I. KONSEP DASAR - CARA GAMPANG MENCIPTAKAN PUISI BARU
CARA GAMPANG MENCIPTAKAN PUISI BARU :
RUANG LINGKUP PUISI BARU, JENIS-JENIS PUISI BARU, UNSUR
PEMBENTUK PUISI BARU,
DAN SHARING PENGALAMAN PENCIPTAAN PUISI BARU
KD Kelas X Semester 1
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Lembar komunikasi pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, Jl. Sabirin 1-3 Yogyakarta
disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
I. KONSEP DASAR
Untuk mengetahui batasan mengenai puisi baru, ada baiknya kita
membandingkannya dengan puisi lama. Jika puisi lama sungguh sangat
terikat dengan aturan baku mengenai jumlah suku kata tiap baris, aturan
baku tentang persajakan, tentang bentuk, dan tentang isi, puisi barus
sebaliknya, keterikatan terhadap bentuk, jumlah suku kata tiap baris,
persajakan mulai longgar atau menemukan format baru. Namun
sebagaimana puisi, puisi baru masih terikat pada pembaitan, persajakan,
dan irama.
Pada dasarnya banyak orang sepakat bahwa puisi (baru) dibangun dari
sejumlah unsur pembangun. Ada yang mengatakan bahwa puisi (baru)
dibangun dari delapan unsur pembangun yaitu (1) bunyi, (2) diksi, (3)
bahasa kiasan, (4) citraan, (5) sarana retorika, (6) bentuk visual, (7)judul,
dan (8) makna.
Ada pula yang mengatakan bahwa puisi dibangun dari dua struktur
yaitu struktur batin dan struktur lahir. Yang dimaksud struktur batin puisi
adalah unsur pembangun puisi yang tidak kelihatan tetapi dapat dirasakan,
sedangkan yang dimaksud struktur lahir adalah unsur pembangun puisi
yang jelas-jelas dapat dilihat secara eksplisit dalam puisi tersebut. Struktur
batin puisi sering disamakan dengan unsur ekstrinsik puisi, sedangkan
struktur lahir puisi sering disamakan dengan unsur intrinsik puisi.
Hampir sama dengan struktur batin dan struktur lahir, ada ahli yang
mengatakan bahwa puisi dibangun dari hakikat puisi dan metode puisi. Yang
dimaksud hakikat puisi adalah struktur batin, yang terdiri dari empat unsur,
yaitu (1) Sense (tema, arti). Sense atau tema adalah pokok persoalan
(subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok
persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun
secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari,
menafsirkan). (2) Feling (rasa).Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok
persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai
pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan. (3) Tone
(nada).Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau
penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa
bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif. (4) Intention
1
(tujuan).Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut.
Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti
mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung
pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut
penyair.
Metode puisi terdiri dari lima unsur yaitu (1) Diction (diksi). Diksi adalah
pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan
secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang
bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yanag dipakainya
benar-benar mendukung maksud puisinya. (2) Imageri (imaji, daya bayang).
Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai
pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu
merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan
segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya
dalam membuat puisi. (3). The concrete word (kata-kata kongkret). Yang
dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara
denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya
sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair,
yang artinya tidak sama dengan kamus. (4). Figurative language (gaya
bahasa). Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan
dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan,
kiasan, pelambangan dan sebagainya. (5) Rhythm dan rima (irama dan
sajak). Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya
ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah persamaam bunyi dalam
puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu
menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini
disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan,
yang membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.
II. JENIS-JENIS PUISI BARU
Ada beberapa dasar dalam penggolongan puisi baru.
Berdasarkan jumlah baris tiap bait, puisi baru dibagi sebagai berikut :
1. Distichon (distikon). Distikon adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari dua baris, persajakannya biasanya aa atau ab.
2. Terzina (tersina). Terzina adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari tiga baris, persajakannya biasanya adalah aaa, aba, abb,
atau abc.
3. Quatrain (Kuatrin). Kuatrin adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari empat baris, persajakannya biasanya abab, abba, aabb,
abcd.
4. Quin (Kuin). Kuin adalah puisi baru yang masing-masing bait terdiri dari
lima baris, variasi persajakannya adalah aabbc, aaabb, ababa,
abbba.
5. Sexted (Double terzina). Sexted adalah puisi baru yang masing-masing
bait terdiri dari enam baris.
2
6. Septime. Septime adalah puisi baru yang masing-masing bait terdiri dari
tujuh baris.
7. Stansa/Oktaaf. Stansa atau oktaaf adalah puisi baru yang masing-masing
bait terdiri dari delapan baris.
8. Soneta. Soneta dalah puisi baru (hasil pengaruh sastra Italia) yang terdiri
dari 14 baris, yang terbagi menjadi empat atau lima bait.
Pembagiannya bisa 2 kuatrin, 2 terzina atau 2 kuatrin 3 distikon,
dst.
9. Puisi bebas. Puisi bebas adalah puisi baru yang jumlah baris tiap baitnya
tidak beraturan atau tidak sama antara bait satu dengan bait
lainnya.
Berdasarkan isinya, puisi baru dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu
1. Puisi liris, yaitu puisi yang bersifat cetusan hati atau ungkapan perasaan
Ada beberapa jenis puisi liris, yaitu
a. Aubade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan pada
waktu pagi.
b. Ode, yaitu puisi pujian terhadap seseorang atau suatu hal atau
keadaan.
c. Serenade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan
pada waktu senja.
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang bersifat menjelaskan atau menceritakan
sesuatu
Ada beberapa jenis puisi naratif, yaitu
a. Epic, yaitu puisi yang bersifat menceritakan atau menjelaskan
b. Romance, yaitu puisi mengenai percintaan yang romantic dan penuh
luapan perasaan
c. Balada, puisi tentang kepahlawanan seseorang
3. Puisi dramatic, yaitu puisi yang bersifat percakapan atau dialog.
Ada beberapa jenis puisi dramatic, yaitu
a. Tragedi, yaitu puisi romatik yang menyedihkan.
b. Komedi, yaitu puisi dramatic yang menggelikan
c. Tragikomedi, yaitu puisi dramatic campuran antara kesedihan,
kegembiraan, dan kehancuran.
III. SHARING PENGALAMAN PENCIPTAAN PUISI BARU
Ada sejumlah orang yang mengatakan bahwa seorang penyair itu
dilahirkan. Artinya, kemampuan menciptakan puisi merupakan 100% bakat
alam, talenta sejak lahir. Pendapat itu mungkin ada benarnya, tetapi hanya
berlaku untuk sebagian sangat kecil pencipta puisi, sebagian besar lainnya
adalah hasil olah diri dan latihan terus-menerus. Berdasarkan keyakinan
bahwa kemampuan menulis puisi dapat dipelajari atau diasah dalam proses
pembelajaran, kita akan bersama-sama mencoba menemukan simpul-simpul
penentu kualitas puisi.
3
Yang pertama-tama perlu kita cermati adalah dalam menciptakan
sebuah puisi (berkualitas) ada beberapa kecenderungan sebagai berikut
1. Puisi yang berkualitas pada dasarnya adalah puisi yang
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung atau samar-samar.
Pembaca diberi kesempatan untuk menafsirkan sendiri maksud/isi
puisi tersebut.
2. Puisi yang berkualitas biasanya menggunakan kata-kata yang
padat, tepat, dan bermakna. Jumlah kata yang dipakai dalam puisi
lebih sedikit bila dibandingkan dengan maksud pengarang. Katakata yang dipakai terkesan sebagai “kata pilihan” bukan asalasalan.
3. Puisi yang berkualitas biasanya bermakna ganda. Secara sengaja
penyair membuat “jebakan” atau peluang agar puisinya bisa
dimaknai lebih dari satu makna.
4. Puisi berkualitas biasanya memuat sejumlah gaya bahasa. Yang
umum dipakai adalah metaphor-metafor atau perbandinganperbandingan tak langsung.
5. Tiprograf atau bentuk persajakan dan pembaitan dalam puisi
berkualitas biasanya tidak monoton.
Berdasarkan pandangan tersebut, berikut ini akan dipaparkan sejumlah
teknik untuk penciptaan hal-hal tersebut.
Menciptakan makna taklangsung
Contoh :
MATA YANG HILANG
Seharian kucari mataku,
di rak tempat biasa kuistirahatkan mataku,
tak ada di sana,
lalu di mana
mungkin tertinggal di warung Bi Ijah,
tempat biasa aku makan siang,
tak ada juga di sana,
atau mungkin tertinggal
di kost pacarku?
nggak mungkin, untuk yang satu ini
aku selalu rapi
hampir semua sudah kutanya,
jawabnya sama saja—tidak tahu—
iseng-iseng kubuka buku antropologiku
ah, ternyata mataku terselip di halaman
seribu sembilan ratus enam puluh enam
9 Maret 2003
4
HARI GURU
Ketika dalam upacara bendera
anak-anak menyanyikan lagu
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
tiba-tiba perutku mulas
ingin ke kamar kecil
25 November 2002
Menciptakan persajakan kreatif
Contoh :
SEPATU DALAM OTAK ANAK-ANAKKU
sepatu itu selalu ada di kaki,
kata anak-anakku,
dan dibuang ketika usang,
ganti yang baru.
Suatu kali sepatu-sepatu itu
berbaris di pembuluh-pembuluh darah
kepala anak-anakku
seperti derap langkah pasukan
menuju medan perang
dengan senjata lengkap
Sebuah sepatu yang jantungnya robek berteriak
“Mana guru yang mengajarkan
kebebasan berpikir itu?”
Sepatu lain yang alasanya dimakan rayap
membentak
“ Mana guru yang mengajarkan
kreativitas itu?”
Sepatu kecil tetapi mulutnya lebar,
tak mau ketinggalan,
“Mana guru yang mengajarkan
puisi dan sastra itu?”
Sepasang sepatu yang sedang bercumbu
di pojok pembuluh darah otak kecil berbisik
“Itu, dia sedang bercumbu dengan sepatunya!”
Menciptakan metafor-metafor segar
Contoh :
5
KUTITIP KEPEDIHANKU PADA ANGIN
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Aku titip catatan kepedihanku
Untuk kausampaikan pada Romo Sindhu, orangtua imajinatifmu
Catatan kepedihan yang kutangkap dari layang-layang
Di atas water castle sebelah rumahku
Pada layang-layang pertama
Anak didikku si Anna (yang Katolik itu),
Barusan dikeluarkan dari sekolah lantaran kena narkoba,
Lalu, ketika ibunya dikabari (ibunya Katolik juga),
Anakku itu justru dilempar ke rumah neneknya, di belantara Sumatra
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu lagi
Aku harus bagaimana?
Pada layang-layang kedua,
Sebenarnya aku enggan bercerita,
Malam-malam aku ketemu tetanggaku sekampung
Maria Magdalena namanya (Katolik juga),
Sedang pake rok ketat, dandan norak, di ALKID
Iseng-iseng cari mangsa bapak-bapak berdasi (jangan-jangan juga
yang Katolik),
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu lagi
Aku harus bagaimana?
Pada layang-layang ketiga,
Aku rasanya jadi setengah gila,
Banyak sekali catatannya, mulai dari orang-orang Ambon (yang Katolik
juga),
Yang bercerita berapa mayat telah dia kuburkan,
Mulai dari orang-orang Sampit (yang Katolik juga)
Yang bercerita berapa bayi telah kehilangan kepala,
Para pengacara (yang Katolik juga),
Yang dengan gagah membela orang-orang kalap.
Matius, Markus, Stepanus, Christoporus, dan nama-nama katolik
lainnya,
Yang terlibat peredaran narkotika.
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu
Aku harus bagaimana?
Ini titipanku yang terakhir,
Sekaligus pertanyaanku untuk bapak imajinatifmu,
6
Sebenarnya angin ini mau kalian giring ke mana,
Aku mulai khawatir, bocah-bocah bajang, jangan-jangan angin ini
menjadi badai
Dan menghancurkan rumahku
Yang masih reyot menopang kedua anakku yang masih kecil-kecil
Tolong, aku minta bantuan titip pesanku pada Romo Sindhu,
Adik terkecil bocah-bocah bajang segera dilahirkan
Agar rumahku tidak banjir darah lagi
Kawanku, bocah-bocah bajang yang sedang menggiring angin
Terima kasih, saya mau menyelesaikan tegukan terakhir
Dari botol topi miring campur vodka ini
Biar bisa ketemu anak-anakku sendiri
Yang kemarin pagi mati over dosis!!
Tamansari suatu senja di awal Mei 2001
Mempermainkan imajinasi pembaca dan “ending” puisi
Contoh :
KETIKA KANCING BAJU BAGIAN ATAS LEPAS
seorang siswi terjaring tim kedisiplinan
gara-gara kancing baju paling atas lepas,
dia harus berhadapan dengan guru BK,
yang cantik namun punya keahlian menyelidik
“jadi kamu lupa mengancingkannya?”
--- ya, bu, habis buru-buru sih, takut telat!--“jadi, kamu sering telat?”
---- ya, sering bu, maklum rumah jauh pake bis!--“sudah berapa kali kamu telat?”
--- lupa, bu, tuh ada di buku catatan pribadi!--guru BK itu melirik, sedikit menyelidik,
dimainkannya bolpoint di tangan,
diputar-putar sebentar, lalu matanya menghunjam,
“sama siapa saja kamu telat!”
“terus kalau telat kamu kasih obat apa!”
--- kadang-kadang sama teman, kakak juga pernah…..
ya, cuma berusaha bangun pagi-pagi, Bu!--“jadi belum pernah diperiksakan ke dokter?”
---buat apa Bu, paling-paling dokter bilang aku anemia,
lalu disuruh banyak istirahat, makan yang banyak,
7
dan dia nulis resep, paling-paling vitamin C dosis tinggi,
kalau nggak ya cuma B komplek.—
guru itu dengan lekuk kecil di pipi kirinya, diam sesaat.
Janggutnya manggut-manggut
“ anak ini masih sangat polos!” katanya dalam hati.
“ Ya, sudah, kembali ke kelas, lain kali jangan diulangi!”
--- jadi saya tidak diskors, Bu?--Gadis itu berlari-lari kecil keluar dari ruang BK,
buru-buru ia berlari masuk ke kelas,
maklum yang ngajar adalah guru idolanya, masih muda lagi,
sambil senyum-senyum dia lepaskan dua kancing bajunya,
dan sedikit memelorotkan kaos dalamnya!
Awal April 2004
Menangkap peristiwa “sepele” di sekitar kita
Contoh :
SEHABIS TERTANGKAP MAIN SMS
Bosen.gurunya killer banget. Lu lagi ngapain?
Buru-buru kubuka phonebook, pencet satriyo,
sent. HP masuk laci lagi.
papan tulis masih berisi sederetan
rumus-rumus yang terlalu angkuh untuk kumengerti.
guruku terlalu sibuk memamerkan keahliannya
menggarap soal yang dibuatnya sendiri.
Mataku lolos dari cengkeraman monster itu.
Mampir ke HP. Ada balesan.
lagi main PS. seru nih, sudah level tujuh belas.
mending lu kabur aja!
Memangnya kamu nggak masuk?
Buka phonebook, pencet satriyo, sent.
Kuangkat kepala. Kaget. Sang guru killer sudah
Tepat di depanku. Hpku pindah tangan
“Pulang sekolah ketemu saya!”
Dua minggu kemudian, ada SMS masuk,
“Kamu ada acara tidak nanti sore?”
Nggak pak. Mau ngajak jalan ke mana lagi?
Buka phonebook, pencet pak johan,
Sent.
8
Awal April 2004
IV. PROYEK PENCIPTAAN PUISI
Kemampuan menulis puisi tidak dapat diperoleh hanya dengan sekali
menulis puisi kemudian dinilai oleh guru. Oleh sebab itu, proses penilaian KD
Menulis Puisi baru direncanakan sebagai berikut :
1. Selama kurang lebih 12 kali setiap ada jam pelajaran Bahasa
Indonesia, siswi diberi kesempatan untuk mengumpulkan 2 (dua) judul
puisi bebas. Jadi total kesempatan mengumpulkan puisi adalah 24
judul puisi.
Catatan : kewajibannya adalah menciptakan 7 puisi, kalau
menginginkan hasil terbaik boleh terus berkarya sehingga
diperoleh 7 puisi terbaik dari seluruh puisi ciptaannya, jika
cukup puas dengan KKM tidak perlu mencipta puisi lagi, cukup
7 puisi.
2. Puisi-puisi tersebut (setiap kali dikumpulkan) akan secepatnya dinilai
dan dikembalikan para para siswi. Penilaiannya adalah A+ (10), A(9,5),
A-(9), B+ (8,5), B(8), B-(7,5), C+ (7), C(6,5), dan C-(6).
3. Siswi menyimpan sendiri puisi-puisi yang telah dinilai.
4. Pada akhir program (Akhir Oktober 2012) siswi mengumpulkan kembali
7 (tujuh) puisi terbaiknya untuk dihitung nilai akhir dari KD Menulis
Puisi. Misalnya 7 puisi terbaiknya adalah 3 puisi A-, 1 puisi A+, 3 puisi
B. Siswi tersebut akan memperoleh nilai akhir = (3*9)+(1*10)+(3*8)/7
= 61/7= 87.
5. Untuk program pengembangan, setelah tujuh puisi dinilai, akan
dibentuk kelompok dengan anggota 6-7 orang dan akan mengemas
puisi-puisi terbaik menjadi sebuah buku kumpulan puisi dengan
program ofce publisher.
Daftar Pustaka
Hartoko, Dick. dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta
: Kanisius.
Ismail. Taufi. 2001. Modul Pegangan Peserta : Penulisan Puisi. Jakarta :
Dikdasmen.
Situmorang, B.P. 1981. Puisi : Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. EndeFlores : Nusa Indah.
Subalidinata, R.S. 1973. Sari Kesusasteraan Indonesia Jilid 1 untuk Sekolah
Lanjutan. Yogyakarta : U.P. Spring.
Tirtawirya, Putu Arya. 1978. Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende-Flores : Nusa
Indah.
9
RUANG LINGKUP PUISI BARU, JENIS-JENIS PUISI BARU, UNSUR
PEMBENTUK PUISI BARU,
DAN SHARING PENGALAMAN PENCIPTAAN PUISI BARU
KD Kelas X Semester 1
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
Lembar komunikasi pelajaran Bahasa Indonesia
SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, Jl. Sabirin 1-3 Yogyakarta
disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd
I. KONSEP DASAR
Untuk mengetahui batasan mengenai puisi baru, ada baiknya kita
membandingkannya dengan puisi lama. Jika puisi lama sungguh sangat
terikat dengan aturan baku mengenai jumlah suku kata tiap baris, aturan
baku tentang persajakan, tentang bentuk, dan tentang isi, puisi barus
sebaliknya, keterikatan terhadap bentuk, jumlah suku kata tiap baris,
persajakan mulai longgar atau menemukan format baru. Namun
sebagaimana puisi, puisi baru masih terikat pada pembaitan, persajakan,
dan irama.
Pada dasarnya banyak orang sepakat bahwa puisi (baru) dibangun dari
sejumlah unsur pembangun. Ada yang mengatakan bahwa puisi (baru)
dibangun dari delapan unsur pembangun yaitu (1) bunyi, (2) diksi, (3)
bahasa kiasan, (4) citraan, (5) sarana retorika, (6) bentuk visual, (7)judul,
dan (8) makna.
Ada pula yang mengatakan bahwa puisi dibangun dari dua struktur
yaitu struktur batin dan struktur lahir. Yang dimaksud struktur batin puisi
adalah unsur pembangun puisi yang tidak kelihatan tetapi dapat dirasakan,
sedangkan yang dimaksud struktur lahir adalah unsur pembangun puisi
yang jelas-jelas dapat dilihat secara eksplisit dalam puisi tersebut. Struktur
batin puisi sering disamakan dengan unsur ekstrinsik puisi, sedangkan
struktur lahir puisi sering disamakan dengan unsur intrinsik puisi.
Hampir sama dengan struktur batin dan struktur lahir, ada ahli yang
mengatakan bahwa puisi dibangun dari hakikat puisi dan metode puisi. Yang
dimaksud hakikat puisi adalah struktur batin, yang terdiri dari empat unsur,
yaitu (1) Sense (tema, arti). Sense atau tema adalah pokok persoalan
(subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok
persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun
secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari,
menafsirkan). (2) Feling (rasa).Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok
persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai
pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan. (3) Tone
(nada).Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau
penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa
bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif. (4) Intention
1
(tujuan).Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut.
Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti
mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung
pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut
penyair.
Metode puisi terdiri dari lima unsur yaitu (1) Diction (diksi). Diksi adalah
pilihan atau pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan
secermat mungkin. Penyair mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang
bermakna denotatif maupun konotatif sehingga kata-kata yanag dipakainya
benar-benar mendukung maksud puisinya. (2) Imageri (imaji, daya bayang).
Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai
pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu
merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan
segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya
dalam membuat puisi. (3). The concrete word (kata-kata kongkret). Yang
dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara
denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya
sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair,
yang artinya tidak sama dengan kamus. (4). Figurative language (gaya
bahasa). Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan
dan menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan,
kiasan, pelambangan dan sebagainya. (5) Rhythm dan rima (irama dan
sajak). Irama ialah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembutnya
ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah persamaam bunyi dalam
puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu
menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini
disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan,
yang membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.
II. JENIS-JENIS PUISI BARU
Ada beberapa dasar dalam penggolongan puisi baru.
Berdasarkan jumlah baris tiap bait, puisi baru dibagi sebagai berikut :
1. Distichon (distikon). Distikon adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari dua baris, persajakannya biasanya aa atau ab.
2. Terzina (tersina). Terzina adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari tiga baris, persajakannya biasanya adalah aaa, aba, abb,
atau abc.
3. Quatrain (Kuatrin). Kuatrin adalah puisi baru yang masing-masing bait
terdiri dari empat baris, persajakannya biasanya abab, abba, aabb,
abcd.
4. Quin (Kuin). Kuin adalah puisi baru yang masing-masing bait terdiri dari
lima baris, variasi persajakannya adalah aabbc, aaabb, ababa,
abbba.
5. Sexted (Double terzina). Sexted adalah puisi baru yang masing-masing
bait terdiri dari enam baris.
2
6. Septime. Septime adalah puisi baru yang masing-masing bait terdiri dari
tujuh baris.
7. Stansa/Oktaaf. Stansa atau oktaaf adalah puisi baru yang masing-masing
bait terdiri dari delapan baris.
8. Soneta. Soneta dalah puisi baru (hasil pengaruh sastra Italia) yang terdiri
dari 14 baris, yang terbagi menjadi empat atau lima bait.
Pembagiannya bisa 2 kuatrin, 2 terzina atau 2 kuatrin 3 distikon,
dst.
9. Puisi bebas. Puisi bebas adalah puisi baru yang jumlah baris tiap baitnya
tidak beraturan atau tidak sama antara bait satu dengan bait
lainnya.
Berdasarkan isinya, puisi baru dapat dibedakan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu
1. Puisi liris, yaitu puisi yang bersifat cetusan hati atau ungkapan perasaan
Ada beberapa jenis puisi liris, yaitu
a. Aubade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan pada
waktu pagi.
b. Ode, yaitu puisi pujian terhadap seseorang atau suatu hal atau
keadaan.
c. Serenade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan
pada waktu senja.
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang bersifat menjelaskan atau menceritakan
sesuatu
Ada beberapa jenis puisi naratif, yaitu
a. Epic, yaitu puisi yang bersifat menceritakan atau menjelaskan
b. Romance, yaitu puisi mengenai percintaan yang romantic dan penuh
luapan perasaan
c. Balada, puisi tentang kepahlawanan seseorang
3. Puisi dramatic, yaitu puisi yang bersifat percakapan atau dialog.
Ada beberapa jenis puisi dramatic, yaitu
a. Tragedi, yaitu puisi romatik yang menyedihkan.
b. Komedi, yaitu puisi dramatic yang menggelikan
c. Tragikomedi, yaitu puisi dramatic campuran antara kesedihan,
kegembiraan, dan kehancuran.
III. SHARING PENGALAMAN PENCIPTAAN PUISI BARU
Ada sejumlah orang yang mengatakan bahwa seorang penyair itu
dilahirkan. Artinya, kemampuan menciptakan puisi merupakan 100% bakat
alam, talenta sejak lahir. Pendapat itu mungkin ada benarnya, tetapi hanya
berlaku untuk sebagian sangat kecil pencipta puisi, sebagian besar lainnya
adalah hasil olah diri dan latihan terus-menerus. Berdasarkan keyakinan
bahwa kemampuan menulis puisi dapat dipelajari atau diasah dalam proses
pembelajaran, kita akan bersama-sama mencoba menemukan simpul-simpul
penentu kualitas puisi.
3
Yang pertama-tama perlu kita cermati adalah dalam menciptakan
sebuah puisi (berkualitas) ada beberapa kecenderungan sebagai berikut
1. Puisi yang berkualitas pada dasarnya adalah puisi yang
mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung atau samar-samar.
Pembaca diberi kesempatan untuk menafsirkan sendiri maksud/isi
puisi tersebut.
2. Puisi yang berkualitas biasanya menggunakan kata-kata yang
padat, tepat, dan bermakna. Jumlah kata yang dipakai dalam puisi
lebih sedikit bila dibandingkan dengan maksud pengarang. Katakata yang dipakai terkesan sebagai “kata pilihan” bukan asalasalan.
3. Puisi yang berkualitas biasanya bermakna ganda. Secara sengaja
penyair membuat “jebakan” atau peluang agar puisinya bisa
dimaknai lebih dari satu makna.
4. Puisi berkualitas biasanya memuat sejumlah gaya bahasa. Yang
umum dipakai adalah metaphor-metafor atau perbandinganperbandingan tak langsung.
5. Tiprograf atau bentuk persajakan dan pembaitan dalam puisi
berkualitas biasanya tidak monoton.
Berdasarkan pandangan tersebut, berikut ini akan dipaparkan sejumlah
teknik untuk penciptaan hal-hal tersebut.
Menciptakan makna taklangsung
Contoh :
MATA YANG HILANG
Seharian kucari mataku,
di rak tempat biasa kuistirahatkan mataku,
tak ada di sana,
lalu di mana
mungkin tertinggal di warung Bi Ijah,
tempat biasa aku makan siang,
tak ada juga di sana,
atau mungkin tertinggal
di kost pacarku?
nggak mungkin, untuk yang satu ini
aku selalu rapi
hampir semua sudah kutanya,
jawabnya sama saja—tidak tahu—
iseng-iseng kubuka buku antropologiku
ah, ternyata mataku terselip di halaman
seribu sembilan ratus enam puluh enam
9 Maret 2003
4
HARI GURU
Ketika dalam upacara bendera
anak-anak menyanyikan lagu
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
tiba-tiba perutku mulas
ingin ke kamar kecil
25 November 2002
Menciptakan persajakan kreatif
Contoh :
SEPATU DALAM OTAK ANAK-ANAKKU
sepatu itu selalu ada di kaki,
kata anak-anakku,
dan dibuang ketika usang,
ganti yang baru.
Suatu kali sepatu-sepatu itu
berbaris di pembuluh-pembuluh darah
kepala anak-anakku
seperti derap langkah pasukan
menuju medan perang
dengan senjata lengkap
Sebuah sepatu yang jantungnya robek berteriak
“Mana guru yang mengajarkan
kebebasan berpikir itu?”
Sepatu lain yang alasanya dimakan rayap
membentak
“ Mana guru yang mengajarkan
kreativitas itu?”
Sepatu kecil tetapi mulutnya lebar,
tak mau ketinggalan,
“Mana guru yang mengajarkan
puisi dan sastra itu?”
Sepasang sepatu yang sedang bercumbu
di pojok pembuluh darah otak kecil berbisik
“Itu, dia sedang bercumbu dengan sepatunya!”
Menciptakan metafor-metafor segar
Contoh :
5
KUTITIP KEPEDIHANKU PADA ANGIN
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Aku titip catatan kepedihanku
Untuk kausampaikan pada Romo Sindhu, orangtua imajinatifmu
Catatan kepedihan yang kutangkap dari layang-layang
Di atas water castle sebelah rumahku
Pada layang-layang pertama
Anak didikku si Anna (yang Katolik itu),
Barusan dikeluarkan dari sekolah lantaran kena narkoba,
Lalu, ketika ibunya dikabari (ibunya Katolik juga),
Anakku itu justru dilempar ke rumah neneknya, di belantara Sumatra
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu lagi
Aku harus bagaimana?
Pada layang-layang kedua,
Sebenarnya aku enggan bercerita,
Malam-malam aku ketemu tetanggaku sekampung
Maria Magdalena namanya (Katolik juga),
Sedang pake rok ketat, dandan norak, di ALKID
Iseng-iseng cari mangsa bapak-bapak berdasi (jangan-jangan juga
yang Katolik),
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu lagi
Aku harus bagaimana?
Pada layang-layang ketiga,
Aku rasanya jadi setengah gila,
Banyak sekali catatannya, mulai dari orang-orang Ambon (yang Katolik
juga),
Yang bercerita berapa mayat telah dia kuburkan,
Mulai dari orang-orang Sampit (yang Katolik juga)
Yang bercerita berapa bayi telah kehilangan kepala,
Para pengacara (yang Katolik juga),
Yang dengan gagah membela orang-orang kalap.
Matius, Markus, Stepanus, Christoporus, dan nama-nama katolik
lainnya,
Yang terlibat peredaran narkotika.
Kawanku, anak-anak bajang yang sedang sibuk menggiring angin
Tolong katakan padaku besok pagi ketika kita bertemu
Aku harus bagaimana?
Ini titipanku yang terakhir,
Sekaligus pertanyaanku untuk bapak imajinatifmu,
6
Sebenarnya angin ini mau kalian giring ke mana,
Aku mulai khawatir, bocah-bocah bajang, jangan-jangan angin ini
menjadi badai
Dan menghancurkan rumahku
Yang masih reyot menopang kedua anakku yang masih kecil-kecil
Tolong, aku minta bantuan titip pesanku pada Romo Sindhu,
Adik terkecil bocah-bocah bajang segera dilahirkan
Agar rumahku tidak banjir darah lagi
Kawanku, bocah-bocah bajang yang sedang menggiring angin
Terima kasih, saya mau menyelesaikan tegukan terakhir
Dari botol topi miring campur vodka ini
Biar bisa ketemu anak-anakku sendiri
Yang kemarin pagi mati over dosis!!
Tamansari suatu senja di awal Mei 2001
Mempermainkan imajinasi pembaca dan “ending” puisi
Contoh :
KETIKA KANCING BAJU BAGIAN ATAS LEPAS
seorang siswi terjaring tim kedisiplinan
gara-gara kancing baju paling atas lepas,
dia harus berhadapan dengan guru BK,
yang cantik namun punya keahlian menyelidik
“jadi kamu lupa mengancingkannya?”
--- ya, bu, habis buru-buru sih, takut telat!--“jadi, kamu sering telat?”
---- ya, sering bu, maklum rumah jauh pake bis!--“sudah berapa kali kamu telat?”
--- lupa, bu, tuh ada di buku catatan pribadi!--guru BK itu melirik, sedikit menyelidik,
dimainkannya bolpoint di tangan,
diputar-putar sebentar, lalu matanya menghunjam,
“sama siapa saja kamu telat!”
“terus kalau telat kamu kasih obat apa!”
--- kadang-kadang sama teman, kakak juga pernah…..
ya, cuma berusaha bangun pagi-pagi, Bu!--“jadi belum pernah diperiksakan ke dokter?”
---buat apa Bu, paling-paling dokter bilang aku anemia,
lalu disuruh banyak istirahat, makan yang banyak,
7
dan dia nulis resep, paling-paling vitamin C dosis tinggi,
kalau nggak ya cuma B komplek.—
guru itu dengan lekuk kecil di pipi kirinya, diam sesaat.
Janggutnya manggut-manggut
“ anak ini masih sangat polos!” katanya dalam hati.
“ Ya, sudah, kembali ke kelas, lain kali jangan diulangi!”
--- jadi saya tidak diskors, Bu?--Gadis itu berlari-lari kecil keluar dari ruang BK,
buru-buru ia berlari masuk ke kelas,
maklum yang ngajar adalah guru idolanya, masih muda lagi,
sambil senyum-senyum dia lepaskan dua kancing bajunya,
dan sedikit memelorotkan kaos dalamnya!
Awal April 2004
Menangkap peristiwa “sepele” di sekitar kita
Contoh :
SEHABIS TERTANGKAP MAIN SMS
Bosen.gurunya killer banget. Lu lagi ngapain?
Buru-buru kubuka phonebook, pencet satriyo,
sent. HP masuk laci lagi.
papan tulis masih berisi sederetan
rumus-rumus yang terlalu angkuh untuk kumengerti.
guruku terlalu sibuk memamerkan keahliannya
menggarap soal yang dibuatnya sendiri.
Mataku lolos dari cengkeraman monster itu.
Mampir ke HP. Ada balesan.
lagi main PS. seru nih, sudah level tujuh belas.
mending lu kabur aja!
Memangnya kamu nggak masuk?
Buka phonebook, pencet satriyo, sent.
Kuangkat kepala. Kaget. Sang guru killer sudah
Tepat di depanku. Hpku pindah tangan
“Pulang sekolah ketemu saya!”
Dua minggu kemudian, ada SMS masuk,
“Kamu ada acara tidak nanti sore?”
Nggak pak. Mau ngajak jalan ke mana lagi?
Buka phonebook, pencet pak johan,
Sent.
8
Awal April 2004
IV. PROYEK PENCIPTAAN PUISI
Kemampuan menulis puisi tidak dapat diperoleh hanya dengan sekali
menulis puisi kemudian dinilai oleh guru. Oleh sebab itu, proses penilaian KD
Menulis Puisi baru direncanakan sebagai berikut :
1. Selama kurang lebih 12 kali setiap ada jam pelajaran Bahasa
Indonesia, siswi diberi kesempatan untuk mengumpulkan 2 (dua) judul
puisi bebas. Jadi total kesempatan mengumpulkan puisi adalah 24
judul puisi.
Catatan : kewajibannya adalah menciptakan 7 puisi, kalau
menginginkan hasil terbaik boleh terus berkarya sehingga
diperoleh 7 puisi terbaik dari seluruh puisi ciptaannya, jika
cukup puas dengan KKM tidak perlu mencipta puisi lagi, cukup
7 puisi.
2. Puisi-puisi tersebut (setiap kali dikumpulkan) akan secepatnya dinilai
dan dikembalikan para para siswi. Penilaiannya adalah A+ (10), A(9,5),
A-(9), B+ (8,5), B(8), B-(7,5), C+ (7), C(6,5), dan C-(6).
3. Siswi menyimpan sendiri puisi-puisi yang telah dinilai.
4. Pada akhir program (Akhir Oktober 2012) siswi mengumpulkan kembali
7 (tujuh) puisi terbaiknya untuk dihitung nilai akhir dari KD Menulis
Puisi. Misalnya 7 puisi terbaiknya adalah 3 puisi A-, 1 puisi A+, 3 puisi
B. Siswi tersebut akan memperoleh nilai akhir = (3*9)+(1*10)+(3*8)/7
= 61/7= 87.
5. Untuk program pengembangan, setelah tujuh puisi dinilai, akan
dibentuk kelompok dengan anggota 6-7 orang dan akan mengemas
puisi-puisi terbaik menjadi sebuah buku kumpulan puisi dengan
program ofce publisher.
Daftar Pustaka
Hartoko, Dick. dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta
: Kanisius.
Ismail. Taufi. 2001. Modul Pegangan Peserta : Penulisan Puisi. Jakarta :
Dikdasmen.
Situmorang, B.P. 1981. Puisi : Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. EndeFlores : Nusa Indah.
Subalidinata, R.S. 1973. Sari Kesusasteraan Indonesia Jilid 1 untuk Sekolah
Lanjutan. Yogyakarta : U.P. Spring.
Tirtawirya, Putu Arya. 1978. Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende-Flores : Nusa
Indah.
9