Laporan Pemasaran Hasil Pertanian

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMASARAN HASIL PERTANIAN
Diajukan untuk matakuliah Pemasaran Hasil Pertanian
Dosen Pengampu: Hj Andjar Astuti, M.Si.

Disusun oleh:
Ayu Nurfadilah

4441140401

Cut Firda Annisa

4441140713

Ersarani Putri

4441141386

Maldini Siarmata

4441141348


Nur Fitria Winda L

4441141381

Rexy Darmawan

4441140568

Putri Dwi Sholekhah

4441142004

Virantri Nugia

4441141994

Arie Nugraha

4441131274


Moch Herlix N H

4441131273

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGGENG TIRTAYASA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Pemasaran Hasil Pertanian.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas praktikum mata kuliah Pemasaran Hasil
Pertanian.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan
praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.
Semoga laporan praktikum ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.

Serang, 27 November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................3

2.1.

Saluran Pemasaran Hasil Pertanian..........................................................................3

2.2.

Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian.......................................................................4

2.3.

Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian...........................................................................7

2.4.

Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian........................................................10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15
3.1.

Saluran Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center.......................15


3.2.

Lembaga Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center....................15

3.3.

Fungsi Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center........................16

3.4.

Margin dan Biaya Pemasaran Komoditi Jeruk Lokal Pasar Rau Trade Center.......19

3.5.

Analisi Efisiensi.....................................................................................................20

BAB IV PENUTUP............................................................................................................22
4.1.


Kesimpulan............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Istilah pasar diartikan sebagi tempat pertemuan antar penjual dan pembeli
untuk mempertukarkan barang- barang mereka (tempat melakukan barter). Pengertian
pasar yang sering disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan
penjual yang melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu.
Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha/bisnis untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk. Untuk hasil-hasil produk
pertanian dibutuhkan peran dari tataniaga hasil pertanian, di mana tataniaga
merupakan suatu aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang dan jasa

dari titik produksi sampai ke titik konsumen. Tataniaga pertanian juga merupakan
salah satu faktor pertanian untuk memperlancar proses produksi, distribusi dan
pemasaran hasil produk pertanian.
Pemasaran produksi barang pertanian, membutuhkan lembaga pemasaran dan
proses yang lebih panjang (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan) bila
dibandingkan dengan pemasaran produk non pertanian. Hal tersebut terjadi karena
komoditas pertanian memiliki karakteristik khusus yang dimiliki oleh barang-barang
non pertanian, karakteristik tersebut meliputi: sifat produk pertanian yang mudah
busuk, rusak dan bersifat bulky serta sangat tergantung oleh faktor lingkungan
(khususnya musim). Karakteristik hasil pertanian tersebut menuntut lembagalembaga pemasaran untuk lebih mengefesienkan biaya dalam proses produksi
pertanian, karena pada dasarnya kegiatan pemasaran produk pertanian membutuhkan
rantai pemasaran yang panjang, sehingga dengan adanya efisiensi tersebut diharapkan
dapat memberikan pemasaran yang efisien, di mana pendapatan untuk petani dapat
meningkat, namun harga yang dibebankan pada konsumen juga tidak terlampau
tinggi.

2

Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai
masyarakat dan pemasarannya cukup baik. Pada pasar Rau Trade Center komoditi

jeruk melalui saluran pemasaran yaitu petani-pedagang pengumpul-pedagang
pengecer hingga ke konsumen akhir. Tingkat harga pun berbeda-beda sesuai dengan
jenis, ukuran dan rasa. Selain itu, tingkat harga antara petani kepada pedagang
pengumpul dan pedagang pengumpul kepada pedagang pengecer pun berbeda
sehingga dapat ditentukan marginnya.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah dari laporan praktikum ini, yaitu:
1. Bagaimanakah saluran pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade
Center ?
2. Bagaimanakah lembaga pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade
Center?
3. Bagaimanakah fungsi pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade
Center?
4. Bagaimanakah margin pemasaran komoditi jeruk di pasar Rau Trade
Center?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran komoditi jeruk di Pasar
Rau Trade Center
2. Untuk mengetahui bagaimana lembaga pemasaran komoditi jeruk di Pasar

Rau Trade Center
3. Untuk mengetahui bagaimana fungsi pemasaran komoditi jeruk di Pasar
Rau Trade Center
4. Untuk mengetahui bagaimana margin pemasaran komoditi jeruk di Pasar
Rau Trade Center

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.

Saluran Pemasaran Hasil Pertanian
Pemasaran hasil pertanian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pemasaran suatu produk,
kita harus mempertimbangkan saluran pemasaran yang dapat dipakai untuk
menyalurkan produk dari produsen ke konsumen. Menurut Philip Khotler
(1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu

produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sedangkan menurut Basu Swastha (1999) saluran pemasaran adalah
saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari
produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi
yang saling tergantung dalam rangka proses penyaluran barang dari produsen
kepada konsumen. Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan
sejak dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi
yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada.
Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.

Saluran distribusi langsung, saluran ini merupakan saluran

distribusi yang paling sederhana dan paling rendah yakni saluran
distribusi dari produsen ke konsumen tanpa amenggunakan perantara. Di
sini produsen dapat menjual barangnya melalui pos atau mendatangi

4


langsung rumah konsumen, saluran ini bisa juga diberi istilah saluran
nol tingkat (Zero Stage Channel).
b.

Saluran disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni

melibatkan produsen dan pengecer. Di sini pengecer besar langsung
membeli barang kepada produsen, kemudian menjualnya langsung
kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut dengan saluran satu tingkat
(One Stage Channel).
c.

Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang

besar dan pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang
banyak dipakai oleh produsen. Di sini produsen hanya melayani
penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak
menjual kepada pengecer pembelian oleh pengecer dilayani oleh
pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya dilayani oleh
pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga saluran
distribusi dua tingkat (Two Stage Channel).
d.

Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara.

Dalam hal ini produsen memilih pedagang pengumpul sebagai perantara
untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada took-toko kecil. Saluran distribusi seperti ini dikenal
juga dengan istilah saluran distribusi tiga tingkat (Three Stage Channel),
Philip Kotler (1996).
2.

Lembaga Pemasaran Hasil Pertanian
Menurut Kotler (1997) lembaga pemasaran timbal karena adanya
keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai waktu, tempat,
dan bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah
menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen
semaksimal mungkin konsumen memberikan balas jasa kepada lembaga
pemasaran ini berupa marjin pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat

5

digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan
bentuk usahanya. Sedangkan Sudiyono (2001) menjelaskan lembaga pemasaran
sebagai badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran,
menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta
mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lain.
Jenis-Jenis Lembaga Pemasaran
Swastha berpendapat bahwa secara luas terdapat dua golongan besar
lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran distribusi yaitu perantara
pedagang dan perantara pedagang pengumpul.
1.

Perantara Pedagang
Perantara ini mempunyai hubungan yang erat dalam kepemilikan

barang. Mereka berhak memiliki barang-barang yang dipasarkan,
meskipun memilikinya tidak secara fisik. Pedagang dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Produsen, yang membuat sekaligus menyalurkan barang ke
pasar.
b. Pedagang besar, yang menyalurkan barang ke pengusaha lain.
c. Pengecer, yang menjual barang kepada konsumen akhir.
2.

Perantara Pedagang pengumpul (Agen)
Pedagang pengumpul disini didefinisikan sebagai lembaga yang

membeli atau menjual barang-barang kepada pihak lain. Dalam
kenyataannya, pedagang pengumpul dapat beroperasi pada semua
tingkat dalam statu saluran pemasaran. Secara garis besar pedagang
pengumpul dibagai kedalam dua kelompok, yaitu pedagang pengumpul
penunjang dan pedagang pengumpul pelengkap.
a. Pedagang pengumpul Penunjang (Facilitating Agent)
b. Pedagang

pengumpul

penunjang

merupakan

pedagang

pengumpul yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa
aspek pemindahan barang dan jasa. Kegiatan pedagang

6

pengumpul penunjang adalah membantu untuk memindahkan
barang-barang

sedemikian

rupa

sehingga

mengadakan

hubungan langsung dengan pembeli dan penjual. Pedagang
pengumpul penunjang dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
Pedagang pengumpul pengangkutan borongan, pedagang
pengumpul penyimpanan, pedagang pengumpul pengangkutan
khusus, serta pedagang pengumpul pembelian dan penjualan.
c. Pedagang Pengumpul Pelengkap (Supplemental Agent)
Pedagang pengumpul pelengkap berfungsi melaksanakan
jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan
memperbaiki

adanya

kekurangan-kekurangan.

Apabila

pedagang atau lembaga lain tidak dapat melakukan kegiatankegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka
pedagang pengumpul pelengkap ini dapat menggantikannya.
Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain berupa: jasa konsultasi,
jasa finansial, jasa informasi dan jasa khusus lainnya.
Sementara Sudiyono (2001) mengungkapkan bahwa
menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjualbelikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:


Lembaga yang tidak memiliki tapi menguasai
komoditi, seperti pedagang pengumpul perantara,
makelar (broker, selling broker dan buying broker)



Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi
pertanian yanng diperjual-belikan, seperti pedagang
pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importer



Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak
menguasai komoditi pertanian yang diperjualbelikan, seperti perusahaan-perusahaan penyedia
fasilitas transportasi, asuransi, surveyor dan lain
sebagainya.

7

Lebih lanjut Sudiyono (2001) menyatakan bahwa pada kenyataannya
suatu lembaga pemasaran dapat menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran.
Oleh sebab itu, perlu diketahui mengenai bentuk usaha dari lembaga pemasaran
tersebut. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran
komoditi pertanian sangat beragam. Ada komoditi yang melibatkan banyak
lembaga pemasaran dan ada pula yang hanya melibatkan sedikit lembaga
pemasaran.
Anindita (2004) menjelaskan bahwa kelembagaan dalam tataniaga
meliputi berbagai organisasi usaha yang dibangun untuk menjalankan
pemasaran. Perdagan perantara adalah individu-individu atau pengusaha yang
melaksanakan berbagai fungsi pemasaran yang terlibat dalam pembelian dan
penjualan barang karena mereka ikut memindahkan barang dari produsen ke
konsumen. Mereka melaksanakan kegiatan sebagai propietor (pemilik),
partnership (mitra) atau perusahaan koperasi/nonkoperasi.
3.

Fungsi Pemasaran Hasil Pertanian
1. Fungsi Pertukaran
Produk harus dijual dan dibeli sekurangnya sekali dalam proses
pemasaran. Fungsi pertukaran yaitu melibatkan kegiatan yang menyangkut
pengalihan hak kepemilikan dari satu pihak ke pihak lainnya dalam sistem
pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses ini ialah pedagang,
distributor dan pedagang pengumpul yang memperoleh komisi karena
mempertemukan pembeli dan penjual.
Fungsi Pertukaran dalam fungsi pemasaran terdiri atas 2 bagian, yaitu:
a.

Fungsi penjualan
Tugas pokok pemasaran adalah mempertemukan permintaan dan

penawaran (pembeli atau penjual). Hal ini dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung (melalui perantara).

8

Fungsi penjualan yaitu meliputi sejumlah fungsi tambahan
sebagai berikut.


Fungsi perencanaan dan pengembangan produk. Sebuah
produk yang memuaskan konsumen merupakan tujuan
mendasar dari semua usaha pemasaran. Perencanaan dan
pengembangan produk dianggap sebagai fungsi produksi,
tetapi hal itu penting pula bagi pemasaran.



Fungsi mencari kontak. Fungsi ini meliputi tindakantindakan mencari dan membuat kontak dengan para
pembeli.



Fungsi menciptakan permintaan. Fungsi ini meliputi semua
usaha yang dilakukan oleh para penjual untuk mendorong
para pembeli membeli produk-produk mereka. Termasuk
pada tindakan yang menjual secara individu, dengan undian
dan juga mengadakan reklame.



Fungsi melakukan negosiasi. Syarat serta kondisi penjualan
harus dirundingkan oleh para pembeli dan penjual.
Termasuk merundingkan kualitas, kuantitas, waktu, harga,
pengiriman, cara pembayaran dan sebagainya.



Fungsi

melakukan

kontak.

Fungsi

ini

mencakup

persetujuan akhir untuk melakukan penjualan dan transfer
hak milik.
b.

Fungsi pembelian
Fungsi pembelian yaitu meliputi segala kegiatan dalam rangka

memperoleh produk dengan kualitas dan jumlah yang diinginkan
pembeli serta mengusahakan agar produk tersebut siap dipergunakan
pada waktu dan tempat tertentu dengan harga yang layak.
Fungsi Pembelian, sebagai berikut:


Fungsi perencanaan. Pembeli harus mempelajari pasar
mereka sendiri untuk mengetahui kualitas, jenis dan

9

kuantitas dari produk yang mereka perlukan. Konsumen
akhir juga harus dapat membuat keputusan mengenai
produk yang ingin mereka miliki.


Fungsi Mencari Kontak. Fungsi ini meliputi usaha-usaha
mencari sumber produk yang mereka inginkan. Penting
bagi seorang pembeli agar mencari para penjual yang dapat
menawarkan produk atau jasa tertentu.



Fungsi assembling. Persediaan bahan harus dikumpulkan
untuk digunakan dalam proses produksi oleh para produsen
dan pedagang eceran atau untuk dikonsumsi sendiri oleh
para konsumen akhir.



Fungsi mengadakan perundingan. Dalam hal ini syarat
serta kondisi pembelian harus dirundingkan terlebih dahulu
dengan pihak penjual agar tidak ada perselisihan di
kemudian hari.



Fungsi kontrak. Setelah syarat dan kondisi tertentu yang
telah disepakati, selanjutnya dibuat perjanjian akhir dalam
bentuk kontrak jual beli dan perpindahan hak milik terjadi.

c.

Fungsi Fisis
Kegunaan waktu, tempat dan bentuk ditambahkan pada produk

ketika produk diangkut, diproses dan disimpan untuk memenuhi
keinginan konsumen. Oleh karena itu, fungsi fisis meliputi hal-hal
berikut.


Pengangkutan.

Pengangkutan

merupakan

gerakan

perpindahan barang-barang dari asal mereka menuju ke
tempat lain yang diinginkan (konsumen).


Penyimpanan atau penggudangan. Penyimpanan berarti
menyimpan barang dari saat produksi mereka selesai
dilakukan sampai dengan waktu mereka akan dikonsumsi.

10



Pemprosesan. Bahan hasil pertanian sebagian besar adalah
bahan mentah bagi industri sehingga pengolahan sangat
diperlukan untuk memperoleh nilai tambah (Value Added).

d.

Fungsi Penyedia Sarana
Fungsi penyediaan sarana adalah kegiatan-kegiatan yang dapat

membantu sistem pemasaran agar mampu beroperasi lebih lancar.
Fungsi ini meliputi hal-hal berikut.


Informasi pasar. Pembeli memerlukan informasi mengenai
harga dan sumber-sumber penawaran. Informasi pasar ini
dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik itu media
massa, pemerintahan, perusahaan swasta, maupun lembaga
pendidikan.



Penanggungan risiko. Pemilik produk menghadapi risiko
sepanjang saluran pemasaran.



Standardisasi dan grading. Standardisasi memudahkan
produk untuk dijual dan dibeli, sedangkan grading adalah
klasifikasi hasil pertanian ke dalam beberapa golongan
mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan label dan
nama tertentu.



Pembiayaan. Pemasaran modern memerlukan modal (uang)
dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan
bahan-bahan mentah, serta untuk menggaji tenaga kerja.
Proses pemasaran pun menghendaki pemberian kredit
kepada pembeli.

4.

Margin dan Biaya Pemasaran Hasil Pertanian
Dalam teori harga dianggap produsen bertemu langsung dengan
konsuen, sehingga harga pasar yang terbentuk merupakan perpotongan antara

11

kurva penawaran dengan kurva permintaan. Realititas pemasaran pertanian
sangat jauh dari anggapan ini, sebab komoditi pertanian yang produksikan di
daerah sentra produksi akan dikonsumsi oleh konsumen akhir setelah
menempuh jarak yag sangat jauh, antarkabupaten, antarpropinsi, antarnegara
bahkan antarbenua, baik komoditi olahan maupun olahan. Dengan demikian
sebenarnya jarang sekali produsen melalukan transaksi secara langsung dengan
kosumen akhir. Untuk itu digunakan konsep margin pemasaran. Margin
pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya
pemasaran. Pada analisis pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin
pemasaran yang dipandang dari sisi harga ini. Marjin pemasaran merupakan
selisih harga yang yang dibayar konsumen akhir dan harga yang terima petani
produsen.
Margin pemasaran dapat didefenisikan dengan dua cara, yaitu:
a. Margin pemasaran merupakan selisih antara harga yang dibayar
konsumen akhir dengan harga yang diterima petani (produsen).
b. Margin pemasaran merupakan biaya dari balas jasa-jasa pemasaran.
Harga yang dibayar konsumen akhir merupakan harga di tingkat
pedagang pengecer. Bila digambarkan dalam suatu kurva, maka keseimbangan
harga ditingkat pengecer merupakan perpotongan antara kurva penawaran
turunan (Derived Supply Curve), dengan kurva permintaan primer (Primary
Demand Curve). Sedangkan keseimbangan harga di tingkat petani perpotongan
antara kurva penawaran primer (Primary Supply Curve).
Komponen margin terdiri dari dua bahagian, yaitu:
a. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk
melakukan fungsi-fungsi pemasaran, yang disebut dengan biaya
pemasaran atau biaya fungsional (Functional Cost).
b. Keuntungan (Profit) lembaga pemasaran.
Margin pemasaran adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga
dalam sistem pemasaran atau perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen
dan

jumlah

yang

diterima

produsen

atas

produk

pertanian

yang

12

diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran dapat dinyatakan
secara matematis dan secara grafis. Produk referensi merupakan titik awal yang
menunjukkan 1 kilogram dari produk yang dijual kepada konsumen, misalnya
petani perlu menyediakan 1,11 kilogram tomat untuk menyediakan 1 kilogram
dari produk referensi karena 10 persen dari produk yang dijual telah
hilang/rusak dalam proses pemasaran.
Ada tiga metode untuk menghitung margin pemasaran yaitu dengan
memilih

dan

mengikuti

saluran

pemasaran

dari

komoditi

spesifik,

membandingkan harga pada berbagai level pemasaran yang berbeda, dan
mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor tiap jenis pedagang.
Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Margin pemasaran
menurut jenisnya dibedakan menjadi margin absolut, persen margin dan
kombinasi antara margin absolut dan persen margin. Persentase bagian margin
merupakan suatu pengelompokan yang digunakan secara populer pada
serangkaian angka yang menunjukkan margin absolut dari berbagai tipe
pedagang atau berbagai fungsi pemasaran yang berbeda, dibagi dengan harga
eceran.
Komponen biaya pemasaran berdasarkan berbagai kegiatan pemasaran
yang umumnya dilakukan meliputi biaya persiapan dan pengepakan, biaya
handling, biaya processing, biaya modal, pungutan-pungutan, komisi dan
pembayaran tidak resmi.
Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari
dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga
petani dan harga eceran (retail) margin tataniaga hanya merepresentasikan
perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani,
tetapi tidak menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan. Margin
tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin
keuntungan.
Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistem
pemasaran dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara

13

perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (Value Added). Pengertian
ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa
pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan
penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran
dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges (Dahl,
1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor
produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima
oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari
tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut
dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya
kuantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat
rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis.
Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
Margin pemasaran dalam teori harga diasumsikan bahwa penjualan
pembeli bertemu langsung, sehingga harga hanya ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan tidak
ada perbedaan antara harga di tingkat petani dengan harga di tingkat pengecer
atau konsumen akhir. Berdasarkan penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi
pertanian, ternyata terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen
akhir) dengan harga di tingkat petani. Perbedaan ini disebut margin pemasaran.
Margin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu: Pertama, margin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga
yang diterima petani. Definisi pertama dikemukakan oleh Daly (1958) dan
diterangkan lebih lanjut oleh Friedman (196). Kedua, margin pemasaran
merupakan biaya dari jasa 0 jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat
permintaan dan penawaran dari jasa-jasa pemasaran. Definisi kedua ini
dikemukakan oleh Aite dan Trelogan (1951).
Dengan menggunakan definisi pertama yang menyebutkan bahwa
margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan

14

konsumen dengan harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa
sebagai berikut: Harga yang dibayarkan konsumen merupakan harga ditingkat
pengecer, yaitu merupakan perpotongan antara kurva permintaan primer
(Primary Demand Curve) dengan kura penawaran turunan (Derived Supply
Curve). Sedangkan harga ditingkat petani petani merupakan potongan antara
kurva permintaan turunan (Derived Demand Curve) dengan kurva penawaran
primer (Primary Supply Curve).
Seperti halnya pada permintaan, maka pada penawaran pun terdapat tiga
hubungan antara besar margin pemasaran dengan jumlah penawaran yaitu:
a.

Pertama, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin
pemasaran bertambah maka, disebut margin pemasaran bertambah.
(M1 > Mo).

b.

Kedua, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin
pemasaran konstan. (M1 = Mo).

c.

Ketiga, apabila jumlah yang ditawarkan bertambah dan margin
pemasaran berkurang (M1