Sejarah Pemikiran Pemikiran Ekonomi Isla

Sejarah Pemikiran Pemikiran
Ekonomi Islam Setelah Masa
Para Sahabat
A. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Umayyah (611750 M)
Nama Bani Umayyah dalam bahasa Arab berarti anak turun Umayyah,
yaitu Umayyah bin Abdul Syams. Ia adalah salah satu pemimpin dalam suku
Quraisy. Abdul Syams adalah saudara dari Hasyim, sama-sama keturunan
Abdul Manaf.
Bani Umayyah adalah orang-orang yang sederhana. Di masa sebelum
Islam, Bani Umayyah selalu bersaing dengan Bani Hasyim. Dengan
berkembangnya agama Islam, Bani Umayyah merasa bahwa kekuasaannya
terancam. Oleh sebab itu, mereka menjadi penentang utama dalam
perjuangan Nabi Muhammad saw.
Khilafah Bani Umayyah berumur 90 tahun, yaitu dimulai pada masa
kekuasaan Muawiyah, dimana pemerintah yang bersifat demokratis berubah
menjadi monarchiheridetis(kerajaan turun-temerun), yang diperoleh melalui
kekerasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara
terbanyak.
Kepemimpinan secara turun-temurun dimulai ketika Muawiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya,
Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium.

Dia memang masih tetap menggunakan istilahKhalifah, namun dai
memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk menggunakan
jabatan tersebut. Dia menyebutnya “Khalifah Allah” dalam pengertian
“penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Ekspansi yang terhenti pada masa Khalifah Utsman Ibn Affan dari Ali
Ibn Abi Thalib ra, dilanjutkan kembali oleh daulah ini. Di zaman Muawiyah Ibn
Abu Sufyan ra, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah ra,
dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan
sampai ke Kabul. Kemudian Ekspansi ini dilanjutkan oleh Khalifah Abd alMalik Ibn Marwan ra, yang berhasil menundukkan Balkh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.bahkan tentaranya sampai ke India
dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke
Maltan.
Keberhasilan yang dicapai Bani Umayyah ini memberikan bentuk pemikiran
ekonomi yang berbeda pula, tepatnya ketika dunia Islam berada di bawah
kepemimpinan Khalifah Bani Umayyah, kondisi Baitul Maal berubah. Masa
pemerintahan Bani Umayyah inilah, Baitul Maal dibagi menjadi dua bagian;

umum dan khusus. Pendapatan Baitul Maal umum diperuntukkan bagi
seluruh masyarakat umum, sedangkan pendapatan Baitul Maal khusus
diperuntukkan bagi para Sultan dan keluarganya. Namun dalam praktiknya,

tidak jarang ditemukan berbagai penyimpangan penyaluran harta Baitul
Maal tersebut.
Dengan
demikian
telah disfungsi penggunaan Baitul
Maal pada masa pemerintahan Daulah Umayyah.
Di antara para Khalifah Bani Umayyah yang termasyhur dan memberikan
banyak pemikirannya di bidang ekonomi adalah:
1. Khalifah Muawiyah ibn Abi Sofyan
Pada masa pemerintahannya, beliau mendirikan dinas pos beserta
dengan berbagai fasilitasnya, menertibkan angkatan perang, mencetan
uang, dan mengembangkan jabatan professional.
Selain itu, beliau juga menerapkan kebijakan pemberian gaji tetap
kepada
para
tentara,
pembentukan
tentara
professional,
serta

pengembangan birokrasi seperti fungsi pengumpulan pajak dan administrasi.
2. Khalifah Abdul Malik ibn Marwan
Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang
dalam masyarakat Islam muncul di masa beliau. Abd al-Malik mengubah
mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang
dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak mata uang tersendiri dengan
memakai kata-kata dan tulisan Arab serta tetap mencantumkan
kalimatBismillahirrahmanirrahim pada tahun 74 H (659 M). pembuatan mata
uang masa itu didasarkan pemikiran bahwa mata uang selain memiliki nilai
ekonomi juga sebagai pernyataan kedaulatan Dinasti Islam. Di samping itu,
mata uang juga berfungsi sebagai sarana pengumuman keabsahan
pemerintah pada waktu itu yang namanya terpatri pada mata uang tersebut.
Di dunia Islam mengenal dua jenis mata uang utama, yaitu mata
uang dinar emas, di ambil dari kata dinarius, dan dirham perak yaitu berasal
dari kosa kata Yunani drachmos.Selain kedua jenis tersebut, terdapat mata
uang pecahan atau disebut maksur seperti qitha danmithqal.
Pada empat hijrah dunia Islam mengalami krisis mata uang emas dan
perak, maka dibuatlah dari tembaga atau campuran tembaga dengan perak
yang disebut dengan fulus (diambil dari Bahasa Latin follis), yaitu mata uang
tembaga tipis. Mata uang tersebut juga disebut al-Qarathis karena mirip

dengan lembaran kertas.
Setelah muncul mata uang fulus mata uang mulai dihitung. Setelah
banyak mata uang bercapKhalifah muncullah kelompok orang-orang
memberikan jasa dalam mempermudah transaksi keuangan dan penukaran
mata uang yang disebut sebagai para penukar mata uang (asShayyarifah). Di samping itu muncul istilah keuangan yang menunjukkan
bahwa tempat penukaran berubah fungsinya menjadi Bank.
Selain itu Khalifah Abdul Malik dalam hal pajak dan zakat memberikan
kebijakan dengan memberlakukan kewajiban bagi umat Islam untuk
membayar zakat dan bebas dari pajak lainnya. Hal ini mendorong orang non-

Muslim memeluk agama Islam. Dengan cara ini, merka terbebas dari
pembayaran pajak. Setelah itu, mereka meninggalkan tanah pertaniannya
guna mencari nafkah di kota-kota besar sebagai tentara.
Kenyataan ini menimbulkan masalah bagi perekonomian negara.
Namun Khalifah Abdul Malik bin Marwan mengembalikan beberapa militer
Islam kepada profsinya semula, yakni sebagai petani dan menetapkan
kepadanya untuk membayar sejumlah pajak sebagaimana kewajiban mereka
sebelum mereka masuk Islam, yakni sebesar beban Kharaj dan Jizyah.
Khalifah Abd
al-Malik

juga
berhasil
melakukan
penbenahanpembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab
sebagai
bahasa
resmi
administrasi
pemerintahan
Islam.
Keberhasilan Khalifah Abd al-Malik diikuti oleh putranya al-Walid ibn Abd alMalik (705-715 M) seorang yang berkemauan keras dan berkemampuan
melaksanakan pembangunan.
3. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz
Selama masa pemerintahannya,beliau menerapkan kembali Islam
secara utuh dan menyeluruh. Beliau juga menyerahkan seluruh harta
kekayaannya dan keluarganya yang tidak wajar pada kaum muslim melalui
Baitul Maal. Beliau juga melindungi dan meningkatkan kemakmuran
masyarakat secara keseluruhan.
Umar juga berupaya untuk membersihkan Baitul Maal dari pemasukan
harta yang tidak halal dan berusaha mendstribusikanya kepada yang berhak

menerimanya. Dan memerintah kepada Amir bawahannya agar mereka
mengembalikan harta yang tidak sah. Untuk melindungi dan meningkatkan
kemakmuran masyarakatnya Ia mengurangi beban pajak yang dipungut
kaum Nasrani, menghapus pajak untuk kaum muslim, membuat takaran dan
timbangan, membasmi cukai dan kerja paksa dan lain-lain. Berbagai
kebijakan berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat hingga tidak ada
lagi yang mau menerima zakat.
Pada masa awal pemerintahan dinasti Umayyah, banyak hak-hak anak
yatim yang ditinggalkan para pejuang muslim diambil, bahkan hak mereka
tidak diberikan sama sekali. Melihat kenyataan tersebut Umar bin Abdul Aziz
mengeluarkan kebijakan untuk mengembalikan semua harta milik mereka.
Tindakan tersebut membuat sambutan positif dan membawa harum
namanya dan nama Bani Umayyah.
Kholifah Umar bin Abdul Aziz juga menetapkan kebijakan mengurangi
beban pajak untuk kaum Kristen najran dari 2000 keping menjadi 200 keping
karena ternyata kaum najran kebanyakan bukan orang kaya. Beliau juga
melarang pembelian tanah non-Muslim kepada umat islam, karena banyak
tanah orang Kristen yg menjadi kaum muslim sehingga umat Kristen tidak
memiliki lahan untuk digarap. Selain itu bliau mewajibkan kharaj kepada
umat islam dan jizyah (pajak jiwa) kepada non-muslim.

Lebih jauh lagi, kholifah Umar Ibn Abdul Aziz menerapkan kebijakan
otonomi daerah. Dan setiap wilayah islam memiliki wewenang mengelola
zakat dan pajak sendiri-sendiri dan tidak diharuskan menyerahkan upeti

kepada pemerintah pusat. Bahkan pemerintah akan memberikan subsidi
kepada wilayah islam yang minim pendapatan zakat dan pajaknya. Ia juga
mengangkat Ibn Jahdam sebagai amil shadaqah yang bertugas
mendistribusikan shadaqah secara merata.
Pada masa pemerintahannya, sumber-sumber pemasukan Negara
berasal dari zakat, hasil rampasan perang, pajank penghasilan pertanian.
Setelah stabilitas perekonomian masyarakat membaik, pajak ditetapkan,
akan tetapi, kondisi Baitul Maal yang telah dikembalikan Umar Ibn Abdul Aziz
kepada posisi yang sebenarnya tidak bertahan lama. Keserakahan para
penguasa telah melunturkan sendi-sendi Baitul Maal. Keadaan demikian
berkepanjangan sampai masa kholifah Bani Abbasiyah.
B. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
(750-847M - 12-232H)
Kholifah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Khalifah Umayyah,
dimana pendirinya keturunan al-Abbas, paman Nabi Muhammad, yaitu
Abdullah as-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Di mana

pola pmerintahannya sangat berbeda.
Kekuasaan dinasti Abbasiyah berlangsung sangat panjang dari tahun
132 H()750 M) sampai 656H (1258 M). Para sejarawan biasanya membagi
masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M), disebut periode
pengaruh Persia pertama.
2. Periode kedua (232H/847M – 332H/945M), disebut periode pengaruh
turki pertama.
3. Periode ketiga (334H/945M – 447H/1055M), masa kekuasaan dinasti
Buwaih (Periode pengaruh Persia kedua).
4. Periode keempat (447H/1055M – 590H/1194M), masa kekuasaan Bani
Seljuk (pengaruh Turki kedua).
5. Periode kelima (590H/1194M – 656H/1258M), masa pemerintah bebas
dari dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar Bagdad.
Dinasti Abbasiyah periode pertama lebih pembinaan dan kebudayaan
islam dari pada perluasan wilayah. Seperti gerakan terjemah yang membawa
kemajuan ilmu pengetahuan. Imam madzhab yang sempat hidup pada masa
ini adalah Imam Abu Hanifa (700-767M), madzhab ini lebih banyak
menggunkan rasio dari pada Hadits. Karena madzhab ini dipengaruhi
perkembangan kufah. Sedangkan Imam Malik (713-795 M) banyak

menggunakan Hadits dan tradisi masyarakat Madinah. Pendapat dua tokoh
ini ditengahi oleh Imam Syaf’I (767-820 M) dan Imam Ahmad ibn Hambal
(780-855 M).
Awal kekuasaan Dinasti Abbasiah ditandai dengan pembangkangan
oleh dinasti umayah di Andalusia (spanyol) yaitu pembangkangan Abd alRahman al-Dakhil terhadap bani abbas yang tidak tunduk kepada khalifah di
Baghdad yang mirip dengan Muawiyyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib.

Abu al-Abbas al-Safah (750-754M) adalah pendiri Dinasti Abbas. Akan
tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu Ja’far al-Manshur (754775M) yang banyak berjasa membangun Dinasti Abbasiyah. Ia digambarkan
sebagai orang yang kuat dan tegas. Pada masa pemerintahanya Baghdad
sangat disegani oleh kekuasaan Byzantium. Bani Abbas juga meraih
tumpukan kekuasaan setelah menggulingkan Dinasti Umayyah pada tahun
750H.
Pada masa ini istilah jihbis yang dulu dikenal sebagai penagih pajak
dan penghitung pajak atas barang dan tanah sekarang popular sebagai
penukaran uang. Pada masa ini juga dikenalkan uang jenis baru yang disebut
fulus yang terbuat daritembaga, yang sebelumnya uang terbuat dari emas
dan perak. Di zaman ini , jihbiz juga bias menerima titipan dana,
meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang.
Beberapa Khalifah yang pernah memimpin pemerintahan saat Dinasti

Abbasiyah:
1. Abu Ja’far Al-Mansyur
Karena Abdullah al-Saffah hanya memerintah dalam waktu yang
singkat, pembina sesungguhnya dari Daulah Abbasiyah adalah Abu Ja’far AlMansyur. Pada awal pemerintahan beliau, perbendaharaan Negara dapat
dikatakan tidak ada karena khalifah sebelumnya, al-Saffah, banyak
menggunakan dana Baitul Maal untuk diberikan kepada para sahabat dan
tentara. Karena hal tersebut khalifah al-Mansyur untuk bersikap keras dalam
peneguhan kedudukan keuangan Negara,di samping itu juga penumpasan
musuh-musuh khalifah, sehingga pada zaman itu dikenal sebagai masa yang
penuh dengan kekerasan.
Dalam
mengendalikan
harga-harga, Khalifah al-Mansyur
memerintahkan bawahannya untuk melaporkan harga, jika terjadi kenaikan
harga maka Khalifah al-Mansyur akan memerintahkan wakilnya agar
menurunkan harga ke harga semula. Di samping itu beliau juga sangat
menghemat dana Baitul Maal sehingga saat beliau wafat kekayaan kas
Negara sampai 810 juta dirham karena Khalifah al-Mansyur betul-betul
meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan Negara, sehingga
dengan demikian pembangunan dalam segala cabang ekonomi dia pandang

soal yang paling penting.
2. Harun al Rasyid
Popularitas
Daulah
Abbasiyyah
mencapai
puncaknya
pada Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Makmun.
Kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusatraan berada dalam zaman keemasan.
Penerjemahan buku-buku Yunani ke bahasa Arab pun dimulai. Orang-orang
dikirim ke Kerajaan Romawi, Eropa untuk membeli “Manuscript”. Pada
mulanya buku-buku mengenai kedokteran, kemudian meningkat mengenai
ilmu pengetahuan lain dan filsfat. Ia juga banyak mendirikan sekolah. Salah
satu karyanya yang paling besar yaitu mendirikan Baitul Hikmah, yaitu pusat

penerjemah yang berfungsi sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan
yang besar.
Ketika pemerintahan dikuasai Khalifan Harun al-Rasyid (170-193 M),
pertumbuhan ekonomi berkembang dengan pesat dan kemakmuran Daulah
Abbasiyyah mencapai puncaknya. Ia membangun Baitul Maal untuk
mengurusi keuangan Negara dan menunjuk seorang Waziryang mengepalai
beberapa Diwan. Pendapatan Baitul Maal digunakan untuk reset ilmiah dan
penerjemah buku yunani, selain itu juga untuk biaya pertahanan dalam hal
penyediaan bahan makanan, pakaian musim panas, dingin dan gaji pegawai.
Selain itu, Khalifah Harun juga sangat memperhatian masalah
perpajakan, sehingga beliau menunjuk Abu Yusuf menyusun sebuah kitab
pedoman mengenai perekonomian syari’ahyang kitabnya berjudul al-Kharaj.
Kestabilan politik dan kekuasaan Dinasti Abbasiyyah amat kokoh
karena di dukung oleh kemajuan dibidang ekonomi. Kota Bagdad menjadi
ramai karena lalu lintas perdagangan antar Negara. Diperstukannya bekas
wilayah Bizantium dan kekaisaran Sassaniah kedalam satu otoritas
kekuasaan tunggal menyebabkan Baghdad menjadi pusat ekonomi raksasa.
 Perdagangan Dan Industri
Selain memperhatikan bidang pertanian dan perindustrian, Khalifah Daulah
Abbasiyah juga memberikan perhatian yang cukup besar pada bidang
perdagangan. Segala usaha ditempuh untuk memajukan perdagangan
dengan cara memudahkan jalan-jalannya, umpamanya
a) Dibangun sumur dan tempat-tempagt istirahat dijalan-jalan yang
dilewatikafilah dagang.
b) Dibangunka armada-armada dagang
c) Digunakan armada-armada untuk melindungi pantai-pantai Negara
dari serangan bajak laut.
Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan
perdagangan dalam dan luar negeri. Kota Baghdad, disamping sebagai Kota
politik, Kota agama, dan Kota kebudayaan, juga merupakan kota
perdagangan yang terbesar pada waktu itu.
Untuk tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam bidang
perdagangan, maka KhalifahHarun al-Rasyid membuktikan satu badan
khusus yang bertugas mengawasi pasaran dagang, mengatur ukuran
timbangan, menentukan harga pasar, atau dengan kata lain mengatur
politik.
Aktivitas perdagangan internasioanal antara Timur dan Barat pada
masa Dinasti Abbasiyyah terjadi secara besar –besaran. Hal tersebut
didukung sarana-sarana strategis seperti adanya pelabuhan yang menjadi
terminal distribusi dan keluar masuk barang.
Perdagangan tidak terbatas pada wilayah kekhalifahan saja, melainkan
juga mencakup banyak kawasan diluar kekuasaan islam, Khususnya wilayah
Subsahara Afrika disebelah Barat Daya, dan India, Cina, dan Asia Tenggara
disebelah timur.

Komoditas Kertas yang sejak dahulu pembuatannya selalu
dibawah monopoli Negara sejak zaman Mesir Kuno, Romawi, dan Bizantium.
Keadaan ini berubah dengan munculnya kekuasaan islam. Pembuatan kertas
yang dimulai di Cina dan mulai dipasarkan ke Samarkanda . di Samarkanda
produksi dan ekspor kertas dimulai, kemudian Yahya al-Barmiki,
WazirKhalifah Harun al-Rasyid mendirikan pabrik kertas pertama di Bagdad
sekitar tahun 800 M.
Produksi bahan pakaian dan sutra di ambil alih
dan dikembangkan kaum Muslim ke Barat. Dengan diperbaiki bendungan
Andalusia, kekuasaan islam diperkenalkan penanaman beras, jeruk, terong,
dan kapas.
Tegaknya kekuasaan Islam di Afrika Utara, memberikan akses bagi
para pedagang Muslim, misalnya untuk memasuki penambangan mas di Asia
Tangah, Nubia dan Afrika Barat yang merupakan komoditas penting dalam
perdagangan, sebaliknya, komoditas dunia Timur, terdiri dari barang mewah,
missal parfum, rempah-rempah, sutra dll.
Komoditas lain yang berorientasi komersil selain barang-barang logam
seperti mas dan perak, bahan pakaian, hasil laut, kertas dan obat-obatan,
adalah budak-budak. Pada saat itu budak merupakan komuditas yang
dihasilkan untuk diperjual belikan. Daerah pemasok utama budak yaitu
Farghana dan Asia Tenga, serta Afrika dan Turki. Budak ini apabila sudah
dibeli oleh tuannya di gunakan untuk tenaga kerja ladang pertanian,
perkebunan dan pabrik. Namun pemerintah, budak-budan ini direkrut
sebagai anggota militer demi mempertahankan Negara.
Permintaan terhadap semua komuditas meningkat bersama dengan
berkembangnya gaya hidup mewah di Istana Abbasiyah khususnya. Sejak
akhir abad ketujuh hingga abad 12,Kekhalifahan Islam berfungsi sebagai
perdagangan bebas. Menjadikan orang Muslim mempunyai gaya hidup baru
dari pusat-pusat kebudayaan mereka.
Para Khalifah Daulah Abasiyyah tidak saja meningkatkan pertanian,
tetapi juga perindustrian. Kepada rakyat dianjurkan beramai-ramai
membangun perindustrian. Para khalifahmenggunakan sumber kekayaan
tambang untung dihasilkan produksi perak, tembaga, seng, dan besi.
Terkenal beberapa kota dengan industry-industrinya, umpamanya.
a. Basrah, terkenal dengan industry sabun dan gelas
b. Kaufah, terkenal dengan industry suteranya.
c. Khuzasta, terkenal dengan industry sutera yang bersulam.
d. Damaskus, terkenal dengan industry kemeja sutera.
e. Khurasan, terkenal dengan industry selendang dan wolnya.
f. Mesir, terkenal dengan industry tekstil aneka ragam.
g. Syam, terkenal dengan industry keramik dan gelas, bahkan gelas
berwarna.
h. Andalusia, terkenal dengan industry kapal, industry kulit dan industry
senjata.
i. Bagdad, terkenal dengan industry gelas, tekstil, keramik dsb.

Kenyataan ini menimbulkan konsekuensi dibidang industry local, yang
meramaikan bursa komuditas pasar internasional. Industri yang berkembang
pesat adalah industry bahan pecah belah, keramik, dan parfum. Juga
berkembang Industri kertas yang diambil alih dari Cina. Berkembangnya
industry kertas ini segera menggantikan papirus. Karena produksi kertas
yang melimpah akibatnya harga buku-buku menjadi murah dan ini
mendorong perkembangan di bidang kesusastraan.
Pertanian dan perkebunan
Terbentuknya
kekhalifahan yang stabil, juga
mempengaruhi
pekembangan–perkembangan didalam sektor ekonomi khususnya di sektor
pertanian. Sebagai contoh Irak , sebelum di kuasai kaum Muslim keadaan
dari produksi pertanian sangat merosot, di mana banjir melanda di beberapa
kanal dan bendungan trigis, serta menghancurkannya, kemudian bencana ini
di perbaiki oleh kaum Muslimin setelah Irak di kuasai oleh kaum Muslimin.
Kota administratif dan tentara Muslim seperti Busrah , Kufah , Masul
dan Al- wasid menjadi pusat usaha pengembanggan pertanian. Untuk
menggarap daerah ini, di datangkan buruh tani dari kawasan Afrika Timur,
sehingga pertumbuhaan desa-desa kecil, karena majunnya usaha tani dan
perkebunan.



Perkembangan ilmu pertanian
Berbeda dengan khalifah dari Daulah Umayyah yang bersikap
menindas para petani dengan pajak yang sangat amatlah tinggi, masa
pemerintahan khalifah Daulah Abasiyyah justru sebaliknya, mereka membela
dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan pajak hasil bumi dan ada
pula yang dihapus sama sekali. Disamping itu di lakukan banyak kebijakan
untuk kaum tani , di antaanya :
a) Memperlakukan ahli zimah dan mawaly dengan perlakuan adil dan
menjamin hak miliknya.
b) Mengambil tindakan keras terhadap para pejabat yang berlaku keras
terhadap para petani.
c) Memperluas daerah pertanian di berbagai wilayah negara.
d) Membangun dan menyempurnakan perhubungan ke daerah pertanian ,
baik udara atau air.
e) Membangun dan memperbaikikanal dan bendungan keci, agar tidak
ada wilayah yang kesulitan dalam hal irigasi.


Dengan kebijakan di atas, bukan hanya irak tapi seantero negeri akan
menjadi wilayah pertaniaan yang maju.
Ilmu-ilmu pertanian banyak di adobsi dari wilayah Romawi dari
penerjemahan buku, dan yang paling terkenal adalah Al-Falihah AlRumiyah (pertanian romawi), dan kemudian di perluas lagi oleh Ibn Washiyan
(904). Dan ada karya dari Ibn Bassal yang di terjemahkan kedalam bahasa

spanyol yng berjudul “Libro de Agriculture” (pustaka pertanian) tahun 1955
M.
Teks panduan pertanian juga tidak kalah populernya, pada kitab AlFalihah pada abad 14. Di Yaman, juga di terbitkan buku berjudul Bughyat AlFallahin, yang memuat topik yang sama tetapi dengan ditambah dengan
teknik bercocok tanam di daerah gurun seperti Yaman. Dan sejumlah buku
juga memuat ilmu astrologis (ilmu perbintangan) dalam mengembangkan
pertanian dan saran dalam memilih hari, musim , dan tempat bercocok
tanam yang paling baik, serta masa bercocok tanam dan panen yang baik.
Pendapatan Negara
Selain dari pertanian dan perkebunan ,dan industri, pendapatan
negara juga berasal dari pajak. Derah daera pengumpul pajak yaitu:
Sawad di Irak
: 114.357.650 dirham
Al ahwaz
: 23.000.000 dirham
Persia
: 24.000.000 dirham
Kirman
:
6.000.000 dirham
Makran
:
1.000.000 dirham
Isfahan
: 105.000.000 dirham
Sijistan
:
1.000.000 dirham
Khurasan
: 27.000.000 dirham
Hulwan
:
9.900.000 dirham
Mahin
:
9.800.000 dirham
Hamadazan
:
1.700.000 dirham
Masbidzan
:
1.200.000 dirham
Maharjan qadzaq
:
1.100.000 dirham
Igharin
:
3.100.000 dirham
Qum dan Qasyan
:
3.000.000 dirham
Azerbaijan
:
4.500.000 dirham


Pendapatan dari jizyah juga merupakan masukan dari negara.
Jizyah adalah pajak kepala yang dipungut dari penduduk non muslim kepada
pemerintah
islam,
sebagai
wujud loyalitas dan
konsekuensi
dari
perlindungan yang mereka dapat dari pemerintahan islam.
Pada masa Harun Al-Rasyid terdapat klasifikasi pembayaran jizyah.
Mereka yang kaya di karenakan jizyah sebesar 48 dirham, gologam ekonomi
menengah 24 dirham, sedangkan di bawah itu hanya 12 dirham per kepala.
Sumber pendapatan lain adalah dari zakat, ‘asyur al tijarah, dan kharaj.
Secara garis besar pengekuaran negara pada masa dinasti abasiah di
gunakan untuk gaji pegawai biaya pertahanan dan profesionalisme tentara,
biaya pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengembangan secara fisik
serta kedejahteraan masyarakat banyak.
Sistem Moneter
Sebagai alat tukar , para pelaku ekonomi menggunakan mata uang
dinar dan dirham. Mata uang dinar emas di gunakan oleh para pedagang , di


wilayah kekuasaam setelah barat, meniru orang- orang Bizantium,.
Sedangkan mata uang dirham perak di gunakan oleh para pedagang di
wilayah timur, meniru kekaisaran Sassaniah
Penggunaan dua mata uang ini menurut Azumrdi Azra, memiliki dua
konsekuensi . pertama mata uang dinar harus di perkenalkan di wilayah –
wilayah yang hanya mengenal mata uang dirham, kedua dengan
mengeluarkan emas, ini mengurangi penyimpanan emas batangan atau
perhiasan. Mata uang emas maupun perak , tidak bisa menempuh
perjalanan jauh , karena dengan resiko yang ssangat besar. Karena itu para
pedagang
dan
orang–orang
yang
mengadakan
perjalanan
jauh
memerlukan sistem cek. bahwa bisa di pastikan sistem cek yang di
perkenalkan oleh sistem perbankan modern , berasal di bahasa arab shakk.
Dan terjadiya kegiatan peningkatan ekonomi, maka berlangsunglah sirkulasi
kekayaan dan surplus ekonomi di dalam wilayah kekuasaan islam.
Dalam masa–masa ini orang-orang yang semula miskin ,tetapi emilki
etos kerja dan etos ekonomi yang timggi , sangat mungkin melakukan
mobilitas sosial melalui usaha-usaha ekonomi.
Di dalam situasi dimana kekayaan neredar dengan bebas dan lancar ,
maka bakat , kemauan, dan kerja keras lebih menjanjikan untuk
mencapai ,mobilitas sosial dari keturunan.mobilitas yang cepat, khususnya di
masa dinasti abbasiyah semakin mungkin sehubungan dengan penekanan
ajaran islam tentang derajat persamaan muslim.
C. Masa Tiga Kerajaan Besar
Masa tiga kerajaan besar (1500-1800 M)
1. Kerajaan Turki Usmani
a. Sejarah timbulnya kerajaan islam Turki Usmani
Bangsa turki adalah bangsa yang pemberani dan mempunyai rasa
disiplin yang tebal. Mereka terdiri dari beberapa macam suku bangsa. Ada
yang disebut sebagai bangsaa turki saljuk, ada yang disebut turki usmani.
Turki saljuk telah berkembang berhasil menguasai bagdad, sayang akhirnya
lenyap dihancurkan oleh bangsa mongol. Kemudian timbualah turki usmani
yang berhasil berkembang luas, dan yang sekarang disebut bangsa turki.
b. Perkembangan kerajaan islam turki usmani
Setelah Sultan Alaudin wafat, Usman putera Erthagrhol berhasil
mendirikan kerajaan yang diberi nama “Turki Usmani”. Kerajaan Turki Usamni
itu didirikan pada tahun 1290 M. Yang menjadi raja pertama adalah usmani.
Daerah hanya sekitar broessa. Pada waktu yang singkat, dia berhhasil
merebut kota Broessa kemudian dijadikan ibukota (1317). Masa
pemerintahan usman yaitu (1290-1326 M). Setelah waktu dia digantikan
dengan puteranya yang bernama Urkhan. Beliau menyerbu biyantium.
Jalan perkembangan bangsa Turki Usmani dapat kita ikuti sebagai
berikut:
1) Kabilah ughus

Kabiloah itulah yang menurunkan bangsa Turki Usmani. Mereka berasal dari
sebelah utara tionghkok, kemudian pindah kedaerah turkistan hingga jaman
abad ke XIII masehi karena terdesak bangsa mongol.
2) Sulaiman
Pada waktu terjadi penyerbuan dari bangsa mongol yang dipimpin jenghis
Khan kewilayah Turki Usmani, kemudian mereka pindah ketempat lain
dibawah pimpinan sualiman. Tetapi malang nasib pemimpin sewaktu
menyeberangi suangai Efrat tenggelamlah dia samapi mati. Kemnudian
pimpinan diganti oleh puteranya yang bernama Erthaghrol (1227-1279)
3) Erthagrhol
Dalam pengembangan itu erthagrhol menjumpai pasukan yang sedang
bertempur didekat anggora yaitu amntara paukan turki bani saljuk melawan
pasukan mongol. Waktu itu erthaghrol segera menngabungkan diri pada
pasukan Bani Saljuk untuk menggempur paukan mongol. Berkat
pertolonhgan erthaghrol itu pasukan Bani Saljuk mendapat kemenangan.
Atas jasanya itu erthaghrol mendapat hadiah dari Sulatan Alaudin sebuah
daerah didekat Broessa. Setelah erthaghrol mati digantikan oleh puteranya
yang bernbama Usman (1294)
4) Sultan Alaudin dari Bani Saljuk
Kerajaan Turki saljuk itu dibawah pimpinan Sultan Alaudin yang berpusat
ditimur tengah dan Anatolia (daerah Republik Turki sekarang). Mereka
berhasil menguasai daerah Ahasiyah dibagian barat. Dia sering juga
mengadakan penyerbuan kedaerah Byzantium yang mendapat bantuan dari
Usaman dan ternyata menang. Oleh sebab itu Usman mendpat anugrah
pangkat Amir dari Alaudin.
5) Penyerbuan pasukan mongol.
Pada tahun 1300 masehi Bani Saljuk mendapat serbuan dari pasukan
mongol, pada saat irtulah Sultan Alaudin Wafat. Kerajaan Turkin semakin
kacau, terpecah-belah menjadi beberapa Amirat. Sedangkan amir Usman
sendiri pada daerahnya yzng mrerdeka didiaerah Timur Konstantinopel.
c. Masa kejayaan dan kemunduran Turki
Turki mencapai puncak kemegahanya dibawah pemerintah sultan
Sulaiman I (1520-1566). Ketika itu kerajaan Turki meliputi seluruh pantai
afrika utara dari Algeria samapi Somalia seluruh asia kecil dan asia tengah
samapi persia, seluruh Balkan dan Rusia selatan. Kerajaan Turki yang megah
itu mulai menurun dizaman Sultan Murad III (1574-1595 M). Kemudian Turki
mengalami klemunduran sekali dari dalam hingga abad XIX.
2. Kerajaan Safawi di Persia
Cikal bakal kerajaaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan
pengajian tasawuf tarekat safawiyah yang berpusat dikota Aradabil,

Azerbaijen.[1] Nama safawiyah ambil dari nama pendirinya Safi al-Din,
seorang keturunan Imam Syi’ah yang ke enam, Musa al-Khazim. Pada masa
kepemimpinan Ismail (1501-1524 M) kepemimpinan safawi silih berganti dan
semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara
yang kuat yang diberi namaQizilbash (baret merah). Dialah juga yang
memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama Dinast Safawi dikota Tabris.
Kerajaan safawi mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Abbas
I. Pada masa pemerintahanya dapat menguasai beberapa daerah yang
dikuasai Turki Usamani seperti Tibris, Sirwan dan Baghdad (1602 M). Pada
tahun1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah
pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas. Kemajuan safawi
bukan hanya pada bidang politik, tetapi juga dalam bidang ilmu
pengetahuan. Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin
al-Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Salaudin al-Syaeraji, seorang filosof
dan muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosof, ahli sejarah,
teolog dan yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah.
Selain itu juga unsur seni juga terlihat seperti pembangunan masjid, rumah
sakit, sekolah, jembatan raksasa diatas Zende rud, dan istana Chihil Surun.
Sepeninggal Abbas I Kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh
enam raja yaitu, Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), dan Sualiman
(1667-1694), husein (1694-1722), Tahsmasp II (1722-1732), Dan Abbas III
(1733-1736). Pada masa raja tersebut kerajaan safawi semakin lama
semakin melemah dan akhirnya mengalami kehancuran.
Faktor penyebab kehancuran kerajaan safawi yaitu, safi mirza adalah
seorang pencemburu dan kejam. Abbas II adalah raja yang suka mabuk
minuman keras. Sulaiman pecandu narkotika. Husain adalah raja yang
diskriminatif. Selain itu juga dipengaruhi faktor konflik berkep[anjangan
dengan kerajaan usmani, dekandensi moral dikalangan pembesar-pembesar
kerajaan dan juga konflik intern dikalangan mereka alam rangka
memperebutkan kekuasaan.
3. Kerajaan Mughal di India
Kerajaan mughal letaknya di india dan Delhi sebagai ibu kotanya.
Berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1580 M). Babur meninggal pada tahun 1530 M. Ia
bertekat menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah
pada masa itu. Setelah Babur meninggal ia digantikan oleh anaknya
Humazun (1530-1556 M). Humazun meninggal karena terjatuh di tangga
perpustakaannya(1556 M), Digantin oleh anakya Akbar, akbar mempunyai
pendapat yang liberal dan ingin menyatukan semua agama dalam satu
bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi. Akbar juga menerapkan
politik solakhul(toleransi universal).sehingga semua rakyat dipandangnya
sama idak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.
Sultan-sultan besar setrelah akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M)
dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb
(1659-1707 M). Sesudah Aurangzeb adalah sultan-sultan yang lemah yang

tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal. Faktor kelemahan
yang menyebabkan kehancuranya pada tahun 1858 antara lain :
a. Terjadinya stagnasi dalam langkah pembinaan kemiliteran sehingga
tidak bisa memantau gerak tentara.
b. Dekandasi moral dan gaya hidup mewah yang menjadikan
pemborosan uang dikalangan kerajaan.
c. Terlampau kasarnya pemerintahan aurangzeb sehingga menimbulkan
konflik antar agama.
d. Semua pewaris tahta kerajaan mughal adalah orang-orang yang
lemah.

[1] Holt, the Cambridge History of islam,.394.