Perilaku Personal Hygiene Anak Usia Sekolah di Lingkungan IX Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun Kota Medan

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia.Untuk mencapai kondisi sehat
langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan menerapkan perilakupersonal
hygiene.Personal hygiene adalah suatu tindakan yang penting dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis seseorang
(Tarwoto, 2006).Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang
baik akan meminimalkan pintu masuk mikroorganisme patogen yang berada di
luar tubuh dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit (Potter &
Perry, 2006).Personal hygiene yang baik dapat dinilai dari kebersihan tangan,
kebersihan kuku sampai kebersihan tubuh (Dangor, 2013).
Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut segala segi kehidupan
masyarakat dan berlangsung pada setiap individu tanpa terkecuali anak - anak.
Anak pada usia sekolah dapat lebih memahami standar perilaku yang seharusnya
mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari (Wong, 2009). Anak-anak
merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit sebagai akibat
perilaku yang tidak sehat.Personal hygiene yang tidak baik akan mengganggu
tahap tumbuh kembang anak. Anak usia sekolah juga dianggap oleh banyak ahli
sebagai masa tenang atau masa laten, dimana apa yang telah terjadi dan diajarkan
pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa-masa

selanjutnya. Perilaku hidup bersih harus diajarkan kepada anak sedini mungkin
dalam keluarga karena perilaku tersebut akan terbawa sampai dewasa nanti
(Gunarsa,2006).

1

Universitas Sumatera Utara

2

Personal hygiene dalam sebuah komunitas dapat mengurangi ancaman
khususnya karena penyakit yang sifatnya menular, sehingga akan mempengaruhi
kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Winslow CEA (1920, dalam Curtis
VA, 2010) melakukan analisa kesehatan populasi, didapatkan sekitar 62% dan
31% dari kematian di Afrika dan di Benua Asia, masing-masing disebabkan
penyakit infeksi. Fenomena ini khususnya muncul di negara yang penduduknya
banyak mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan infeksi pencernaan
yang menjadi penyebab utama angka kematian dan kesakitan pada anak (WHO,
2009).
Jumlah anak usia sekolah tahun 2016 berjumlah 27.381.680 jiwa atau

sekitar 10,7% dari jumlah total 255.461.686 jiwa penduduk Indonesia.Dari jumlah
ini salah satu penyakit yang paling banyak dialami akibat kurangnya personal
hygiene yang baik adalah diare, ISPA, penyakit kulit, dan karies gigi. Pada tahun
2015 terjadi 18 kali KLB ( kejadian luar biasa) diare yang tersebar di 11 provinsi,
18 kabupaten/ kota, dengan jumlah penderita 1.213 orang dan kematian 30 orang.
Sementara kejadian di Sumatera Utara khususnya di 7 Kabupaten ada 490 kasus
dan 14 di antaranya mengalami kematian (Depkes RI, 2016).
Kesehatan gigi dan mulut juga sering dihadapi anak usia sekolah. Data
yang dirilis oleh World Health Organisazation (WHO) Oral Health Media Centre
pada April 2012 didapatkan sebanyak 60-90% anak-anak usia sekolah bahkan
orang dewasa di seluruh dunia memiliki permasalahan yang sama yaitu gigi dan
mulut.Ada 29 juta anak atau sekitar 80% anak usia sekolah menderita gigi
berlubang. Prevalensi penduduk yang bermasalah gigi dan mulut dalam 12 bulan

Universitas Sumatera Utara

3

terakhir di Indonesia sebanyak 25,9%, untuk umur 5-9 sebanyak 28,9%, dan umur
10-14 tahun sebanyak 25,2%. Data untuk penduduk yang bermasalah gigi dan

mulut di Sumatera Utara 19,4%. Kebiasaan benar menyikat gigi penduduk
Indonesia hanya 2,3% (Riskesdas, 2013). Perilaku menggosok gigi dengan
menggunakan pasta gigi yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak-anak,
sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka akan
pentingnya menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi yang digunakan
sehari-hari (Depkes, 2009).
Prevalensi skabies atau penyakit kulit di seluruh dunia dilaporkan sekitar
300 juta kasus per tahun (Badri, 2008) dan di Indonesia menurut Depkes RI
berdasarkan data puskesmas seluruh Indonesia tahun 2008 adalah 5,6%-12,95%.
Skabies di Indonesia menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering
(Badan Penelitian RI, 2008).
Perilaku personal hygiene yang baik di usia sekolah bisa menjadi sangat
efektif

terhadap pencegahan penyakit yang sifatnya infeksius (Depkes,

2013).Studi tentang kebersihan tangan mengindikasikan bahwa anak-anak yang
mempraktekkan cuci tangan dengan baik dilaporkan mengurangi kejadian
penyakit saluran cerna dan gejala penyakit saluran pernapasan (Ejemot RI, &
Snow M, 2008). Mencuci tangan dengan sabun dapat memperkecil angka kejadian

diare sampai 44% dan infeksi pernapasan sampai 23% (UNCF & WHO, 2009).
Rerata nasional proporsi perilaku cuci tangan secara benar usia ≥ 10 tahun sebesar
47,0%,

dimana

provinsi

terendah

adalahSumatera

Barat(29,0%),

Universitas Sumatera Utara

4

Papua(29,5%),Kalimantan Selatan (32,3%), Sumatera Utara (32,9%) dan Aceh
(33,6%)(Riskesdas, 2013).

Angka kejadian ISPA, diare, karies gigi, dan penyakit kulit masih menjadi
masalah yang paling banyak dilaporkan khususnya di Kecamatan Medan Maimun.
Wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru kota Medan ini melaporkan data 10
besar penyakit yang paling banyak bulan Agustus 2016 salah satunya ISPA
dengan jumlah penderita 454 orang, penyakit kulit 97 orang, diare 74 orang, dan
gangguan gigi 60 orang. ISPA sendiri menjadi penyakit yang terbanyak yang
dialami masyarakat tiap bulannya selama tahun 2016. Pada bulan Agustus 2016
jumlah anak usia 5-14 tahun yang mengalami ISPA mencapai 28,5%, masalah
gigi 63%, diare 14,8%, dan penyakit kulit 25,7% (LKP Puskesmas Kampung
Baru, 2016).
Survei awal di Lingkungan IX Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun
Kota Medanbanyak dihuni oleh warga Suku Tamil.Lingkungan ini dekat dengan
tempat pembuangan sampah yang banyak dihinggapi lalat.Lingkungan ini sangat
kontras perbedaannya dibandingkan lingkungan lainnya.Lingkungannya terlihat
kumuh dan banyak rumah yang padat dan dekat dengan tempat pembuangan
sampah.Anak-anak di lingkungan ini banyak menghabiskan waktu bermain dekat
dengan lokasi pembuangan sampah.
Kader kesehatan di lingkungan ini menjelaskan penyakit yang paling
sering dialami anak-anak adalah ISPA, masalah gigi dan masalah kulit.Menurut
Potter & Perry (2006) anak usia sekolah sudah seharusnya semakin mandiri dan

berpikir lebih logis dalam melakukan personal hygiene. Hasil observasi sementara

Universitas Sumatera Utara

5

kepada anak-anak yang sedang bermain di lingkungan ini dari 16 orang anak, 14
orang di antaranya belum sepenuhnya menerapkan personal hygiene yang baik,
ditandai dengan tangan anak yang kotor, kuku yang panjang, tidak mencuci
tangan sebelum makan dan 10 orang di antaranya tidak menggunakan alas kaki.
Melihat fenomena ini peneliti tetarik melakukan penelitian tentang
perilaku personal hygiene anak usia sekolah di Lingkungan IX Kelurahan Aur
Kecamatan Medan Maimun Kota Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku personal hygiene anak usia
sekolah di Lingkungan IX Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimun Kota
Medan.
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku personal
hygiene anak usia sekolah di Lingkungan IX Kelurahan Aur Kecamatan
Medan Maimun Kota Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan anak usia sekolah tentang personal
hygiene
2. Mengidentifikasi sikap anak usia sekolah tentang personal hygiene
3. Mengidentifikasi tindakan anak usia sekolah tentang personal hygiene

Universitas Sumatera Utara

6

1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Pendidikan Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya bagi
civitas akademika
1.4.2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada perawat,

khususnya perawat komunitas dalam memahami perilaku pesonal hygiene
anak usia sekolah di Lingkungan IX untuk memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan masalah anak- anak di komunitas.
1.4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
yang akan meneliti terkait topik ini.

Universitas Sumatera Utara