Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor di Kota Medan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan impor jeruk yang kian meningkat dalam sepuluh tahun ini
membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam
memasarkan

produknya.

Liberalisasi

perdagangan

jeruk

telah

mengancam

keberadaan jeruk Indonesia sejak diluncurkannya Paket Juni/PAKJUN 1994 yang
salah satu unsurnya adalah penurunan tarif impor buah-buahan termasuk jeruk.

Apalagi disusul diberlakukannya ASEAN FTA/AFTA dan ASEAN-China FTA
(Hutabarat, B dan Adi Setyanto, 2007). Dengan hilangnya hambatan tarif, berbagai
Negara produsen jeruk dunia seperti China, Australia, Amerika, Pakistan semakin
leluasa memasarkan produknya dengan harga yang lebih murah dalam jumlah lebih
besar yang pada gilirannya akan mengancam petani domestik di Indonesia.
Tabel 1 : Jumlah jeruk impor di Indonesia tahun 2000 – 2011
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011


Nilai/Val (Us $)

30,681,773
33,286,367
36,814,700
29,131,134
24,803,365
23,913,452
48,518,441
73,851,400
94,298,946
166,834,494
143,391,444
104,591,250

Berat/Wgt (kg)
59,619,536
62,670,150
54,588,441
32,804,620

43,416,631
53,658,734
68,535,374
89,125,467
109,598,159
188,956,251
160,254,789
115,716,077

Sumber : Badan Pusat Statistik (2012)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1 : Peningkatan Impor Jeruk di Indonesia

Buah Jeruk menjadi salah satu buah yang sangat diminati oleh masyarakat
Indonesia. Diantaranya yang paling populer adalah jeruk keprok (mandarin) yang
dikonsumsi sebagai buah segar. Jeruk Keprok rasanya manis, segar, harga relatif
murah, dan mudah didapat dimana saja, kapan saja di seluruh pelosok negeri. Apalagi
dalam beberapa tahun sekarang ini buah jeruk impor membanjiri pasar Indonesia.

Ketersediannya hampir sepanjang tahun. Berikut ditampilkan perbandingan masa
panen jeruk Indonesia (siam, keprok dan pamelo) dan masa panen jeruk di luar
negeri.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk Indonesia
Sentra Jeruk
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Sumut





Sumsel




Jateng



Jatim





Bali





Kalbar





Kalsel




Sulsel –bar






Sumber : Balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika (2012)


Agt

Sep





Okt

Nov



Des















Tabel 3. Masa Panen Sentra Produksi Jeruk Luar Negeri
Sentra
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Jeruk
Australia



Cyprus




China




Mesir



India




Israel


Maroko




Spain






Tunisia







Turki






Sumber : Balai penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika (2012)

Agt


Sep


Okt

Nov

Des














Walaupun buah jeruk di Indonesia dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi
periode panen buah jeruk di Indonesia umumnya dimulai dari bulan Februari hingga
September dengan puncaknya terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Juli seperti terlihat
pada Tabel 2 yang dapat bergeser karena perlakuan pengaturan pembungaan dan
akhir-akhir ini berubah pula diakibatkan oleh cuaca yang tidak menentu. Karena
tujuan pemasaran utama jeruk hanya ke kota-kota besar, maka pada bulan puncak
panen, harga buah jeruk di tingkat petani sering menjadi sangat murah. Di sisi lain,
gudang penyimpanan dingin yang ada belum mampu menampung kelebihan produk

Universitas Sumatera Utara

dari petani (untuk buah impor tidak ada masalah), sedangkan pabrik olahan skala
rumah tangga maupun industri belum banyak dibangun saat ini. Pola panen tersebut
memperlihatkan bahwa ketersediaan jeruk lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan
pasar domestik sepanjang tahun, sehingga membuka peluang masuknya jeruk-jeruk
impor. Dari sisi waktu panen, periode awal dan akhir tahun di berbagai propinsi
sentra jeruk tidak mengalami panen, namun justru di luar negeri terjadi panen raya
dan stok buah melimpah (Hanif dan Zamzami, 2012).
Banjir buah impor yang kini dengan mudah diperoleh di pedagang kaki lima
mengindikasikan makin tidak berdayanya buah domestik menghadapi gempuran buah
dari luar negeri yang menjadikan Indonesia sebagai pasar utama. Meluasnya pasar
buah impor di Indonesia, karena kualitas produk buah lokal Indonesia belum bisa
menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan buah impor dari luar. Berlakunya
sistem perdagangan bebas membuat pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk
menanggulangi terjadinya peningkatan impor buah.
Kondisi tersebut juga terjadi di Sumatera Utara. Buah jeruk yang dimiliki
Sumatera Utara khususnya Kabupaten Karo merupakan potensi daerah yang memang
selama ini telah menjadi mata pencarian bagi sebagian masyarakat petani di Sumatera
Utara. Komoditi ini bahkan telah menjadi komoditi ekspor yang di kirim ke berbagai
kawasan domestik dan luar negeri. Namun sejak era perdagangan bebas dimulai
kondisi petani jeruk di berbagai daerah semakin melemah akibat serbuan buah impor
yang terus membanjiri pasar dalam negeri. Tingginya biaya produksi. serangan hama
dan penyakit mengakibatkan rendahnya daya saing jeruk lokal. Kondisi seperti ini
yang menyebabkan petani tidak memiliki gairah lagi mengembangkannya. Bahkan

Universitas Sumatera Utara

banyak yang telah mengalih fungsikan lahannya ke komoditas tanaman lain yang
lebih menguntungkan.
Jeruk impor yang membanjiri pasar di Sumatera Utara datang dari berbagai
negara, jenis yang dipasarkan juga beraneka ragam. China, Amerika, Taiwan,
Argentina, bahkan Mesir merupakan negara-negara aktif memasok jeruk untuk
diperdagangkan di Sumatera Utara dalam 2 tahun terakhir ini.
Berdasarkan data yang di peroleh dari BPS Sumatera Utara total impor jeruk
ke Sumatera Utara pada tahun sebesar 3.232.242 Kg atau 3232,242 ton. Pada tahun
2011 jumlah jeruk impor meningkat menjadi 5.747.532 Kg atau 5747,532 ton. Maka
selama rentang tahun 2010 (Januari sampai Agustus) – 2011 (Januari sampai
Agustus) jumlah jeruk impor yang masuk ke Sumatera Utara meningkat sebesar
2.515.290 Kg atau 2.515,290 ton. Jeruk impor yang masuk melalui Pelabuhan
Belawan di distribusikan ke ke berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk kota
Medan. Buah impor seperti jeruk, longan dan pir merajai di sejumlah pasar dan plaza
di Medan dan sekitarnya. Peredaran buah segar impor seperti longan, jeruk dan pir
bukan melulu di pasar-pasar tertentu atau di plaza-plaza mewah tapi juga sudah
merambah di pasar tradisional dipinggiran dan ditengah kota besar dan lainnya.
Sedangkan harga bervariasi dan lebih mahal di plaza. Untuk jumlah barang yang
masuk, pada bulan Desember 2010 jeruk impor masuk ke Medan sebesar 811 ton.
Angka peningkatan komoditi jeruk impor yang masuk ke Sumatera Utara
khususnya kota Medan yang cukup besar memunculkan dua sudut pandang yang
berbeda. Banjirnya produk jeruk impor dianggap dapat memacu petani jeruk lokal
untuk dapat berkompetisi sehingga memicu penciptaan produk jeruk lokal yang

Universitas Sumatera Utara

unggul. Namun di sisi lain, banjirnya produk jeruk impor justru malah mengancam
keberadaan jeruk - jeruk lokal di Sumatera Utara. Kualitas dan Kuantitas jeruk lokal
malah melemah karena ketidak siapan petani untuk berkompetisi dalam pasar global.
Kenaikan impor jeruk yang kian meningkat juga akan munculkan dugaan bahwa
kenaikan jumlah impor jeruk tentunya diiringi dengan peningkatan konsumsi jeruk
impor di kalangan masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan buah
jeruk impor di Kota Medan.

1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah apakah harga jeruk impor, harga jeruk lokal, pendapatan,
pendidikan dan jarak tempuh berpengaruh terhadap permintaan jeruk di Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga jeruk
impor, harga jeruk lokal, pendapatan, pendidikan dan jarak tempuh terhadap
permintaan jeruk di Kota Medan.

1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang ada hubungannya
dengan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

2.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak dan menambah sumbangan
terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu ekonomi pertanian.

3.

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang kondisi dan perkembangan
perdagangan buah khususnya buah jeruk di Kota Medan.

4.

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kota Medan terutama para pengambil
kebijakan,

keputusan

maupun

pelaksana

pembangunan

daerah

dalam

merumuskan perencanaan dan kebijakan khususnya dalam perdagangan buah.

Universitas Sumatera Utara