Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengangkutan Kernel Kelapa Sawit Antara CV. Lingga Bayu Raya dengan PT. Perkebunan Sumatera Utara (Sudi pada CV. Lingga Bayu Raya, Medan)

5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia, pengangkutan memegang peranan yang sangat
penting. Demikian juga halnya dalam peranan yang mutlak, bahkan pengakutan
memegang peranan yang mutlak, sebab tanpa pengangkutan perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk berjalan. Nilai suatu barang tidak hanya tergantung dari
barang itu sendiri, tetapi juga tergantung pada tempat barang itu berada, sehingga
dengan pengangkutan nilai suatu barang akan meningkat.1
Hukum perjanjian diatur dalam buku III BW (KUHPerdata). Pada pasal
1313 KUHPerdata bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. 2Salah
satu terjadinya pelaksanaan perjanjian dilakukan dalam bidang pengangkutan. Soal
pengangkutan merupakan hal penting bagi perdagangan. 3 Pengangkutan sebagai
perjanjian selalu didahulu oleh kesepakatan antara pihak pengangkut dan pihak
pengirim. Kesepakatan tersebut pada dasarnya berisi kewajiban dan hak
pengangkut atau pengirim.4
Terjadinya perjanjian pengangkutan didahului oleh serangkaian perbuatan

penawaran (offer) dan penerimaan (acceptance) yang dilakukan oleh pengangkut
dan pengirim secara timbal balik. Serangkaian perbuatan tersebut dilakukan atas
1

Zainal Asikin, Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 153
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2009, hal 338
3
C.S.T. Kansil dan Christine Kansil, Modul Hukum Dagang, Djambatan, Jakarta, 2001,
hal 342
4
Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
2013, hal1
2

1
Universitas Sumatera Utara

6


“persetujuan” bersama antara pengangkut dan pengirim, atau telah memenuhi
1320KUHPer syarat syahnya perjanjian.5
Dengan menyadari pentingnya peranan transportasi, maka lalu lintas dan
angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu
dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, teratur,
lancar dan dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk itu
pemerintah telah mengeluarkan kebijakan di bidang transportasi darat yaitu dengan
dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(yang selanjutnya disingkat dengan UULLAJ) mengatur asas dan tujuan
pengangkutan.
Secara operasional kegiatan penyelenggaraan pengangkutan dilakukan oleh
pengemudi atau sopir angkutan dimana pengemudi merupakan pihak yang
mengikatkan diri untuk menjalankan kegiatan pengangkutan atas perintah
pengusaha angkutan atau pengangkut. Pembuatan perjanjian pengangkutan tidak
disyratkan harus tertulis, cukup dengan lisan, asal ada persesuaian kehendak
(konsensus).6
Pengangkutan sebagai usaha (business) adalah kegiatan usaha di bidang
jasa pengangkutan yang menggunakan alat pengangkut mekanik.7Pengangkutan
dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat

tujuan. Dalam hal ini terkait unsur-unsur pengangkutan adalah ada sesuatu yang
5

Azmi Yusri, Tanggung jawab pengangkut minyak mentah kelapa sawit (cpo) dengan PT.
Kresna duta agroindo di pelabuhan talang duku jambi, melalui http://yusriazmi.blogspot.co.id/2011/06/tanggung-jawab-pengangkut-minyak-mentah.html, diakses tanggal 10
Januari 2016
6
Rohan S. Karim, Hukum Pengangkutan, melalui http://rohanskasim.blogspot.co.id
/2013/01/hukum-pengangkutan.html, diakses tanggal 10 Januari 2016
7
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hal 1

Universitas Sumatera Utara

7

diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkutnya dan ada tempat yang dapat
dilalui alat angkut.8
Dunia bisnis sangat diperlukan adanya hukum perjanjian. Hukum kontrak
atau hukum perjanjian merupakan tulang punggung yang sangat fundamental.

Sebab bagaimanapun juga bisnis itu bermula dari adanya perjanjian antara pelaku
bisnis itu sendiri. Karena itu, dapat dipastikan bahwa para pebisnis tidak dapat
mengabaikan aspek-aspek hukum perjanjian dalam bisnisnya. Ini dilakukan untuk
menghindari hal-hal fatal yang mungkin akan terjadi.9
Pada pasal 468 KUHD menyatakan bahwa, Perjanjian pengangkutan
mewajibkan pengangkut menjaga keselamatan barang yang diangkut sejak saat
penerimaan sampai saat penyerahannya. Pasal 477 KUHD disebutkan juga bahwa
Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan karena terlambat
diserahkannya barang yang diangkut. Dalam pasal ini juga menyebutkan bahwa,
Pengangkyt bebas dari hal demikian bilamana ia dapat membuktikan bahwa tidak
diserahkannya barang atau kerusakan itu terjadi karena peristiwa yang tidak dapat
dicegah atau dihindarinya.
Pada umumnya dalam suatu perjanjian pengangkutan pihak pengangkut
adalah bebas untuk memilih sendiri alat pengangkutan yang hendak dipakainya.
Dalam perjanjian pengangkutan itu pihak pengangkut dapat dikatakan sudah
mengakui menerima barang-barang dan menyanggupi untuk membawa ketempat
yang telah ditunjukdan menyerahkannya kepada orang yang dialamatkan.10

8


Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, FH UII Press, Yogyakarta, 2006, hal 178
Munir Fuady, Hukurn Kontrak (Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis), Citra Aditya Bakti,
Jakarta, 2001, hal. 2
10
R. Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung , 1995, hal 71
9

Universitas Sumatera Utara

8

Kelapa sawit merupakan komoditi lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, kelapa sawit juga merupakan komoditi eskpor keluar negri. Dimana dari
kelapa sawit dapat diperoleh minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan bagian kulit dan serabut kelapa
sawit, sedangkan minyak inti kelapa sawit diperoleh dari pengolahan inti buah
kelapa sawit, guna memenuhi kebutuhan tersebut, maka sangat perlu dibangun
pabrik pengolahan kelapa sawit.
Kernel adalah inti dari buah sawit yang dijadikan bahan untuk pembuatan
minyak kelapa sawit selain dari kulit buah sawit itu sendiri. Karena keterbatasan

alat yang mengolah kernel menjadi minyak kelapa sawit pada umumnya, kernel ini
dijadikan bahan komoditi ekspor. Setelah melaui beberapa proses sehingga
menjadi kernel, kernel ini terlebih dahulu ditampung oleh tanki penampung
sementara. Sedangkan untuk memindahkan kernel dari stasiun olahan ketangki
penampungan sementara dibutuhkan tenaga Blower.11
CV. Lingga Bayu Raya adalah salah satu perusahaan pengangkutan yang
berada di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Lingga Bayu Kelurahan
Simpanggambir dengan memakai cabang-cabang dan/atau perwakilan-perwakilan
di tempat-tempat lain. CV Lingga Bayu Raya ini berdiri tanggal 04 Januari 2006
yang kegiatan usahanya adalah melayani jasa pengangkutan melalui darat. Jenisjenis barang yang diangkut oleh CV Lingga Bayu Raya adalah pengangkutan
kernel kelapa sawit, pertambangan, kayu, pengadaan barang, dll. Tetapi yang
paling sering diangkut oleh CV ini adalah pengangkutan kernel kelapa sawit akan
diangkut, maka PT. Perkebunan Sumatera Utara membutuhkannya, artinya PT.
11

Fahrizal, Analisa penggunaan blower memindahkan kernel dari stasiun olahan ketangki
penampungan, Jurusan Teknik Mesin Universitas Pasir Pengaraian, Jurnal Aptek Vol. 5 No. 2 Juli
2013, hal 2

Universitas Sumatera Utara


9

Perkebunan Sumatera Utara sebagai pabrik memproduksi TBS, Inti Sawit, dan
lain-lain untuk melakukan perjanjian kerjasama angkut kernel kelapa sawit dengan
CV Lingga Bayu Raya.
CV Lingga Bayu Raya dalam melaksanakan perjanjian pengangkutan
kernel kelapa sawit mempunyai tanggung jawab yang sudah ditentukan didalam
surat perjanjian pengangkutan kernel kelapa sawit tersebut dan beberapa ketentuan
lainnya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Semakin hari, masyarakat
membutuhkan proses kegiatan pengangkutan yang lebih cepat dan lebih aman bagi
barang yang akan dikirim. Dengan melihat kebutuhan masyarakat tersebut banyak
pengusaha yang mendirikan usaha-usaha pengangkutan dengan memberikan
pelayanan yang baik dan saling bersaing satu dengan yang lainnya.
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis
dalam bentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengangkutan
Kernel Kelapa Sawit Antara CV. Lingga Bayu Raya dengan PT. Perkebunan
Sumatera Utara (Sudi pada CV. Lingga Bayu Raya, Medan).”

B. Perumusan Masalah

Adapun yang merupakan permasalah yang timbul dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pengangkutan
kernel kelapa sawit?
2. Apa saja hambatan-hambatan yang terjadi dalam praktek pelaksanaan
perjanjian pengangkutan kernel kelapa sawit dan bagaimana upaya
penyelesaiannya?

Universitas Sumatera Utara

10

3. Bagaimana tanggungjawab CV. Lingga Bayu Raya dalam perjanjian
pengangkutan kernel kelapa sawit?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis melaksanakan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian
pengangkutan kernel kelapa sawit
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam praktek


pelaksanaan perjanjian pengangkutan kernel kelapa sawit dan bagaimana
upaya penyelesaiannya
3. Untuk mengetahui tanggungjawab CV. Lingga Bayu Raya dalam perjanjian
pengangkutan kernel kelapa sawit.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum,
khususnya hukum perdata.
b. memberikan gambaran mengenai perjanjian pengangkutan, khususnya
mengenai pelaksanaan perjanjian pengangkutan kernel kelapa sawit.
c. menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai
perjanjian pengangkutan kernel kelapa sawit.
2. Secara Praktis
a. hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan dan wawasan bagi
penulis mengenai hukum perdata.

Universitas Sumatera Utara


11

b. hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang terkait.

E. Metode Penelitian
Metode adalah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu.Sementara itu
metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam
metode tersebut. Dengan demikian metodologi penelitian adalah sebuah materi
pengetahuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam mengenai
sistematisasi atau langkah-langkah penelitian.12Penelitian merupakan terjemahan
dari bahasa bahasa Inggris yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan
to search (mencari). Dengan demikian secara logawiyah berarti “mencari
kembali”.13
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara
sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut
dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan
diolah.14Karena dengan menggunakan metode penelitian akan memberikan
kemudahan dalam mencapai tujuan dari penelitian maka penulis menggunakan

metode penelitian yakni :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai penelitian dengan
penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang
dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori,
12

Syahrum dan Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Citapustaka Media, Bandung,
2012, hal 37
13
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hal
27.
14
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, Rajawali Pres, Jakarta, 2013, hal 1.

Universitas Sumatera Utara

12

konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan penelitian ini.15
Faktor yuridisnya adalah seperangkat aturan-aturan hukum perdata pada
umumnya dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang perjanjian
pengangkutan dan sangat berkaitan erat dengan materi penelitian ini,
sedangkan faktor empirisnya adalah perjanjian kerjasama kernel kelapa sawit
Antara CV. Lingga Bayu Raya dengan PT. Perkebunan Sumatera Utara.
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis bersifat deskriptif, yakni
penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin
tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.16
3. Sumber Data
Seperti dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan
metode penelitian hukum normatif, oleh karena itu maka upaya untuk
memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data baik yang bersifat bahan
hukum primer, sekunder maupun tersier seperti doktrin-doktrin dan perundangundangan atau kaedah hukum yang berkaitan dengan penelitian ini.
Bahan atau data yang dicari berupa data sekunder yang terdiri dari:

a. Bahan hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat. Bahan
hukum primer, terdiri dari : KUHPerdata, KUHD dan UU No. 22 tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

15
16

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op.Cit, hal 17
Ibid, hal 10

Universitas Sumatera Utara

13

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai
hukum bahan hukum primer17. Dalam penelitian ini adalah buku-buku,
makalah, artikel dari surat kabar, majalah, dan internet.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan atau
petunjuk terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti: kamus,
kamus hukum, jurnal, makalah, diktat dan lain sebagainya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara : penelitian kepustakaan
(Library Research). Dalam hal ini mengumpulkan penelitian atas sumbersumber atau bahan-bahan tertulis berupa buku-buku karangan para sarjana dan
ahli hukum yang bersifat teoritis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang
akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Kemudian alat yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen,
bukti empiris hanya melakukan wawancara dengan Edy Ikhsan Lubis di CV
Lingga Bayu Raya.
5. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu semua
data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan dianalisis secara
kualitatif, untuk mencapai kejelasan terhadap masalah yang akan dibahas.
Analisis data kualitatif, adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif analisis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
atau lisan. Pengertian analisis dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan
penginterpretasian secara logis, sistematis. Logis sistematis menunjukkan cara
17

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2013, hal 118 dan 119

Universitas Sumatera Utara

14

berfikir induktif dan mengikuti tata tertib dalam penulisan laporan penelitian
ilmiah. Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara
deskriptif, yaitu dengan menuturkan dan mengambarkan apa adanya sesuai
dengan permasalahan yang diteliti.18Dari hasil tersebut kemudian ditarik suatu
kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab berbagi atas beberapa
sub-sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I

:

PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar
Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan dan
Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan dan
Sistematika Penulisan.

BAB II :

PERJANJIAN PENGANGKUTAN KERNEL KELAPA SAWIT.
Bab ini berisikan tentang Pengertian dan Pengaturan Perjanjian,
Asas-asas dalam Penjanjian dan Syarat sahnya perjanjian, Ruang
lingkup perjanjian pengangkutan
kedudukan

para

pihak,

Kernel

Prosedur

kelapa

pengikatan

sawit

dan

perjanjian

pengangkutan kernel kelapa sawit.

18

H.B. Sutopo. Metodologi Penelitian Hukum Kualitatif. Bagian II, UNS Press, Surakarta,
1998, hal. 37.

Universitas Sumatera Utara

15

BAB III

:

PENGANGKUTAN KERNEL KELAPA SAWIT DAN ASPEK
HUKUMNYA
Bab ini berisikan tentang Sejarah dan Bidang Usaha CV Lingga
Bayu dan PT. Perkebunan Sumatera Utara, Ruang lingkup
pengangkutan Kernel Kelapa Sawit, Dasar hukum pengangkutan
Kernel Kelapa Sawit dan Berakhirnya perjanjian pengangkutan
Kernel Kelapa Sawit.

BAB IV

:

TANGGUNGJAWAB CV. LINGGA BAYU RAYA DALAM
PERJANJIAN PENGANGKUTAN KERNEL KELAPA SAWIT
DENGAN PT. PERKEBUNAN SUMATERA UTARA
Bab ini berisi tentang Hak dan Kewajiban para pihak dalam
perjanjian pengangkutan Kernel Kelapa Sawit, Hambatan-hambatan
yang terjadi dalam praktek pelaksanaan perjanjian pengangkutan
Kernel Kelapa Sawit beserta Upaya Penyelesaiannya.

BAB V

:

KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan

bab

penutup

dari

seluruh

rangkaian

bab-bab

sebelumnya, yang berisikan kesimpulan yang dibuat berdasarkan
uraian skripsi ini, yang dilengkapi dengan saran-saran.

G. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Tinjauan Yuridis Perjanjian Pengangkutan
Kernel Kelapa Sawit Antara CV. Lingga Bayu Raya dengan PT. Perkebunan
Sumatera Utara (Sudi pada CV. Lingga Bayu Raya, Medan), judul skripsi ini
belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama.
Skripsi ini murni gagasan, pemikiran, dan ide dari penulis ditambah dengan sumber

Universitas Sumatera Utara

16

riset yang diperoleh dari lapangan. Judul yang hampir sama mungkin pernah
diangkat oleh banyak orang, tetapi penulis berusaha menjadikan skripsi ini jauh
lebih baik. Mulai dari isi, permasalahan serta tempat melakukan riset dilakukan
pada

tempat

yang berbeda, karena skripsi

ini

dibuat

sendiri

dengan

mempergunakan berbagai literatur-literatur. Telah dilakukan penelusuran di
perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara bahwa tidak ada judul
yang sama dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Universitas Sumatera Utara