Nilai Shock Index Sebagai Prediktor Mortalitas Terhadap Penderita Sepsis dan Sepsis Berat

NILAI SHOCK INDEX SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS
TERHADAP PENDERITA SEPSIS DAN SEPSIS BERAT
Riki Muljadi, Tambar Kembaren , Josia Ginting,
Divisi Penyakit Tropik Infeksi - Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan

ABSTRAK

Latar Belakang
Sepsis jika tidak segera didiagnosis dan ditangani akan menyebabkan kegagalan fungsi
organ yang akhirnya menyebabkan kematian. Penilaian derajat keparahan pada penderita
sepsis dan sepsis berat pada awal penderita masuk masa rawatan adalah sangat penting
dalam hal menentukan beratnya penyakit. Salah satu penilaian derajat keparahan adalah
shock index yaitu perbandingan antara denyut jantung terhadap tekanan sistolik. Nilai shock
index keadaan pada normal adalah
0,5 - 0,7. Penelitian ini diikuti hingga 30 hari terhadap penderita sepsis dan sepsis berat serta
bertujuan untuk mengetahui apakah nilai shock index dapat dipergunakan sebagai prediktor
mortalitas berbagai etiologi ini.
Tujuan
Untuk mengetahui apakah nilai shock index dapat dipergunakan sebagai prediktor mortalitas
terhadap penderita sepsis dan sepsis berat.

Bahan dan Cara :
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode cohort terhadap penderita dewasa yang
memenuhi kritesia sepsis yang masuk rawatan ke IGD RSUP Haji Adam Malik
Medan,November 2013 hingga Agustus 2014. Dilakukan pemeriksaan klinis dengan
penilaian shock index 1, setelah 2 jam kemudian dengan dilakukan penilaian shock index 2
serta dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa darah perifer lengkap,fungsi hati, fungsi
ginjal, plasma procalcitonin ,kultur darah, kultur spesimen sumber infeksi, setelah 24 jam
masa rawatan dilakukan penilaian shock index 3 dan diikuti perkembangan penderita untuk
selanjutnya dihubungkan terhadap mortalitas dalam 30 hari. Cut-off nilai shock index yang
digunakan adalah ≥ 1. Analisa data menggunakan uji Uji Kolmogorov Smirnov, Uji tIndependen dan Uji Mann-Whitney.
Hasil :
Diperoleh 42 penderita dari masing masing kelompok subjek penelitian dengan sepsis dan
sepsis berat yang memenuhi kriteria, jenis kelamin wanita 44 orang (52,38 %) dan jenis
kelamin pria 40 orang (47,61 %),retata usia 49.02 ± 9.017 tahun. Penyebab infeksi
terbanyak diperoleh 26 (32,5%) kasus infeksi saluran nafas, 19(23,7%) kasus bedah,
14(17,5%) kasus infeksi pada saluran pencernaan, 12(15%) kasus infeksi saluran kemih, dan
9(11,25%) kasus infeksi lainnya Mortalitas tertinggi diperoleh berturut turut pada penderita
dengan nilai shock index 1 ≥ 1.40, shock index 2 ≥1.35, shock index 3 ≥ 1.29. Rerata shock
index adalah ≥ 1.34, p < 0,005 dianggap secara statistik bermakna.
Kesimpulan :

Nilai shock index yang semakin tinggi menggambarkan kejadian angka mortalitas yang
semakin besar. Sehingga nilai shock index dapat digunakan sebagai prediktor mortalitas
terhadap penderita dengan sepsis maupun sepsis berat yang di rawat di rumah sakit.
Kata Kunci : sepsis dan sepsis berat, shock index, mortalitas

Universitas Sumatera Utara

SHOCK INDEX AS A PREDICTOR
OF MORTALITY IN PATIENTS WITH SEPSIS AND SEVERE SEPSIS
Riki Muljadi, Tambar Kembaren , Josia Ginting,
Division of Tropical Diseases and Infection-Department of Internal Medicine
Faculty of Medicine University of Sumatera Utara Medan
ABSTRACT
Background
Sepsis if not promptly diagnosed and untreated will lead to multi-organ failure that
ultimately leads to death. Assessment of the degree of severity in patients with sepsis and
severe sepsis patients included in the initial period of treatment is very important in terms of
determining the severity of the disease. One is the assessment of the degree of severity of
shock index is the ratio between the heart rate to systolic pressure. Value of shock index in
the normal state is from 0.5 to 0.7. This study was followed up to 30 days to patients with

sepsis and severe sepsis, and aims to determine whether the shock value of the index can be
used as a predictor of mortality various etiologies of this.
Objective
To determine whether the shock index can be used as a predictor of mortality in patients
with sepsis and severe sepsis.
Materials and Methods:
The study was conducted by using a cohort of adult patients which is accordance with the
inclusion criteria of sepsis, incharged to the ER of Haji Adam Malik hospital in Medan,
started from November 2013 to August 2014. Preceded by clinical examination to
assessment of shock index 1, than after 2 hours with an assessment of shock index 2 and
laboratory examination for complete peripheral blood, liver function, kidney function,
plasma procalcitonin, blood culture, a culture specimen source of infection, after 24 hours of
treatment will assessment again shock index 3 and followed the development of the next
patient to be linked to mortality in 30 days. cut-off values of shock index is ≥ 1. Analysis of
the data using the Kolmogorov-Smirnov test, independent t-test and Mann-Whitney test.
Results:
Retrieved 42 patients from each group of research subjects with sepsis and severe sepsis
which is according to the sepsis criteria, female 44 patients (52.38%) and male 40 patients
(47.61%), average ages was 49.02 ± 9,017 years. The cause of most infections acquired 26
(32.5%) cases of respiratory tract infections, 19 (23.7%) surgical cases, 14 (17.5%) cases of

infection of the gastrointestinal tract, 12 (15%) cases of urinary tract infection, and 9
(11.25%) cases of other infections acquired consecutive highest mortality in patients with
shock index 1 ≥ 1:40, shock index 2 ≥1.35, shock index 3 ≥ 1:29. The mean shock index is ≥
1.34, p