Perancangan Apartemen Hijau di Kawasan Bandara Kualanamu

(1)

http://aerotropolisbusinessconcepts.aero/

Akmal, Imelda. 2007. Menata Apartemen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Allsopp, Bruce. 1977 . A Modern theory of Architecture, Routledge & Kegan Paul

Ltd,London

Angkasa Pura II. 2013. Laporan Tahunan Tahun 2013 Angkasa Pura II. 2014. Laporan Tahunan Tahun 2014

Anonim. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan

Anonim. 2002. Keputusan Mentreri Perhubungan Nomor KM. 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandaraudaraan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. Diunduh dari

http://deliserdangkab.bps.go.id/frontend/Subjek/view/id/6

Bahra, Al bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Boim. 2010. Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Diunduh dari

http://budaya-indonesia-sekarang.blogspot.co.id/2010/10/kabupaten-deli-serdang-sumatera-utara.html

Caudill, William Wayne and Pena, William M. 1978. Architecture and you. New York: Whitney Library of Design

Ching, Francis D.K.. 2000. Bentuk, Ruang, danTatanan. Jakarta: Penerbit Erlangga


(2)

bandara-internasional-kualanamu-tingkatkan-daya-saing-sumatera-utara-1048

De Ciara, Joseph & Callender, John Hancock. 1990. Time Saver Standart for

Building Types. Texas: Mcgraw-Hill

De Ciara, Joseph. 1984. Time Saver Standard for Residential Developement. Penerbit McGraw-Hill, Universitas Michigan

Enno, Abel. 1994. “Low-energy Building”. Energy and Building Science Journal

Frick, Heinz. 2007. Dasar-dasar Arsitektur Ekologi Volume 1 dari Seri

Eko-Arsitektur. Penerbit Kanisius

Harreld, Heather. 2010. Aerotropolis: The Way We’ll Live Next. Diunduh dari

http://blogs.kenan-flagler.unc.edu/2010/12/17/aerotropolis-the-way-well-live-next/

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Karyono, Tri Harso. 2010. Arsitektur Hijau

Kibert, Charles J. 2012. Sustainable Construction : Green Building Design and

Delivery, John Wiley and Sons, 3rd Edition.

Koppleman, Lee & de Chiara, Joseph. 1978. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kualanamu Airport of Indonesia. Diunduh dari

http://kualanamuairport.co.id/id/general/about-us


(3)

Bentuk Arsitektur, Buku Arsitektur

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Neufert, Ernest. 1980. Architect Data 1st Edition. London: Granda Publishing Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1 ed ; 3. Jakarta: Erlangga.

Neufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid 2 ed; 3. Jakarta: Erlangga. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. Diunduh dari

http://www.deliserdangkab.go.id/statis-29-kependudukan.html

Poerwadarminta, Wilfridus J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Priatman, Jimmy. 2002. Energy-efficient Architectute, Paradigma dan

Manifestasi Arsitektur Hijau

Rapoport, Amos. 1981. Identity and environment: A cross-cultural perspective. In

Housing and Identity: Cross-Cultural Perspecrives. Edited by J. S,

Duncan, London: Croom Helm

Tribun Medan. 2014. Konsep Aerotropolis Bandara Kualanamu Disosialisasikan September. Diunduh dari

http://medan.tribunnews.com/2014/08/27/konsep-aerotropolis-bandara-kualanamu-disosialisasikan-september

Vale, Brenda and Robert. 1991. Green Architecture Design fo Sustainable Future Vitruvius, Marcus Pollio. 1486. De Architectura

Whitney, Frederick. 1960. The Element Of Research. New York :Prentice-Hall, Inc


(4)

BAB III

DESKRIPSI PROYEK

3.1Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Perancangan Apartemen Hijau di Kawasan Bandara Kualanamu. Dibawah ini adalah beberapa penjelasan tentang judul:

 Perancangan adalah tahapan perancangan (desain) yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. (Al-Bahra bin Ladjamudin, 2005)

 Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal.

 Hijau yang dimaksud pada judul adalah makna hijau pada bangunan yang dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

 Kawasan adalah daerah tertentu yang mempunyai ciri tertentu, seperti tempat tinggal, pertokoan, industri, dan sebagainya. (KBBI)

 Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

(Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tentang Penerbangan dan PM.69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional)

Secara definisi, maka Perancangan Apartemen Hijau di Kawasan Bandara Kualanamu adalah arsitektur yang menjadi tempat dalam menyediakan kebutuhan unit-unit hunian yang menitikberatkan kepada perumahan vertikal yang berada di kawasan Bandara Kualanamu dengan konsep hijau yang hemat energi dan ramah


(5)

lingkungan guna menciptakan kepuasan kepada konsumen dengan kualitas ruang yang maksimal, layak, nyaman dan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen disertai dengan fasilitas penunjang.

3.2Lokasi

3.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Penentuan Lokasi Apartemen ditentukan berdasarkan pertimbangan dari faktor– faktor yang mendukung, dalam hal ini lokasi pembangunan fisik Apartemen harus sesuai dengan fungsinya.

Faktor – faktor yang merupakan dasar pertimbangan tersebut adalah: a. Tinjauan terhadap struktur kota

Lokasi memenuhi tinjauan terhadap struktur kota dan sesuai dengan rencana pembangunan daerah, serta sesuai dengan peraturan pembangunan kawasan bandara.

b. Aksesibilitas

Lokasi memenuhi syarat aksesibilitas tinggi dengan tingkat jaringan jalan yang baik, mudah dapat diakses baik dari pusat kota maupun luar kota).

c. Area Pelayanan

Lokasi yang terpilih memiliki akses yang dekat dari pusat kota sebagai pusat kegiatan ekonomi, bisnis, dan pemerintahan.

d. Sarana dan prasarana kota

Lokasi yang dipilih harus dilalui oleh sarana kota seperti jalan, transportasi umum, jaringan utilitas kota.

e. Persyaratan lain : status kepemilikan, nilai tanah, dan peraturan.

Persyaratan lain yang mendukung untuk tercapainya rancangan sesuai dengan peraturan daerah dan nilai tanah di sekitar lahan.

Berdasarkan dasar pertimbangan maka diperoleh kriteria penentu sebagai berikut:

a. Kesesuaian dengan RUTRK b. Lingkungan


(6)

c. Kemudahan transportasi d. Utilitas umum

e. Ketersediaan lahan

Dari dasar pertimbangan dan kriteria penentu diatas diperoleh beberapa alternatif lokasi yaitu:

Alternatif 1 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu)

Alternatif 2 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu)

Alternatif 3 (jl. Bandara Kualanamu, arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu)

Gambar 3.1. Peta Beberapa Lokasi Site (Sumber: earth.google.com)

Telah diketahui bahwa lokasi terpilih adalah Kabupaten Deli Serdang untuk menentukan site yang tepat maka dilakukan Pendekatan Penentuan Site antara lain:


(7)

1) Lingkungan :

Nilai dukung daerah sekitar segi pengembangan fungsi bangunan, prospek daerah sekitar pada masa yang akan datang,dan kondisi daerah aman.

2) Ukuran tapak :

Ketersediaan luasan lahan yang memadai.

3) Pencapaian dan sirkulasi :

Pencapaian bagi umum yang bebas dari bahaya jalan masuk dan jalan keluar, Kelayakan pencapaian oleh kendaraan umum dan pejalan kaki.

4) Sifat khas tapak :

Bentuk tapak, pengaruh tapak terhadap perancangan bangunan, kemungkinan orientasi yang diinginkan setiap ruangan.

5) Pelayanan utilitas :


(8)

Dari kriteria site yang telah ditentukan, maka untuk menentukan site yang sesuai dengan kondisi yang di harapkan berdasarkan pemilihan alternatif site bagi Apartemen dengan konsep green architecture di kawasan bandara Kualanamu sesuai gambar di bawah ini:

Alternatif A :

Gambar 3.2. Tapak alternatif site 1

Terletak di jalan arteri yaitu jl. Bandara Kualanamu (arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu) yang dapat diakses dari jalan arteri lainnya, yaitu jl. Batang Kuis.


(9)

Alternatif B :

Gambar 3.3. Tapak alternatif site 2

Terletak di jalan arteri yaitu jl. Bandara Kualanamu (arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu) yang dapat diakses dari jalan arteri lainnya, yaitu jl. Batang Kuis.

Alternatif C :

Gambar3.4. Tapak alternatif site 3

Terletak di jalan arteri yaitu jl. Bandara Kualanamu (arah menuju jl. Batang Kuis dari pintu keluar Bandara Kualanamu) yang dapat diakses dari jalan arteri lainnya, yaitu jl. Batang Kuis.


(10)

Tabel 3.1. Analisa Pemilihan Lokasi

Lokasi Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Keterangan Jl. Bandara Kualanamu Jl. Bandara Kualanamu Jl. Bandara Kualanamu Tinjauan terhadap struktur kota Rencana pembangungan daerah Peraturan Pembangunan Kawasan Bandara

2 2 2

Zona 1 = 1 Zona 2 = 2 Zona 3 = 3

Aksesibilitas Jarak ke Kualanamu 4,21 km 2 4 Km 2 3 km 3

3km = 3 poin 4km = 2 poin

Arah Jalan 3 2 2

Menuju Bandara = 3 Dari Bandara=

2

Transportasi 4 4 4 Semua

kendaraan = 4

Lingkungan Sosial dan Fisik

Kebisingan 3 3 3

1 = sgt bising 2 = bising 3 = sedang 4 = tidak

bising

Polusi 3 3 3

1 = polusi 2 = sedang 3 = sedikit 4 = tidak

polusi

Kemacetan 4 4 2

1 = sangat macet 2 = macet 3 = sedikit macet 4 = lancar Kondisi tanah/

Kontur 2 1 1

1 = 1m < tinggi jalan 2 = setinggi

jalan 3 = 1m > jalan

Kenyamanan 3 3 3

Keamanan 3 3 3

Keindahan/ view yang

tersedia

3 2 2

Pelayanan

Sarana Pendidikan - - -


(11)

Perniagaan/

Industri - - -

Pemerintah dan Pelayanan

umum

- - -

Kebudayaan dan

Rekreasi - - -

Peribadatan - - -

Olahraga dan

Taman - - -

Prasarana

Air bersih 3 3 3

Listrik 3 3 3

Pembuangan air

hujan dan kotor 3 3 3

Jalan

lingkungan 3 3 3

Pembuangan

sampah 2 2 2

Jaringan Jalan 3 3 3

Persyaratan lain

Status kepemilikan

lahan

Pemerintah Pemerintah Pemerintah

Nilai tanah - - -

Kompatibilitas Keserasian

antara kawasan 3 3 3

Fleksibilitas

Pertumbuhan fisik/ Pemekaran

kawasan

3 3 2

Ekologi

Keterpaduan antara tata kegiatan alam

- - -

Jumlah Poin 55 52 50

Berdasarkan analisa pemilihan site di atas, maka diperoleh lokasi site yang tepat pada alternatif site 1 yang terletak pada jalan Bandara Kualanamu (arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu).


(12)

3.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi sebagai Tapak Rancangan

Tinjauan site terpilih: a) Keadaan Lahan

Lahan = 25.000 m² (2,5 Ha) Kontur lahan = relatif datar

Tinggi lahan = setara jl. Bandara Kualanamu Status proyek = fiktif

Kepemilikan = pemerintah

Lokasi = jl. Bandara Kualanamu (arah menuju pintu masuk Bandara Kualanamu)

Gambar3.5. Tapak terpilih

KDB = 60%

KLB = 4 (max 5 lantai)

GSB = 9 m pada jalan Bandara Kualanamu b) Batas-batas Tapak

Site terletak pada wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan batas-batas fisik, sebagai berikut:

1) Sebelah utara : Perkebunan

2) Sebelah selatan : Perkebunan jagung 3) Sebelah timur : Lahan kosong


(13)

3.3Tinjauan Fungsi

3.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pada suatu bangunan, terdapat penghuni ataupun pengguna bangunan yang akan melakukan aktifitas di dalam maupun di luar bangunan tersebut nantinya. Secara garis besar, penulis membagi pelaku kegiatan di bangunan apartemen ini ke dalam 6 macam yaitu :

1. Penghuni Apartemen

2. Pengunjung Apartemen (tamu) 3. Tenant Pusat Perbelanjaan 4. Pengelola Bangunan 5. Pemasaran

6. Pegawai

Berikut adalah pengertian dan penjabaran para pelaku kegiatan yang tetulis di atas :

Penghuni Apartemen : Merupakan pemilik/ penyewa unit hunian dalam

apartemen. Kegiatan utama penghuni terjadi didalam unit hunian masing- masing, sedangkan interaksi sosial baik antar penghuni maupun dengan masyarakat dapat dilakukan di ruang- ruang terbuka atau pada fasilitas- fasilitas penunjang pada bangunan apartemen.

Masyarakat menengah keatas secara umum merupakan keluarga muda/ kecil, dengan jumlah anak maksimum 3 orang.

Komposisi keluarga dapat diterapkan pada unit hunian berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah :

฀ 1 orang (single) membutuhkan tipe studio

฀ 2 orang (suami- istri) membutuhkan 1 kamar tidur

฀ 3 orang (suami, istri, 1-2 anak) membutuhkan 2 kamar tidur


(14)

Pengunjung Apartement : Merupakan orang atau sekelompok orang yang

datang ke apartemen untuk menanyakan informasi atau mengunjungi penghuni apartemen. Pengunjung melakukan kegiatannya baik dengan pihak staff pengelola yaitu pada fasilitas- fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat umum, maupun penghuni yang dilakukan didalam unit hunian penghuni.

Tenant Pusat Perbelanjaan : Tenant pusat perbelanjaan yaitu penyewa dan

karyawan toko retail, restaurant, atau cafe pada pusat perbelanjaan. Orang yang nenyewa berbagai fasilitas penunjang yang ada di apartemen itu, seperti fasilitas kesehatan (apotik dan

klinik), fasilitas olahraga (fitness center), restaurant, minimarket, dan lain- lain.

Pengelola Bangunan : Pengelola bangunan merupakan sekelompok orang

yang bertugas mengatur operasional bangunan serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi.

Pemasaran : Pemasaran merupakan sekelompok orang yang mengelola event

yang akan diselenggarakan, dan juga sebagai perantara penjualan/penyewaan unit hunian dan unit dagang.

Pegawai Apartemen : Yang dikategorikan sebagai pegawai adalah pekerja

selain pengelola dan pemasaran yang bertugas sebagai cleaning service bangunan, petugas keamanan, petugas parkir, dan driver.

Kegiatan utama yang dilakukan oleh penghuni apartemen adalah beristirahat dan bersantai. Kegiatan utama yang di lakukan pengunjung pusat belanja adalah berbelanja. Kegiatan utama yang dilakukan oleh pedagang adalah berjualan, sedangkan kegiatan utama yang dilakukan oleh pengelola apartemen adalah bekerja untuk mengelola pengoprasian


(15)

Berdasarkan jenjang fungsinya, apartemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Fungsi utama, yaitu fungsi yang paling besar dari sebuah bangunan. Fungsi utama sebuah apartemen adalah hunian/ pemukiman. Kegiatan yang dilakukan penghuni apartemen relatif sama dengan kegiatan yang dilakukan penghuni pemukiman pada umumnya, hanya saja sedikit berbeda pada penekanan aktivitas, misalnya pada aspek efisiensi. Seperti pada hunian lain, apartemen harus memenuhi kebutuhan ruang untuk mewadadahi aktivitas-aktivitas penghuni yang berlangsung secara rutin. Jenis aktivitas-aktivitas tersebut antara lain, tidur, makan, menerima tamu, berinteraksi sosial, melakukan hobi, bekerja, dan lain-lain.

b. Fungsi pendukung, yaitu fungsi sekunder yang ditambahkan pada sebuah apartemen guna mendukung kenyamanan dari fungsi utaman. Selain itu, hal ini juga dapat membantu aspek pemasaran dari apartemen itu sendiri. Tidak jarang kegiatan pendukung tersebut ditujukan pula untuk menarik kunjungan masyarakat umum (nonpenghuni) ke bangunan apartemen tersebut, meskipun hal ini bergantung pada peruntukan sasaran apartemennya. Fungsi pendukung pada sebuah apartemen dapat dibedakan di antaranya sebagai berikut:

- Layangan olahraga: fitness center, kolam renang, aerobik, dan lain-lain. - Layanan kesehatan: poliklinik, apotek, dan lain-lain.

- Layanan komersial: minimarket, restoran, salon, dan lain-lain.. - Layanan anak: tempat penitipan anak, area bermain, dan lain-lain.

c. Fungsi pelengkap, yaitu fungsi tersier yang diadakan guna melengkapi berlangsungnya fungsi utama dan fungsi pendukung yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan. Dalam pengelolaan terdapat berbagai aktivitas/ kegiatan seperti administrasi, pemasaran, pemeliharaan kebersihan, pemeliharaan bangunan, dan pengamanan yang diwadahi dalam ruang-ruang pelayanan. Sebuah apartemen harus memiliki ruang-ruang tersebut untuk mendukung kegiatan-kegiatan penghuni sehingga penghuni merasa lebih


(16)

aman dalam melakukan kegiatan utamanya. Ruang tersebut misalnya ruang administrasi, ruang cleaning service, dan ruang satpam.

Sistem Pelayanan dan Aktifitas

Sistem pelayanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan faktor- faktor seperti :

- Kenyamanan privasi dan keamanan - Ciri sosial budaya penghuni

- Memberi kebebasan yang terkordinir pada penghuni untuk memilih alternatif sistem pelayan yang disukai, karena pada dasarnya manusia yang berbeda menghendaki kebutuhan pelayanan yang berbeda pula.

Kegiatan yang membutuhkan sistem pelayanan yaitu seperti : 1) Kegiatan parkir penghuni

฀ Pencapaian penghuni. Penghuni mengendarai mobil menuju entrance – penghuni keluar – mobil dikemudikan oleh petugas menuju parkiran (kunci mobil dititipkan di bell captain).

฀ Penghuni ingin menggunakan kendaraan menuju bell captain – pemanggil mobil – dikemudikan petugas – entrance bangunan hunian – pemilik memperoleh mobilnya – keluar.

฀ Untuk penghuni yang tidak merasa bebas dengan sistem tersebut, dapat memarkir mobilnya sendiri.

Pendekatan dengan perancangan:

฀ Setiap tower unit hunian dapat dicapai kendaraan penghuni.

฀ Disediakannya ruang Bell Captain.

฀ Setiap penghuni memiliki tempat parkir tertentu, untuk memudahkan petugas setiap kunci mobil dilengkapi dengan denah lokasi parkir dan letak hunian.


(17)

2) Menerima Tamu

฀ Tamu yang memiliki janji terlebih dahulu

Mencari hunian yang dituju – hall hunian – tekan tombol penghuni melihat tamu dari CCTV – buka pintu.

฀ Tamu yang belum mempunyai janji

฀ Tamu hanya menjemput penghuni (tidak mempunyai kekerabatan yang dekat dengan tamu ), tekan tombol – penghuni turun, sementara itu tamu menunggu di ruang tunggu.

฀ Tamu diterima langsung pada unit hunian (untuk tamu yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan penghuni), penghuni melihat tamu dari CCTV – menerima tamu.

฀ Pengantar kiriman bunga/ kiriman

Hall utama – petugas recepsionist menghubungi penghuni. Penghuni dapat mengambil langsung atau meminta petugas mengantarkannya.

Pendekatan di dalam perancangan:

฀ Ruang tunggu

฀ Ruang penerangan (ruang tombol)

฀ Counter informasi pada hall utama

3) Pembantu rumah tangga

฀ Dapat membedakan nilai kenyamanan bagi penghuni karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh pembantu.

฀ Privacy dapat diatur dalam perancangan ruang.

Pendekatan dalam perancangan :

฀ Disediakan ruang pembantu yang memiliki ruang masuk yang tidak berbau, dengan demikian dapat ditingkatkan privacy tetap terjaga.


(18)

4) Mencuci pakaian

Kegiatan mencuci pakaian dapat dilakukan dengan :

฀ Mesin cuci yang dapat juga mengeringkan pakaian

฀ Pelayanan laundry

Pendekatan perancangan :

฀ Membutuhkan laundry, dan tidak terlalu membutuhkan tempat berjemur.

5) Penitipan anak

฀ Anak dititipkan di ruang baby sitter.

฀ Ibu dapat meminta baby sitter ke unit huniannya.

3.3.2 Deskripsi Perilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan perilaku pengguna bangunan Apartemen dapat dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu :

o Bersifat Statis

Perilaku pengguna bangunan yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktifitas penghuni apartemen, pengelola bangunan apartemen, pekerja di bangunan apartemen, dan karyawan pusat perbelanjaan.

o Bersifat Dinamis

Perilaku penggunan bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktifitas pengunjung apartemen dan penunjung pusat perbelanjaan.


(19)

3.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Tabel 3.2. Kebutuhan Ruang Berdasarkan Aktivitas yang Diwadahi

No Fungsi Aktivitas Kebutuhan

Ruang Karakter Ruang

1 Fungsi

Utama

Hunian

Tidur Ruang tidur nonformal, rutin Buang air

besar/ buang air kecil

KM/ WC nonformal, rutin

Menyiapkan

makanan Dapur/ Pantry nonformal, bersih

Makan Ruang makan nonformal,

semiprivat, intim Menerima

tamu Ruang tamu

semiformal, publik Interaksi

sosial Ruang keluarga

nonformal, semiprivat, intim Bersantai Ruang duduk nonformal,

semiprivat, intim Bekerja Ruang kerja non formal, privat

2 Fungsi Pendukung

Perbelanjaan Minimarket Ruang minimarket, rekreatif, publik

Gudang, privat

Kasir disiplin, privat Layanan

kesehatan

Apotek Ruang pembuatan

obat, privat, bersih

Ruang penyajian

obat, publik, nonformal


(20)

Layanan kesehatan

Poliklinik Ruang pendaftaran

pasien, publik, nonformal Ruang tunggu, privat

Ruang periksa semiformal Layanan

makanan

Restoran Dapur, Gudang, privat, nonformal Ruang saji, publik, nonformal

Ruang makan,

publik, nonformal, rekreatif

Kasir privat, nonformal Layanan

penitipan anak

Tempat

penitipan anak Ruang bermain anak,

publik, nonformal, rekreatif Ruang istirahat, privat

Ruang administrasi privat, disiplin Olahraga Olahraga

berenang

Kolam renang, publik, rekreatif Ruang ganti, privat

KM/WC privat

Olahraga

fitness Ruang fitness,

publik, nonformal, rekreatif

Gudang, privat

Ruang administrasi disiplin, privat

3 Fungsi

Pelengkap

Koordinasi

pengelolaan Ruang manager

privat, disiplin, formal

Administrasi pengelolaan

Ruang

administrasi, privat, disiplin Ruang rapat, privat, disiplin Ruang keuangan privat, disiplin


(21)

Promosi bangunan

Ruang humas/ administrasi,

semiprivat, disiplin

Ruang rapat, privat, disiplin Pemeliharaan

kebersihan

Ruang cleaning

service, privat, disiplin

Gudang privat

Pengamanan bangunan

Ruang security, privat, disiplin Ruang kontrol/

monitor privat, disiplin

3.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Persyaratan Bangunan Apartemen

Perencanaan harus memperhatikan kehidupan individual dan kolektif yang merupakan rangkaian macam- macam aktifitas baik yang bersifat rutin maupun yang insidenatil. Apartemen membutuhkan ruang- ruang dengan skala yang manusiawi, kenyamanan dan keamanan.

a. Keamanan

Merupakan suatu keadaan yang bebas dari rasa takut dan bebas dari bahaya yang akan menyebabkan kecelakaan atau penyakit. Tinggal di bangunan vertical dimana kegiatan banyak dilakukan jauh diatas tanah, perlu memberikan pengamanan pada bangunan sebagai kelancaran kegiatan sehari- hari dapat terlihat dari susunan bangunan majemuk yang terdiri dari ruang- ruang pembagi lalu lintas (daerah umum). Sedangkan daerah pribadi menuntut keterpisahan yang satu dengan yang lainnya.

1). Pengamanan hak pribadi agar orang lain (bukan kelompoknya) tidak mendapat kemungkinan pencapaian untuk menjamah benda atau yang dianggap benda milik pribadi.

2). Pengamanan kelancaran kegiatan agar orang bukan kelompoknya, tidak atau tanpa sengaja terpaksa seenaknya memasuki/ melewati daerah pribadi. Maka perlu pengaturan agar daerah pribadi hanya dapat dicapai melalui titik pengawasan (yang merupakan perbatasan antara masing- masing daerah


(22)

pribadi dengan daerah umum/ pembagi lalu lintas). Dalam perencanaan keamanan bangunan, perlu pertimbangan-pertimbangan berikut :

1. Komunikasi pos- pos kemanan dengan pusat keamanan 2. Pengawasan dan openerimaan barang

3. Penerimaan dan pelayanan tamu 4. Pemakaian sarana fasilitas umum 5. Perbaikan kerusakan utilitas bangunan 6. Kualitas bangunan

b. Privasi

Privasi adalah kebebasan untuk melakukan aktifitas tertentu tanpa adanya gangguan dari pihak lain. Tingkat privasi dari tiap orang berbeda- beda, biasanya tergantung pada tingkat ekonomi seseorang. Golongan ekonomi menengah keatas mempunyai tingkat privasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan ekonomi bawah.

Layout dan privasi: seluruh bagian unit hunian sebaiknya diatur sedemikian sehingga setiap ruang dapat berfungsi dengan baik tanpa mengganggu ruang yang dapat lain. Suatu kondisi kehidupan yang memberikan kebebasan bagi seseorang tanpa terganggu ruang atau campur tangan pihak lain, baik brupa pandangan mauoun suara (American Public Health Association, Housing, Washington, Tpen 1971). Gangguan terhadap privasi dapat berasal dari dalam bangunan maupun luar bangunan dan dapat membentuk pandangan visual yang langsung/ suara kebisingan polusi getaran.

c. Kenyamanan Bunyi (Akustik)

Kenyamanan bunyi adalah kondisi dimana bunyi yang terdengar tidak mengganggu seseorang dalam melakukan aktifitas, misalnya tidur, membaca dan sebagainya. Polusi suara dapat berasal dari luar bangunan, misalnya dari jalan raya, maupun dari dalam bangunan yaitu karena aktifitas manusia di dalam bangunan yaitu karena aktifitas manusia di dalam bangunan tersebut. Bising yang cukup keras, di atas sekitar 70 dB, dapat menyebabkan kegelisahan, kurang enak badan, kejenuhan mendengar, sakit lambung dan ,masalah peredaran darah. Bising


(23)

yang sangat keras, di atas 85 dB, dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya, dan bila berlangsung lama maka kehilangan pendengaran sementara atau permanent dapat terjadi.

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan pendukung apartemen untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penyewa atau penghuni, baik secara membayar lagi ataupun tanpa dipungut biaya tambahan untk fasilitas yang digunakan tersebut. Untuk menambah daya tarik apartemen bagi calon penyewa, maka dapat diberikan suatu fasilitas khusus. Fasilitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1) Fasilitas olahraga dan rekreasi

Fasilitas olahraga dan rekreasi yang biasanya terdapat dalam apartemen dengan standar internasional adalah:

Out door : kolam renang, Tennis court, jogging track, taman bermain, dll In door : fitness dan health centre,squash, dll.

2) Fasilitas perkantoran

Pada masa yang akan dating aka nada kecenderungan untuk mengoprasikan pekerjaan dari tempat tinggal (rumah). Untuk mengatisipasi hal tersebut. Maka fasilitas perkantoran yang biasa disediakan adalah, world trade centre, bussines centre, dll.

3) Fasilitas hiburan

Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan refreshing sehari- hari penghuni, fasilitas hiburan ini juga mempunyai fungsi dalam inyeraksi sosial penghuni, fasilitas tersebut biasanya berupa café, tempat karaoke, dll.

4) Fasilitas kesehatan

Fasilitas ini lebih merupakan sarana untuk pertolongan pertama seperti apotik danklinik.

5) Fasilitas ruang serba guna

Selain digunakan untuk kepentingan tertentu bagi penghuni, pihak pengelola pun juga dapat menggunakannya dalam acara- acara incidential yang juga berfungsi sebagai sarana interaksi social antara penghuni dan pengelola. 6) Fasilitas mini market


(24)

Merupakan fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan penyewa akan belanja barang maupun bahan makanan untuk kebutuhan sehari- hari.

7) Fasilitas laundry

Fasilitas yang menyediakan jasa pencucian pakaian untuk para penyewa. 8) Fasilitas parkir

Fasilitas ini terbagi dalam tiga peruntukan yaitu untuk tamu, penghuni dan pengelola.

Persyaratan ruang

A) Pencahayaan, bertujuan untuk :

1) Mencapai kenyamanan dan suasanan rileks untuk penglihatan 2) Menunjang penampilan elemen.

3) Menunjang kegiatan yang ada, dalam hal penglihatan.

Penerapan sistem pencahayaan dalam bangunan dapat terdiri atas 2 sistem, yaitu :

1) Pencahayaan alami

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan alami :

(a) Menghindari cahaya matahari masuk langsung dalam ruangan dengan cara :

- Pemanfaataan level dan overstek

- Penjaringan sinar matahari dengan sunscreen dan kaca anti ultraviolet. - Pemanfaatan tata hijau( vegetasi )

(b) Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan - Matahari pagi maksimum pada sudut 45 º - Matahari sore dihindari sampai pada sudut 135º (c) Luas bukaan disesuaikan dengan fungsi ruang : - Unit hunian : 1/8 – 1/6 luas lantai


(25)

- Ruang persiapan : 1/8 – 1/6 luas lantai - Lavatory : 1/10 – 1/15 luas lantai - Gudang : 1/10 – 1/5 luas lantai

(sumber : Joseph De Chiara , 1975)

2) Pencahayaan buatan

Sistem pencahayaan buatan di pergunakan apabila : - Penerangan alami tidak dapat memenuhi kebutuhan. - Pada malam hari sebagai penunjang kegiatan.

- Pada ruang- ruang tertentu yang dituntut memiliki efek- efek pencahayaan khusus yang sulit diperoleh jika menggunakan pencahayaan alami.

Kebutuhan pencahayaan untuk bangunan dan fasilitas lingkungannya adalah : (a) Unit hunian : 10 – 20 watt/ m²

(b) Kantor : 20 – 40 watt/ m² (c) Hiburan : 20 – 40 watt/ m²

(d) Ruang mekanik : 20 – 30 watt/ m² (e) Ruang terbuka/ selasar : 15 – 30 watt/m² (f) Lavatory : 5 – 15 watt/ m²


(26)

B) Penghawaaan 1) Penghawaan alami

Kenyamanan lingkungan dan ruang- ruang dalam bangunan serta pemenuhan udara segar akan terpenuhi dengan acuan ketentuan- ketentuan :

(a) Perencanaan tata hijau yang baik sehingga mampu menjadi penghalang gerak udara untuk mengurangi pergerakan dan kecepatan angin yang kemungkinan mengganggu aktivitas dalam bangunan.

(b) Menggunakan sistem vebtilasi silang dengan mengutamakan ruang pusat konsentrasi kerja dengan pertimbangan besaran lubang ventilasi. (c) Penggunaan jalusi untuk mengatur udara keatas atau kebawah yang berguna untuk menghilangkan area udara netral.

(d) Memperhatikan perletakan bangunan secara benar dalam hubungannya dengan arah mata angi, kecepatan angin, temperatur serta kelembaban udara.

2) Penghawaan buatan

Sistem penghawaan buatan dimaksudkan untuk mengatur temperatur udara dalam ruang agar tetap terjaga kestabilanny, sehingga dapat menciptakan kenyamanan. Sistem penghawaan buatan merupakan sistem pengkondisianudara untuk mencapai tingkat kelembaban udara yang diinginkan. Untuk kenyamanan ruang secara optimal, misalnya ruang yang digunakan secara kontinyu dan ruangan yang diunakan secara berlaka. Dalam hal pemilihan jenis penghawaaan udara perlu diperhatikan adalah pemeliharaan dan pengoperasian yang lebih mudah dan ekonomis.

Dalam perencanaan bangunan, menggunakan sistem terpusat (sentral) untuk ruangan yang sifatnya umum, sedangkan untuk ruangan yang bersifat khusus, seperti hunian menggunakan sistem penghawaan Air Conditioner Sistem / AC split.


(27)

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah yang terdapat pada lahan perancangan guna mencari solusi terbaik bagi desain arsitektur.

4.2 Rumusan Masalah

Merumuskan masalah-masalah yang teridentifikasi dan menjadikan potensi lahan perancanagan untuk dianalisa menjadi sebuah keuntungan bagi desain.

4.3 Tujuan Perancangan

Memahami maksud dan tujuan perancangan guna memperoleh pedoman dan orientasi perancangan yang ingin dicapai baik bagi pengguna dan lingkungan sekitarnya.

4.4 Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan perancangan. Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metodologi ilmiah, karena pada umunya data yang dikumpulkan akan digunakan. Dalam proses ini, diperlukan analisa yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data / informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan.

4.4.1 Survei Lapangan/Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer pada dasarnya dapat dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan kondisi faktual lapangan maka dilakukan metoda observasi lapangan yaitu melakukan peninjauan langsung ke lokasi wilayah studi/lapangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat observasi lapangan adalah:

- Potensi Fisik Tata Ruang wilayah perencanaan;

- Masalah pembangunan dan perwujudan ruang kawasan; - Kondisi kependudukan;


(28)

- Kondisi sosial budaya, ekonomi dan keuangan;

- Kondisi topografi, kemiringan, daerah genangan dan daya dukung pengembangan fisik kawasan;

- Penggunaan lahan eksisting;

- Pemanfaatan ruang dan kecenderungan perubahan lahan; - Penyebaran fasilitas umum dan sosial;

- Jaringan pergerakan (aksessibilitas/transportasi/sirkulasi); - Jaringan utilitas;

- Kondisi perumahan dan permukiman;

- Kondisi bangunan (bangunan tunggal, rendeng, kopel, tidak bertingkat, bertingkat dan lain sebagainya.)

4.4.2 Studi Literatur/Pengumpulan Data Sekunder

Studi literatur atau pengumpulan data sekunder adalah metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data sekunder dari berbagai instansi atau dari laporan beberapa instansi terkait. Misalnya data dari kantor/instansi/dinas/badan yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Medan, instansi vertikal lainnya, dan sebagainya.

Data-data sekunder yang akan dikumpulkan pada tahap ini antara lain: ฀ Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara; ฀ Rencana Tata Ruang Kawasan Metropolitan Mebidang;

฀ Deli Serdang Dalam Angka;

฀ Dokumen perencanaan lainnya yang berkaitan dengan wilayah perencanaan.

4.5 Analisa Perancangan

Analisa perancangan dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan eksisting yang berada di kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya analisa, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah perancangan.

4.5.1 Analisa tapak

Menganalisa tapak/ lahan perancangan guna memperoleh tata letak yang baik bagi ruang luar dan ruang dalam arsitektur.


(29)

4.5.2 Analisa Fungsi

Menganalisa kebutuhan ruang guna memperoleh ruang-ruang yang berfungsi dengan baik dan benar.

4.5.3 Analisa Aktivitas

Menganalisa aktivitas penghuni yang terjadi di ruang luar dan dalam guna memperoleh tata letak yang baik bagi ruang luar dan ruang dalam arsitektur.

4.5.4 Analisa Pengguna

Menganalisa pengguna bangunan yang menggunakan bangunan guna memperoleh ruang-ruang yang diperlukan dalam bangunan.

4.5.5 Analisa Ruang

Menganalisa ruang-ruang yang diperlukan guna memperoleh kesatuan tata letak dan zonasi ruang yang baik dan benar.

4.5.6 Analisa Bentuk

Menganalisa bentuk bangunan guna memperoleh fasade yang baik dan bentuk ruang yang lebih baik bagi pengguna bangunan.

4.5.7 Analisa Struktur

Menganalisa struktur bangunan guna memperoleh bentuk bangunan yang maksimal baik dari segi bentuk maupun luasan.

4.5.8 Analisa Utilitas

Menganalisa utilitas bangunan guna memperoleh utilitas yang berfungsi secara optimal dan tata letak yang baik dan benar.

4.6 Konsep perancangan

Mengumpulkan semua data analisa dan potensi lahan perancangan untuk memperoleh solusi desain yang dijadikan sebagai konsep perancangan.

4.7 Pra-Desain

Membentuk bangunan dasar yang berpedoman pada konsep perancangan dan tema arsitektur yang diambil guna memperoleh bentuk dasar desain arsitektur.

4.8 Desain Akhir

Mengembangkan pra desain/ bangunan dasar menjadi lebih detail dan mendalam baik dari ruang luar dan ruang dalam arsitektur maupun bentuk ruang dan fasade bangunan menjadi suatu kesatuan bangunan yang utuh.


(30)

BAB V

ANALISA PERANCANGAN

5.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 5.1.1 Analisa Intensitas

Gambar 5.1. Analisa Intensitas

Dengan jarak 4,27 km dari bandara Kualanamu, maka lahan perancangan berada di zona 2 kawasan keselamatan operasional penerbangan (KKOP) yang

merupakan zona permukaan kerucut dengan tinggi bangunan mulai dari 46m –150m dengan sudut 15’. Gambar 5.2. Tinggi Bangunan pada KKOP

Data Intensitas untuk lokasi perancangan adalah

Lokasi tapak : Jl. Bandara Kualanamu, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara Luas lahan : 25.000 m2

KDB : 60%


(31)

GSB : 9m pada jl.Bandara Kualanamu Tinggi Bangunan: 6 Lantai

Berdasarkan bangunan sekitar, perancang dapat mengkaji tinggi bangunan yang sesuai dengan KKOP, yaitu bangunan The Crew Hotel yang dibangun di jl. Bandara Kualanamu tepat diseberang lahan perancangan dengan fungsi mixed-use

building.

Gambar 5.2. Tinggi Bangunan The Crew Hotel

The Crew Hotel memiliki tinggi 6 lantai bangunan dengan tinggi per

lantainya 3,5-4 m. Maka tinggi bangunan The Crew Hotel adalah sekitar 21-24 m. Berdasarkan bangunan the Crew Hotel dan aturan zona 2 KKOP maka bangunan yang akan dirancang dapat dibangun dengan tinggi 6 lantai atau setinggi 24 m.


(32)

5.1.2 Analisa Matahari

Gambar 5.3. Analisa Matahari

Pada lokasi perancangan terdapat beberapa permasalah dari sinar matahari yang dapat dilihat dari tabel 5.1.

Tabel 5.1. Permasalahan Sinar Matahari No. Permasalahan Lambang Keterangan

1 Silau

Sinar matahari dapat memberikan sinar yang mengganggu jika bangunan menghadap ke arah

matahari

2 Suhu Panas

Matahari yang terbit dari timur dan terbenam di barat memberikan sinar radiasi panas yang cukup

menyengat di kawasan bandara Kualanamu

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperoleh beberapa rekomendasi perancangan terhadap sinar matahari yang dapat dilihat dari tabel 5.2.


(33)

Tabel 5.2. Rekomendasi Perancangan Terhadap Sinar Matahari

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1 Orientasi Bangunan

Menghindari posisi bangunan menghadap arah sinar matahari dengan memperkecil luasan gedung yang terkena paparan sinar matahari

2

Pengaturan Pohon dan Lansekap

Mengatur letak vegetasi dan lansekap dengan baik dan benar agar sinar radiasi matahari yang terkena pada

bangunan berkurang dan menjadi lebih sejuk

3 Sunshading

Mengurangi radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan dengan pemasangan sunshading pada

fasade dan balkon

4 Pergola pada

Sidewalk

Menyediakan pergola sebagai solusi pedestrian nyaman dan terhindar panas matahari bagi pejalan kaki

5 Passive

Colling

Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan sebagai syarat cross ventilation dan

passive colling

6 Water

Feature

Membuat pengairan di sekeliling bangunan dapat berupa kolam ikan dan kolam renang guna menyejukkan

udara di sekitar bangunan

7 Solar Panel

Penggunaan panel surya guna memanfaatkan sinar matahari sebagai


(34)

5.1.3 Analisa Angin

Gambar 5.4. Analisa Angin

Pada lokasi perancangan terdapat masalah yaitu angin yang bergerak dengan kecepatan 10km/jam ke Tenggara ini tidak terarah dikarenakan vegetasi tidak beraturan. Angin ini dapat menjadi potensi pendingin bagi bangunan dan penyejuk area sekitar bangunan yang dapat dilakukan dengan mengatur bentuk bangunan, posisi bukaan, dan tanaman pada lansekap. Rekomendasi perancangan dapat dilihat dalam tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rekomendasi Perancangan Terhadap Angin

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1 Orientasi Bangunan

Mengatur posisi bangunan menghadap arah angin dengan memperbesar luasan gedung yang


(35)

2

Pengaturan Pohon dan Lansekap

Mengatur letak vegetasi dan lansekap dengan baik dan benar agar dapat

mengarahkan angin pada bukaan bangunan untuk pendinginan

3 Kulit

Pelindung

Menggunakan kulit pelindung sebagai pengarah dan pengatur besarnya jumlah angin yang ingin

dimasukkan ke dalam bangunan dapat berupa sunshading

4 Passive

Colling

Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan

sebagai pendingin pasif pada bangunan

5 Area Hijau

Pemberian area hijau di sekitar bangunan guna sebagai penyejuk

pada bangunan

6 Croos

Ventilation

Memberi bukaan pada sisi bangunan dengan void di tengah bangunan

sebagai syarat terjadinya pengudaraan silang

7

Balkon dan Ruang Transisi

Menggunakan balkon sebagai ruang transisi antara kamar dengan ruang luar juga sebagai penangkap angin

8 Bukaan Tiap Lantai

Membuat bukaan tiap lantai guna memperbesar luasan masuknya angin


(36)

5.1.4 Analisa Kebisingan

Gambar 5.5. Analisa Kebisingan

Pada lokasi perancangan permasalahan yang ada adalah lalu lalang kendaraan menuju dan dari bandara Kualanamu yang menyebabkan kebisingan. Hal ini tidak dapat dihindari karena lahan lokasi perancangan berada di tepi jalan raya Bandara Kualanamu. Adapun Rekomendasi perancangan terhadap kebisingan dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rekomendasi Perancangan Terhadap Kebisingan

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1 Area

Komersial

Mengatur posisi bangunan menghadap arah angin dengan memperbesar luasan

gedung yang terkena angin

2 Buffer berupa vegetasi

Meletakkan vegetasi pada lansekap dekat jalan sebagai pagar penghalang dan peredam kebisingan dari kendaraan

3

Elemen

Secondary Skin

Menggunakan kulit pelindung sebagai pengarah dan pengatur besarnya jumlah

angin yang ingin dimasukkan ke dalam bangunan dapat berupa sunshading


(37)

5.1.5 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi

Gambar 5.6. Analisa Pencapaian

Bandara Kualanamu merupakan bandara yang berada dekat dengan laut dan dikelilingi oleh beberapa kabupaten. Dalam hal ini Bandara Kualanamu dapat diakses dari 3 wilayah, yaitu Kota Medan, Tanjung Morawa, dan Lubuk Pakam. Untuk melihat jarak dan waktu pencapaian ke bandara Kualanamu dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Tabel Pencapaian ke Bandara Kualanamu

No. Nama Gambar Keterangan

1 Kota Medan

Dari Medan menuju bandara

Kualanamu berjarak kira-kira

38 km dan membutuhkan waktu 56 menit


(38)

2 Tanjung Morawa

Dari Tanjung Morawa menuju

bandara Kualanamu berjarak kira-kira

27 km dan membutuhkan waktu 41 menit

3 Lubuk Pakam

Dari Lubuk Pakam menuju bandara

Kualanamu berjarak kira-kira

15 km dan membutuhkan waktu 22 menit

Lahan perancangan berada pada jl. Bandara Kualanamu yang mengarah ke Bandara Kualanamu. Lahan perancangan hanya memiliki 1 akses jalan seperti yang terlihat pada gambar 5.7 sehingga memerlukan pengaturan dalam

menentukan pintu masuk dan keluar demi kenyamanan sirkulasi berkendara. Dalam hal ini maka dilakukanlah analisa sirkulasi seperti gambar 5.7 pada lahan perancangan.


(39)

Gambar 5.7. Analisa Sirkulasi

Pada lokasi perancangan permasalahan sirkulasi yang dihadapi adalah adanya lalu lalang kendaraan menuju dan dari bandara Kualanamu ditambah dengan adanya pemutaran (lingkaran merah pada gambar 5.7) tepat di depan lahan perancangan membuat kemungkinan terjadinya macet semakin besar.

Kemacetan sering ditimbulkan oleh kelalaian dalam memilih pintu masuk sehingga menyebabkan kendaraan menumpuk dan saling menghalangi jalan atau menyilang. Hal tersebut dapat terjadi karena pintu masuk yang dekat dengan persimpangan atau pemutaran jalan. Pemilihan pintu masuk antara no 1 dan 2 juga menjadi penting untuk menghindari terjadinya kemacetan, dimana pintu masuk disarankan jauh dari persimpangan atau pemutaran. Dalam hal ini pintu no 1 lebih jauh dari pemutaran (lingkaran merah) dibandingkan pintu no 2, maka pintu masuk yang terpilih adalah no 1 dan no 2 menjadi pintu keluar serta lingkaran biru menjadi drop off ke massa bangunan. Masalah lainnya yang timbul pada lahan perancangan dapat dilihat pada tabel 5.6 dan rekomendasi perancangan dapat dilihat pada tabel 5.7.


(40)

Tabel 5.6. Permasalahan Sirkulasi

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1

Pedestrian Buruk dan

Tidak Nyaman

Banyaknya pedestrian yang buruk pada lahan perancangan membuat pejalan kaki menjadi tidak nyaman

2 Tidak Ada

Zebracross

Tidak adanya lambang penyebrangan menyusahkan pejalan kaki untuk

menyebrang

3 Tidak Ada Halte

Tidak adanya halte pemberhentian baik bus maupun kendaraan umum menyebabkan kekacauan berkendara

4

Minimnya Tempat

Parkir

Kurangnya lahan parki di sekitar laha perancangan akan menyebabkan

banyak parkir liar di bahu jalan

Tabel 5.7. Rekomendasi Perancangan Terhadap Angin

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1 Pedestrian Membuat pedestrian way yang baik

dan benar

2 Zebracross Penempatan zebracross yang tepat

3 Halte Penempatan halte yang benar

4 Tempat Parkir

Luas lahan parkir yang efisien dan sarana basement pada area rancangan 5 Rambu Lalu


(41)

5.1.6 Analisa Utilitas

Berdasarkan analisa pencapaian dan sirkulasi yang dilakukan maka rekommendasi perancangan yang didapat adalah pedestrian, zebracross yang baik, penempatan halte yang tepat, tempat parkir, dan rambu lalu lintas.

Gambar 5.8. Analisa Utilitas

(a) (b) (c) (d)

Gambar 5.9. Utilitas di sekitar Lahan Perancangan

Pada lokasi perancangan, utilitas yang tersedia adalah air bersih (a), listrik (b), telepon (b), lampu penerangan jalan (c), dan riol pembuangan air (d) yang penampakannya dapat dilihat pada gambar 5.9 dan tata letaknya dapat dilihat pada gambar 5.8.

Riol pembuangan air kotor yang belum teratur dengan baik menjadi masalah bagi lahan perancangan untuk mengatur arah limpahan pembuangan air agar tidak terjadi penggenangan dan penyumbatan. Besarnya konsumsi listrik dan air yang dibutuhkan menjadi masalah tersendiri bagi bangunan bertema arsitektur hijau ini


(42)

sehingga diperlukan beberapa solusi desain yang mengurangi konsumsi energi listrik dan air yang dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Rekomendasi Perancangan Terhadap Utilitas

No. Rekomendasi Gambar Keterangan

1 Solar Panel

\

Penggunaan solar panel sebagai solusi desain penghematan energi listrik dapat

digunakan sebagai pasokan listrik bantuan atau cadangan

2 Wetland

Air hujan juga digunakan untuk mengairi halaman dan tanaman serta

dapat dijadikan biopori yang menghasilkan pupuk bagi tanah dan

menjadikan lahan subur

3 Rain Water

Harvest

Menampung air hujan dan menggunakannya sebagai air penyiram tanaman, pencuci kendaraan, dan toilet

memberikan dampak besar bagi pengurangan konsumsi air sehari-hari


(43)

5.1.7 Analisa View Keluar Site

Gambar 5.10. Analisa View keluar Lahan Perancangan

(1) (2) (3) (4) (5) Gambar 5.11. Gambar Keadaan di sekitar Lahan Perancangan

Pada Gambar 5.11 terdapat beberapa gambar yang menunjukkan view keluar yang arahnya dapat dilihat pada gambar 5.10. Berikut penjelasan gambar 5.11 : 1. Gambar nomor 1 adalah tampak view jalan ke arah barat,

2. Gambar nomor 2 adalah tampak view ke arah barat daya yang adalah kebun, 3. Gambar nomor 3 adalah tampak view ke arah selatan yang akan dibangun replika istana Sultan Deli yang dapat menjadi nilai positif pada view,

4. Gambar nomor 4 adalah tampak view ke arah tenggara yang menampilkan The Crew Hotel, dan

5. Gambar nomor 5 adalah tampak view jalan ke arah timur. 1

2

3

4


(44)

5.1.8 Analisa View Kedalam Site

Gambar 5.12. Analisa View ke dalam Lahan Perancangan

Keadaan di dalam site berupa lahan kosong dan perkebunan dan terdapat berbagai tanaman terutama pohon mahoni. View ke arah dalam lahan perancangan kurang baik karena selain ditutupi oleh tembok, tanaman juga menghalangi

sebagian besar view ke lahan yang dapat dilihat pada gambar 5.13.

(1) (2) (3) (4) (5) Gambar 5.13. View Ke Dalam Lahan Perancangan

Lahan yang merupakan perkebunan dapat menerapkan beberapa solusi untuk mengatasi view yang kurang baik tesebut, yaitu dengan mengganti dinding pembatas lahan dengan vegetasi semi transparan yang dapat memberikan view ke dalam site, menjadikan area publik berupa perbelanjaan ke arah luar menghadap jalan sehingga tidak perlu ditutupi guna memberikan kesan view ke dalam yang baik, dan pemberian taman serta plaza sebagai daya tarik aktivitas sekitar.


(45)

5.1.9 Analisa Vegetasi

Gambar 5.14. Analisa Vegetasi dalam Lahan Perancangan

Kawasan lahan perancangan yang merupakan perkebunan memiliki banyak vegetasi terutama pohon mahoni yang tampak seperti pada gambar 5.15.

Kesemuanya itu harus disusun untuk membuat keadaan di dalam lahan menjadi lebih baik dan memperjelas batas masuk dan keluar lahan seperti gambar 5.14.

Gambar 5.15. Gambar Vegetasi dalam Lahan Perancangan

Masalah vegetasi yang timbul adalah vegetasi yang berada di tengah lahan perancangan mengganggu bangunan, sedangkan potensi yang terdesia adalah vegetasi yang berada di depan lahan perancangan dapat dimanfaatkan sebagai penghalang kebisingan dan debu, juga dapat menjadi area peneduh bagi pejala kaki.

Rekomendasi perancangan adalah dengan mengatur tanaman mengikuti jalur pejalan kaki sebagai peneduh dan pengarah bagi pejalan kaki.


(46)

5.2Analisa Fungsional

5.2.1 Analisa Kapasitas Penghuni Apartemen

Berdasarkan Laporan Tahunan PT Angkasa Pura II tahun 2014 terdapat 405 orang karyawan yang bekerja di Bandara Kualanamu. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9 yang menunjukkan jumlah sumber daya manusia PT Angkasa Pura II.

Tabel 5.9. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2014

Berdasarkan kelompok jabatan, komposisi karyawan pada PT Angkasa Pura dibagi menjadi 3 bagian yaitu: manajerial sebanyak 649 orang atau 14%, administrasi sebanyak 1.014 orang atau 23% dan operasional sebanyak 2.794 orang atau 63% yang dapat dilihat pada diagram 5.1.


(47)

Diagram 5.1. Komposisi Karyawan pada PT Angkasa Pura II

Sedangkan pada Bandara Kualanamu jumlah pegawai Berdasarkan kelompok jabatan adalah : manajerial sebanyak 51 orang atau 12,6%, administrasi sebanyak 66 orang atau 16,3% dan operasional sebanyak 288 orang atau 71,1% yang dapat dilihat pada tabel 5.10.


(48)

Diagram 5.2. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2008-2014 (Sumber: Pengembangan SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2012 dan 2014)

Jumlah pegawai REAL PT Angkasa Pura II pada tahun 2014 adalah 4.594 orang, Sedangkan pada tahun 2008 adalah 3595 orang. Data tersebut dapat dilihat pada diagram 5.2 yang menunjukkan pertumbuhan jumlah SDM PT Angkasa Pura II. Dalam kurun waktu 6 tahun pegawai PT Angkasa Pura II naik sebesar 999 orang. Sehingga terdapat 166,5 orang/ tahun.

Untuk bandara Kualanamu sendiri terdapat 405 pegawai dari 4.594 orang pegawai yang merupakan 8,815% dari jumlah seluruh pegawai berdasarkan tabel 5.10.

Maka dari 166,5 pegawai PT Angkasa Pura II yang bertambah tiap tahunnya, 8,815% nya adalah pegawai Kualanamu sejumlah 14,67 pegawai. Pada tahun 2025, maka jumlah pegawai dikalikan 11 tahun = 161,45 orang. Dalam hal ini jumlah pegawai digenapkan menjadi 160 orang.

Adapun cara lain penghitungan yang dapat digunakan adalah dengan menghitung jumlah pertambahan pegawai manajerial yang REAL dan RKAP yang dapat dilihat pada tabel 5.11.


(49)

Tabel 5.11. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2013

Tabel 5.12. Tabel Kelompok Jabatan Pegawai PT Angkasa Pura II Tahun 2013

Pertumbuhan pegawai manajerial REAL dari tahun 2013 sebanyak 377 orang dengan RKAP 425 orang dan pada tahun 2014 terdapat 405 orang dengan RKAP 738 orang karyawan jabatan manajerial. Kenaikan jumlah karyawan jabatan manajerial untuk REAL adalah sebesar 28 orang dan berdasarkan RKAP seharusnya adalah 313 orang. Hal ini menjadi dasar penghitungan pencarian


(50)

jumlah pegawai manajerial yang dijadikan konsumen seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.13.

Tabel 5.13. Pencarian Jumlah Manajerial yang Bertambah dalam 11 Tahun

TAHUN 2013 2014

Kenaikan (per thn)

Jangka waktu 11 tahun dengan

persentase pegawai manajerial 14%

Jumlah Manajerial

yang bertambah

(orang) Jlh

pegawai REAL

377 405 28 28 x 11 x 14/100 43

Jlh pegawai

RKAP

425 738 313 313 x 11 x 14/100 482

Jlh

Manajer 36 51 15 15 x 11 tahun 165

Berdasarkan Pertumbuhan pegawai manajerial REAL dan RKAP dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, maka pada tahun 2025 jumlah karyawan jabatan manajerial bertambah sebanyak 43-482 orang karyawan jabatan manajerial. Dalam hal ini jumlah yang didapat adalah 160 manajer.

Dengan memperbesar peluang pemasaran dan keterbatasan lahan, maka unit yang dibangun adalah 60% dari jumlah yang dibutuhkan (160 unit). Dengan perhitungan di atas maka jumlah unit yang akan dibuat bagi pegawai jabatan manajerial adalah 160 x 60% = 96 unit.


(51)

5.2.2 Analisa Jumlah dan Pembagian Unit Apartemen

Apartemen dibagi menjadi 2, yaitu Apartemen Milik dan Sewa yang dengan pertimbangan cara pembayaran dan penggunaan. Dengan jumlah 96 unit, tiap apartemen mendapat 48 unit kamar.

Tipe unit hunian yang direncanakan adalah :

a. Studio : 1 ruang tidur (untuk penghuni lajang).

b. Deluxe (1 BR) : 1 ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan 1 anak). c. Suite (2BR) : 2 ruang tidur (untuk keluarga kecil dengan 1-2 anak). d. Penthouse (3BR) : 3 ruang tidur (untuk keluarga dengan 2 anak dewasa).

Hal ini berdasarkan pertimbangan target pasar yang akan di capai yaitu kalangan pekerja yang sudah berkeluarga ataupun belum berkeluarga di kawasan bandara Kualanamu. Standart luasan yang dijadikan acuan berdasarkan data-data survey dan literatur yang dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia PT Angkasa Pura II Tahun 2014

Untuk mencari jumlah kamar masing-masing tipe dapat menggunakan umur sebagai pembatas tipe kamar yang berdasarkan pada diagram 5.3. Hasil dari pembagian akan memberikan jumlah tiap tipe kamar yang terbagi dalam 2 buah tower yang dibagi dalam tabel 5.15.


(52)

Diagram 5.3.

Persentase Karyawan pada PT Angkasa Pura II Berdasarkan Usia

Tabel 5.15. Percarian Jumlah Masing-masing Tipe Kamar

Studio 1 Bedroom 2 Bedroom 3 Bedroom Usia <=30 tahun 31-50 tahun 51-54 tahun >=55 tahun

Jumlah 131 102 98 46

Persentase 45% 33% 16% 6%

Unit Total 43,2 31,68 15,36 5,76

Unit Kamar per Tipe 42 32 16 6

Fleksibilitas Unit Total Apartemen

Per Apartemen

42 21

32 16

16 8

6 3

Dalam hal ini kamar diupayakan untuk berjumlah genap sehingga mudah dalam pengaturan bentuk desain denah. Maka kamar yang berjumlah ganjil akan digantikan ke sesama jumlah ganjil yaitu kamar studio berjumlah 21 dan kamar dengan 3 kamar tidur yang berjumlah 3. Dengan konsep cut n fill maka jumlah kamar studio dikurangi 1 menjadi 20 dan kamar dengan 3 tempat tidur ditambahi 1 menjadi 4 buah.

Unit Kamar Per


(53)

5.2.3 Analisa Kegiatan

Penghuni Apartemen : Merupakan pemilik/ penyewa unit hunian dalam

apartemen. Bekerja mulai pukul 05.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB untuk beristirahat.

Pengunjung Apartement : Merupakan orang atau sekelompok orang yang

datang ke apartemen untuk menanyakan informasi atau mengunjungi penghuni apartemen.

Tenant Pusat Perbelanjaan : Tenant pusat perbelanjaan yaitu penyewa dan

karyawan toko retail, restaurant, atau cafe pada pusat perbelanjaan.

Pengelola Bangunan : Pengelola bangunan merupakan sekelompok orang

yang bertugas mengatur operasional bangunan serta berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan administrasi, pemasaran dan pegawai/ pekerja.

Pergi bekerja Pulang bekerja Parkir Ke unit Hunian Istirahat

Datang Parkir Entrance Resepsionis Ke unit Hunian

Datang Parkir Bekerja Istirahat Parkir Pulang R. Tunggu


(54)

5.2.4 Analisa Hubungan Antar-Ruang 5.2.4.1 Hubungan Antar Ruang Secara Mikro

Fasilitas Penunjang Indoor Apartemen

Fasilitas Penunjang Outdoor Apartemen

HUBUNGAN LANGSUNG

HUBUNGAN TIDAK LANGSUNG TIDAK BERHUBUNGAN


(55)

Ruang Servis

5.2.4.2.Hubungan Antar Ruang Secara Makro

HUBUNGAN LANGSUNG

HUBUNGAN TIDAK LANGSUNG TIDAK BERHUBUNGAN


(56)

(57)

5.2.6 Program Ruang

Tabel 5.16. Standar Minimal Ukuran Ruang Tiap Unit Kelompok Ruang Ruang Standar

(m2) Sumber Kapasitas Jumlah

Luas (m2)

Tipe Studio

Foyer -

Ruang tidur utama+KM 12 TS 12

Ruang makan 7,2 NAD

8

Dapur 8 NAD

Sirkulasi 20% 20% 4

Luas Total Type 1BR 24

Luas Total 40 Unit tipe studio 960

Tipe 1 Bed Room

Foyer 2

Ruang tidur utama 12 TS 12

Ruang makan 7,2 NAD

12

Dapur 8 NAD

Ruang duduk 9 NAD 9

Kamar mandi 2,6 NAD 4

Sirkulasi 20% 8

Luas Total 1 BR 48

Luas Total 32 Unit 1 Bed Room 1.536

Tipe 2 Bed Room

Foyer 2

Ruang Tamu 9-20 m2 NAD 9

Ruang tidur utama 12 TS 1 14

Ruang tidur anak 9 DM 1 9

Ruang duduk 9 NAD -

Ruang kerja 12 NAD 6

Ruang makan 7,2 NAD

12


(58)

Kamar mandi (2 bh) 2,6 NAD 8

Sirkulasi 20% 12

Luas Total 2 BR 72

Luas Total 16 Unit 2 Bed Room 1.152

Tipe 3 Bed Room/ Penthouse

Foyer 4

Ruang Tamu 9-20 m2 NAD 9

Ruang tidur utama 12 TS 1 14

Ruang tidur anak (2 bh) 9 DM 2 18

Ruang duduk 9 NAD 9

Ruang kerja 12 NAD 6

Bar 5,2 NAD -

Ruang makan 7,2 NAD

12

Dapur 8 NAD

Kamar mandi (2 bh) 2,6 NAD 2 8

Sirkulasi 20% 16

Luas Total 3 BR 96

Luas Total 8 Unit 3 Bed Room 768

Luas hunian 4.416

Sirkulasi 30% 1.324,8

LUAS KESELURUHAN HUNIAN 5.740,8

Jumlah unit hunian tipe Studio lebih banyak dirancang karena pertimbangan tentang banyaknya unit apartemen yang didapat dengan luasan yang ada dan pertimbangan tentang target pasar yang akan dicapai untuk apartemen ini yaitu tenaga kerja asing maupun lokal yang bekerja di bandara Kualanamu dan tenaga kerja sekitar kawasan Kualanamu.


(59)

Jumlah unit apartemen yang akan dibangun direncanakan 96 unit dengan 2 tower. Maka berdasarkan data ini dapat di perkirakan jumlah unit masing-masing tipe adalah :

Tipe Studio : 40 unit Tipe Deluxe : 32 unit Tipe Suite : 16 unit Tipe Penthouse : 8 unit

Maka jumlah luasan minimum unit apartemen

= (40 x 24) + (32 x 48) + (16 x 72) + (8 x 96) = 960 + 1.536 + 1.152 + 768 m2

= 4.416 m2 Sirkulasi 30% = 1.324,8 m2 +

Total = 5.740,8 m2

Tabel 5.17. Standar Minimal Ukuran Ruang Berdasarkan Kelompok Ruang Kelompok Ruang Ruang Standar

(m2) Sumber Kapasitas Jumlah

Luas (m2)

Fasilitas Penunjang (Indoor)

Entrance Hall dan

Lobby

- Hall / R. Serbaguna 2 DA 150 1 300

- R.tunggu 9,6 DM 4 2 60

- Resepsionis 4,8 DM 2 1 8

- Sirkulasi 20% 368 73,6

441,6

Meeting Room

- Ruang Audience 4 DM 12 48

- Sirkulasi 20% 9,6

57,6

ATM Center

- ATM

2

Asumsi

4 1

9

- Sirkulasi 20% 1,8


(60)

Mini Market

- R. Penjualan

5

Asumsi

30 1

150

- Gudang 25 TS 1 25

- Kasir

2

Asums

i

10

- Sirkulasi 20% 37

222

Fitness Center

- Lobby 5 DA 8 1 40

- R. Latihan 5 DA 40 1 200

- R. Ganti/ Bilas 2,25 DA 6 2 32

- R. Istirahat 1,5 DA 12 1 18

- Sirkulasi 20% 58,2

348,2

Restaurant and Café

- R Makan 1,8-2,15 NAD 100 1 180

- Kasir

2

Asumsi

2 1

2,5

- Dapur 12 DA 1 18

- Gudang

20

Asumsi

1

6

- Lavatory 8 DA 4 1 32

- Bar and Cafe 1,8-2,15 NAD 100 1 200

- Sirkulasi 20% 82,58

521,08 Apotek - Apotek Asumsi 21

- Lavatory 1,8-2,25 NAD 3 6,4

- Sirkulasi 20% 8,22


(61)

Laundry and Dry

Cleaning

- R Laundry 65,03 TS 1 140

- Sirkulasi 20% 42

182

Toilet Umum

-Toilet Pria 1,8 NAD 4 2 14,4

-Toilet Wanita 2,25 NAD 4 2 18

-Sirkulasi 20% 4,62

LUAS TOTAL RUANG FASILITAS INDOOR 1.855,92

Kelompok Ruang Ruang Standar

(m2) Sumber Kapasitas Jumlah

Luas (m2)

Ruang Pengelola

Front office 4,8 DM 4 20

Ruang sekretaris 6,7 DA 1 6,7

Ruang Kadiv Non

Teknik 9,3 DA 1

9,3

Ruang Kadiv Teknik 9,3 DA 1 9,3

Ruang Rapat 30 DM 8 37,82

Ruang Resepsionis 4,8 DM 2 6,5

Ruang Pemasaran 14,72 DM 5 45

Ruang Keuangan 14,72 DM 18

Ruang Administrasi 14,72 DM 8 18

Ruang Teknisi 9,3 DA 18

Ruang Kepala

Keamanan 9,3 DA 4

9,3

Pos Jaga 4 DM 3 6

Ruang CCTV 9,3 DA 4 48

Gudang Alat Keamanan 25 TS 4

Gudang Alat Teknik 25 TS 6

Gudang Arsip 18 DA 6

Mushola 0,96 DM 13


(62)

Pantry 18 DM 2 10,8

Gudang 25 TS - 6

Lavatory 6 DA 8

Sirkulasi 20% 61,88

LUAS TOTAL RUANG PENGELOLA 371,4

Jumlah Luasan Indoor = Luas keseluruhan hunian + Luas Fasilitas Indoor + Luas Ruang Pengelola

= 5.740,8 m2 + 1.855,92 m2 + 371,4 m2 = 7.968,12 m2

Sirkulasi 20% 1.593,624 m2 +

Total Luas Bangunan Tower = 9.561,744 m2

R. Penunjang Fasilitas Outdoor

Swimming Pool

- Kolam dewasa 10x21m DA 60-72 1 210

- Kolam anak 100m2 DA 30 1 100

- Ruang Ganti/ Bilas 20 DA 6 2 40

- WC 2,25 DA 4 2 18

- Bar and Café 1,8 Asumsi 90 1 162

- Ruang Jemur 10 Asumsi 1 10 100

- Sirkulasi 20% 630 126

Children Playground Asumsi

100

- Sirkulasi 20% 100 20

Basketball Court

14x26

Asumsi

1

364

- Sirkulasi 20% 364 72,8

Sirkulasi 20 %

20%

1.312,8

262,56

LUAS TOTAL RUANG PENUNJANG OUTDOOR 1.575,36


(63)

Ruang Servis

Perawatan bangunan

- R Cleaning Service

Asumsi

42

- Gudang Alat

Asumsi

8

- Sirkulasi 10

Service Bangunan

R.Genset DA 2 1 72

R. tangki bbm Asumsi 1 2 64

R. Baterai Panel Surya Asumsi 32

R.Trafo 40m2/unit SBT 2 1 72

R.STP Asumsi 1 1 72

R.AHU dan Chiller Asumsi 1 48

R.Cooling Tower Asumsi 1 1 15

R.Ground Tank PDAM Asumsi 1 1 72

R. Ground Tank Air

Hujan Asumsi 1 1

64

R.Roof Tank Asumsi 2 1 48

R.Pompa Air 20m2/unit SBT 3 1 72

R. Pengendali Tangki

Air Asumsi 1

24

R. Pengendali

Kebakaran Asumsi 1

24

R.Panel Listrik dan

Telepon Asumsi 1

64


(64)

Parkir

Parkir Penghuni

Parkir mobil

15 DA

1/1

penghuni 96

1.440

Parkir Motor

2 DA

1/1

penghuni 96

192

Sirkulasi 20% 326,4

Parkir Pengelola

Parkir mobil 15 DA 1 20 300

Parkir motor 2 DA 1 20 20

Sirkulasi 64

Parkir Tamu

Parkir mobil

15

DA

1/10

penghuni 96

144

Parkir motor

2

DA

1/10

penghuni 96

19,2

Sirkulasi 32,6

LUAS KELOMPOK AKTIVITAS PARKIR 2.538,2

TOTAL LUAS BANGUNAN = Luas Bangunan Tower + Fasilitas Penunjang Outdoor + Ruang Servis + Parkir

= 9.561,744 + 1.575,36 + 803 + 2.538,2m2

= 14.478,304m2


(65)

5.3Analisa Teknologi

5.3.1 Analisa Struktur dan Konstruksi

Struktur dan Konstruksi pada bangunan tinggi dapat menggunakan bermacam-macam dimaulai dari jenis bahan dan material, teknik pemasangan, mutu dan kualitas, sampai pada struktur yang mungkin dan paling tepat digunakan. Semuanya dapat dilihat pada tabel 5.18 yang menjelaskan struktur dan kronstruksi yang mungkin digunakan pada bangunan yang dirancang.

Tabel 5.18. Standar Minimal Ukuran Ruang Tiap Unit

STRUKTUR NAMA GAMBAR DAN KETERANGAN

PONDASI

Pondasi Bored Pile atau Strauss

Pile Pondasi Bored pile digunakan untuk banguna berlantai banyak seperti rumah susun yang memiliki lantai 4-8 lantai. Pondasi ini berbentuk

seperti paku yang kemudian di tancapkan kedalam tanah dengan menggunakan alat berat


(66)

Pondasi Tiang Pancang atau Paku

Bumi

Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung

berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini hampir sama dengan pondasi bored

pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pile. Berikut contoh pondasi tiang

pancang.

STRUKTUR

KOLOM DAN BALOK


(67)

Kolom dan balok dapat berupa, tulangan baja yang dirangkai kemudian dicor beton melalui cetakan dari bekisting, dapat berbentuk persegi

maupun lingkarann.

Kolom dan balok juga dapat dirangkai menggunakan baja I yang setelah bersatu dan

terbanguun kemudian akan dibalut oleh cor beton dengan bantuan bekisting.


(68)

Sebagai elemen struktur pengaku. Core juga dapat berisikan elemen utllitas, shaft, dan

transportasi vertikal.

Core dapat terletak di pusat bangunan/ inti, sisi bangunan, maupun ganda di kedua sisi bangunan. Hal ini tidak menutup kemungkinan

terdapat lebih dari 1 core pada bangunan.


(69)

Lift terbagi atas 2 buah, yaitu lif penumpang dan lift barang. Keduanya dibutuhkan dalam perancangan bangunan guna mendukung

sirkulasi vertikal bangunan

TANGGA KEBAKAR

AN

Bentuk tangga kebakaran dapat disesuaikan dengan bentuk bangunan maupun berdasarkan wadah dimana tangga diletakkan, contohnya core

pada bangunan bertingkat. Berguna sebagai jalur evakuasi kebakaran vertikal pada bangunan.


(70)

5.3.2 Analisa Utilitas dan Tata Lingkungan 5.3.2.1 Sistem Penyediaan Air

Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM air hujan. Air PDAM digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang dipompa ke tangki atap dan dialirkan ke unit-unit apartemen. Untuk air hujan, air berasal dari atap bangunan yang menampung air hujan dan dialirkan ke tangki penampungan bawah dan dipompa kembali ke tangki penampungan atas. Dari tangki penampungan atas air dialirkan ke dalam unit-unti apartemen berupa closet toilet dan tanaman-tanaman di ruang-ruang hijau bangunan apartemen.

Air Kotor Air Berat PDA M GROUND WATER TANK ROOF PDAM WATER TOILE T POMPA SPRINKLE R CHILLER ROOF RAIN WATER TANK GROUND RAIN WATER TANK AIR HUJAN POMPA TANAMA N AIR MINUM AIR MANDI Closet Urinal

Septictank STP Peresapan

STP Toilet

Dapur

Water Treatment Peresapan Pembuangan kota Air Hujan


(71)

5.3.2.2 Sistem Jaringan Listrik

Sumber listrik utama bangunan berasal dari PLN yang dialirkan ke trafo menuju panel listrik dan didistribusikan ke unit-unit apartemen.

Sumber listrik cadangan berasal dari genset yang digunakan sebagai back up atau cadangan ketika listrik utama padam.

Sumber listrik bantuan berasal dari panel surya yang diletakkan di atap bangunan. Arus yang dihasilkan kemudian di-charge menuju ke baterai-baterai yang kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan bangunan, dalam hal ini listrik hanya digunakan untuk penggunaan umum seperti lampu taman, teras bangunan penunjang, dll. Untuk lebih mengefisiensikan listrik, maka listrik hasil solar panel cukup digunakan ketika malam hari/ untuk memenuhi listrik mlam hari yang cukup besar, sehingga pada siang hari dapat digunakan sebagai waktu untuk mengisi ulang baterai dengan tenaga panel surya selama 5-10 jam.

Gambar 5.15. Penggunaan Panel Surya untuk Hunian

PLN Trafo

Genset Baterai

Panel

Listrik Distribusi Panel


(72)

5.4Analisa dan Penerapan Tema

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green

Architecture Design fo Sustainable Future:

1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:

1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.

2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.

3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. 4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat

mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.

5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.


(1)

Tabel 5.9. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2014... 109

Tabel 5.10. Kelompok Jabatan Pegawai PT Angkasa Pura II Tahun 2014… 110

Tabel 5.11. Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2013... 112

Tabel 5.12. Tabel Kelompok Jabatan Pegawai PT Angkasa Pura II Tahun 2013... 112

Tabel5.13. Pencarian Jumlah Manajerial yang Bertambah dalam 11 Tahun.. 113

Tabel5.14. Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia PT Angkasa Pura II Tahun 2014... 114

Tabel 5.15. Percarian Jumlah Masing-masing Tipe Kamar... 115

Tabel 5.16.Standar Minimal UkuranRuangTiap Unit... 120

Tabel 5.17.Standar Minimal UkuranRuangBerdasarkan Kelompok Ruang… 122

Tabel 5.18.Standar Minimal UkuranRuangTiap Unit... 128

Tabel 6.1. Tabel Konsep Gubahan Massa... 139

Tabel 6.2. Konsep Arsitektur Hijau pada Bangunan... 141


(2)

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1.Aerotropolis………...……. 2

Gambar 2.1. Mesiniaga Tower...……….. 37

Gambar 2.2.Green Palace Apartment...……….. 50

Gambar 2.3.Roof Garden of Green Palace Apartment...……… 51

Gambar 2.4.View of Green Palace Apartment...………... 51

Gambar 2.5.Site Plan of Green Palace Apartment...…………... 52

Gambar 2.6.RoomTtypes of Green Palace Apartment...…………... 52

Gambar 2.7. Denah dan tipe kamar Green Palace Apartment...………. 53

Gambar 2.8.The Summit Kelapa Gading Apartment………. 54

Gambar 2.9.View of The Summit Kelapa Gading Apartment…………... 56

Gambar 2.10.Green Jakarta Apartment………. 57

Gambar 2.11.Site Plan of Green Jakarta Apartment………... 58

Gambar 2.12. Denah Basement 1 dan 2Green Jakarta Apartment……… 59

Gambar 2.13. Denah Lantai 2, 3, dan 13Green Jakarta Apartment…….. 60

Gambar 2.14. Denah Lantai 4,5,6,9,10,11,dan PenthouseGreen Jakarta Apartment... 60

Gambar 2.15. Potongan Green Jakarta Apartment………... 60

Gambar 2.16. TampakGreen Jakarta Apartment………... 61


(3)

Gambar 2.18.Main Idea of EDITT Tower……….………... 62

Gambar 2.19.Energy System of EDITT Tower……… 63

Gambar 2.20.Planted Area of EDITT Tower ………... 63

Gambar 2.21.The Interlace……… 64

Gambar 2.22.Site Plan of The Interlace………... 64

Gambar 2.23.Floor Plan of The Interlace………... 65

Gambar 2.24.Green Area of The Interlace……….. 65

Gambar 2.25.Maket dari The Interlace………... 66

Gambar 2.26. Tipe Core dari The Interlace……….. 66

Gambar 3.1.Peta Beberapa Lokasi Site...……….. 69

Gambar 3.2.Tapak Alternatif Site 1……...…… 71

Gambar 3.3.Tapak Alternatif Site 2...……… 72

Gambar 3.4.Tapak Alternatif Site 3...……….. 72

Gambar 3.5.Tapak Terpilih...………... 75

Gambar 5.1.Analisa Intensitas...……….. 93

Gambar 5.2.Tinggi Bangunan The Crew Hotel...………... 94

Gambar 5.3.Analisa Matahari... 95

Gambar 5.4.Analisa Angin………... 97

Gambar 5.5.Analisa Kebisingan...……… 99

Gambar 5.6.Analisa Pencapaian...……… 100


(4)

Gambar 5.8.Analisa Utilitas...………... 104

Gambar 5.9.Utilitas di Sekitar Lahan Perancangan………... 104

Gambar 5.10.Analisa View keluar Lahan Perancangan……….. 106

Gambar 5.11.Gambar Keadaan di Sekitar Lahan Perancangan……... 106

Gambar 5.12.Analisa View ke dalam Lahan Perancangan………. 107

Gambar 5.13.View ke dalam Lahan Perancangan………... 107

Gambar 5.14.Analisa Vegetasi dalam Lahan Perancangan…………... 108

Gambar 5.15.Penggunaan Panel Surya untuk Hunian………... 134

Gambar 6.1.Konsep Perancangan Bangunan………... 145

Gambar 6.2.Konsep ZonaVertikal Bangunan...………. 146

Gambar 6.3.Konsep Zona Horizontal Bangunan...………….… 147

Gambar7.1.Poster Perancangan 1………... 156

Gambar7.2.Poster Perancangan 2………... 157

Gambar7.3.Perspektif Apartemen Hijau...………...……... 158

Gambar7.4.Perpektif Tapak Apartemen Hijau... 158

Gambar7.5.SketsadanSuasanaEntrance, Drop Off,Parkir, danKolam Renang... 159

Gambar7.6.Denah Kamar Tipe Studio... 160

Gambar7.7.Sketsa Suasana Kamar Tipe Studio... 160

Gambar7.8.Denah Kamar Tipe 1 Bedroom... 161


(5)

Gambar7.10.Denah Kamar Tipe 2 Bedroom... 162

Gambar7.11.SketsadanSuasanaKamarTipe 2 Bedroom... 162

Gambar7.12.Denah Kamar Tipe 3 Bedroom... 163


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1. Kerangka Berpikir... 8

Diagram 2.1.Sistem Organisasi Pengelola Apartemen………... 33

Diagram 5.1.Komposisi Karyawan pada PT Angkasa Pura II... 110

Diagram 5.2.Jumlah SDM PT Angkasa Pura II Tahun 2012 dan 2014... 111

Diagram 5.3.Persentase Karyawan pada PT Angkasa Pura II Berdasarkan Usia... 115