ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO

  

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN

DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING

PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO

  

Meyta Chrissilia, Masyhad, Widya Susanti

  Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya meyta_chrissilia@yahoo.co.id

  

ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode dan dasar yang digunakan dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban PG Watoetoelis, serta menandingkan pendapatan dan beban PG Watoetoelis-Sidoarjo dengan prinsip pendandingan. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian, dalam mengakui pendapatan dan bebannya PG Watoetoelis-Sidoarjo menggunakan dasar kas. Jadi sebaiknya PG Watoetoelis-Sidoarjo menggunakan dasar akrual, sehingga lebih mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya dan cocok antara pendapatan dan bebannya.

  

Kata Kunci : Pendapatan, Beban, Prinsip Penandingan, Dasar Kas, Dasar Akrual.

  

ABSTRACT

The purphose of this study was to determine how the method and the

based used in accounting treatment of revenues and expenses of PG (Sugar Mill)

  

Watoetoelis-Sidoarjo. As well as the fight for revenues and axpenses of the PG

(Sugar Mill) Watoetoelis-Sidoarjo with the matching principle. This study

approach uses descriptive qualitative analysis. From the research, in recognition

revenues and expenses of PG (Sugar Mill) Watoetoelis-Sidoarjo was used the

cash basis. PG Watoetoelis-Sidoarjo so we recommend using the accrual basis, so

they better reflect the actual financial condition and match between revenue and

load.

  

Keywords: Revenues, Expenses, The Matching Principle, Cash Basis, Accrual

Basis.

  PENDAHULUAN

  Setiap perusahaan pasti berusaha keras dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan-perusahaan baik dalam skala kecil maupun nasional berusaha untuk tetap dapat bertahan dan berkembang di tengah sulitnya perekonomian global tidak terkecuali dengan perusahaan milik pemerintah.

  Karena salah satu elemen dalam laporan keuangan yang bersifat material adalah pendapatan, maka pendapatan yang selalu dianggap sebagai kehidupan bagi setiap perusahaan. Dalam operasi normal, pendapatan berasal dari pertukaran barang/jasa perusahaan yang berakibat penerimaan kas untuk masa yang akan datang. Namun dengan adanya pendapatan pasti diiringi dengan adanya biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan tersebut. Konsep ini sering disebut dengan konsep dasar upaya dan hasil. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu meminimalkan biaya yang akan menjadi beban pendapatan pada saat biaya yang timbul tersebut karena kegiatan operasional yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Umumnya beban timbul karena adanya pengeluaran uang atau disebabkan oleh penggunaan barang dan jasa karena adanya aktivitas operasi perusahaan. Transaksi beban yang ditandai oleh naiknya kewajiban dan penurunan aset (kas).

  Agar menghasilkan laporan keuangan yang baik, maka perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban harus ditentukan dengan tepat. Perlakuan akuntansi atas pendapatan dapat dilakukan dengan metode pengakuan pendapatan. Atau dengan mempertemukan pendapatan yang direalisasi dalam periode tertentu dengan beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode yang sama, atau bisa disebut dengan matching principle. Hubungan antara pendapatan dengan beban dalam prinsip penandingan sangat berhubungan erat dengan metode accrual basis accounting (akuntansi berbasis akrual/akuntansi berbasi waktu) atau yang sering disebut dengan accrual basis (basis akrual/basis waktu), dimana pendapatan dapat diakui tanpa harus disetai dengan adanya penerimaan kas. Disamping itu kelebihan lain dari metode accrual basis yaitu bisa disebut sebagai metode yang baik dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, metode accrual basis lebih diterima dan dijadikan sebagai kebijakan akuntansi entitas secara umum, terutama perusahaan berskala besar karena konsepnya lebih mencerminkan laporan sumber daya ekonomi (laporan keuangan) perusahaan yang sebenarnya (wajar).

  Dengan dasar uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bagaimana PG Watoetoelis sebagai unit usaha PTPN X sebagai perusahaan berskala besar milik pemerintah menghitung dan mengakui pendapatan dan bebannya sesuai dengan metode dan dasar-dasar akuntansi yang ada dalam aturan PSAK No. 23 pada periode akuntansinya, serta dalam kaitannya dengan matching principle. Maka penelitian ini mengarah pada bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching principle pada PG Watoetoelis-Sidoarjo. Dengan tujuan untuk mengetahui ketrkaitan antara matching principle dengan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada PG Watoetoelis-Sidoarjo.

  Pendapatan

  Pendapatan adalah penerimaan hak (uang) perusahaan yang berasal dari penjualan barang atau penyerahan jasa dari kegiatan utama suatu perusahaan tersebut.

  “Harrinson dkk (2012:66), pendapatan enaikan ekuitas pemegang saham akibat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan”. “Anakarath dkk (2012:118), yang mengutip Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23 tahun 2010, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal“.

  Pengakuan Pendapatan

  Jusup (2011:174-175), ada dua dasar pengakuan pendapatan, yaitu: 1.

  Accrual Basis Dalam accrual basis akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi pemberian jasa penjualan barang atau pengeluaran biaya, maka transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau biaya, tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.

2. Cash Basis

  Dalam cash basis akuntansi hanya akan dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas.

  Beban

  “Harrinson dkk (2012:13), aset yang digunakan dalam proses memperoleh pendapatan disebut beban (expense) ”.

  Pengakuan Beban Harahap (2013:242), jika hasil dilaporkan berdasarkan proses operasional

  perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan menimbulkan hasil sehingga tidak perlu matching. Namun, karena hasil dan biaya dua hal yang bisa berbeda dan dilaporkan berlainan serta pembebanan, pembayaran biaya produk, dan jasa tidak dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu penerapan matching ”.

  Matching Principle Baridwan (2014:11), yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan

  adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut ”.

  Dasar penandingan

  “Harahap (2013), berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan prinsip matching dikenal dua konsep berikut.

  1. Direct atau Product Matching Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di-match dengan biaya yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini disebut juga biaya produk. Konsep ini sebenarnya adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.

  2. Indirect atau Period Matching Disini matching dilakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa) yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan/dibebankan selama periode dimana digunakan bukan didasarkan waktu perolehan atau pembayaran ini disebut biaya perodik.

  Jurnal Penyesuaian dalam Matching Principle

  Jusup (2011:189), kita dapat membagi lagi jurnal penyesuaian mejadi lima tipe, yaitu :

  1. Beban dibayar dimuka.

  2. Depresiasi.

  3. Beban masih harus dibayar.

  4. Pendapatan masih akan diterima.

  5. Pendapatan diterima dimuka.

METODE PENELITIAN

  Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis dalam menjawab rumusan masalah yang ada, dengan memberikan uraian secara logis mengenai gambaran keadaan yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan oleh peneliti sebagai landasan teori.

  Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif berupa informasi mengenai perusahaan dan data kuantitatif berupa angka yang berhubungan dengan laporan keuangan, yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching principle pada PG Watoetoelis-Sidoarjo tahun 2013-2014.

  Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.

  Mengumpulkan informasi melalui data-data dan laporan keuangan perusahaan.

  2. Menganalisis dan membandingkan kebijakan akuntansi peruahaan dengan teori yang diungkapkan.

  3. Mengolah data dengan menyusun laporan keuangan dengan accrual basis accounting dan matching principle sesuai PSAK.

  4. Menarik Kesimpulan dan memberi saran dari hasil analisis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  Prosedur akuntansi PG Watoetoelis tidak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya, ketika terjadi transaksi perusahaan mencatat dalam dokumen-dokumen dan bukti transaksi. PG Watoetoelis mengakui pendapatannya dengan metode

  

Cash Basis yaitu pencatatan dilakukan apabila telah terjadi penerimaan kas dan

  saat pengakuan pendapatannya dilakukan pada saat penjualan. PG Watoetoelis dalam mengakui bebannya saat perusahaan sudah mengeluarkan kas untuk membayar beban tersebut dengan dasar Cash Basis yaitu pencatatan PG

  Watoetoelis dalam mengakui bebannya saat perusahaan sudah mengeluarkan kas untuk membayar beban tersebut dengan dasar Cash Basis yaitu pencatatan dilakukan apabila telah terjadi pengeluaran kas. Di PG Watoetoelis biaya produksi diakui dengan hubungan sebab-akibat. Dalam dasar hubungan sebab-akibat, yaitu pengakuan beban bisa dihubungkan langsung dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatannya. Di PG Watoetoelis biaya yang dapat diakui dengan hubungan sebab-akibat pada biaya produksi yaitu biaya pembibitan, biaya tebu giling, biaya tebang angkut tebu, biaya pabrik, biaya pengolahan,dan biaya quality control. Selain biaya diatas, biaya yang bisa diakui dengan alokasi sistematis dan rasional adalah penyusutan aktiva benda.

  Berdasarkan hasil analisis, perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban berpengaruh pada penerapan matching principle yang sangat berkaiatan erat dengan metode accrual basis sehingga akan berpengaruh juga pada penyajian laporan keuangannya. Pada penerapannya, PG Watoetoelis memiliki beberapa transaksi beban yang pengakuannya berbeda dengan periode pengakuan pendapatannya karena penggunaan metode cash basis dimana pendapatan diakui saat kas diterima dan beban diakui saat kas dikeluarkan tanpa memperhatikan periode terjadiya.

  Sebaiknya perusahaan milik pemerintah seperti PG Watoetoelis ini menggunakan metode accrual basis, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sudah menerapkan matching principle dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pihak pemakai laporan keuangan karena laporan keuangan yang dihasilkan mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya. Berikut adalah penyajian laporan laba rugi PG Watoetoelis tahun 2013-2014 sebelum dan sesudah adanya penerapan metode acrual basis dalam kaitannya dengan matching

  principle :

Tabel 1

Laporan Laba Rugi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Metode Accrual Basis

  

Dalam Kaitannya Dengan Matching Principle PG Watoetoelis Tahun 2013

(Dalam Rp)

Keterangan Cash Basis Accrual Basis PENDAPATAN

  Gula 75.857.976.290 75.857.976.290 Tetes 12.656.169.121 12.656.169.121

  Jumlah Pendapatan 88.514.145.411 88.514.145.411 HARGA POKOK PENJUALAN GULA DAN TETES Persediaan Ekonomis Awal:

persediaan gula ekonomis 23.553.053.714 23.553.053.714

persediaan tetes ekonomis 1.479.795.268 1.479.795.268

  Jumlah Persediaan Ekonomis Awal 25.032.848.982 25.032.848.982 Biaya Produksi Tahun Ini:

persediaan gula sisan awal 397.271.283 397.271.283

Pembibitan

  810.220.444 810.220.444

tebu giling 13.625.281.959 13.625.281.959

tebang dan angkut tebu 7.888.577.237 7.888.577.237

biaya pabrik 25.111.055.622 25.111.055.622

biaya pengolahan 13.077.213.960 13.077.213.960

quality contol 3.461.615.602 3.461.615.602

biaya sewa lahan

penyusutan aktiva benda 11.906.583.445 11.906.583.445

Amortisasi

  6.449.302 6.449.302

persediaan gula sisan akhir (583.727.980) (583.727.980)

Jumlah Biaya Produksi Include Sisan 75.700.540.874 75.700.540.874 Jumlah Biaya Produksi 100.733.389.856 100.733.389.856

  Persediaan Ekonomis Akhir:

persediaan gula ekonomis 784.742.518 784.742.518

persediaan tetes ekonomis 1.654.247.133 1.654.247.133

Jumlah Persediaan Ekonomis Akhir (2.438.989.651) (2.438.989.651)

  Jumlah Harga Pokok Penjualan 98.294.400.205 98.294.400.205 Biaya Usaha:

Biaya penjualan: 182.223.042 182.223.042

pengemasan dan angkut gula 725.579.134 725.579.134

pembelian tetes MPTR Biya admin dan umum:

pimpinan dan tata usaha 9.375.722.547 9.375.722.547

Jumlah Biaya Usaha 10.283.524.723 10.283.524.723

LABA (RUGI) USAHA

  (20.063.779.517) (20.063.779.517) Pendapatan Diluar Usaha: pendapatan lain-lain 499.906.086 499.906.086 biaya lain-lain (477.223.008) (442.021.017)

  Jumlah Pendapatan Diluar Usaha 22.683.078 57.885.069 Laba (Rugi) Bersih Sebelum PPH Badan (20.041.096.439) (20.005.894.448)

  Sumber: Peneliti (2016)

  Berikut adalah selisih sebelum dan sesudah dari penerapan matching

  principle dalam laporan keuangan PG Watoetoelis tahun 2014:

Tabel 2

Laporan Laba Rugi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Metode Accrual

  Basis Dalam Kaitannya Dengan Matching Principle PG Watoetoelis Tahun 2014 (Dalam Rp)

  Keterangan Cash Basis Accrual Basis PENDAPATAN Gula

  39.797.379.604 39.797.379.604 Tetes 15.826.045.681 15.034.455.089

  Jumlah Pendapatan 55.623.425.285 54.831.834.693 HARGA POKOK PENJUALAN GULA DAN TETES Persediaan Ekonomis Awal: persediaan gula ekonomis

  784.742.518 784.742.518

persediaan tetes ekonomis 1.654.247.133 1.650.715.468

Jumlah Persediaan Ekonomis Awal 2.438.989.651 2.438.989.651 Biaya Produksi Tahun Ini: persediaan gula sisan awal

  583.727.980 574.424.449 pembibitan 189.107.692 186.417.635 tebu giling

  8.803.807.224 8.723.593.778 tebang dan angkut tebu 6.501.480.665 6.411.638.978 biaya pabrik

  25.091.804.938 24.763.188.739 biaya pengolahan 13.434.290.869 13.237.188.081 quality contol

  3.543.501.555 3.542.911.740 biaya sewa lahan 45.015.357

penyusutan aktiva benda 12.769.229.945 12.664.669.170

amortisasi

  9.213.289 9.113.922

persediaan gula sisan akhir (496.773.417) (500.480.077) Jumlah Biaya Produksi Include Sisan 70.429.390.740 69.694.997.772 Jumlah Biaya Produksi 72.868.380.391 72.130.455.758 Persediaan Ekonomis Akhir:

persediaan gula ekonomis 17.633.182.443 17.633.182.443

persediaan tetes ekonomis 1.537.399.760 1.539.369.271

Jumlah Persediaan Ekonomis Akhir (19.170.582.203) (19.172.451.714)

  Jumlah Harga Pokok Penjualan Gula dan Tetes 53.697.798.188 52.958.004.044 Biaya Usaha: Biaya penjualan:

  25.662.013 25.296.971

pengemasan dan angkut gula 1.222.535.757 1.222.535.757

pembelian tetes MPTR Biaya admin dan umum: pimpinan dan tata usaha

  8.573.381.429 8.567.768.980 Jumlah Biaya Usaha 9.821.579.199 9.815.601.708

LABA (RUGI) USAHA (7.895.952.102) (7.941.771.059)

  pendapatan diluar usaha: pendapatan lain-lain 452.231.362 502.818.942 biaya lain-lain

  (672.130.072) (672.130.072) Jumlah Pendapatan Diluar Usaha (219.898.710) (169.311.130) Laba (Rugi) Bersih Sebelum PPH Badan (8.115.850.812) (8.111.082.189)

  Sumber: Peneliti (2016)

  Dapat dilihat bahwa dalam penyajian laporan laba rugi PG Watoetoelis tahun 2013 dengan metode cash basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya, mengalami kerugian sebesar Rp. 20.041.096.439. Namun setelah dianalisis menggunakan metode accrual basis mengalami penurunan dalam kerugiannya menjadi Rp. 20.005.894.448. Dan dalam penyajian laporan laba rugi tahun 2014 PG Watoetoelis mengalami kerugian sebesar Rp. 8.115.850.812 dengan metode cash basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya. Namun setelah dianalisis menggunakan metode accrual basis, kerugian yang dialami PG Watoetoelis menurun menjadi Rp. 8.111.082.189.

  Dari penggunaan metode yang tidak tepat itulah yang dapat membuat laporan keuangan yang disajikan oleh PG Watoetoelis tidak matching antara pendapatan dengan bebannya, karena terdapat transaksi beban-beban yang pengakuannya tidak dalam satu periode dengan pendapatannya yang sangat berpengaruh dengan kerugian yang dialami PG Watoetoelis tiap tahunnya.

  SIMPULAN

  Dari hasil analsis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching

  

principle pada PG Watoetoelis dapat dikatakan tidak matching, karena kriteria-

  kriteria sebagai berikut: 1.

  Penggunaan metode yang salah dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang digunakan oleh PG Watoetoelis yaitu metode cash basis yang tidak sesuai dengan PSAK yang bisa berdampak pada penyajian laporan keuangan.

2. Terdapat beberapa beban dan pendapatan yang tidak dapat dipertemukan

  (matching) karena periode pengakuan pendapatan tidak sama dengan periode

  pembebanan biaya dalam menghasilkan pendapatan tersebut, sehingga kerugian yang dialami oleh PG Watoetoelis cukup besar dan hal tersebut merupakan dampak dari penggunaan metode cash basis.

  SARAN

  Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diuraikan oleh peneliti diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:

  1. Sebagai perusahaan milik negara, PG Watoetoelis sebaiknya menggunakan metode accrual basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya, agar dapat mempertemukan (matching) beban pada periode yang sama dengan diakuinya pendapatan karena matching principle sangat berkaitan erat dengan metode accrual basis dan jurnal penyesuaiannya. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh PG Watoetoelis dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya (wajar).

2. Sebaiknya PG Watoetoelis dapat memisahkan antara biaya produksi dengan biaya administrasi dan umum dalam laporan laba ruginya.

  

DAFTAR PUSTAKA

Ankarath, Nandakumar dkk, 2012, Memahami IFRS, Cetakan Pertama, PT.

  Indeks, Jakarta. Baridwan, Zaki, 2014, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.

  Jusup, Al. Haryono 2011, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

  Harahap, Sofyan Syafri, 2013, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011, Cetakan Ke- 13, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Harrinson Jr, Walter T dkk, 2012, Akuntansi Keuangan International Financial

Reporting Standard , Jilid Satu, Edisi Kedelapan, Jakarta, Erlangga.