Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang Chapter III VI

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional (sekali waktu). Disebut dengan penelitian deskriptif
analitik karena penelitian diarahkan untuk menguraikan atau menjelaskan apa yang
menjadi permasalahan, tujuan penelitian dan mencari hubungan antar variable.
Sedangkan menggunakan pendekatan cross sectional (sekali waktu) karena
pemeriksaan, observasi atau pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat
(point time approach). Artinya tiap responden penelitian hanya diobservasi sekali
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variable responden pada
saat pemeriksaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Selayang dan Laboratorium
Pramita Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 5 bulan yaitu dari bulan September 2012Desember 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di
Kecamatan Medan Selayang yang terdiri atas Kelurahan Asam Kumbang, Kelurahan

Universitas Sumatera Utara

Tanjung Sari, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan
Selayang II, Kelurahan Beringin, Kelurahan Sempakata.

3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita yang
berusia diantara 30-70 tahun yang bertempat tinggal di Kecamatan Medan Selayang
yang memiliki penyakit periodontal.
Jumlah besar sampel minimum dihitung menggunakan rumus besar sampel
sebagai berikut:


Berdasarkan perhitungan minimal populasi yang diteliti pada penelitian ini
ialah 130 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling
dimana peneliti akan mengambil sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
sampai besar sampel minimal terpenuhi pada masing-masing kelurahan. Kriteria
inklusi dan eksklusi diperoleh dengan wawancara, pengisian kuisioner dan
melakukan pemeriksaan pada responden untuk memperoleh identitas dan keadaan
jaringan periodontal dari responden.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.3.1 Kriteria Inklusi
a. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang berusia 30-70 tahun dan
menyetujui informed consent.
b. Masyarakat pada Kecamatan Medan Selayang yang hadir pada saat hari
pemeriksaan.

Universitas Sumatera Utara

c. Masyarakat pada Kecamatan Medan Selayang yang bersedia mengikuti
pemeriksaan.


3.3.3.2 Kriteria Eksklusi
a. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang memiliki penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus dan hipertensi.
b. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang sedang hamil.
c. Masyarakat Kecamatan Medan Selayang yang sedang atau melakukan
perawatan penyakit periodontal.
d. Masyarakat Kecamatan

Medan Selayang

yang

sedang

perawatan

ortodontik.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Sampel yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat yang berumur 30
tahun sampai 70 tahun.

3.4.1 Variabel
Variabel Bebas

: Umur
Jenis Kelamin
Kebiasaan Merokok

Variabel Terikat

: Radiografi Kehilangan Tulang Alveolar

Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Definisi Operasional

Tabel 3. Definisi operasional
No


Variabel

Definisi
Operasional

Cara
Pengukuran

Hasil
Pengukuran

Skala

1

Penyakit
Periodontal

Peradangan pada

jaringan
pendukung gigi

Observasi
dan
Pemeriksaan

Penilaian :
Ordinal
1= ada
penyakit
periodontal
2= tidak ada
penyakit
periodontal

2

Kehilangan
Tulang

Alveolar

Pengurangan tinggi
tulang alveolar dari
batas normal
(>3mm)

Rontgen Foto

Penilaian:
Ordinal
1= ada
kehilangan
tulang
alveolar
2= tidak ada
kehilangan
tulang
alveolar


3

Usia

Usia responden
yang terhitung
sejak lahir hingga
ulangtahun
terakhir. Bulanbulan setelah
ulangtahun terakhir
tidak dihitung
dalam pengukuran.
Usia dihitung
dalam satuan tahun

Kuisioner

30-70 tahun

Numerik


Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 3
No

4

5

Variabel

Definisi

Cara

Hasil

Operasional


Pengukuran

Pengukuran

Jenis

Kondisi responden

Kelamin

berdasarkan jenis

atau

kelamin

Perempuan

Kebiasaan


Aktivitas

Merokok

menghisap atau

Kuisioner

Kuisioner

Laki-laki

Ya atau

Skala

Ordinal

Ordinal

Tidak

menghirup asap
rokok dengan
menggunakan pipa
maupun rokok

3.5 Prosedur Pengumpulan Data dan Alur Penelitian

3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan cara observasi menggunakan teknik wawancara
dan pemeriksaan yang sebelumnya telah dilakukan kalibrasi pada semua tenaga
peneliti.
Pertama-tama responden diminta untuk mengisi kuisioner disertai dengan
anamnesa oleh peneliti. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis rongga
mulut. Alat yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sonde, kaca mulut, pinset.
Pemeriksaan klinis pada rongga mulut ini mencakup pemeriksaan terhadap
status periodontal dimana gigi yang diperiksa adalah gigi 46 (salah satu gigi indeks).
Pemeriksaan status periodontal dilakukan secara visual kemudian ditentukan skor
yang diperoleh berdasarkan Indeks Periodontal Russell. Setelah diperoleh data dari
responden, dilakukan pemilihan atau seleksi.
Pada responden yang mempunyai masalah dengan jaringan periodonsium
maka dilanjutkan dengan pemeriksaan radiografi panoramik untuk memeriksa besar

Universitas Sumatera Utara

kehilangan tulang alveolar. Pengambilan radiografi dengan mesin radiografi
panoramik merek ASAHI model AUTOIIIE dengan sistem sensor digital. Kemudian
hasil foto panoramik diproses dengan Fujifilm FCR CAPSULA XL II yang
kemudian menghasilkan film radiografi panoramik.
Setelah film radiografi panoramik diperoleh maka selanjutnya dilakukan
pengukuran kehilangan tulang alveolar pada mandibula regio kanan. Pengukuran
dilakukan oleh radiologist. Cara mengukurnya ialah dengan melihat jarak antara CEJ
dan crest alveolar pada gigi posterior mandibula regio kanan. Pengukuran
dikelompokkan jadi dua yakni 3-4 mm dan >4 mm.
Setelah diperoleh seluruh data, maka data diolah secara statistik untuk
memperoleh prevalensi

periodontitis dan

hubungannya dengan faktor-faktor

penyebab yang telah diitentukan.

3.5.2 Alur Penelitian
a. Survey lapangan penelitian
Pemilihan responden

Wawancara dan kuisioner

Seleksi kriteria sampel yang sesuai

b. Pemeriksaan keadaan jaringan periodontal
Pemeriksaan keadaan jaringan periodontal

Pengambilan data hasil pemeriksaan

Analisa data

Universitas Sumatera Utara

c. Seleksi sampel untuk foto ronsen panoramik
Seleksi sampel untuk dibawa ke Laboratorium Pramita

Pengambilan foto ronsen panoramik

Analisa hasil foto ronsen (dibaca oleh Radiologist)

3.6 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan piranti lunak pengolah data.

3.6.2 Analisa Data
Analisa data diperoleh dengan menghitung data univariant dan bivariant.

3.6.2.1 Data Univariant
1. Prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat di Kecamatan Medan
Selayang.
2. Prevalensi masyarakat yang mengalami kehilangan tulang alveolar yang
disebabkan oleh penyakit periodontal ditinjau secara radiografi di Kecamatan Medan
Selayang.

3.6.2.2 Data Bivariant
1. Hubungan umur dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan umur dengan penyakit periodontal digunakan
uji chi square.
2. Hubungan jenis kelamin dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan jenis kelamin dengan penyakit periodontal
digunakan uji chi square.

Universitas Sumatera Utara

3. Hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
Untuk menguji hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal
digunakan uji chi square.

3.7 Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komisi etik No.
316/KOMET/FK USU/2012 (Health Research Ethical Committee of North
Sumatera). Sebelum menjadi subjek penelitian, peneliti akan memberikan penjelasan
mengenai penelitian yang akan dilakukan kepada subjek penelitian. Subjek penelitian
dapat menerima ataupun menolak dijadikan subjek penelitian. Bagi mereka yang
menyetujui diminta untuk menandatangani informed consent secara sadar dan tanpa
paksaan. Informed consent ini mencakup tujuan, manfaat maupun resiko dari
penelitian yang akan dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 137 orang melibatkan 30 orang lakilaki dan 107 orang perempuan. Penelitian ini memeriksa status periodontal pada gigi
46 serta menilai penurunan tulang alveolar dari CEJ pada gigi posterior mandibula
regio kanan yang ditinjau melalui radiografi panoramik. Penyakit periodontal juga
dihubungkan dengan jenis kelamin, umur dan kebiasaan merokok serta dikategorikan
berdasarkan tingkat keparahannya.

Tabel 4. Data statistik jumlah responden yang menderita penyakit periodontal
Status Periodontal

Reversibel

(orang)

Persentase (%)

Normal

0

0

Gingivitis

2

1,5

17

12,4

80

58,4

38

27,7

137

100

Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Awal
Penyakit Periodontal
Irreversibel

Frekuensi

Destruktif
Penyakit Periodontal
Destruktif Tahap Akhir
Total

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 137 orang sampel dari
masyarakat Kecamatan Medan Selayang, diperoleh hasil bahwa prevalensi penyakit
periodontal pada Kecamatan Medan Selayang adalah 86,1% dari 137 orang sampel.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Pria

30

21,9

Wanita

107

78,1

Total

137

100

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa responden pria sebanyak 30 orang
(21,9%) dan responden wanita sebanyak 107 orang (78,1%).

Tabel 6. Data statistik jumlah responden berdasarkan usia
Umur

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

30-40

59

43,1

41-50

44

32,1

51-60

27

19,7

61-70

7

5,1

Total

137

100

Dari data penelitian di atas dapat diketahui bahwa masyarakat yang turut
berperan serta paling banyak adalah masyarakat berusia 30-40 tahun yang diikuti oleh
masyarakat golongan usia 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan yang paling sedikit adalah
masyarakat berusia 61-70 tahun.

Tabel 7. Data statistik jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Tidak sekolah

5

3,6

SD

32

23,6

SMP

40

29,2

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 7
Pendidikan

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

SMA

47

34,3

Perguruan Tinggi

13

9,5

Total

137

100

Dapat dilihat juga dari tabel 7 bahwa menurut kriteria pendidikan, masyarakat
yang paling banyak ikut serta ialah masyarakat dengan pendidikan terakhir SMA,
diikuti SMP, SD, Perguruan Tinggi kemudian terendah terdapat di tidak bersekolah.

Tabel 8. Data statistik jumlah responden berdasarkan kebiasaan merokok
Kebiasaan

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Merokok

20

14,6

Tidak Merokok

117

85,4

Total

137

100

Sementara dari tabel 8 dapat dilihat bahwa masyarakat yang memiliki
kebiasaan merokok ada 20 orang (14,6%) dan yang tidak memiliki kebiasaan
merokok ada 117 orang (85,4%).

4.2 Hubungan Usia dengan Penyakit Periodontal

Tabel 9. Hubungan usia dengan status periodontal dengan kategori resorpsi tulang
alveolar

Umur

Frekuensi
(orang)

30-40

59

Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi
Panoramik
7

Persentase (%)
11,9

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan tabel 9

Umur

Frekuensi
(orang)

Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi

Persentase (%)

Panoramik

41-50

44

8

18,2

51-60

27

10

37

61-70

7

3

42,9

Total

137

28

Dari tabel diatas didapati bahwa persentase paling tinggi terdapat pada
kelompok responden usia 61-70 tahun (42,9%), diikuti oleh kelompok usia 51-60
tahun (37%), 41-50 tahun (18,2%), lalu 30-40 tahun (11,9%).

4.3 Hubungan Jenis Kelamin dengan Penyakit Periodontal

Tabel 10. Hubungan jenis kelamin dengan status periodontal dengan kategori resorpsi
tulang alveolar

Jenis Kelamin

Frekuensi
(orang)

Resorpsi Tulang Alveolar
Berdasarkan Radiografi

Persentase (%)

Panoramik

Pria

30

5

16,7

Wanita

107

23

21,5

Total

137

28

Melalui data tabel 10 terlihat bahwa 16,7% responden pria mengalami
kehilangan tulang alveolar sedangkan 21,5% ditemukan pada responden wanita.

Universitas Sumatera Utara

4.4 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Penyakit Periodontal

Tabel 11. Hubungan kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal dengan
kategori resorpsi tulang alveolar

Kebiasaan

Frekuensi
(orang)

Resorpsi Tulang
Alveolar Berdasarkan

Persentase (%)

Radiografi Panoramik

Merokok

20

4

20

Tidak Merokok

117

24

20,5

Total

137

28

Pada tabel diatas diperoleh bahwa perokok memiliki memiliki persentase
lebih rendah (20%) daripada bukan perokok (20,5%).

4.5 Hubungan Penyakit Periodontal dengan Kehilangan Tulang Alveolar
Mandibula Regio Kanan

Tabel 12. Hubungan penyakit periodontal dengan kehilangan tulang alveolar
mandibula regio kanan dengan kategori resorpsi tulang alveolar
Resorpsi Tulang Alveolar
Rahang Kanan Bawah

Berdasarkan Radiografi

Persentase (%)

Panoramik
3-4 mm

9

32,1

>4 mm

19

67,9

Total

28

100

Pada hasil penelitian ini responden yang mengalami kehilangan tulang 3-4
mm pada rahang bawah kanan sebesar 3-4 mm ada 9 orang (32,1%) dan kehilangan
tulang sebesar >4 mm ada 19 orang (67,9%) dari total 28 orang responden.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. Radiografi panoramik kehilangan tulang alveolar
mandibula regio kanan

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

Penyakit periodontal merupakan penyakit kronis yang diawali dengan
gingivitis yang kemudian menyebar kearah jaringan dibawahnya sehingga
menyebabkan terjadinya resorpsi jaringan tulang alveolar dan terbentuknya poket.31
Penyakit periodontal berdasarkan kehilangan perlekatan maupun kehilangan tulang
dapat dibagi menjadi dua yaitu gingivitis dan periodontitis.8 Penyebab utama
penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dipermukaan gigi
(plak bakteri dan produk-produk yang dihasilkannya).15 Gingivitis bersifat reversible
yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan
sikat gigi secara teratur.24 Sedangkan periodontitis irreversible yakni dapat
menghasilkan kerusakan permanen terhadap jaringan periodontal, termasuk
kerusakan jaringan ikat gingiva, ligament periodontal, dan tulang alveolar.35
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi masyarakat yang
mengalami penyakit periodontal, mengetahui prevalensi kehilangan tulang alveolar
yang disebabkan penyakit periodontal ditinjau secara radiografi panoramik,
mengetahui hubungan antara usia dengan penyakit periodontal, mengetahui hubungan
antara jenis kelamin dengan penyakit periodontal, dan mengetahui hubungan antara
kebiasaan merokok dengan penyakit periodontal.
Pada penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel dari masyarakat
Kecamatan Medan Selayang. Sedangkan sampel yang diambil ialah subjek dengan
usia 30-70 tahun, karena penyakit periodontal biasa ditemui di usia demikian. Untuk
memperoleh identitas dan riwayat medis responden dilakukan wawancara dan
pengisian kuisioner. Setelah dilakukan penyeleksian sampel, dilakukan pemeriksaan
rongga mulut untuk mendapatkan status periodontal responden. Kemudian dilakukan
seleksi berdasarkan penilaian status periodontal responden sehingga dapat dilakukan
rontgen foto panoramik untuk mengukur besarnya penurunan tulang alveolar. Status
periodontal yang dapat dilakukan rontgen foto panoramik ialah status periodontal

Universitas Sumatera Utara

irreversible yang terdiri atas penyakit periodontal destruktif dan penyakit periodontal
destruktif tahap akhir dimana pada status periodontal tersebut sudah terjadi kerusakan
yang permanen pada jaringan periodontal, termasuk kerusakan jaringan ikat gingiva,
ligament periodontal, dan tulang alveolar. Pola kerusakan tulang yang terjadi
tergantung kepada jalur inflamasi yang menyebar dari gingiva ke tulang alveolar.35
Pengukuran besarnya penurunan maupun kerusakan tulang alveolar dilakukan
langsung pada radiografi panoramik, yang hasilnya dikelompokkan menjadi dua
yakni 3-4 mm dan >4 mm. Pengukuran dilakukan secara visual yang dilakukan oleh
ahlinya yakni radiologist.
Dari penelitian ini didapati prevalensi penyakit periodontal irreversible pada
masyarakat di Kecamatan Medan Selayang adalah sebesar 86,1% dimana secara
keseluruhan penyakit periodontal yang diderita terdiri atas 1,5% gingivitis, 12,4%
penyakit periodontal destruktif tahap awal, 58,4% penyakit periodontal destruktif,
dan 27,7% penyakit periodontal destruktif tahap akhir (tabel 3). Bila dibandingkan
dengan penelitian Albert dkk di Kecamatan Medan Belawan yaitu sebesar 90,4%.
Penelitian ini diikuti oleh responden sebanyak 137 orang yang terbagi atas 30 orang
pria dan 107 orang wanita.
Perubahan yang terjadi pada tulang alveolar sangat berperan penting karena
kehilangan tulang dapat menyebabkan kehilangan gigi. Perluasan inflamasi marginal
gingiva ke jaringan penyokong merupakan penyebab utama kerusakan tulang pada
penyakit

periodontal.36 Berdasarkan hasil pengukuran radiografi panoramik

ditemukan bahwa 32,1 % responden mengalami kehilangan tulang sebesar 3-4 mm
sedangkan 67,9% mengalami kehilangan tulang >4 mm (tabel 12).
Pada penelitian ini diperoleh hasil hubungan antara usia dengan penyakit
periodontal yang berarti semakin meningkatnya umur maka risiko terkena penyakit
periodontal akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 42,9%
responden usia

61-70 tahun mengalami kehilangan tulang, diikuti oleh kelompok

usia 51-60 tahun (37%), 41-50 tahun (18,2%), lalu 30-40 tahun (11,9%) (tabel 11).
Hal ini sama seperti National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) (2004) yang melaporkan bahwa prevalensi penyakit periodontal di

Universitas Sumatera Utara

Amerika Serikat pada usia 35-49 tahun sebesar 10,41%, pada usia 50-64 tahun
sebesar 11,88% sedangkan pada usia 65-74 tahun sebesar 10,2%, lebih rinci lagi
didapati bahwa prevalensi penyakit periodontal yang tergolong moderate dan severe
pada usia 35-64 tahun ada sebesar 5%, pada usia 50-64 tahun sebesar 10,73%,
sedangkan pada usia 65-74 tahun ada sebesar 14,26%.50
Laporan WHO, Direktorat Kesehatan Gigi dan data dari Centers for Disease
Control and Prevention di Amerika juga menyatakan hal yang sama bahwa ada
hubungan antara usia dan prevalensi penyakit periodontal dimana orang yang lebih
tua cenderung memiliki prevalensi penyakit periodontal yang lebih tinggi, walaupun
keadaan ini lebih sering dikaitkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang kumulatif
selama hidup (proses aging). 16,17,21,40,41
Tingkat kerusakan periodontal meningkat dengan bertambahnya usia dalam
semua kategori keparahan penyakit periodontal dan menunjukkan kerusakan
periodontal akumulatif pada individu yang rentan. Jaringan periodontal akan
mengalami perubahan-perubahan akibat proses menua dimana perubahan inilah yang
diduga menambah kerentanan terjadinya penyakit periodontal pada orang yang
berusia lanjut. Belum jelas apakah perubahan pada jaringan periodontal disebabkan
oleh efek kumulatif dari penyakit periodontal selama bertahun-tahun atau karena
menurunnya pertahanan tubuh akibat penuaan.12
Penelitian yang dilakukan pada kelompok umur di atas 70 tahun menyatakan
bahwa 86% mengalami periodontitis yang cukup parah dan sebagian besar telah
kehilangan giginya. Penelitian ini juga menyatakan bahwa penyakit periodontal
adalah penyebab hilangnya gigi pada pasien usia lebih dari 35 tahun.10
Hasil penelitian mengenai hubungan antara penyakit periodontal dengan jenis
kelamin menunjukkan 16,7% pria mengalami kehilangan tulang sedangkan wanita
21,5%. Penelitian yang dilakukan oleh Khansa T Ababneh (2012), frekuensi
periodontitis lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita, rasionya ialah L:P =
1,6:1.18 Sebuah studi juga mengatakan hal yang serupa bahwa prevalensi penyakit
periodontal lebih tinggi pada pria dibanding wanita yakni pria 56,4% dan wanita
38,4%.

17,19

Pada penelitian yang dilakukan oleh Meisel P dkk (2002) menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa pria memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap penyakit periodontal
dibandingkan dengan wanita, yang diakibatkan oleh adanya enzim Myeloperoxodase
(MPO) yang lebih tinggi pada wanita daripada pria. Myeloperoxidase adalah enzim
oksidatif yang ada dalam leukosit polimorfonuklear yang pengeluarannya
dipengaruhi oleh estrogen. Enzim ini terlibat dalam pertahanan terhadap bakteri
periodontal dan mampu memediasi kerusakan jaringan inflamasi pada penyakit
periodontal.51
Adanya perbedaan persentase antara hasil penelitian ini dengan penelitian
lain selain disebabkan oleh keterbatasan jumlah responden pria yang diperiksa secara
radiografi dimana jumlah responden wanita lebih banyak dibanding pria serta
kemungkinan sebagian besar wanita yang menjadi responden telah menopause, juga
disebabkan oleh pengaruh faktor lain yang menjadi variabel pengganggu dan tidak
dapat dikendalikan seperti adanya pengaruh hormon pada wanita, dll.
Gingivitis dapat menyerang wanita beberapa hari sebelum menstruasi yakni
ketika tingkat hormon progresteron tinggi. Inflamasi gingiva juga dapat terjadi ketika
ovulasi. Progresteron mendilatasi pembuluh darah dan menyebabkan inflamasi,
menghalangi perbaikan kolagen, yakni struktur protein yang mendukung gingiva15.
Studi lain (2005) melaporkan bahwa kontrasepsi oral mengandung synthetic
progesterone desogestrel (semacam progesterone) meningkatkan resiko penyakit
periodontal.15
Defisiensi estrogen setelah menopause akan mengurangi kepadatan mineral
tulang, yang dapat mengawali kehilangan tulang. Kehilangan tulang berhubungan
dengan penyakit periodontal dan osteoporosis. Sebuah studi di tahun 2005
menemukan bahwa kehilangan tulang alveolar merupakan prediktor utama
kehilangan gigi pada wanita postmenopause. Selama menopause, wanita juga akan
mengalami kondisi yang disebut menopausal gingivostomatitis, yakni gusi kering,
berkilat dan mudah berdarah. Wanita juga mengalami pengecapan dan sensasi
abnormal (seperti asin, pedas, asam, terbakar) pada mulut.15
Hasil penelitian juga diperoleh adanya hubungan antara penyakit periodontal
dengan merokok secara statistik (p4 mm ada sebanyak 67,9%.
3.

Terdapat hubungan antara usia dan penyakit

periodontal yang

dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi
panoramik. Semakin tua usia seseorang maka risiko penyakit periodontal semakin
meningkat.
4.

Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan penyakit periodontal yang

dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang ditinjau secara radiografi
panoramik.
5.

Secara statistik didapati adanya hubungan antara kebiasaan merokok dan

penyakit periodontal yang dihubungkan dengan kehilangan tulang alveolar yang
ditinjau secara radiografi panoramik namun secara teori tidak ditemui hubungan.

6.2 Saran
1. Diharapkan dilakukan penelitian berikutnya

memperhatikan

juga

kebiasaan buruk responden (misalnya mengunyah sebelah sisi).
2. Diharapkan dilakukan penelitian berikutnya tentang hubungan penyakit
periodontal dengan berbagai faktor risiko di kecamatan lainnya untuk informasi di
Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 49 164

Kehilangan tulang alveolar mandibula regio kiri secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

4 69 74

Kehilangan Tulang Alveolar Maksila Regio Kiri Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

2 85 86

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 12

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 1

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 6

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 2 16

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 2 5

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 25

Kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 82