Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Pertumbuhan Laba Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank
Menurut UU RI Nomor 10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan
“bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, dapat
disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.”
Definisi bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yaitu “bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak”.
Sedangkan pengertian lembaga keuangan menurut Kasmir (2012:12) adalah
“setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di masa kegiatannya baik
hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya
menghimpun dan menyalurkan dana”. Bank mempunyai 3(tiga) kegiatan utama,
yaitu :
1. Menghimpun Dana
Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dari masyarakat,

kegiatan ini biasanya disebut funding. Adapun bentuk dari kegiatan ini yaitu :

21
Universitas Sumatera Utara

a. Giro
Rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai
atau bilyet giro untuk pemindahbukuan, sedangan cek atau bilyet giro ini
oleh pemilikinya dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
b. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara
deposan dan bank.
c. Tabungan
Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Menyalurkan Dana
Menyalurkan dana biasanya dalam bentuk kredit, dimana dananya berasal dari

kegiatan bank yang pertama yaitu menghimpun dana. Berdasarkan UU No. 10
tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan,
yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kegiatan
penyaluran dana ini biasanya sering disebut dengan istilah lending.

22
Universitas Sumatera Utara

3. Memberikan Jasa Bank Lainnya
Memberikan jasa bank lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama, yaitu kegaitan menghimpun dan menyalurkan dana. Jasa
perbankan lainnya meliputi :
a. Jasa menerima setoran seperti pembayaran telpon, pajak, air, uang kuliah
dan listrik.
b. Jasa melayani pembayaran seperti pembayaran gaji, pension,bonus, kupon,
hadiah dan deviden.
c. Jasa Pengiriman Uang (transfer)

Merupakan jasa pengriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat
dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman
uang juga dapat dilakukan dengan tujuan dala kota, luar kota, atau luar
negeri. Khusus untuk pengiriman uang keluar negeri harus melalui bank
devisa.
d. Jasa Letter Of Credit
Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importer
yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor impor
yang mereka lakukan. Dalam transaksi ini terdapat berbagai macam jenis
L/C, sehingga nasabah dapat meminta sesuai dengan kondisi yang
diinginkannya.
e. Jasa Kliring
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet giro)
yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya

23
Universitas Sumatera Utara

memakan waktu 1(satu) hari. Besarnya biaya penagihan tergantung dari
bank yang bersangkutan.

f. Jasa Money Changer
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank, notes bank
menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing)
g. Jasa Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam rangka
membiayai suatu usaha.
h. Jasa Safe Deposit Box
Safe Deposit Box ini memberikan layanan penyewaan box atau kotak

pengamanan tempat menyimpan surat-berharga atau barang-barang
berharga yang disimpan didalam box tersebut aman dai pencurian dan
kebakaran.
i. Jasa Travelers Cheque
Merupakan cek perjanalan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran
diberbagai tempat pembelanjaan atau hiburan seperti hotel atau
supermarket.
j. Jasa Bank Lainnya
Kelengkapan jenis yang diberikan bank yang ditentukan dari permodalan
bank serta kesiapan bank, banyak jasa yang diberikan bank maka akan

semakin baik.

24
Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Sumber Dana Bank
Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun
dana dari masyarakat (Kasmir, 2012:50). Dalam menghimpun dana tersebut,
sudah tentu bank harus mengenal sumber-sumber dana yang terdapat di
dalam berbagai lapisan masyarakat dengan bentuk yang berbeda-beda pula.
Sumber-sumber dana bank dapat diperoleh dari :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal
sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya.
Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham.
b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan – cadangan
bank pada tahun lalu yang tidak dapat dibagi kepada para pemegang
sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba
yang akan dating.

c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum
dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai modal untuk sementara waktu.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
bank dan merupakan ukuran / keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Sumber dana yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

25
Universitas Sumatera Utara

- Simpanan Giro
- Simpanan Tabungan
- Simpanan Deposit
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana dari bank itu sendiri dan
masyarakat luas. Peroleh dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh
dari:

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan dana yang
diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan
likuiditasnya.
b. Pinjaman antar bank (call money). Biasanya pinjaman ini diberikan
kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga
kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang
diperoleh perbankan dari pihak luar negeri.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.

2.1.2. Fungsi Bank
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai “financial intermediary”. Menurut Triandaru dan

26
Universitas Sumatera Utara


Budisantoso (2006:9) secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai
berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan.

Masyarakat

percaya

bahwa

uangnya

tidak

akan


disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak
akan bangkrut, dan pada waktu yang telah dijanjikan simpanan tersebut
dapat ditarik kembali dari bank.
Begitu juga sebaliknya pihak bank sendiri akan mau menyalurkan
dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan dan debitor tunduk pada peraturan yang dikeluarkan pihak
bank sehingga pihak

bank percaya

bahwa debitor tidak

akan

menyalahgunakan pinjamannya, debitor akan mengelola danan pinjaman
dengan baik dan debitor akan mempunyai kemampuan untuk membayar
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
b. Agent of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor
rill tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan

saling mempengaruhi. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan
penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian
di sektor rill.

27
Universitas Sumatera Utara

Kegiatan bank berupa kegiatan investasi – distribusi – konsumsi.
Kegiatan ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunan uang. Bank
bertindak sebagai penyedia dan penghimpun dana. Apabila kegiatan ini
lancar maka kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat pun
lancar.
c. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa
jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.
Jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu

negara. Bank menyediakan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah.
Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini
adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa
adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya
dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Dengan
menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi
dan pemanfaatan yang lebih produktif.
Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan
meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku

28
Universitas Sumatera Utara

seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat
dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Dari ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran
yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian,
sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan
(financial intermediary institution).

2.2. Laporan Keuangan Bank
Dalam rangka peningkatan transparasi kondisi keuangan, berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 14 Desember 2001, bank
wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan
yang terdiri dari :
1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan adalah laporan lengkap
mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan adalah laporan keuangan yang
disusun

berdasarkan

standar

akuntansi

keuangan

yang berlaku

dan

dipublikasikan setiap triwulan.
3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan adalah laporan keuangan yang disusun
berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan bank kepada Bank
Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
4. Laporan Keuangan Konsolidasi Bank yang merupakan bagian dari suatu
kelompok usaha dan atau memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan
keuangan konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

29
Universitas Sumatera Utara

yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia.
Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Menurut
PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, laporan keuangan bank terdiri atas:
1. Neraca
Bank

menyajikan

aset

dan

kewajiban

dalam

neraca

berdasarkan

karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan dan
beban, serta membedakan antara unsur-unsur pendapatan dan beban yang
berasal dari kegiatan operasional dan non-operasional.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih
atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip
pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan
keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

30
Universitas Sumatera Utara

2.3. Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan
tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusankeputusan investasi dan pendanaan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan
keuangan harus memberikan informasi:
1. untuk keputusan investasi dan kredit,
2. mengenai jumlah dan timing arus kas,
3. mengenai aktiva dan kewajiban,
4. mengenai kinerja perusahaan,
5. mengenai sumber dan penggunaan kas,
6. penjelas dan interpretif, serta
7. untuk menilai stewardship.
Informasi yang disediakan oleh laporan keuangan berupa informasi
akuntansi. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan
mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristik
tersebut dapat membedakan antara informasi yang bermanfaat dengan yang
kurang bermanfaat. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan
perusahaan, karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan
pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan.
Di dalam laporan keuangan terdapat hasil analisis dari rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan menunjukkan hubungan di antara pos-pos yang terpilih
dari data laporan keuangan. Rasio memperlihatkan hubungan matematis di antara

31
Universitas Sumatera Utara

satu kuantitas dengan kuantitas lainnya. Hubungan ini dinyatakan dalam
presentase, tingkat, maupun proporsi tunggal.
Analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern bagi manajemen
perusahaan untuk mengetahui hasil finansial yang telah dicapai guna perencanaan
yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditor dan investor untuk
menetukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu perusahaan.
Dalam beberapa kasus, mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan merupakan
dasar untuk analisis masa depan. Evaluasi tersebut dapat menunjukkan bahwa
kinerjanya kemungkinan akan berlanjut pada tingkat yang sama atau bahwa
kemungkinan terjadinya tren kenaikan atau penurunan.

2.4. Penilaian Rasio CAMEL
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan. Penilaian tingkat
kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari :
a. Permodalan (Capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
1) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
terhadap ketentuan yang berlaku;
2) Komposisi Permodalan;
3) Trend ke depan / proyeksi KPMM;
4) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal Bank;

32
Universitas Sumatera Utara

5) Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan (laba ditahan);
6) Rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha;
7) Akses kepada sumber permodalan;
8) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
Bank.

b. Kualitas Aset (Assets Quality)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
1) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva
produktif;
2) Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;
3) Perkembangan aktiva produktif bermasalah / non performing asset
dibandingkan dengan aktiva produktif;
4) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif
(PPAP);
5) Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;
6) Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif;
7) Dokumentasi aktiva produktif, dan
8) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

33
Universitas Sumatera Utara

c. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
1) Manajemen Umum;
2) Penerapan sistem manajemen risiko;
3) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada
Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

d. Rentabilitas (Earnings)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
1) Return on Assets (ROA);
2) Return on Equity (ROE);
3) Net Interest Margin (NIM);
4) Biaya operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO);
5) Perkembangan laba operasional;
6) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan;
7) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya;
8) Prospek laba operasional.

e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

34
Universitas Sumatera Utara

1) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid
kurang dari 1 bulan;
2) 1-month maturity mismatch ratio;
3) Loan to Deposit Ratio (LDR);
4) Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;
5) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;
6) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management /
ALMA);
7) Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar
modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya, dan
8) Stabilitas dana pihak ketiga (DPK)

2.4.1 Rasio Kecukupan Modal
Rasio kecukupan modal (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menyanggah atau menunjang aktiva
yang mengandung resiko (terutama kredit dan aktiva lainnya seperti penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain). Rasio ini juga merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian bank yang disebankan oleh aktiva yang beresiko (Dendawijaya
2005:121).
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:562), CAR merupakan rasio
kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan
modal

yang

mencukupi

dan

kemampuan

manajemen

bank

dalam

mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul

35
Universitas Sumatera Utara

yang dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu bank dalam menghasilkan
keuntungan, dan menjaga besarnya modal yang dimiliki. Menurut Peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tercantum bank wajib menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari aset tertimbang. Dalam menghitung aktiva tertimbang
menurut resiko, terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang
besarnya didasarkan pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri
atau bobot resiko yang didasarkan pada kadar resiko yang didasarkan pada
golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan (Siamat 2005:254).
Besar kecilnya modal yang dimiliki sebuah bank dapat digunakan untuk
memprediksi apakah bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau tidak pada
masa yang akan datang. Jadi dapat disusun sebuah logika bahwa dengan
tercukupinya permodalan bank, maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya
dengan efisien. Saat bank dikatakan efisien dalam menjalankan operasinya, maka
dapat disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus, sehingga
potensi untuk mengalami kerugian dapat diminimalisir. Dengan semakin kecil
kerugian yang dialami, maka dapat dipastikan laba yang diperoleh bank tersebut
semakin meningkat.

2.4.2 Kualitas Aktiva Produktif
Pengertian aktiva produktif dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dalam kualitas aktiva produktif adalah
perkembangan aktiva produktif bermasalah/ Non Performing Asset dibandingkan
dengan Aktiva Produktif. Aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva
produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. AP bermasalah

36
Universitas Sumatera Utara

dihitung secara gross ( tidak dikurangi PPAP ). Kualitas Aktiva Produktif diukur
dengan Non performing loan. Non performing loan (NPL) merupakan suatu
keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh
kewaibannya pada bank seperti yang telah diperjanjikan Mudrajad (2002-462).
NPL mencerminkan risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi oleh
pihak bank dimana tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan.
Semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung
dan semakin besar NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang akan
ditanggung. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terlebih
dahulu kepada debitur untuk membayar kewajibannya. Setelah kredit diberikan
maka pihak bank wajib memantau terhadap penggunaan kredit serta kemampuan
dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Meskipun risiko kredit
tidak dapat dihindarkan, maka harus diusahakan dalam tingkat yang wajar yaitu
berkisar antara 3%-5% dari total kreditnya.

2.4.3 Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang sangat erat kaitannya

dengan kemampuan bank dalam melakukan manajemen. Jadi dapat dikatakan
bahwa Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya. Semakin
besar NPM akan semakin baik bagi perusahaan dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.

37
Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan profitabilitas meningkat (Lukman
Dendawijaya, 2001).

2.4.5 Loan to Deposit Ratio
Menurut Rivai et.al. (2013: 484) menyatakan bahwa Loan to Deposit
Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang

diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena
itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan
likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar.
Dendawijaya (2009: 257) menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio
(LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana
yang diterima oleh bank.

Rasio LDR dapat dihitung dengan menggunakan

perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Kredit
yang diberikan tersebut tidak termasuk kredit yang diberikan terhadap bank lain.
Dan dana pihak ketiga disini mencakup giro, tabungan dan deposito. Rasio ini

38
Universitas Sumatera Utara

dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pendanaan pinjaman yang yang
diberikan oleh bank yang bersumber dari pihak ketiga

2.5. Pertumbuhan Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
Menurut Harahap (2008 : 263) “Laba merupakan angka yang penting dalam
laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain : laba merupakan dasar dalam
perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainnya dimasa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan
penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam
penilaian prestasi atau kinerja perusahaan”.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun
yang dinyatakan dalam presentase. Pertumbuhan laba menjadi indormasi yang
sangat penting bagi banyak orang antara lain adalah pengusaha, analisis keuangan,
pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya. Pertumbuhan laba dari tahun
ke tahun juga dijadikan sebagai dasar pengukuran efisiensi manajemen dan
membantu meramalkan arah masa depan perusahaan atau pembagian dividen
masa depan. Pertumbuhan laba akan berpengaruh terhadap keputusan investasi
para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam
perusahaan.

39
Universitas Sumatera Utara

Chairi dan Ghozali (2003) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa
karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
2. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
3. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu,
4. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan
biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laba adalah
perbedaan pendapatan yang direalisasi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.
Untuk mengetahui bagaimana laba mengalami pertumbuhan diperlukan paling
sedikit dua periode pada saat bank mengalami laba, karena dari situ dapat kita
bandingkan antara laba pada tahun sekarang dengan laba tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba yang baik mencerminkan kinerja operasional perusahaan yang
baik pula, khususnya perbankan.
Pertumbuhan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba tahun
ke-t dikurangi tahun t-1 dibagi dengan laba tahun t-1. Indikator pertumbuhan laba
yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih (Net Income).

40
Universitas Sumatera Utara

2.6. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Metode
Analisi
s Data
Analisi
s
Regresi
Bergan
da

Nama
Peneliti

Judul
Penelitian

Variabel
Penelitian

Rina Ani
Sapariyah
(2009)

Pengaruh Rasio
Capital, Assets,
Earning, dan Liquidity
terhadap Pertumbuhan
Laba pada Perbankan
di Indonesia (Studi
Empiris pada
Perbankan di
Indonesia).
The Influence of
Financial Ratio
Analysis to Predict
Banking Companies
Profit

1.
CAR
2.
NPL
3.
LDR
4.
BO/P
O
5.
Pertu
mbuhan
Laba
1.Capital
2.Assets
3.Manageme
nt
4.Earning
5.Liquidity
6. Profit
Growth

Multipl
e
Regress
ion
Analysi
s

Application of
CAMEL Model on
Banks Listed in
Indonesia Stock
Exchange Period
2008-2010

1. CAR
2.AQ
3.OEOI
4.LDR
5.Profitability

Multipl
e
Regress
ion
Analysi
s

Arnan
(2010)

Porawow,
et al
(2011)

Hasil Penelitian
Pengujian dengan
menggunakan KruskalWallis menunjukkan
terdapat hubungan antara
pertumbuhan laba dengan
tingkat kesehatan bank
pada industri perbankan
yang terdaftar di BEI.
The measure of this
financial
statements
based on regression
analysis,
correlation
coefficient
and
determination coefficient
to test the influence of
asset ratio by significant
to banking companies
profit.
Based
on
calculating the data and
analysis, obtain the result
that asset ratio is very
significant to predict the
banking
companies
profit.
Hypothesis test shows
that
there
are
an
influence simultaneously
and partially of Capital
Adequacy Ratio (CAR),
Assets Quality, Operating
Expense to Operating
Income (OEOI), and
Loan to Deposit Raito
(LDR) on profitability.

41
Universitas Sumatera Utara

Sandra
Dewi dan
Gede
Merta
Sudiartha
(2011)

Pengaruh Rasio
CAEL terhadap
Kinerja Keuangan
Bank yang terdaftar
di PT. Bursa Efek
Indonesia.

1.CAR
2.NPL
3.BOPO
4.LDR
5Pertumbuha
n Laba

Erwinargo
Ismanto
(2012)

Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank
terhadap Pertumbuhan
Laba pada Industri
Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

1.CAR
2.APB
3.PPAP
4.BOPO
5.ROA
6.
Pertumbuhan
Laba

Lanjutan Tabel 2.1.
Nama
Judul Penelitian
Peneliti

Analisi
s
Regresi
Bergan
da

Rasio CAR, NPL, BOPO,
LDR secara parsial dan
positif tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Secara
simultan variable CAR,
NPL, BOPO, dan LDR
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
kinerja keuangan
perbankan.
ANOV Hasil penelitian
A atau
menunjukkan nilai
Kruskal probabilitas sebesar 0,018

(1,8%) yang artinya
Wallis
terdapat hubungan antara
test
pertumbuhan laba dengan
tingkat kesehatan bank.

Variabel Penelitian

Hadiwidja
ja (2012)

The Influence of the
Bank’s Performance
Ratio to Profit Grouth
on Banking
Companies in
Indonesia

1.Capital
2.Assets
3.Management
4.Earning
5.Liquidity
6. Profit Growth

Hidayatull
ah dan
Roby
Febrianto
(2012)

Analisis Pengaruh
Rasio CAMEL
terhadap Pertumbuhan
Laba pada Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

1.
CAR
2.
NPL
3.
NIM
4.
BO/PO
5.
LDR
6.
GWM
7.
Pertumbuhan
Laba

Metode
Analisis
Data
Analisis
Regresi
Linear
Bergand
a

Analisis
Regresi
Linear
Bergand
a

Hasil Penelitian

The result of this study
shows that independent
variables
including
Capital,
Asset,
Earnings, and Liquidity
Ratio have significant
and
simultaneous
influence toward the
dependent
variable,
which is Profit Growth.
Liquidity Ratio only has
partially
significant
positive influence on
Profit Growth.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel CAR, NPL,
NIM, BO/PO, LDR,
dan GWM secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan
terhadap variabel

42
Universitas Sumatera Utara

Hella
Rismawati
, Sri
Fadilah,
dan Kania
Nurcholisa
h (2015)

Pengaruh Rasio
Capital, Assets,
Management,
Earnings, Liquidity
(CAMEL) terhadap
pertumbuhan laba
(pada perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 20102013)

1.
CAR
2.
NPL
3.
NPM
4.
BOPO
5.
LDR
6.
Pertumbuhan
Laba

Analisis
Regresi
Linear
Bergand
a

Salhuteru
dan
Wattimena
(2015)

Bank Performance
with CAMELS Ratios
towards earning
management practices
in State Bank and
Private Banks

1. NPM
2. CAR
3. MR
4. ROA
5. RORA
6. LDR
7.Earning
Management

Multiple
Regressi
on
Analysis

perubahan laba.
Sedangkan secara
parsial menunjukkan
bahwa variabel CAR
berpengaruh positif dan
signifikan, NPL
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan, NIM
berpengaruh positif dan
tidak signifikan, BO/PO
berpengaruh negatif dan
signifikan, LDR
berpengaruh positif dan
tidak signifikan, GWM
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan
terhadap pertumbuhan
laba bank.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
Variabel CAR dan LDR
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
Sedangkan
variabel
NPL, NPM, dan BOPO
berpengaruh
positif
terhadap pertumbuhan
laba
CAR and MR negative
not significant influence
to
earning
management,
RORA,
ROA, LDR positive not
significant to Earning
Management.

2.7. Kerangka Konseptual
Peningkatan kinerja perbankan memiliki pengaruh terhadap meningkatnya
laba perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja perbankan maka perolehan laba
akan meningkat. Penggunaan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

43
Universitas Sumatera Utara

Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Biaya operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai
pengukur kinerja bank dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat pengaruh
dari setiap rasio tersebut terhadap pertumbuhan laba. Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), Net Profit Margin (NPM), Biaya operasional terhadap pendapatan
operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan pertumbuhan laba.
Menurut Dendawijaya (2005) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio
yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana
modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang). Semakin tinggi CAR maka
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko dan berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba.
Non

Performing

Loan

(NPL)

digunakan

untuk

memperhatikan

kemampuan membayar dari debitur, sehingga antisipasi bank atas potensi
kerugian dari kredit bermasalah. Semakin tinggi rasio NPL maka akan semakin
buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar yang akan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
Menurut Kasmir (2008) Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi

44
Universitas Sumatera Utara

pokoknya. Semakin besar NPM akan semakin baik bagi perusahaan dan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga
kerja, biaya pemasaran). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama
bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk
kredit dan pendapatan operasional lainnya. Semakin rendah BOPO berarti
semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya dengan
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar
Menurut Dendawijaya (2005) “Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio
antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan dan berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan laba”.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan penjelasan
diatas, maka dapat dirumuskan bahwa rasio CAMEL yang diukur dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM),

Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit
Ratio (LDR) merupakan variabel (X), dimana data yang diolah berasal dari

laporan keuangan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

45
Universitas Sumatera Utara

Kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Non Performing Loan (NPL)

Pertumbuhan Laba

Net Profit Margin (NPM)

Biaya operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO)
Loan to Deposit Ratio (LDR)

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
2.8. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini dikemukakan hipotesis sebagai berikut :
Rasio CAMEL yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Biaya operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan yang go
public di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

46
Universitas Sumatera Utara