9 Transit Planet Merkurius dan Venus

Transit Planet Merkurius dan Venus

Transit Planet Merkurius dan Venus

I. Pendahuluan
Sistem bintang induk dengan planet-planet, komet, asteroid yang mengorbitnya dinamakan
sistem tatasurya. Anggota tatasurya berupa planet-planet itu berdomisili dalam ruang antar planet
dari bintang induk Matahari sebagai pusat tatasurya hingga planet kerdil Pluto 5,9 milyar km dari
Matahari. Komet berkala panjang bisa lebih jauh dari jarak ke planet Pluto, bahkan menempati
ruang 100 SA dari Matahari (1 SA = 1 satuan astronomi = jarak rata-rata Bumi-Matahari = 149
597 870 kilometer), dan bahkan masih lebih besar hingga 150 SA. Ruang Tatasurya merupakan
bagian kecil dalam sistem tatabintang Galaksi Bimasakti (MilkyWay galaxy atau sering disebut
Galaksi). Jarak 100 SA ( kira-kira hampir 15 milyar km) hanya 8300 menit cahaya. Jarak bintang
terdekat 4,3 tahun cahaya Matahari hanya satu diantara 100 milyar (100 000 000 000) bintang
dalam Galaksi dan masing-masing bintang mempunyai sistem tatasurya sendiri-sendiri. Dalam
skala Galaksi Bimasakti, Matahari dan planet pengiringnya merupakan sebuah titik dari 100
milyar bintang anggota Galaksi. Walaupun dalam skala Galaksi kecil namun bila dibandingkan
dengan jarak terjauh dalam menempuh perjalanan panjang sehari-hari di permukaan planet Bumi
yang hanya beberapa ribu km, jarak atau ruang tatasurya itu sangat besar.
Bulan dan dua planet terdekat dari Matahari, planet Merkurius dan planet Venus mempunyai
peluang berlalu di depan arah pandang manusia di planet Bumi ke bundaran Matahari.

Kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika, bidang orbit Bumi mengelilingi
Matahari, sekitar 5 derajat, kemiringan bidang orbit Merkurius mengelilingi Matahari terhadap
ekliptika sekitar 7 derajat, kemiringan bidang orbit Venus mengelilingi Matahari terhadap
ekliptika sekitar 3,39 derajat. Kemiringan bidang orbit Bulan terhadap ekliptika sekitar 5 derajat
inilah yang menyebabkan setiap bulan tidak berlangsung gerhana Bulan atau gerhana Matahari.
Musim gerhana hanya berlangsung bila kedudukan Matahari dekat dengan salah satu titik simpul
orbit Bulan (dua titik potong bidang orbit Bulan dengan ekliptika). Kemiringan bidang orbit dua
planet padat, planet terrestrial, yaitu planet Merkurius mengelilingi Matahari terhadap ekliptika
sekitar 7 derajat dan kemiringan bidang orbit Venus mengelilingi Matahari terhadap ekliptika
sekitar 3,39 derajat menyebabkan fenomena transit tidak berlangsung setiap konjungsi inferior,
yaitu momen planet dan Matahari berada pada satu bujur ekliptika dan planet berada diantara
Bumi dan Matahari.
Planet Venus mempunyai diameter yang hampir sama dengan planet Bumi yaitu 2 x 6050 km
(bandingkan dengan planet Bumi 2 x 6378 km), namun posisi planet Venus relatif lebih jauh.
Eksentrisitas orbit planet Merkurius dan Venus masing-masing adalah 0,206 dan 0,007
bandingkan dengan eksentrisitet planet Bumi (0,017). Planet Venus merupakan planet yang
mempunyai penampakan paling terang diantara planet-planet lainnya. Planet Merkurius dan Venus
mempunyai kecerlangan maksimum masing-masing –1,8 dan –4,7; Bulan –12,5 dan Matahari
1


Transit Planet Merkurius dan Venus

mencapai –26,5 sehingga salah satu fenomena spektakuler sistem Bumi-Bulan dan Matahari
adalah fenomena gerhana dan transit.
Transit dalam astronomi mempunyai dua arti yang pertama menunjuk pada fenomena saat
benda langit melewati meridian. Sedang yang kedua kata transit juga dipergunakan untuk
menunjukkan fenomena lewatnya benda langit dengan diameter sudut yang lebih kecil di depan
benda langit dengan diameter sudut lebih besar, misalnya transit planet Merkurius atau transit
planet Venus terhadap bundaran Matahari.
Transit satelit alam Jupiter terhadap bundaran planet Jupiter dsb. Bila benda yang melewati
mempunyai diameter lebih besar, misalnya transit Bulan terhadap Matahari dinamakan gerhana
Matahari Cincin. Berlalunya bayang-bayang sebuah benda langit ke benda langit lainnya
dinamakan transit bayang-bayang, namun bila (kerucut) bayang-bayang Bulan melewati
permukaan Bumi dinamakan gerhana Matahari total atau gerhana Matahari sebagian.
Orbit planet-planet mengelilingi bintang induk Matahari (radius 696 000 km dan massanya 1,99
x 10 pangkat 30 kilogram) hampir berada dalam satu bidang. Kedudukan planet dan Matahari ini
menimbulkan fenomena konjungsi inferior dan konjungsi superior bagi planet-dalam. Planetdalam, planet dengan jarak rata-rata dari Matahari kurang dari 1 satuan astronomi (1 SA = 1
satuan astronomi = 149 597 870 kilometer sekitar 150 juta kilometer = jarak rata-rata BumiMatahari) yaitu planet Merkurius (radius 2440 km, 0,055 massa Bumi, massa Bumi 5,98 x 10
pangkat 24 kg) berjarak rata-rata dari Matahari 0,39 SA dan planet Venus (radius 6051 km,
0,815 massa Bumi) berjarak 0.72 SA dari Matahari.

Fenomena konjungsi inferior bila planet-dalam dan Matahari, pada posisi bujur ekliptika sama
dan planet-dalam berada diantara Bumi dan Matahari. Fenomena konjungsi superior bila planetdalam dan Matahari pada posisi bujur ekliptika sama dan Matahari berada diantara Bumi dan
planet-dalam. Fenomena “Transit” berlangsung bila pada waktu konjungsi inferior, planet-dalam
melintasi bundaran Matahari dan fenomena “Okultasi” berlangsung bila pada waktu konjungsi
superior, planet-dalam tertutup oleh bundaran Matahari. Fenomena transit dari planet Bumi saat
planet-dalam Merkurius dan Venus melintas pada bundaran Matahari.
Fenomena transit juga bisa diamati dari planet-luar (Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus atau
Neptunus) misalnya transit Bumi tahun ini bisa diamati dari Neptunus 4 Agustus 2003, fenomena
transit Bumi tersebut lebih langka dan lebih lama dari transit planet Merkurius atau planet Venus
bila dilihat dari Bumi. Selain fenomena transit juga terjadi fenomena okultasi. Kalau pada
fenomena transit-Merkurius, planet Merkurius berlalu di depan bundaran Matahari di langit,
sedang pada fenomena okultasi-Merkurius, planet Merkurius berlalu di belakang bundaran
Matahari seperti fenomena okultasi 14 November 2002.

2

Transit Planet Merkurius dan Venus

II. Frekuensi transit planet Merkurius
Transit planet Merkurius termasuk langka sekitar 13 atau 14 transit dalam seabad, misalnya abad

17, 19 dan 22 terjadi 13 kali transit Merkurius dan abad 18, 20, 21 dan 23 terjadi 14 transit
Merkurius. Diantara transit-transit Merkurius itu tidak semuanya dapat diamati dari Indonesia
dan kalaupun secara geografis, transit dapat diamati bisa diamati, namun awan juga akan
menjadi penghalang atau pengganggu lainnya untuk mendapatkan rekaman peristiwa yang
langka itu.
Transit Merkurius sebelumnya 15 November 1999, 7 Mei 2003, 8 November 2006 dan
berikutnya adalah 9 Mei 2016 dan 11 November 2019. Kedua transit Merkurius yang akan
datang itu tak bisa diamati dari wilayah Indonesia dan di Indonesia baru berkesempatan melihat
transit Merkurius berikutnya pada 13 Nov 2032 dan 7 November 2039.
Tidak semua konjungsi inferior Merkurius terjadi fenomena transit dan tidak semua konjungsi
superior terjadi fenomena okultasi (misalnya konjungsi inferior yang berlangsung pada 11
Januari 2003, 11 September 2003 dan 27 Desember 2003 atau konjungsi superior 21 Maret 2003,
5 Juli 2003 dan 25 Oktober 2003). Fenomena itu terjadi bila saat Bumi menghadap ke arah titik
simpul orbit Merkurius terhadap ekliptika, bertepatan dengan planet Merkurius akan melintasi
dan/atau baru melintasi titik simpul tersebut. Jarak titik terdekat jalur yang dilalui Merkurius
pada bundaran Matahari terhadap pusat bundaran Matahari menentukan selang waktu
berlangsungnya fenomena transit Merkurius. Makin dekat dengan pusat bundaran Matahari
makin lama. Transit Merkurius yang baru berlalu 7 Mei 2003 yang lalu merupakan transit yang
tergolong lama.
Planet Merkurius merupakan planet terdekat dengan Matahari dalam sistem tatasurya. Planet

Merkurius berotasi dengan periode 58 hari. Bentuk orbit planet Merkurius mengelilingi Matahari
mempunyai eksentrisitet relatif tinggi bila dibanding dengan orbit Bumi. Akibat eksentrisitet
tersebut mempunyai sudut elongasi maksimum mempunyai rentang sekitar 18 derajat (misalnya
pada 27 September 2003 mencapai 17 derajat 52 menit) dari Matahari pada posisi Perihelion
Merkurius (jarak terdekat Merkurius terhadap Matahari) dan 28 derajat (misalnya 28 Maret 2000
mencapai 27 derajat 50 menit) dari Matahari pada posisi Aphelion Merkurius (jarak terdekat
Merkurius terhadap Matahari).
Elongasi maksimum 28 derajat dicapai pada saat Merkurius di perihelion, saat planet di selatan
ekuator langit. Bagi yang berlokasi di selatan ekuator mempunyai kesempatan menyaksikan
planet Merkurius. Bagi saat Merkurius di ekuinok pengamatan di musim semi di bulan April
sebagai bintang sore hari seperti elongasi maksimum yang dicapai Merkurius 16 April 2003 yang
lalu dan di musim gugur pada bulan Oktober beberapa hari setelah elongasi maksimum (seperti
tahun ini berlangsung pada 9 September 2003) nampak pagi hari. Periode sideris, satu kali edar
mengelilingi Matahari, planet Merkurius 88 hari atau setahun di planet Merkurius hanya 88 hari
sedang planet Bumi 4.2 kali lebih lama.
3

Transit Planet Merkurius dan Venus

Periode sinodis planet Merkurius 116 hari, oleh karena itu dalam setahun terjadi fenomena

konjungsi inferior atau superior rata-rata sebanyak 3 kali. Salah satu planet terrestrial yang jarang
diamati atau teramati manusia adalah planet Merkurius. Walaupun secara teoritis planet
Merkurius bisa mempunyai skala terang rata-rata antara +3,0 hingga –1,8 (seterang bintang
paling terang di langit, bintang Sirius) namun langit dekat Matahari cukup terang, sehingga tidak
mudah mengamatinya. Elongasi maksimum planet Merkurius hanya 28 derajat. Penampakan
planet Merkurius seperti penampakan Bulan di langit, Merkurius juga menampakkan sebagai
sabit kecil. Planet ini mempunyai terang rata-rata +0,2 saat mempunyai elongasi maksimum atau
100 kali lebih terang dari bintang yang paling lemah yang bisa diamati dengan mata bugil
manusia. Saat planet Merkurius dekat dengan Matahari dan mendekati fasa purnama –1,8. Secara
teoritis planet Merkurius hanya bisa diamati selama 2 jam, untuk mata bugil hanya sekitar
setengah jam, sebelum Matahari terbit atau setelah Matahari terbenam.
Tak banyak manusia planet Bumi yang bisa menyaksikan langsung dengan matabugil planet
Merkurius, selain rendah, di dekat horizon barat maupun di horizon timur. Di kaki langit sering
mendung. Penampakan planet ini di langit mirip Bulan, kadang-kadang berbentuk sabit dan
kadang-kadang berbentuk budar penuh.
Tatasurya sangat kaya akan fenomena yang memberi inspirasi dan tantangan bagi mahluk cerdas
planet Bumi. Penemuan teleskop pada abad 17 membuat fenomena transit lebih memasyarakat,
lebih banyak astronom profesional, astronom amatir dan masyarakat luas bisa menyaksikan dan
merekam fenomena astronomi yang langka itu melalui bantuan teleskop. Fenomena transit yang
telah berlangsung pada 7 Mei 2003 merupakan transit planet Merkurius pertama di abad 21.

Transit Merkurius 4 kali dalam 33 tahun atau sekitar 13 atau 14 transit dalam seabad. Transit
pada node atau titik simpul yang sama dengan interval waktu (6) 7, (10) 13, 33 atau 46 tahun.
Diantara siklus tersebut, siklus 46 tahun lebih presisi dibanding dengan siklus lainnya. Transit
Merkurius selalu terjadi pada saat Merkurius dekat dengan titik simpul ascending ( Merkurius
dari lintang selatan ekliptika menuju lintang utara ekliptika, melewati titik simpul ascending )
pada bulan November (rasi Libra) dan descending node ( Merkurius dari lintang utara ekliptika
menuju lintang selatan ekliptika, melewati titik simpul descending ) pada bulan Mei (rasi Aries).
Komposisi transit Merkurius rata-rata 33% berlangsung di bulan Mei dan sisanya 67%
berlangsung di bulan November, dalam satu abad komposisi itu bisa mempunyai rentang 29
sampai 38%, misalnya abad 20 dengan 14 transit Merkurius terdistribusi 4 transit bulan Mei
(29%) dan 10 transit bulan November (71%) dan abad 21 juga dengan 14 transit Merkurius
terdistribusi 5 transit bulan Mei (36%) dan 9 transit bulan November (64%) sedang abad 22 akan
berlangsung 13 transit Merkurius terdistribusi 5 transit bulan Mei (38%) dan 8 transit bulan
November (62%).
Selang waktu dua transit Merkurius dapat berlangsung sekitar 3.5, 6, 9.5 dan 13 tahun. Transit
planet Merkurius pada bulan Mei dalam satu seri transit yang sama mempunyai keteraturan
dengan periode 46 tahun dan awal atau akhir antara satu seri transit Merkurius dengan seri transit
4

Transit Planet Merkurius dan Venus


Merkurius yang lain mempunyai keteraturan 217 tahun (atau kelipatan 217 tahun). Transit
Merkurius yang berlangsung pada tanggal 7 Mei 2003 merupakan seri transit planet Merkurius
yang diawali pada tanggal 6 Mei 1957 (01:15 UT), 46 tahun kemudian transit Merkurius 7 Mei
2003 (07:53 UT), 7 Mei 2049 (14:31 UT), 8 Mei 2095 (21:09 UT) , 10 Mei 2141 (03:48 UT), 11
Mei 2187 (10:27 UT), 12 Mei 2233 (17:08 UT) dst. Awal seri transit Merkurius lainnya sebelum
dan sesudah transit Merkurius tahun 1957 adalah transit tahun 1740 (selanjutnya tahun 1786,
1832 dst hingga 2154) dan 2174 (selanjutnya tahun 2220, 2266 dst 2588).
Planet Merkurius merupakan planet terrestrial yang terdekat dengan Matahari, planet yang relatif
sukar diamati karena dekatnya dengan Matahari. Pada saat transit Merkurius 7 Mei 2003
semidiameter sudut planet Merkurius hanya 5.97 detik busur (sekitar 6 detik busur), melintas
bundaran Matahari dengan semidiameter sudut 951.06 detik busur.
Jarak sudut terdekat Merkurius terhadap pusat bundaran Matahari saat transit adalah sebesar 11
menit 48.3 detik busur (709 detik busur). Saat transit dimulai hingga berakhir bundaran Matahari
yang sangat terang dilalui sebuah noktah hitam kecil melintas dibagian pinggirnya yang agak
sukar dikenalinya.

Gambar 1. Transit Venus Juni 2012 pukul 08:47 WIB diamati dari Observatorium Bosscha menggunakan teleskop
refraktor Bamberg dengan detektor kamera Nikon D90 (bosscha.itb.ac.id/venus/transit2012/bamberg.jpg).


5

Transit Planet Merkurius dan Venus

III. Frekuensi transit planet Venus
Transit planet Venus berlangsung pada tanggal 8 Juni 2004 dan dapat diamati dari wilayah
Indonesia, noktah hitam yang berukuran semidiameter 29,11 detik busur atau sekitar 5 kali lebih
besar dari semidiameter Merkurius melewati selatan bundaran Matahari merupakan planet
Venus, waktu pertengahan transit Venus adalah jam 15:24 WIB, berlangsung sekitar 12:18 WIB
hingga 18:30 WIB, jarak dari pusat bundaran Matahari terdekat dicapai 628 detik busur.
Transit planet Venus setelah itu adalah 6 Juni 2012 (dapat disaksikan dari Indonesia) jarak dari
pusat bundaran Matahari terdekat dicapai 553 detik busur dan semidiameter sudut planet Venus
29,13 detik busur. Siklus Transit Venus dengan ritme titik nodal yang sama mempunyai seri 243
tahun. Untuk transit 8 Juni 2004 (dapat disaksikan dari Indonesia) berlanjut dengan 11 Juni
2247, 12 Juni 2490, 15 Juni 2733, 16 Juni 2976 dst. Selain transit Venus berlangsung pada
bulan Juni juga berlangsung pada bulan Desember, transit Venus pada bulan Desember yang
terdekat adalah 11 Desember 2117 (dapat disaksikan dari Indonesia).

6