Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP BUAH

JERUK LOKAL DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Oleh :

I MADE OKA SURYA ARTAMA

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN

KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK LOKAL

DI KOTA DENPASAR

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh :

I Made Oka Surya Artama NIM. 1205315025

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 24 Maret 2016 Yang menyatakan

I Made Oka Surya Artama NIM. 1205315025


(4)

iii

ABSTRACT

I Made Oka Surya Artama. NIM. 1205315025. Factors That Affect Consumer Demand Against Citrus Nobilis in Denpasar City. Supervised by : Prof.Dr. Ir I Made Antara, MS and A.A.A Wulandira SDJ.,SP.,MMA

This study aims to test the accuracy of demand function model to approach the demand citrus nobilis in Denpasar, identify the factors that affect consumer demand to citrus nobilis in Denpasar, and estimate the elasticity of citrus nobilis demand in Denpasar. Location chosen purposely those in the kreneng market, ketapian market, sanglah market, and badung markets. The population on this research are the buyers of citrus nobilis fruit. Samples taken as many as 50 people use purposive sampling techniques. This research using two demand function models namely linier demand function and cobb-douglas demand function who tested with three criteria which resulted the best model. Independent variable that affects was : the price of citrus nobilis (x1) , the price of import orange (x2) , the price of apples (x3) , the price of mango (x4) , family income (x5), and extended family (x6). Cobb-Douglas demand function model namely LnY = 2,912 - 1,109LNX1* - 1,461LNX2* - 1,579LNX3* + 1,383LNX4* + 0,622LNX5* + 1,449LNX6*. Factors that affects are the price of citrus nobilis, the price of other fruit (import orange, apple, mango ), family income, and the number of family members. Price elasticity on the demand of citrus nobilis is elastic. Complementary goods namely import orange fruit and apples. Substitution goods namely mango. Income elasticity showed that citrus nobilis is inelastic. Consumers should choose the local citrus nobilis, because more assured quality and is produced domestically.


(5)

iv ABSTRAK

I Made Oka Surya Artama. NIM. 1205315025. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal Di Kota Denpasar. Dibimbing oleh : Prof. Dr. Ir I Made Antara, MS dan A.A.A Wulandira SDJ.,SP.,MMA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketepatan model fungsi permintaan yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar, dan mengestimasi elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. Lokasi dipilih secara sengaja yaitu di Pasar Kreneng, Pasar Ketapian, Pasar Sanglah, dan Pasar Badung. Populasi pada penelitian ini adalah kosumen pembeli buah jeruk lokal. Sampel yang diambil sebanyak 50 orang menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua model fungsi permintaan yaitu fungsi permintaan linier dan fungsi permintaan Cobb-Douglas yang diuji dengan tiga kriteria sehingga mendapatkan model yang terbaik. Variabel bebas yang mempengaruhi yaitu harga buah jeruk lokal (X1), harga buah jeruk impor (X2), harga buah apel (X3), harga

buah mangga (X4), pendapatan keluarga (X5), dan anggota keluarga (X6). Model

fungsi permintaan Cobb-Douglas merupakan model fungsi permintaan yang valid yaitu LnY = 2,912 - 1,109LNX1* - 1,461LNX2* - 1,579LNX3* + 1,383LNX4* +

0,622LNX5* + 1,449LNX6*. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah harga

buah jeruk lokal, harga buah lain (jeruk impor, apel, mangga), jumlah pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Elastisitas harga pada permintaan buah jeruk lokal adalah elastis. Barang komplementer yaitu buah jeruk impor dan buah apel. Barang substitusi yaitu buah mangga. Elastisitas pendapatan menunjukan buah jeruk lokal merupakan barang inelastis (normal). Konsumen sebaiknya lebih memilih buah jeruk lokal, karena lebih terjamin kualitasnya dan merupakan hasil produksi dalam negeri.


(6)

v RINGKASAN

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang penting di Indonesia. Selain sebagai pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia, pertanian juga berperan dalam perekonomian negara. Buah-buahan termasuk ke dalam sektor holtikultura pada usaha pertanian. Buah-buahan merupakan tanaman musiman, namun tidak semua buah-buahan merupakan tanaman musiman. Buah-buahan merupakan sumber dari vitamin dan mineral. Banyak kandungan-kandungan yang dimiliki oleh buah-buahan yang berguna bagi tubuh manusia.

Menurut Astuti (2002) saat ini buah-buahan merupakan salah satu bahan makanan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas pemenuhan kebutuhan gizinya. Buah-buahan yang berguna bagi tubuh ini juga sangat mudah diperoleh. Buah-buahan dapat diperoleh di pasar tradisional, supermarket, pedagang pinggir jalan, dan pedagang keliling.

Banyak buah-buahan yang beredar di pasaran ini seperti buah salak, buah apel, buah mangga, buah pisang, dan yang lainnya. Namun masyarakat lebih condong untuk membeli buah jeruk karena harga buah ini relatif lebih murah dari buah lainnya dan lebih mudah didapatkan dipasaran. Khususnya di Bali, buah-buahan merupakan salah satu pemenuh kebutuhan. Dimana buah-buah-buahan digunakan untuk acara keagamaan sebagai sesaji. Buah-buahan yang digunakan untuk sesaji biasanya tidak terpaku pada satu macam saja melainkan bervariasi. Salah satu contoh buah-buahan yang digunakan adalah buah jeruk lokal.

Masyarakat di Kota Denpasar merupakan salah satu konsumen dari buah jeruk lokal di Provinsi Bali. Jumlah penduduk yang banyak di Kota Denpasar membuat permintaan terhadap buah jeruk lokal juga tidak menentu jumlahnya. Tidak menentunya jumlah permintaan yang ada setiap harinya membuat ketersediaan buah jeruk lokal haruslah selalu ada di pasaran agar konsumen bisa mendapatkan buah jeruk lokal saat mereka ingin mengkonsumsinya.

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menguji ketepatan model fungsi perminaan yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar, mengidenditifikasi fakor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar, dan mengestimasi


(7)

vi

elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. Lokasi penelitian pada penelitian ini yaitu Pasar Kreneng, Pasar Ketapian, Pasar Sanglah, dan Pasar Badung. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kebutuhan peneliti. Populasi pada penelitian ini yaitu konsumen yang berbelanja buah jeruk lokal di pasar-pasar yang menjadi lokasi penelitian. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 50 orang responden. Pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan dua model fungsi permintaan yaitu fungsi permintaan linier dan fungsi permintaan Cobb-Douglas. Kedua model fungsi permintaan tersebut akan diuji menggunakan tiga kriteria pengujian yaitu kriteria ekonomi, kriteria ekonometrika, dan kriteria statistik. Hasil yang terbaik berdasarkan uji ketiga kriteria tersebut, yang akan digunakan untuk meramalkan fungsi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar yaitu, (X1) harga buah jeruk lokal, (X2) harga buah jeruk impor, (X3) harga buah apel, (X4) harga buah mangga, (X5) jumlah pendapatan keluarga, dan (X6) jumlah anggota keluarga.

Berdasarkan hasil uji ketiga kriteria yaitu kriteria ekonomi, kriteria ekonometrika, dan kriteria satistik model fungsi perminaan Cobb-Douglas merupakan model fungsi yang terbaik untuk dijadikan sebagai fungsi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar. Fungsi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar yaitu lnY = 2,912 - 1,109lnX1* - 1,461lnX2* - 1,579lnX3* + 1,383lnX4*

+ 0,622lnX5* + 1,449lnX6*, dengan nilai R2 sebebsar 88,2%. Faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar adalah harga buah jeruk lokal, harga buah jeruk impor, harga buah apel, harga buah mangga, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga.

Elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar adalah elastisitas harga, elasisitas silang, dan elastisitas pendapatan. Elastisitas harga pada permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar adalah elastis. Elastisitas silang dilihat dengan kategori barang tersbut yaitu komplementer dan substitusi. Barang komplementer yaitu buah jeruk impor dan buah apel. Barang substitusi yaitu buah mangga. Elastisitas pendapatan pada perimntaan buah jeruk lokal di Kota


(8)

vii

Denpasar menunjukan bahwa buah jeruk lokal merupakan barang inelastis (normal). Untuk memenuhi permintaan terhadap buah-buahan lokal khususnya buah jeruk lokal pemerintah harus memperhatikan ketersediaan buah-buahan yang ada di pasaran. Ketersediaan buah-buahan lokal akan diikuti dengan kesejahteraan petani-petani buah lokal. Konsumen sebaiknya memilih buah jeruk lokal, karena jeruk lokal merupakan hasil produksi dalam negri dan kualitasnya lebih terjamin.


(9)

viii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP BUAH JERUK

LOKAL DI KOTA DENPASAR

I Made Oka Surya Artama NIM. 1205315025

Mengetahui,

Tanggal Lulus : 24 Maret 2016 Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. I Made Antara, MS. NIP. 19541225 198102 1 001

Pembimbing II

AA A Wulandira SDJ, SP. MMA. NIP. 19751027 200312 2 001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS NIP. 19630515 198803 1 001


(10)

ix

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar

Dipersiapkan dan diajukan oleh

I Made Oka Surya Artama NIM. 1205315025

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji Pada tanggal 24 Maret 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No : 54/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 24 Maret 2016

Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Narka Tenaya, MS

Anggota :

1. Dr. Ir. I Ketut Suamba, MP

2. Ni Luh Prima Kemala Dewi, SP. M.Agb 3. Prof. Dr. Ir. I Made Antara, MS


(11)

x

RIWAYAT HIDUP

I Made Oka Surya Artama lahir di Dili, Timor Timur tanggal 09 Mei 1994, yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan I Made Suarjana (Ayah) dan Ni Made Sukarini (Ibu). Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SD Negeri 2 Dangin Puri pada tahun 2000 s.d 2006. Tahun 2006 melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Denpasar dan tamat tahun 2009. Pendidikan selanjutnya ditempuh di SMA Negeri 8 Denpasar pada tahun 2009 s.d 2012. Pendidikan tinggi dilanjutkan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana dan diterima melalui jalur SNMPTN. Selama menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, mahasiswa mengikuti organisasi yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana (BEM FP UNUD) selama satu periode yaitu 2014/2015 sebagai anggota bidang 1 yaitu bidang komunikasi dan informasi. Selama mengikuti pendidikan penulis mendapatkan beberapa beasiswa antara lain beasiswa B3M dan DISDIKPORA.


(12)

xi

KATA PENGANTAR

Om Swastyanstu,

Puji syukur penulis panjakan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Udayana yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian ini. 2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Udayana yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian ini.

3. Prof. Dr. Ir. I Made Antara, M.S dan A.A.A Wulandira Sawitri Djelantik, SP.,MMA selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. I Ketut Rantau, M.Si selaku pembimbing akademis dengan senantiasa mendampingi dan membimbing penulis menjadi mahasiswa.

5. Orang tua tercinta I Made Suarjana (Bapak), Ni Made Sukarini (Ibu), Putu Ayu Sri Wahyuni (kakak) serta keluarga besar yang selalu mendukung dan memberikan doanya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat H.M.J yaitu Kana, Arta, Bayu, Tessa, Gus Wisnu, Adi Marta, Haryas, Kadek, Lik, Toni, Purna, Manik, dan Angga yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis saat menyusun skripsi ini.

7. Serta teman-teman agribisnis 12 dan agribisnis 13 yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(13)

xii

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

Om Santhi, Santhi, Santhi, Om

Denpasar, 24 Maret 2016


(14)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... viii

TIM PENGUJI ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi`

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Manfaat ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Teori Permintaan ... 9

2.2 Teori Penetapan Harga ... 13

2.3 Konsep Elastisitas ... 17

2.4 Tinjauan Komoditas Jeruk ... 21

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 26

2.6 Kerangka Pemikiran ... 28

2.5 Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.2Populasi ... 32

3.2.3Sampel ... 33

3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Metode Pengumpulan Data ... 33

3.3.1 Jenis data ... 33

3.3.2 Sumber data ... 34

3.3.3 Metode pengumpulan data ... 34

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 35

3.5 Batasan Operasional Variabel ... 36

3.6 Analisis Data ... 37

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 44

4.1 Letak Geografis Daerah Penelitian ... 44

4.2 Kependudukan ... 44


(15)

xiv

4.4 Pasar Tradisional ... 47

4.4.1 Pasar Kreneng ... 48

4.4.2 Pasar Ketapian ... 49

4.4.3 Pasar Sanglah ... 49

4.4.4 Pasar Badung ... 50

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

5.1 Karakteristik Responden ... 52

5.2 Identifiksi Model Fungsi Permintaan... 56

5.2.1 Kriteria ekonomi ... 57

5.2.2 Kriteria ekonometrika ... 58

5.2.3 Kriteria statistik ... 61

5.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Permintaan Buah Jeruk Lokal ... 65

5.4 Elastisitas Permintaan Buah Jeruk Lokal ... 70

VI. Simpulan dan Saran ... 74

6.1 Simpulan ... 74

6.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

Tabel 1.1 Produksi Buah di Provinsi Bali ... 4

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Provisnsi Bali ... 6

Tabel 3.1 Variabel dan Pengukuran Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin pada Masing-Masing Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2013... 45

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur pada Masing- Masing Kecamatan di Kota Denpasar ... 46

Tabel 4.3 Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Denpasar Tahun 2013 ... 47

Tabel 4.4 Jumlah, Lokasi Pasar, dan Pedagang pada Pasar Umum di Kota Denpasar Dirinci per Kecamatan Tahun 2013 ... 48

Tabel 5.1 Usia Responden Buah Jeruk Lokal Di Kota Denpasar ... 52

Tabel 5.2 Jumlah Anggota Keluarga Responden Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar ... 53

Tabel 5.3 Pendidikan Terakhir Responden Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar ... 54

Tabel 5.4 Pekerjaan Responden Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar ... 55

Tabel 5.5 Pendapatan Keluarga Responden Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar ... 56

Tabel 5.6 Tabel Kriteria Ekonomi Permintaan Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar ... 58

Tabel 5.7 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 59

Tabel 5.8 Hasil Uji Statistik ... 62

Tabel 5.9 Perbandingan Fungsi Cobb-Douglas dan Fungsi linier ... 59

Tabel 5.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Lokal ... 65


(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

Gambar 2.1 Kurva Permintaan ... 10 Gambar 2.2 Kurva Permintaan dan Pegeseran Kurva ... 12 Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran ... 30


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

Lampiran 1. Identitas Responden Pembeli Buah Jeruk Lokal……...78 Lampiran 2. Data Linier ……….81 Lampiran 3. Data Transformasi ke dalam Bentuk Ln... 83 Lampiran 4. Uji Kriteria Ekonomi Data Linier dan Data Transformasi dalam

bentuk LN dengan SPSS 20………... 85 Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik Model Fungsi Permintaan Linier...86 Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik Model Fungsi Permintaan Cobb-Douglas...8 9 Lampiran 7. Uji Statistik Model Fungsi Permintaan Linier... 92 Lampiran 8. Uji Statistik Model Fungsi Permintaan Cobb-Douglas... 94


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya luas wilayah yang dimiliki Indonesia juga diikuti dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada membuat pemenuhan akan kebutuhan menjadi banyak dan juga beragam. Pemenuhan kebutuhan yaitu berupa sandang, pangan, dan papan. Ketiga hal tersebut haruslah dipenuhi oleh manusia agar mampu bertahan hidup. Kebutuhan pangan manusia tidak hanya terbatas pada jenis bahan pangan pokok saja tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya (Astuti, 2002).

Pemanfaatan daratan yang besar ini tentunya usaha pertanian yang dapat dilakukan di dalamnya. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang penting di Indonesia. Selain sebagai pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia, pertanian juga berperan dalam perekonomian negara. Sektor pertanian juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Ruang lingkup pertanian tidak hanya dalam usaha tani di sawah, melainkan menyakup juga perkebunan dan peternakan. Pertanian di Indonesia tentunya dapat berjalan dengan baik karena didukung dengan melimpahnya sumberdaya alam yang dimiliki di dalamnya.

Buah-buahan termasuk kedalam sektor holtikultura pada usaha pertanian. Buah-buahan merupakan tanaman musiman, namun tidak semua buah-buahan


(20)

2

merupakan tanaman musiman. Buah-buahan merupakan sumber dari vitamin dan mineral. Banyak kandungan-kandungan yang dimiliki oleh buah-buahan yang berguna bagi tubuh manusia. Hal ini dibuktikan dengan buah-buhan merupakan salah satu bagian dari makanan empat sehat lima sempurna. Makanan yang dikonsumsi oleh manusia haruslah kaya akan vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak. Maka dari itu manusia harus mengkonsumsi buah-buahan, karena buah-buahan mengandung banyak vitamin-vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Astuti (2002) saat ini buah-buahan merupakan salah satu bahan makanan yang telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas pemenuhan kebutuhan gizinya. Buah-buahan yang berguna bagi tubuh ini juga sangat mudah diperoleh. Dengan semakin modernnya perkembangan di dunia ini, buah semakin mudah diperoleh. Buah-buahan dapat diperoleh di pasar tradisional, supermarket, pedagang pinggir jalan, dan pedagang keliling.

Khususnya di Bali, buah-buahan merupakan salah satu pemenuh kebutuhan. Dimana buah-buahan digunakan untuk acara keagamaan sebagai sesaji. Buah-buahan yang digunakan untuk sesaji biasanya tidak terpaku pada satu macam saja melainkan bervariasi. Salah satu contoh buah-buahan yang digunakan adalah buah jeruk lokal. Buah-buahan lokal seperti jeruk ini merupakan salah satu buah-buahan yang paling digemari. Jeruk lokal merupakan buah yang salah satu digemari oleh masyarakat karena mengandung banyak manfaat bagi tubuh. Jeruk merupakan buah yang mengandung Vitamin C paling banyak. Selain banyaknya manfaat yang ada pada buah jeruk, hal yang menjadikan jeruk merupakan salah


(21)

3

satu buah yang digemari yaitu jeruk mudah untuk dijumpai dan harganya relatif murah. Jeruk bisa ditemukan di pasar tradisional, pasar modern, pedagang keliling, pedagang pinggir jalan dan juga dapat dijumpai di tempat tujuan wisata yang berbasis tentang pertanian.

Banyak buah-buahan yang beredar di pasaran ini seperti buah salak, buah apel, buah mangga, buah pisang, dan yang lainnya. Namun masyarakat lebih condong untuk membeli buah jeruk karena harga buah ini relatif lebih murah dari buah lainnya dan lebih mudah didapatkan dipasaran. Kebutuhan akan pemenuhan buah jeruk lokal di Denpasar khususnya tidak menentu, hal ini dikarenakan adanya hari-hari penting keagamaan yang ada. Dengan tidak menentunya berapa permintaan jeruk yang diminta di Kota Denpasar harga juga bisa menjadi berfluktuasi. Hal ini membuat terkadang harga buah jeruk bisa menjadi lebih mahal dari sebelumnya ataupun menjadi lebih mahal dibandingkan buah lainnya, namun terkadang harga bisa menjadi murah.

Ketersediaan buah-buahan khususnya di Bali merupakan hal yang penting. Buah yang dibutuhkan atau dikonsumsi biasanya tidak terpaku pada satu macam saja. Hal ini membuat ketersediaan buah-buahan haruslah bervariasi juga di pasaran. Ketersediaan buah-buahan di pasaran tentunya dipengaruhi oleh hasil produksi buah-buahan. Produksi buah-buahan yang cukup akan membuat persediaan buah-buahan di pasaran menjadi terjamin, sehingga harga menjadi stabil. Harga yang stabil membuat permintaan terhadap buah-buahan menjadi tetap berlangsung.


(22)

4

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat hasil produksi buah-buahan di Provinsi Bali dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2009 s.d.2013. Produksi buah-buahan di Provinsi Bali tersebut jumlahnya berfluktuasi. Jumlah dari hasil produksi ini disebar ke berbagai pasar-pasar baik tradisional maupun modern yang ada di Provinsi Bali. Hasil produksi buah jeruk di Provinsi Bali merupakan yang terbesar kedua setelah buah pisang.

BPS (2011) jeruk mengalami penurunan yang cukup tajam hampir 39,61% yakni dari 161.488 ton di tahun 2009 menjadi 97.523 ton di tahun 2010. Penurunan hasil produksi buah jeruk lokal terjadi dikarenakan penurunan produktivitas tanaman jeruk. Sebagian besar tanaman jeruk siem dan keprok perlu peremajaan karena tanaman yang ada sudah tua. Selain itu, banyaknya jumlah buah jeruk impor yang di datangkan semakin menekan popularitas buah jeruk lokal. Terlepas dari itu buah jeruk lokal tetap menjadi buah yang digemari oleh masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan kembali meningkatnya hasil produksi buah jeruk lokal di Provinsi Bali setelah tahun 2010. Penyumbang terbesar komoditas jeruk di Provinsi Bali yaitu dihasilkan oleh Kabupaten Bangli yaitu sebesar 66.827 ton (68,52%).

Tabel 1.1

Produksi Buah di Provinsi Bali

Produksi buah-buahan di Bali tahun 2009 s.d. 2013

Komoditas Jumlah produksi (ton)

2009 2010 2011 2012 2013

Pisang 153540 148845 163685 164699 215252

Mngga 59868 28924 39552 40372 36644

Salak 46213 40676 31897 34061 32195

Nangka 21012 20483 29385 33005 33020

Jeruk 161488 97523 99155 129669 141043


(23)

5

Buah merupakan tanaman musiman. Sementara permintaan akan buah jeruk di pasaran tidak menentu setiap saat. Terkadang permintaan menjadi sangat banyak dan terkadang permintaan sangat sedikit. Hasil produksi buah jeruk juga terkadang tidak menentu, terkadang hasil panen melimpah dan terkadang hasil panen sedikit. Besar kecilnya fluktuasi hasil produksi jeruk akan berpengaruh terhadap harga yang ada di pasar. Hal ini disebabkan karena jika jeruk yang ada di pasaran jumlahnya sedikit sedangkan permintaan terhadap jeruk banyak maka harga jeruk tersebut akan mengalami peningkatan. Sebaliknya jika hasil produksi jeruk melimpah yaitu disaat musim panen jeruk, maka harga jeruk bisa menjadi sangat murah di pasar.

Masyarakat di Kota Denpasar merupakan salah satu konsumen dari buah jeruk lokal di Provinsi Bali. Jumlah penduduk yang banyak di Kota Denpasar membuat permintaan terhadap buah jeruk lokal juga tidak menentu jumlahnya. Dilihat dari hasil data sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Bali, jumlah penduduk di Kota Denpasar yaitu sebanyak 788.589 jiwa atau 20,27% dari total penduduk di Provinsi Bali. Banyaknya jumlah penduduk yang ada dikarenakan Kota Denpasar merupakan Ibu Kota dari Provinsi Bali. Selain itu karena menjadi Ibu Kota dari Provinsi Bali, penduduk yang ada tidak hanya orang asli Kota Denpasar melainkan berasal dari tempat-tempat lainnya. Oleh karena itu, ketersediaan buah-buahan khususnya buah jeruk lokal di Kota Denpasar harus selalu ada untuk mencukupi permintaan masayrakat. Data jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 1.2


(24)

6

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Provinsi Bali (hasil sensus tahun 2010)

No Kabupaten/Kota Rumah tangga Jumlah

Org (%)

1 Jembrana 72.661 261.638 6,72

2 Tabanan 106.197 420.913 10,82

3 Badung 142.503 543.332 13,96

4 Gianyar 103.516 469.777 12,07

5 Klungkung 43.657 170.543 4,38

6 Bangli 55.473 215.353 5.53

7 Karangasem 103.093 396.487 10.19

8 Buleleng 173.041 624.125 16.04

9 Denpasar 228.119 788.589 20.27

Jumlah/Total 1.028.260 3.890.757 100,00

Sumber : BPS Provinsi Bali (2014)

Dilihat dari ilmu ekonomi mikro, tindakan yang dilakukan konsumen yaitu konsumen lebih memilih membeli barang dengan banyak jika harga yang ditawarkan pada barang tersebut lebih murah. Jika suatu barang harganya mahal, maka konsumen lebih cenderung untuk membeli barang lain yang harganya lebih murah namun memiliki kegunaan yang sama pada barang sebelumnya. Dengan kata lain harga merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen untuk menetukan pilihannya dalam membeli buah-buahan di pasar.

Pendapatan yang dimiliki oleh seseorang juga merupakan salah satu faktor penentu untuk melakukan pembelian buah-buahan, sehingga pendapatan yang mencukupi akan menunjang orang untuk mengkonsumsi buah jeruk. Melihat akan pentingnya kandungan buah-buahan bagi tubuh maka orang akan menggunakan uangnya juga untuk membeli buah sebagai pemenuh kebutuhan konsumsinya.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan diatas, maka perlu dilakukannya analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar.


(25)

7

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Model fungsi permintaan apa yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar ?

3. Bagaimanakah elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mengidentifikasi model fungsi permintaan yang valid untuk mendekati permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap buah jeruk lokal di Kota Denpasar.


(26)

8

1.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah disampaikan diatas adapun manfaat penulisan penelitian ini yaitu:

1. Manfaat praktis

Dengan adanya hasil penelitian ini, Pemerintah daerah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

2. Manfaat teoritis

Manfaat yang bisa didapat oleh peneliti dengan adanya penelitian ini yaitu sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya serta mengetahui lebih spesifik tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer yang di dapatkan dari melakukan wawanancara kepada responden pembeli buah jeruk lokal. Kemudian sekunder yang didapatkan dari instansi terkait yang menangani tentang buah-buahan, jumlah penduduk, jumlah hasil produksi, dan yang lainnya. Dalam penelitian ini menggunakan dua model fungsi permintaan yaitu : model fungsi Cobb-Douglas dan model fungsi linier. Kedua analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan dan elastisias permintaan buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar. Kemudian hasil yang terbaik diantara kedua model fungsi permintaan tersebut, yang akan dibahas selanjutnya pada penelitian ini. Perangkat lunak analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah SPSS 20.


(27)

9

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Permintaan

Manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas. Keinginan manusia terhadap sesuatu hal yang diinginkan haruslah dapat terpenuhi. Banyaknya keinginan yang dimiliki oleh manusia berbanding terbalik dengan terbatasnya jumlah alat pemuas kebutuhan yang ada. Kebutuhan manusia bisa dikatakan terpenuhi apabila kebutuhan tersebut sudah dapat di konsumsi atau dinikmati yang berupa barang atau jasa oleh manusia tersebut.

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Lincolin (1991) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga (cateris paribus). Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubah-ubah. Permintaan terhadap suatu barang atau jasa bisa dipengaruhi oleh keinginan konsumen yang akan menggunakaannya.

Menurut Daniel (2002) permintaan (demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi. Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu.


(28)

10

Pada teori permintaan ada yang dinamakan dengan hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Permintaan terhadap barang/jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimana faktor-faktor tersebut menjadi penentu pada konsumen untuk memilih barang/jasa yang akan digunakan. Adapaun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang/jasa yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

Jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang dibeli semakin sedikit, demikian pula sebaliknya.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Keterangan :

P1, P2 : Tingkat harga

Q1, Q2 : Jumlah permintaan

A : Jumlah permintaan (Q1) pada tingkat harga (P1)

B : Jumlah permintaan (Q2) pada tingkat harga (P2)


(29)

11

Jika terjadi perubahan harga, maka terjadi perubahan pada kurva permintaan. Penurunan harga meningkatkan jumlah permintaan, misalnya pada gambar yang awalnya permintaan pada harga P1 dan jumlah permintaan Q1 terletak pada titik A. Titik A akan berubah pada titik B ketika harga komoditi turun, dimana harga turun dari P1 ke P2 dan jumlah komoditi akan meningkat dari Q1 ke Q2.

2. Harga barang lain

Harga barang lain (substitusi) juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, jika ada sebuah barang yang memiliki fungsi atau kegunaan yang sama dengan barang sebelumnya dengan harga yang lebih murah maka konsumen akan beralih menggunakan barang/jasa pengganti tersebut. Jika barang bersifat saling menggantikan maka disebut barang substitusi. Contohnya yaitu beras dan jagung. Bila harga beras naik, maka permintaaan akan beras akan menurun dan jagung sebagai barang substitusi jumlah permintaanya akan meningkat, sedangkan bila dua macam barang bersifat melengkapi, maka disebut barang komplementer. Contohnya gula dan kopi. Bila permintaan kopi menurun karna harga kopi meningkat makan permintaan gula juga menurun, hal ini karena kedua barang tersebut merupakan barang komplementer.


(30)

12

Gambar 2.2 Kurva Permintaan dan Pergeseran Kurva

Keterangan :

D0, D1, dan D2 : Kurva permintaan

Harga produk substitusi yeng menurun, menyebabkan kurva permintaan suatu produk bergeser ke sebelah kiri yaitu dari D0 ke D2. Sebaliknya jika harga produk substitusi, kuva permintaan suatu produk akan bergeser ke kanan yaitu dari D0 ke D1. Berbeda dengan harga produk substitusi, penurunan harga produk komplementer akan meningkatkan jumlah permintaan suatu produk sehingga kurva permintaan bergeser ke kanan (D0 ke D1). Sebaliknya ketika harga produk komplementer naik, permintaan suatu produk akan turun dan kurva permintaan akan bergeser ke kiri (D0 ke D2).

3. Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan dapat mencerminkan daya beli masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, berarti daya beli akan meningkat, sehingga permintaan akan suatu barang akan meningkat juga.


(31)

13

4. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan sebuah barang. Sebagai contoh beras, hampir semua manusia di dunia ini mengkonsumsi nasi yang berasal dari beras, jadi semakin banyak jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras maka permintaan terhadap beras juga akan banyak.

5. Selera.

Walaupun bersifat relatif, selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat juga. Hal ini membuat permintaan akan sebuah barang juga dipengaruhi oleh selera.

6. Perkiraan harga di masa mendatang.

Bila memperkirakan harga suatu barang akan naik di masa mendatang, maka permintaan akan meningkat karena banyak orang pada saat ini akan membeli barang tersebut sekarang untuk menghemat belanja di masa mendatang.

2.2 Teori Penetapan Harga

Swastha (1998; 241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Dalam menetukan harga barang atau jasa dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap barang atau jasa tersebut. Harga dan jumlah barang yang ada dipasaran adalah ditentukan dengan melihat keadaan ekuilibrium dalam suatu pasar. Keadaan pasar yang seimbang atau


(32)

14

suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah barang yang diminta pada harga tersebut.

Kebijakan mengenai harga sifatnya hanya sementara, berarti produsen harus mengikuti perkembangan harga di pasar dan harus mengetahui posisi perusahaan dalam situasi pasar secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk membuat produsen mengetahui bagaimana selera harga di pasaran sehingga mampu membuat harga yang sesuai untuk produknya. Penentuan harga yang salah dapat berakibat pada kelanjutan sebuah usaha. Salah dalam melakukan penentuan harga akan mengakibatkan permasalahan pada keuangan usaha tersebut seperti penurunan laba yang diperoleh. Perubahan harga jual mempunyai tujuan untuk menyesuaikan agar harga baru yang ditetapkan dapat mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau biaya masa depan (future cost), return yang diinginkan oleh perusahaan, reaksi pesaing dan sebagainya.

Penetapan harga pada sebuah barang meliputi kebijakan manajemen dalam menentapkan besarnya jumlah uang yang akan dibebankan kepada pembeli untuk sebuah barang. Kegiatan ini sering kali meliputi penentapan harga dasar yang perlu disesuaikan tergantung pada sifat khas penawaran kepada pembeli.

Harga yang terjadi dipasaran merupakan perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran. Harga murni suatu barang terjadi pada tingkat harga pedagang besar, hal ini karena hanya pada saat ini terdapat persaingan harga yang agak sempurna. Pada umumnya harga ditingkat ini dikatakan murni karena pedagang dan pembeli memiliki pengetahuan yang baik tentang penentuan harga. Harga eceran biasanya hanya berpatokan pada harga pedagang besar, dimana


(33)

15

harga yang bisa dikurangi atau ditambah sehingga terjadilan margin pemasarn (Mubyarto, 1989).

Kotler (2002 : 550) dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan mengikuti prosedur enam tahap penetapan harga yaitu :

(1) Perusahaan memilih tujuan penetapan harga.

(2) Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga.

(3) Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level produksi dan pada berbagai level akumulasi pengalaman produksi.

(4) Perusahaan menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing. (5) Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga

(6) Perusahaan memilih harga akhir.

Penetapan harga atas barang atau jasa yang efisien sering menjadi masalah yang sulit bagi suatu perusahaan. Meskipun cara atau metode penetapan harga yang dipakai adalah sama bagi perusahaan (didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, laba dan sebagainya), tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produknya, pasanya, dan tujuan perusahaan.

Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Untuk menghasilkan laba, suatu perusahaan dapat melakukan dua cara. Cara pertama dengan menaikan harga jual. Tindakan ini memang dapat meningkatkan laba,


(34)

16

namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat ini perusahaan tidak mudah untuk menaikkan harga jual karena dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang sama. Cara kedua adalah dengan menekan biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin (Lasena, 2013). Harga pasar suatu komoditas dan jumlah yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditas tersebut. Harga pasar yang dimaksudkan adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Sugiarto dkk 2005).

Menurut Boyd (2000:219) harga mempengaruhi tingkat permintaan. Kecenderungan para konsumen dalam membeli sebuah barang yaitu dengan mempertimbangkan harga. Sebagian konsumen lebih cenderung membeli barang pengganti yang lebih murah namun memiliki kegunaan yang sama dari barang yang sebelumnya. Salah satu prinsip prilaku konsumen yang utama dalam penetapan harga adalah memprediksi dampak perubahan harga terhadap konsumen. Yaitu bagaimana reaksi konsumen apabila harga sebuah barang yang diinginkan mengalami peningkatan harga. Faktor penentu utama bagi konsumen untuk membeli sebuah barang yaitu harga. Konsumen sangat memperhitungkan harga yang akan dibayarkan untuk sebuah barang, hal ini membuat konsumen harus memikirkan dengan baik dan memutuskan sebuah keputusan untuk membeli sebuah barang.

Perusahaan memilih penetapan harga yang menyertakan satu atau lebih dari pertimbangan tersebut. Kotler (2002) mengemukakan enam metode-metode penetapan harga sebagai berikut.


(35)

17

(1) Penetapan harga mark-up

(2) Penetapan harga berdasarkan pengemBalian yang diharapkan (3) Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan (4) Penetapan harga nilai

(5) Penetapan harga sesuai harga berlaku (6) Penetapan harga penawaran tertutup

Menurut Tjiptono (2003:73) harga memiliki dua peranan dalam konsumen membeli sebuah barang yaitu :

(1) Peranan alokasi dari harga yang membantu para pembeli memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang berdasarkan daya belinya. (2) Peranan informasi dari harga yang mendidik konsumen mengenai

faktor-faktor produk seperti kualitas.

2.3 Konsep Elastisitas

Hukum permintaan dan penawaran meramalkan arah perubahan harga dan kuantitas sebagai reaksi terhadap berbagai pergeseran permintaan dan penawaran. Mengetahui perubahan kuantitas (naik atau turun) sebagai akibat dari perubahan harga tidaklah cukup, karena belum diketahui seberapa besar (responsive) perubahan tersebut. Mengukur dan menjeaskan hingga seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan variabel-variabel lainnya dijelaskan dalam konsep elastisitas. Soekartawi (1989) menyatakan bahwa elastisitas suatu barang terhadap barang lain adalah persentase perubahan harga barang yang satu disebut X dan barang yang lain disebut Y. Elastisitas mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli atau ditawarkan sebagai akibat perubahan salah satu faktor.


(36)

18

2.3.1 Elastisitas permintaan

Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar perubahan (tingkat responsif) dari jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga. Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah yang diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan. Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya. Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dari, sama dengan lebih besar dari satu dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan tidak elastisitas (inelastic), unitari (unity), dan elastis (elastic).

Elastisitas permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut :

E =

=

×

Keterangan :

Y : Permintaan X : Harga

∆Y : Persentase perubahan permintaan ∆X : Persentase perubahan harga


(37)

19

1. Elastisitas Harga

Merupakan perbandingan (rasio) antara perubahan relatif jumlah barang yang diminta dengan perubahan relatif harganya. Elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga (Budi S, 2009).

Ep

=

( )

( )

=

×

×

Keterangan :

∆ : Perubahan permintaan ∆ : Perubahan harga Q : Jumlah permintaan Px : Harga

(1) Ep > 1 disebut elastis. Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.

(2)

Ep < 1 disebut inelastis. Perubahan permintaan (dalam persentase) lebih kecil

daripada perubahan harga.

(3)

Ep = 1 disebut unitaryelastis. Artinya jika harga naik 10%, permintaan turun

10% juga.

(4)

Ep = 0 disebut inelastis sempurna. Kondisi inelastis sempurna terjadi apabila

tingkat permintaan terhadap suatu barang tidak berubah sama sekali atau 0 walaupun harga barang berubah.

(5)

Ep = ∞ disebut elastis sempurna. Kondisi ini terjadi apabila terdapat peningkatan permintaan suatu barang saat tidak terjadi peningkatan harga barang.


(38)

20

2. Elastisitas Silang

Elastisitas silang adalah koefisien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. Apabila perubahan barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang.

Ec = ∆ /

∆ /

= ∆

×

Keterangan :

∆ : Perubahan permintaan ∆ : Perubahan harga Q : Jumlah permintaan Py : Harga

Nilai elastisitas silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu barang dengan barang lainnya

(1) Barang komplementer : jika Ec < 0 ( negatif)

Kenaikan harga barang Y akan menyebabkan penurunan kuantitas barang X yang diminta

(2) Barang Substitusi : jika Ec > 0 ( positif)

Kenaikan harga barang Y akan menyebabkan kenaikan kuantitas barang X yang diminta.

3. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. Besarnya elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan menggunaan rumus sebagai berikut.


(39)

21

Ey =

( ) ( )

= ∆

×

atau

×

Keterangan :

∆ : Perubahan jumlah permintaan ∆ : Perubahan pendapatan rumah tangga Q : Jumlah permintaan

I : Pendapatan rumah tangga

(1) Ey = Positif termasuk barang normal

Jika pendapatan naik menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta (2) Ey = Negatif termasuk barang inferior

Jika pendapatan naik menyebabkan penurunan jumlah yang diminta (3) Ey < 1 barang kebutuhan pokok

Perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan sebesar perubahan pendapatannya

(4) Ey >1 barang mewah = perubahan permintaan lebih besar daripada perubahan pendapatan.

2.4 Tinjauan Komoditas Jeruk

Salah satu tanaman hortikultura yaitu jeruk. Jeruk merupakan buah yang berasal dari Asia. Menurut Ashari (2004) jeruk manis berasal dari India Timur Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Chocin Cina kemudia di eropa baru mulai dibudidayaan pada akhir abad ke 15. Sejak ratusan tahun yang lalu jeruk telah ada di Indonesia, bahakan dipercaya bahwa jeruk merupakan peninggalan orang-orang Belanda yang mendatangkan jeruk dari Amerika dan Italia. Klasifikasi jeruk menurut Soelarso (1996) adalah sebagai berikut.


(40)

22

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutale

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp.

Jenis jeruk sangat beragam dan beberapa spesiesnya dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antar spesies, yang mana hasil dari persilangan ini memiliki karakter baru yang khas. Banyak jenis jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia baik sebagai bahan pangan, wewangian, maupun untuk industri. Bagian yang banyak dimanfaatkan yaitu buah dan daun.

Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah Jeruk Keprok, Jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas j\Jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk purut (C. hystrix) dan jeruk sambal (C. hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon dan Grapefruit, sedangkan varitas lokal adalah Jeruk Siem, Jeruk Baby, Keprok Medan, Bali, nipis dan purut.

Sentra produksi jeruk yang ada sekarang belum berbentuk dalam suatu hamparan tetapi merupakan kantong-kantong produksi yang sempit dan terpencar di kawasan sentra produksi, dengan tingkat pemeliharaan yang bervariasi dan


(41)

23

belum optimal serta pengelolaan pascapanennya yang sederhana dan pemasaran yang tidak berpihak kepada petani. Produktivitas jeruk di Indonesia mengalami penurunan atau kemunduran hasil, akibat dari gangguan penyakit terutama CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration) yang menyebabkan kerugian besar tanaman jeruk di berbagai sentra produksi (Soelarso, 1996).

Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan Medan (Sumatera Utara). Selain di Indonesia negara-negara lain juga menghasilkan buah jeruk. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico, Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan (Pracaya, 2003).

Jeruk merupakan buah yang mengandung banyak vitamin C, potassium dan folid acid yang dapat berfungsi untuk menghambat sel-seln kanker. Jeruk juga mengandung serat didalamnya, selain itu jeruk juga mengandung hasperidin yang mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan amsih banyak lainnya yang berguna bagi tubuh. Dalam satu buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gr karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak. Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12% yang dibutuhkan per hari (Anggen, 2012).

Jeruk dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik tentunya ada syarat khusus untuk tanaman jeruk mampu menghasilkan buah yang baik. Tanaman Jeruk dapat ditanam di daerah antara 40o LU dan 40o LS. Umumnya tanaman jeruk terdapat di daerah 20o s.d. 40o LS.


(42)

24

Pada daerah subtropis, tanaman jeruk ditanam di dataran rendah samapai ketinggian 650 mdpl. Di daerah Khatulistiwa sampai ketinggian 2000 mdpl (Joesoef, 1993).

Kecepatan angin yang lebih dari 40% s.d. 48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. Temperatur optimal antara 25o s.d. 30oC namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38oC. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20oC. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70% s.d. 80%. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5 s.d. 6, 6 s.d. 7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Khususnya di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.

Tanah yangg baik untuk budidaya jeruk adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7% s.d. 27%, debu 25% s.d. 50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 s.d. 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°.


(43)

25

Buah jeruk hendaknya dipanen setelah masak, karena jeruk termasuk buah yang nonklimakterik dimana tidak terjadi proses pematangan setelah panen (yang terasa masam tidak akan berubah menjadi manis). Mutu dari buah jeruk setelah di panen akan mengalami penurunan, maka proses dari pasca panen haruslah baik agar buah jeruk memiliki kualitas yang baik. Tahap dalam penanganan buah jeruk segar yaitu buah jeruk dipanen setelah embun pagi telah menguap sehingga setelah panen kulit jeruk tidak mudah mengalami kerusakan. Menggunakan sarung tangan saat memanen untuk menghindari cacat fisik bada buah jeruk. Buah yang letaknya tinggi di panen dengan menggunakan tangga agar tidak terjadi kerusakan pada pohon jeruk.

Jeruk lokal yang paling dikenal oleh masyarakat di Indonesia adalah jeruk keprok. Selain merupakan yang paling banyak dikenal oleh masyarakat, jeruk keprok juga memiliki nilai komersial yang tinggi. Di Indonesia tidak semua jenis jeruk keprok yang di usahakan oleh petani. Jenis jeruk keprok yang biasanya diusahakan oleh petani dengan jumlah yang besar yaitu jeruk keprok siem. Dengan melakukan usaha bertani jeruk ini sudah banyak petani jeruk di Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Utara yang terangkat kehidupan ekonominya menjadi lebih baik (AAK, 1994).

Jeruk keprok merupakan salah satu jeruk yang dianjurkan oleh Departemen Pertanian untuk ditanam. Buah dari jeruk keprok ini merupakan yang paling terkenal dan banyak dikonsumsi langsung secara segar. Hal ini didukung dengan rasa buahnya yang manis dan menyegarkan (Sarwono, 1993).


(44)

26

Kunci keberhasilan pengembangan tanaman jeruk ditentukan oleh ketersediaan bibit yang bermutu pada saat tanaman yang tepat dan dengan harga yang tejangkau oleh petani. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan serta pengelolaan kebun-kebun bibit yang ada, perlu ditingkatkan guna memenuhi permintaan konsumen bibit yang terus meningkat (Sumekto, 1995).

2.5 Penelitian Sebelumnya

Yeni (2009) menyatakan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk di Kabupaten Sleman yaitu meliputi, harga jeruk itu sendiri, harga salak, dan pendapatan penduduk. Sedangkan, harga pisang dan jumlah penduduk tidak berpengaruh nyata pada permintaan jeruk di Kabupaten Sleman. Berdasarkan elastisitas harga, harga jeruk bersifat elastis karena memiliki nilai elastisitas yang lebih dari satu. Elastisitas silang, salak merupakan barang substitusi dilihat dari nilai elastisitas yang positif. Berdasarkan elastisitas pendapatan jeruk merupakan barang normal inelastis karena nilai elastisitas pendapatannya kurang dari satu dan nilainya positif yang menyatakan bahwa konsumsi jeruk akan berubah sesuai dengan pendapatannya yaitu jika pendapatan penduduk naik maka permintaan jeruk akan naik dengan persentase yang lebih kecil.

Asmidah (2013) menyatakan bahwa permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Irawati (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pisang di Kabupaten Lumajang adalah harga pisang, harga pepaya dan produksi keripik pisang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pisang di Kabupaten Lumajang adalah harga pisang, harga pepaya, jumlah pohon dan


(45)

27

produktivitas. Trend permintaan dan penawaran pisang di Kabupaten Lumajang dari tahun 2011 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan. Kontribusi pisang terhadap PDRB Kabupaten Lumajang adalah tinggi sedangkan kontribusi pisang terhadap sektor pertanian dan subsektor tanaman pangan adalah rendah.

Kartika (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan semangka oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung adalah harga semangka, harga apel, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga. Elastisitas harga semangka terhadap permintaan semangka bersifat barang elastis karena nilainya lebih besar dari satu. Elastisitas silang semangka terhadap apel bersifat komplementer karena elastisitas silangnya bernilai negatif dan kurang dari satu. Elastisitas pendapatan semangka bersifat barang normal karena nilainya lebih besar dari nol dan bernilai positif.

Antara dan Wirawan (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah pisang ambon di Kecamatan Denpasar Barat adalah harga buah lainnya, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan formal ibu rumah tangga sedangkan harga buah pisang ambon, variabel dummy, dan pekerjaan kepala keluarga tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga. Elastisitas permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga di Kecamatan Denpasar Barat menunjukan bahwa : Elastisitas harga atas permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga adalah inelastis. Elastisitas pendapatan menunjukan bahwa buah pisang ambon termasuk dalam kategori barang normal. Buah lainnya dapat dikategorikan sebagai barang substitusi dari pisang ambon berdasarkan hasil analisis elastisitas harga silang.


(46)

28

Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan terhadap penelitian sebelumnya. Persamaan dari penelitian ini dan sebelumnya yaitu menggunakan alat analisis yang sama yaitu analisis regresi linier berganda dan analisis regresi logaritma natural. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini hanya berfokus pada permintaaan konsumen dan elastisitas permintaan konsumen. Sedangkan pada bebrapa penelitian sebelumnya meneliti hingga penawaran konsumen terhadap buah-buahan. Penelitian ini menggunakan buah jeruk lokal sebagai komoditinya dan menggunakan data primer yang dicari di pasar. Penelitian-penelitian sebelumnya digunakan sebagai tambahan informasi untuk penelitian ini.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Kegiatan yang terjadi di pasar yaitu kegiatan jual beli barang. Terdapat dua macam pasar yang ada yaitu pasar tradisional dan pasar modern, dimana yang telah maju seperti sekarang pasar modern seperti supermarket telah bersaing dengan pasar tradisional dalam kelengkapan barang-barang yang diperjualkan. Dengan adanya pasar modern tidak berarti para pembeli meninggalkan pasar tradisional.

Pembeli yang merupakan konsumen masih lebih cenderung berbelanja ke pasar tradisional daripada berbelanja ke pasar modern. Hal ini disebabkan karena harga yang ada di pasar tradisional cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga dipasar modern. Proses tawar menawar antara penjual dan pembeli juga hanya terjadi di pasar tradisional. Dari sekian banyak barang yang dibeli oleh konsumen di pasar yaitu adalah buah-buahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang harus dijaga merupakan alasan masyarakat


(47)

29

mengkonsumsi buah, karena buah memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Salah satu buah yang sering dibeli oleh masyarakat adalah buah jeruk. Harga jeruk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan buah-buahan lainnya dan memiliki kandungan yang penting untuk tubuh menjadi buah yang paling diminati.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi dalam permintaan buah jeruk lokal diantaranya, harga buah jeruk lokal, harga buah jeruk impor, harga apel, harga buah mangga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah pendapatan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tentang permintaan dan elastistas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar menggunakan analisis fungsi Cobb-Douglas dan analisis fungsi linier. Hasil yang terbaik dari kedua fungsi tersebut kemudian yang akan digunakan untuk penelitian ini. Kemudian diuji dengan kriteria-kriteria yang menjadi syarat dalam analisi ini, yaitu kriteria Ekonomi, kriteria Ekonometrika dan kriteria Statistik. Dengan dipenuhinya kriterian-kriterian tersebut maka akan menghasilkan hasil yang akurat. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini seperti Gambar 2.3


(48)

30

Gambar 2.3

Skema Kerangka Pemikiran

Permintaan Buah Jeruk Lokal di Kota Denpasar

Faktor-faktor Permintaan Buah Jeruk Lokal

Harga Buah Jeruk Lokal

1. Harga Buah Jeruk Impor 2. Harga Buah Apel

3. Harga Buah Mangga

Jumlah Anggota Keluarga Responden

Pendapatan Responden

Analisis Permintaan

Fungsi Cobb - Douglas

Kriteria

Kriteria Ekonometrika Kriteria Statistik

Simpulan

Rekomendasi

Fungsi Linier


(49)

31

2.7 Hipotesis

1. Model fungsi permintaan yang valid didasarkan pada penelitan terdahulu dan teori-teori ekonomi, sehingga model fungsi permintaan Cobb-Douglas merupakan model fungsi permintaan yang valid untuk merepresentatifkan model fungsi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

2. Jumlah permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar dipengaruhi oleh harga buah jeruk lokal, harga buah jeruk impor, harga buah apel, harga buah mangga, total pendapatan keluarga, dan jumlah anggota rumah tangga.

3. Elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar yaitu elastisitas harga, elastisitas silang (barang komplementer dan barang substitusi), dan elastisitas pendapatan.


(1)

Kunci keberhasilan pengembangan tanaman jeruk ditentukan oleh ketersediaan bibit yang bermutu pada saat tanaman yang tepat dan dengan harga yang tejangkau oleh petani. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan serta pengelolaan kebun-kebun bibit yang ada, perlu ditingkatkan guna memenuhi permintaan konsumen bibit yang terus meningkat (Sumekto, 1995).

2.5 Penelitian Sebelumnya

Yeni (2009) menyatakan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk di Kabupaten Sleman yaitu meliputi, harga jeruk itu sendiri, harga salak, dan pendapatan penduduk. Sedangkan, harga pisang dan jumlah penduduk tidak berpengaruh nyata pada permintaan jeruk di Kabupaten Sleman. Berdasarkan elastisitas harga, harga jeruk bersifat elastis karena memiliki nilai elastisitas yang lebih dari satu. Elastisitas silang, salak merupakan barang substitusi dilihat dari nilai elastisitas yang positif. Berdasarkan elastisitas pendapatan jeruk merupakan barang normal inelastis karena nilai elastisitas pendapatannya kurang dari satu dan nilainya positif yang menyatakan bahwa konsumsi jeruk akan berubah sesuai dengan pendapatannya yaitu jika pendapatan penduduk naik maka permintaan jeruk akan naik dengan persentase yang lebih kecil.

Asmidah (2013) menyatakan bahwa permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan rata-rata, dan jumlah tanggungan. Irawati (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pisang di Kabupaten Lumajang adalah harga pisang, harga pepaya dan produksi keripik pisang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pisang di Kabupaten Lumajang adalah harga pisang, harga pepaya, jumlah pohon dan


(2)

produktivitas. Trend permintaan dan penawaran pisang di Kabupaten Lumajang dari tahun 2011 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan. Kontribusi pisang terhadap PDRB Kabupaten Lumajang adalah tinggi sedangkan kontribusi pisang terhadap sektor pertanian dan subsektor tanaman pangan adalah rendah.

Kartika (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan semangka oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung adalah harga semangka, harga apel, jumlah anggota keluarga dan pendapatan rumah tangga. Elastisitas harga semangka terhadap permintaan semangka bersifat barang elastis karena nilainya lebih besar dari satu. Elastisitas silang semangka terhadap apel bersifat komplementer karena elastisitas silangnya bernilai negatif dan kurang dari satu. Elastisitas pendapatan semangka bersifat barang normal karena nilainya lebih besar dari nol dan bernilai positif.

Antara dan Wirawan (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan buah pisang ambon di Kecamatan Denpasar Barat adalah harga buah lainnya, pendapatan rumah tangga, dan pendidikan formal ibu rumah tangga sedangkan harga buah pisang ambon, variabel dummy, dan pekerjaan kepala keluarga tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga. Elastisitas permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga di Kecamatan Denpasar Barat menunjukan bahwa : Elastisitas harga atas permintaan buah pisang ambon oleh rumah tangga adalah inelastis. Elastisitas pendapatan menunjukan bahwa buah pisang ambon termasuk dalam kategori barang normal. Buah lainnya dapat dikategorikan sebagai barang substitusi dari pisang ambon berdasarkan hasil analisis elastisitas harga silang.


(3)

Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan terhadap penelitian sebelumnya. Persamaan dari penelitian ini dan sebelumnya yaitu menggunakan alat analisis yang sama yaitu analisis regresi linier berganda dan analisis regresi logaritma natural. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini hanya berfokus pada permintaaan konsumen dan elastisitas permintaan konsumen. Sedangkan pada bebrapa penelitian sebelumnya meneliti hingga penawaran konsumen terhadap buah-buahan. Penelitian ini menggunakan buah jeruk lokal sebagai komoditinya dan menggunakan data primer yang dicari di pasar. Penelitian-penelitian sebelumnya digunakan sebagai tambahan informasi untuk penelitian ini.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Kegiatan yang terjadi di pasar yaitu kegiatan jual beli barang. Terdapat dua macam pasar yang ada yaitu pasar tradisional dan pasar modern, dimana yang telah maju seperti sekarang pasar modern seperti supermarket telah bersaing dengan pasar tradisional dalam kelengkapan barang-barang yang diperjualkan. Dengan adanya pasar modern tidak berarti para pembeli meninggalkan pasar tradisional.

Pembeli yang merupakan konsumen masih lebih cenderung berbelanja ke pasar tradisional daripada berbelanja ke pasar modern. Hal ini disebabkan karena harga yang ada di pasar tradisional cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga dipasar modern. Proses tawar menawar antara penjual dan pembeli juga hanya terjadi di pasar tradisional. Dari sekian banyak barang yang dibeli oleh konsumen di pasar yaitu adalah buah-buahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang harus dijaga merupakan alasan masyarakat


(4)

mengkonsumsi buah, karena buah memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Salah satu buah yang sering dibeli oleh masyarakat adalah buah jeruk. Harga jeruk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan buah-buahan lainnya dan memiliki kandungan yang penting untuk tubuh menjadi buah yang paling diminati.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi dalam permintaan buah jeruk lokal diantaranya, harga buah jeruk lokal, harga buah jeruk impor, harga apel, harga buah mangga, jumlah anggota keluarga, dan jumlah pendapatan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tentang permintaan dan elastistas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar menggunakan analisis fungsi Cobb-Douglas dan analisis fungsi linier. Hasil yang terbaik dari kedua fungsi tersebut kemudian yang akan digunakan untuk penelitian ini. Kemudian diuji dengan kriteria-kriteria yang menjadi syarat dalam analisi ini, yaitu kriteria Ekonomi, kriteria Ekonometrika dan kriteria Statistik. Dengan dipenuhinya kriterian-kriterian tersebut maka akan menghasilkan hasil yang akurat. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini seperti Gambar 2.3


(5)

Gambar 2.3

Skema Kerangka Pemikiran Permintaan Buah Jeruk Lokal

di Kota Denpasar

Faktor-faktor Permintaan Buah Jeruk Lokal

Harga Buah Jeruk Lokal

1. Harga Buah Jeruk Impor 2. Harga Buah Apel

3. Harga Buah Mangga

Jumlah Anggota Keluarga Responden

Pendapatan Responden

Analisis Permintaan

Fungsi Cobb - Douglas

Kriteria

Kriteria Ekonometrika Kriteria Statistik

Simpulan

Rekomendasi

Fungsi Linier


(6)

2.7 Hipotesis

1. Model fungsi permintaan yang valid didasarkan pada penelitan terdahulu dan teori-teori ekonomi, sehingga model fungsi permintaan Cobb-Douglas merupakan model fungsi permintaan yang valid untuk merepresentatifkan model fungsi permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar.

2. Jumlah permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar dipengaruhi oleh harga buah jeruk lokal, harga buah jeruk impor, harga buah apel, harga buah mangga, total pendapatan keluarga, dan jumlah anggota rumah tangga.

3. Elastisitas permintaan buah jeruk lokal di Kota Denpasar yaitu elastisitas harga, elastisitas silang (barang komplementer dan barang substitusi), dan elastisitas pendapatan.