Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit masuk ke Indonesia sekitar tahun 1848, namun tanaman kelapa
sawit yang didatangkan ke Indonesia pada mulanya hanya dijadikan sebagai tanaman
hias untuk taman, jalan serta pekarangan dan juga dijadikan tanaman hias langka
Kebun Raya Bogor, hal itu berlangsung cukup lama. Pada masa itu, Pemerintah
Kolonial Belanda membawa masuk 2 batang bibit pohon kelapa sawit dari
Amsterdam, bibit kelapa sawit tersebut lalu ditanam di Kebun Raya Bogor, dari hasil
anakan yang diperoleh lalu dipindahkan ke daerah Deli, Sumatera Utara.
Didaerah ini, selama beberapa dekade, tanaman kelapa sawit yang sudah
banyak berkembang biak masih dijadikan sebagai tanaman hias di sepanjang
jalananDeli. Pemerintah kolonial Belanda, sebenarnya sudah mengetahui banyak
tentang nilai ekonomis dari tanaman kelapa sawit, sehingga pada saat itu mereka
berusaha untuk menimbulkan minat masyarakat terhadap usaha budidaya tanaman
kelapa sawit.
Karena tercatat beberapa kali pemerintah kolonial belanda melakukan
percobaan penanaman kelapa sawit yang juga disertai dengan melakukan kegiatan
penyuluhan di daerah Muara Enim pada tahun 1869, di daerah Musi hulu tahun 1870,
serta di daerah Belitung tahun 1890. Namun hasil yang didapatkan belum memuaskan

karena masyarakat masih memiliki keraguan akan nilai ekonomis dari perkebunan
kelapa sawit, serta masih belum menguasai dan mengetahui pemrosesan kelapa sawit

Universitas Sumatera Utara

untuk dijadikan minyak sawit. Sehingga, peran kelapa sawit masih tetap menjadi
sekedar tanaman penghias jalan (Semangun, 2000).
Perkebunan Indonesia berkembang pesat setelah lahirnya Undang-undang
Agraria. Pada tahun 1977 seluruh areal perkebunan di Indonesia tercatat 7 juta Ha,
yang terdiri dari perkebunan rakyat 5,99 juta Ha atau 83,6 %, perkebunan besar milik
negara 0,57 juta Ha atau 8,2 %, perkebunan besar milik swasta 0,43 juta ha atau 6,2
%. Berikut ini ulasan Mubyarto tentang sistem perkebunan di Indonesia: Masa lalu
dan masa depan, sistem perkebunan berkembang pesat setelah berakhirnya sistem
tanam paksa pada tahun 1870 dan berdatanganlah orang-orang Belanda dan Eropa ke
Indonesia, terutama ke Jawa untuk menanamkan modalnya (Batinggi, 1998).
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan mengelola
sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang merupakan aset penting
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Departemen dalam organisasi yang khusus
menangani pengelolaan SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam
bahasa inggris disebut Human Resources Department (HRD).

Keberadaan SDM dalam sebuah organisasi sangat penting karena mereka
yang memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat
keputusan untuk semua fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan
kelangsungan hidup organisasi itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SDM
mempunyai daya dukung terhadap eksistensi organisasi. Pesatnya teknologi yang
diterapkan organisasi tidak dapat berfungsi secara optimal apabila tidak ada peran
manusia di dalamnya (Panggabean dan mutiara 2004).

Universitas Sumatera Utara

Manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan praktik yang
dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang “ atau sumber daya manusia
dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan,
pengimbalan dan penilaian (Dessler, 1997).
Produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari hasil
kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang diberikan
dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam OSLA
tahun 1984 adalah :
1) Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan

menggunakan sedikit sumber daya.
2) Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
3) Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen,
informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap
bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
4) Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan
kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam
jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan
dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

5) Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik (Ravianto,
1986).
2.2 Landasan Teori

Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap
(attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “ Manner of placing or holding
the body, dan way of feeling, thinking or behaving ”. Sikap adalah “ A syndrome of
response consistency with regard to social objects ”. Artinya sikap adalah
sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek sosial.Sikap (attitude) adalah
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
atau obyek (Notoatmodjo, 2003).
2.2.1 Sikap
Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang
diekspresikan ke dalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku.Dari
definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara garis besar sikap terdiri dari
komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan dengan pembicaraan dan
dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon sesuai dan tidak sesuai)
danemosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten) (Wawan dan Dewi, 2010).
Ciri-ciri Sikap adalah:
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.

Universitas Sumatera Utara


2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
4) Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang (Notoatmodjo, 2003).
2.2.2

Karakteristik Karyawan PTPN IV Tinjowan
Manajemen yang ada diperkebunan PTPN IV Tinjowan, merupakan suatu

sistem manajemen yang Top down.Dimana dalam menjalankan kegiatannya
perusahaan membuat peraturan dan peraturan tersebut harus dilaksanakan dan
dipatuhi oleh karyawan.

Karakteristik karyawan perkebunan antara lain :tingkat pendidikan, umur,
jumlah tanggungan, lama bekerja dan pendapatan utama.
1) Tingkat Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan formal dan pendidikan non formal yang dimiliki oleh seseorang
juga dapat mempunyai pengaruh terhadap pola pikir dan pandangan seseorang
terhadap sesuatu yang ada dilingkungannya

2) Umur
Hubungan antara umur dan kinerja penting dibahas. Ada dua pendapat yaitu:
kinerja merosot dengan meningkatnya umur, realita angkatan kerja menua. Makin tua
seseorang maka makin kecil kemampuan dalam melakukan pekerjaan. Umumnya
karyawan yang sudah tua mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi dan absensi
yang tak terhindari
3) Jumlah Tanggungan
Bukti yang kuat menyatakan banyaknya anak yang dipunyai seorang
karyawan mempunyai korelasi positif terhadap absensi, terutama wanita.Bukti
menunjukkan adanya hubungan yang positif antara banyaknya tanggungan dengan

kepuasan kerja.
4) Lama bekerja
Orang-orang yang lama berada pada suatu pekerjaan akan lebih produktif
ketimbang mereka yang senioritasnya lebih rendah. Senioritas berkaitan secara
negatif terhadap kemangkiran.Seringnya absen maupun dalam total hari hilang pada
kerja, masa kerja merupakan variable penjelas tunggal yang paling penting. Bukti

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa masa kerja dan kepuasan saling berkaitan secara positif. Bila
umur dan masa kerja diperlakukan secara terpisah, tampaknya masa
kerja akan merupakan peramalan yang konsisten dan mantap dari kepuasan kerja
daripada umur kronologis.
5) Pendapatan Utama
Besarnya pendapatan yang diterima karyawan yang satu dengan karyawan
yang lainnya berbeda.Ini dapat dipengaruhi oleh status karyawan dan lamanya
bekerja di perusahaan tempat dia bekerja, dan hal ini dapat mempengaruhi kinerja
karyawan diperusahaan tempat dia bekerja.
2.2.3


Manajemen Yang Berlaku di PTPN IV Tinjowan
Untuk memperoleh peningkatan keahlian dan keterampilan tenaga kerja, pada

umumnya perusahaan perkebunan melakukan pelatihan tenaga kerja.Makin banyak
dibutuhkan keahlian dan keterampilan, makin penting dilakukan pelatihan tenaga
kerja.Untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja diperusahaan perkebunan pada
umumnya dilakukan beberapa tingkatan pelatihan dan upgrading tenaga kerja. Ada 4
tingkatan pelatihan dan upgrading di PTPN yaitu:
1) Pelatihan dan upgrading manajemen puncak (Top Management). Kursus ini
intinya adalah bidang manajemen ditambah pengetahuan-pengetahuan analisa
keuangan, ekonomi,sistem perencanaan, sistem informasi.
2) Pelatihan dan upgrading manajer menengah (Middle manager). Pengetahuanpengetahuan dan keterampilan diajarkan adalah bidang manajemen dan
keterampilan/pengetahuan teknis seperti bidang tanaman dan bidang
pengelolahan.

Universitas Sumatera Utara

3) Pelatihan dan upgrading golongan sub staf (non staf). Pelatihan ini untuk
tenaga kerja bidang keuangan, pembukuan (akuntansi), administrasi, operator
pabrik, analisis laboratorium, mekanisasi, perbengkelan dan tenaga kerja

teknik bangunan (sipil).
4) Pelatihan dan upgrading tenaga kerja. Untuk peningkatan keterampilan dan
mutu hasil kerja karyawan agar sesuai dengan standart yang diharapkan.
Tujuan peningkatan keterampilan juga adalah agar karyawan meningkat
produktifitasnya, sehingga dapat ditingkatkan gajinya/preminya.
Manajemen berfungsi untuk menggerakkan berbagai kegiatan organisasi
dalam pencapaian tujuannya, menata kehidupan, serta menyelesaikan berbagai
permasalahan yang timbul kearah yang sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian
organisasi.Demikian pula dengan kehidupan individu, diperlukan manajemen untuk
memimpin diri dan menyelesaikan berbagai permasalahan menyangkut perilaku
kehidupan pribadi. Sebagai bukti bahwa dalam diri individu
diperlukan manajemen ialah tidak sedikit perbuatan atau perilaku manusia yang
menyimpang dari apa yang diinginkan hati nuraninya, dengan alasan yang tidak jelas.
Bentuk manajemen yang ada pada individu adalah pengendalian diri dalam
memenuhi keinginan hati nurani, sesuai pengetahuan yang dimiliki. Pengendalian diri
tersebut akan dipengaruhi oleh kebiasaan yang akhirnya bertugas memilih perbuatanperbuatan produktif bagi kehidupan pribadi yang dapat bermanfaat,baik bagi dirinya
maupun lingkungannya (Salim, 2006).

Universitas Sumatera Utara


2.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No.

Nama Peneliti

1.

Ken Roy
Nababan

Karakteristik Sosial
Ekonomi Karyawan
Kebun Tambunan A
dan Hubungannya
Dengan Sikap
Mereka Terhadap
Sistem Manejemen
Yang Berlaku


Ezzah Nahrisa
h

Pengaruh
Karakteristik
Individu dan
Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja
Karyawan pada
PT.PP London
Sumatra Indonesia
Tbk Bah Lias
Research Station
Simalungun

2.

Judul Penelitian

Perumusan Masalah
1. Bagaimana
kararakteristik
kayawan dan Sistem
Manejemen Kebun
Tambunan A?
2. Apakah ada hubungan
karakteristik sosial
karyawan Kebun
Tambunan A dengan
sikap mereka terhadap
sistem manejemen
yang berlaku?
3. Bagaimana
permasalahan dan
upaya memperbaiki
sistem manejemen
yang berlaku di Kebun
Tambunan A?

1. Apakah Karakteristik
Individu berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.
PPLondon Sumatra
Indonesia Tbk Bah
Lias Research Station
Simalungun?
2. Apakah Motivasi
Kerja berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap Kinerja
Karyawan pada PT.
PP London Sumatra
Indonesia Tbk Bah
Lias Research Station

Variabel
Pengamatan
Variabel terikat :
Kinerja Karyawan
Variabel bebas:
1. Tingkat
Pendidikan
2. Usia
3. Lama Bekerja
4. Status
Perkawinan
5. Status Sebagai
Karyawan
6. Total Pendapatan
7. Jumlah
Tanggungan

Variabel terikat :
Kinerja Karyawan
Variabel bebas:
1. Tingkat
Pendidikan
2. Usia
3. Lama Bekerja
4. Status
Perkawinan
5. Status Sebagai
Karyawan
6. Total Pendapatan
7. Jumlah
Tanggungan

Metode Analisis

Kesimpulan

Metode deskriptif
dan Metode
Korelasi rank
spearman

Tidak ada
hubungan antara
sikap karyawan,
lama bekerja,
dan status
perkawinan
terhadap sistem
manajemen
yang berlaku.
Ada hubungan
tingkat
kosmopolitan
dengan sikap
karyawan
terhadap sistem
manajemen
yang berlaku,
ada hubungan
total pendapatan
keluarga dengan
sikap karyawan
terhadap sistem
manajemen
yang berlaku,
ada
permasalahan
dalam menjalani
sistem
manajemen
yang berlaku
dan ada upaya
perbaikan
sistem
manajemen
yang berlaku di
kebun
Tambunan A.
Hasil penelitian
dari Nilai
Koefisien
Determinasi (R
Square),
diperoleh dari
penelitian ini
sebesar 58,6%.
Hal ini berarti
bahwa
kemampuan
variabel
karakteristik
individu dan
motivasi kerja
dapat
menjelaskan

Metode deskriptif
dan Metode
Korelasi rank
spearman

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu
Simalungun?
3. Apakah karakteristik
individu dan motivasi
kerja berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan pada PT.
PP London Sumatra
Indonesia Tbk Bah
Lias Research Station
Simalungun?

3.

Fety Agustina
Nasution

Karakteristik Sosial
Ekonomi Toke
Bawang Dan Wanita
Pengupas Bawang
Serta Sumbangannya
Terhadap Pendapatan
Keluarga (Studi
Kasus: Jalan Veteran
Kelurahan Pandau
Hilir Kecamatan
Medan Timur
Kotamadya Medan)

karakteristik sosial
Toke Bawang dan
Wanita Pengupas
Bawang serta
sumbangannya terhadap
pendapatan keluarga
Untuk mengetahui
karakteristik ekonomi
Toke Bawang dan
Wanita Pengupas
Bawang serta
sumbangannya terhadap
pendapatan keluarga
Untuk mengetahui
permasalahan dan
upaya penyelesaian
permasalahan Toke
Bawang dan Wanita
Pengupas Bawang serta
sumbangannya terhadap
pendapatan keluarga

karakteristik sosial
(meliputi : umur,
tingkat pendidikan,
lama
berumahtangga dan
pengalaman
bekerja) toke
bawang dan wanita
pengupas bawang,
karakteristik
ekonomi (meliputi :
jumlah tanggungan,
pendapatan toke
bawang, pendapatan
wanita pengupas
bawang, total
pendapatan
keluarga, curahan
tenaga kerja)

Metode Deskriptif
Dan Analisis
Regresi Linier
Berganda

pengaruhnya
terhadap
variabel kinerja
karyawan
sebesar 58,6 %,
sedangkan
sisanya sebesar
41,4%
dipengaruhi
oleh variabel
lainnya yang
tidak diikutkan
dalam penelitian
ini seperti
kepemimpinan
dan komitmen
organisasi.
1. Karakteristik
sosial toke
bawang dan
wanita
pengupas
bawang
(meliputi umur,
tingkat
pendidikan,
lama berumah
tangga dan
pengalaman
bekerja) di
daerah
penelitian,
bervariasi.
2. Karakteristik
ekonomi toke
bawang dan
wanita
pengupas
bawang
(meliputi
jumlah
tanggungan,
pendapatan toke
bawang/wanita
pengupas
bawang, total
pendapatan
keluarga dan
curahan tenaga
kerja toke
bawang) di
daerah
penelitian,
bervariasi.
3. Secara
serempak,
karakteristik
sosial ekonomi
toke bawang

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu
dan wanita
pengupas
bawang
berpengaruh
nyata terhadap
pendapatan toke
bawang dan
wanita
pengupas
bawang. Secara
parsial, hanya
curahan tenaga
kerja yang
berpengaruh
nyata terhadap
pendapatan toke
bawang dan
secara parsial
hanya umur
yang
berpengaruh
nyata terhadap
pendapatan
wanita
pengupas
bawang.
4. Kontribusi
pendapatan toke
bawang
terhadap total
pendapatan
keluarga adalah
sebesar 92,24
%. Sedangkan
kontribusi
pendapatan
wanita
pengupas
bawang
terhadap total
pendapatan
keluarga adalah
sebesar 38,56
%. 5. Masalahrnasalah yang
dihadapi toke
bawang yaitu
pungutan liar
(kutipan tidak
resmi), lokasi
berusaha yang
tidak aman,
pelanggan ada
yang berhutang
dalam
pembayaran dan
persaingan
harga.
Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu

4.

Hendrik
Sijabat

Karakteristik Sosial
Ekonomi Karyawan
Pegawai Rendah
Bulanan (PRB) dan
Hubungannya
Dengan Sikap
Mereka Terhadap
Sistem Manajemen
yang Berlaku. (Studi
Kasus: PTP
Nusantara IV Kebun
Dolok Ilir)

karakteristik sosial
ekonomi karyawan PTP
Nusantara IV Kebun
Dolok Ilir, untuk
mengetahui sistem
manajemen yang
berlaku, mengetahui
hubungan karakteristik
dengan sikap karyawan
PRB terhadap sistem
manajemen yang
berlaku, untuk
mengetahui
permasalahan sistem
manajemen yang

1. karakteristik
sosial:
lama pengalaman
kerja karyawan
tingkat pendidikan
karakteristik umur
karakteristik status
perkawinan
status sebagai
karyawan
2. Karakteristik
ekonomi:
penerimaan/gaji
perbulan karyawan
jumlah tanggungan

Metode Deskriptif
dan Metode Skala
Likert

masalahmasalah yang
dihadapi wanita
pengupas
bawang yaitu
upah/gaji yang
rendah dan
lingkungan
yang tidak
sehat.
6. Upaya-upaya
yang dilakukan
toke bawang
untuk mengatasi
masalahmasalah
tersebut yaitu
membayar
pungutan liar
dalam bentuk
luran, antisipasi
dengan
menghubungi
petugas
keamanan,
membuat bukti
pembayaran dan
mencari
pelanggan/mena
mbah koneksi
kerja.
Sedangkan
upaya-upaya
yang dilakukan
oleh wanita
pengupas
bawang yaitu
bekerja lebih
cepat dalam
mengupas
bawang dan
menggunakan
kain/topi untuk
menutup debu.
karakteristik
sosial karyawan
bervariasi,
karakteristik
lama
pengalaman
kerja karyawan
memiliki
hubungan
dengan sikap
mereka terhadap
sistem
manajemen
yang berlaku,
karakteristik

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu

5.

Martha Hotma
S

Karakteristik Sosial
Ekonomi Karyawan

berlaku, dan untuk
mengetahui upaya
perbaikkan sistem
manajemen yang
berlaku

keluarga
Golongan Jabatan

karakteristik sosial
karyawan perkebunan

Karakteristik sosial
Tingkat Pendidikan

Metode Deskriptif
Metode Chi

tingkat
pendidikan,
karakteristik
umur,
karakteristik
status
perkawinan, dan
status sebagai
karyawan tidak
mememiliki
hubungan
dengan sikap
mereka terhadap
sistem
manajemen
yang berlaku.
Karakteristik
ekonomi
karyawan juga
bervariasi,
terdapat
hubungan antara
penerimaan/gaji
perbulan
karyawan
dengan sikap
mereka terhadap
sistem
manajemen
yang berlaku,
tidak terdapat
hubungan antara
jumlah
tanggungan
keluarga dengan
sikap mereka
terhadap sistem
manajemen
yang berlaku,
terdapat
hubungan antara
Golongan
Jabatan dengan
sikap mereka
terhadap sistem
manajemen
yang berlaku
ada
permasalahan
sistem
manajemen
yang berlaku,
dan ada upaya
perbaikkan
sistem
manajemen
yang berlaku.
1. Karakteristik
Tingkat

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu
Perkebunan PT.Tolan
Tiga Indonesia Dan
Sikap Mereka
Terhadap Sistem
Manajemen Yang
Berlaku (Studi kasus:
Desa Perlabian,
Kecamatan Kampung
Rakyat, Kabupaten
Labuhan Batu)

PT. Tolan Tiga
Indonesia dengan sikap
mereka terhadap sistem
manajemen yang
berlaku,Untuk
mengetahui
karakteristik ekonomi
karyawan perkebunan
PT.Tolan Tiga
Indonesia dengan sikap
mereka terhadap sistem
manajen yang berlaku,
Untuk mengetahui
permasalahan sistem
manajemen yang
berlaku diperkebunan
PT.Tolan Tiga
Indonesia, Untuk
mengetahui upaya
penyelesaian sistem
manajemen yang
berlaku di perkebunan
PT. Tolan Tiga
Indonesia.

Pengalaman Kerja
Umur Karyawan
Karakteristik
Ekonomi
Pendapatan
jumlah tanggungan

Square
MetodeSkala
Likert

Pendidikan,
Pengalaman
Kerja dan Umur
Karyawan ada
hubungan
dengan sikap
mereka terhadap
sistem
manajemen
yang berlaku
2. Ada
hubungan antara
pendapatan dan
jumlah
tanggungan,
dengan sikap
mereka terhadap
sistem
manajemen
yang berlaku.
3.Permasalahanpermasalahan
yang terjadi di
perkebunan
disebabkan
terbatasnya
dana
4. Berbagai
upaya-upaya
dilakukan untuk
memperbaiki
sistem
manajemen
diperkebunan.

2.3 Kerangka Pemikiran
Sistem

manajemen yang berlaku di PTPN IV Tinjowan sesuai dengan

pedoman dan instruksi kerja dari direksi. PTPN IV Tinjowan merupakan perkebunan
milik negara (BUMN). Perkebunan ini merupakan Perusahaan cabang yang memiliki
kantor Pusat di Medan. Sistem manajemen yang berlaku di perkebunan PTPN IV
Tinjowan adalah sistem Manajemen yang Top down. Dalam pelaksanaan sistem
manajemen pasti ada terjadi masalah, oleh sebab itu maka dilakukan upaya-upaya
untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.Masyarakat dipekerjakan sebagai
karyawan di perkebunan, harus mematuhi peraturan perkebunan yang berlaku.

Universitas Sumatera Utara

Dalam penggunaan tenaga kerja dipakai masyarakat sekitar, masyarakat akan
lebih merasakan memiliki perkebunan tersebut sehingga keberadaan perkebunan di
Desa Tinjowan ini akan diterima baik oleh masyarakat. Dimana dalam menjalankan
operasional perkebunan akan lebih efektif. Masyarakat yang bekerja sebagai
karyawan akan diberikan gaji bulanan dan bonus tahunan yang di berikan setiap
tahunnya. Perusahaan juga akan memberikan bonus bagi setiap karyawan yang
memiliki prestasi dalam mengoptimalkan produktifitas perkebunan. Sikap merupakan
produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi dan bertindak sesuai dengan
rangsangan yang diterimanya, dalam hal ini yang dimiliki dan dipengaruhi oleh
lingkungan.
Sikap karyawan dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimilikinya.Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan dan memahami dengan
baik karakteristik setiap karyawannya, serta dapat mewujudkan dan memadukan
kepribadian dan karakteristik yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang utuh
dalam tindakan yang positif terhadap sikap dunia kerja sesuai dengan sistim
manajemen yang berlaku diperkebunan PTPN IV Tinjowan.Karakteristik sosial dan
karakteristik ekonomi karyawan sangat mempengaruhi sikap setiap karyawan
terhadap sistem manajemen yang berlaku. Sikap akan terbentuk sesuai dengan
keadaan kehidupan karyawan. Sikap seseorang akan berdampak pada bagaimana
tindakannya dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari. Sikap yang dimaksud adalah
sikap positif dan sikap negatif terhadap perusahaan.
Sikap positif yang ditunjukkan karyawan akan membawa dampak yang baik
pada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan akan mengalami peningkatan

Universitas Sumatera Utara

produktifitas kerja karyawan dan produksi perusahaan. Perusahaan akan mengalami
kemajuan dan tercapainya tujuan perusahaan. Sikap negatif yang ditunjukkan oleh
karyawan akan membawa dampak yang buruk pada perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan akan mengalami penurunan produktifitas kerja karyawan dan produksi
perusahaan. Perusahaan akan mengalami penurunan produktifitas kerja karyawan dan
produksi perusahaan. Perusahaan akan mengalami kemerosotan dan tidak tercapainya
tujuan perusahaan. Untuk lebih jelas, dapat dilihat dalam skema pemikiran berikut:

Universitas Sumatera Utara

Skema Kerangka Pemikiran:

Perkebunan PTPN IV Tinjowan

Karyawan

Karakteristik SosialEkonomi

Manajemen
yang Berlaku

Sikap

Tingkat Pendidikan
Umur
Lama Bekerja

Positif

Negatif

Pendapatan utama
Jumlah Tanggungan
keluarga

Keterangan :
Menyatakan Pengaruh
Menyatakan Hubungan

Gambar 2.1 Skema Kerangka PemikiranKarakteristik Sosial Ekonomi
Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap
Manajemen yang berlaku
2.4 Hipotesis penelitian
1. TerdapatKarakteristik Sosial Ekonomi karyawan perkebunan PTPN IV Tinjowan
bervariasi. (dari segi tingkat pendidikan, umur, lama bekerja, pendapatan utama,
jumlah tanggungan keluarga ).

Universitas Sumatera Utara

2. Terdapatpengaruh karakteristik sosial ekonomi karyawan perkebunan PTPN IV
Tinjowan terhadap sikap mereka mengikuti sistem manajemen yang berlaku.
3. Terdapat permasalahan yang dihadapi karyawan terhadap sistem manajemen yang
berlaku di Perkebunan PTPN IV Tinjowan.
4. Terdapat upaya perbaikan yang dilakukan karyawan dalam mengikuti sistem
manajemen yang berlaku di perkebunan PTPN IV Tinjowan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan Pegawai Rendah Bulanan (PRB) dan Hubungannya Dengan Sikap Mereka Terhadap Sistem Manajemen yang Berlaku. (Studi Kasus: PTP Nusantara IV Kebun Dolok Ilir)

0 32 109

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

2 26 80

PERANAN PAWANG HUJAN DALAM PELAKSANAAN PESTA PERNIKAHAN PADA ETNIS JAWA DI TINJOWAN KECAMATAN UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN.

9 35 26

PERKEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PTPN IV TINJOWAN DI KECAMATAN UJUNG PADANG KABUPATEN SIMALUNGUN (1996-2012).

5 29 23

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 15

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 6

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Karakteristik Sosial Ekonomi Karyawan PTPN IV Tinjowan dan Sikap Mereka Terhadap Manajemen yang Berlaku (StudiKasus: Desa Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun)

0 0 11

EFEKTIVITAS PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS : PTPN IV (PERSERO)-KEBUN TINJOWAN SIMALUNGUN)

0 0 6