Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Lembaga perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sebagaimana pengertian bank menurut UU No.
10 tahun 1998 pasal 1, yaitu bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Bank Indonesia selaku bank sentral dan pengawas kegiatan perbankan di
Indonesia bertugas untuk mempertahankan dan memelihara sistem perbankan
yang sehat. Kestabilan perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian.
Kestabilan ini tidak hanya dilihat dari jumlah uang yang beredar namun juga
dilihat dari jumlah bank yang ada sebagai perangkat penyelenggaran keuangan.
Maka dari itu, Bank Indonesia memberikan ketentuan ukuran penilaian tingkat
kesehatan bank. Selain itu Bank Indonesia juga mengeluarkan peraturan yang
mewajibkan suatu bank untuk meberikan informasi keuangan secara lengkap yaitu
dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, perihal
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dimana bank diwajibkan untuk
menyampaikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan kegiatan usaha
bank kepada publik dan Bank Indonesia secara tahunan serta bank wajib

melakukan penilaian tingkat kesehatan bank. Oleh karena itu dalam menjalankan
fungsi-fungsi tersebut, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

11
Universitas Sumatera Utara

Bank dikatakan sehat apabila dapat melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan
baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Dengan mengetahui tingkat kesehatan bank maka seluruh pihak yang terkait dapat
mengukur sejauh mana pengelolaan bank telah sesuai dengan asas pengelolaan
bank yang sehat dan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Selain itu tingkat
kesehatan bank juga bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi kinerja bank dalam
kegiatan operasional sehingga bank dapat mengoptimalkan keuntungan dan
kemungkinan kegagalan atau kebangkrutan dapat dihindari.
Salah satu indikator tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan bank.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari suatu proses kegiatan akuntansi
perusahaan yang dihasilkan oleh pihak manajemen memberikan informasi
mengenai prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar untuk
membuat proyeksi dan peramalan terhadap pengambilan kebijakan di masa depan.

Berdasarkan laporan tersebut akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang
lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Dengan melakukan
analisis rasio-rasio keuangan terhadap komponen laporan keuangan dapat
diketahui seberapa baik kinerja bank tersebut. Hal ini penting karena penurunan
kinerja bank dapat berakibat buruk.
Dalam hal ini laba dapat digunakan sebagai ukuran prestasi yang dicapai
dalam suatu perusahaan. Perubahan laba dianggap penting karena berkaitan
dengan profitabilitas bank. Perubahan laba yang terus meningkat atau dengan kata
lain semakin tumbuh dapat berdampak pada aktivitas operasional bank karena

12
Universitas Sumatera Utara

mampu memperkuat modal bank. Laba yang terus tumbuh dapat mengindikasikan
bahwa perusahaan perbankan secara periodik mengalami peningkatan efisiensi
dan efektivitas dalam kegiatan operasionalnya.
Bagi para investor yang melihat peningkatan pertumbuhan laba yang ada
pada suatu perusahaan perbankan akan mempengaruhi keputusan investasi
mereka, karena investor tentu mengharapkan laba perusahaan perbankan pada
periode berikutnya lebih baik dari periode sebelumnya. Dengan mengetahui

bahwa laba dari suatu perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan secara terus
menerus akan memancing investor lain karena berkaitan dengan deviden yang
diberikan tentunya akan semakin besar. Dengan begitu manfaat yang didapat
perusahaan perbankan akan memiliki tambahan modal yang dapat dialokasikan
untuk melakukan ekspansi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan laba.
Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek
pertumbuhan labanya ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah
satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan
dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi
keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy
ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio
(LDR), dan Pertumbuhan Laba. Dalam penelitian ini aspek manajemen diukur
dengan Net Profit Margin (NPM) alasannya karena komponen-komponen
penilaian faktor manajemen suatu bank yang terdiri dari manajemen permodalan,

13
Universitas Sumatera Utara


manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank terhadap peraturan
yang berlaku pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perolehan laba. Dengan
kata lain rasio-rasio keuangan tersebut kita gunakan untuk mempengaruhi tingkat
kesehatan bank dengan pertumbuhan laba bank setiap tahunnya.
Rasio kecukupan modal (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menyanggah atau menunjang aktiva
yang mengandung resiko (terutama kredit dan aktiva lainnya seperti penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain). Rasio ini juga merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian bank yang disebankan oleh aktiva yang beresiko (Dendawijaya
2005:121).
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang sehat harus memliki
CAR paling sedikit 8%, apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil (lebih rendah
dari standar BI) akan menimbulkan situasi likuid, sedangkan apabila jumlah
aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat banyaknya dana yang menganggur,
semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang pada
akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba (Taswan, 2010).
Non performing loan (NPL) merupakan suatu keadaan dimana nasabah
sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewaibannya pada bank
seperti yang telah diperjanjikan Mudrajad (2002:462). NPL mencerminkan risiko

kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi oleh pihak bank dimana tidak
terbayarnya kredit yang telah diberikan. Meningkatnya Non Performing Loan
(NPL) ini jika dibiarkan secara terus menerus akan memberikan pengaruh negatif

14
Universitas Sumatera Utara

pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah
modal yang dimiliki oleh bank sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan laba,
jika bank tidak lagi menerima angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan, maka dikhawatirkan hal ini akan terus memperburuk kondisi bank.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menurut kamus
keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas
operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya.
Menurut Dendawijaya (2005), rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin rendah

BOPO berarti


semakin

efisien bank tersebut

dalam

mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka
keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang sangat erat kaitannya
dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen. Jadi dapat dikatakan
bahwa Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Semakin
besar NPM akan semakin baik bagi perusahaan dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.
Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur
perbandingan jumlah kredit yan diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuditasnya (Rivai, et al, 2007:394). Tingkat Loan to


15
Universitas Sumatera Utara

Deposit Ratio (LDR) suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat LDR.
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada
tingkat 85% - 100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal
29 Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, Bank Indonesia akan
memperlakukan peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 yang berisi
ketentuan standar LDR pada tingkat 78% - 100%.
Adapun data tentang pergerakan rasio-rasio keuangan beberapa bank yang
go public di Bursa Efek Indonesia yang tercatat di Annual Report periode 20102013 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1.
CAR, NPL, NPM, BOPO, LDR dan Laba Bersih
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No
.

KOD
E

BAN
K

TAHU
N
2010
2011

1.

BABP
2012
2013

2.

3.

CA
R

(%)
12.5
5
10.1
2
11.2
1
13.0
9

NPL
(%)

NP
M
(%)

BOP
O
(%)


4.34

3.10

94.60

6.25

12.7
1

114.6
3

5.78

0.13

99.68


10.7
0
21.8
4
27.9
2
29.4
8
31.7
8
33.5
2

107.7
7

84.9
6
84.9
3
79.4
8
80.1
4

76

70.2

4.102

72.6

70.4

5.808

71

77.5

7.048

67.1

85.3

9.058

66.43

65.4
4

9.369

4.88

2010

18.6

4.3

2011

17.6

3.6

2012

16.7

2.8

2013

15.1

2.2

2010

13.3
6

2.21

BBNI

BMRI

LD
R
(%)

LABA
BERSIH
(Rp juta)
28.203
(113.618)
1.036
(81.740)

16
Universitas Sumatera Utara

15.3
2.18
4
15.4
2012
1.74
8
14.9
2013
1.60
3
Sumber: IDX 2015 (Data Diolah)
2011

37.8
5
40.6
9
39.6
7

67.22
63.93
62.41

71.6
5
77.6
6
82.9
7

12.695
16.043
18.829

Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa pada Bank MNC, Tbk (BABP) CAR
mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 dan terendah di tahun
2011, NPL cukup tinggi disetiap tahunnya dan berfluktuasi pada tahun 2011
merupakan yang tertinggi hingga mencapai 6,25% dan terendah sebesar 4,34% di
tahun 2010. Selanjutnya NPM juga mengalami fluktuasi yang tinggi dengan nilai
tertinggi sebesar 12,71% tahun 2011 dan terendah di tahun 2012. Demikian juga
halnya dengan BOPO mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi sebesar 114,63%
di tahun 2011 dan terendah sebesar 94,60% ditahun 2010. Sedangkan LDR
cenderung lebih stabil dengan nilai tertinggi sebesar 84,96% ditahun 2010 dan
terendah sebesar 79,48% di tahun 2012. Laba bersih bernilai positif ditahun 2010
sebesar Rp. 28.203 dan ditahun 2012 sebesar 1.036 namun laba bersih bernilai
negatif di tahun 2011 dan 2013 masing-masing sebesar Rp. 113.618 dan Rp.
81.740.
Dengan demikian, pada Bank MNC, Tbk terlihat bahwa peningkatan
maupun penurunan yang terjadi pada rasio CAMEL juga terjadi pada laba bersih,
namun berbagai perubahan yang terjadi pada rasio CAMEL tidak selalu mampu
mendorong meningkatnya laba bersih. Fluktuasi yang terjadi pada CAR, NPM,
dan LDR tidak sesuai dengan fluktuasi yang terjadi pada laba bersih, disaat CAR,
NPM, dan LDR meningkat ternyata tidak diiringi dengan meningkatnya laba

17
Universitas Sumatera Utara

bersih, bahkan laba bersih bernilai negatif atau mengalami kerugian. Sedangkan
NPL dan BOPO relatif lebih sesuai dengan perubahan laba bersih. Disaat NPL
meningkat secara signifikan, laba bank mengalami kerugian tertinggi demikian
halnya dengan BOPO saat BOPO meningkat, laba bersih mengalami penurunan
yang signifikan.
Pada Bank BNI, Tbk., terlihat bahwa variabel CAR, NPL, dan BOPO
mengalami penurunan secara berturut disetiap tahunnya. Sedangkan NPM dan
LDR justru mengalami peningkatan disetiap tahunnya searah dengan peningkatan
yang terjadi pada laba bersih.
Dengan demikian, disaat CAR tertinggi terjadi ditahun 2010 justru laba
bersih yang dicapai merupakan yang terendah sebaliknya saat CAR terendah
ditahun 2013 laba bersih mencapai angka tertingginya sebesar Rp. 9.058.
selanjutnya pergerakan yang terjadi pada NPL dan BOPO sesuai dengan
peningkatan pada laba bersih, saat NPL tinggi, laba bersih rendah dan saat NPL
dan BOPO tinggi laba bersih meningkat. Selanjutnya peningkatan yang terjadi
pada NPM dan LDR seiring dengan meningkatnya laba bersih selama periode
2010-2013.
Pada Bank Mandiri (Persero), Tbk terlihat bahwa CAR dan LDR
mengalami peningkatan selama periode 2010-2013. NPL mengalami penurunan
disetiap tahunnya sedangakan NPM dan BOPO mengalami fluktuasi namun tidak
begitu siginifikan. Selanjutnya laba bersih mengalami peningkatan selama periode
2010-2013. Dengan demikian, pada Bank Mandiri (Persero), Tbk menunjukkan
bahwa terdapat kesesuaian antara peningkatan CAR dan LDR serta penurunan

18
Universitas Sumatera Utara

NPL dengan peningkatan yang terjadi pada laba bersih selama periode 2010-2013.
Sedangkan fluktuasi yang terjadi pada NPM dan BOPO

tidak menyebabkan

fluktuasi pada laba bersih, justru berturut-turut, laba bersih mengalami
peningkatan disetiap tahunnya.
Dari uraian tersebut, menunjukkan bahwa rasio CAMEL yang digunakan
pada beberapa bank tersebut, terdapat tingkat keseuaian yang berbeda-beda untuk
masing-masing bank.

Beberapa rasio CAMEL searah dengan peningkatan

maupun penurunan yang terjadi pada laba bersih namun ditahun lainnya
perubahan yang terjadi pada rasio CAMEL terjadi ketidaksesuaian dengan
perubahan yang terjadi pada laba bersih. Dengan demikian, secara umum pada
beberapa bank tesebut, masih ditemukan konsistensi antara rasio CAMEL dengan
laba bersih pada periode 2010-2013.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio CAMEL terhadap
Pertumbuhan Laba Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net
Profit Margin (NPM), Biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 20102013?”

19
Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis pengaruh rasio CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Deposit
Ratio (LDR), terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, yaitu :
a. Bagi Perusahaan Perbankan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam mengetahui
diantara variabel CAMEL tersebut mana yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba perbankan.
b. Bagi Peneliti
Hasil temuan ini dapat memberikan gambaran nyata mengenai rasio capital,
assets, management, earning, dan liquidity dan pengaruhnya terhadap
pertumbuhan laba pada perbankan di Indonesia.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi tambahan
atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
sama di masa yang akan datang.

20
Universitas Sumatera Utara