Pengaruh Rasio Camel Terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

(1)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Bank

Menurut UU RI nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya”.

Definisi bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yaitu “bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah untuk menarik minat masyarakat sehingga menyimpan uangnya ke bank. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.Kegiatan bank lainnya adalah menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter.


(2)

15 2.2. Fungsi Bank

Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”. Menurut Triandaru dan Budisantoso (2008) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development, dan agent of service.

a. Agent of trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada waktu yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

Begitu juga sebaliknya pihak bank sendiri akan mau menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan dan debitor tunduk pada peraturan yang dikeluarkan pihak bank sehingga pihak bank percaya bahwa debitor tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitor akan mengelola dana pinjaman dengan baik dan debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.

b. Agent of development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling memengaruhi. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.

Kegiatan bank berupa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi. Kegiatan ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Bank bertindak sebagai


(3)

16 penyedia dan penghimpun dana.Apabila kegiatanini lancar maka kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat pun lancar.

c. Agent of service

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

Jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Bank menyediakan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman. Dari ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution).


(4)

17 2.3. Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu laporan neraca, dan laporan laba rugi.

Dalam laporan keuangan termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis kekayaan yang dimiliki (disisi aktiva). Kemudian juga akan tergambar kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang serta ekuitas (modal sendiri) yang dimilikinya. Informasi yang memuat seperti diatas tergambar dalam laporan keuangan yang kita sebut neraca. Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi.Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas.

Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang


(5)

18 bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan oleh perusahaan.

2.4. Analisis Kinerja Bank

Laporan keuangan perbankan sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan agar nantinya para pengguna laporan keuangan ini dapat mengetahui kondisi bank tersebut. Laporan keuangan yang disajikan haruslah dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Agar laporan ini dapat dibaca dan mudah untuk dipahami, maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu sehingga laporan keuangan dapat memberikan apa yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan ini. Dendawijaya (2005) menjabarkan rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja bank adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku.

1. Rasio Likuiditas

Menurut Dendawijaya (2005) suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank dapat memenuhi semua kewajibannya, khususnya kewajiban jangka pendek yang berkaitandengan simpanan masyarakat (simpanan, tabungan, giro) dan bank mampu memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Dalam rasio

likuiditas, rasio yang dapat diukur antara lain:Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio


(6)

19 2. Rasio Solvabilitas (Capital)

Menurut Dendawijaya (2005) rasio solvabilitas digunakan untuk mengukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian–kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak dipakai dan lain-lain, alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Rasio ini dapat diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

3. Rasio Rentabilitas

Menurut Dendawijaya (2005) rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pada rasio rentabilitas, rasio yang dapat diukur antara lain : return on assets, biaya operasi/pendapatan operasi, gross profit margin dan net profit margin.

4. Rasio Resiko Usaha Bank

Menurut Dendawijaya (2005) resiko-resiko yang dihadapi oleh perbankan dapat diukur secarakuantitatif antara lain dengan : deposit risk ratio dan interest risk rate.


(7)

20 5. Rasio Efisiensi Usaha

Menurut Dendawijaya (2005) rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank, menilai apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio-rasio yang digunakan antara lain : leverage multiplier ratio, assets utilazation ratio dan operating ratio.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunankondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan. Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit dan analis saham (Dendawijaya, 2005).

2.5. Penilaian Rasio CAMEL

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari :


(8)

21 a. Permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalanantara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponensebagai berikut:

1) kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku;

2) komposisi permodalan;

3) trend ke depan/proyeksi KPMM;

4) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan denganmodal Bank;

5) kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan);

6) rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhanusaha; 7) akses kepada sumber permodalan; dan

8) kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkanpermodalan Bank.

b. Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:

1) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan totalaktiva produktif;

2) debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan totalkredit;

3) perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performingassetdibandingkan dengan aktiva produktif;

4) tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktivaproduktif (PPAP);

5) kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;

6) sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif; 7) dokumentasi aktiva produktif; dan

8) kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah. c. Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

1) manajemen umum;

2) penerapan sistem manajemen risiko; dan

3) kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku sertakomitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

d. Rentabilitas (Earnings)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:

1) return on assets (ROA); 2) return on equity (ROE); 3) net interest margin (NIM);


(9)

22 4) Biaya Operasional dibandingkan dengan PendapatanOperasional

(BOPO);

5) perkembangan laba operasional;

6) komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasipendapatan; 7) penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan danbiaya;

dan

8) prospek laba operasional. e. Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditasantara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponensebagai berikut:

1) aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan;

2) 1-month maturity mismatch ratio; 3) Loan to Deposit Ratio (LDR);

4) proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;

5) ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;

6) kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilitiesmanagement/ALMA);

7) kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan

8) stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitasterhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaianterhadap komponen-komponen sebagai berikut:

1) modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasisuku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibatfluktuasi (adverse movement) suku bunga;

2) modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasinilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibatfluktuasi

(adverse movement) nilai tukar; dan

3) kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

2.6. Pertumbuhan Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.


(10)

23 Pengertian laba menurut Harahap (2008)“laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan laba menjadiinformasi yang sangat penting bagi banyak orangantara lain adalahpengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.Pertumbuhan laba dari tahun ketahun juga dijadikan sebagai dasar pengukuranefisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian dividen masa depan. Pertumbuhan labaakan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan caloninvestor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.


(11)

24 2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian Rina Ani Sapariyah (2009) Pengaruh RasioCapital, Assets, Earningdan Liquidityterhadap Pertumbuhan Labapada Perbankandi Indonesia (Studi Empirispada Perbankan di Indonesia)

1. CAR, 2. NPL, 3. LDR, 4. BO/PO, 5. Pertumbuhan Laba Analisis Regresi Berganda Pengujian dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sandra Dewi dan Gede Merta Sudiartha (2011)

Pengaruh Rasio CAEL terhadap Kinerja Keuangan Bankyang terdaftardi PT. Bursa Efek Indonesia. 1.CAR, 2.NPL 3.BOPO 4.LDR, 5.Pertumbuhan Laba Analisis Regresi Berganda Rasio CAR, NPL, BOPO, LDR secara parsial dan positiftidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Secara simultan variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(12)

25 kinerja keuangan perbankan. Erwinargo Ismanto (2012) Pengaruh Tingkat Kesehatan Bankterhadap Pertumbuhan Laba pada Industri Perbankanyangterdaftardi Bursa Efek Indonesia.

1.CAR, 2.APB, 3.PPAP 4.BOPO, 5.ROA, 6.Pertumbuhan Laba ANOVA atau Kruskal-Wallis test Hasil penelitian menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,018 (1,8%) yangartinya terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank. 2.8. Kerangka Konseptual

Peningkatan kinerja perbankan memiliki pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perbankan maka perolehan laba akan meningkat. Penggunaan Rasio Capital Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan(NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai pengukur kinerja bank dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh dari setiap rasio tersebut terhadap Pertumbuhan Laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Pertumbuhan Laba.

Menurut Dendawijaya (2005) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung


(13)

26 resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang). Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk memperhatikan kemampuan membayar dari debitur, sebagai antisipasi bank atas potensi kerugian dari kredit bermasalah.Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar yang akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Kasmir (2008) Net Profit Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya,Semakin besarNPMakan semakin baik bagi perusahaan dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Dendawijaya (2005)Return on Assetdigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposite Ratio (LDR)adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya


(14)

27 kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap[ pertumbuhan laba.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Rasio CAMEL yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan variabel (X), digunakan untuk mengukur pertumbuhan labaperbankan (Y), dimana data yang diolah berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

RASIO CAMEL

Pertumbuhan Laba (Y)

Return on Asset (ROA) (X4) Loan to Deposit Ratio (LDR) (X5) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) Non Performing Loan (NPL) ( X2) Net Profit Margin (NPM) (X3)


(15)

28 H2 :Non Performing Loan (NPL)memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba perbankan.

H3 : Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

H4 : Return on Asset (ROA)memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

H5 : Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.


(1)

23 Pengertian laba menurut Harahap (2008)“laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan laba menjadiinformasi yang sangat penting bagi banyak orangantara lain adalahpengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.Pertumbuhan laba dari tahun ketahun juga dijadikan sebagai dasar pengukuranefisiensi manajemen dan membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian dividen masa depan. Pertumbuhan labaakan berpengaruh terhadap keputusan investasi para investor dan caloninvestor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.


(2)

24 2.7. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian Metode Analisis Data Hasil Penelitian Rina Ani Sapariyah (2009) Pengaruh RasioCapital, Assets, Earningdan Liquidityterhadap Pertumbuhan Labapada Perbankandi Indonesia (Studi Empirispada Perbankan di Indonesia)

1. CAR, 2. NPL, 3. LDR, 4. BO/PO, 5. Pertumbuhan Laba Analisis Regresi Berganda Pengujian dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat hubungan antara pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sandra Dewi dan Gede Merta Sudiartha (2011)

Pengaruh Rasio CAEL terhadap Kinerja Keuangan Bankyang terdaftardi PT. Bursa Efek Indonesia. 1.CAR, 2.NPL 3.BOPO 4.LDR, 5.Pertumbuhan Laba Analisis Regresi Berganda Rasio CAR, NPL, BOPO, LDR secara parsial dan positiftidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Secara simultan variabel CAR, NPL, BOPO, dan LDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap


(3)

25 kinerja keuangan perbankan. Erwinargo

Ismanto (2012)

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bankterhadap Pertumbuhan Laba pada Industri

Perbankanyangterdaftardi Bursa Efek Indonesia.

1.CAR, 2.APB, 3.PPAP 4.BOPO, 5.ROA,

6.Pertumbuhan Laba

ANOVA atau Kruskal-Wallis test

Hasil penelitian menunjukan nilai

probabilitas sebesar 0,018 (1,8%) yangartinya terdapat hubungan antara

pertumbuhan laba dengan tingkat kesehatan bank. 2.8. Kerangka Konseptual

Peningkatan kinerja perbankan memiliki pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perbankan maka perolehan laba akan meningkat. Penggunaan Rasio Capital Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan(NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai pengukur kinerja bank dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh dari setiap rasio tersebut terhadap Pertumbuhan Laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA),Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Pertumbuhan Laba.

Menurut Dendawijaya (2005) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung


(4)

26 resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang). Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk memperhatikan kemampuan membayar dari debitur, sebagai antisipasi bank atas potensi kerugian dari kredit bermasalah.Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar yang akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Kasmir (2008) Net Profit Margin merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya,Semakin besarNPMakan semakin baik bagi perusahaan dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

Menurut Dendawijaya (2005)Return on Assetdigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Menurut Dendawijaya (2005) Loan to Deposite Ratio (LDR)adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya


(5)

27 kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap[ pertumbuhan laba.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan bahwa Rasio CAMEL yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio(CAR),Non Performing Loan (NPL),Net Profit Margin(NPM),Return on Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan variabel (X), digunakan untuk mengukur pertumbuhan labaperbankan (Y), dimana data yang diolah berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

RASIO CAMEL

Pertumbuhan Laba (Y)

Return on Asset (ROA) (X4) Loan to Deposit Ratio (LDR) (X5) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1) Non Performing Loan (NPL) ( X2) Net Profit Margin (NPM) (X3)


(6)

28 H2 :Non Performing Loan (NPL)memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba perbankan.

H3 : Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

H4 : Return on Asset (ROA)memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.

H5 : Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perbankan.