BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Fungsi Dan Makna Shuujoshi –Yo Dalam Komik Akachan To Boku Volume 1 Karya Marimo Ragawa

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Bahasa merupakan sarana manusia dalam menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Dalam pengertian tersebut memilik dua komponen penting, yakni arbitrer yang berarti terpola dan konvensional yang berarti disepakati.

  Hampir sama dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan karena dia memahami makna dari pembicaraan tersebut.

  Parera (2004:2) menyatakan bahwa penutur hendak menyampaikan makna dan peserta tutur menangkap makna pula. Kajian makna dalam bahasa termasuk dalam semantik. Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata sema itu adalah linguistik.

  Semantik adalah bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti bahasa(Chaer, 1995:2).

  Sutedi (2004:114) menjabarkan beberapa jenis makna, yaitu makna leksikal, makna gramatikal, makna denotatif, makna konotatif, makna dasar dan makna perluasan. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1995:60). Makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata tersebut.

  Makna leksikal suatu kata sudah jelas bagi seorang bahasawan tanpa kehadiran kata tersebut dalam suatu konteks kalimat.

  Sutedi (2004:115) menyatakan bahwa makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut Bunpouteki-imi (文法的―意味) yaitu makna yang muncul akibat proses gramatikalnya. Chaer (1995:62) menyatakan bahwa makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

  Akhiran –yo dalam kalimat bahasa Jepang termasuk ke dalam joshi (助詞). Chino (1992:vii) menyatakan bahwa sebuah partikel (助詞) mungkin dapat didefinisikan sebagai bagian yang tak dapat ditafsirkan dalam sebuah percakapan, memiliki kemutlakan arti sendiri yang bebas ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian- bagian pembicaraan, yang dengan demikian, ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Situmorang (2010:50) menyatakan bahwa joshi (助詞) merupakan kata bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak berkonjugasi, tidak menjadi subjek, objek, predikat, dan keterangan dalam kalimat, selalu mengikuti kata lain, dan ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang berfungsi memberi arti pada kata lain.

  

Shuujoshi –yo (-よ) yang diletakkan pada akhir kalimat menyatakan beberapa

  maksud. Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang memiliki shuujoshi –yo (-) yang diambil dari komik Akachan To Boku Volume 1 karya Marimo Ragawa.

  Contoh Kalimat: 1.

  拓也 お兄ちゃんに なったのよ。 Takuya oniichan ni natta no yo .

  Takuya sekarang sudah jadi kakak loh.

  2.

  あー もうっ 一人で 泣いてるよ!!

  Aa~ Mou hitori de naiteru yo!!

  Sudah! Nangis sendiri lah!! 3.

  拓也。。実だって 反省してる じゃないか。許してやれよ。

Takuya.. Minoru datte hansei shiteru jyanai ka. Yurushite yare yo.

  Takuya.. Minoru kan sudah menyesal. Maafkan dia ya.

  

Shuujoshi –yo (-よ) pada contoh pertama menunjukkan penekanan pada sebuah

  berita, kabar ataupun pendapat kepada lawan bicara. Shuujoshi –yo (- よ ) dalam contoh kalimat ini bermakna ‘loh’ dan cenderung bermakna positif.

  Pada contoh kalimat kedua, shuujoshi –yo (-よ) menunjukkan ekspresi marah, kesal, ataupun omelan. Shuujoshi –yo (-よ) dalam contoh kalimat tersebut bermakna ‘lah’ dan bermakna negatif.

  Pada contoh kalimat ketiga, shuujoshi –yo (-よ) menunjukkan suatu permohonan, permintaan, ajakan ataupun saran. Shuujoshi –yo (-よ) dalam contoh kalimat tersebut bermakna ‘ya’.

  Dari beberapa contoh kalimat di atas, fungsi shuujoshi –yo (-よ) memiliki banyak jenis fungsi dan makna. Hal inilah yang menarik penulis untuk membahas shuujoshi –

  yo (-よ) di dalam komik Akachan To Boku volume 1 karya Marimo Ragawa tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

  Shuujoshi –yo paling banyak digunakan di dalam berbagai situasi percakapan

  di dalam komik Akachan To Boku volume 1 karya Marimo Ragawa, namun memiliki fungsi dan makna tersendiri. Penulis menemukan beberapa kesulitan untuk membedakan fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) dalam kalimat bahasa Jepang.

  Agar penelitian tidak terlalu luas, penelitian ini mengacu pada fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) dalam komik Akachan To Boku volume 1 karya Marimo Ragawa.

  Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain: 1.

  Apa fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) secara umum dalam kalimat bahasa Jepang?

  2. Apa fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) dalam komik Akachan To Boku volume 1 karya Marimo Ragawa?

  1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

  Penelitian hanya difokuskan kepada pembahasan fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) yang ada pada percakapan-percakapan yang terdapat di dalam komik Akachan volume 1 karya Marimo Ragawa. Penulis akan mengklarifikasikan dan

  To Boku

  menganalisis jenis shuujoshi –yo (- よ ) berdasarkan fungsinya masing-masing sebanyak lima cuplikan dari komik Akachan To Boku volume 1 karya Marimo

  Ragawa antara lain untuk menyatakan ajakan, menyatakan permohonan, menyatakan kepastian, dan menyatakan omelan atau hinaan.

  Sebelum menjelaskan fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ), penulis menguraikan joshi , shuujoshi, fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ).

  1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

  Di dalam penelitian makna, ilmu yang digunakan dalam linguistik adalah ilmu semantik. Semantik merupakan salah satu cabang dari linguistik yang mengkaji tentang makna. Sutedi (2004:111) menyatakan bahwa objek kajian semantik adalah makna kata (語の意味), relasi makna (語の意味関係), makna frase(句の意味), dan makna kalimat (文の意味).

  Makna dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu makna gramatikal dan makna leksikal. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 1995:60). Masih menurut Chaer (1995:62), bahwa makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

  Di dalam bahasa Jepang, frase harus diikuti oleh joshi (助詞). Joshi (助詞) adalah kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo (付属語) yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut lebih jelas lagi (Sudjianto, 2004:181).

1.4.2 Kerangka Teori

  Menurut Kridalaksana (2008:67), fungsi adalah: (1) beban makna suatu kesatuan bahasa; (2) hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau kronologis dalam suatu deret satuan-satuan; (3) penggunaan bahasa untuk tujuan tertentu; (4) peran unsur dalam suatu ujaran dan hubungannya secara struktural dengan unsur lain; (5) peran sebuah unsur dalam satuan sintaksis yang lebih luas, misal, nomina yang berfungsi sebagai subjek atau objek.

  Selain fungsi, penelitian ini juga membahas tentang makna. Hal ini dikarenakan fungsi dan makna memiliki kesinambungan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Menurut Kridalaksana (2008:132), makna adalah: (1) maksud pembicaraan; (2) pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

  Shuujoshi –yo (-よ) memiliki beberapa fungsi dan makna. Chino (1992:122)

  menjelaskan bahwa shuujoshi –yo (-よ) memiliki beberapa fungsi dan makna, antara lain:

  1. Mengajak untuk perbuatan sebagai rangkaian dari suatu perbuatan yang lain.

  Contoh : もう だいぶ 歩いた から、ちょっと 休もうよ。 Mou daibu aruita kara, chotto yasumou yo .

  Karena sudah berjalan cukup banyak, mari istirahat sebentar.

  2. Menunjukkan suatu permohonan yang kadang maknanya lebih keras daripada shuujoshi –ne (-ね).

  Contoh : 私 の 家にも 来て 下さい よ。 Watashi no ie ni mo kite kudasai yo .

  Silahkan datang ke rumah saya juga.

  3. Menunjukkan suatu pernyataan untuk memastikan Contoh :

  いいえ、恵子 は 小学校 を 去年 出ました から、もう 13 歳 です よ。

  Iie, Keiko wa shougakkou o kyonen demashita kara, mou jyuusan sai desu yo .

  Bukan, Keiko lulus sekolah dasar tahun lalu, jadi dia sudah genap 13 tahun.

4. Menunjukkan omelan atau menghina

  Contoh : あの 人 は 仕事 が できないわよ!

  Ano hito wa shigoto ga dekinai wa yo !

  Dia tidak dapat melaksanankan perkerjaan!

  Shuujoshi –yo (- よ ) tidak memiliki makna yang pasti. Chino (1992:120)

  mengatakan bahwa shuujoshi –yo (-よ) dipakai untuk menyampaikan nuansa emosi, sering tanpa menyampaikan isi dan makna kalimat secara terus terang. Jika kalimat yang memiliki shuujoshi –yo (-よ) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, makna

  shuujoshi –yo (- よ ) tersebut akan menjadi partikel bahasa prokem. Di dalam

  http://bambang7714.wordpress.com, shuujoshi –yo (-よ) atau sentence ending particle diterjemahkan menjadi ‘loh’ dan ‘kok’ yang merupakan partikel bahasa prokem.

  Partikel bahasa prokem adalah partikel yang mampu memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh Bahasa Indonesia Baku seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar, suasana hati/ekspresi pembicara, dan suasana ketika kalimat tersebut diucapkan (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem). Partikel bahasa prokem yang mewakili makna dari teori fungsi shuujoshi –yo (-よ) yang dikemukanan oleh Chino antara lain ‘loh’, ‘ya’, ‘sih’, ‘kok’, ‘yuk’, dan ‘kan’. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem), antara lain: 1.

  ‘Loh’ Kata informatif, untuk memastikan / menekankan suatu hal.

  2.

  ‘Ya’ Memberi pembenaran atau meyakinkan pernyataan atau opini yang diucapkan.

  3.

  ‘Sih’ Mengakhiri satu pernyataan sebelum memulai pernyataan yang bertentangan.

  4.

  ‘Kok’ Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat.

  5.

  ‘Yuk’ Menyatakan ajakan untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan.

  6.

  ‘Kan’ Menyatakan suatu sebab yang pasti (pernyataan).

  

Shuujoshi –yo (-よ) tidak dapat dimaknai secara mandiri. Untuk melihat fungsi dan makna shuujoshi –yo (- よ ), penulis menggunakan teori makna kontekstual. Makna kontekstual adalah makna yang muncul sesuai dengan konteks makna kata tersebut digunakan. Artinya, makna tersebut muncul sebagai makna tambahan disamping makna sebenarnya berupa kesan-kesan yang ditimbulkan oleh sebab atau situasi tertentu (http://archigakiarataka.blogspot.com).

  Untuk membahas fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) pada komik Akachan

  To Boku Volume 1 karya Marimo Ragawa, penulis menggunakan teori fungsi dan

  makna menurut pendapat Kridalaksana (2008:67,132), teori fungsi dan makna

  shuujoshi –yo (-よ) menurut pendapat Chino (1992:122-124) yang disempurnakan

  dengan makna terjemahan partikel prokem bahasa Indonesia dari situs http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_prokem, dan teori makna kontekstual yang dikutip dari situs http://archigakiarataka.blogspot.com.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna shuujoshi –yo (- よ ) dalam kalimat-kalimat bahasa Jepang secara umum.

  2. Untuk mendeskripsikan fungsi dan makna shuujoshi –yo (- よ) dalam kalimat-kalimat percakapan di dalam komik Akachan To Boku Volume 1 karya Marimo Ragawa.

1.5.2 Manfaat Penelitian

  Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah: 1.

  Dapat mengetahui fungsi dan makna shuujoshi –yo (-よ) di dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa Departemen Sastra Jepang dalam penelitian lain selanjutnya.

1.6 Metode Penelitian

  Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan atau library research. Metode kepustakaan ( Library Reseach ) adalah mengumpulkan data dengan membaca buku-buku yang relevan untuk membantu di dalam menyelesaikan dan juga untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas (www.fourseasonnews.com).

  Data diperoleh dari komik Akachan To Boku Volume 1 karya Marimo Ragawa. Kemudian penulis mengambil data shuujoshi –yo (-よ) yang ada di dalam komik

  

Akachan To Boku Volume 1, mengelompokkan kalimat yang memiliki shuujoshi

  • –yo (-よ) berdasarkan teori dan menginterpretasikan makna shuujoshi –yo (-よ)

    pada kalimat tersebut.