Pelabuhan Air Bangis Sumatera Barat Pada Abad XIX Hingga Awal Abad XX
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang perkembangan Pelabuhan Air Bangis Sumatera
Barat pada abad XIX hingga awal abad XX, yang dapat digolongkan dalam kajian
sejarah ekonomi-maritim. Perkembangan yang dimaksud disini ialah suatu proses
bagaimana sebuah pelabuhan di suatu daerah yang wilayahnya semula terraincognita (hampir tidak dikenal) secara lambat laun berkembang dan berperan besar
dalam dunia pelayaran dan perdagangan di bagian utara Pantai Barat Sumatera.
Kajian ini menggunakan metode sejarah dalam proses penelitiannya. Pada proses
heuristik, digunakan sumber-sumber berupa arsip kolonial, laporan dan buku-buku
sejaman sebagai data primer serta buku, jurnal, dan disertasi sebagai data sekunder.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan verifikasi berupa kritik intern dan ekstern
untuk menemukan fakta-fakta. Selanjutnya fakta tersebut diinterpretasikan, sehingga
diperoleh data yang objektif untuk diceritakan kembali dalam bentuk tulisan melalui
proses historiografi.
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan dan aktivitas Pelabuhan
Air Bangis Sumatera Barat pada abad XIX. Untuk mendukung tujuan tersebut
dijelaskan pula kondisi umum Pelabuhan Air Bangis sebelum dan selama
Pemerintahan Kolonial Belanda.
Sejalan dengan kepentingan Pemerintah Kolonial Belanda sejak awal abad
XIX yang telah memperlihatkan ciri yang ambisius daripada sebelumnya untuk
menggali dan memanfaatkan sebanyak mungkin hasil-hasil bumi dan pertanian
daerah hinterland Pantai Barat Sumatera, fungsi Pelabuhan Air Bangis mulai
terangkat dari skala perdagangan kecil ke pelabuhan yang berorientasi ekspor ke luar
negeri. Perkembangan Pelabuhan Air Bangis tidak bisa dilepaskan dari daerah
hinterland, tempat produk ekspor dihasilkan, dan pasar internasional tempat produk
itu dijual. Aktivitas ekspor itu juga diimbangi oleh kegiatan impor, yakni produkproduk yang didatangkan dari luar negeri dan didistribusikan ke daerah hinterland.
Ketika alat-alat transportasi modern belum diperkenalkan maka jalur sungai dan jalan
setapak mempunyai fungsi utama.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan telah mendorong pertumbuhan ekonomi
di Pelabuhan Air Bangis. Pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan penerapan
berbagai pajak yang diberlakukan Pemerintah Hindia Belanda. Tingginya tarif pajak
dan monopoli pemerintah di pelabuhan mengakibatkan beberapa komoditi
perdagangan sulit didapatkan, sehingga aktivitas arus perdagangan terganggu.
Intensitas arus pelayaran juga mulai berkurang di Pelabuhan Air Bangis seiring
dengan perkembangan kawasan Pantai Timur Sumatera sebagai sentral ekonomi baru
Pemerintah Hindia Belanda di Sumatera.
Kata Kunci: Pelabuhan, Air Bangis, Hinterland, Pelayaran dan Perdagangan.
xiv
Skripsi ini mengkaji tentang perkembangan Pelabuhan Air Bangis Sumatera
Barat pada abad XIX hingga awal abad XX, yang dapat digolongkan dalam kajian
sejarah ekonomi-maritim. Perkembangan yang dimaksud disini ialah suatu proses
bagaimana sebuah pelabuhan di suatu daerah yang wilayahnya semula terraincognita (hampir tidak dikenal) secara lambat laun berkembang dan berperan besar
dalam dunia pelayaran dan perdagangan di bagian utara Pantai Barat Sumatera.
Kajian ini menggunakan metode sejarah dalam proses penelitiannya. Pada proses
heuristik, digunakan sumber-sumber berupa arsip kolonial, laporan dan buku-buku
sejaman sebagai data primer serta buku, jurnal, dan disertasi sebagai data sekunder.
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan verifikasi berupa kritik intern dan ekstern
untuk menemukan fakta-fakta. Selanjutnya fakta tersebut diinterpretasikan, sehingga
diperoleh data yang objektif untuk diceritakan kembali dalam bentuk tulisan melalui
proses historiografi.
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan keberadaan dan aktivitas Pelabuhan
Air Bangis Sumatera Barat pada abad XIX. Untuk mendukung tujuan tersebut
dijelaskan pula kondisi umum Pelabuhan Air Bangis sebelum dan selama
Pemerintahan Kolonial Belanda.
Sejalan dengan kepentingan Pemerintah Kolonial Belanda sejak awal abad
XIX yang telah memperlihatkan ciri yang ambisius daripada sebelumnya untuk
menggali dan memanfaatkan sebanyak mungkin hasil-hasil bumi dan pertanian
daerah hinterland Pantai Barat Sumatera, fungsi Pelabuhan Air Bangis mulai
terangkat dari skala perdagangan kecil ke pelabuhan yang berorientasi ekspor ke luar
negeri. Perkembangan Pelabuhan Air Bangis tidak bisa dilepaskan dari daerah
hinterland, tempat produk ekspor dihasilkan, dan pasar internasional tempat produk
itu dijual. Aktivitas ekspor itu juga diimbangi oleh kegiatan impor, yakni produkproduk yang didatangkan dari luar negeri dan didistribusikan ke daerah hinterland.
Ketika alat-alat transportasi modern belum diperkenalkan maka jalur sungai dan jalan
setapak mempunyai fungsi utama.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan telah mendorong pertumbuhan ekonomi
di Pelabuhan Air Bangis. Pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan penerapan
berbagai pajak yang diberlakukan Pemerintah Hindia Belanda. Tingginya tarif pajak
dan monopoli pemerintah di pelabuhan mengakibatkan beberapa komoditi
perdagangan sulit didapatkan, sehingga aktivitas arus perdagangan terganggu.
Intensitas arus pelayaran juga mulai berkurang di Pelabuhan Air Bangis seiring
dengan perkembangan kawasan Pantai Timur Sumatera sebagai sentral ekonomi baru
Pemerintah Hindia Belanda di Sumatera.
Kata Kunci: Pelabuhan, Air Bangis, Hinterland, Pelayaran dan Perdagangan.
xiv