Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1.

Kerangka Konsep
Tujuan dibuatnya kerangka konsep adalah untuk memperlihatkan

hubungan pengaruh antara masing-masing variabel dalam suatu penelitian. Jenis
variabel yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitianini adalah variabel bebas
atau variabel independen, variabel terikat atau variabel dependen dan variabel
moderating. Variabel-variabel independen terdiri dari pelayanan PBB (X1),sanksi
perpajakan (X2), NJOP (X3), pengetahuan PBB (X4) dan kesadaran wajib pajak
(X5). Variabel dependen dan variabel moderating terdiri darikepatuhan wajib
pajak (Y) dan pendapatan masyarakat (Z).

Adapun kerangka konsep dari

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pelayanan PBB (X1)
Sanksi Perpajakan (X2)

Kepatuhan
Wajib Pajak
(Y)

NJOP (X3)
Pengetahuan PBB (X4)
Kesadaran Wajib Pajak (X5)
Pendapatan Masyarakat (Z)

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara

Dari kerangka konsep yang dibangun maka dapat dijelaskan hubungan
antara variabel sebagai berikut:
a.

Pengaruh Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Pelayanan adalah cara melayani (membantu mengurus atau menyiapkan


segala kebutuhan yang diperlukan seseorang). Fiskus merupakan petugas pajak.
Jadi, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam
membantu, mengurus, atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan
seseorang dalam hal ini adalah wajib pajak (Jatmiko, 2006).
Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas maka wajib pajak akan
senang dan patuh dalam membayar pajak. Artinya bahwa pelayanan PBB
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

b.

Pengaruh Sanksi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada

orang yang melanggar peraturan. Sanksi perpajakan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, karena fungsi sanksi adalah untuk
mengatur sekelompok populasi agar memenuhi aturan yang ditentukan.Sanksi
ditujukan kepada wajib pajak yang tidak mematuhi aturan perpajakan atau
melakukan pelanggaran berupa kecurangan terhadap peraturan perpajakan yang
berlaku saat ini.Dengan adanya sanksi berupa denda maupun pidana diharapkan

wajib pajak lebih patuh terutama dalam hal membayar PBB.
Diduga bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara

c.

Pengaruh NJOP terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari

transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi
jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti (Mardiasmo, 2009).
Diduga bahwa semakin meningkat NJOP maka kepatuhan juga akan
meningkat. Artinya bahwa NJOP berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak.

d.


Pengaruh Pengetahuan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala

perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang dapat berwujud
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah
kejiwaan. Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seseorang wajib pajak
dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak berdasarkan
undang-undang yang akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang akan
berguna bagi kehidupan mereka. Adanya pengetahuan perpajakan akan membantu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, tanpa harus dipaksakan dan
diancam oleh sanksi dan hukuman.
Wajib pajak yang berpengetahuan tentang pajak, secara sadar akan patuh
karena mengetahui manfaat membayar pajak tersebut yang pada akhirnya akan

Universitas Sumatera Utara

mereka nikmati. Artinya bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.


e.

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti.Kesadaran dapat

diartikan pula sebagai rasa rela untuk melakukan sesuatu yang sebagai kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat.Kesadaran perpajakan dapat diartikan sebagai
rasa yang timbul dari dalam diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak
dengan ikhlas tanpa adanya unsur paksaan.Tingkat kesadaran perpajakan
menunjukkan seberapa besar tingkat pemahaman seseorang tentang arti, fungsi
dan peranan pajak.
Diduga bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka
pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan. Artinya bahwa pengetahuan PBB berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.

f.

Peran


Pemoderasi Hubungan antara Pendapatan Masyarakat

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pendapatan merupakan total dari penerimaan (uang dan bukan uang)
seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu (Rahardja dan
Manurung, 2006). Pendapatan wajib pajak merupakan jumlah penghasilan Rupiah
yang dihasilkan wajib pajak yang diperoleh dari pekerjaan utama maupun
sampingan. Pendapatan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi dalam
pembayaran pajak bumi dan bangunan. Namun, pendapatan wajib pajak tidak
mempengaruhi pengenaan besar atau kecilnya PBB, karena PBB merupakan pajak

Universitas Sumatera Utara

objektif yang tidak melihat kondisi dari wajib pajak. Masyarakat yang memiliki
tingkat pendapatan tinggi seharusnya tidak akan memiliki masalah dalam
membayar PBB setiap tahunnya.
Pendapatan masyarakat diduga dapat memoderasi hubungan antara
pelayanan PBB, sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran wajib
pajak dengan kepatuhan wajib pajak.


3.2.

Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan

penelitian yang masih harus diuji dan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah.
1.

pelayanan PBB,sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran
wajib pajak secara serempakdan parsial berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan;

2.

pendapatan masyarakat mampu memoderasi hubungan antara pelayanan
PBB,sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran wajib pajak
dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
survey yang merupakan penelitian lapangan yang dilakukan terhadap beberapa
anggota sampel dari suatu populasi tertentu yang pengumpulan datanya dilakukan
dengan menggunakan kuesioner (Sekaran, 2003). Jenis penelitian adalah
deskriptif kausal yang bertujuan untuk memberi gambaran (deskripsi) dari
variabel-variabel yang diteliti dan untuk mengetahui pengaruh antar variabel
melalui suatu pengujian hipotesis.Data penelitian adalah data primer.Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
responden atau sumber asli dalam bentuk kuesioner.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Kabupaten Tapanuli Utara JalanLetjend. Suprapto No. 1Tarutung.Objek
penelitian adalah wajib pajakbumi dan bangunan Kabupaten Tapanuli Utara

sesuai dengan ketetapan pajakbumi dan bangunan tahun 2015. Penelitian
bertempat di 15 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
yang terdiri dari Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siborong-borong, Kecamatan
Sipoholon,

Kecamatan

Siatas

Barita,

Kecamatan

Pagaran,

Kecamatan

Parmonangan, Kecamatan Adian Koting, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan
Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pahae Jae,
Kecamatan Muara, Kecamatan Purba Tua dan Kecamatan Simangumban. Waktu


Universitas Sumatera Utara

Penelitian adalah Juni 2016 sampai dengan Agustus

2016 dengan jadwal

penelitian yang tercantum pada lampiran 1.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang,
kejadian atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu yang berada dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Erlina, 2011). Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,
sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah wajib
pajakbumi dan bangunan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara yang menerima
ketetapan pajak bumi dan bangunan berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang (SPPT) pada tahun 2015 yaitu sebanyak 115.678 WP. Pengambilan
sampel

(sampling

method)

terhadap

responden

dilakukan

secara

purposive.Purposive sampling method digunakan karena informasi yang akan
diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan peneliti (Sugiyono, 2013). Adapun kriteria responden dalam penelitian
ini adalah.
1) terdaftar dalam DHKP (Daftar Himpunan Ketetapan Pajak) Kecamatan
Tahun 2015;
2) wajib pajak yang menerima SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang);
3) berdomisili di Kabupaten Tapanuli Utara;

Universitas Sumatera Utara

Penentuan sampel ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin (Sugiono,
2013), yaitu:
�=

Keterangan:


1 + �(�)²

n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditolerir
(ditetapkan 10 %)
Berdasarkan data dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
Kabupaten Tapanuli Utara jumlah wajib pajak bumi dan bangunan yang terdaftar
di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2015 sebanyak 115.678 WP. Dengan
menggunakan rumus Slovin jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
�=

� = 99,91 dibulatkan

115.678
1 + 115.678 (0,1)²
�=

115.678
1.158

menjadi 100 WP

Berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dengan jumlah kecamatan sebanyak
15, maka jumlah sampel per kecamatan adalah =

100
15

= 6,67 dibulatkan menjadi 7

wajib pajak, sehingga total kuesioner yang akan disebar adalah sebanyak 7 x 15 =
105 kuesioner seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Kecamatan dan Sampel Penelitian
No.

Kecamatan

Jumlah
Sampel
7
7

1

Kecamatan Tarutung

2

Kecamatan Siborong-borong

3

Kecamatan Sipoholon

7

4

Kecamatan Siatas Barita

7

5

Kecamatan Pagaran

7

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 lanjutan
6

Kecamatan Parmonangan

7

7

Kecamatan Adian Koting

7

8

Kecamatan Sipahutar

7

9

Kecamatan Pangaribuan

7

10

Kecamatan Garoga

7

11

Kecamatan Pahae Julu

7

12

Kecamatan Pahae Jae

7

13

Kecamatan Muara

7

14

Kecamatan Purba Tua

7

15

Kecamatan Simangumban

7

JUMLAH

4.4

105

Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

berupa data primer.Indrianto dan Supomo (1999) “data merupakan sumber data
yang diperoleh secara langsung sesuai asli (tidak melalui media perantara)” Umar
(2009) menyatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh dari sumber
pertama yakni dari individu atau perseorangan melalui wawancara atau pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.Kuesioner untuk pengumpulan data
disebar sendiri oleh peneliti sebanyak 105 kuesioner dan ditunggu selama 14 hari.

4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang didasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefenisikan atau
mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain (Sarwono, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Definisi operasionaldari masing-masing varibel merupakan definisi yang
dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya nilai dari masing-masing
variabel tersebut. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah variabel
independen, dependen dan moderating. Variabel independen (variabel bebas)
adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat dan variabel dependen
(variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti
(Sekaran, 2006).Menurut Lubis (2012) variabel moderating berfungsi untuk
mempengaruhi hubungan langsung baik memperkuat maupun memperlemah
antara variabel independen dengan dependen.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala
pengukuran interval, yaitu skala pengukuran yang mengungkapkan kategori,
peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol
sebagai titik awal perhitungan dan bukan merupakan angka absolut (Erlina dan
Mulyani, 2007). Skala interval ini biasanya diukur melalui instrumen kuesioner
dengan skala likert.Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) skala likert
merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek, atau kejadian tertentu. Skala likert
umumnya menggunakan lima angka penilaian yaitu dengan skor 1 sampai 5,
dimana dalam penelitian inimenggunakan alternatif jawaban yang sama untuk
setiap variabel yaitu skor 5 (SS= Sangat Setuju), skor 4 (S= Setuju),skor 3 (R =
Ragu-ragu),skor 2 (TS = Tidak Setuju) dan skor 1 (STS = Sangat Tidak Setuju).
Penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel independen yaitu pelayanan
PBB (X1), sanksi (X2), NJOP (X3), pengetahuan PBB (X4), kesadaran wajib

Universitas Sumatera Utara

pajak (X5), 1 (satu) variabel moderating yaitu pendapatan masyarakat (Z) dan 1
(satu) variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak (Y).
Definisi operasionalnya dijelaskan sebagai berikut:
1.

Pelayanan PBB (X1)
Pelayanan PBB adalah cara atau kegiatan yang dilakukan petugas pajak
dalam melaksanakan tugasnya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat
dalam membayar pajak. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen
kuesioner dengan 3 butir pertanyaan yang merupakan adaptasi instrumen
kuesioner yang dibuat oleh Ananda (2015).

2.

Sanksi Perpajakan (X2)
Sanksi adalah tindakan atau hukuman yang dikenakan kepada wajib pajak
karena melakukan pelanggaran, baik yang disengaja ataupun tidak.
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan 3 butir
pertanyaan yang merupakan adaptasi instrumen kuesioner yang dibuat oleh
Ananda (2015).

3.

NJOP(X3)
NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) adalah harga rata-rata dari objek pajak yang
ditetapkan sebagai dasar penghitungan pajak. Pengukuran variabel ini
menggunakan instrumen kuesioner dengan 4 butir pertanyaan yang
merupakan adaptasi instrumen kuesioner yang dibuat oleh Ananda (2015).

4.

Pengetahuan PBB (X4)
Pengetahuan PBB adalah kemampuan wajib pajak untuk mengetahui dan
memahami aturan-aturan di bidang perpajakan (khusus pajak bumi dan

Universitas Sumatera Utara

bangunan). Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner
dengan 6 butir pertanyaan yang merupakan adaptasi instrumen kuesioner
yang dibuat oleh Ananda (2015).
5.

Kesadaran wajib pajak (X5)
Kesadaran wajib pajak merupakan sebuah itikad baik seseorang untuk
memenuhi kewajiban membayar pajak berdasarkan hati nurani yang tulus
ikhlas. Indikator pengukuran dari variabel ini adalah peran pajak sikap wajib
pajak.Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan 4
butir pertanyaan yang merupakan adaptasi instrumen kuesioner yang dibuat
oleh Elisyah (2015).

6.

Pendapatan masyarakat (Z)
Pendapatan masyarakatadalah besarnya jumlah uang wajib pajak baik dari
pekerjaan bebas maupun pekerjaan sampingannya selama satu bulan.
Variabel pendapatan dapat diukur dalam rupiah perbulan yang dikategorikan
dengan skala likert 5 kelas interval yang merupakan adaptasi instrumen
kuesioner yang dibuat oleh Ananda (2015).

7.

Kepatuhan wajib pajak (Y)
Kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan adalah sikap taat masyarakat
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, terutama dalam hal pembayaran
pajak bumi dan bangunan. butir pertanyaan yang merupakan adaptasi
instrumen kuesioner yang dibuat oleh Ananda (2015).

Universitas Sumatera Utara

Definisi operasional dan skala pengukuran secara singkat dijelaskan pada Tabel
4.2:
Tabel 4.2
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Nama
Variabel

Definisi Operasional

Variabel
Dependen
Kepatuhan wajib Ketaatan masyarakat dalam
pajak (Y)
memenuhi kewajiban
perpajakan.

Variabel
Independen
Pelayanan PBB Cara petugas pajak untuk
(X1)
meningkatkan kepatuhan
masyarakat membayar pajak
bumi dan bangunan.

Indikator Pertanyaan

Skala
Pengukuran

1. Tunggakan pajak bumi dan
bangunan
2. Tepat waktu
3. Membayar pajak bumi dan
bangunan tepat jumlah
4. Informasi

Interval

1. Tempat pembayaran
2. Penyelesaian Permohonan

Interval

3. Penyuluhan

Sanksi
perpajakan
(X2)

Tindakan atau hukuman yang
dikenakan kepada wajib pajak
karena melakukan pelanggaran.

1. Sanksi dan denda
2. Sanksi tegas
3. Keterlambatan

Interval

NJOP
(X3)

Harga rata-rata dari objek pajak
yang ditetapkan sebagai dasar
perhitungan pajak bumi dan
bangunan.

1. Petugas adil
2. Sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya
3. Perhitungan NJOP tidak
sesuai dan menunda
pembayaran
4. NJOPTKP Kabupaten
Tapanuli Utara
Rp.10.000.000

Interval

Pengetahuan
PBB (X4)

Kemampuan wajib pajak untuk
mengetahui dan memahami
aturan-aturan di bidang
perpajakan.

1.
2.
3.
4.

Interval

Tata cara mendaftarkan diri
Tata cara pembayaran
Tarif
Dasar pengenaan pajak
bumi dan bangunan
5. Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT)
6. Sosialisasi

Universitas Sumatera Utara

Kesadaran
wajib pajak
(X5)

Kesadaran wajib pajak bumi dan
bangunan merupakan sebuah
itikad baik seseorang untuk
memenuhi kewajiban membayar
pajak berdasarkan hati nurani
yang tulus ikhlas.

Pendapatan
masyarakat
(Z)

Jumlah penghasilan uang wajib
pajak dari pekerjaan pokok
maupun pekerjaan sampingan.

4.6

1. Sadar pajak merupakan
penerimaan pemerintah
daerah.
2. Pajak untuk pembangunan
daerah.
3. Kewajiban
membayar
pajak yang semestinya
4. Penundaan pembayaran
pajak merugikan daerah.

Interval

Upah, gaji dan keuntungan
tiap bulan

Interval

Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik
secara simultan maupun secara parsial seberapa besar pengaruh pelayanan PBB,
sanksi perpajakan, kesadaran wajib pajak dan pendapatan masyarakat terhadap
kepatuhan wajib pajak. Pengolahan data menggunakan program Statistical
Package for Social Science (SPSS).

4.6.1 Uji Kualitas Data
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas berupa konsistensi dan
akurasi data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian, jenis pengujian
berupa uji validitas dan reliabilitas, yaitu:
1. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Validitas merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran
sekalipun

responden

yang

dijadikan

pengujian

berbeda.

Instrumen

menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Teknik yang

Universitas Sumatera Utara

digunakan untuk mengukur validitas pertanyaan atau pernyataan kuesioner dari
Korelasi Product Moment dari Karl pearson yang dilihat dari r hitung untuk
tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlationlebih
besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut
dikatakan valid tetapi sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka
skor butir pertanyaan atau pernyataan kuesioner tidak valid. Uji signifikansi
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran
tetap konsisten apabila dilakukan lebih dari dua kali terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat pengukuran yang sama (Erlina, 2008). Teknik
statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s
alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan SPSS. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
(Sugiyono, 2013).
4.6.2. Statistik Deskriptif
Statistik ini digunakan untuk memberikan gambaran secara umum profil
dari sampel.Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari ratarata, deviasi standar, minimum dan maksimum.
4.6.3.Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini melakukan beberapa uji asumsi klasik.Berikut ini adalah
uraian mengenai uji asumsi klasik.
1.

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat keduanya mempunyai distribusi normal

Universitas Sumatera Utara

ataukah tidak (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov Test.
Suatu data dikatakan berdistribusi secara normal apabila nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih besar dari α 5%.
2.

Uji Multikolinearitas adalah kolerasi sempurna (100%) diantara variabel
yangdigunakan dalam model. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali 2013).
Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari
permasalahan multikolonieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation
Factor (VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah:
1. Jika Variance Inflation Faktor (VIF) > 10 maka artinya terdapat
persoalan multikolonieritas diantara variabel bebas.
2. Jika Variance Inflation Faktor (VIF) F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho ditolak atau
hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh).

Universitas Sumatera Utara

Jika F hitung < F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho diterima atau
hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
4.6.4.1.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji
statistik t digunakan untuk menguji sebarapa jauh pengaruh dari variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel
apa yang memberikan pengaruh dominan diantara variabel yang ada. Adapun
langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah dengan melihat
nilai signifikan, apabila nilai sig α < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau
hipotesis diterima. Begitu juga sebaliknya apabila nilai sig α > 0,05 maka dapat
disimpulkan variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen atau hipotesis ditolak (Ghozali, 2013). Hipotesis
untuk uji statistik t adalah sebagai berikut :
Ho : b1 = 0, pelayanan PBB (X1), sanksi (X2), NJOP (X3), Pengetahuan PBB
(X4) dan kesadaran wajib pajak (X5) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak (Y)
sebagai variabel dependen.
Ha : b1≠ 0, pelayanan PBB (X1), sanksi (X2), NJOP(X3), Pengetahuan PBB
(X4) dankesadaran wajib pajak (X5) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak (Y) sebagai variabel
dependen.

Universitas Sumatera Utara

Dengan kaidah pengambilan keputusan :
1.

Terima Ho, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih besar dari 5%
(lihat taraf signifikansi pada output Coefficient).

2.

Tolak Ho, jika koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih kecil atau sama
dengan 5% (lihat taraf signifikansi pada output Coefficient).

4.6.4.1.3Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi merupakan suatu analisis yang digunakan
untuk mengetahui kekuatan variabel lain diluar variabel independen yang diteliti
dalam menjelaskan variabel dependen.Nilai koefisien determinasi berada diantara
nol dan satu (0≤ R 2 ≤ 1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksikan variasi variabel dependen, jika nilai R2 semakin kecil atau
mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir tidak memberikan
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi yaitu bias terhadap
jumlah variabel independen yang dipakai pada model. Beberapa peneliti
memberikan saranuntuk menggunakannilai Adjusted R2 ketika melakukan evaluasi
mana model regresi terbaik. Berbeda dengan R2, nilai Adjusted R2 memiliki
fluaktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada model
(Ghozali, 2013).
4.6.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua untuk menganalisis interaksi pendapatan
masyarakat terhadap variabel independen berbeda dalam mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak.Pengujian ini untuk membuktikan hipotesis bahwa

Universitas Sumatera Utara

pendapatan masyarakat merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat
atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen
melalui uji residual.
Uji residual
Agar multikolonieritas tidak terjadi maka pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan metode uji residual (Ghozali, 2013).Seluruh variabel independen
harus diregresikan dengan variabel moderating. Agar diketahui pengaruhnya,
dapat dilakukan persamaan regresi dengan model berikut ini:
Model II :
Z = α + βı Xı + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 +e
Setelah menghasilkan persamaan diatas,maka akan terbentuk nilai
residual, yang akan ditransformasikan untuk menghasilkan nilai absolut residual.
Nilai absolute tersebut akan diregresikan dengan variabel dependen hingga akan
menghasilkan persamaan dengan model berikut:
| e | = α + β1 Y
Keterangan :
Z
Y
α
βı-β5

X2
X3
X4
X5
e
|e|

= Pendapatan masyarakat
= Kepatuhan wajib pajak
= Konstanta
= Koefisien regresi variabel bebas
= Pelayanan pajak bumi dan bangunan
= Sanksi pajak
= NJOP
= Pengetahuan pajak bumi dan bangunan
= Kesadaran wajib pajak
= Error
= Absolut error term.

Uji residual dapat memperlihatkan apakah suatu variabel dapat disebutkan
sebagai variabel moderating, apabila suatu variabel setelah dilakukan uji residual

Universitas Sumatera Utara

diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti signifikan dan
koefisien regresi bernilai negatif maka variabel tersebut merupakan variabel
moderating. Pada penelitian ini diharapkan variabel pendapatan masyarakat
sebagai variabel moderating yang memperkuat hubungan antara variabel
pelayanan pajak bumi dan bangunan, sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan
pajak bumi dan bangunan dan kesadaran wajib pajak dengan kepatuhan wajib
pajak.

Selanjutnya dilakukan pengujian Koefisien Determinasi (R2) untuk
mengukur seberapa jauh model dapat menerangkan variasi variabel terikat
(Kuncoro, 2003).Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu (0≤ R2
≤ 1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan
variasi variabel dependen, jika nilai R2 semakin kecil atau mendekati nol, artinya
variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan
dalam pemakaian koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel
independen yang dipakai pada model. Beberapa peneliti menyarankan untuk
memakai nilai Adjusted R2ketika melakukan evaluasi mana model regresi terbaik.
Berbeda dengan R2, nilai Adjusted R2 memiliki fluaktasi/naik atau turun jika satu
variabel independen ditambahkan pada model (Ghozali, 2013).

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis pengaruh pelayanan PBB, sanksi perpajakan,
NJOP, pengetahuan PBB, dan kesadaran WP terhadap kepatuhan WPdalam
membayar PBB, dan pendapatan masyarakat memoderasi hubungan pelayanan
PBB, sanksi pajak, NJOP, pengetahuan PBB, kesadaran WP dengan kepatuhan
WP dalam membayar PBB. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh WP di
Kabupaten Tapanuli Utara yang menerima ketetapan pajak bumi dan bangunan
berdasarkan

Surat

Pemberitahuan

Pajak

Terutang

(SPPT)

di

15

kecamatanKabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2015 sebanyak 115.678. Jumlah
sampel yang diperoleh berdasarkan Rumus Slovin adalah 105 sampel wajib pajak
pada tahun 2015.
5.1.

Deskriptif Data
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalahWPdi Kabupaten

Tapanuli Utara yang menerima ketetapan pajak bumi dan bangunan berdasarkan
SPPT. Pada penelitian ini peneliti menyebar kuesioner sebanyak 105
eksemplar,seluruh kuesioner yang disebarkan telah kembali dan dijadikan sampel
dalam penelitian ini. Adapun distribusi pengembalian kuesioner sebagai berikut:
Tabel 5.1 Data Hasil Kuesioner
Keterangan

Jumlah

Kuesioner yang dikirim

105

Kuesioner yang kembali

105

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian

105

Tingkat pengembalian (respon rate)

100%

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara

5.1.1

Karakteristik Wajib Pajak Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dapat dilihat tentang

demografi responden penelitian yang disajikan pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Demografi Responden
No

Demografi Responden

Frekuensi

Persentase

I

Jenis Kelamin

1.

Pria

50

47,62 %

2.

Wanita

55

52,38 %

II

Usia

1.

25-30 Tahun

12

11,43 %

2.

31-40 Tahun

23

21,90 %

3.

41-51 Tahun

30

28,57 %

4.

>51 Tahun

40

38,09 %

III

Pendidikan Terakhir

1.

Tidak tamat SD

0

0,00 %

2.

SD

0

0,00 %

3.

SMP/Sederajat

3

2,86 %

4.

SMA/Sederajat

52

49,52 %

5.

D3/S1/S2

50

47,62 %

IV

Status

1.

Tidak Menikah

33

31,43 %

2.

Menikah

72

68,57 %

V

Pekerjaan

1.

Tidak memiliki pekerjaan

6

5,71 %

2.

Petani

25

23,81 %

3.

Wirausaha

40

38,10 %

4.

PNS

34

32,38 %

VI

Pendapatan

1.

Kurang dari Rp1.000.000,-

8

7,62 %

2.

Rp 1.000.000,- s/d Rp1.999.000,-

47

44,76 %

2.

Rp 2.000.000,- s/d Rp 2.999.000,-

38

36,19 %

3.

Rp 3.000.000,- s/d Rp 3.999.000,-

8

7,62 %

5.

Lebih dari Rp 3.999.000,-

4

3,81 %

Sumber: Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)
Tabel diatas menunjukkkan karakteristik responden dalam penelitian ini
didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 55
responden (52,38%), dan sisanya laki-laki sebanyak 50 responden (47,62%).

Universitas Sumatera Utara

Dilihat dari karakteristik usia, responden dalam penelitian ini didominasi oleh
responden yang berusia diatas 51 tahun, yaitu sebanyak 40 responden (38,09%),
kemudian diikuti oleh responden yang berusia diantara 41-51 tahun sebanyak 30
responden (28,57%), responden yang berusia diantara 31-40 tahun sebanyak 23
responden (21,90%), responden yang berusia diantara 25-30 tahun sebanyak 12
responden (11,43%).
Karakteristik tingkat pendidikan, responden terbanyak dalam penelitian ini
adalah responden yang berpendidikan SMA/ sederajat sebanyak 52 responden
(49,52%), kemudian diikuti responden yang berpendidikan D3/ S1/ S2 sebanyak
50 responden (47,62%), responden yang berpendidikan SMP sebanyak 3
responden (2,86%), responden yang berpendidikan SD dan responden yang tidak
memiliki pendidikan tidak ditemui dalam penelitian. Jika dilihat dari status maka
responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang telah menikah
sebanyak 72 responden (68,57%), sedangkan yang tidak menikah sebanyak 33
responden (31,43%).
Pekerjaan responden didominasi dari responden yang melakukan
pekerjaan dibidang wirausaha sebanyak 40 (38,10%), pegawai negeri sipil
menjadi pekerjaan kedua terbanyak responden yaitu 34 (32,38%), disusul oleh
responden yang bekerja sebagai petani sebanyak 25 (23,81%), sedangkan yang
tidak mencantumkan pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan ada 6 responden
(5,71%). Selanjutnya pendapatan responden terbanyak yaitu Rp.1.000.000,- s/d
Rp 1.999.000,- sebanyak 47 responden (44,76%), diikuti responden yang
berpendapatan Rp 2.000.000,- s/d Rp 2.999.000,- sebanyak 38 responden
(36,19%), responden yang berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000,- dan

Universitas Sumatera Utara

Rp.3.000.000,- s/d Rp 3.999.000,- sama yaitu sebanyak 8 responden (7,62%), dan
responden yang berpendapatan diatas Rp 4.999.000,-

sebanyak 4 responden

(3,81%).
5.2

Deskriptif Statistik
Dari hasil kuesioner yang kembali diperoleh gambaran mengenai variabel

penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Statistik Deskriptif
Variabel
Y (Kepatuhan WP)
X1 (Pelayanan PBB)
X2 (Sanksi Perpajakan)
X3 (NJOP)
X4 (Pengetahuan PBB)
X5 (Kesadaran WP)
Z (Pendapatan
Masyarakat)
Valid N (listwise)

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

105
105
105
105
105
105

3.80
3.33
4.00
3.00
3.00
3.30

5.00
5.00
5.00
4.80
4.30
5.00

4.5181
4.3733
4.4038
3.8486
3.5781
4.0095

.36867
.39082
.44114
.36980
.26638
.40538

105

1,50

5.80

2.8333

.98192

105

Sumber : Hasil Penelitian 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat kepatuhan WP (Y) memiliki nilai
minimum sebesar 3,80 dan nilai maksimum sebesar 5, nilai mean sebesar 4,52
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,37. Pelayanan PBB (X1) memiliki nilai
minimum sebesar 3,33, nilai maksimum sebesar 5 dan nilai mean sebesar 4,38
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,39. Sanksi perpajakan (X2) memiliki nilai
minimum sebesar 4, nilai maksimum sebesar 5 dan nilai mean sebesar 4,40
dengan nilai standar deviasi sebesar 0,44. NJOP (X3) memiliki nilai minimum
sebesar 3, nilai maksimum sebesar 4,8dan nilai mean sebesar 3,85 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,37. Pengetahuan PBB (X4)memiliki nilai minimum
sebesar 3, nilai maksimum sebesar 4,30 dan nilai mean sebesar 3,58 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,27. Kesadaran WP (X5) memiliki nilai minimum sebesar

Universitas Sumatera Utara

3,30 nilai maksimum 5, nilai mean 4,01 dengan standar deviasi 0,41. Pendapatan
masyarakat (Z) memiliki nilai minimum sebesar 1,5 dan nilai maksimum sebesar
5,8. Nilai mean pendapatan untuk tahun 2015 sebesar 2,83 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,98.
5.3.

Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data

yang terdapat pada kuesioner penelitian.Uji kualitas data dilakukan melalui uji
validitas, dan uji reliabilitas.
5.3.1

Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji sah atau valid tidaknya item

pernyataan pada variabel kepatuhan WP, pelayanan PBB, sanksi perpajakan,
NJOP, pengetahuan PBB, kesadaran WP dan pendapatan masyarakat. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk
degree of freedom (df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Item
pernyataan akan terbukti valid jika nilai dari rhitung> rtabel.Pada kasus uji reliabilitas
dan validitas dalam penelitian ini, jumlah sampel (n) = 105. Maka, besarnya df
dapat dihitung 105 -2 = 103 dan signifikan 5% (lihat rtabel pada df = 103 dengan uji
dua sisi). Bandingkan nilai rhitungdengan hasil perhitungan rtabel= 0,192. Jika rhitung
lebih besar dari rtabel maka butir atau pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan
valid. Hasil uji validitas instrumen penelitian dalam penelitian ini ditunjukkan
pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Validitas
Butir
Variabel

r hitung

r tabel

Ket

0,445
0,457
0,415
0,505
0,612
0,510
0,348
0,469
0,615
0,376
0,360
0,531
0,519
0,624
0,333
0,436
0,274
0,336
0,391
0,373
0,437
0,464
0,296
0,441

0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192
0,192

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Instrumen
Y (Kepatuhan Wajib Pajak
Bumi dan Bangunan)

X1 (Pelayanan PBB)

X2 (Sanksi Perpajakan)

X3 (NJOP)

X4 (Pengetahuan PBB)

X5 (Kesadaran Wajib Pajak)

a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
d. Pernyataan 4
a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
d. Pernyataan 4
a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
d. Pernyataan 4
e. Pernyataan 5
f. Pernyataan 6
a. Pernyataan 1
b. Pernyataan 2
c. Pernyataan 3
d. Pernyataan 4

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa semua item
pernyataan pada variabel independen, variabel moderating dan variabel dependen
adalah valid.Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel.

5.3.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha, Apabila nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel atau andal.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.5 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel

Cronbach's
Alpha

Batas
Reliabilitas

Keterangan

0,60
0,60
0,60
0,60
0,60
0,60

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Y (Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan)
X1 (Pelayanan PBB)
X2 (Sanksi Pajak)
X3 (NJOP)

0,672
0,657
0,716
0,621
0,627
X4 (Pengetahuan PBB)
0,663
X5 (Kesadaran Wajib Pajak)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,60 maka dapat
dinyatakan seluruh instrumen tersebut reliable atau andal.
5.4

Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas dan
uji heteroskedastisitas.
5.4.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual berdistribusi normal.Suatu data dikatakan berdistribusi
secara normal, apabila nilai Assymp Sig Kolmogrov – Smirnov > 5%.Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengujian menggunakan uji one sample Kolmogorov Smirnov
Test. Pada penelitian ini uji normalitas residual dapat dilakukan dengan dengan uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis :
H0 : Data residual terdistribusi normal
H1 : Data residual tidak terdistribusi normal
Untuk menentukannya maka kriterianya adalah :

Universitas Sumatera Utara

H0 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) > 0,05
H1 diterima apabila nilai signifikansi (Asymp. Sig) < 0,05
Dengan hasil pengujian terdapat pada tabel berikut:
Tabel 5.6 Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N
105
Normal Parametersa,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
. 25120298
Most Extreme Differences Absolute
.079
Positive
.079
Negative
-.034
Test Statistic
.079
Asymp. Sig. (2-tailed)
.105c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,079 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,105. Karena nilai asymp.sig
(2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
Adapun hasil pengujian normalitas dengan menggunakan Normal P-P Plot
menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mendekati garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak
menyalahi asumsi normalita. Hal ini dapat dilihat pada grafik 5.1 Grafik Normal
P-P Plot dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1.Grafik Normal P-P Plot
5.4.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi kuat antar variabel independen yang dapat dinilai
dengan melihat besaran VIF (varians inflation factor) yang tidak melebihi 10
(≤.10) dan

nilai

tolerance yang tidak kurang dari 0,1 (≥ 0,1). Hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel dibawah dimana seluruh variabel
independen memiliki nilai tolerance
≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 berarti data
penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.
Tabel 5.7 Uji Multikolonieritas

Coefficientsa
Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Model

B

1 (Constant)

,225

Std. Error
,512

Collinearity
T

Sig.

Beta

Statistics
Tolerance

,439

VIF

,661

Universitas Sumatera Utara

PelayananPBB

,294

,079

,311

3,730

,000

,673

1,486

Sanksi Perpajakan

,299

,066

,357

4,512

,000

,748

1,337

NJOP

,053

,082

,053

,648

,519

,697

1,436

Pengetahuan PBB

,207

,098

,149

2,109

,037

,935

1,069

KesadaranWP

,187

,074

,206

2,528

,013

,707

1,414

a. Dependent Variable: Kepatuhan WP
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

5.4.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik yaitu yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau
homoskedastisitas.Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Analisis Grafik

Gambar 5.2 Scatterplot

Universitas Sumatera Utara

Uji heterokedastisitas terhadap data menyimpulkan bahwa dalam model
regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari scatterplot
dimana titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y
(Ghozali, 2013)
2. Analisis Statistik
Analisis statistik untuk uji heteroskedastisitas pada penelitian ini
menggunakan uji glejser dengan kriteria apabila probabilitas signifikansinya
>.0,05 maka suatu data dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil uji
statistik dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.8 Uji Glejser
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1 (Constant)

B

Std. Error
,692

,296

PelayananPBB

-,011

,046

SanksiPerpajakan

-,055

NJOP
Pengetahuan PBB
KesadaranWP

Coefficients
Beta

T

Sig.

2,335

,022

-,027

-,234

,815

,038

-,160

-1,440

,153

-,036

,047

-,087

-,753

,453

,024

,057

,043

,430

,668

-,038

,043

-,102

-,891

,375

a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan pada Tabel 5.8 hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji Glejser maka diperoleh nilai sig. dari masing-masing variabel
independen lebih besar dari tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ada gejala heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

5.5

Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi

atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti (Erlina,
2008). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F, uji t, uji
residual (moderating). Uji hasil kelayakan menggunakan model koefesien
Determinasi (R2).
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
2

Nilai koefisien determinasi atau nilai R square (R ) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
2

dependen.Nilai R berada diantara nol dan satu. Hasil pengukuran koefisien
determinasi dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut:
Tabel 5.9 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1
,732
,536
,512
,25747
a. Predictors: (Constant), KesadaranWP (X5), Pengetahuan PBB (X4), NJOP
(X3) , Sanksi Perpajakan (X2), Pelayanan PBB(X1)
b. Dependent Variable: Kepatuhan WP (Y)
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
2

Pada Tabel 5.9 diketahui nilai R square (R ) sebesar 0,536.Apabila
independen variabel lebih dari satu maka sebaiknya nilai yang digunakan adalah
2

2

nilai adjusted R . Nilai adjusted R sebesar 0,512 hal ini menunjukkan bahwa
kepatuhan WP sebagai variabel dependen hanya dapat dijelaskan oleh variabel
independen (pengetahuan PBB, NJOP, sanksi perpajakan, pelayanan PBBdan
kesadaranWP) sebesar 51,2%, sedangkan sisanya 48,8% dijelaskan oleh variabel
lain di luar penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

2. Uji Statistik F
Hasil pengujan statistik F untuk mengetahui pengaruh secara serempak
antara pengetahuan PBB, NJOP, sanksi perpajakan, pelayanan PBBdan
kesadaranWP terhadap kepatuhan WP dapat diperoleh dari Tabel 5.10 dibawah
ini:
Tabel 5.10 Nilai F hitung

Anovaa
Model
Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
7,573
6,563
14,136

df
5
99
104

Mean
Square
1,515
,066

F

Sig.

22,848

0,000b

a. Dependent Variable: KepatuhanWP
b..Predictors: (Constant), Kesadaran WP, Pengetahuan PBB, NJOP, Sanksi
Perpajakan, Pelayanan PBB
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 5.10 diketahui nilai F hitung 22,848 lebih besar dari
nilai F tabel 2,31 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05
maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Dapat disimpulkan bahwa
secara serempak variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
3. Uji Statistik t
Tabel 5.11 Nilai t hitung

Coefficientsa
Standardized

Model
1 (Constant)
X1 (Pelayanan PBB)

Unstandardized Coefficient
Coefficients
s
B
Std. Error
Beta
0,225
0,512
0,294
0,079
0,311

X2 (Sanksi Pajak)
0,299
X3 (NJOP)
0,053
X4 (Pengetahuan PBB)
0,207
X5 (Kesadaran WP)
0,187
a. Dependen Variabel: Kepatuhan WP

0,066
0,082
0,098
0,074

0,357
0,053
0,149
0,206

t

Sig.

0,439
3,730

0,661
0,000

4,512
0,648
2,109
2,528

0,000
0,519
0,037
0,013

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.11 kriteria pengambilan
keputusan menggunakan nilai signifikasi t pada taraf nyata 5% dan nilai t tabel
sebesar 1,98 secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut:
Variabel pelayanan PBB memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari α = 0,05 nilai t sebesar 3,730 lebih besar dari t tabel 1,98, dan koefisien
regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelayanan
PBB berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kepatuhan WP.
Variabel sanksi perpajakan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000
lebih kecil dari α = 0,05 nilai t sebesar 4,512 lebih besar dari t tabel 1,98 dan
koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
sanksi perpajakan berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kepatuhan
WP.
Variabel NJOP memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,519 lebih besar dari
α = 0,05 nilai t sebesar 0,648 lebih kecil dari t tabel 1,98 dan koefisien regresi
yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NJOP
berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap v