Perbaikan Proses Produksi Untuk Mengurangi Kecacatan Produk Dengan Menggunakan Metode Lean Six Sigma Pada PT Mahakarya Jaya Sinergi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kualitas yang baik merupakan hal yang diutamakan untuk dapat bersaing
dengan perusahaan lain sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas dalam setiap
proses produksi. Kualitas suatu produk mutlak harus dijaga dan dikontrol agar
konsumen mendapatkan produk yang baik, dan perusahaan dapat memenangkan
kompetisi dalam menarik pelanggan. Produk berkualitas bagus adalah produk
yang memiliki karakteristik sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen.
PT Mahakarya Jaya Sinergi merupakan perusahaan yang memproduksi
body dan chassis mobil (karoseri). Karoseri dump truck adalah salah satu produk
yang diproduksi oleh PT Mahakarya Jaya Sinergi. Dari hasil wawancara diperoleh
bahwa PT Mahakarya Jaya Sinergi mengalami pemborosan (waste) yaitu adanya
produk cacat (defect) berupa bak dump truck tidak sempurna, hidrolik tidak
berfungsi dan subframe kayu rusak. Sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan keinginan konsumen yang menyebabkan ketidakpuasaan dan hal tersebut
dapat merugikan perusahaan. Data jumlah dan persentase kecacatan pada periode
tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Data Jumlah dan Persentase Kecacatan Karoseri Dump Truck
Periode tahun 2015
Bulan
Produksi
(unit)
Januari
24
Februari
25
Maret
20
April
23
Mei
22
Juni
21
Juli
24
Agustus
24
September
Oktober
22
22
November
23
Desember
21
Total
271
Produk
Cacat
(Unit)
2
1
1
2
2
1
2
1
1
3
2
1
2
1
1
3
3
2
2
1
2
2
1
Jenis Cacat (Unit)
bak dump truck tidak sempurna
Hidrolik tidak berfungsi
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
Hidrolik tidak berfungsi
Subframe kayu rusak
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
bak dump truck tidak sempurna
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Produk
Cacat
(unit)
3
Persentase
(%)
12.50
3
12.00
3
15.00
3
13.04
4
18.18
3
14.29
3
12.50
4
16.67
3
4
13.64
18.18
3
13.04
3
14.29
39
14.39
Sumber : PT Mahakarya Jaya Sinergi
Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa persentase kecacatan karoseri dump
truck berada diatas standar dari PT Mahakarya Jaya Sinergi sebanyak 10%. Untuk itu
diperlukan perbaikan dikarenakan kecacatan ini mempengaruhi besarnya jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan lainnya adalah adanya kegiatan yang tidak bernilai tambah
(non-value added activities) pada proses produksi, seperti waktu menunggu dan
pemeriksaan yang sering tejadi dalam proses produksi berupa pemindahan
potongan plat dari mesin shearing ke mesin bending, pemindahan plat ke stasiun
pengelasan dan waktu tunggu bahan untuk dikerjakan pada stasiun berikutnya
seperti
menunggu
cat
dasar
mengering
untuk
kemudian
dilakukannya
pendempulan, menunggu hasil pendempulan mengeras untuk kemudian dilakukan
pengecetan akhir, menunggu hasil pengelasan beberapa part dingin untuk
melakukan pengelasan part berikutnya serta adanya pemeriksaan berupa
pemeriksaan hidrolik, pengisian oli dan pemeriksaan stabilizer.
Jika permasalahan tersebut tidak ditangani maka hal tersebut dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk itu, diperlukan perbaikan
dikarenakan kecacatan dan kegiatan yang tidak bernilai tambah (non-value added
activities) ini mempengaruhi besarnya output yang dihasilkan perusahaan. Perbaikan
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kombinasi metode antara Lean dan
Six Sigma.
Dari hasil penelitian (Ummi Isti Izzati dkk, 2013) mengenai Analisis
Pengendalian Kualitas Proses Produksi Susu Bubuk Dengan Metode Lean Six
Sigma di PT. Tigaraksa Satria Tbk diperoleh bahwa penggunaan metode lean six
sigma dapat mengoptimumkan kegiatan yang bernilai tambah (value added
activities) dan mengestimasi level sigma dalam perusahaan sehingga dapat
memperbaiki prosedur produksi. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya
nilai process cycle efficiency PT. Tigaraksa Satria Tbk sebesar 4% dari 83,93%
Universitas Sumatera Utara
menjadi 87,93% dan dapat mengurangi kegiatan yang tidak bernilai tambah (non
value added activities) dari 18 kegiatan menjadi 11 kegiatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adanya cacat (defect) yang
melebihi standar perusahaan sehingga kualitas produk tidak sesuai dengan
keinginan konsumen dan adanya kegiatan yang tidak bernilai tambah selama
proses produksi seperti waktu menunggu (waiting time), pemindahan bahan dan
pemeriksaan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah melakukan pengendalian kualitas terhadap
proses produksi.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value
added activities) dan aktivitas bernilai tambah (value added activities).
2. Meminimumkan waktu produksi.
3. Memberi usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah produk cacat.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kualitas yang baik merupakan hal yang diutamakan untuk dapat bersaing
dengan perusahaan lain sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas dalam setiap
proses produksi. Kualitas suatu produk mutlak harus dijaga dan dikontrol agar
konsumen mendapatkan produk yang baik, dan perusahaan dapat memenangkan
kompetisi dalam menarik pelanggan. Produk berkualitas bagus adalah produk
yang memiliki karakteristik sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen.
PT Mahakarya Jaya Sinergi merupakan perusahaan yang memproduksi
body dan chassis mobil (karoseri). Karoseri dump truck adalah salah satu produk
yang diproduksi oleh PT Mahakarya Jaya Sinergi. Dari hasil wawancara diperoleh
bahwa PT Mahakarya Jaya Sinergi mengalami pemborosan (waste) yaitu adanya
produk cacat (defect) berupa bak dump truck tidak sempurna, hidrolik tidak
berfungsi dan subframe kayu rusak. Sehingga produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan keinginan konsumen yang menyebabkan ketidakpuasaan dan hal tersebut
dapat merugikan perusahaan. Data jumlah dan persentase kecacatan pada periode
tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1. Data Jumlah dan Persentase Kecacatan Karoseri Dump Truck
Periode tahun 2015
Bulan
Produksi
(unit)
Januari
24
Februari
25
Maret
20
April
23
Mei
22
Juni
21
Juli
24
Agustus
24
September
Oktober
22
22
November
23
Desember
21
Total
271
Produk
Cacat
(Unit)
2
1
1
2
2
1
2
1
1
3
2
1
2
1
1
3
3
2
2
1
2
2
1
Jenis Cacat (Unit)
bak dump truck tidak sempurna
Hidrolik tidak berfungsi
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
Hidrolik tidak berfungsi
Subframe kayu rusak
Subframe kayu rusak
bak dump truck tidak sempurna
bak dump truck tidak sempurna
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Subframe kayu rusak
Hidrolik tidak berfungsi
Hidrolik tidak berfungsi
bak dump truck tidak sempurna
Produk
Cacat
(unit)
3
Persentase
(%)
12.50
3
12.00
3
15.00
3
13.04
4
18.18
3
14.29
3
12.50
4
16.67
3
4
13.64
18.18
3
13.04
3
14.29
39
14.39
Sumber : PT Mahakarya Jaya Sinergi
Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa persentase kecacatan karoseri dump
truck berada diatas standar dari PT Mahakarya Jaya Sinergi sebanyak 10%. Untuk itu
diperlukan perbaikan dikarenakan kecacatan ini mempengaruhi besarnya jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan lainnya adalah adanya kegiatan yang tidak bernilai tambah
(non-value added activities) pada proses produksi, seperti waktu menunggu dan
pemeriksaan yang sering tejadi dalam proses produksi berupa pemindahan
potongan plat dari mesin shearing ke mesin bending, pemindahan plat ke stasiun
pengelasan dan waktu tunggu bahan untuk dikerjakan pada stasiun berikutnya
seperti
menunggu
cat
dasar
mengering
untuk
kemudian
dilakukannya
pendempulan, menunggu hasil pendempulan mengeras untuk kemudian dilakukan
pengecetan akhir, menunggu hasil pengelasan beberapa part dingin untuk
melakukan pengelasan part berikutnya serta adanya pemeriksaan berupa
pemeriksaan hidrolik, pengisian oli dan pemeriksaan stabilizer.
Jika permasalahan tersebut tidak ditangani maka hal tersebut dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Untuk itu, diperlukan perbaikan
dikarenakan kecacatan dan kegiatan yang tidak bernilai tambah (non-value added
activities) ini mempengaruhi besarnya output yang dihasilkan perusahaan. Perbaikan
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan kombinasi metode antara Lean dan
Six Sigma.
Dari hasil penelitian (Ummi Isti Izzati dkk, 2013) mengenai Analisis
Pengendalian Kualitas Proses Produksi Susu Bubuk Dengan Metode Lean Six
Sigma di PT. Tigaraksa Satria Tbk diperoleh bahwa penggunaan metode lean six
sigma dapat mengoptimumkan kegiatan yang bernilai tambah (value added
activities) dan mengestimasi level sigma dalam perusahaan sehingga dapat
memperbaiki prosedur produksi. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya
nilai process cycle efficiency PT. Tigaraksa Satria Tbk sebesar 4% dari 83,93%
Universitas Sumatera Utara
menjadi 87,93% dan dapat mengurangi kegiatan yang tidak bernilai tambah (non
value added activities) dari 18 kegiatan menjadi 11 kegiatan.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adanya cacat (defect) yang
melebihi standar perusahaan sehingga kualitas produk tidak sesuai dengan
keinginan konsumen dan adanya kegiatan yang tidak bernilai tambah selama
proses produksi seperti waktu menunggu (waiting time), pemindahan bahan dan
pemeriksaan.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian adalah melakukan pengendalian kualitas terhadap
proses produksi.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value
added activities) dan aktivitas bernilai tambah (value added activities).
2. Meminimumkan waktu produksi.
3. Memberi usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah produk cacat.
Universitas Sumatera Utara