macam-macam metode pembelajaran a. Diskusi kelompok

b. Demonstrasi dan eksperimen c. Ceramah

d. Tanya jawab e. Sosiodrama


(22)

f. Pemecahan masalah (Problem solving) g. Sistem regu

B. Metode Penugasan

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana dosen memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh peserta didik dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka inilah yang biasanya dosen gunakan untuk mengatasinya (Djamarah, 2006).

Penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tatapi jauh lebih luas dari itu. Tugas biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Karena itu tugas dapat diberikan secara individual, atau dapat pula secara kelompok.

Tugas yang diberikan kepada peserta didik ada berbagai jenis. Karena tugas ini sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium, dan lain-lain.


(23)

Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugasatau resitasi, yaitu;

a. Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya mempertimbangkan: 1) Tujuan yang akan dicapai; 2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut; 3) Sesuai dengan kemampuan peserta didik; 4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan peserta didik; 5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

b. Langkah pelaksanaan tugas

Adapun langkah dalam pelaksanaan penugasan yang diberikan kepada peserta didik adalah:1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh dosen; 2) Diberikan dorongan sehingga peserta didik mau bekerja; 3) Diusahakan/dikerjakan oleh peserta didik sendiri; 4) Dianjurkan agar peserta didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis.

c. Fase mempertanggung jawabkan tugas

Hal yang perlu dikerjakan pada fase ini; 1) Laporan peserta didik baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya; 2) Ada tanya jawab/diskusi kelas; 3) Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya (Hamdani, 2010).

1. Pemberian Tugas Individual Terstruktur.

Metode pemberian tugas belajar merupakan metode mengajar yang berupa pemberian tugas oleh pendidik kepada peserta didik, dan kemudian peserta didik harus mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil tugas tersebut. Metode ini tidak sama


(24)

dengan Pekerjaan Rumah (PR). PR merupakan tugas terstruktur yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah dengan waktu yang ditentukan, sedangkan dalam resitasi tugas tidak harus dikerjakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di laboratorium, perpustakaan, sekolah, atau di tempat lainnya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan.

Pemberian tugas terstruktur dimaksudkan agar selain untuk penguatan juga menimbulkan sikap positif terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Pemberian tugas biasanya bertujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mendapatkan pengertian yang luas tentang materi yang telah dan akan diajarkan di dalam kelas. Dengan ini peserta didik akan lebih tahu kekurangan dalam mempelajari materi yang telah diajarkan oleh pendidik. Dan dengan adanya pemberian tugas terstruktur peserta didik juga tidak akan merasa bosan dalam belajar karena materi dapat menimbulkan pengalaman belajar dan pemahaman materi.

Tugas dirancang untuk membimbing peserta didik dalam pemahaman materi yang lengkap terdiri atas rangkaian kegiatan belajar dan soal-soal latihan untuk membantu peserta didik mencapai indikator yang dirumuskan dengan jelas. Tugas terstruktur merupakan salah satu media pembelajaran bahan ajar yang disususn sesuai dengan kebutuhan belajar sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Tugas terstruktur ini memiliki manfaat ditinjau dari kepentingan peserta didik antara lain peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri. Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar jam tidak dibatasi oleh kelas, peserta didik berkesempatan menguji kempuan diri sendiri dengan mengerjakan soal latihan yang disajikan dalam tugas, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai factor belajar lainya.


(25)

Tugas Terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik dari pendidik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai sumber belajar, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh pendidik untuk mengetahui tingkat kebenaran jawaban peserta didik. Pemberian tugas terstruktur merupakan metode yang dapat digunakan peserta didik untuk mencari alternatif pemecahan masalah dengan kendala serta masalahnya. Metode pemberiantugas terstruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan berbagai literatur atau buku sumber, yang nantinya hasil kerja peserta didik akan diperiksa oleh pendidik untuk mengetahui tingkat pemahaman materi serta pencapaian kompetensi dasar dari jawaban tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

2. Kelebihan dan kelemahan Metode Penugasan

Ada beberapa kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain; 1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif; 2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini peserta didik harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan; 3) Merangsang peserta didik melakukan aktivitas belajar individual; 4) Mengembangkan kemandirian peserta didik; 5) Mengembangkan kreativitas.

Selain memiliki kelebihan metode penugasan juga memiliki beberapa kelemahan antara lain; 1) Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai; 2) Seringkali peserta didik tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin


(26)

pekerjaan temannya; 3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu; 4) Jika kurang bervariasi akan menimbulkan kebosanan (Djamarah, 2006). C. Metode Diskusi

Menurut killen (1998) dalam Sanjaya (2011) “metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu masalah. Tujuan metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik, serta membuat suatu keputusan”. Adapun peran pendidik sebagai pemimpin diskusi: 1) Pengatur dan pengarah acara diskusi; 2) Pengatur lalu lintas percakapan; 3) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.

Menurut Syah (2010) “ Metode diskusi adalah metode mengajar yang erat hubungannya dengan memecahkan masalah. Metode ini lazim juga disebut dengan metode diskusi dan resitasi bersama”. Menurut Sanjaya (2010) Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan dari metode ini adalah untuk memecahkan sutu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik untuk suatu keputusan.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dipahami bahwa metode diskusi merupakan suatu cara melatih peserta didik untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah, selain itu peserta didik juga dilatih untuk berani bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapatnya kepada sesama teman ataupun pendidik. Dalam hal ini pendidik ingin merangsang peserta didik untuk berfikir kritis dan praktis serta membantu peserta didik untuk menyalurkan


(27)

kemampuannya masing-masing, ingin memecahkan suatu persoalan berdasarkan pengalaman peserta didik itu sendiri.

1. Tujuan Penggunaan Metode Diskusi

Diskusi secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berfikir dan keterampilan komunikasi peserta didik dan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik didalam pelajaran. Namun secara khusus menurut Tjokrodihardjo dalam Trianto (2009) diskusi digunakan oleh para pendidik dengan tujuan yaitu; 1) Meningkatkan cara berfikir peserta didik dengan jalan membantu peserta didik membangkitkan pemahaman isi pelajaran; 2) Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi peserta didik; 3) Membantu peserta didik mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berfikir.

Menurut Rosmala (2010) tujuan penggunaan metode diskusi yaitu; 1) dengan diskusi peserta didik didorong menggunakan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada pendapat orang lain; 2) Peserta didik mampu menyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis; 3) Diskusi memberi kemungkinan pada peserta didik untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama. 2. Kelebihan dan kelemahan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar antara lain: 1) Metode diskusi dapat merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide; 2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan; 3) Dapat melatih peserta didik untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.


(28)

Disamping itu, diskusi juga bias melatih peserta didik untuk menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya; 1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi oleh 2 atau 3 orang peserta didik yang memiliki keterampilan berbicara; 2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur; 3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan; 4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosianal yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran (Suryosubroto, 2009).

3. Jenis-Jenis Diskusi

Terdapat bermacam-macam diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran antara lain:

a. Diskusi kelas

Diskusi kelas disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah; Pertama, pendidik membagi tugas sebagai pelaksanaa diskusi dalam membagi siapa yang akan menjadi moderator, dan penulis. Kedua, pemaparan sumber masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, Peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, narasumber akan memberi tanggapan, Kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.


(29)

b. Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil ini dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.Pelaksanaannya dimulai dengan pendidik menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi kedalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, selesai diskusi ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

c. Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya. d. Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang dihadapan audien (Hamdani, 2010).

4. Langkah-Langkah Dalam Melaksanakan Diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut;

1) Langkah persiapan

Adapun langkah dalam melaksanakan diskusi kelompok antara lain: (a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun

tujuan yang bersifat khusus; (b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; (c) Menetapkan masalah yang akan dibahas; (d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan


(30)

diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus makala diperlukan.

2) Pelaksanaan Diskusi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi antara lain: Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi; Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan; Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan; Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya; Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.

3) Menutup Diskusi

Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut; (a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi; (b) Menelaah jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

D. Minat Belajar 1 Pengertian Belajar

Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi danperilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar menurut Slameto(2003) ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain: 1)


(31)

Terjadi secara sadar; 2) Bersifat kontinu dan fungsional; 3) Positif dan aktif; 4) Bukan bersifat sementara; 5) Memiliki arah atau bertujuan; 6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

2 Fase-Fase Dalam Proses Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu terjadi perubahan-perubahanbertahap melalui fase-fase yang berurutan. Menurut Jerome S.Bruner dalam Syah ( 2010) peserta didik menempuh tiga episode dalam proses belajar yakni

1) Fase Informasi (tahap penerimaan materi).

Peserta didik memperoleh informasi berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

2) Fase Transformasi (tahap pengubahan materi).

Informasi yang telah diperoleh dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk abstrak.

3) Fase Evaluasi (tahap penilaian mater).

Peserta didik akan menilai sejauh mana pengetahuan dapat dimanfaatkan gunamemahami atau memecahkan masalah lain.

3 Pengertian Minat Belajar

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan–kebutuhannya sendiri. Minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang biasanya disertai rasa senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan,


(32)

melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan waktu belajar atau bekerja (Sardiman, 2010).

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Peserta didik yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain (Djamarah, 2006).

4 Aspek-Aspek Minat

Hadis (2008) menjelaskan aspek-aspek yang terdapat dalam minat belajar meliputi, kemauan belajar, aktifitas belajar, perhatian dan perasaan senang.

a. Perhatian

Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat peserta didik dalam belajar. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan (Suryabrata, 2010).

Perhatian peserta didik diartikan sebagai pemusatan tenaga peserta didik yang tertuju kepada sajian materi yang dijelaskan oleh pengajar pada saat roses pembelajaran dikelas sedang berlangsung. Seorang peserta didik dianggap memiliki perhatian belajar terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh pengajar dikelas, jika peserta didik tersebut memusatkan perhatiannya dengan cara memfokuskan pandangannya kedepan untuk memperhatikan materi yang disajikan oleh pengajar dengan memusatkan


(33)

kesadaran dan daya jiwanya untuk mengetahui dan memahami materi pelajaran yang disajikan oleh pengajar dikelas (Hadis, 2008).

Macam–macam perhatian menurut Suryabrata (2010) : 1) Aktivitas atau pengalaman batin

a) Perhatian intensif b) Perhatian tidak intensif.

2) Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi:

a) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu Perhatian spontan (perhatian tidak sekehendak, perhatian tidak disengaja).

b) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif) c) Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi

Perhatian terpencar (distributif), dan perhatian terpusat (konsentratif). b. Perasaan Senang

Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf (Suryabrata, 2010).

Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak menunjang minat dalam belajar (Winkel, 2009).


(34)

c. Kemauan Belajar

Kemauan untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini lebih baik bila dibandingkan segala kegiatan yang tanpa maksud. Kemauan untuk belajar berarti pada diri peserta didik itu memang ada dorongan untuk belajar, sehingga hasilnya tentu lebih baik (Sardiman, 2010).

d. Aktivitas Belajar

Sudjana (2009) mengatakan belajar adalah proses yang aktif. Aktifitas belajar yang dimaksud adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Piaget dalam Sardiman (2010) menerangkan bahwa seorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan.

5 Cara Mendapatkan Data Minat Belajar Peserta didik

Sardiman (2010) menguraikan beberapa cara yang dapat pengajar lakukan untuk mendapatkan data minat peserta didik, diantaranya sebagai berikut:

1) Melakukan Observasi

Mengadakan pengamatan terhadap perilaku peserta didik didalam kelas, merupakan suatu langkah yang sangat baik untuk memperoleh data tentang pribadi dan tingkah laku setiap individu peserta didik. Pengajar tidak hanya memerhatikan hasil–hasil pelajaran, melainkan perlu juga memerhatikan minat, bakat, sifat–sifat, watak, kebebasan, keterbukaan dan cara kerja setiap anak.

2) Menggunakan Angket

Untuk mengetahui data pribadi dan latar belakang serta bakat dan minat dapat juga dilakukan dengan cara pengisian angket. Jadi pengajar membuat suatu angket yang


(35)

sudah didesain sedemikian rupa sesuai dengan data yang dibutuhkan, kemudian disuruh mengisi atau menjawab oleh peserta didik.

6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuhnya Minat

Menurut hadis (2008), minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1) Objek belajar

Minat peserta didik akan bangkit bila suatu bahan diajarkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Maslow berkeyanin bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya.

2) Metode pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, pengajar tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian peserta didik.

3) Pendeketan pembelajaran yang digunakan oleh pengajar

Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan perubahan tingkah laku dan lain sebagainya.

4) Variasi mengajar

Keterampilan dalam mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi 3 aspek yaitu, variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media diantara media audio, media visual, dan media audiovisual.


(36)

5) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia

Pengajar bukan merupakan satu-satunya sumber belajar agar hasil belajar yang dicapai optimal, kelas harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi peserta didik.

6) Lingkungan belajar

Konsep lingkungan belajar meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan peserta didik belajar.

7 Menumbuhkan Minat Belajar

Sardiman (2010), mengemukakan beberapa macam cara yang dapat pengajar lakukan untuk membangkitkan minat peserta didik meliputi:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri peserta didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan

c. Pengalaman yang dimiliki peserta didik, sehingga peserta didik mudah menerima bahan pelajaran.

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual peserta didik

e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.


(37)

E. Ruang Lingkup Mata Kuliah Konsep Kebidanan 1. Konsep Kebidanan

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahapeserta didik untuk memahami Konsep Kebidanan dengan pokok bahasan; Filosofi dan konseptual Kebidanan, paradigma asuhan Kebidanan, metodologi asuhan kebidanan model dan teori dalam praktek kebidanan, peran dan fungsi bidan, konsep profesi bidan sebagai tenaga profesional, perkembangan profesi bidan dan pendidikan secara nasional dan internasional, pengembangan karir dan sistem penghargaan bagi bidan.

2. Tujuan Pembelajaran

a. Menjelaskan pengertian, filosofi dan definisi bidan

b. Menjelaskan perkembangan profesi, pelayanan dan pendidikan bidan secara nasional dan internasional

c. Menjelaskan paradigma asuhan kebidanan d. Menjelaskan peran fungsi bidan

e. Menjelaskan teori dan model konseptual asuhan kebidanan

f. Menggunakan konsep kebidanan sebagai dasar dalam praktek kebidanan g. Menjelaskan sistem penghargaan


(38)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian. Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel satu dengan yang lainnya.

Variabel dibedakan menjadi 2 yaitu variabel independen atau mempengaruhi yaitu metode penugasan individual dan metode diskusi kelompok kecil, sedangkan yang menjadi variabel dependen atau dipengaruhi yaitu minat belajar mata kuliah konsep kebidanan mahasiswa D-III kebidanan STIKes Senior Medan 2015 (Sugiyono, 2009).

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Kerangka konsep

2. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan konsep penelitian gambar 3.1 dapat dirumuskan ada perbedaan antara metode penugasan dan diskusi kelompok terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan tahun 2015.

Metode Pembelajaran Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok

K il

Minat Belajar Mata Kuliah Konsep kebidanan


(39)

3. Definisi Operasional N

O

Variabel Penelitian

Defenisi Operasinal Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1 Metode

Pembelajara n Metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan proses pengajaran bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan disini adalah penugasan individual dimana pendidik memberikan tugas tertentu secara individual kepada peserta didik, dan metode diskusi kelompok kecil dengan

membagi peserta didik

Lembar check list

Observasi 1. Dilakukan sesuai prosedur 2. Dilakukan

tetapi tidak sesuai prosedur


(40)

dalam

kelompok-kelompok yang berjumlah 3-5 orang dengan mata kuliah Konsep Kebidanan. 2 . Minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan

Minat adalah persepsi peserta didik dalam mengikuti perkuliahan yang diberikan saat dilakukannya proses pembelajaran

Kuesioner Mengisi Angket Sangat Setuju =4 Setuju = 3 Tidak Setuju =2 Sangat Tidak Setuju= 1

Untuk pernyataan negatif :

Sangat Setuju =1 Setuju = 2 Tidak Setuju =3 Sangat Tidak Setuju= 4

- Minat tinggi skor 76-100 - Minat sedang

skor 51-75 - Minat rendah

skor 25-50


(41)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan quasi experimen, yang bermaksud menganalisis perbedaan metode penugasan individual dan metode diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III kebidanan STIKes Senior Medan. Penelitian ini menggunakan rancangan post test dalam bentuk post test only design (Sugiyono,2012).

B. Populasi Dan Sampel 1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa DIII Kebidanan semester II dengan total 90 mahasiswa.

2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II D-III Kebidanan STIKes Senior Medan, mahasiswa yang dijadikan sampel penelitian sudah terbagi menjadi kelas A dan kelas B. Kelas A dengan metode penugasan individual sebanyak 45 orang dan kelas B dengan metode diskusi kelompok kecil sebanyak 45 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008).


(42)

C. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di program studi D-III Kebidanan STIkes Senior Medan. D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2015 E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: 1) beneficence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan/menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk pasien mengisi kuesioner (freedom from exploitation); 2) Menghargai martabat manusia (respect for human diginity), yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penellitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the rigth to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian; 3) justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the- right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden (Polit & Hungler,1990).


(43)

F. Alat Pengumpulan Data

Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode penugasan individual untuk menyampaikan materi Konsep Kebidanan yang dilakukan pada kelompok A. Pada kelompok B materi kuliah dengan pokok bahasan yang sama disampaikan dengan metode diskusi kelompok kecil. Perkuliahan pada pada kelompok A dan kelompok dilakukan dalam 3 kali pertemuan dan perkuliahan dilakukan diruang kelas masing-masing.

Cara pengukuran minat belajar dilakukan setelah kelompok A menerima perkuliahan dengan metode penugasan individual dan kelompok B menerima perlakuan dengan metode diskusi kelompok keci pada pokok bahasan yang sama. Perlu waktu kurang lebih 3 pertemuan untuk melihat dampak perlakuan kedua metode terhadap minat belajar, sehingga minat tidak bisa langsung diukur dengan 1 kali pertemuan.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengukur minat belajar berupa angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Angket yang digunakan mengadaptasi dan memodifikasi dari angket model ARCS (Attention, Relevance, Confidence and Satisfaction) Keller (1987).

Alternatif jawaban angket minat menggunakan skala Likert, dimana jawaban setiap pertanyaan disusun dalam gradasi dari positif (favorable) sampai negative (unfavorable), berupa kata-kata Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda. Pemberian skor untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. Untuk jawaban pernyataan yang positif (favorable) maka perhitungan skornya adalah :


(44)

1. Sangat Setuju (SS) nilai 4 2. Setuju (S) nilai 3

3. Tidak Setuju (TS) nilai 2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) nilai 1

Sedang jawaban peryataan yang negative (unfavorable) perhitungan skornya : 1. Sangat Setuju (SS) nilai 1

2. Setuju (S) nilai 2

3. Tidak Setuju (TS) nilai 3

4. Sangat Tidak Setuju (STS) nilai 4 ( Sugiyono,2010).

Kisi–kisi angket minat untuk responden bisa dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan

No Aspek minat

No. Item Σ

Item Pernyataan positif Pernyataan negatif

1. Perhatian

4,7,20,21 1,10,11,15

8 2. Perasaan senang

5,6,12,23,24 2,16,25

7 3. Kemauan belajar

18 8,14

3 4. Aktivitas belajar

13,19,22 3,9,17

6


(45)

G. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Suatu instrumen atau alat ukur dapat dikatakan berkualitas dan mampu menghasilkan data yang akurat bila telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006).

a. Variabel pertama, penerapan metode pembelajaran penugasan individual dan metode diskusi kelompok. Guna memperoleh keyakinan bahwa desain penelitian yang digunakan cukup baik maka menggunakan uji validitas sebagaai berikut : 1) Variabel Internal

Dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variabel terikat. Variabel yang harus dikendalikaan dan dilaakukan uji validitas adalah pengaruh pengukuran dan pengaruh subjek yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan tempat penelitian, penentuan kelas eksperimen, pemilihan sampel, tema pembelajaran, dosen yang mengajar dan subjek penelitian.

2) Variabel Eksternal

Dilakukan melalui keseragaman antara bahan materi kuliah yang akan diajarkan ke mahasiswa, dosen pengajar, dan kesamaan dua kelompok kelas. b. Variabel kedua, minat belajar mahasiswa


(46)

1) Uji validitas instrumen

Uji validitas instrumen angket minat belajar mahasiswa menggunakan validitas isi yang memandang dari segi alat pengukur yaitu sejauh mana isi alat pengukur diturunkan dari teori minat belajar dalam kisi-kisi instrument minat belajar mahasiswa.

2) Uji validitas butir

Untuk mengetahui validitas angket minat belajar dengan menggunakan validitas kontruk yaitu apabila butir-butir soal mampu mengukur aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional.

2) Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data instrumen tersebut sudah baik. Reliabel berarti dapat dipercaya dan diandalkan (Arikunto,2006).

Teknik alpha yang dikembangkan oleh li Cronbach dipilih untuk mencari reliabilitas Alpha untuk menguji konsistensi internal antar item pernyataan dengan batas nilai lebih besar dari 0,60 (Azwar, 2003).

Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

�11 = �

(� −1)� �1−

∑ ��2

�12

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ ��2 = Jumlah varians butir


(47)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pembagian kuesioner kepada mahasiswa semester II yang sudah terbagi menjadi kelas A dan kelas B dengan total mahasiswa 90 orang. Sebelum kuesioner diisi oleh responden, diberikan penjelasan terlebih dahulu oleh peneliti tentang tata cara pengisian kuesioner. Kuesioner diisi langsung oleh responden dan dikumpulkan setelah selesai pengisian. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti segera memeriksa kelengkapan data, apabila terdapat kesalahan dan ketidaklengkapan data dari kuesioner yang terkumpul maka peneliti langsung meminta responden untuk memperbaiki dan melengkapi data.

Setelah semua kuesioner yang telah diisi respon dan dikumpulkan, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data yang terkumpul pada kuesioner dan bila terdapat kesalahan atau kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.

I. Pengolahan Dan Rencana Analisis Data Pengolahan Data

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pengolahan data menurut menurut Notoatmodjo (2010) adalah

1. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian atas jawaban responden.


(48)

2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori-kategori.Klasifikasi dilakukan dengan member tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3. Entry

Entri data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat tabel kontingensi.

Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat berfungsi untuk meringkas data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel independen berdasarkan persentasenya.

b. Analisis Bivariat

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan atau tidak. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t sampel independen (Sugiyono, 2006). Proses analisis data dibantu dengan menggunakan komputerisasi.


(49)

Kriteria yang digunakan pada uji t sampel independen adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai p<0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Kesimpulannya ada perbedaan antara metode penugasan dan diskusi kelompok terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015. b. Bila nilai p>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak yaitu tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Kesimpulannyan tidak ada perbedaan antara metode penugasan dan diskusi kelompok terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015.

Uji normalitas data diperlukan sebelum mengunakan uji t sampel independen. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 2006). Proses uji normalitas data dibantu dengan menggunakan sistem komputerisasi. Kriteria yang digunakan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai p<0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga ada perbedaan distribusi antara data peneliti dan data normal. Kesimpulannya data peneliti tidak terdistribusi normal.

b. Bila nilai p>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada

Perbedaan distribusi antara data peneliti dan data normal.Kesimpulannya data peneliti terdistribusi normal.


(50)

BAB V

HASIL PENELITIAN

1. Hasil Penelitian

A. Pelaksanaan Metode Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil

Penelitian yang dilaksanakan di STIkes Senior Medan bulan Februari-Mei 2015 dengan judul Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan tahun 2015. Kegiatan pembelajaran dimulai dari tanggal 20-30 Mei 2015. Pelaksanaaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan individual dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik selama proses pembelajaran berlangsung antara lain: pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memotivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan seriusdan menginformasikan agar peserta didik bekerja secara individual setelah itu pendidikmenerangkan secara singkat materi pokok dengan jelas selama 30 menit.

Pendidik memberikan permasalah yang harus dicari tahu setiap peserta didik. Peserta didik mengerjakan tugas masing-masing permasalahan dengan rasa jujur batasan waktu 20 menit, pendidikmengamati dan memberi bimbingan, kemudian perwakilan setiap peserta didik untuk menyampaikan secara ringkas hasil pekerjaannya. Setelah itu pendidik membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan penguatan-penguatan, peserta didik disarankan membuat rangkuman dibawah bimbingan pendidik.

Pelaksanaaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok kecil dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik selama proses pembelajaran berlangsung antara lain: pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memotivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan serius. Pendidik terlebih dahulu menerangkan materi secara singkat dan jelas selama 30 menit.


(51)

Pendidik kemudian mengatur peserta didik agar bekerja dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 5 peserta didik untuk masing-masing kelompok. Pendidik memberikan permasalah yang harus dicari tahu setiap kelompok. Setiap kelompok mengerjakan tugas masing-masing permasalahan dengan rasa jujur batasan waktu 30 menit, pendidikmengamati dan memberi bimbingan. Kemudian perwakilan setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya disarankan membuat rangkuman. Setelah itu pendidik membahas hasil kerja setiap kelompok dan memberikan penguatan-penguatan.

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di STIkes Senior Medan bulan Februari-Mei 2015 diperoleh hasil data sebagai berikut:

A. Data Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan dengan Metode Penugasan Individual

Data minat belajar pada kelompok metode penugasanindividual didapat dari nilai angket minat belajar setelah mengikuti perkuliahan konsep Kebidanan. Sampel penelitian sebanyak 45 orang diperoleh data seperti yang tercantum dalam tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Nilai Minat Belajar Konsep Kebidanan dengan Metode Penugasan Individual Mahasiswa D-III Kebidanan

STIKes Senior Medan 2015 No Nilai Minat

(25-100)

Frekuensi Persentase Skor

1

56 1 2.22% 56

2


(52)

3

59 1 2.22% 59

4

64 2 4.44% 128

5

65 4 8.89% 260

6

66 4 8.89% 264

7

67 6 13.33% 402

8

68 1 2.22% 68

9

70 2 4.44% 140

10

76 4 8.89% 304

11

77 6 13.33% 462

12

78 4 8.89% 312

13

80 4 8.89% 320

14

81 2 4.44% 162

15

83 1 2.22% 83

16

84 1 2.22% 84

17

86 1 2.22% 86

Total 45 100% 3248

Rerata 72,177

Jumlah skor maksimal jika peserta didik menjawab skor 4 untuk seluruh pernyataan adalah 100 dan jumlah skor minimal apabila menjawab skor 1 untuk seluruh pernyataan adalah 25. Dari hasil skoring jawaban angket skor tertinggi adalah 86 (2,22%) dan skor terendah adalah 56 (2,26%), dengan rerata nilai minat kelompok penugasan individual adalah 72,177.


(53)

B. Data Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan denganMetode Diskusi Kelompok Kecil

Data minat belajar pada kelompok metode Diskusi kelompok kecildidapat dari nilai angket minat belajar setelah mengikuti perkuliahan konsep Kebidanan. Sampel penelitian sebanyak 45 orang diperoleh data seperti yang tercantum dalam tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Nilai Minat Belajar Konsep Kebidanan dengan Metode Diskusi Kelompok Kecil Mahasiswa D-III Kebidanan

STIKes Senior Medan 2015 No. Nilai minat

(25-100) Frekuensi Persentase Skor

1 50 3 6.67% 150

2 51 1 2.22% 51

3 55 1 2.22% 55

4 57 1 2.22% 57

5 58 3 6.67% 174

6 60 2 4.44% 120

7 61 1 2.22% 61

8 62 1 2.22% 62

9 63 10 22.22% 630

10 64 3 6.67% 192

11 66 1 2.22% 66

12 67 3 6.67% 201

13 68 1 2.22% 68

14 69 2 4.44% 138

15 70 2 4.44% 140

16 71 2 4.44% 142

17 72 1 2.22% 72

18 74 1 2.22% 74

19 76 1 2.22% 76

20 81 1 2.22% 81

21 82 2 4.44% 164

22 83 1 2.22% 83

23 85 1 2.22% 85

Total 45 100% 2942


(54)

Jumlah skor maksimal jika peserta didik menjawab skor 4 untuk seluruh pernyataan adalah 100 dan jumlah skor minimal apabila menjawab skor 1 untuk seluruh pernyataan adalah 25. Dari hasil skoring jawaban angket skor tertinggi adalah 85 (2,22%), dan skor terendah adalah 50 (6,67%).

C. Rerata Nilai Minat Belajar Kelompok Metode Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil

Kedua kelompok peserta didik diberikan perlakuan yang berbeda yaitu perkuliahan dengan menggunakan Penugasan Individual untuk kelompok A dan Diskusi Kelompok kecil untuk kelompok B, selanjutnya dilakukan pengukuran minat belajar kedua kelompok tersebut.

Tabel 5.3

Rerata Nilai Minat Belajar Kelompok Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil Mahasiswa D-III Kebidanan

STIKes Senior Medan 2015. Metode Pembelajaran Jumlah Sampel Rerata Nilai

Minat

Standar Deviasi

Penugasan Individual 45 72,177 7,535 Diskusi kelompok kecil 45 65,377 8,632

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rerata nilai minat dari kelompok peserta didik dengan metode Penugasan individual (72,177) lebih tinggi dari pada nilai rerata nilai minat dari kelompok peserta didik dengan metode diskusi kelompok kecil65,377.


(55)

D. Uji Perbedaan Nilai Minat Kelompok Metode Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil

Uji perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode penugasan individual lebih baik (menghasilkan minat belajar yang lebih baik) dibandingkan metode diskusi kelompok kecil dengan menggunakan uji t sampel independent.

Tabel 5.4

Hasil Uji T Perbedaan Minat Belajar pada Metode Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan 2015

Metode

Pembelajaran N µ

Nilai 95% confidence interval of difference

P t hitung t tabel Lower Upper Penugasan

individual 45 72,177 3,981 1,663 3,405 10,194 0,000 Diskusi kelompok

kecil 45 65,377

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai t hitung sebesar 3,981 adapun nilai t tabel untuk pengujian dengan tingkat ketelitian 0,05 dan jumlah data sebanyak 90 responden (df=88) adalah sebesar 1,663. Perbandingan nilai t hitung dengan t tabel adalah bahwa t hitung >t tabel (3,981 > 1,663) dengan nilai p=0,000 < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan minat belajar yang signifikan antara kedua kelompok.Oleh karena nilai rerata minat kelompok metode penugasan individual lebih tinggi daripada kelompok metode diskusi kelompok kecil, maka dapat disimpulkan bahwa metode penugasan individual memberikan hasil yang lebih baik untuk meningkatkan minat belajar daripada metode diskusi kelompok kecil.


(56)

2. Pembahasan

A. Analisis Karakteristik Subjek Penelitian

Responden penelitian ini terdiri dari responden yang memenuhi kriteria untuk sampel penelitian dengan jumlah 90 orang, 45 orang sebagai kelompok dengan metode penugasan individual dan 45 orang sebagai kelompok dengan metode diskusi kelompok kecil. Responden merupakan peserta didik STIKes Senior Medan semester II. Latar belakang pendidikan juga hampir sama yakni dari SMA.

B. Analisis Perbedaan Minat Belajar Dengan Metode Penugasan Individual dan Diskusi Kelompok Kecil

Metode penugasan individual dan diskusi kelompok kecil termasuk kedalam bentuk salah satu metodepembelajaran yang inovatif, sehingga diharapkan metode pembelajaran tersebut mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Selama ini mata kuliah Konsep Kebidanan selalu dianggap sebagai mata kuliah yang membosankan karena metode yang dipakai lebih sering menggunakan metode konvensional daripada metode inovatif lainnya sehingga kurang efektif dalam merangsang minat belajar peserta didik.

Tabel 5.3 menunjukkan nilai rerata minat belajar pada peserta didik dengan metode penugasan individual lebih tinggi dibandingkan nilai rerata minat belajar pada peserta didik dengan metode diskusi kelompok kecil. Dari hasil analisis diperoleh perbandingan nilai t hitung dengan t tabel adalah t hitung > t tabel (3,981 > 1,663) sehingga disimpulkan H0 ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan minat belajar yang signifikan antara kedua kelompok. Oleh karena nilai rerata minat belajar kelompok metode penugasan individual lebih tinggi daripada kelompok metode diskusi kelompok kecil, maka dapat disimpulkan bahwa metode penugasan individual


(57)

memberikan hasil yang lebih baik untuk meningkatkan minat belajar peserta didik daripada metode diskusi kelompok kecil.

Sejalan dengan penelitian Cissilia, A (2010) yang menggunakan metode penugasan dan konvensional terhadap prestasi belajar diperoleh F hitung sebesar 4,129 dan p=0,047 (p<0,05) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.

Penelitian diatas membuktikan teori Djamarah (2009) bahwa metode pembelajaran khususnya penugasan merupakan metode pembelajaran yang mampu memupuk rasa tanggung jawab peserta didik terhadap segala tugas pekerjaan. Semakin menarik lagi karena masing-masing peserta didik dituntun untuk lebih kreatif dalam memecahkan masalah secara terampil. Pada metode ini peserta didik biasanya mengerjakan tugas secara mandiri. Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes maupun nontes atau cara lainnya. Dalam proses pembelajaran seperti ini, diharapkan mampu meningkatkan minat belajar peserta didik, sehingga dapat mempermudah peserta didik dalam pemahaman dan mempercepat peserta didik menyerap materi pembelajaran. Metode penugasan individual akan mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dalam penggunaan metode inovatif ini memang banyak menggambarkan hasil bahwa semua metode inovatif, baik itu metode penugasan maupun metode diskusi kelompok mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Dalam hal ini peneliti sendiri menemukan hasil bahwa metode penugasan individual itu lebih baik dalam meningkatkan minat belajar peserta didik dibandingkan metode diskusi kelompok kecil. Hal ini dapat terlihat dari survey pendahuluan yang dilakukan peneliti ditemukan rerata minat belajar mata


(58)

kuliah Konsep Kebidanan dari 10 responden sebanyak 56,5 dengan nilai minat tertinggi sebesar 76.

Dari hasil penelitian ini penggunaan metode penugasan individual yang dilakukan secara terstruktur rerata minat belajar peserta didik lebih tinggi dibandingkan dengan diskusi kelompok kecil. Berdasarkan hasil observasi pada saat dilakukannya proses pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan individual terstruktur pendidik sudah melaksanakan proses pembelajaran sesuai rencana garis besar program pembelajaran yang telah disiapkan. Pendidik juga sudah baik dalam memotivasi peserta didik sehingga aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dari banyaknya peserta didik yang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pendidik juga sudah mengaitkan pembelajaran dengan pengetahuan awal peserta didik/prasyarat, dan pendidik juga menerangkan secara singkat materi pokok dengan jelas.

Pada metode diskusi kelompok kecil ditemukan hasil rerata minat belajar lebih rendah, berdasarkan observasi peneliti saat dilakukannya proses pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok kecil pendidik juga telah melaksanakan sesuai garis besar program pembelajaran yang telah disiapkan. Namun pada saat berlangsungnya diskusi kelompok kecil pendidik kurang memotivasi peserta didik hal ini terlihat dari masih banyaknya kelompok belajar yang tidak aktif.Peserta didik yang aktif akan mendominasi jalannya diskusi kelompok, sehingga materinya kurang dapat diserap dan dipahami secara optimal oleh peserta didik yang lain.

Dalam penelitian ini, berdasarkan pernyataan responden bahwa ada hubungan bermakna antara penggunaan metode pembelajaran dengan hasil pembelajaran oleh responden, yaitu minat responden. Dalam penggunaan metode terkadang dosen harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik mempengaruhi


(59)

penggunaan metode, tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam penentuan metode pembelajaran. Semua metode pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan, penggunaan metode yang tidak tepat lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi peserta didik. Jalan pengajaran pun akan berlangsung kaku, peserta didik kurang bergairah dalam belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar peserta didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi dosen dan peserta didik. Dosen mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan peserta didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh dosen sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran.

Ditambah lagi mata kuliah Konsep Kebidanan merupakan salah satu kelompok mata kuliah pokok kebidanan yang harus dikuasai seorang bidan yang berkompeten. Jadi peserta didik dituntut bukan hanya memahami Konsep Kebidanan melalui teori saja tetapi juga dalam praktiknya di lapangan. Disini salah satu metode pembelajaran yang dapat menfasilitasi yakni metode penugasan individual, dan akan lebih baik lagi penggunaan metode inovatif ini tidak berdiri sendiri. Setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran konsep Kebidanan metode yang disajikan haruslah di variasikan. Sehingga minat belajar peserta didik dalam mata kuliah Konsep Kebidanan ini akan meningkat.


(60)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan berdasarkan metode dan prosedur penelitianyang sudah baku sehingga hal-hal terkait dengan aspek metodologisnya sudahterpenuhi. Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sebagai berikut :

1 Penelitian menggunakan rancangan eksperimen dimana menuntut adanya pengendalian semua variabel penelitian diluar variabel yang telah ditetapkan agar tidak mengganggu perlakuan dalam eksperimen. Sementara ada kecenderungan subyek penelitian untuk berinteraksi diluar penelitian, karena subyek berada di asrama yang sama.

2 Lamanya perlakuan dalam penelitian relatif singkat (tiga kali pertemuan tatap muka) sehingga mungkin saja perlakuan yang diberikan belum sepenuhnya mencerminkan dengan baik hasil minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan. 3 Pada pelaksanaan diskusi kelompok kecil dalam pembentukan kelompok tidak

dilakukan oleh peneliti melainkan pendidik, sehingga pembagian kelompok yang dilakukan tidak homogen. Peserta didik yang berprestasi dan yang tidak berprestasi tidak dibagi secara merata, melainkan melalui urutan nama di absensi peserta didik. D. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

4 Bagi Dosen Mata Kuliah

Penerapan pembelajaran metode penugasan individual dapat membantu dosen mengkaitkan materi yang diberikan dengan situasi dunia kerja dan dosen berperan


(61)

sebagai fasilitator, sehingga dosen perlu meningkatkan kompetensi yang dimiliki sehingga proses pembelajaran akan berlangsung makin hidup dan menarik.

5 Bagi Institusi

Penggunaan metode penugasan individual perlu diimbangi peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga pembelajaran metode penugasan individual optimal, yang pada akhirnya mencetak bidan yang berkompeten.

6 Bagi peserta didik

Metode pembelajaran penugasan individual bersifatstudent learning center, sehingga peserta didik dituntut aktif berpikir logis, dan kreatif dalam memecahkan kasus yang disajikan dalam pembelajaran.


(62)

BABVI PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat diambil Kesimpulan mengenaiperbedaan metode penugasan dan diskusi kelompok kecil terhadap minat belajar mata kuliah Konsep Kebidanan mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015 dapat disimpulkan:

1 Berdasarkan distribusi frekuensi nilai minat belajar konsep kebidanan dengan metode penugasan individual terhadap peserta didik D-III kebidanan STIKes Senior Medan tahun 2015.

2 Berdasarkan distribusi frekuensi nilai minat belajar konsep kebidana dengan metode diskusi kelompok terhadap peserta didik D-III kebidanan STIKes Senior Medan tahun 2015.

3 Berdasarkan hasil uji t perbedaan minat belajar pada metode penugasan individual dan diskusi kelompok kecil di peroleh bahwa metode penugasan individual lebih baik daripada metode diskusi kelompok kecil untuk meningkatkan minat belajar mata kuliah konsep kebidanan terhadap mahasiswa D-III STIKes Senior Medan tahun 2015. Perbedaan ini signifikan ditunjukkan dengan hasil uji t, t hitung>t tabel (3,981 > 1,663) dengan nilai p= 0,000 <0,05.


(63)

B. SARAN 1. BagiInstitusi

Institusimemfasilitasiprosespembelajarandengan metode yangtepat khususnyauntukmatakuliah Konsep Kebidanan dengan metode penugasan individual.

2. Bagipendidik

Pendidikdapatmemilih metode yangtepatuntuk mata kuliah Konsep Kebidanan agardapat meningkatkanminatbelajar dan didapatkanhasilbelajaryanglebihmaksimal. 3. Bagimahasiswa

Mahasiswalebihaktifdalampembelajarantidakterbatashanyapada jamkuliah,dengan metode mahasiswa bias belajardimanasajadankapansaja.

4. Bagipenelitiselanjutnya

Melakukanpenelitiandenganmenggabungkan metode penugasan individual dan diskusi kelompok kecil danmelihatbagaimanapengaruhnyaterhadapminatbelajar.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Cissilia, A. (2010). Pengaruh Metode Problem Solving Dan Metode Penugasan Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Hematologi Ditinjau Dari Motivasi.Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Arikunto,S.(2006). ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek.Ed: 6.Jakarta: RinekaCipta.

Budianing, N.(2012). Pengaruh Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Diskusi Kelompok Kecil Terhadap Prestasi belajar mata Kuliah Konsep kebidanan Ditinjau dari Motivasi Berprestasi mahasiswa Akademi kebidanan Kartini Bali. Tesis program studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Djamarah, S.(2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes RI. (2002). GBPP Kurikulum Pendidikan D-III Kebidanan, Jakarta: DepartemenKesehatan RI.

Hadis, A. (2008). Psikologi Dalam Pendidikan. Ed. 2. Bandung: Alfabeta. Hamdani, M.A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Keller, J.(1987).Angketminat dan motivasi model ARCS angket model ARCS, diakses tanggal 15 Desember 2014.

Lenterak. (2011). Artikel Pendidikan metode penugasan

2014.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosmala, D. (2010). Profesionalisasi guru melalui penelitian tindakan kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed

Sardiman, A. M.(2011).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya,W.(2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Suryabrata, S. (2010).Psikologi Pendidikan. Ed.5. Jakarta: Rajawali pers.

Syah, M.(2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung: Remaja Rosdakarya.


(65)

Sugiyono, (2004).Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suprijanto. (2008). Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi, Jakarta: BumiAksara.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta:PT.Rineka Cipta.


(66)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

AssalamualaikumWr. Wb/ Salam sejahtera DenganHormat,

Nama Saya Ela Tuti Murni S., sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-Iii Kebidanan Stikes Senior Medan Tahun 2015”

Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun.

Terima kasih saya ucapakan kepada responden yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkanresponden bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 2015


(67)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/ Hp :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya bersedia secara suka rela menjadi responden dan mengizinkan dilakukan terhadap minat belajar saya.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, Mei 2015


(68)

LEMBAR KUESIONER

PERBEDAAN METODE PENUGASAN DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR MATA KULIAH KONSEP KEBIDANAN MAHASISWA D-III

KEBIDANANSTIKes SENIOR MEDAN TAHUN 2015

A.Identitas Responden

Mata pelajaran :

Hari/Tanggal :

Nama :

NIM :

Semester :

B.Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes Senior Medan 2015

Petunjuk pengisian :

1. Berikut ini terdapat 25 pernyataan dalam kaitannya dengan materi kuliah yang baru selesai anda pelajari

2. Baca dan pahami baik–baik setiap pernyataan dan seluruh alternative jawaban yang tersedia

3. Pilihlah alternative jawaban yang sesuai dengan pribadi anda kemudian berilah tanda tanda check list (√) pada alternati ve jawaban yang tersedia. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

SS = Sangat setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

4. Mohon untuk semua item pernyataan diisi.

5. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai anda.

6. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawaban anda jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

7. Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap salah.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Ela Tuti Murni S.

Umur : 26 Tahun

Tempat/ Tgl. Lahir : BukitTinggi, 14 Januari 1989

Agama : Islam

Alamat : Jln.Lintas Timur, Kel.Sipolu-polu, Kec.

Panyabungan, Kab Mandailing Natal, SUMUT.

II. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Syafril

Pekerjaan : ABRI

NamaIbu : Kasma Dewita

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln.Lintas Timur, Kel.Sipolu-polu, Kec.

Panyabungan, Kab Mandailing Natal, SUMUT.

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1996-2001 : SD N.147890 Parbangunan 2. Tahun 2001-2004 : SMP N.1 Panyabungan 3. Tahun 2004-2007 : SMA N.1 Panyabungan

4. Tahun 2007-2010 : AkademiKebidananSTIKes Ranah Minang


Dokumen yang terkait

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 41 74

Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 3 79

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 12

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 2

Perbandingan Efektivitas Penggunaan Video Dengan Powerpoint Terhadap Kepuasan Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I Di D-III Kebidanan Stikes Haji Medan Tahun 2015

0 0 5

Cover Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 13

Chapter I Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 4

Reference Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 2

Appendix Perbedaan Metode Penugasan Dan Diskusi Kelompok Terhadap Minat Belajar Mata Kuliah Konsep Kebidanan Mahasiswa DIII Kebidanan STIKes Senior Medan Tahun 2015

0 0 14

HUBUNGAN MINAT DENGANPRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN 2A PADA MAHASISWA D III KEBIDANAN SEMESTER II DI STIKES ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20132014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Minat dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan 2A

0 0 12