Evaluation of the Management Information System at the Primary Health Care in the National Health Insurance Program in Surakarta

  Wariyanti at al./ Evaluation of the Management Information System at the Primary Health Care

Evaluation of the Management Information System

at the Primary Health Care in the National Health Insurance

  

Program in Surakarta

1) 2) 3) Astri Sri Wariyanti , Arief Suryono , Dono Indarto

  1)

School of Health and Sciences, STIKes Mitra Husada, Karanganyar, Surakarta

  2)

Faculty of Law, Sebelas Maret University, Surakarta

  3)

Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta

  

ABSTRACT

Background: Management information system are intended to facilitate National Health

  Insurance (BPJS Kesehatan). This study aimed to evaluate the evaluation of the management information system so-called Primary Care (PCare) at the primary health care in the national health insurance program in Surakarta.

  

Subjects and Method: This was a descriptive-qualitative study. This was carried out in four

  selected community health center in Surakarta in August-November 2016. The data was collected with observation and in-depth interviews, documentation and triangulation. The data was analyzed by data reduction, data presentation, and conclusion.

  

Results: The application of PCare in Surakarta facilitated patient service. But there were some

obstacle and error in the implementation of Pcare.

Conclusion: Pcare in Surakarta does not run optimally. But PCare facilitate service to patients

and reporting system at BPJS Surakarta.

  

Keywords: information systems, community health centers, primary care social and healthcare

security in community health center. Correspondence:

  Astri Sri Wariyanti. School of Health and Sciences, STIKes Mitra Husada, Karanganyar, Surakarta Email: astri_new89@yahoo.com kan integrasi data (bridging) antara PCare

LATAR BELAKANG

  dengan Sistem Informasi Manajemen Pus- kesmas (SIMPUS) paling awal di wilayah Setiap penyelenggaraan sistem kesehatan

  Surakarta yaitu pada bulan Oktober 2015 harus memiliki sistem informasi (SI) untuk sebanyak 17 puskesmas. mendukung manajemen kesehatan (Depkes

  Tujuan penelitian ini adalah menge- RI, 2012). Untuk mempermudah pelayanan valuasi sistem informasi manajemen BPJS kesehatan kepada pelanggannya BPJS Ke-

  Kesehatan PCare di Puskemas Kota Sura- sehatan memperkenalkan aplikasi Primary karta.

  Care (PCare) untuk Fasilitas Kesehatan

  Primer. Pelaksanaan PCare telah menca- kup semua wilayah di Indonesia. Jumlah SUBJEK DAN METODE puskesmas di Indonesia pada bulan April

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuali- 2016 yaitu 9,705 fasilitas kesehatan dan tatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan A- puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Ko- gustus sampai bulan Oktober 2016. Peneli- ta Surakarta telah melaksanakan PCare tian dilaksanakan di empat Puskesmas mulai tahun 2015. Puskesmas tersebut me- yang dipilih di Kota Surakarta meliputi UP- rupakan puskesmas yang telah melaksana- TD Puskesmas Gilingan, Puskesmas Krato- Journal of Health Policy and Management (2016), 1(1): 53-60 https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.01.08

  nan, Puskesmas Gajahan, dan Puskesmas Pajang.

  35 Perawat Gigi 1 orang 35 1 orang

  Usia (Th) UPTD Puskesmas Pajang Usia (Th) Kepala UPTD 1 orang

  51 1 orang

  49 Dokter Umum 4 orang 36 4 orang

  35 Dokter Gigi 1 orang 35 2 orang

  34 Bidan 12 orang 35 9 orang

  36 Perawat 11 orang 34 10 orang

  28 Staf Umum 8 orang 48 10 orang

  UPTD Puskesmas Rawat Inap

  47 Gizi 1 orang 47 1 orang

  41 Promkes - - 2 orang

  35 Rekam Medik 1 orang 44 1 orang

  22 2.

   Cara Entry Pendaftaran Pcare

  Cara pendaftaran yang digunakan di Pus- kesmas Kota Surakarta menggunakan kom- puter dengan aplikasi SIMPUS (Sistem In- formasi Manajemen Puskesmas) dimana data secara otomatis terintegrasi (bridging) dengan aplikasi PCare sehingga proses in- put data cukup dilakukan satu kali.

  Tabel 2. Jumlah pegawai UPTD puskesmas rawat inap Jenis Tenaga UPTD Puskesmas Gajahan

  37 b.

  Subjek penelitian meliputi petugas bagian pendaftaran, bagian pelaporan, dan tenaga medis (dokter) yang menangani pa- sien, serta petugas BPJS Kesehatan Cabang Surakarta. Sedangkan objeknya adalah Sis- tem Informasi Manajemen BPJS Kesehatan

  Tabel 1. Jumlah pegawai UPTD puskesmas rawat jalan Jenis Tenaga UPTD

  PCare di Puskesmas Kota Surakarta.

  Besar sampel yang diinginkan peneliti yaitu 4 puskesmas dengan perhitungan 25% dari total Puskesmas Kota Surakarta sebanyak 17 puskesmas. Cara pengambilan sampel dengan teknik Quota Sampling.

  Instrumen penelitian ini meliputi pe- neliti, buku catatan, dan HP (handphone). Sedangkan cara pengumpulan data dengan observasi non partisipan, wawancara men- dalam, dokumentasi, dan triangulasi.

  Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  HASIL 1. Karakteristik Pegawai Puskesmas Kota Surakarta a.

  UPTD Puskesmas Rawat Jalan

  Puskesmas Gilingan Usia (Th) UPTD Puskesmas Kratonan Usia (Th) Kepala UPTD 1 orang 48 1 orang

  47 Gizi - - 1 orang

  50 Dokter Umum 1 orang 34 1 orang

  40 Dokter Gigi 1 orang 37 1 orang

  39 Bidan 4 orang 36 5 orang

  33 Perawat 5 orang 34 6 orang

  36 Perawat Gigi 1 orang 26 1 orang

  39 Staf 8 orang 46 6 orang

  Data pendaftaran SIMPUS meliputi: a. Jenis kunjungan (Rawat Jalan) b. Kunjungan sakit (Umum/ BPJS) c. Nomor RM dan NIK Wariyanti at al./ Evaluation of the Management Information System at the Primary Health Care d.

  Nomor BPJS e. Nama KK f. Nama Pasien g.

  Akses internet yang stabil.

  c.

  menyebabkan data menjadi tidak lengkap.

  ngentry dalam PCare. Hal ini yang

  Tanggal Lahir h.

  f.

  Laporan program pengelolaan penya- kit kronis (DM dan hipertensi).

  5. Faktor Keberhasilan PCare Pus- kesmas Kota Surakarta a.

  b.

  d.

  Keterisian data PCare menjadi lebih baik karena petugas hanya menginput satu kali.

  c.

  Data yang diinput otomatis akan langsung terlihat dari BPJS sehingga mudah dalam melakukan komunika- si, monitoring, dan evaluasi.

  d.

  Data yang diinput dari aplikasi PCare dapat menjadi informasi dan laporan yang berguna bagi pihak puskesmas ataupun BPJS.

  6. Hambatan PCare Puskesmas Kota Surakarta a.

  Listrik mati.

  Kolom data keluhan dalam SIMPUS tidak bisa diisi.

  PCare eror saat ada pasien yang harus dirujuk, padahal harus ada ketera- ngan nomor rujukan dari BPJS untuk bisa merujuk.

  Data pasien yang terekam dalam SIMPUS terkadang tidak bisa dibuka di BP sehingga petugas hanya me-

  sebagai berikut: a.

  Jenis Kunjungan (Baru atau Lama) i. Jenis Kelamin j. Alamat 3.

   Cara Entry Pelayanan PCare Entry pelayanan PCare dilakukan oleh

  dokter di BP. Tetapi cara entry berbeda yai- tu UPTD Puskesmas Gajahan dan Puskes- mas Kratonan menggunakan PCare dalam

  entry data, sedangkan UPTD Puskesmas

  Gilingan dan Puskesmas Pajang menggu- nakan SIMPUS.

  Cara entry pelayanan dengan aplikasi

  PCare di Puskesmas Kota Surakarta adalah

  Pasien yang telah mendaftar akan menu- nggu di depan BP yang dituju. BP terdiri dari BP umum, BP gigi, dan BP KIA.

  7. Monitoring dan Evaluasi BPJS Ke- sehatan Cabang Surakarta

  b.

  Pasien akan mendapatkan pelayanan se- suai nomor antrian dari ruang BP.

  c.

  Dokter memeriksa pasien lalu mengin- put pada aplikasi PCare. Dokter/ pera- wat mengisi item keluhan, terapi/ obat, diagnosa, kode penyakit, pemeriksaan fi- sik, tekanan darah, tenaga medis yang merawat, dan status pulang.

  d.

  Jika pasien dirujuk akan otomatis me- nampilkan nama RS rujukan dengan no- mor rujukan yang dapat terlihat di ru- mah sakit rujukan tersebut.

  Monitoring yang dilakukan oleh BPJS Ke- sehatan Cabang Surakarta selalu dilakukan setiap hari karena setiap Puskesmas Kota Surakarta melakukan entry data pasien pa- da PCare maka akan langsung terlihat oleh BPJS Kesehatan Cabang Surakarta melalui komputer lewat aplikasi PCare tersebut.

  b.

4. Informasi yang dihasilkan PCare a.

  e. Journal of Health Policy and Management (2016), 1(1): 53-60 https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.01.08 PEMBAHASAN 1. Karakteristik Pegawai Puskesmas Kota Surakarta

  Laporan 10 besar penyakit per perio- de.

  d.

  Laporan jumlah pasien non kapitasi meliputi pasien rawat inap tingkat pertama, ANC,PNC, KB, Laboratori- um, dan pemakaian ambulans.

  c.

  Laporan jumlah pasien kapitasi (pasi- en rawat jalan umum dan gigi).

  b.

  Laporan jumlah pasien yang periksa per periode.

  Evaluasi dilakukan secara berkala se- tiap satu bulan sekali dan setiap bulan pus- kesmas menyerahkan hard file ke BPJS Ke- sehatan Cabang Surakarta.

  Laporan jumlah pasien yang dirujuk.

  Jumlah pegawai di UPTD Puskesmas Gili- ngan yang terkait dengan pengguna PCare sebanyak 21 orang dan UPTD Puskesmas Kratonan sejumlah 22 orang, sedangkan jumlah pegawai di UPTD Puskesmas Gaja- han terkait dengan pengguna PCare seba- nyak 40 orang dan UPTD Puskesmas Pa- jang sebanyak 41 orang.

  Pegawai pendaftaran di Puskesmas Kota Surakarta rata-rata berusia lebih dari 45 tahun kecuali UPTD Puskesmas Gajahan dimana satu petugas pendaftaran berusia 44 tahun dan Puskesmas Pajang satu petu- gas pendaftaran berusia 22 tahun dengan lulusan D3 Rekam Medik. Hal ini mempe- ngaruhi proses pendaftaran dan entry data ke komputer.

  Dari hasil observasi rata-rata proses pendaftaran lebih lama dari standar pelaya- nan minimal berdasarkan KepMenKes RI- /129/MenKes/SK/II/2008 yaitu waktu pendaftaran kurang dari 2 menit. Di era di- gital yang menuntut instansi tak terkecuali puskesmas untuk melakukan pelayanan berbasis komputerisasi sedikit menyulitkan petugas dalam hal kecepatan pendaftaran.

  2. Cara entry Pendaftaran Pcare

  Pelayanan pendaftaran rawat jalan di Pus- kesmas Kota Surakarta menggunakan SIM- PUS yang telah terintegrasi dengan PCare sehingga petugas hanya meng-entry satu kali pada SIMPUS kemudian secara otoma- tis langsung tertera juga di PCare.

  Adapun data yang terisi dalam PCare sesuai dengan Siallagan (2014), bahwa data yang harus diisi bagian pendaftaran PCare meliputi Jenis Peserta, Jenis Kartu, Nama, Status Peserta, Tanggal Lahir, Jenis Kela- min, dan PPK Peserta.

  3. Cara entry Pelayanan Pcare

  Pasien yang telah mendaftar di bagian pen- daftaran akan menerima pelayanan di BP baik BP umum, BP gigi, dan BP KIA. Petu- gas medis meng-entry data lewat SIMPUS dan PCare.

  SIMPUS di Puskesmas Kota Surakar- ta sudah terintegrasi dengan PCare, tetapi jika lewat SIMPUS item keluhan tidak da- pat diisi sehingga petugas meng-entry ma- nual antara PCare dan SIMPUS sehingga petugas harus meng-entry 2x yang dapat menyebabkan sebagian item dalam SIM- PUS dan PCare tidak diisi. Jika SIMPUS yang diisi maka item keluhan dalam PCare tidak diisi karena aplikasi SIMPUS menu keluhan tidak bisa diisi. Apabila PCare yang diisi maka item dalam SIMPUS tidak diisi karena kadang-kadang data pendafta- ran pasien tidak bisa dibuka di SIMPUS po- li.

  4. Informasi yang dihasilkan Pcare

  Puskesmas Kota Surakarta selaku faskes tingkat pertama memberikan pelayanan da- sar baik rawat jalan atau rawat inap yang selanjutnya akan menghasilkan laporan yang akan dilaporkan ke BPJS Kesehatan Cabang Surakarta setiap bulannya maksi- mal tanggal 10. Hal ini sesuai PerMenKes No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional bahwa fasilitas kesehatan wajib membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang diberi- kan secara berkala setiap bulan kepada BP- JS Kesehatan.

  Salah satu laporan yang dikirim ada- lah laporan non kapitasi dengan menyerta- kan formulir pengajuan klaim yang format- nya sudah dari BPS Kesehatan. Biasanya pihak BPJS Kesehatan Cabang Surakarta a- kan melakukan pembayaran klaim 5 hari sampai 7 hari setelah berkas diterima leng- kap. Jika syarat dokumen klaim tidak leng- kap maka BPJS Kesehatan Cabang Surakar- ta tidak dapat melakukan pembayaran klaim. Dari empat puskesmas yang diteliti hanya UPTD Puskesmas Gilingan yang per- nah ditolak klaimnya yaitu pada pelayanan Wariyanti at al./ Evaluation of the Management Information System at the Primary Health Care

  ANC karena syaratnya tidak lengkap sehi- ngga pihak UPTD Puskesmas Gilingan yang membayar mandiri.

5. Faktor Keberhasilan PCare Pus- kesmas Kota Surakarta.

  a.

  Akses internet stabil Salah satu faktor keberhasilan PCare ada- lah akses internet yang stabil. Kota Sura- karta merupakan kota besar sehingga inter- net di puskesmas juga tidak pernah menga- lami kendala.

  b.

  Keterisian data lebih baik Puskesmas Kota Surakarta telah menerap- kan sistem bridging yaitu data yang terin- tegrasi antara SIMPUS dengan PCare. Hal ini dapat meringankan beban petugas kare- na dulu petugas harus menginput dua kali selain memperlama waktu pendaftaran dan pelayanan juga data yang ditulis menjadi ti- dak lengkap. Tetapi karena sudah terinte- grasi selain mempercepat entry data juga keterisian data menjadi lebih lengkap.

  c.

  Data PCare langsung terlihat di kompu- ter BPJS Kesehatan Data PCare langsung terlihat di komputer BPJS Kesehatan sehingga mudah melaku- kan monitoring dan evaluasi data yang di-

  entry dari Puskesmas Kota Surakarta akan

  tampil di BPJS Kesehatan Cabang Surakar- ta misalkan jumlah pasien BPJS yang pe- riksa pada hari itu, pasien rawat inap, dan pasien rujukan. Jadi, jika BPJS membutuh- kan data terkait pelayanan di puskesmas maka tidak perlu datang ke puskesmas atau dikirim soft copy, tetapi langsung dapat di- akses. Selain itu, jika puskesmas akan merujuk pasien dan PCare eror maka akan telefon ke BPJS Kesehatan Cabang Surakarta dan langsung diberi nomor rujukan. Komunika- si ini sangat penting dilakukan antara fas- kes dengan pihak BPJS agar pelayanan da- pat selalu berjalan cepat demi kepentingan pasien. d.

  Data PCare akan menjadi informasi dan laporan yang berguna Data dari proses pendaftaran dan pelaya- nan puskesmas akan menghasilkan laporan yang nanti akan dikirim ke BPJS Kesehatan Cabang Surakarta. Sistem dalam PCare su- dah langsung menyimpan data jadi jika a- kan melaporkan jumlah pasien per hari a- tau per bulan maka di klik dalam menu la- poran lalu jumlah pasien kemudian pilih per hari atau per bulan. Kemudian di print dan siap dikirimkan ke BPJS Kesehatan Ca- bang Surakarta. Selain itu, berguna juga ba- gi puskesmas misalnya untuk mengetahui berapa jumlah pasien per hari dan kasus penyakit tertinggi yang akan dijadikan ba- han evaluasi untuk perbaikan pelayanan dan penyediaan obat.

  6. Hambatan PCare Puskesmas Ko- ta Surakarta a.

  Listrik mati Kendala yang dihadapi petugas pendaf ta- ran dan pelayanan pasien adalah ketika lis- trik mati, sedangkan pelayanan pasien ha- rus tetap berjalan.

  Jika terjadi mati listrik dan pasien masih di pendaftaran maka petugas akan menulis manual dulu pada buku register dan pasien tetap dipersilahkan menunggu di BP agar mendapatkan pelayanan. Se- mentara itu, petugas medis akan mencatat kondisi pasien di dokumen rekam medis dan dicatat dalam lembar sendiri sehingga jika listrik sudah menyala akan diinput se- telah selesai pelayanan.

  b.

  Data SIMPUS tidak dapat dibuka di BP UPTD Puskesmas Gajahan dan UPTD Pus- kesmas Kratonan menggunakan PCare ka- rena data pasien dalam SIMPUS tidak bisa ditampilkan di BP sehingga petugas medis hanya meng-entry pada PCare. Hal ini ter- jadi karena koneksi internet dalam internal puskesmas dari pendaftaran ke BP terka- dang tidak stabil sehingga data SIMPUS ti- dak dapat terlihat di BP. Kondisi ini menye-

  Journal of Health Policy and Management (2016), 1(1): 53-60 https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.01.08

  Puskesmas di UPT Puskesmas Pe- numping Kota Surakarta. Prosiding Nasional APIKES-AKBID Citra Medi- ka Surakarta. ISBN: 978-602-73865- 4-9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

  (TOT) ICD-10. Perhimpunan Profesi- onal Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia. Yogyakarta. BPJS Kesehatan. Aplikasi BPJS Kesehatan.

  Penelitian Kualitatif: Teori dan Prak- tik. Yogyakarta: Calpulis. Ahmadi R (2016). Metode Penelitian Kuali- tatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Anggraini M (2004). Morbidity ICD-10 Vo- lume 2. In: Training of Trainers

  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Agustinova DE (2015). Memahami Metode

  DAFTAR PUSTAKA Adisasmito W (2010). Sistem Kesehatan.

  Sedangkan evaluasi dilakukan setelah mendapat laporan bulanan dari faskes pri- mer atau Puskesmas Kota Surakarta seba- nyak 17 puskesmas. Sebagai contoh laporan jumlah pasien yang berobat maka jumlah pasien kapitasi, non kapitasi, rujukan, pro- lanis, dan daftar 10 besar penyakit ini akan dijadikan tolak ukur peran serta BPJS da- lam bekerjasama dengan faskes primer. Se- lain itu, dapat menjadi bahan masukan bagi manajemen dan perencanaan selanjutnya.

  babkan data tidak terisi dengan lengkap. Hal ini tidak sesuai dengan DepKes RI (2006), bahwa data rekam medis harus ter- isi lengkap karena dapat digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya terutama jika pa- sien berobat kembali.

  sien diharuskan dirujuk sehingga akan memperlama pelayanan karena jika pasien dirujuk akan keluar nomor rujukan dari BPJS. Hal yang dilakukan adalah mendaf- tar melalui HP, tetapi jika internet tidak stabil dan prosesnya terlalu lama maka pi- hak puskesmas akan konfirmasi ke BPJS Kesehatan Cabang Surakarta. Sesudah itu, pihak BPJS Kesehatan akan menyarankan untuk merujuk terlebih dahulu dan data a- kan diinput jika PCare telah normal.

  Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cahyaningrum N (2015). Analisis Pelaksa- naan Sistem Informasi Manajemen

  Care eror dalam proses pelayanan dan pa-

  PCare eror dan pasien dirujuk Hambatan yang lain dari PCare adalah P-

  d.

  pernah diadakan sosialisasi tentang pengi- sian data rekam medis termasuk data elek- tronik meliputi SIMPUS dan Pcare, tetapi karena sosialisasi tidak dilakukan berkala dan kurangnya SDM sehingga kelengkapan dalam pengisian data tetap tidak bisa mak- simal.

  PCare menjadi kosong. Sebenarnya sudah

  Kolom data keluhan SIMPUS tidak dapat diisi UPTD Puskesmas Gilingan dan UPTD Pus- kesmas Pajang menggunakan SIMPUS da- lam input data pelayanan pasien. Kendala- nya adalah kolom keluhan pada SIMPUS ti- dak bisa diisi, padahal data terintegrasi de- ngan PCare sehingga kolom keluhan dalam

  c.

  Tersedia di kses tanggal 20 Maret 2016. Bungin B (2009). Analisis Penelitian Data

7. Monitoring dan Evaluasi BPJS Kesehatan Cabang Surakarta

  Monitoring selalu dilakukan dengan mu- dah tanpa harus datang ke faskes primer.

  (1981). Surat Keputusan Menteri Ke- sehatan Republik Indonesia Nomor

  63 Tahun 1981 tentang Sistem Penca-

  Dengan adanya PCare data pasien yang masuk dalam faskes primer akan langsung dapat terlihat di BPJS Kesehatan Cabang Surakarta melalui komputer sehingga mu- dah melakukan kontrol.

  Wariyanti at al./ Evaluation of the Management Information System at the Primary Health Care tatan dan Pelaporan Data Puskesmas.

  Jakarta: Departemen Kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Surakarta (2016).

  Cara Pengaplikasian SIMPUS di Pus- kesmas Kota Surakarta. Hatta G (2010). Pedoman Manajemen In- formasi Kesehatan di Sarana Pelaya- nan Kesehatan. Jakarta: UI-Press. Jogiyanto (2010). Analisis dan Desain Sis- tem Informasi. Edisi IV. Yogyakarta:

  Andi Offset. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manu- sia Republik Indonesia (2014). Pera- turan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaran Jami- nan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

  Kementerian Kesehatan Republik Indone- sia (2012). Roadmap Sistem Informa- si dan Kesehatan Tahun 2011-2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan Re- publik Indonesia. Kulesher R, Forresta E (2014). Internatio- nal Models of Health Systems Financ- ing. Journal of Hospital Administrati- on. 3(4): 127-129. Majelis Permusyawaratan Republik Indo- nesia (2001). Ketetapan Majelis Per- musyawaratan Rakyat Republik Indo- nesia Nomor X Tahun 2001 tentang Laporan Pelaksanaan Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia oleh Lembaga Tinggi Nega- ra Pada Sidang Tahunan Majelis Per- musyawaratan Rakyat Republik Indo- nesia Tahun 2001. Jakarta: Majelis Permusyawaratan Republik Indonesi- a. Moleong LJ (2009). Metode Penelitian Ku- alitatif. Bandung: Remaja Rosdakar- ya. Mossialos E, Wenzl M (2015). International Profiles Health Care Systems 2014.

  The Commond Wealth Found Pub no 1802. London. Murti B (2013). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kua- litatif di Bidang Kesehatan. Yogyakar- ta: Gadjah Mada University Press. Naranjo DG (2009). Management Informa- tion Systems and Strategic Perfor- mances: The Role of Top Team Com- position. International Journal of In- formation Management. 29(1): 104- 110. Nowduri S (2012). Management Informati- on Systems and Business Decision

  Making: Review, Analysis, and Reco- mendation. Journal of Management and Marketing Research. 1-8. Nuryati, Budi SC (2016). Kendala Pelaksa- naan Program JKN Terkait Penerima- an Pasien, Pengolahan Data Medis, Pelaporan, dan Pendanaan JKN di Puskesmas Gondokusuman II Yogya- karta. Jurnal Manajemen Informasi

  Kesehatan Indonesia. ISSN: 2337- 6007 4(1): 40-54.

  Pusat Data dan Informasi (2014). Kebija- kan Pengembangan Informasi Kese- hatan. Tersedia di binfar. depkes. go.id/v2/wpcontent/uploads2014/- 06/pusdatin. Diakses Tanggal 20 A- pril 2016. Rahardjo M (2010). Triangulasi dalam Pe- nelitian Kualitatif. Jakarta. Tersedia di http://mudjirahardjo.com diakses tanggal 24 April 2016. Republik Indonesia (2004). Undang-Un- dang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang

  Sistem Jaminan Sosial Nasional. Ja- karta: Sekretariat Negara. Rismawati. (2015) Pelayanan BPJS Keseha- tan Masyarakat di Puskesmas Karang

  Asam Kecamatan Sungai Kunjang Ko- ta Samarinda. eJournal Ilmu Admi- nistrasi Negara. ISSN: 0000 - 0000 3 Journal of Health Policy and Management (2016), 1(1): 53-60 https://doi.org/10.26911/thejhpm.2016.01.01.08

  (5): 1668-1682.E-journal.an.fisip-n- mul.org. Siallagan T (2014). Penggunaan Data dalam Mendukung Pelayanan Kesehatan.

  Jakarta. Thabrany H (2002). Peran Publik dalam

  Pembiayaan Kesehatan. Majalah Ke- dokteran Indonesia. 52 (1): 1−6. Ulfatin N (2015). Metode Penelitian Kuali- tatif di Bidang Pendidikan: Teori dan

  Aplikasinya. Malang: Media Nusa Kreatif. WHO (2000). The World Health Report 2000 Health System: Improving Per- formance. France: WHO Graphics.

  Wilper AP, Woolhandler S, Lasser, KE, Mc- Cormick D, Bor, DH, Himmelstein DU (2009). Health Insurance and Mortality in US Adult. American Journal of Public Health. 99 (12): 2289-2295.

  Yanrizal, Anita B, Suryani D (2013). Anali- sis Kebijakan Jaminan Kesehatan Ko- ta Bengkulu dalam Upaya Efisiensi dan Efektivitas Pelayanan di Puskes- mas. Jurnal Kebijakan Kesehatan In- donesia.

  02(01): 151-160.