PHP File Tree Demo 4.3.5 agenda 3
4.3.5. Sub
Agenda
Peningkatan
Kualitas
Kehidupan
dan
Peran
Perempuan Serta kesejahteraan dan Perlindungan Perempuan dan
Anak
A.
KONDISI UMUM
Permasalahan
mendasar
dalam
pembangunan
pemberdayaan
perempuan dan anak yang terjadi selama ini adalah rendahnya
partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan, di samping
masih
adanya
berbagai
bentuk
praktek
diskriminasi
terhadap
perempuan, serta masih kurangnya yang mengutamakan kepentingan
yang terbaik bagi anak.
Berdasarkan Biro Pusat Statistik tahun 2000, jumlah perempuan di
Indonesia adalah 101.625.816 jiwa atau 51% dari jumlah penduduk.
Dengan jumlah lebih dari separo penduduk Indonensia tersebut, kaum
perempuan sebenarnya memiliki potensi besar dalam menunjang
pelaksanaan pembangunan.
Namun dalam kenyataan, kualitas
kehidupan perempuan jauh tertinggal dibanding laki-laki, bahkan
masih menempatkan perempuan sebagai beban bagi pembangunan.
Sementara itu anak-anak yang tidak tertampung di pendidikan dasar
dan drop out masih relatif tinggi,
sebagian besar memasuki dunia
kerja sejak usia dini, terlantar di
jalanan,
menjadi korban
perdagangan dan ekploitasi seksual komersial anak dll.
Sejumlah studi dan laporan lokal mengindikasikan, banyak anak
Indonesia-terutama anak perempuan-terjebak dalam perdagangan
anak dan banyak di antara mereka dijadikan pekerja anak dan bahkan
pekerja seksual anak. Mereka tidak hanya diperdagangkan di dalam
negeri, bahkan dijadikan "komoditas ekspor" ke luar negeri.
Permasalahan anak dan perempuan lainnya adalah: menjadi korban
kekerasan, seperti: ekploitasi seksual, korban trafiking dan juga
terampas hak-hak lainnya, seperti: Hak mendapatkan akte lahir, hak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 68
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, anak-anak yang berkonflik
dengan hukum, dll.
Kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jatim Tahun 2006, dari
hasil Kompilasi PPT Jatim dari berbagai sumber (LPA, WCC, Savi Amira,
Genta dll), sebanyak 478 kasus:
NO
JENIS KASUS
1.
KDRT
2.
PERKOSAAN
3.
PENGANIAYAAN
4.
PENCABULAN
5.
TRAFIKING
6.
TOTAL
PROSENTASE
155
32,43%
36
2,53%
110
23%
24
5%
147
30,75%
KTA
-
-
7.
KDP
-
-
8.
KEKERASAN PUBLIK
-
-
9.
LAIN-LAIN
6
1,26%
JUMLAH
478
Usia korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Timur
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
USIA
0 – 9 Tahun
10 – 18 Tahun
19 – 28 Tahun
29 – 38 Tahun
39 – 48 Tahun
> 49 Tahun
Tidak diketahui
JUMLAH
21
80
170
120
57
22
8
PROSENTASE
4,39%
16,74%
35,56%
25,10%
11,92%
4,60%
1,67%
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini masih banyak yang
bias gender dan atau diskriminatif terhadap perempuan. Perangkat
hukum pidana yang ada belum cukup lengkap dalam melindungi setiap
individu, terutama dari tindak kekerasan. Di samping itu, peraturan
perundang-undangan yang ada juga belum dilaksanakan secara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 69
konsekuen untuk menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dan
anak, termasuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak
dari tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Masalah lainnya
adalah belum tersedianya data pembangunan yang terpilah menurut
jenis kelamin, sehingga sulit dalam menemukenali masalah-masalah
gender yang ada. Partisipasi masyarakat belum maksimal dalam
meningkatkan
kualitas
hidup
perempuan
dan
meningkatkan
kesejahteraan dan perlindungan anak.
B.
SASARAN TAHUN 2008
Sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada tahun 2008 dalam
rangka peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta
kesejahteraan dan perlindungan anak adalah:
1. Peningkatan kualitas kehidupan dan Peran Perempuan
a. Terjaminnya
keadilan
gender
khususnya
dalam
upaya
pemberdayaan ekonomi kaum perempuan ;
b. Meningkatnya perbaikan kualitas dan peran perempuan di
bidang
pendidikan,
kesehatan,
ekonomi,
hukum,
ketenagakerjaan, lingkungan hidup, sosial budaya dan politik;
c. Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan;
d. Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak berbasis rumah sakit dan
berbasis masyarakat pada setiap Kabupaten dan Kota di Jawa
Timur serta terbentuknya Shelter bagi perempuan dan anak
korban kekerasan;
e. Terbentuknya kelembagaan dan jaringan di daerah terkait
dengan
terutama
yang
menangani
masalah-masalah
Perlindungan Perempuan .
2. Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
a. Terhapusnya bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak ;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 70
b. Menurunnya tindak kekerasan terhadap anak;
c.
Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak ;
d. Tersusunnya profil dan data base tentang perlindungan bagi
anak dari tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
e. Terbentuknya kelembagaan dan jaringan di kabupaten/kota,
terutama yang menangani masalah-masalah Perlindungan
Anak.
C.
ARAH KEBIJAKAN
Dengan adanya kondisi yang bersifat kultural (terkait dengan nilai-nilai
budaya patriarkal) dan sekaligus bersifat struktural (dimapankan oleh
tatanan sosial politik yang ada) tersebut, maka diperlukan tindakan
pemihakan yang jelas dan nyata guna mengurangi kesenjangan
gender di berbagai bidang pembangunan. Untuk itu, diperlukan
kemauan politik yang kuat agar semua kebijakan dan program
pembangunan memperhitungkan kesetaraan dan keadilan gender,
mengutamakan
kepentingan
mengimplementasikan
Penyelenggaraan
yang
Perda
terbaik
no.
Perlindungan
9
bagi
tahun
Perempuan
anak
2005
dan
serta
tentang
Anak
Korban
Kekerasan, maka Prioritas dan arah kebijakan pembangunan yang
akan dilakukan adalah:
1. Mengeliminir
berbagai
tindak
kekerasan,
eksploitasi,
dan
diskriminasi, serta menyelenggarakan perlindungan dan pelayanan
bagi perempuan dan anak dari korban kekerasan
2. Fasilitasi pemberdayaan ekonomi bagi perempuan;
3. Meningkatkan kampanye anti trafficking dan anti kekerasan
terhadap perempuan dan anak;
4. Meningkatkan
kesejahteraan
dan
perlindungan
anak
serta
penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak ;
6. Fasilitasi penguatan kelembagaan, jaringan pengarusutamaan
gender dan anak baik di propinsi maupun di Kabupaten/Kota,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 71
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari
berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di
bidang kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak,
termasuk
pemenuhan
komitmen-komitmen
internasional,
penyediaan data, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
rangka kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak.
D.
MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA
KEGIATAN TAHUN 2008 (Terlampir).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 72
Agenda
Peningkatan
Kualitas
Kehidupan
dan
Peran
Perempuan Serta kesejahteraan dan Perlindungan Perempuan dan
Anak
A.
KONDISI UMUM
Permasalahan
mendasar
dalam
pembangunan
pemberdayaan
perempuan dan anak yang terjadi selama ini adalah rendahnya
partisipasi perempuan dan anak dalam pembangunan, di samping
masih
adanya
berbagai
bentuk
praktek
diskriminasi
terhadap
perempuan, serta masih kurangnya yang mengutamakan kepentingan
yang terbaik bagi anak.
Berdasarkan Biro Pusat Statistik tahun 2000, jumlah perempuan di
Indonesia adalah 101.625.816 jiwa atau 51% dari jumlah penduduk.
Dengan jumlah lebih dari separo penduduk Indonensia tersebut, kaum
perempuan sebenarnya memiliki potensi besar dalam menunjang
pelaksanaan pembangunan.
Namun dalam kenyataan, kualitas
kehidupan perempuan jauh tertinggal dibanding laki-laki, bahkan
masih menempatkan perempuan sebagai beban bagi pembangunan.
Sementara itu anak-anak yang tidak tertampung di pendidikan dasar
dan drop out masih relatif tinggi,
sebagian besar memasuki dunia
kerja sejak usia dini, terlantar di
jalanan,
menjadi korban
perdagangan dan ekploitasi seksual komersial anak dll.
Sejumlah studi dan laporan lokal mengindikasikan, banyak anak
Indonesia-terutama anak perempuan-terjebak dalam perdagangan
anak dan banyak di antara mereka dijadikan pekerja anak dan bahkan
pekerja seksual anak. Mereka tidak hanya diperdagangkan di dalam
negeri, bahkan dijadikan "komoditas ekspor" ke luar negeri.
Permasalahan anak dan perempuan lainnya adalah: menjadi korban
kekerasan, seperti: ekploitasi seksual, korban trafiking dan juga
terampas hak-hak lainnya, seperti: Hak mendapatkan akte lahir, hak
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 68
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, anak-anak yang berkonflik
dengan hukum, dll.
Kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jatim Tahun 2006, dari
hasil Kompilasi PPT Jatim dari berbagai sumber (LPA, WCC, Savi Amira,
Genta dll), sebanyak 478 kasus:
NO
JENIS KASUS
1.
KDRT
2.
PERKOSAAN
3.
PENGANIAYAAN
4.
PENCABULAN
5.
TRAFIKING
6.
TOTAL
PROSENTASE
155
32,43%
36
2,53%
110
23%
24
5%
147
30,75%
KTA
-
-
7.
KDP
-
-
8.
KEKERASAN PUBLIK
-
-
9.
LAIN-LAIN
6
1,26%
JUMLAH
478
Usia korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Timur
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
USIA
0 – 9 Tahun
10 – 18 Tahun
19 – 28 Tahun
29 – 38 Tahun
39 – 48 Tahun
> 49 Tahun
Tidak diketahui
JUMLAH
21
80
170
120
57
22
8
PROSENTASE
4,39%
16,74%
35,56%
25,10%
11,92%
4,60%
1,67%
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini masih banyak yang
bias gender dan atau diskriminatif terhadap perempuan. Perangkat
hukum pidana yang ada belum cukup lengkap dalam melindungi setiap
individu, terutama dari tindak kekerasan. Di samping itu, peraturan
perundang-undangan yang ada juga belum dilaksanakan secara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 69
konsekuen untuk menjamin dan melindungi hak-hak perempuan dan
anak, termasuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak
dari tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Masalah lainnya
adalah belum tersedianya data pembangunan yang terpilah menurut
jenis kelamin, sehingga sulit dalam menemukenali masalah-masalah
gender yang ada. Partisipasi masyarakat belum maksimal dalam
meningkatkan
kualitas
hidup
perempuan
dan
meningkatkan
kesejahteraan dan perlindungan anak.
B.
SASARAN TAHUN 2008
Sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada tahun 2008 dalam
rangka peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta
kesejahteraan dan perlindungan anak adalah:
1. Peningkatan kualitas kehidupan dan Peran Perempuan
a. Terjaminnya
keadilan
gender
khususnya
dalam
upaya
pemberdayaan ekonomi kaum perempuan ;
b. Meningkatnya perbaikan kualitas dan peran perempuan di
bidang
pendidikan,
kesehatan,
ekonomi,
hukum,
ketenagakerjaan, lingkungan hidup, sosial budaya dan politik;
c. Menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan;
d. Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak berbasis rumah sakit dan
berbasis masyarakat pada setiap Kabupaten dan Kota di Jawa
Timur serta terbentuknya Shelter bagi perempuan dan anak
korban kekerasan;
e. Terbentuknya kelembagaan dan jaringan di daerah terkait
dengan
terutama
yang
menangani
masalah-masalah
Perlindungan Perempuan .
2. Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
a. Terhapusnya bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak ;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 70
b. Menurunnya tindak kekerasan terhadap anak;
c.
Meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak ;
d. Tersusunnya profil dan data base tentang perlindungan bagi
anak dari tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
e. Terbentuknya kelembagaan dan jaringan di kabupaten/kota,
terutama yang menangani masalah-masalah Perlindungan
Anak.
C.
ARAH KEBIJAKAN
Dengan adanya kondisi yang bersifat kultural (terkait dengan nilai-nilai
budaya patriarkal) dan sekaligus bersifat struktural (dimapankan oleh
tatanan sosial politik yang ada) tersebut, maka diperlukan tindakan
pemihakan yang jelas dan nyata guna mengurangi kesenjangan
gender di berbagai bidang pembangunan. Untuk itu, diperlukan
kemauan politik yang kuat agar semua kebijakan dan program
pembangunan memperhitungkan kesetaraan dan keadilan gender,
mengutamakan
kepentingan
mengimplementasikan
Penyelenggaraan
yang
Perda
terbaik
no.
Perlindungan
9
bagi
tahun
Perempuan
anak
2005
dan
serta
tentang
Anak
Korban
Kekerasan, maka Prioritas dan arah kebijakan pembangunan yang
akan dilakukan adalah:
1. Mengeliminir
berbagai
tindak
kekerasan,
eksploitasi,
dan
diskriminasi, serta menyelenggarakan perlindungan dan pelayanan
bagi perempuan dan anak dari korban kekerasan
2. Fasilitasi pemberdayaan ekonomi bagi perempuan;
3. Meningkatkan kampanye anti trafficking dan anti kekerasan
terhadap perempuan dan anak;
4. Meningkatkan
kesejahteraan
dan
perlindungan
anak
serta
penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak ;
6. Fasilitasi penguatan kelembagaan, jaringan pengarusutamaan
gender dan anak baik di propinsi maupun di Kabupaten/Kota,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 71
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari
berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di
bidang kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak,
termasuk
pemenuhan
komitmen-komitmen
internasional,
penyediaan data, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
rangka kesejahteraan dan perlindungan perempuan dan anak.
D.
MATRIK PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DAN RENCANA
KEGIATAN TAHUN 2008 (Terlampir).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2008
BAB IV - 72