Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan sektor pertanian di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya lewat
hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai selama ini. Hal ini tidak dapat
dipungkiri mengingat Indonesia memiliki modal kekayaan sumberdaya alam yang
sangat besar, sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya usaha-usaha
pertanian, yang salah satunya adalah tanaman perkebunan khususnya tanaman
kopi. Perkebunan kopi berbeda dengan perkebunan lainnya yang banyak dikuasai
oleh perusahaan dan usaha perkebunan pemerintah, perkebunan kopi lebih banyak
dikuasai oleh rakyat. Permasalahan yang sering dihadapi dalam mendapatkan
kopi yang berkualitas adalah kesadaran dan kemampuan petani kopi yang
berbeda-beda. Misalnya kampanye “petik merah” adalah usaha untuk mendorong
petani untuk menunggu kopi menjadi matang dipetik, karena hal ini sangat
mempengaruhi harga jual dan kualitas kopi dan yang lebih luas lagi adalah
pencitraan kopi di daerah tersebut (Anggraini, 2006).

Saat ini luas areal perkebunan kopi di seluruh wilayah Indonesia telah mencapai
kurang lebih 1,3 juta hektar dengan luas areal produktif mencapai 980.000 hektar.
Dengan tingkat produktivitas rata-rata per tahun berkisar antara 740-850 kilogram

per hektar, maka produksi kopi Indonesia per tahun dewasa ini mencapai 680.000
ton. Dari produksi tersebut , 90% berupa kopi robusta dan sisanya 10% berupa
kopi arabika. Rendahnya tingkat produktivitas tersebut disebabkan karena 92%
1

Universitas Sumatera Utara

2

kopi Indonesia dihasilkan oleh petani kopi rakyat yang rata-rata kepemilikan
lahan per keluarga berkisar antara 0,8-1,5 hektar dengan tingkat pendidikan dan
kemampuan budidaya kopi masih tergolong rendah sampai sedang (AEKI, 2012).
Bidang usaha kopi merupakan sumber penghidupan masyarakat diberbagai daerah
dan menjadi salah satu sumber pendapatan devisa bagi negara. Perlu kiranya
diadakan pengkajian mendalam mengenai prospek perkopian dunia dan peluangpeluang nyata bagi perkopian Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar agar
dapat meningkatkan perekonomian nasioanal maupun memperbaiki pendapatan
masyarakat, terutama masyarakat petani-petani kopi (Siswoputranto, 1993).

Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait
dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya

meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing
kopi di Indonesia dapat bersaing dipasar dunia. Kandungan yang ada di dalam
kopi selain protein, larutan kopi mengandung asam chiorogen, pembangkit chlor,
yang merangsang keluarnya sama chloride dalam lambung. Juga kandungan
kafein, yang bisa memacu peredaran darah. Namun dalam situasi yang peka,
kafein murni bisa menjadi racun (Rahardjo, 2012).
Provinsi Sumatera Utara (Sumut) selama ini dikenal sebagai salah satu daerah
penghasil kopi Arabika terbesar di Indonesia. Belakangan ini , klon yang banyak
digunakan yaitu, Sigarar Utang Aceh Tengah (Ateng). Kopi arabika merupakan
salah satu komoditas eksport, hal terlihat dari besarnya produksi yang dihasilkan
oleh setiap Kabupaten di Sumatera Utara khususnya Tapanuli Utara, Humbahas,
Dairi dan kabupaten lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat

Universitas Sumatera Utara

3

Statistik (BPS) tahun 2013, Kabupaten dengan luas areal tanam kopi arabika
terbesar di Sumatera Utara salah satunya ialah Kabupaten Samosir, yakni sebesar
2.712 ha selama tahun 2013, hal ini disebabkan karena di Kabupaten samosir

semua petani kopi menanam Kopi Arabika. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1 :
Tabel 1. Luas Tanaman dan Produksi kopi Arabika Perkebunan Rakyat
Menurut Kabupaten Tahun 2013
Kabupaten/Kota
Kabupaten
1. Nias
2. Mandailing Natal
3. Tapanuli Selatan
4. Tapanuli Tengah
5. Tapanuli Utara
6. Toba Samosir
7. Labuhanbatu
8. Asahan
9. Simalungun
10. Dairi
11. Karo
12. Deli Serdang
13. Langkat
14. Nias Selatan
15. Humban

Hasundutan
16. Pakpak Bharat
17. Samosir
18. Serdang Bedagai
19. Batu Bara
20. Padang Lawas
Utara
21. Padang Lawas
22. Labuhanbatu
Selatan
23. Labuhanbatu Utara
24. Nias Utara
25. Nias Barat
Kota
78. Gunungsitoli

Luas Tanaman(Ha)
TM
TTM


TBM

Produksi
(ton)

Jumlah

516,00
3 660,00
640,00
882,00
2 292,00
895,00
145,00
-

1 188,00
9 809,00
2 003,00
5 991,00

7 398,00
4 797,00
543,00
-

60,00 1 764,00
299,00 13 768,00
194,00 2 837,00
206,00 7 079,00
927,00 10 617,00
198,00 5 890,00
12,00
700,00
-

1 273,00
10 123,00
2 353,00
8 475,00
9 583,00

6 848,00
546,00
-

2 896,00

7 298,00 1 131,00 11 325,00

5 899,00

150,00
1 230,00
-

1 170,00
2 659,00
-

65,00
304,00

-

1 385,00
4 193,00
-

1 233,00
2 712,00
-

-

-

-

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

-


3,00

13,00

4,00

20,00

7,00

-

-

-

-

-


Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2013

Universitas Sumatera Utara

Kopi Arabika merupakan komoditi unggulan Kabupaten Samosir yang sangat
potensial untuk dikembangkan karena kondisi geografis Kabupaten samosir
terletak pada wilayah dataran tingggi dengan ketinggian antara 700-1.700 mdpl
dengan komposisi : 700 m s/d 1.000 mdpl = ± 10% 1.000 m s/d 1.500 mdpl =
±25% >1.500 mdpl = ±65% merupakan daerah yang cocok untuk pengembangan
berbagai jenis tanaman agribisnis dan hortikultura khususnya kopi dengan syarat
tumbuh 1000 mdpl (Anonimus, 2013).
Kabupaten Samosir merupakan daerah perkebunan kopi arabika yang memiliki
potensi yang baik apabila dikelola dengan baik dengan meningkatkan kualitas
budidaya tanaman dan luas lahan dari tanaman. Berdasarkan keterangan tersebut
maka Kabupaten Samosir dipilih sebagai daerah penelitian dengan harapan agar
daerah tersebut dapat menjadi salah satu sentra produksi kopi arabika di masa
yang akan datang melalui kerja sama antara semua pihak yang terkait dalam
upaya mengembangkan komoditi kopi arabika. Berdasarkan data yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistika, berikut disajikan luas tanaman selama kurun waktu 7
tahun terakhir :

4

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Luas Tanaman dan produksi Kopi Menurut Kecamatan di
Kabupaten Samosir 2006 – 2012
Jumlah
Produksi
Tahun
TBM
TM
TTM
Total
(ton)
2012
1.218,80
2.588,40
499,70
4.306,90
2.831,07
2011
1.361,30
2.398,40
415,70
4.175,40
2.542,69
2010
1.341,90
2.326,50
423,70
4.092,10
2.467,65
2009
978,60
2.506,10
409,20
3.893,90
2.573,40
2008
992,80
2.298,62
456,20
3.747,62
2.418,70
2007
831,00
2.476,50
591,70
3.899,20
7.495,22
2006
672,37
1.768,02
318,97
2.759,36
1.742,64
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir, 2012

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa produksi kopi Arabika mengalami fluktuasi.
Terjadi peningkatan yang signifikan produksi tahun 2006 ke tahun 2007,
selanjutnya dari tahun 2007 ke tahun 2008 mengalami penurunan signifikan dan
selanjutnya hingga tahun 2012 terjadi fluktuasi produksi kopi.
Tabel 3.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Luas Tanam, Produksi, dan Produktivitas Kopi Arabika menurut
Kecamatan di Kabupaten Samosir Tahun 2012
Luas Tanam
Produksi
Produktivitas
Kecamatan
(Ha)
(ton)
(ton/ha)
Sianjur Mulamula
405,40
334,22
0,82
Harian
194,70
114,09
0,585
Sitiotio
128,50
124,98
0,972
Onanrunggu
286,50
192,18
0,670
Nainggolan
218,00
158,71
0,728
Palipi
602,50
332,62
0,552
Ronggurnihuta
1.447,00
997,11
0,689
Pangururan
626,00
447,39
0,714
Simanindo
523,30
247,57
0,470
Jumlah
4.431,90
2.948,68
0,68

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir diolah, 2012

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kecamatan Ronggur Nihuta merupakan
Kecamatan dengan luas tanam terbesar dari Sembilan kecamatan yang ada di
Kabupaten Samosir dengan luas tanam terbesar yakni 1.447 ha, produksi 997,11
ton dan produktivitas 0,689 ton/ha dan bukan merupakan produktivitas tertinggi
meskipun produksi dan luas tanam terbesar dari antar kecamatan, sedangkan
5

Universitas Sumatera Utara

6

menurut Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2002 dalam Panggabean (2011),
hasil produktivitas kopi arabika dapat mencapai 0,8 – 2,5 ton/ha/tahun. Namun,
menurut Tabel 3, produktivitas rata – rata kopi Arabika di Kabupaten Samosir
adalah 0,68 ton/ha, sedangkan di Kecamatan Ronggur Nihuta hanya mencapai
0,689. Hal ini membuktikan bahwa ada perbedaan antara teori dan fakta.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi suatu masalah
sehingga penulis tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat kelayakan finansial
agribisnis kopi berdasarkan tingkat pendapatan dan biaya yang dikeluarkan,
seberapa besar kontribusi pendapatan agribisnis kopi terhadap pendapatan
keluarga, serta hambatan teknis dalam usahatani yang mengakibatkan produksi
dan produktivitas tidak mencapai standar yang ditetapkan.
Walaupun kopi merupakan salah satu komoditi yang sudah berkembang, namun
dalam berusahatani kopi ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh petani dalam
berusahakopi, yaitu pengelolaan kopi yang masih bersifat sederhana, tingkat
kemampuan petani dalam penggunaan teknologi yang masih rendah, seperti
pohon pelindung yang masih kurang , kurangnya pemeliharaan pada tanaman kopi
seperti tidak dilakukannya pemangkasan pada tanaman kopi serta pada
pemasarannya yaitu pedagang yang bukan berasal dari Kabupaten Samosir
merupakan penentu harga sedangkan petani tidak mempunyai posisi tawar yang
memadai. Dengan kondisi demikian mungkin saja petani hanya mendapatkan
keuntungan

yang sedikit. Di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta

Kabupaten Samosir saat ini 93% petani yang berada di daerah tersebut
berusahatani kopi, sampai saat ini belum pernah diteliti mengenai usahatani kopi

Universitas Sumatera Utara

7

di

Desa

Paraduan

Kecamatan

Ronggur

Nihuta

Kabupaten

Samosir

(PPL Desa Paraduan, 2015).

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian ini di identifikasikan sebagai
berikut :
1) Bagaimana kelayakan finansial agribisnis kopi Arabika di daerah
penelitian?
2) Berapa besar kontribusi pendapatan agribisnis kopi

Arabika terhadap

pendapatan keluarga di daerah penelitian?
3) Apa hambatan – hambatan teknis usaha tani kopi arabika dalam upaya
peningkatan produktivitas normal?
1.3. Tujuan penelitian
1) Untuk mengetahui bagaimana kelayakan finansial agribisnis kopi Arabika
di daerah penelitian.
2) Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan agribisnis kopi Arabika
terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
3) Untuk mengetahui hambatan – hambatan teknis usaha tani kopi arabika
dalam upaya peningkatan produktivitas normal.

Universitas Sumatera Utara

8

1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian yang harus dilakukan adalah :
1) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi petani dan pihak-pihak yang
terkait pada usahatani Kopi Arabika.
2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah terhadap
pengembangan usahatani komoditi kopi
3) Sebagai informasi ilmiah yang dapat menjadi bahan acuan dan sumbangan
data bagi peneliti selanjutnya berhubungan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

2 52 159

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 20 159

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 0 15

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 0 1

Analisis Finansial dan Kontribusi Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Paraduan Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir

0 0 2

Analisis Sistem Agribisnis Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir

0 0 17

Analisis Sistem Agribisnis Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir

0 4 8

Analisis Sistem Agribisnis Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir

0 0 18

Analisis Sistem Agribisnis Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir

1 2 2

Analisis Sistem Agribisnis Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir

0 0 43