Paparan Ketua KIP Pemeringkatan KI DIY 29102015 AHDP
Information Renovation Information Society
Agricultural Society Industrial Society
Industry Revolution Analog Electronics Analog Electronics Digital Electronics Digital Electronics
Steam Engine (1814) Telephone (1873)
TV (1920) Computer (1973)
Digital Revolution (2010 - ....
Perubahan Peradaban Dunia Real Space
Cyber Space Zaman Batu
Transformasi Sosial-Ekonomi-Budaya-Politik o Nilai-nilai (sosial, budaya, etika, pengetahuan, dll.). o Regulasi. o Model Pembangunan. o Aktivitas.
Transformasi Transformasi Commerce e-Commerce.
Banking e-Banking. Paper e – Paper. Siaran e – Siaran. Social Media (berbagai bentuk). Dan sebagainya.
Perspektif Hari Ini
Kita hidup di tengah masyarakat jaringan.
Kata-kata, gambar, foto, bahkan video dipertukarkan tiap detik.
Kekuatan kumunikasi makin besar.
Realitas Saat Ini (Data):
1 dari 3 anggota keluarga dan relasi kita adalah pengguna internet.
8 dari 10 orang menggunakan perangkat mobile/gadget untuk
mencari informasi melalui internet.
9 dari 10 pengguna internet memilih mencari informasi melalui
media sosial.
Dalam seminggu rata-rata mereka menghabiskan 50-60 jam untuk
mengakses internet.Dengan Teknologi, Orang Ingin: Partisipasi.
Keterbukaan.
Dialog/conversation.
Komunitas. Terhubung.
Real Time.
Indikator Negara Modern Ada pengelolaan informasi dan dokumentasi yang baik.
Ada sistem informasi yang memudahkan publik untuk mengakses.
Penerapan TIK untuk sistem layanan informasi dan dokumentasi.
Penghargaan terhadap profesionalisme petugas informasi dan dokumentasi.
Penghargaan terhadap hak publik untuk tahu dan ikut mengawasi tata kelola pemerintahan.
Perubahan Paradigma Pemerintahan .
Era Pemerintahan Terbuka Individu terbuka Masyarakat terbuka Pemerintahan/Institusi terbuka (Masyarakat Informasi) .
Platform Era Pemerintahan Terbuka Sebelum Era 1990-an Era 1990-an Era 2000-an o
Development) o
Tatakelola pemerintahan yang baik (Good
Government) o
3. Kolaborasi antar-komponen negara. o Pemerintahan yang demokratis (Democratic
2. Partisipasi masyarakat dalam bernegara.
Ciri Pokok: 1. Transparansi dalam birokrasi.
Government)
Pemerintahan yang bersih (Clean
Pemerintahan yang membangun (Government and
Pemerintahan yang kuat (Strong
Plus o
Good Government
Goverment )
Pemerintahan yang terbuka (Open
Government)
Pemerintahan yang baik (Good
Government) o
Governance)
Sosio-Historis Pemerintahan Terbuka di Indonesia Perkembangan Demokrasi UU No 25/2009 Pelayanan Publik UU No 14/2008 Keterbukaan Informasi Publik Perkembangan
ICT UU Pers UU Penyiaran
Perubahan Paradigma Pasca-terbitnya UU KIP Perubahan Paradigma Pasca-terbitnya UU KIP
Kesesuaian Prinsip-prinsip UU KIP dengan Good Government .
Prinsip-prinsip Good Government Prinsip-prinsip Good Government (Sejalan dengan Prinsip-prinsip KIP) (Sejalan dengan Prinsip-prinsip KIP) No Prinsip Pengertian
1 Partisipasi Warga memiliki hak (dan lalu mempergunakannya) untuk menyampaikan pendapat dan bersuara dalam proses perumusan kebijakan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2 Hukum diberlakukan bagi siapa pun tanpa pengecualian, hak asasi
Penegakan
manusia dilindungi, sambil tetap dipertahankan nilai-nilai yang hidup
Hukum dalam masyarakat.
3 Penyediaan informasi tentang pemerintahan bagi publik dan dijaminnya
Transparansi
kemudahan dalam memperoleh informasi yang benar, akurat, dan memadai.
4 Adanya peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk
Kesetaraan beraktivitas, berusaha, dan dalam pemerintahan.
5 Kepekaan para pengelola Badan Publik terhadap aspirasi masyarakat (ada
Daya Tanggap yang menyebutnya dengan istilah: Responsif).
Prinsip-prinsip Good Government Prinsip-prinsip Good Government
(Sejalan dengan Prinsip-prinsip KIP) (Sejalan dengan Prinsip-prinsip KIP)
No Prinsip Pengertian
6 Wawasan ke Depan Pengelolaan masyarakat dimulai dengan visi, misi, dan strategi yang jelas.
7 Akuntabilitas Adanya laporan dari Badan Publik dan para penentu kebijakan kepada publik.
8 Pengawasan Publik Terlibatnya publik dalam mengontrol kegiatatan Badan Publik (pemerintah, parlemen, dan aparat hukum)
9 Efektivitas dan Terselenggaranya kegiatan Badan Publik dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.
Efisiensi
10 Kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan/Badan Publik
Profesionalisme
untuk mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat kepada publik dengan biaya yang terjangkau.
OGP dan OGI Deklarasi Sofia tahun 2002 sudah diadopsi di UUD ‘45 hasil amandemen 2002 dan UU KIP (UU Nomor 14/2008).
Indonesia masuk 1 dari 8 negara pemrakarsa Open Government Partnership (OGP) dan sekarang masih masih menjadi SC bersama AS, UK, dan Meksiko .
Tahun 2012 Indonesia menjadi chairman dari OGP.
Indonesia memiliki OGI (Open Government Indonesia) dengan Tim Inti
Nasional terdiri dari 7 K/L yaitu Bappenas, KSP, Kementerian Luar Negeri, Dalam Negeri, PAN-RB, Kominfo, dan Komisi Informasi Pusat (KIP).Tahun 2016 mulai diterapkan OGI Daerah dengan pilot project tiga provinsi (ketiga provinsi baru diusulkan hari Jumat, 23 Oktober lalu).
Oleh karenanya Daerah harus semakin gencar mengimplementasikan
UU KIP untuk menuju OGI.Optimalisasi Peran PPID .
Pasal 13 UU KIP
(1) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap Badan Publik: a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID); dan
b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.
(2) PPID sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu oleh pejabat fungsional.
Apa Itu PPID? Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) ialah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik (BP).
Tugas PPID PPID bertugas melakukan:
1. Penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi;
1. Pelayanan informasi yang cepat, tepat, dan sederhana;
2. Penetapan prosedur operasional (SOP) penyebaran Informasi Publik;
3. Pengklasifikasian informasi dan/atau perubahannya;
4. Penetapan informasi yang dikecualikan;
5. Pengujian konsekuensi terhadap informasi yang dikecualikan; 6. Penetapan pertimbangan tertulis atas kebijakan yang diambil.
Wewenang PPID
a. Mengkoordinasikan setiap unit dalam melaksanakan pelayanan Informasi Publik; b. Memutuskan Informasi Publik dapat diakses/tidak berdasarkan uji konsekuensi;
c. Menolak permohonan Informasi Publik secara tertulis jika informasi tersebut termasuk informasi yg dikecualikan dengan disertai alasan serta pemberitahuan tentangg hak dan tata cara untuk mengajukan keberatan; d. Menugaskan pejabat fungsional dan/atau petugas informasi di bawah wewenang dan koordinasinya untuk membuat, memelihara, dan memutakhirkan Daftar Informasi Publik secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan.
Mengapa PPID Penting?
1. Memudahkan koordinasi dalam pengumpulan, penyimpanan, dan pendokumentasian seluruh informasi;
2. Memudahkan pengembangan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar;
3. Menghindari pejabat Badan Publik yang tidak membidangi informasi dan komunikasi disibukkan oleh urusan pelayanan informasi; 4. Pelayanan Informasi Publik satu pintu.
5. Mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan publik;
6. Melindungi pimpinan Badan Publik.
7. Meminimalkan sengketa Informasi Publik.
Organisasi PPID (Generik) ATASAN PPID . TIM PERTIMBANGAN P P I D BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG PELAYANAN DOKUMENTASI PENGELOLAAN
PENGADUAN + PSI
INFORMASI
DAN ARSIP
INFORMASI
PEJABAT FUNGSIONAL
(ARSIPARIS, PRANATA HUMAS, PUSTAKAWAN, PRANATA KOMPUTER )
Transformasi dari Humas ke PPID .
Hambatan Optimalisasi Peran PPID (1)
1. Terkait Tusi PPID:
a. Badan Publik banyak yang belum menyadari pentingnya PPID; b. PPID belum menjalankan tusi dan wewenang sesuai standar; c. PPID belum memfungsikan meja layanan informasi secara optimal dan standar;
d. Masih ada atasan PPID yang kurang berfungsi/difungsikan;
e. Daftar Informasi Publik belum dibuat sesuai standar;
f. Penetapan klasifikasi informasi belum banyak dilakukan;
g. Uji konsekuensi belum dilakukan sungguh-sungguh;
Hambatan Optimalisasi Peran PPID (2)
2. Terkait Sumber Daya Mnusia (SDM):
a. Kapasitas SDM PPID masih terbatas terkait dengan kualitas pelayanan informasi yang cepat, mudah, dan sederhana;
b. PPID yang ditetapkan secara ex officio mengakibatkan tidak fokusnya pelaksanaan tupoksi PPID; c. Dengan kerja tambahan PPID tidak mendapatkan imbalan memadai dari pekerjaannya, padahal mereka masih melakukan tugas rutin sesuai tusi awalnya.
d. Staf pembantu PPID pada umumnya masih staf biasa, sehingga sulit diajak bekerja ekstra dan analitis.
Hambatan Optimalisasi Peran PPID (3)
3. Terkait dengan dukungan dana:
a. Dukungan anggaran operasional bagi PPID belum
memadai, bahkan ada Badan Publik yang belum memiliki
dana yang dialokasikan secara khusus untuk PPID, baik yang diperlukan untuk pengadaan perangkat kerja, penyimpanan dokumen, uji konskuensi, dan lainnya.b. Belum ada alokasi dana untuk menambah penghasilan personel, sehingga mengakibatkan tugas sebagai PPID dianggap beban.
Hambatan Optimalisasi Peran PPID (4)
4. Terkait dengan tata kelola:
a. Kelembagaan pengelolaan Informasi Publik masih confuse, dan belum dibentuk secara khusus.
b. Dalam mengumpulkan/menghimpun data dan informasi dari unit lain, PPID mendapat kesulitan
karena adanya perbedaan dalam eselonisasi jabatan;
c. Pola koordinasi dan tata hubungan antara PPID denganKomisi Informasi (KI) belum tersinkronisasi dan belum
ada payung hukumnya. Juga kaitannya dengan upaya
hukum pasca-putusan KI dan eksekusi.
Hambatan Optimalisasi Peran PPID (5)
5. Terkait dengan Informasi Publik:
a. Banyak Pemohon yang minta informasi terkait keuangan, misalnya atau dokumen kerja sama dengan pihak ketiga, belum
bisa memastikan tingkat kedalaman/kelengkapan dokumen;
b. Badan Publik dan PPID belum memahami Informasi Publik mana yang boleh disalin atau di-copy, dilihat dan diketahui saja, dan atau yang harus dipublikasikan secara luas.
c. Adanya Pemohon yang tidak jelas apakah akan memanfaatkan
Informasi Publik yang dimohonnya secara baik dan benar sesuai UU, sehingga menimbulkan kekhawatiran.Bagaimana Agar Peran PPID Optimal?
Sekilas Kondisi DIY Pemeringkatan tingkat nasional oleh KIP tahun 2014, Pemprov DIY masuk 10 besar dan sampai tahap divisitasi.
Beberapa PPID kota dan Kabupaten (Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo) mendapat penghargaan terbaik versi SPS tahun 2015.
Komunikasi KI DIY dengan Pemprov dan CSO cukup dinamis terkendali.
Anggaran KI DIY termasuk rendah jika dibandingkan Pemprov lain.
Provinsi Anggaran (2015) Bali
- /- 500.000.000 DIY, Kalteng, Sulteng +/- 800.000.000 – 850.000.000 Bengkulu, NTB *) +/- 1.300.000.000 Jawa Tengah
- /- 1.700.000.000 Sulawesi Selatan +/- 2.000.000.000 Sumatera Utara +/- 4.200.000.000 DKI Jakarta
- /- 10.000.000.000
Sekian Terima Kasih…