PENGARUH PERSEPSI DAN IMPLEMENTASI SELF ASSESMENT SYSTEM ATAS PAJAK FINAL 1 WAJIB PAJAK TERTENTU TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI KECAMATAN WIYUNG SURABAYA (SESUAI PP NO.46 TAHUN 2013)

  

PENGARUH PERSEPSI DAN IMPLEMENTASI SELF

ASSESMENT SYSTEM ATAS PAJAK FINAL 1% WAJIB

PAJAK TERTENTU TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN

WAJIB PAJAK UMKM DI KECAMATAN WIYUNG

SURABAYA (SESUAI PP NO.46 TAHUN 2013)

  Windi Kristianto, Syafi’i, Ali Rasyidi

  Progam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Wajib Pajak atas Pajak Final 1% dan Implementasi Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung (sesuai PP No.46 Tahun 2013). Merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah di Kecamatan Wiyung Surabaya. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 39 sampel dan data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, Uji F dan Uji t. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Wajib Pajak Final 1% dan Implementasi Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung (sesuai PP No.46 Tahun 2013).

  Kata kunci: Kepatuhan Wajib Pajak, Persepsi Wajib Pajak sesuai PP No. 46 Tahun 2013, Implementasi Self Assessment System, PP no. 46 tahun 2013.

  

ABSTRACT

This research was conducted in order to understand the influences of

Perception the taxpayer 1% Final Tax Certain Taxpayer and Implementation of

  

Self Assessment System on the Level of Taxpayer Compliance SMEs in District

Wiyung (according to Regulation No. 46 of 2013. This research is descriptive

with quantitative approach. The population in this study were the perpetrators of

Micro, Small and Medium Enterprises (SMEs) in the District Wiyung Surabaya.

The samples used as many as 39 samples and data were collected using

questionnaires. Hypothesis testing using simple regression analysis, multiple

regression analysis, test F and test t. The results of this study there is a positive

and significant impact within their Perception Taxpayers of 1% Final Tax Certain

and the implementation of Self Assessment System Level Taxpayer Compliance

SMEs in District Wiyung (according to Regulation No. 46 of 2013).

  

Keyword: Taxpayers Perception Compliance, Taxpayers Understanding of PP No. 46 2013, Self Assessment System Implementation, Regulation No. 46 of 2013. bruto tertentu atau lebih umum disebut Peraturan Pemerintah (PP) No. 46 Tahun 2013. Penerbitan peraturan baru ini kenyataannya menimbulkan pro dan kontra masyarakat khususnya para pelaku bisnis sebagai wajib pajak yang mungkin berimbas pada tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal ini disebabkan peraturan baru ini mengubah secara signifikan terkait teknik perhitungan maupun tarif yang ditanggung oleh wajib pajak atas penghasilannya. Meskipun lebih mudah dan sederhana dalam perhitungan, namun secara rasional besarnya pajak yang ditanggung oleh wajib pajak semakin tinggi dan tidak adil (1% dari pendapatan kotor). Imbasnya kebanyakan wajib pajak tidak transparan dalam melakukan pelaporan dan bahkan melakukan penghindaran pajak.

  Selain itu penelitin ini juga bermaksud apakah tujuan pemerintah sudah tepat sasaran atau masih butuh waktu dalam sosialisasi peraturan baru ini. Tujuan PP nomor 46 tahun 2013 : 1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

  2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat.

  Sehingga ditarik peneliti sebagai variabel x1 yaitu Perepsi wajib pajak sesuai pp no 46 tahun 2013

  3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

  Sehingga ditarik peneliti sebagai variabel x2 yaitu Implementasi Self Assesment System terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

  Dikutip enciety.co (2014) menurut Risma (Walikota Surabaya), warga asing nanti tidak hanya akan menanamkan modalnya dan membuka industri skala besar. Mereka juga akan bergerak di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), “Jadi nanti kalau mereka buka usaha di Wiyung tidak ada yang bisa mencegah. Karena itu saya maksimalkan aset Pemerintah Kota (Pemkot) saya, optimalkan untuk kemaslahatan warga. Saya akan menambah sentra UMKM di Wiyung.”. Berdasarkan artikel tersebut peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan berfokus pada pelaku UMKM. Kecamatan Wiyung merupakan salah satu kawasan UMKM yang cukup potensial di Surabaya. Masyarakat di kawasan ini

TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh persepsi wajib pajak atas pajak final 1% wajib pajak tertentu dan implementasi

  

self assesment system terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM di

Kecamatan Wiyung Surabaya (sesuai PP no.46 tahun 2013).

  Pajak

  Pajak menurut Undang-undang no 6 tahun 1984 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah dengan Undang-undang no 16 tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  Persepsi Lubis (2011) berpendapat bahwa persepsi merupakan cara bagaimana individu menginterpretasikan atau memandang peristiwa, objek, serta manusia dalam suatu gambaran yang berarti. Persepsi berkaitan dengan cara individu menginterpretasikan atau memandang suatu hal. Implementasi Self Assesment System. Menurut Setiawan (2004) Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

  Amin (2014: 7) Self Assesment System adalah sistem pungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajakterhutang. Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan peundang – undangan perpajakan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192/PMK.03/2007 Pasal 1 menyebutkan bahwa wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  3. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.

  4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

  PP no.46 tahun 2016. Ketentuan Pajak Penghasilan yang diatur dalam PP nomor 46 Tahun 2013, merupakan kebijakan Pemerintah yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Pajak penghasilan terhutang dihitung berdasarkan tarif 1% (satu persen) dikalikan dengan dasar pengenaan pajak, yaitu jumlah peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha. Peraturan ini mulai berlaku sejak diterbitkan pada 1 Juli 2013 dan wajib dilaksanakan maksimal per 1 Januari 2014.

  Penyetoran paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Jika SSP sudah validasi NTPN, Wajib Pajak tidak perlu melaporkan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) karena dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai tanggal validasi NTPN.Penyetoran dimaksud dengan mencantumkan kode pada SSP adalah Kode Akun Pajak 411128 dan Kode Jenis Setoran 420. Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak (SPT) paling lama 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir.

  METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantittif.

  Teknik yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Sampling (area sampling), yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Sampel dari penelitian ini difokuskan pada Kecamatan Wiyung. Dan penelitian ini menggunakan sampling purposive adalah penentuan sample dengan pertimbangan tertentu. Yaitu UMKM yang mempunyai showroom dan memiliki peredaran bruto

  Skala Likert menurut Djaali (2008) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Tahap analisis data dalam penelitian ini adalah: 1.

  Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dll. 2. hitung > r tabel uji 2 sisi dengan sig.0,05 maka instrumen

  Uji Kualitas Data jika r atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (valid).

  3. Uji Reabilitas suatu instrumen dapat dikatan reliabel jika koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,6.

  4. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode melalui pendekatan grafik, yaitu grafik normalitas P-P Plot of regression standard.

  5. Uji multikolonieritas dasar pengambilan keputusan pada uji Multikolonieritas

  dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Varian Inflation

  Factor ). Jika nilai tolerance

  ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10,00 maka artinya tidak terjadi Multikolonieritas terhadap nilai yang diuji.

  6. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan metode Durbin Watson (uji

  dw). Dasar pengambilan keputusan pada uji autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson.

  Jika nilai dw ≥ du, dan ≤ 2-du maka artinya tidak terjadi Autokorelasi terhadap nilai yang diuji.

  7. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji Spearman’s rho, dasar pengambilan keputusan pada uji Heteroskedastisitas

  dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan korelasi, jika ≤ 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah Heteroskedastisitas.

  8. Pengujian Hipotesis a.

  Uji T, dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel.

  b.

  Uji F, Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%).

  c.

  Analisis Regresi Berganda d.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Hipotesis 1 Persepsi Wajib Pajak Atas Pajak Final 1% Wajib Pajak Tertentu berpengaruh Positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Kecamatan Wiyung (Sesuai PP no 46 Tahun 2013) .

  Tabel 1 Persepsi Wajib Pajak Atas Pajak Final 1% Wajib Pajak Tertentu berpengaruh

  Positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Kecamatan Wiyung Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig Konstanta 5,855 Pengaruh persepsi wajib pajak 0,386 6,093 0,000 terhadap kepatuhan wajib pajak R : 0,708 R Square : 0,501 Sumber: Peneliti (2017) hipotesis 1 yang menyatakan Persepsi Wajib Pajak atas pajak final 1% wajib pajak tertentu berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung (Sesuai PP No. 46 Tahun 2013) diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ardela Lita Peptasari (2015). Maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti adalah persepsi wajib pajak berpengaruh meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang dibuktikkan dengan meningkatnya penerimaan pajak terkait PP no.46 tahun 2013.

  Hipotesis 2 Implementasi Self Assessment System berpengaruh Positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Pajak Kecamatan Wiyung.

  Tabel 2 Implementasi Self Assessment System berpengaruh Positif terhadap Tingkat

  Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Pajak Kecamatan Wiyung Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig

  Konstanta 5,098 Pengaruh implementasi self 1,024 5,346 0,000

  assesment system terhadap

  kepatuhan wajib pajak R : 0,660 R Square : 0,436 Sumber: Peneliti (2017) Hipotesis 2 yang menyatakan Implementasi Self Assessment System berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di

  Kecamatan Wiyung diterima. Jadi arah model regresi ini adalah positif. Hipotesis 2 yang menyebutkan Implementasi Self Assessment System berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung berhasil dibuktikan melalui penelitian ini. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ferdy Lemindo (2016) yang menjelaskan penerapan self assesment system berpengaruh positif dan signifikan terhadap optimasi penerimaan pajak. Maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh peneliti adalah penerapan self assesment system meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang dibuktikkan dengan meningkatnya penerimaan pajak terkait PP no.46 tahun 2013.

  Hipotesis 3

  Persepsi Wajib Pajak dan Implementasi Self Assessment System sesuai PP nomor

  46 Tahun 2013 terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung.

  Tabel 3 Persepsi Wajib Pajak dan Implementasi Self Assessment System sesuai PP nomor

  46 Tahun 2013 terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung.

  Variabel Koefisien Regresi Konstanta 0,813

  Persepsi Wajib Pajak atas PP nomor 0,273

  46 Tahun 2013 Implementasi Self Assessment System 0,624

  R : 0,787 R Square : 0,620

  Fhitung : 29,328 Sig : 0,000 Sumber: Peneliti (2017) Hipotesis 3 yang menyebutkan Persepsi Wajib Pajak atas Pajak Final 1% wajib pajak tertentu dan Implementasi Self Assessment System secara bersama - sama berpengaruh positif terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung (sesuai PP no. 46 Tahun 2013) berhasil dibuktikan melalui penelitian ini. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin luasnya persepsi Wajib Pajak sesuai peraturan perpajakan yang berlaku, dalam hal ini PP No. 46 Tahun 2013 dan semakin baiknya implementasi Self Assessment System, maka tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat. Dan tidak menutup kemungkinan angka wajib pajak semakin bertambah.

  SIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Pengaruh Peersepsi

  

dan Implikasi Self Assesment System Atas Pajak Final 1% Wajib Pajak Tertentu

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung

Surabaya (Sesuai PP no 46 Tahun 2013) , maka ditarik kesimpulan sebagai

  berikut: 1.

  Terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Wajib Pajak Sesuai PP No.

  46 Tahun 2013 terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung. Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi sederhana yang

  2

  menghasilkan r sebesar 0,501, sehingga dapat diartikan besarnya Pengaruh

  2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Implementasi Self Assessment System terhadap Tingkt Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung. Hal

  2

  ini dibuktikan melalui analisis regresi sederhana yang menghasilkan r sebesar 0,436, sehingga dapat diartikan besarnya pengaruh Implementasi Self

  Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar

  43,6%. Hasil uji t statistik menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari level signifikansi yang menjadi acuan (0,000 < 0,05). Besarnya nilai regresi X

  2

  adalah 1,024 dengan bilangan konstanta 5,098 yang menghasilkan persamaan regresi adalah Y = 5,098 + 1,024X

  2 .

  3. Pengaruh Persepsi dan Implikasi Self Terdapat pengaruh positif dan signifikan

  Assesment System Atas Pajak Final 1% Wajib Pajak Tertentu Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Kecamatan Wiyung Surabaya (Sesuai PP no 46 Tahun 2013) . Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi berganda yang

  2

  menghasilkan r sebesar 0,620, sehingga dapat diartikan besarnya pengaruh Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Sesuai Pajak Final 1% Wajib Pajak Tertentu dan Implementasi Self Assessment System secara bersama-sama terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 62%. Hasil uji F statistik menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari level signifikansi yang menjadi

  1

  • acuan (0,000 < 0,05). Persamaan regresinya adalah Y = 0,813 + 0,273X 2.

  0,624X

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

  1. Pemerintah sebaiknya menambah kriteria tertentu dalam penetapan subyek pajak terkait PP no.46 tahun 2013

  2. Pemerintah dalam mengeluarkan peraturan sebaiknya didukung dengan sosialisasi menyeluruh sebelum peraturan resmi tersebut dijalankan.

  3. DJP sebaiknya lebih mendekatkan diri dengan wajib pajak untuk merubah persepsi wajib pajak dan tercapainya Implementasi Self Assesment System agar meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

DAFTAR PUSTAKA

  Arief Djunaedi, government employees at DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

  

akses tanggal 27 Juli 2016).

  Arfan Ikhsan Lubis. 2011. Akuntansi Keprilakuan. Jakarta : Salemba Empat. Djaali dan Pudji. 2008. Pengukuan Dalam Bidang. Jakarta : Grasindo. Devano Sony, Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu.

  Jakarta : Prenada Media Group. Ghozali Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Program SPSS.

  Semarang : Badan Penerbit UNDIP. Herry Susanto, Juara II Lomba Artikel Pajak Nasional Direktorat Jenderal Pajak

   (diakses tanggal 20 Oktober 2016).

  Enciety Risma akan gerakkan pemuda wiyung ikut PE”

  

(diakses tanggal 20 Oktober 2014).

  Kompas.”Tingkat Kepatuhan Pajak Masyarakat Rendah.”

  akses tanggal 27 Januari 2017).

  Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 192/PMK.03/2007. Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Bandung.