Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Mengikuti Bimbingan Belajar Siswa SMA Negeri 3 Medan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Bimbingan Belajar
2.1.1 Pengertian Bimbingan Belajar
Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah dirumuskan
beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tersebut berbeda
antara satu dengan yang lain, secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah, dengan harapan
orang tersebut dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya
dan mengadakan penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat, untuk lebih jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan
dari beberapa ahli yang lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di
sekolah. Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu mendapat
pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian
diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta masyarakat. Bimbingan
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan
pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Dari kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai
pengertian bimbingan sebagai berikut :


1.

Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu yang
membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan serta
diberikan secara berencana dan sistematis.

2.

Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat
memahami dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai
kebahagiaan hidup pribadi.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Tujuan Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari keseluruhan
program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar sehingga dapat
diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah merupakan tujuan yang
ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis

kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar mengajar yang penekanannya
pada usaha-usaha kognitif, afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak
pada membina siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang
didasarkan pada kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan
tenaga profesional kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.
Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses belajar
yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami
oleh guru. Program-progran pendidikan di sekolah termasuk program layanan
bimbingan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses
pendidikan di sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan anak didik
dan kebutuhan masyarakat serta pembangunan. dengan kata lain, melalui kegiatan
bimbingan di sekolah siswa mampu mengembangkan potensi dalam dirinya,
potensi lingkungannya, sehingga ia merencanakan masa depannya serta
melanjutkan pendidikan kepada jenjang yang lebih tinngi, dalam rangka
menjawab tantangan masa depan yang lebih komfektif dan komplek dan tenaga
profesional kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik pula bagi
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu :
”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan
dan kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

11

Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Fungsi Bimbingan Belajar
Belajar adalah merupakan kegiatan fisik dan psikis yang tertinggi dalam
kehidupan manusia, sebagai hasil kegiatan belajar dapat membawa pada
perubahan dan peningkatan pandangan sikap dan tingkah laku yang baru dari hasil
latihan belajar tersebut.
Proses belajar yang terjadi di sekolah harus senantiasa mempunyai tujuan
yang jelas dan terarah sebagai pedoman dan panutan dalam aktivitas belajar
sebagai seorang siswa, dalam tujuan tersebut pada dasarnya menyangkut
penguasaan

bidang

pengetahuan


pembinaan

sikap

dan

pengembangan

keterampilan yang merupakan cita-cita sekolah yang diselenggarakan lewat
pendidikan dan pengajaran.
Menurut Dewa Ketut Sukardi ada dua faktor yang timbul dalam kesulitan
belajar, yaitu :
a. Faktor endogen, ialah faktor yang datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat
bersifat :
1. Biologis, ialah hambatan yang bersifat kejasmanian.
2. Fisikologis, ialah hambatan yang bersifat kejiwaan.
b. Faktor eksogen, ialah hambatan yang dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini
meliputi :
1. Faktor lingkungan keluarga.
2. Faktor lingkungan sekolah.

3. Faktor lingkungan masyarakat.
Kehadiran bimbingan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang
dilaksanakan, secara keseluruhan dapat berfungsi membantu dan menunjang
usaha-usaha kearah kemajuan, kesejahteraan dan tercapainya tujuan pendidikan
bagi sekolah maupun bagi anak didik terutama dalam proses belajar mengajar
didalam pendidikan dan pengajaran yang dijalankan.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan pembelajaran ialah
fungsi pemeliharaan yang pengembangan yang akan menghasilkan terpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif anak didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

12

Universitas Sumatera Utara

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran siswa dalam mengikuti
bimbingan belajar
2.2.1 Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku,

baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua,
yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat
secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya
implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
kesempatan dan penyusutan barang modal.
2.2.2 Motivasi
Motivasi (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan
seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan (Setiadi, 2003:93). Jika
seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia
akan terdorong untuk berperilaku menguasai obyek tersebut. Sebaliknya jika
motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang
bersangkutan (Setiadi, 2003:95).
2.2.3 Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Plummer (Olivia M. Kaparang, 2013)adalah cara hidup
individu yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya (pendapat).
Gaya hidup dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana pola aktivitas yang
dilakukan oleh individu khususnya dalam memanfaatkan waktu luang yang ia
miliki. Setiap tindakan yang dilakukan oleh individu akan selalu berdasarkan

dengan apa yang ia sukai atau sesuai dengan ketertarikannya terhadap sesuatu hal.
Pendapat seseorang terhadap dunia sekitar juga dapat menentukan tindakannya
dalam melakukan sesuatu. Pola tindakan inilah yang dapat menentukan pola
kehidupan seseorang dan menjadikannya sebagai gaya hidupnya

13

Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Sikap dan Keyakinan
Sikap merupakan suatu respon yang diberikan terhadap suatu objek tertentu.
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu.
Sikap dikonsepkan sebagai perasaan positif atau negatif.

2.3 Data
Data merupakan bentuk jamak dari datum yang merupakan informasi yang
diperoleh dari satu satuan amatan, pada umumnya informasi ini diperoleh melalui
observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap sekumpulan individu. Informasi
yang diperoleh memberikan gambaran, keterangan, atau fakta mengenai suatu
persoalan dalam bentuk kategorik, huruf atau bilangan (Sugiarto,dkk,2001).

2.3.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat ukur dalam penelitian, adapun data primernya dalam hal ini
adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa
data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek, jenis data yang dikumpulkan
bersifat kuantitatif. Daftar pertanyaan kuesioner akan disebarkan kepada siswa
kelas XII SMA Negeri 3 Medan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan
dan disusun terlebih dahulu sehingga responden tidak mempunyai kebebasan
untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan (dikategorikan).
A. Defenisi Operasional Variabel
1. Biaya (X1)
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses,
yang dinyatakan dengan satuan uang.
2. Motivasi (X2)
kekuatan penggerak dalam diri yang memaksa bertindak untuk memenuhi apa
yang diinginkan atau dibutuhkan.

14


Universitas Sumatera Utara

3. Gaya Hidup (X3)
cara

hidup

individu

yang diidentifikasikan oleh bagaimana

orang

menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
4. Sikap dan keyakinan (X4)
Penilaian evaluatif terhadap suatu obyek yang diminati.

2.3.2 Skala Pengukuran
Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
berupa kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala Likert. Setiap

pertanyaan mempunyai empat alternatif jawaban. Untuk mengukur faktor
yang berpengaruh digunakan skala likert dengan skor yang berbeda-beda
yaitu:
a.

Sangat setuju (SS) diberi skor 4

b.

Setuju (S) diberi skor 3

c.

Tidak setuju (TS) diberi skor 2

d.

Sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1
Sedangkan untuk mengukur keputusan sadar mengikuti bimbingan


belajar digunakan skala dikotomi dengan dua alternative jawaban dengan skor
yang berbeda, yaitu: diberi skor 1 untuk sadar, dan diberi skor 0 untuk
keputusan tidak sadar.
Pengkategorian variabel-variabel independent dilakukan dengan
metode median instrument. Menurut Azwar (dalam Jefrio, 2010:44) median
instrument didapat dari nilai tengah skor dikalikan dengan jumlah item
pertanyaan pada masing-masing blok yang mewakili tiap variable. Penentuan
pengkategorian tersebut adalah sebagai berikut:

15

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Kategori Variabel
Variabel

Kategori

Batasan Skor

(1)

(2)

(3)

Biaya

Motivasi

Gaya Hidup

Sikap dan keyakinan

2.3.3

1. Tinggi

Skor instrument > median instrument

0. Rendah

Skor instrument ≤ median instrumen

1. Tinggi

Skor instrument > median instrument

0. Rendah

Skor instrument ≤ median instrumen

1. Memiliki

Skor instrument > median instrument

0. Tidak Memiliki

Skor instrument ≤ median instrumen

1. Positif

Skor instrument > median instrument

0. Negatif

Skor instrument ≤ median instrumen

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk
memperoleh data yang dibutuhkan (Sugiarto dkk, 2001). Seperti yang telah
dipelajari metode pengumpulan data terdiri dari metode pengumpulan data primer
dan metode pengumpulan data sekunder.
a. Metode Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari
individu atau perorangan seperti hasil wawancara atau hasil dari pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Pelaksanaanya dapat dilakukan
dengan melakukan survei atau percobaan.
1. Survei
Survei dilakukan apabila data yang dicari sebenarnya sudah ada di
lapangan. Teknik pengumpulan data dengan cara survei bisa dilakukan
dengan:


Wawancara dengan responden. Wawancara atau interview
adalah suatu cara pengumpulan data dengan menanyakan
langsung kepada responden dalam suatu permasalahan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah disiapkan terlebih dahulu
sebagai kuesioner.
16

Universitas Sumatera Utara



Angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner adalah jawaban
tertulis dari responden atas kuesioner yang diberikan. Dengan
kuesioner, informasi yang dikumpulkan dapat lebih banyak dan
tersebar merata dalam satu wilayah walaupun kenyataannya
tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti.



Pooling (menggunakan telepon) atau melakukan observasi
langsung.

2. Percobaan (experiment)
Cara percobaan dilakukan apabila data yang ingin diperoleh belum
tersedia dan dengan demikian variabel yang akan diukur harus
dibangkitkan melalui suatu percobaan.
b. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metode ini sering disebut dengan metode menggunakan bahan dokumen,
karena dalam hal ini peneliti tidak secara langsung mengambil data
sendiri, tetapi meneliti dan memanfaatkan data atau dokumen yang
dihasilkan dari pihak-pihak lain. Data sekunder pada umumnya digunakan
oleh

peneliti

untuk

memberikan

gambaran

tambahan,

gambaran

perlengkapan ataupun untuk diperoses lebih lanjut.

2.3.4

Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang
ingin diteliti sedangkan sampel adalah sebagian anggota populasi yang dipilih
dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili
populasinya (Sugiarto dkk, 2001).
Suatu sampel yang baik atau benar akan dapat memberikan gambaran
yang sebenarnya tentang populasi sehingga jika suatu penelitian sampelnya tidak
diambil secara benar, maka hasilnya tidak akan dapat digeneralisasikan dan tidak
dapat memberikan hasil yang tepat dalam menggambarkan keadaan sebenarnya
dari populasi yang diteliti.

17

Universitas Sumatera Utara

Pengambilan sampel (sampling) adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga dapat
mewakili populasi tersebut.

2.3.5

Teknik Sampling

Secara garis besar metode penarikan sampel dapat dibagi menjadi dua yaitu
pemilihan sampel dari populasi secara acak (random atau probability sampling)
dan pemilihan sampel dari populasi secara tidak acak (nonrandom atau
nonprobability sampling). Pembagian dari kedua sampling tersebut dapat dilihat
pada bagan berikut (Mimmy, 2013):

Teknik Sampling

Probability

Acak
Sederhana

Sistematik

Non Probability

Berstrata

Berkelompok

(Statified)

(Cluster)

Convenience

Judgment

Quota

Snow
Ball

Gambar 2.2 Bagan Pembagian Teknik Sampling

2.4 Analisis Data
2.4.1

Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur
apa yang ingin diukur (Singarimbun, 2006). Metode pengujian validitas yang
digunakan adalah validitas konstruk. Langkah pengujian validitas, yaitu :
a.

Mendefenisikan secara operasional konsep yang akan diukur

b.

Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden

c.

Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
18

Universitas Sumatera Utara

d.

Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total
dengan menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”, yang
rumusnya seperti berikut:
=



∑(

)









∑(

)



di mana:
n

= sampel yang akan diteliti

X

= adalah variabel independen

Y

= variabel dependen

Item Instrumen dianggap Valid jika angka korelasi lebih besar dari 0,3
atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel
maka instrument menjadi valid.

2.4.2

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien,
maka alat pengukur tersebut reliabel. Adapun teknik perhitungan reliabel ada
beberapa cara, yaitu sebagai berikut :
1. Teknik Pengukuran Ulang (Testretest)
Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya
perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara
pertama dengan jawaban pada wawancara kedua.
2. Teknik Belah Dua
Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas
alat pengukur, maka alat pengukur yang disususn harus memiliki cukup
banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.
19

Universitas Sumatera Utara

3. Teknik Bentuk Paralel
Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat
pengukur yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut
diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk
masing-masing jenis.
4. Internal Consistency Reliability
Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item
instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai
dengan yang melandasinya. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha> 0,60 (Ghozali, 2005) . Rumus
cronbach alpha adalah sebagai berikut:
[

][





]

Keterangan
= koefisien reliabilitas Cronbach Alpha
k

= jumlah pertanyaan

1

= nilai peluang
= nilai varians jawaban itme ke-

.



= nilai varians skor total

2.5 Regresi
2.5.1 Pengertian Regresi
Suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan
antara dua variabel atau lebih, dengan tujuan untuk membuat prediksi nilai suatu
variabel dependen melalui variabel independen.

20

Universitas Sumatera Utara

Analisis regresi adalah teknik statistik untuk memeriksa dan memodelkan
hubungan diantara variabel-variabel. Analisis regresi dapat digunakan untuk dua
hal pokok, yaitu:
a. Untuk memperoleh suatu persamaan dari garis yang menunjukkan persamaan
hubungan antara dua variabel. Persamaan dan garis yang dihasilkan bisa
berupa persamaan garis bentuk linier maupun nonlinear.
b. Untuk menaksir suatu variabel yang disebut variabel tak bebas (terikat)
dengan variabel lain yang disebut variabel bebas berdasarkan hubungan yang
ditunjukkan persamaan regresi tersebut.
Berdasarkan amatan dan analisis data, penyelesaian regresi ini dapat berupa
persamaan linier maupun nonlinier. Oleh karena itu analisis regresi ini terbagi atas
regresi linier dan regresi nonlinear. Yang termasuk kedalam regresi linear adalah
regresi linier sederhana, regresi linear berganda, dan sebagainya. Sedangkan yang
termasuk kedalam regresi nonlinear adalah regresi model parabola kuadratik,
model parabola kubik, model eksponen, model geometrik, regresi logistik, dan
sebagainya (Mimmy, 2013).

2.5.2 Regresi Logistik
Metode regresi merupakan analisis data yang mendeskripsikan antara sebuah
variabel respon dan satu atau lebih variabel penjelas atau prediktor (Hosmer dan
Lemeshow, 2000). Perbedaan regresi sederhana dan regresi logistik adalah
variabel respon. Regresi logistik merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk mencari hubungan variabel respon yang bersifat dichotomous
(berskala nominal atau ordinal dengan dua kategori) atau polychotomous
(mempunyai skala nominal atau ordinal dengan lebih dari kategori) dengan satu
atau lebih variabel prediktor. Sedangkan variabel respon bersifat kontinyu atau
kategorik (Agresti, 1990).
Regresi logistik berdasarkan jenis skala data variabel respon yang
digunakan dibagi menjadi 3 macam, yaitu regresi logistik biner, multinomial, dan
regresi logistik ordinal.

21

Universitas Sumatera Utara

1. Regresi Logistik Biner (Binary Logistic Regression)
Sebelum melakukan pengolahan dengan menggunakan program paket
SPSS 13.0 maka data yang akan digunakan haruslah disesuaikan terlebih
dahulu. Pada regresi logistik biner, data variabel respon yang digunakan
adalah data dengan skala nominal dengan hanya berupa 2 kategori yaitu
“sukses” atau “gagal” misalnya: ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, hadirabsen, laki-perempuan, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat
berupa data dengan skala ordinal (seringkali digunakan pada kasuskasus/penelitian sosial kemasyarakatan) ataupun data dengan skala rasio
(seringkali dijumpai pada penelitian industri).
2. Regresi Logistik Multinomial (Multinomial Logistic Regression)
Pada regresi logistik multinomial, data variabel respon yang digunakan
adalah data berskala nominal dengan lebih dari 2 kategori, misalnya:
agama, warna lampu lalu lintas, dst. Sedangkan data variabel prediktor
dapat berupa data dengan skala ordinal ataupun rasio.
3. Regresi Logistik Ordinal (Ordinal Logistic Regression)
Pada regresi logistik ordinal, data variabel respon yang digunakan adalah
data berskala ordinal dengan 2 atau lebih kategori, misalnya: setuju-tidak
setuju, setuju-biasa-tidak setuju, sangat setuju-setuju-biasa-tidak setujusangat tidak setuju, dst. Sedangkan data variabel prediktor dapat berupa
data ordinal ataupun rasio.
Analisis regresi logistik merupakan salah satu pendekatan model matematis yang
digunakan untuk menganilisis hubungan satu atau dua variabel independen
dengan sebuah variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom/binary.
Variabel kategorik yang dikotom merupakan variabel yang mempunyai dua nilai
variasi yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang diberi
skor 0 atau 1 yaitu dalam hal ini mengenai kesadaran mengikuti bimbingan belajar
yaitu sadar atau tidak sadar (Sri Pingit Wulandari dkk, 2009).

22

Universitas Sumatera Utara

2.5.3. Persamaan Regresi Logistik
Regresi

logistik

adalah

suatu

analisis

regresi

yang

digunakan

untuk

menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan sekumpulan variabel
prediktor di mana variabel respon bersifat biner atau dikotomus. Variabel
dikotomus adalah variabel yang hanya mempunyai dua kemungkinan nilai,
misalnya sukses dan gagal, sedang variabel prediktor sering disebut juga
covariate. Dengan demikian dihasikan persamaan sebagai berikut:

Model regresi logistik univariat yaitu (Hosmer, 2000):

π(x) =
di mana:
π(x) = probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen)
= konstanta
= koefisien regresi
x

= variabel independen

e

= bilangan natural (2,7182818...)

Model regresi logistik multivariat

π(x) =
di mana:
π(x)

= probabilitas sukses dari variabel x (variabel dependen)
= konstanta
= koefisien regresi

xi

= variabel independen

i

= 1,2,3,..,k

e

= bilangan natural (2,7182818...)

23

Universitas Sumatera Utara

Statistik Wald untuk uji signifikansi parameter regresi logistik digunakan
untuk melihat apakah suatu variabel independen (prediktor) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (respon). Hipotesis
pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0

:

= 0 , variabel

H1

:

≠ 0 , variabel

tidak memiliki pengaruh yang signifikan
memiliki pengaruh yang signifikan

=
H0 ditolak jika nilai uji W2(Wald) ≥
H0 diterima jika nilai uji W2(Wald) <

(df:α)

atau p_value < α

(df:α)

atau p_value > α

di mana:
= uji wald ke-i
= nilai koefisien regresi logistik untuk variable ke-i
= nilai standart eror untuk variable ke-i

24

Universitas Sumatera Utara