Analisa Kebijakan Fiskal Dengan System P
Analisa Kebijakan Fiskal Dengan System Perpajakan Yang Built-In Flexible
Analisa Kebijakan Fiskal Dengan System Perpajakan Yang Built-In Flexible
Di samping pajak yang mempunyai sifat yang eksogen, pajak juga disebut built-in flexible yaitu
pajak yang besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional. Dibanyak Negara
pajak pendapatan atau income tax merupakan jenis pajak ini. Pada umumnya yang ingin dicapai
dengan menggunakan built-in flexible adalah
1. untuk lebih meratanya distribusi pendapatan nasional
2. untuk lebih stabilnya perekonomian.
Ditribusi pendapatan nasional dalam perekonomian pada umumnya tidak merata. Distribusi
pendapatan nasional yang sangat tidak merata dapat enimbulkan ketegangan social. Oleh karena
itu maka untuk mengurangi kemungkinan timbulnya ketegangan social ini,pemerintah pada
umumnya berusaha sedapat mungkin lebih mertakan distribusi pendapatan nasional. Pajak
pendapatan yang besar kecilnya tergantung kepada besar kecilnya pendapatan yang diperoleh
wajib pajak merupakan salah satu cara yang dapat dipergunkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengingat sifatnya yang demikian maka pajak pendapatan tersebut mempunyai sifat flexible,
yaitu flexible mengikuti perubahan pendapatan. Dari uraian diatas sehingga fungsi pajak dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Tx = t + hY
Tx menunjukkan besarnya pajak, t menunjukkan besarnya pajak pada pendapatan sebesar nol, h
menunjukkan apa yang biasa disebut margial rate of taxation, yang merupakan nilai
perbandingan antara perubahan jumlah pajak dengan perubahan jumlah pendapatan dan Y
menunjukkkan besarnya pendapatan nasional.
Nilai h dengan sendirinya dapat dikatakann selalu postif. Positifnya “ marginal rate of taxation “
berarti bahwa semakin besar pendapatan semakaian besar jumlah pajak yang terpungut oleh
pemerintah. Kalau h selalu mempunyai angka yang lebih besar daripada nol, nilai t dapat sama
dengan nol ataupun lebih kecil daripada nol, akan tetapi untuk mempunyai nilai positif mungkin
sekali jarang terjadi. Sebab dengan positifnya nilai t berarti bahwa mereka yang tidak
mempunyai pendapatan masih dikenai pajak pendapatan. Ini dengan sendirinya tidak masuk
akal. Negatifnya nilai t mungkin terjadi yaitu dalam perekonomian dimana seseorang yang
mendapatkan pendapatan kurang dari jumlah tertentu oleh pemerintah diberi bantuan. Semakin
kecil jumlah pendapatan mereka semakin besar jumlah bantuan yang mereka terima dari
pemerintah.
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dalam Perekonomian dengan Sistem Perpajakan yang
Built-in Flexible
Kita telah mengetahui bahwa jumlah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bukanlah
ditentukan secara langsung oleh besar kecilnya pendapatan sebagai “ earnings” melainkan oleh
besar kecilnya “ disposable income “. Pernyataan ini berlaku bagi perekonomian dengan
kebijakan fiscal yang sederhana maupun bagi perekonomian yang menggunakan ‘ built-in
flexible tax: dalam kebijakan fiskalnya. Perbedaan pokok antara kedua system perpajakan
tersebut adalah bahwa dalam system yang sederhana besarnya pajak di[ungut oleh pemerintah
tidak tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional ataupun tergantung kepada variablevariabel lainnya yang kita pertimbangkan dalam model analisis yang kita pakai, sedangkan
dalam system perpajakan yang mempunyai sisfat “ built in flexible “ besar kecilnya pajak yang
terpungut oleh pemerintah tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.
Dengan cara yang lebih singkat dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian yang
mempergunakan kebijakan fiscal yang sederhana, pajak merupakan ‘exogenous variable”’
sedangkan dalam perekonomian dengan system perpajakan yang “ built-in flexible”’ pajak
merupakan endogenous variable, dan merupakan fungsi dari pada pendapatan nasional.
Dengan dipergunakannya pajak yang endogen sifatnya dan yang merupakan fungsi daripada
pendapatan nasional, maka fungsi konsumsinya perlu disesuaikan juga.
Bentuk-bentuk konsumsi yang baru, dengan sifat “ built-in flexible” dari pada pajak akan terlihat
sebagai berikut :
C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx
Tx = t + hY
Maka
C = a + c[ Y + Tr - ( t + hY ) ]
C = a + c[ Y + Tr - t - hY ]
C = a + cY + cTr - ct - chY
Dengan berubahnya fungsi konsumsi maka perumusan fungsi saving juga mengalami perubahan
sebagai berikut :
S = Yd - C
Yd = Y + Tr - Tx
C = a + cY + cTr - ct - chY
Maka
S = Y + Tr - ( t + hY ) - (a + cY + cTr - ct - chY )
S = Y + Tr - t - hY - a - cY - cTr + ct + chY
S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c )Tr - ( 1 - c )t - a
S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a
Latihan
a. Fungsi konsumsi C = 0,75 Yd + 20
b. Fungsi pajak Tx = 0,2 Y - 20
c. Transfer pemerintah Tr = 40
Soal
1. Berdasarkan data diatas , carilah persamaan garis konsumsi yang merupakan fungsi daripada
pendapatan nasional sebagai “ earning”!
2. Sama dengan soal 1 untuk fungsi saving !
Jawaban :
fungsi konsumsi C = a + cY + cTr - ct - chY
C = 20 + 0,75Y + 0,75(40) - 0,75 (-20) - 0,75 (0,2)Y
C = 20 + 0,75Y + 30 + 15 - 0,15Y
C = 0,6 Y + 65
Fungsi Saving S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a S = (1 - 0,2 - 0,75 + 0,75 x 20 )Y + (1
- 0,75 ) ( 40 –(-20)) - 20
S = (0,05 + 0,15 )Y + 0,25( 60) - 20
S = 0,2Y + 15 - 20
S = 0,2Y - 5
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL
DALAM SISTEM PERPAJAKAN YANG SEDERHANA
Yang dimaksud dengan system perpajakan yang sederhana yaitu system perpakan
dimana bersar kecilnya pajak tidak ditentukan oleh salah satu atau beberapa variable yang kita
perhatikan dalam anlisis. Dengan kata lain, yang dimaksud denga system perpajakan yang
sederhana disini yaitu pajak sepenuhnya merupakan exogenous variable
1.
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dengan adanya tindakan Fiskal Pemerintah
Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiscal dari pemerintah, diasumsikan bahwa
pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan saving besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan nasioanal yang dimaksud dengan ‘Pendapatan atau Income’ adalah dalam pengertian
sebagai earning atau earned income, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa factor-faktor produksi yang mereka
sumbangkan dalam turut serat membentuk produk nasional.
Denagn adanya tindakan fiscal pemerintah, konsumsi dan saving tidak lagi secar langsunga
ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional sebagai Earning akan tetapi oleh besar kecilnya
‘ Pendapatan yang siap dibelanjakan’ atau ‘Disposible Income’ atau biasa disebut juga ‘Take Home
Income’
Disposible Income ini besarnya sama dengan pendapatan sebagai Earning ditambah besarnya
Transfer Pemerintah dikurangi dengan Pajak yang dipungut ppemerintah.
Apabila Yd menunjukkan besarnya Disposible Income, Tr menunjukkan besarnya Tranfer
pemerintah, dan Tx menunjukkanbesarnya pajak, maka secar matematik dapat ditulis:
Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi
mempunyai persamaan:
Sedngkan Fungsi Saving dapat kita temukan dengan cara :
S = Yd – C
S = Yd – (C0 + bYd)
S = Yd – C0 – bYd
S = (1 – b) Yd – C0
Jadi ditemukan :
Aliran Pendapatn Nasional
untuk Perekonomian Tertutup dengan adanya Kebijakn Fiskal
perubahan jumlah konsumsi dan jumlah saving pada tingkat pendapatan yan g sama sebagao
akibat adanya perubahan jumlah pajak dan perubahan jumlah transfer pemerintah
dengan adanya perubahan jumlah pajak dan perubahan jumlah transfer pada tingkat
pendapatan yang sama, maka kita dapat menemukan rumusan-rumusan untuk perubahan jumlah
konsumsi dan perubahan jumlah saving sebagai berikut :
A.
Perubhan Jumlah Konsumsi pada tingkat Pendapatn yang sama sebagai Akibat Adanya Perubahan
Jumlah Pajak
C + ∆C = C0 + By + bTr – b(Tx + ∆Tx)
C + ∆C = C0 + bY + bTr – bTx – b ∆Tx
C + ∆C = C - b ∆Tx
∆C = - b. ∆Tx
B.
Perubahan Jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya Perubahan
Jumlah Pajak
S + ∆S = -S0 + sY + sTr – s(Tx + ∆tx)
S + ∆S = -S0 + sY + sTr – sTx – s ∆Tx
S + ∆S = -S ∆Tx
C.
Perubahan jumlah konsumsi pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya
Perubahan Jumlah Transfer Pemerintah
∆C = b. ∆Tr
D.
Perubahan jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah
∆S = s. ∆Tr
E.
Perubahan jumlah Konsumsi pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya
perubahan Jumlah Tranfer Pemerintah dan Perubahan Jumlah Pajak
∆C = b(∆Tr - ∆Tx)
F.
Perubahan jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Adanya Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah dan Perubahan Jumlah Pajak
∆S = s (∆Tr - ∆Tx)
PENDAPATAN NASIONAL EQUILIBRIUM
Dalam perekonomian 3sektor sumber daripada pendapatan nasional yaitu pengeluaran
konsumsi ditambah pengeluaran untuk investasi dan ditambah dengan pengeluaran konsumsi
pemerintah.
Oleh penerima pendapatan ada sebagian yang diserahkan kepada pemerintah yang
berupa pajak, akan tetapi kepada pihak-pihak atau badan-badan tertentu pemerintah memberikan
bantuan yang kita katakana sebagai ‘transfer pemerintah’. Pendapatan nasinal setelah dikurangi
dengan pajak dan ditambah dengan transfer pemerintah inilah yang kita sebut sebagai ‘Disposible
Income’. Disposable income digunakan untuk konsumsi dan saving.
Apabila kita kumpulkan rumusan-rumusan diatas maka akan kita dapatkan
1.
Y=C+I+G
........................ (1
2.
Y = Yd – Tr + Tx ........................ (2
3.
Yd = C + S
........................ (3
MAKA
Y
= C+I+G
Yd – Tr + Tx = C + I + G
C + S – Tr + Tx = C + I + G
S + Tx = I + G + Tr
Formula untuk menentukan Pendapatan Nasional Equilibrium ;
Cara 1 : Penewaran Agregat
= Permintaan Agregat
Y=C+I+G
C = C0 + bYd
Yd = Y + Tr – Tx
JADI
Y = C0 +b(Y+Tr-Tx) + I + G
Y = C0 + bY + bTr – bTx + I + G
Y – bY = C0 + bTr – bTx + I + G
(1-b)Y = C0 + bTr – bTx + I + G
Y = 1/1-b . C0 + bTr – bTx + I + G
2. S + Tx = I + G + Tr
Yd – C + Tx = I + G + Tr
(Y + Tr – Tx) – ( C0 + b(Y +Tr – Tx) +Tx = I + G + Tr
(Y + Tr – Tx) – ( C0 + bY +bTr – bTx) + Tx = I + G + Tr
Y + Tr – Tx - C0 - bY - bTr + bTx + Tx = I + G + Tr
Y – C0 – bY – bTr + bTx = I + G
Y – bY = C0 + bTr – bTx + I + G
( 1 – b)Y = C0 + bTr – bTx + I + G
Y = 1/1-b.C0 +bTr-bTx+I+G
Analisa Kebijakan Fiskal Dengan System Perpajakan Yang Built-In Flexible
Di samping pajak yang mempunyai sifat yang eksogen, pajak juga disebut built-in flexible yaitu
pajak yang besar kecilnya ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional. Dibanyak Negara
pajak pendapatan atau income tax merupakan jenis pajak ini. Pada umumnya yang ingin dicapai
dengan menggunakan built-in flexible adalah
1. untuk lebih meratanya distribusi pendapatan nasional
2. untuk lebih stabilnya perekonomian.
Ditribusi pendapatan nasional dalam perekonomian pada umumnya tidak merata. Distribusi
pendapatan nasional yang sangat tidak merata dapat enimbulkan ketegangan social. Oleh karena
itu maka untuk mengurangi kemungkinan timbulnya ketegangan social ini,pemerintah pada
umumnya berusaha sedapat mungkin lebih mertakan distribusi pendapatan nasional. Pajak
pendapatan yang besar kecilnya tergantung kepada besar kecilnya pendapatan yang diperoleh
wajib pajak merupakan salah satu cara yang dapat dipergunkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengingat sifatnya yang demikian maka pajak pendapatan tersebut mempunyai sifat flexible,
yaitu flexible mengikuti perubahan pendapatan. Dari uraian diatas sehingga fungsi pajak dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Tx = t + hY
Tx menunjukkan besarnya pajak, t menunjukkan besarnya pajak pada pendapatan sebesar nol, h
menunjukkan apa yang biasa disebut margial rate of taxation, yang merupakan nilai
perbandingan antara perubahan jumlah pajak dengan perubahan jumlah pendapatan dan Y
menunjukkkan besarnya pendapatan nasional.
Nilai h dengan sendirinya dapat dikatakann selalu postif. Positifnya “ marginal rate of taxation “
berarti bahwa semakin besar pendapatan semakaian besar jumlah pajak yang terpungut oleh
pemerintah. Kalau h selalu mempunyai angka yang lebih besar daripada nol, nilai t dapat sama
dengan nol ataupun lebih kecil daripada nol, akan tetapi untuk mempunyai nilai positif mungkin
sekali jarang terjadi. Sebab dengan positifnya nilai t berarti bahwa mereka yang tidak
mempunyai pendapatan masih dikenai pajak pendapatan. Ini dengan sendirinya tidak masuk
akal. Negatifnya nilai t mungkin terjadi yaitu dalam perekonomian dimana seseorang yang
mendapatkan pendapatan kurang dari jumlah tertentu oleh pemerintah diberi bantuan. Semakin
kecil jumlah pendapatan mereka semakin besar jumlah bantuan yang mereka terima dari
pemerintah.
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dalam Perekonomian dengan Sistem Perpajakan yang
Built-in Flexible
Kita telah mengetahui bahwa jumlah pengeluaran masyarakat untuk konsumsi bukanlah
ditentukan secara langsung oleh besar kecilnya pendapatan sebagai “ earnings” melainkan oleh
besar kecilnya “ disposable income “. Pernyataan ini berlaku bagi perekonomian dengan
kebijakan fiscal yang sederhana maupun bagi perekonomian yang menggunakan ‘ built-in
flexible tax: dalam kebijakan fiskalnya. Perbedaan pokok antara kedua system perpajakan
tersebut adalah bahwa dalam system yang sederhana besarnya pajak di[ungut oleh pemerintah
tidak tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional ataupun tergantung kepada variablevariabel lainnya yang kita pertimbangkan dalam model analisis yang kita pakai, sedangkan
dalam system perpajakan yang mempunyai sisfat “ built in flexible “ besar kecilnya pajak yang
terpungut oleh pemerintah tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional.
Dengan cara yang lebih singkat dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian yang
mempergunakan kebijakan fiscal yang sederhana, pajak merupakan ‘exogenous variable”’
sedangkan dalam perekonomian dengan system perpajakan yang “ built-in flexible”’ pajak
merupakan endogenous variable, dan merupakan fungsi dari pada pendapatan nasional.
Dengan dipergunakannya pajak yang endogen sifatnya dan yang merupakan fungsi daripada
pendapatan nasional, maka fungsi konsumsinya perlu disesuaikan juga.
Bentuk-bentuk konsumsi yang baru, dengan sifat “ built-in flexible” dari pada pajak akan terlihat
sebagai berikut :
C = a + cYd
Yd = Y + Tr - Tx
Tx = t + hY
Maka
C = a + c[ Y + Tr - ( t + hY ) ]
C = a + c[ Y + Tr - t - hY ]
C = a + cY + cTr - ct - chY
Dengan berubahnya fungsi konsumsi maka perumusan fungsi saving juga mengalami perubahan
sebagai berikut :
S = Yd - C
Yd = Y + Tr - Tx
C = a + cY + cTr - ct - chY
Maka
S = Y + Tr - ( t + hY ) - (a + cY + cTr - ct - chY )
S = Y + Tr - t - hY - a - cY - cTr + ct + chY
S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c )Tr - ( 1 - c )t - a
S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a
Latihan
a. Fungsi konsumsi C = 0,75 Yd + 20
b. Fungsi pajak Tx = 0,2 Y - 20
c. Transfer pemerintah Tr = 40
Soal
1. Berdasarkan data diatas , carilah persamaan garis konsumsi yang merupakan fungsi daripada
pendapatan nasional sebagai “ earning”!
2. Sama dengan soal 1 untuk fungsi saving !
Jawaban :
fungsi konsumsi C = a + cY + cTr - ct - chY
C = 20 + 0,75Y + 0,75(40) - 0,75 (-20) - 0,75 (0,2)Y
C = 20 + 0,75Y + 30 + 15 - 0,15Y
C = 0,6 Y + 65
Fungsi Saving S = ( 1 - h - c + ch )Y + ( 1 - c ) ( Tr - t ) - a S = (1 - 0,2 - 0,75 + 0,75 x 20 )Y + (1
- 0,75 ) ( 40 –(-20)) - 20
S = (0,05 + 0,15 )Y + 0,25( 60) - 20
S = 0,2Y + 15 - 20
S = 0,2Y - 5
ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL
DALAM SISTEM PERPAJAKAN YANG SEDERHANA
Yang dimaksud dengan system perpajakan yang sederhana yaitu system perpakan
dimana bersar kecilnya pajak tidak ditentukan oleh salah satu atau beberapa variable yang kita
perhatikan dalam anlisis. Dengan kata lain, yang dimaksud denga system perpajakan yang
sederhana disini yaitu pajak sepenuhnya merupakan exogenous variable
1.
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Saving dengan adanya tindakan Fiskal Pemerintah
Dalam perekonomian tertutup tanpa adanya tindakan fiscal dari pemerintah, diasumsikan bahwa
pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan saving besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya
pendapatan nasioanal yang dimaksud dengan ‘Pendapatan atau Income’ adalah dalam pengertian
sebagai earning atau earned income, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa factor-faktor produksi yang mereka
sumbangkan dalam turut serat membentuk produk nasional.
Denagn adanya tindakan fiscal pemerintah, konsumsi dan saving tidak lagi secar langsunga
ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan nasional sebagai Earning akan tetapi oleh besar kecilnya
‘ Pendapatan yang siap dibelanjakan’ atau ‘Disposible Income’ atau biasa disebut juga ‘Take Home
Income’
Disposible Income ini besarnya sama dengan pendapatan sebagai Earning ditambah besarnya
Transfer Pemerintah dikurangi dengan Pajak yang dipungut ppemerintah.
Apabila Yd menunjukkan besarnya Disposible Income, Tr menunjukkan besarnya Tranfer
pemerintah, dan Tx menunjukkanbesarnya pajak, maka secar matematik dapat ditulis:
Untuk perekonomian yang mengenal adanya tindakan fiscal pemerintah fungsi konsumsi
mempunyai persamaan:
Sedngkan Fungsi Saving dapat kita temukan dengan cara :
S = Yd – C
S = Yd – (C0 + bYd)
S = Yd – C0 – bYd
S = (1 – b) Yd – C0
Jadi ditemukan :
Aliran Pendapatn Nasional
untuk Perekonomian Tertutup dengan adanya Kebijakn Fiskal
perubahan jumlah konsumsi dan jumlah saving pada tingkat pendapatan yan g sama sebagao
akibat adanya perubahan jumlah pajak dan perubahan jumlah transfer pemerintah
dengan adanya perubahan jumlah pajak dan perubahan jumlah transfer pada tingkat
pendapatan yang sama, maka kita dapat menemukan rumusan-rumusan untuk perubahan jumlah
konsumsi dan perubahan jumlah saving sebagai berikut :
A.
Perubhan Jumlah Konsumsi pada tingkat Pendapatn yang sama sebagai Akibat Adanya Perubahan
Jumlah Pajak
C + ∆C = C0 + By + bTr – b(Tx + ∆Tx)
C + ∆C = C0 + bY + bTr – bTx – b ∆Tx
C + ∆C = C - b ∆Tx
∆C = - b. ∆Tx
B.
Perubahan Jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya Perubahan
Jumlah Pajak
S + ∆S = -S0 + sY + sTr – s(Tx + ∆tx)
S + ∆S = -S0 + sY + sTr – sTx – s ∆Tx
S + ∆S = -S ∆Tx
C.
Perubahan jumlah konsumsi pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya
Perubahan Jumlah Transfer Pemerintah
∆C = b. ∆Tr
D.
Perubahan jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah
∆S = s. ∆Tr
E.
Perubahan jumlah Konsumsi pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat adanya
perubahan Jumlah Tranfer Pemerintah dan Perubahan Jumlah Pajak
∆C = b(∆Tr - ∆Tx)
F.
Perubahan jumlah Saving pada tingkat Pendapatan yang sama sebagai akibat Adanya Perubahan
Jumlah Transfer Pemerintah dan Perubahan Jumlah Pajak
∆S = s (∆Tr - ∆Tx)
PENDAPATAN NASIONAL EQUILIBRIUM
Dalam perekonomian 3sektor sumber daripada pendapatan nasional yaitu pengeluaran
konsumsi ditambah pengeluaran untuk investasi dan ditambah dengan pengeluaran konsumsi
pemerintah.
Oleh penerima pendapatan ada sebagian yang diserahkan kepada pemerintah yang
berupa pajak, akan tetapi kepada pihak-pihak atau badan-badan tertentu pemerintah memberikan
bantuan yang kita katakana sebagai ‘transfer pemerintah’. Pendapatan nasinal setelah dikurangi
dengan pajak dan ditambah dengan transfer pemerintah inilah yang kita sebut sebagai ‘Disposible
Income’. Disposable income digunakan untuk konsumsi dan saving.
Apabila kita kumpulkan rumusan-rumusan diatas maka akan kita dapatkan
1.
Y=C+I+G
........................ (1
2.
Y = Yd – Tr + Tx ........................ (2
3.
Yd = C + S
........................ (3
MAKA
Y
= C+I+G
Yd – Tr + Tx = C + I + G
C + S – Tr + Tx = C + I + G
S + Tx = I + G + Tr
Formula untuk menentukan Pendapatan Nasional Equilibrium ;
Cara 1 : Penewaran Agregat
= Permintaan Agregat
Y=C+I+G
C = C0 + bYd
Yd = Y + Tr – Tx
JADI
Y = C0 +b(Y+Tr-Tx) + I + G
Y = C0 + bY + bTr – bTx + I + G
Y – bY = C0 + bTr – bTx + I + G
(1-b)Y = C0 + bTr – bTx + I + G
Y = 1/1-b . C0 + bTr – bTx + I + G
2. S + Tx = I + G + Tr
Yd – C + Tx = I + G + Tr
(Y + Tr – Tx) – ( C0 + b(Y +Tr – Tx) +Tx = I + G + Tr
(Y + Tr – Tx) – ( C0 + bY +bTr – bTx) + Tx = I + G + Tr
Y + Tr – Tx - C0 - bY - bTr + bTx + Tx = I + G + Tr
Y – C0 – bY – bTr + bTx = I + G
Y – bY = C0 + bTr – bTx + I + G
( 1 – b)Y = C0 + bTr – bTx + I + G
Y = 1/1-b.C0 +bTr-bTx+I+G