BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Peranan Pemeriksaan Sederhana Dalam Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sehubungan negara membutuhkan sejumlah dana yang tidak sedikit didalam
menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Karenanya potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara harus di manfaatkan secara optimal, baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran yang didapat dari masyarakat berupa pajak.
Pajak merupakan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan negara dan pemerintah. Pajak bersama pendapatan lainnya seperti laba Badan Usaha Milik Negara, retribusi daerah kini semakin diandalkan perannya dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah seiring menurunnya peran migas terhadap penerimaan negara. Dengan demikian peranan bantuan luar negeri diusahakan semakin bergeser, hanya sebagai pelengkap dan penunjang untuk pencapaian program – program pembangunan.
Sejak tahun 2007 Indonesia menerapkan asas Self Assessment dalam Undang - Undang pajak menggantikan Official Assessment yang berlaku sebelumnya. Dalam
Self Assessment , wajib pajak diberikan kepercayaan atau wewenang penuh dalam
menghitung pajak terutangnya dan melaporkannya sendiri secara teratur jumlah kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku tanpa menunggu adanya suatu ketentuan pajak. Inti dari asas atau sistem ini adalah adanya pengalihan sebagian wewenang Direktorat Jenderal Pajak dalam menetapkan kewajiban pajak kepada wajib pajak.
Membangun sebuah kesadaran adalah hal yang tidak mudah, apabila yang ingin dibangun merupakan suatu kesadaran permanen. Kesadaran membayar pajak dengan sukarela dan patuh sampai saat ini juga masih sulit dilakukan. Untuk itu pemerintah mengimbangkan kepercayaan yang diberikan kepada wajib pajak melalui penegakan hukum dan pengawasan yang ketat atas kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kepercayaan tersebut.
Pajak merupakan penerimaan negara yang sangat penting. Membayar pajak merupakan kewajiban setiap negara. Besarnya pajak ditetapkan berdasarkan Undang - Undang atau dalam Undang - Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa : Segala penerimaan pajak harus berdasarkan Undang -Undang.
Namun demikian masih banyak wajib pajak yang menghindarinya karena kurang menyadari akan arti dan fungsi pajak. Beberapa ahli perpajakan mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai makna dan tujuan yang sama.
Menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
- – Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi
- – besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut S.I Djajadiningrat menyatakan bahwa pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum (Resmi,2008:1).
Menurut Rochmat Soemitro bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang - Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006:1)
Dari pendapat diatas, jelas bahwa pajak kas negara yang sangat penting dalam pemerintahan terutama bagi pembangunan yang bermanfaat untuk masyarakat umum.
Hanya saja sebagaimana baiknya sistem dan peraturan pajak itu diciptakan, namun yang akan sangat menentukan keberhasilannya adalah kesadaran dari pelaksananya.
Direktorat Jenderal Pajak, dalam rangka melaksanakan tugas pemungutan pajak diberikan wewenang untuk melaksanakan pemeriksaan, guna keperluan ketetapan pajak yang terutang dan keperluan - keperluan lain dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan peraturan perundang - undangan.
Menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menerangkan pengertian pemeriksaan pajak yang terdapat didalam pasal 1 angka 25, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standart pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang - undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak terdapat dua bagian yaitu : 1.
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
Dengan demikian sudah menjadi salah satu tugas pokok Direktorat Jenderal Pajak yakni melakukan pengawasan terhadap wajib pajak dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan kata lain petugas pajak hanya menjalankan fungsi kontrol, agar penerapan asas ini tidak melenceng dari tujuannya.
Dari pembahasan tersebut, penulis menyusun sebuah Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul :
“Peranan Pemeriksaan Sederhana Dalam Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota ”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah:
1.1 Untuk mengetahui proses pemeriksaan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa.
1.2 Untuk mengetahui kendala – kendala yang dihadapi pemeriksa dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.1.Bagi Mahasiswa a.
Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang pemeriksa pajak yang kelak dapat membekali penulis untuk terjun langsung kelingkungan kerja.
b.
Melihat penerapan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
c.
Meningkatkan motivasi.
d.
Mempelajari perilaku dan keahlian baru serta mempelajari bentuk tim dan kerjasama.
e.
Agar dapat mempraktikkan teori - teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
f.
Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
g.
Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian, keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
h.
Mempersiapkan mahasiswa yang terampil dalam menghadapi persaingan bebas.
2.2. Bagi Instansi/Tempat PKLM (KPP Pratama Medan Kota) a.
Membina kerjasama antar lembaga pendidikan dengan instansi pemerintah.
b.
Meningkatkan mutu dan kualitas dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
c.
Mmemperoleh masukan atau pemikiran baru.
d.
Mempromosikan image Institusi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
2.3. Bagi Universitas a.
Sarana bagi praktikum mahasiswa.
b.
Memberi uji nyata atas disiplin ilmu yang telah disampaikan.
c.
Membuka interaksi antara program studi Administrasi Perpajakan dan instansi pemerintah.
d.
Mempromosikan kegunaan sumber daya e. Mengusahakan adanya umpan baik untuk revisi dan evaluasi kurikulum.
2.4. Bagi Masyarakat Sebagai informasi pajak sekaligus menambah pengetahuan tentanng perpajakan terutama dalam hal Pemeriksaan Sederhana.
C. Uraian Teoritis
1. Definisi dan Fungsi Pajak
1.1. Definisi pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang
- – Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2006:1)
Pengertian pajak menurut S.I Djajadiningrat menyatakan bahwa pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum (Resmi,2008:1).
Mr. Dr. N. J. Feldman, memberi definisi sebagai berikut : pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak dan terutang kepada penguasa (menurut norma
- – norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata
- – mata digunakan untuk menutup pengeluaran - pengeluaran umum (Mardiasmo,2003).
Sedangkan pengertian pajak menurut Undang
- – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
- – Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.
Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memliki beberapa apek dasar :
1. Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang – Undang.
2. Sifatnya dapat dipaksakan 3.
Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak.
4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah maupun daerah.
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.
1.2. Fungsi Pajak 1.
Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran
- – pengeluarannya.
2. Funggsi Regurelend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (Mardiasmo,2006,2).
1.3. Jenis Pajak a.
Menurut golongannya Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan pada orang lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai. b.
Menurut Sifatnya Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan.
Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak .
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c.
Menurut Lembaga Pemungutnya Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan pajak Kabupaten/kota (Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan).
1.4. Asas Pemungutan Pajak a.
Asas Domisili Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
b.
Asas Sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak.
c.
Asas Kebangsaan Pengenaan pajak di hubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
1.5. Sistem Pemungutan Pajak a.
Official Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
b.
Self Assessment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c.
Withholding System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
1.6. Pengertian Pemeriksaan
Menurut SE-04/PJ.7/2000 (Kebijakan Pemeriksaan Tahun 2009) pemeriksaan adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak, untuk seluruh jenis pajak atau jenis
- – jenis tertentu, dan/atau untuk tujuan lain, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun
- – tahun sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan te
- – teknik pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana.
Selain itu menurut Undang
- – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang –
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan menerangkan pengertian pemeriksaan pajak yang terdapat didalam pasal 1 angka 25, pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standart pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
Pengertian pemeriksaan pajak menekankan pada pemeriksaan bukti yang berupa buku
- – buku, dokumen dan catatan yang dilaksanakan secara objektif oleh pemeriksa pajak yang profesional berdasrkan suatu standart pemeriksaan ; pemeriksaan pajak tidak mencari
- – cari kesalahan wajib pajak tetapi untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
1.7. Jenis – Jenis Pemeriksaan
Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
- –undangan perpajakan yang dimana tertuang dalam Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang
- – Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang – Undang Nomor
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan pajak terdapat dua bagian yaitu :
1. Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan ditempat kedudukan, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal wajib pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
2. Pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak.
1.8. Tujuan Pemeriksaan pajak
Pemeriksaan juga mempunyai tujuan yaitu : a.
Menguji kepatuhan perpajakan.
b.
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang –undangan perpajakan.
Selain itu, pemeriksaan juga dapat dilakukan dalam hal : a.
Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak dan/atau rugi.
b.
Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada waktu yang telah ditetapkan.
- – undangan perpajakan.
g.
Penentuan Wajib Pajak berlokasi didaerah tertentu. m.
Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan untuk tujuan lain selain huruf a sampai huruf f. l.
Pencocokan data dan/atau alat keterangan. k.
Penentuan besarnya jumlah angsuran pajak dalam suatu Masa Pajak bagi Wajib Pajak baru. j.
Norma Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan pengukuhan atau pencabutan Norma Penghitungan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). i.
Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) h. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding pemberian
Pengumpulan bahan guna penyusunan norma perhitungan.
c.
f.
Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
e.
Surat Pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
d.
Ada indikasi kewajiban perpajakan selain kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan yang tidak dipenuhi.
Penentun satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 21.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam suatu penelitian sangat penting dibuat ruang lingkup masalah terlebih dahulu dengan jelas. Hal ini dimaksudkan agar peneliti memiliki fokus dan arah yang jelas. Pnegasan tersebut sekaligus menggambarkan fokus yang diteliti nantinya dalam proses penelitian.
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam menjalani Praktik Kerja Lapangan Mandiri yaitu : 1.
Proses pemeriksaan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa.
2. Kendala – kendala dalam peningkatan penerimaan pajak melalui pelaksanaan Pemeriksaan Sederhana serta upaya untuk mengatasi kendala tersebut.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut : 1.
Tahap Persiapan Pada tahap ini penulis melakukan persiapan
- – persiapan mulai dari penentuan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), pengajuan proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), seminar proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), perbaikan proposal Praktik Kerja Lapanngan
2. Studi Literature Penulis mencari berbagai sumber - sumber bacaan seperti buku - buku, majalah, Undang - Undang maupun literature yang berhubungan dengan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
3. Observasi Lapangan Di dalam tahap ini penulis melakukan observasi lapangan selama satu bulan. Yaitu dengan mencari key informan, mengetahui waktu untuk memberikan surat pengantar, melaksanakan wawancara dan mengamati peranan pemeriksaan sederhana dalam penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
4. Pengumpulan Data Mengumpulkan data - data yang berhubungan dengan peranan pemeriksaan sederhana.
5. Analisis dan Evaluasi Data Kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis dan mengevaluasi data meliputi : a.
Penggunaan teknik – teknik analisis yang sesuai dengan bentuk dan macam data yang diperoleh sesuai dengan tuntutan permasalahan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
b.
Pengolaha n data dengan memberikan penjelasan secara sistematis atas permasalahan yang diangkat.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi Lapangan Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan sederhana, melakukan pengamatan langsung tentang objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) serta mempelajari laporan
- – laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
2. Wawancara Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai (key informan) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota baik secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan objek studi.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi yang berhubungan dengan peranan pemeriksaan sederhana.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN Dalam BAB I penulis mengemukakan Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Uraian Teoritis, (PKLM), Ruang Lingkup Masalah, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan. BAB II : GAMBARAN LOKASI PKLM Dalam BAB II berisi tentang Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota, Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
BAB III : GAMBARAN DATA PKLM Dalam BAB III ini penulis menggambarkan suatu data yang
didapat dari penelitian Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Kota.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Dalam BAB IV ini penulis menganalisis dan membahas
masalah yang dihadapi oleh para pelaksana Pemeriksa Lapangan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Penulis menari kesimpulan dari uraian yang ada dan
memberikan saran yang dapat dijadikan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam menghadapi permasalahan.