Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara Kualanamu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Terminologi Judul
Judul dari perancangan ini adalah Apartemen Khusus Karyawan

Operasional Bandara Kualanamu. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul
perancangan tersebut :
 Apartemen
Apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal dan vertikal,
agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat rendah
atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan
standart yang telah ditentukan. Dengan ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Memiliki jumlah lantai lebih dari satu
2. Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai
3. Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur, dapur
dan kamar mandi
4. Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen
5. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi horizontalnya

berupa koridor
6. Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan.
Apartemen Khusus merupakan apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan
tertentu saja, dan biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang
dipergunakan oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungan dengan
pekerjaan.
 Karyawan
Karyawan adalah setiap orang yang menyediakan jasa (baik dalam bentuk pikiran
maupun dalam bentuk tenaga) dan mendapatkan balas jasa ataupun kompensasi
yang besarannya telah ditentukan terlebih dahulu (Hasibuan, 2002).

7

Universitas Sumatera Utara

8

 Karyawan Operasional Bandara
Karyawan yang memastikan proses keberangkatan dan kedatangan pesawat
berjalan lancar, mengatur pelayanan penumpang di terminal dan kargo, serta pos di

cargo area. Karyawan ini berada dibawah pengelolaan PT. Gapura Angkasa.
 Bandara Kualanamu (Kualanamu International Airport/KNIA)
Bandara Kualanamu adalah bandar yang terletak di kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara, 39 km dari pusat kota Medan, dan dikelola oleh Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Angkasa Pura II.

Berdasarkan pengertian diatas, maka Apartemen Khusus Karyawan
Operasional Bandara Kualanamu adalah sebuah bangunan hunian vertikal yang
hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, yaitu karyawan operasional Bandara
Kualanamu, dan dimiliki suatu perusahaan atau instansi, yaitu PT. Gapura Angkasa,
yang dipergunakan oleh para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan.

2.2.

Tinjauan Umum Proyek
Pembangunan proyek apartemen untuk karyawan ini memiliki prospek yang

sangat baik. Kebutuhan akan karyawan khususnya karyawan operasional yang
bekerja di Bandara Kualanamu akan semakin meningkat seiring dengan penerapan
konsep aerotropolis pada bandara tersebut.


Diagram 2.1 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2008-2012
Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II

Universitas Sumatera Utara

9

Diagram 2.2 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2009-2013
Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II

Diagram 2.3 Peningkatan jumlah karyawan di bandara dari tahun 2010-2014
Sumber: Laporan Tahunan PT. Angkasa Pura II

Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa jumlah karyawan cenderung
meningkat. Rata – rata peningkatan jumlah karyawan dari tahun 2008 – 2014 dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1 Peningkatan Jumlah karyawan per Tahun 2008-2014

Tahun


Jumlah Karyawan

2008

7024

2009

7394

Peningkatan

370

Universitas Sumatera Utara

10

2010


7783

389

2011

8193

380

2012

8301

108

2013

7900


-401

2014

8471

571

Jumlah

1417

Rata - rata

202
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Dari tabel diatas didapat rata – rata peningkatan jumlah karyawan sebanyak
202 orang per tahunnya, walaupun pada tahun 2013 ke-2014 terjadi penurunan yang

disebabkan pemindahan bandara dari Bandara Polonia ke Bandara Kualanamu.
Jumlah karyawan pada batas maksimum yaitu tahun 2025, tahun dimana Bandara
Kualanmu berada pada fase pembangunan terakhir, dapat dihitung sebagai berikut:

2025-2014

= 11 tahun

11 tahun x 202

= 2222 orang

2014 + 11 tahun

= 8471 + 2222
= 10693 orang

Dapat disimpulkan bahwa pertambahan karyawan yang semakin banyak
menjadi salah satu alasan akan berkembangnya hunian – hunian untuk karyawan
yang bekerja di bandara.


2.2.1.

Tinjauan Fungsi

2.2.1.1. Pengertian Apartemen
Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi
dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat
tinggal. (Harris; 1975; 20). Menurut buku Site Planning (1984 : 252), apartemen
didefinisikan sebagai “....several dwelling units share a common (usually an

Universitas Sumatera Utara

11

indoor) access and are enclosed by a common structural envelope...”, yang berarti
beberapa unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh
struktur kulit bangunan yang sama. Menurut Time Saver Standard (1983) satu unit
apartemen setidaknya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, runag tamu, dapur dan
ruang santai.

Menurut Stein (1967), sebuah ruangan atau beberapa susunan dalam
beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan
sebagai rumah tinggal. Menurut Endy Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang
berjudul Perancangan Bangunan Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah
bangunan yang membuat beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak
bertingkat yang diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan
tingkat hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.

2.2.1.2. Fungsi Apartemen
Apartemen sebagai sebuah bangunan hunian mempunyai beberapa
fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Hunian
Apartemen sebagai fungsi hunian ditandai dengan adanya ruang yang meliputi
kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dan ruang-ruang yang dapat
mewadahi aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin.
2. Fungsi Sosial
Di dalam sebuah apartemen, seorang penghuni yang satu dengan yang lain akan
saling berinteraksi, sehingga dapat menimbulkan interaksi sosial dalam
lingkungan apartemen.
3. Fungsi Pendukung

Fungsi ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung yang
dapat menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi
pendukung yang biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa:

Universitas Sumatera Utara

12

-

layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan
badminton, dan lapangan volley

-

layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain

-

layanan kesehatan : poliklinik, apotik


4. Fungsi Rekreasi
Sebuah apartemen juga mempunyai fungsi rekreasi, yaitu dalam lingkungan
apartemen biasanya

terdapat taman ataupun ruang terbuka bagi para

penghuninya.

2.2.1.3. Klasifikasi Apartemen
a. Apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan (Imelda
Akmal, 2007) :
1. High-rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang
dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis
penuh.
2. Mid-Rise Apartemen
Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai.
3. Low-Rise Apartemen
Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan
tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal.
4. Walked-Up Apartemen
Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift.
Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1
gedung apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen.
5. Garden Apartemen
Bangunan Apartemen yang terdiri dari 2-4 lantai. Apartemen ini
memiliki halaman dan taman disekitar bangunan. Berdasarkan buku
Apartements:Their Design and Development (1967: 44-47), Garden

Universitas Sumatera Utara

13

Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-Rise
karena memiliki ketinggiannya antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya
adalah :
 Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri
 Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat
dengan bangunan
 Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang
terbuka yang cukup luas
 Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki
maksimal 30 keluarga per hektar

b. Apartemen berdasarkan tipe unitnya (Imelda Akmal, 2007) :
1. Studio
Unit apartemen ini hanya memiliki satu ruang, ruang ini sifatnya
multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula
terbuka tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya
hanya kamar mandi. Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini
sesuai dihuni oleh satu orang atau pasangan tanpa anak. Luas unit ini
minimal 20-35 m².
2. Apartemen 1,2,3 kamar/apartemen keluarga
Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar
tidur terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dan dapur. Luas
apartemen tipe ini sangat beragam tergantung ruang yang dimiliki
serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah
25 m², 2 kamar tidur 30 m², 3 kamar tidur 85², dan 4 kamar tidur
140m².
3. Loft
Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian
dialihfungsikan

sebagai

apartemen

dengan

menyekat-nyekat

bangunan besar ini menjadi beberapa unit hunian. Keunikan loft
apartment adalah biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine

Universitas Sumatera Utara

14

atau dua lantai dalam satu unit. Bentuk bangunannya cenderung
berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa pengembang kini
menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine atau dua
lantai tetapi dalam bangunan yang baru.
4. Penthouse
Unit hunian ini berada di lantai paling atas sebuah bangunan
apartemen. Luasnya lebih besar daripada unit-unit dibawahnya.
Bahkan, terkadang satu lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain
lebih mewah, penthouse juga sangat privat karena memiliki lift khusus
untuk penghuninya. Luas minimumnya adalah 300 m².

c. Apartemen berdasarkan tujuan pembangunan (Imelda Akmal, 2007) :
1. Komersial
Apartemen ini ditujukan untuk bisnis komersial yang mengejar
keuntungan atau profit.
2. Umum
Apartemen ini ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, akan tetapi
biasanya hanya dihuni oleh lapisan masyarakat kalangan menengah
kebawah.
3. Khusus
Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan
biasanya dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan
oleh para pegawai maupun tamu yang berhubungna dengan pekerjaan.

d. Apartemen berdasarkan golongan sosial (Savitri dan Ignatius dan
Budihardjo dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :
1. Apartemen Sederhana
2. Apartemen Menengah
3. Apartemen Mewah
4. Apartemen super Mewah

Universitas Sumatera Utara

15

Yang membedakan keempat tipe tersebut adalah fasilitas yang
terdapat dalam apartemen tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam
sebuah apartemen, maka semakin mewah apartemen tersebut.
Pemilihan bahan bangunan dan sistem apartemen juga berpengaruh.
Semakin baik kualitas material dan semakin banyak pelayanannya,
semakin mewah apartemen tersebut.

e. Apartemen berdasarkan penghuni (savitri dan Ignatius dan Budihardjo
dan Anwar dan Rahwidyasa, 2007) :
1. Apartemen Keluarga
Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anaknya. Bahkan tidak jarang orang tua dari ayah atau ibu tinggal
bersama. Terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar
tidur pembantu yang tidak selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan
balkon untuk interaksi dengan dunia luar.
2. Apartemen Lajang
Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan
biasanya tinggal bersama teman mereka. Mereka menggunakan
apartemen sebagai tempat tinggal, bekerja, dan beraktivitas lain diluar
jam kerja.
3. Apartemen Pebisnis/Ekspatrial
Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena
mereka telah mempunyai hunian sendiri di luar apartemen ini.
Biasanya terletak dekat dengan tempat kerja sehingga memberi
kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol pekerjaannya.
4. Apartemen Manula
Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan
bisa dikatakan tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan.
Di luar negeri seperti Amerika, China, Jepang, dan lain-lain telah
banyak dijumpai apartemen untuk hunian manusia usia lanjut. Desain

Universitas Sumatera Utara

16

apartemen disesuaikan dengan kondisi fisik para manula dan
mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.

f. Apartemen berdasarkan kepemilikan (Chiara, 1986) :
1. Apartemen Sewa
Pemilik membangun dan membiayai operasi serta perawatan
bangunan, penghuni membayar uang sewa selama jangka waktu
tertentu.
2. Apartemen Kondominium
Penghuni membeli dan mengelola unit yang menjadi haknya, tidak
ada batasan bagi penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan
unit miliknya. Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang
bersama yang dikelola oleh pemilik gedung.
3. Apartemen Koperasi
Apartemen ini dimiliki oleh koperasi, penghuni memiliki saham
didalamnya sesuai dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni
pindah, dapat menjual sahamnya kepada koperasi atau calon penghuni
baru

dengan

persetujuan

koperasi.

Biaya

operasional

dan

pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.

g. Apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara, 1986) :
1. Apartemen Fully Service
Apartemen

yang

menyediakan

layanan

standar

hotel

bagi

penghuninya, seperti laundry, catering, kebersihan, dan sebagainya.
2. Apartemen Fully Furnished
Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemen.
3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service
Apartemen yang menyediakan perabot dalam unit apartemennya dan
menyediakan layanan standart hotel bagi penghuninya.
4. Apartemen Building Only

Universitas Sumatera Utara

17

Apartemen yang hanya menyediakan ruangan atau unit apartemennya
saja.

h. Apartemen berdasarkan jumlah lantai per unit (Chiara, 1986) :
1. Simpleks Apartemen
Apartemen yang seluruh ruangannya terdapat dalam satu lantai.
2. Dupleks Apartemen
Apartemen yang ruangannya terdapat dalam dua lantai.
3. Tripleks Apartemen
Apartemen yang ruangannya terdapat dalam tiga lantai

2.2.1.4. Sejarah dan Perkembangan Apartemen di Indonesia
Apartemen pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada tahun 1974
yang dimulai dengan terbangunnya apartemen Ratu Plaza di Jakarta, sebuah
apartemen mix-used yang memiliki 54 unit apartemen. Kemudian diikuti oleh
apartemen Taman Rasuna yang berada di jalan Taman Rasuna Said di kawasan
Kuningan Jakarta Selatan. Kawasan Kuningan merupakan kawasan yang dikelilingi
gedung perkantoran sehingga apartemen yang berada di kawasan ini banyak dihuni
oleh pekerja. Perkembangan apartemen kemudian semakin meningkat, di Jakarta
contohnya, kita dapat melihat banyak apartemen yang sudah dibangun. Di Sumatera
Utara sendiri sudah berdiri apartemen beberapa apartemen, contohnya Cambridge
Apartment, Aston dan masih banyak lagi.
Gedung perkantoran yang umumnya berada di kota membuat masyarakat
berdatangan ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik sehingga permintaan
akan hunian pun meningkat. Akan tetapi, lahan yang berada di kota tidak cukup
untuk memenuhi permintaan rumah bagi tiap-tiap masyarakat sehingga apartemen
merupakan pilihan yang tepat untuk memenuhi permintaan akan hunian.
Masyarakat kemudian melihat efisiensi akan hunian vertikal ini, selain dapat
menjadi tempat tinggal, apartemen yang dekat dengan tempat mereka bekerja juga
menambah minat mereka untuk tinggal di sana.

Universitas Sumatera Utara

18

Perkembangan apartemen yang semakin signifikan membuat para
pengembang bangunan apartemen mulai bersaing menjadikan apartemen tidak lagi
mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal saja melainkan juga sebagai penanda
strata sosial. Semakin lengkap fasilitas yang diberikan sebuah apartemen, semakin
mewah apartemen tersebut. Tidak jarang suatu apartemen juga digabungkan dengan
mall sehingga penghuni apartemen mudah memenuhi kebutuhan sehari- hari dan
tidak perlu berjalan jauh untuk berbelanja. Inilah alasan mengapa apartemen
sekarang umumnya dihuni oleh masyarakat menengah ke atas yang menginginkan
kemudahan dalam mewujudkan kebutuhannya. Akan tetapi pembangunan
apartemen untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah juga sangat dibutuhkan
karena pada umumnya masyarakat golongan ini belum memiliki tempat tinggal
yang layak dan tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk membeli sebuah
rumah. Harga rumah dan lahan yang mahal di perkotaan membuat masyarakat
golongan ini kesulitan, sehingga dengan adanya apartemen untuk masyarakat
golongan menengah ke bawah akan sangat membantu mereka.

2.2.1.5. Studi Banding Proyek Sejenis
 UBM Housing
Arsitek

: ID-EA

Lokasi

: Jakarta, Indonesia

Arsitek Desain

: Elsye Alam

Arsitek Eksekutif

: PT. Ita Rahayu Utama

Universitas Sumatera Utara

19

Gambar 2.1 Tampak Depan Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Gambar 2.2 Tampak Dalam Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Proyek UBM Perumahan Universitas Bunda Mulia menanggapi masalah
lalu lintas terburuk Jakarta dunia sebagai salah satu kota besar dengan penduduk
lebih dari 10 juta dan meningkatnya jumlah out-of-kota siswa yang mendaftar ke
universitas setiap tahun. Terletak dengan hanya menempuh lima menit berjalan kaki

Universitas Sumatera Utara

20

dari kampus, seluas 17.600 meter persegi fasilitas perumahan mahasiswa termasuk
di tempat mini market, ruang serbaguna, ruang siswa, kantin, laundry, ATM dan
garasi parkir bawah halaman dalam.

Gambar 2.3 Halaman dalam Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Proyek ini merujuk ke permasalahan kepadatan dan biaya perumahan
perkotaan dengan mengembangkan pusat perkotaan yang hidup dalam lingkungan
layak huni dan mendorong semangat masyarakat dengan menyediakan ruang
interaksi dan koneksi visual tanpa menghilangkan privasi.

Gambar 2.4 Ground Plan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Universitas Sumatera Utara

21

Gambar 2.5 Floor Plan
Sumber: http://www.archdaily.com/769550/ubm-housing-id-ea

Unit apartemen terhubung dengan sistem double-loaded koridor yang
memiliki bukaan ke arah sudut selatan untuk lobi lift, sudut utara untuk dapur dan
bukaan ke arah halaman untuk ruang-ruang bersama yang memungkinkan ventilasi
silang. Pemakaian jendela yang tinggi dan sempit mulai dari lantai ke langit-langit
dipilih untuk memancarkan cahaya.

 Apartemen Adhigrya Pangestu Exclusively For Women
Pengelola

: PT Graha Loka Pangestu

Lokasi

: Depok, Jawa Barat, Indonesia

Universitas Sumatera Utara

22

Gambar 2.6 Perspektif Bangunan
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Adhigriya Pangestu Apartemen terletak di Jalan Margonda Raya
merupakan Gerbang Utama kota Depok yang sangat strategis dengan akses
langsung Ke Universitas Indonesia, Margo City, Universitas Gunadarma dan
Rumah sakit Bunda Depok. Sebelum berkembang menjadi Adhigrya Pangestu,
perusahaan Griya Pangestu, selama 30 tahun telah menyediakan akomodasi
eksklusif khusus bagi para mahasiswi dan wanita secara umum.
Sebagai Adhigrya Pangestu, Griya Pangestu telah menambah pelayanan
untuk terus menjaga tradisi memberikan katering kepada pelanggan wanita.
Peningkatan pelayanan termasuk konsep baru dari sebuah gedung apartemen
dengan banyak lantai untuk mengakomodir kebutuhan wanita yang mencari unit
untuk disewa di kota Depok baik untuk jangka waktu menengah sampai panjang.
Bangunan yang baru ini akan menawarkan berbagai fasilitas dengan cakupan yang
luas seperti salon wanita, pusat fitness modern, kolam renang eksklusif, lounge
umum yang luas, skylounge pribadi dan banyak fasilitas lainnya.
Adhigirya Pangestu yang bermakna ” Hunian Adi (megah) yang di
berkahi akan berkomitmen sesuai namanya, yaitu melindungi dan mengerti apa
yang dibutuhkan wanita sehingga merasa safe, save, dan secure.

Universitas Sumatera Utara

23

Gambar 2.7 Lobi Apartemen
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.8 Ruang Komunal
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Apartemen ini memiliki 182 unit, yang terdiri dari :


Tipe 39 sebanyak 64 unit



Tipe 33 sebanyak 16 unit



Tipe 30 sebanyak 272 unit



Tipe 28 sebanyak 42 unit



Tipe 27 sebanyak 86 unit



Tipe 25 sebanyak 16 unit

Universitas Sumatera Utara

24

Gambar 2.9 Unit Tipe 39
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.10 Unit Tipe 33
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Universitas Sumatera Utara

25

Gambar 2.11 Unit Tipe 30
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.12 Unit Tipe 28
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Universitas Sumatera Utara

26

Gambar 2.13 Unit Tipe 27
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Gambar 2.14 Unit Tipe 25
Sumber : http://apartemenadhigryapangestu.com/

Universitas Sumatera Utara

27

2.3.

Lokasi Perancangan

2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah hunian yang diperuntukkan bagi karyawan, hal pertama
yang harus dilakukan adalah memilih lokasi yang mendukung keberadaan
apartemen tersebut, yaitu :
1. Tidak berada pada kawasan lindung
2. Bebas dari pencemaran air, udara, dan gangguan suara atau gangguan lainnya,
baik yang ditimbulkan sumber daya buatan manusia maupun sumber daya alam
seperti banjir, tanah longsor dan tsunami
3. Ketinggian lahan kurang dari 1.000 meter di atas permukaan air laut (MDPL)
4. Kemiringan lahan tidak melebihi 15 %, dengan ketentuan:


Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar
landai dengan kemiringan 0-8%



Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%

5. Pada kota-kota yang mempunyai bandar udara, tidak menggangu jalur
penerbangan pesawat
6. Kondisi sarana-prasarana memadai
7. Dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan pelayanan kota
8. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, keterkaitan antara lokasi
perumahan dengan pusat-pusat kegiatan (tempat kerja) dan pelayanan kota akan
mempunyai implikasi ekonomi. Jarak yang relative jauh akan berpengaruh
banyak terhadap pengeluaran biaya transport dibandingkan seluruh pengeluaran
rutin keluarga. Hal ini akan menimbulkan tambahan beban terhadap
penghuninya, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk mengalokasikan
sebagian penghasilannya untuk perumahan (Dwelling Expenditure).

Universitas Sumatera Utara

28

2.3.2. Alternatif Pemilihan Lokasi
Lokasi Perencanaan Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara
sebagai sebuah hunian membutuhkan lokasi yang memiliki aksesibilitas yang baik
dari bandara untuk memudahkan karyawan itu sendiri. Adapun beberapa alternatif
lokasi yaitu :

Gambar 2.15 Lokasi alternative
Sumber: http://wikimapia.org/
Tabel 2.2 Analisa Alternatif Lokasi

Karasteristik
Lokasi

Peraturan

Lokasi
Lokasi I

Lokasi II

Jalan Bandara Kualanamu

Jalan Lingkungan I

(3)

(3)

Berada di kawasan Ring II

Berada di kawasan Ring II

Universitas Sumatera Utara

29

Pencapaian ke

(2)

(3)

Lokasi

Jalan Bandara Kualanamu

Jalan ini dapat diakses

tidak dapat dilalui angkutan

kendaraan umum dan

umum

memiliki akses khusus yang
dapat dilewati pejalan kaki

Pengenalan

(2)

(3)

Entrance

Berada di pinggir jalan

Dikelilingi jalur sirkulasi

Fungsi

(3)

(3)

Pendukung

Sarana ibadah dan

Sarana ibadah dan

Sekitar Lokasi

perumahan warga

perumahan warga

Harga Tanah

(1)

(3)

Mahal karena berada di

Murah karena berada di area

pinggir jalan utama ke

jalan lingkungan

bandara
(3)

(3)

Relatif datar

Relatif datar

Tingkat

(2)

(3)

Kebisingan

Cukup tinggi karena berada

Rendah karena berada di area

di pinggir jalan

jalan lingkungan

16

21

Kontur

Total Peringkat

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Keterangan :
1

= Cukup

2

= Baik

3

= Baik Sekali

Kesimpulan :
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 2 alternatif lokasi yang dipilih,
terlihat bahwa tabel penilaian menunjukkan bahwa lokasi II merupakan lokasi yang

Universitas Sumatera Utara

30

paling sesuai untuk dijadikan sebagai site perancangan Apartemen Khusus
Karyawan Operasional Bandara Kualanamu.

2.3.3. Area Pelayanan
Lingkungan sekitar site apartemen sewa khusus karyawan bandara ini dekat
dengan bangunan dengan fungsi yang dapat mendukungnya, yaitu permukiman
warga dan bangunan peribadatan. Sekitar site apartemen ini juga tidak ditemukan
bangunan dengan fungsi sebagai apartemen.

2.3.4. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak
Lokasi Site dari perancangan Apartemen Sewa Khusus Karyawan Bandara
Kualanamu ini terletak di Jalan Bandara Kualanamu, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.

Gambar 2.16 Peta Lokasi Site
Sumber: https://www.google.com/earth/

Adapun data dari site lokasi perancangan adalah sebagai berikut :


Kasus Perancangan

: Apartemen Khusus Karyawan Operasional Bandara

Kualanamu


Status Proyek

: Fiktif

Perancangan

Universitas Sumatera Utara

31



Pemilik Proyek

: PT. Gapura Angkasa

Perancangan


Lokasi Tapak

: Jalan Lingkungan I, Kecamatan Batang Kuis,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.


Batas Tapak
 Utara

: Kebun jagung

 Timur

: Lahan kosong

 Barat

: Lahan kosong

 Selatan

: Lahan kosong



Luas Lahan

: 1 Ha



Kontur

: Relatif Datar



KDB

: 70 %



GSB

:5m



Ketinggian Maksimal

: 46 m



Keadaan Existing
 Site merupakan lahan kosong
 Site berada di depan sebuah jalan lingkungan
 Kondisi kontur lahan site relatif datar



Potensi Lahan
 Berada tidak jauh dari pemukiman warga
 Mudah diakses dari Bandar Udara Internasional Kualanamu dengan adanya
sebuah jalan lokal yang langsung menuju Jalan Bandara Kualanamu
 Berada di sekitar kawasan pengembangan jalan Mebidangro
 Dekat dengan fasilitas pendukung seperti rumah ibadah dan pasar
tradisional
 Memiliki arus lalu lintas dan tingkat kebisingan yang rendah
 Tidak berada pada kawasan perindustrian

Universitas Sumatera Utara

32

2.4.

Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan

2.4.1.

Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

2.4.1.1. Deskripsi Pengguna
Pengguna/pelaku kegiatan pada perancangan Apartemen Khusus
Karyawan Operasional Bandara Kualanamu ini dapat dikelompokkan menjadi
beberapa bagian, yaitu :
1. Penghuni Apartemen
Penghuni apartemen sewa ini adalah karyawan operasional Bandara
Kualanamu. Karyawan operasional memiliki tanggung jawab yang cukup besar
di bandara. Sekitar 50% pekerjaan disana dipegang oleh mereka, maka dari itu
penyediaan hunian yang dekat dengan bandara akan sangat membantu mereka
dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengelola Apartemen
Pengelola apartemen adalah pihak-pihak yang mengawasi, mengelola dan
memberikan fasilitas pada penghuni apartemen. Pengelola ini berupa suatu
badan usaha yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan penghuni apartemen.
Penghuni yang menyewa apartemen akan membayarkan kewajibannya kepada
pengelola berupa uang sewa sesuai dengan tarif dan jangka waktu tertentu.
3. Karyawan Apartemen (Staff)
Karyawan apartemen adalah sejumlah orang yang bertugas sebagai bagian
pelayanan di apartemen. Mereka bekerja melayani penghuni apartemen,
menangani sistem bangunan hingga ke perawatan bangunan dan menjadi
resepsionis. Karyawan apartemen ini terdiri dari : Staff Administrasi, Staff
Pemasaran, Teknisi, Cleaning Service, dan Petugas Keamanan.

2.4.1.2. Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan penghuni apartemen, karyawan Bandara
Kualanamu, sebagian besar adalah untuk beristirahat. Mereka beristirahat di malam
hari, bekerja di siang hari, dan pada waktu – waktu tertentu mereka akan
bersosialisasi dengan para penghuni lainnya. Sosialisasi ini mereka butuhkan

Universitas Sumatera Utara

33

sebagai salah satu kebutuhan sebagai makhluk sosial. Mereka juga biasanya harus
menyiapkan pekerjaan yang belum sempat terselesaikan di saat mereka bekerja.
Kegiatan ini membutuhkan sebuah ruangan yang nyaman dan terbuka agar mereka
dapat mengerjakan tugas pekerjaan mereka dengan baik.

2.4.2.

Deskripsi Kebutuhan Ruang
Berikut ini merupakan kebutuhan ruang yang di bagi menurut kelompok

pengguna :
 Kelompok Pengelola Apartemen dan Pelayanan Apartemen
Pengelolaan apartemen dilakukan oleh sebuah organisasi yang cukup jelas dalam
pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Organisasi yang mengelola apartemen
seperti bagan di bawah ini:

Diagram 2.4 Bagan Organisasi Penngelola Apartemen
Sumber : Palm Court Condominium, Jakarta

Tabel 2.3 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Pengelola Apartemen

No. Pengguna
1.

Pengelola
Apartemen

Aktivitas
Kepala
Pengelola
Apartemen
Asisten
Pengelola

Mengkontrol
semua
kegiatan
Membantu
pengelola

Kebutuhan
Ruang
Kantor
pengelola
Kantor
pegawai

Zoning
Privasi
Privasi

Universitas Sumatera Utara

34

Apartemen
Divisi
House
Keeping
Floor
Section
Public Area
Front
Office

Resepsionis
dan Pusat
Informasi

Reservasi

Kasir

Marketing

apartemen
(back up)
Memelihara
kebersihan
apartemen
Mengecek
setiap lantai di
apartemen
Memantau
bagian area
publik
Mengatur
bagian kantor
utama
apartemen
Menerima
tamu/pemilik
kamar
apartemen
Menghubungi
pemilik kamar
apartemen
apabila
terdapat tamu.
Memberikan
informasi
Menerima
keluhan, lost &
found
Membuat bill
and payment
Melayani
pemesanan
kamar
apartemen
Mengatur
bagian
keuangan yang
masuk dan
keluar
Bagian yang
mengurus
marketing,
pemasaran

Kantor
pegawai

Privasi

Kantor
pegawai

Privasi

Kantor
pegawai

Privasi

Kantor
pegawai

Privasi

Area
Resepsionis

Publik

Area
Resepsionis
Area
Resepsionis

Publik

Area
Resepsionis

Publik

Kantor
pegawai

Publik

Semiprivasi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Universitas Sumatera Utara

35

Tabel 2.4 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Pelayanan Apartemen

No. Pengguna Aktivitas
1.

Teknisi
Aparteme
n

Petugas
penerima
barang
Teknisi ME

Pengawas
CCTV

Teknisi
Pemipaan

Petugas
Genset
2.

Petugas
Keamanan

Kepala
Security
Satpam

3.

Pelayan
/
Service

Cleaning
Service

Office
Boy/Girl

Mengangkut
barang
masuk
Bagian yang
mengontrol
mekanikal
dan
elektrikal
Mengawasi
keamanan
melalui
CCTV
Mengontrol
dan
mengendalik
an melalui
CCTV
Bagian yang
mengontrol
plumbing
dan
pemipaan air
Bagian yang
mengontrol
genset
Bertugas
sebagai
kepala
keamanan
Memeriksa
keadaan di
sekitar site
Ronda
malam
Membersihk
an seluruh
bagianbagian yang
ada di
apartemen
Mengantar
surat
Mengantar
minuman/m
akanan

Kebutuhan Zoning
Ruang
Loading
Servis
dock Gudang
Kantor
Servis
teknisi

Ruang
CCTV

Servis

Ruang
Plumbing

Servis

Ruang
Genset

Servis

Pos jaga /
area jaga

Servis

Pos jaga /
area jaga

Serivs

Ruang
Office
Boy/Girl

Servis

Ruang
Office
Boy/Girl
Ruang
Office
Boy/Girl

Servis
Servis

Universitas Sumatera Utara

36

Membersihk
an toilet dan
kamar
mandi
Membantu
keperluan
karyawan
yang ada di
apartemen

Ruang
Office
Boy/Girl

Servis

Ruang
Office
Boy/Girl

Servis

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Kelompok Penghuni Apartemen
Kebutuhan para penghuni apartemen meliputi sebagai berikut:
1. Kebutuhan Kenyamanan
Di dalam suatu tempat tinggal kenyamanan sangatlah mutlak diperlukan dan
jika di dalam apartemen ada 3 tingkat kenyamanan yang harus dipenuhi yaitu:


Kenyamanan Termal
Kenyamanan ni merupakan kenyamanan dari suhu udara. Suhu udara di
dalam ruangan yang nyaman itu berkisar 24oC. untuk mendapatkan suhu
udara yang nyaman maka ruang yang digunakan perlu dikondisikan secara
baik dan alami dengan cara memberikan ventilasi maupun dengan
menggunakan fan atau air conditioner



Kenyamanan Penglihatan
Hal ini sangat berhubungan dengan pencahayaan karena ada 2 macam
pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Untuk
penggunaan di dalam apartemen bisa menggunakan pencahayaan alami
yaitu pada saat siang hari, akan tetapi untuk malam hari tetap di perlukan
suatu pencahayaan buatan.



Kenyamanan Akustik
Yang dimaksud dengan kenyamanan akustik adalah kenyamanan dari
gangguan suara kebisingan misalnya yang disebabkan oleh keributan para
tetangga atau unit hunian yang berada di sekitarnya. Kenyamanan akustik
sendiri dapat dilakukan dengan alami dan buatan, untuk alami sendiri bisa

Universitas Sumatera Utara

37

dilakukan dengan mengurangi jumlah bukaan serta memasang barrier pada
sekeliling apartemen sedangkan untuk kenyamanan secara buatan dapat
dengan penggunaan material yang meredam suara pada ruangan di
dalamnya.
2. Kebutuhan Privasi
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan ketenangan dan kenyamanan yang
tinggi baik bagi pribadi maupun keluarga di dalam satu unit hunian, antar
hunian di dalam satu lantai, ataupun di dalam satu bangunan dari apartemen
tersebut. Kebutuhan privasi sangat mutlak dipenuhi.
3. Kebutuhan Interaksi Sosial
Kebutuhan interaksi sosial ini ada karena di dalam apartemen para penghuni
hidup bersama-sama dengan para penghuni lain sehingga akan terjadi
interaksi sosial baik dengan tetangga, antar penghuni,

ataupun dengan

lingkungan sekitar.
4. Kebutuhan Keamanan
Seperti bangunan yang lain kebutuhan akan keamanan sangatlah perlu dan
harus terpenuhi karena kebutuhan keamanan tersebut dapat meliputi
keamanan fisik dan psikologis. Keamanan fisik sendiri meliputi gangguang
dari luar dan keamanan psikologis adalah kebutuhan akan rasa aman.
Berdasarkan fungsi dan sifatnya ruang-ruang di dalam unit apartemen dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Ruang Tamu
Ruang tamu adalah bagian dari sebuah unit hunian yang fungsinya sebagai
tempat untuk menerima tamu baik itu teman ataupun keluarga.
2. Ruang Makan
Ruang makan adalah bagian dari sebuah unit hunian yang sangat penting,
intensitas kegiatan yang dilakukan tergantung pada kegiatan yang dilakukan
oleh para penghuninya, akan tetapi fungsi ruang makan pada student apartment
tidaklah terlalu penting seperti ruang makan yang terdapat di dalam apartemen

Universitas Sumatera Utara

38

pada umumnya.
3. Ruang Kerja
Ruang kerja yang terdapat dalam sebuah student apartment lebih menekankan
sebuah privasi dimana ruang kerja ini dilakukan oleh mahasiswa atau pelajar
untuk belajar.
4. Teras (Balkon)
Teras yang terdapat pada sebuah apartemen berfungsi sebagai ruang untuk
bersantai bagi para penghuninya, penambahan teras ini sendiri dapat
memberikan sebuah nilai lebih dari apartemen dimana dapat menciptakan
sebuah ruang terbuka.

Tabel 2.5 Tabel Kebutuhan Ruang Kelompok Penghuni Apartemen

Pengguna
Penyewa
Apartemen

Aktivitas
Tetap /
Tidak
Tetap

Menyewa
dan
membayar
biaya
apartemen
Bersosialisasi
dengan penghuni
lainnya
Makan dan
Minum
Beristirahat
Mandi &
Buang Air
Olahraga

Kebutuhan Ruang Zoning
Lobby dan
Resepsionis

Publik

Ruang Komunal

Publik

Restoran

Publik

Kamar Apartemen
Kamar mandi

Privat
Servis

Jogging track

Publik

Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.4.3. Kriteria dan Standar Ruang
Syarat – syarat bangunan apartemen menurut Times-Saver Standards For
Building Types, adalah :
1. Entrance Apartemen
Bagian entrance apartemen harus menarik dan mudah dilihat. Bagian entrance
menyediakan tempat untuk: berjalan, kendaraan menurunkan penumpang,

Universitas Sumatera Utara

39

menaikkan barang bawaan, dan tempat untuk menurunkan barang bawaan.
Bagian entrance harus mudah di akses, dan mudah akses bila terjadi kebakaran.
Kanopi entrance melindungi dari angin dan hujan. Skala dan karakter entrance
mengikuti desain bangunan. Lebar entrance minimal 5,5 meter, atau dapat
dilalui untuk 2 mobil.
2. Pengiriman Barang
Pengiriman dan pengantaran barang yang dilakukan oleh pengantar barang
tidak boleh hingga depan pintu.
3. Aktivitas Orang Tua dan Anak dilakukan di Ruang Keluarga
Kamar anak sebisa mungkin dapat diakses dari ruang keluarga, sehingga
aktivitas anak dapat diawasi oleh orang tua.
4. Akses dari Ruang Tidur ke Kamar Mandi
Akses dari ruang tidur ke kamar mandi tidak menjadi satu jalur dengan ruang
keluarga.
5. Akses dari Dapur ke Kamar Mandi
Akses dari dapur ke kamar mandi dapat dimungkinkan satu jalur dengan ruang
keluarga.
6. Servis dari Dapur ke Ruang Makan
Servis dari dapur ke ruang makan dapat berhubungan dengan ruang lainnya.

Rekreasi/Balkon atau publik
area

Unit
tempat
tinggal

Akses Servis

Tempat pertemuan
publik dan privat

Akses
pejalan

Garasi/Tempat
parkir

Akses kendaraan
bermotor

Diagram 2.5 Bagian dalam bangunan apartemen
Sumber: Times-Saver Standards For Building Types

Universitas Sumatera Utara

40

Keterangan:


Akses pejalan kaki berbeda dengan dengan akses kendaraan bermotor, akses
pejalan kaki dapat langsung ke lobby, namun akses kendaraan bermotor dapat
ke lobby namun hanya sebatas menurunkan penumpang atau lewat, dan
kendaraan bermotor parkir di tempat parkir maupun garasi.



Tempat pertemuan atau lobby merupakan center atau pusat dari fungsi lainnya
maupun pusat pertemuan akses yang beragam.



Ruang rekreasi dapat diakses dari unit apartemen dan melalui lobby.

Standar perencanaan dan perancangan sebuah apartemen dapat dibedakan menjadi
dua yaitu :
1. Rumah Sederhana Sehat
Kebutuhan ruang per orang dihitung berdasarkan dari aktivitas dasar manusia
yang berada di dalamnya. Dari hasil kajian kebutuhan ruang perorang adalah
9m2 dengan perhitungan ketinggian rata-rata langit adalah 2.80m2. Kebutuhan
minimum ruangan pada rumah sederhana sehat perlu memperhatikan beberapa
ketentuan berikut :
a. Kebutuhan luas per jiwa
b. Kebutuhan luas per Kepala Keluarga (KK)
c. Kebutuhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK)
d. Kebutuhan luas lahan per unit bangunan
Dapat juga dilihat dari data dari Tabel Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan
Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat adalah :
Tabel 2.6
Kebutuhan Luas Minimum Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sederhana Sehat

Standar
Per jiwa
(m2)

Luas (m2) Untuk 3 jiwa
Unit
Rumah

Mini
mal

Luas (m2) Untuk 4 jiwa

Lahan (L)
Unit
Efektif Ideal Rumah Mini
mal

Lahan (L)
Efektif Ideal

Universitas Sumatera Utara

41

(Ambang
Batas) 7,2
(Indonesia)
9,0
(Internasion
al) 12,0

21,6

60,0

72-90

200

28,8

60,0

72-90

200

27,0

60,0

72-90

200

36,0

60,0

72-90

200

36,0

60,0

48,0

60,0

72-90

Sumber : Menteri pemukiman dan prasarana wilayah republik Indonesia

2. Kebutuhan Kesehatan dan Kenyamanan
Rumah sebagai sebuah tempat tinggal yang dapat memenuhi syarat
kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi

oleh tiga aspek yang

meliputi:
a. Pencahayaan
Matahari sebagai potensi terbesar dapat digunakan sebagai
pencahayaan alami pada siang hari sehingga ruangan kegiatan
mendapatkan cukup banyak cahaya serta ruang kegiatan
mendapatkan distribusi cahaya secara merata.
b. Penghawaan
Yang dimaksud di dalam penghawaan disini adalah udara yang
merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernapas, sehingga
udara ini sendiri berpengaruh pada tingkat kenyamanan pada
bangunan.
c. Suhu Udara dan Kelembapan
Suatu rumah dinyatakan sehat dan nyaman apabila suhu udara dan
kelembapan udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia
normal. Suatu penghawaan yang kurang akan menyebabkan
ruangan terasa pengap serta sumpek dan akan menimbulkan suatu
kelembapan tinggi dalam ruangan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

42

2.5.

Elaborasi Tema

2.5.1. Pengertian
Tema yang diterapkan pada rancangan apartemen ini adalah tema arsitektur
tropis. Arsitektur Tropis adalah sebuah karya arsitektur yang mencoba untuk
memecahkan problematik iklim tropis. Arsitektur tropis digunakan pada sebuah
rancangan dengan tujuan agar rancangan tersebut dapat menyelesaikan masalah
pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara tinggi, kelembapan
tinggi dan kecepatan angin rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman
berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.

2.5.2. Kriteria Tema/Pemilihan Tema
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam
perancangan bangunan pada iklim tropis adalah,
1. Kenyamanan Thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal adalah dengan mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun
dari permukaan dalam yang panas. Hawa panas dapat dikurangi dengan
menggunakan bahan atau material yang mempunyai tingkat isolasi tahan panas
yang besar, sehingga aliran panas yang menembus bahan tersebut akan terhambat.
Permukaan yang paling besar menerima panas adalah atap. Sedangkan bahan atap
umumnya mempunyai tahanan panas dan kapasitas panas yang lebih kecil dari
dinding. Permukaan bagian atas bangunan dapat di desain dengan beberapa cara,
seperti memberikan rongga langit-langit, penggunaan pemantul panas reflektif
yang dapat memperbesar tahan panas.
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah:

Universitas Sumatera Utara

43

a. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk
pernafasan, mengalirkan asap dan uap air keluar ruangan, mengurangi
konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan bau.
b. Untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan thermal, mengeluarkan panas,
membantu mendinginkan bagian dalam bangunan. Aliran udara terjadi karena
adanya gaya thermal yaitu terdapat perbedaan temperatur antara udara di dalam
dan diluar ruangan dan perbedaan tinggi antara lubang ventilasi. Kedua gaya ini
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan jumlah aliran udara
yang dikehendaki. Jumlah aliran udara dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
pada umumnya lebih kecil daripada yang diperlukan untuk memenuhi
kenyamanan thermal. Untuk yang pertama sebaiknya digunakan lubang
ventilasi tetap yang selalu terbuka. Untuk memenuhi yang kedua, sebaiknya
digunakan lubang ventilasi yang bukaannya dapat diatur.

3. Radiasi Panas
Radiasi panas dapat terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam
bangunan dan dari permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah
hal itu dapat digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device). Pancaran panas
dari suatu permukaan akan memberikan ketidaknyamanan thermal bagi penghuni,
jika beda temperatur udara melebihi 40ºC. Hal ini sering terjadi pada permukaan
bawah dari langit-langit atau permukaan bawah dari atap.
Penerangan Alami pada Siang Hari
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari:
1. Cahaya matahari langsung.
2. Cahaya matahari difus
Cahaya ini dapat dimanfaatkan untuk penerangan siang hari di dalam
bangunan. Tetapi cahaya matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan karena
akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi
hari. Sehingga cahaya langit yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan. Untuk
bangunan berlantai banyak, semakin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi

Universitas Sumatera Utara

44

cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja
dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen:
1. Komponen langit
2. Komponen refleksi luar
3. Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan pengaruh
terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktorfaktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut
adalah:
1. Luas dan posisi lubang cahaya
2. Lebar teritis
3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya
4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan
5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya

2.5.3. Keterkaitan Tema
Tema ini sangat cocok bila kita gunakan di Indonesia dilihat dari iklim di
Indonesia itu sendiri yaitu iklim Tropis. Tema tropis ini nantinya harus
menghasilkan respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri.
Dalam arsitektur tropis, hal-hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan
bahan-bahan alami, sirkulasi udara dalam bangunan, serta pemanfaatan dari
pencahayaan alami. Bangunan tropis lebih mengutamakan pemakaian material
yang berasal dari alam. Adapun contoh-contoh material alami tersebut yang sering
digunakan dalam bangunan tropis seperti kayu, bamboo dan batuan-batuan alam.
Dari segi sirkulasi udara, bukaan-bukaan dalam bangunan perlu diperhatikan.
Sehingga udara yang masuk akan membuat ruangan terasa nyaman dan
mendapatkan udara yang segar dan menyehatkan. Bukaan-bukaan tersebut juga
harus memperhatikan dari segi arah cahaya, yaitu memanfaatkan cahaya sehat pada
pagi hari dan menghindari cahaya kurang baik pada siang hingga sore hari.

Universitas Sumatera Utara

45

Pembangunan pada bangunan tropis yang lebih cenderung bersifat vertikal,
sehingga makin banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah.
Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas
atap dan beton, hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk
bersantai bagi keluarga menikmati alam.

2.5.4. Penerapan Tema dalam Perancangan
 Shading
Shading atau pembayangan adalah upaya mematahkan sinar matahari,
karna sinar matahari membawa panas yang tidak baik untuk thermal
bangunan
 High Cross Ventilation
Aliran udara yang baik dalam bangunan selain menetralisir udara juga
dapat menetralisir kelembaban udara
 Pemanfaatan Tanaman
Tanaman biasanya juga dapat berfungsi sebagai barier, pemecah udara
maupun filter debu, pemilihan tanaman yang tepat dapat mempengaruhi
iklim mikro dan dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik karena
hasil dari fotosintesisnya
 Roof Ventilation
Sebisa mungkin panas akibat radiasi sinar matahari pada atap bangunan
dapat di keluarkan dengan aliran udara, dan diharapkan ventilasi pada atap
dapat memasukan udara kedalamnya.

Universitas Sumatera Utara

46

2.5.5. Studi Banding Tema Sejenis
 Avana Apartemen
Arsitek

: Aboday Architects

Lokasi

: Jakarta, Indonesia

Arsitek Proyek

: PT. Parama Loka Cipta

Konsultan Struktur

: PT. Agoes Kurnia

Kosultan ME

: PT. Policipta Multidesain

Quantity Surveyor

: PT. Korra Antarbuana

Konsultan Pencahayaan

: PT. Litac Consultant

Pengembang

: PT. Asiana Lintas Cipta

Konstruksi Manajemen

: PT. Arkonin

Gambar 2.17 Tampak Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Impian untuk memiliki tempat tinggal seperti komplek perumahan landed
di pusat kota dan dekat dengan tempat kerja sangatlah sulit didapat dikarenakan
keterbatasan lahan yang ada. Pilihan akan tertuju pada hunian vertikal atau sebuah

Universitas Sumatera Utara

47

apartment. Sebuah apartemen yang mengakomodir kebutuhan penghuni serasa
tinggal di landed house adalah Avana Apartment karena di desain dengan konsep
memindahkan hunian rumah kedalam bentuk hunian vertikal. Dimana disetiap
unitnya di desain memiliki kelengkapan seperti layaknya rumah tinggal di landed
house lengkap dengan halaman, hal ini diwujudkan dengan adanya balkon yang
cukup luas dan pool deck. Bahkan pada unit-unit tertentu dan penthouse
mempunyai kolam renang pribadi. Avana Apartemen sempat mengalami
perubahan desain, dimana desain awal ditangani SCDA dan selanjutnya ditangani
oleh Aboday architect. SCDA membuat rancangan/perencanaan luar biasa dengan
kontruksi modulasi yang efisien. Terbagi menjadi 4 unit tiap lantainya, di pisah
pilar, balok lurus sesuai dengan denah dan sekitarnya.

Gambar 2.18 Site Plan
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Gambar 2.19 Ground Plan
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Universitas Sumatera Utara

48

Gambar 2.20 Floor Plan I
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Gambar 2.21 Floor Plan II
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Universitas Sumatera Utara

49

Gambar 2.22 Potongan Bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Aboday architect sendiri mempunyai visi agar bangunan ini lebih
berkarakter dan menarik dengan menterjemahkan konsep bangunan tropis kedalam
bentuk bangunan vertikal. Hal ini diwujudkan dengan banyaknya ruang terbuka
yang mengelilingi perimeter setiap unitnya, sebagai balkon (yang bisa difungsikan
sebagai ruang hijau) sekaligus menyediakan overhang selebar 2,5 meter berfungsi
untuk menghindari tampias air hujan yang berlebihan. Selain itu juga mengurangi
penggunaan AC di setiap unitnya karena keberadaan ‘area bayangan’ dapat
mengurangi panas.
Ruang terbuka (balkon/kolam renang) dibeberapa unit di buat menonjol
melewati batas perimeter bangunan sehingga ruang yang tercipta dapat digunakan
untuk area hijau. Dengan menggunakan struktur kantilever maka terlihat
penonjolan fasade pada titik-titik tertentu dan ini menambah keindahan sekaligus
keunikan bangunan. Merupakan salah satu pemikiran utama dalam merencanakan
bentuk bangunan karena itu menyangkut bagaimana kita melihat, menikmati dan
melaluinya setiap hari. Desain fasade bisa dikatakan ‘berhasil’ apabila bisa
menenangkan, menyejukkan dan membangkitkan gairah beraktifitas bagi
penghuninya.

Universitas Sumatera Utara

50

Gambar 2.23 Balkon
Sumber: http://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-architects

Hal ini merupakan daya tarik calon penghuni untuk memiliki apartemen
yang menawarkan suatu kelebihan dari segi arsitektur, kemewahan dan belum ada
sebelumnya di kota besar seperti Jakarta. Adanya balkon yang difungsikan sebagai
ruang hijau menjadi ekstensif, ini tidak hanya terdapat di lantai dasar tetapi juga
terdapat di lantai-lantai atasnya menjadikan bangunan tampil lebih hijau pada
waktunya. Nantinya akan menjadi taman vertikal atau taman gantung dengan
pohon-pohon disetiap lantainya. Dengan gaya desain tidak konvensional
membedakan Avana Apartemen dengan apartemen lain yang berada dikawasan
Kemang. Pencampuran unsur kaca dengan concrete dan batu alam sengaja
dilakukan agar terlihat bangunan lebih bertekstur. Juga dengan adanya balkon atau
kolam renang yang menonjol akan membuat seolah-olah memiliki kanopi-kanopi
kecil lebih menegaskan keinginannya menjadi bangunan berkarakter modern
ditengah iklim tropis. Pada interiornya mempunyai gaya eklektik modern dimana
memadukan praktilitas gaya hidup modern dengan romantisme keindahan interior
bangunan-bangunan masa lalu.
Dengan banyak digunakannya elemen-elemen kayu dan besi mewakili gaya
hidup modern, sementara romantisme masa lalu diterjemahkan pada banyaknya
penggunaan bentuk organic di elemen interiornya. Kenyamanan romantisme
penghuni juga dimanjakan dengan interiornya yang mengalami distorsi dengan

Universitas Sumatera Utara

51

pencapaian cahaya alami yang masuk ke dalam atau sebagian lighting tersembunyi
pada bagian-bagian tertentu membiaskan keindahan cahaya. Avana Apartemen
lebih menonjolkan tekstur dari pada materi. Fasilitas publik yang menunjang
aktifitas penghuni dikonsentrasikan dilantai bawah seper