BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar modal merupakan salah satu pilihan alternatif. Menurut UU No.8 Th 1995 Pasar Modal adalah suatu tempat berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal sebagai media investasi bagi pemodal dan sebagai alternatif dalam investasi jangka panjang. Harapan akan peran pasar modal sebagai wahana alternatif bagi investor dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang menentukan adalah tingkat kemampuan investor memilih saham secara rasional.

  Proses investasi meliputi pemahaman dasar – dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas – aktivitas dalam proses keputusan investasi. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Disamping memperhatikan return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung. Dalam menganalisis investasi sering sekali investor dihadapkan pada permasalahan dalam menaksir risiko suatu investasi. Investor yang rasional akan menempatkan dananya pada saham yang memberikan return maksimal dengan tingkat risiko tertentu, atau saham yang memberikan return tertentu dengan risiko minimal.

  Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Return dan risiko investasi merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Harry Markowitz (1952) mengatakan bahwa keputusan investasi yang dibuat oleh investor didasarkan pada expected return dan varian dari saham (sebagai ukuran risiko).

  Investor bersedia menerima risiko yang lebih besar tetapi harus dikompensasi dengan kesempatan untuk mendapatkan return yang besar juga. Risiko investasi dapat diperkecil melalui pembentukan portofolio yang efisien, sehingga risikonya lebih rendah daripada risiko masing-masing instrument investasi (misalnya saham) yang membentuk portofolio tersebut. Melalui pemilihan saham-saham dan proporsinya yang tepat, risiko portofolio dapat diturunkan sampai tingkat minimum (Zubir, 2011:19)

  Risiko dalam konteks portofolio dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko Tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversivikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lainnya. Karena perbedaan itulah maka masing-masing saham memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar ( Halim, 2005:42)

  Untuk mengurangi risiko dalam berinvestasi maka investor dapat membentuk portofolio. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa aset rill maupun aset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif (Halim, 2005 : 54). Investasi dalam bentuk portofolio saham merupakan salah satu pilihan dalam “bermain” di pasar modal. Sesuai dengan ungkapan “Jangan meletakkan semua telur dalam satu

  keranjang”, berarti bahwa kalau keranjangnya jatuh maka semua telur yang ada di

  didalamnya akan pecah, untuk menghindari kerugian tersebut, sebaiknya telur- telur tadi ditempatkan pada beberapa wadah yang berbeda. Dengan demikian portofolio saham dimaksudkan untuk meminimalisir risiko dengan cara mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi.

  Kesalahan dalam penentuan pemilihan saham akan berpengaruh terhadap

return , sehingga return yang diperoleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

  Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan, maka seorang investor harus melakukan analisa yang memberikan return maksimal. Meskipun para analis dan pemodal selalu mengupayakan untuk melakukan analisis dengan tujuan untuk bisa memperoleh tingkat keuntungan yang menarik, mengidentifikasikan saham mana yang sebaiknya dibeli dan dijual , tetapi apabila pasar modal efisien akan sulit bagi pemodal untuk terus menerus bisa mengalahkan pasar, dan memperoleh tingkat keuntungan diatas normal.

  Portofolio dikategorikan efisien adalah portofolio yang memberikan tingkat keuntungan terbesar dengan tingkat risiko tertentu, atau memberikan risiko yang terkecil dengan tingkat keuntungan tertentu. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih oleh investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien (Tandelilin, 2010 ). Dalam menentukan portofolio optimal terlebih dahulu menentukan portofolio yang efisien, karena semua portofolio yang optimal adalah portofolio efisien.

  Penentuan portofolio yang optimal merupakan sesuatu yang sangat penting bagi para investor karena portofolio yang optimal akan menghasilkan tingkat keuntungan optimal dengan risiko moderat. Ketepatan menganalisis dan pemilihan strategi menjadi kunci utama bagi investor untuk mendapatkan tingkat return yang diharapkan dari suatu portofolio. Investor harus mengetahui alat analisis yang tepat sehingga dapat mengambil keputusan yang menguntungkan dalam berinvestasi. Masalah yang sering terjadi adalah para investor menghadapi ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham yang akan dimasukkan kedalam portofolio pilihannya. Para investor dihadapkan pada banyaknya kombinasi saham dalam portofolio dan yang pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih.

  Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisa portofolio optimal dapat menggunakan metode single index model (model indeks tunggal) untuk menyederhanakan kriteria peringkat dalam pemilihan portofolio optimal. Model indeks tunggal merupakan sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah saham atau portofolio. Model ini mengasumsikan bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Jika pasar bergerak naik, dalam arti permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik pula. Sebaliknya, jika pasar bergerak turun, maka harga saham turun pula. Jadi, return saham berkorelasi dengan return pasar (Zubir, 2011 : 97) .

  Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to

  beta (ERB) dengan Cut-off rate-nya (C ) dari masing-masing saham. Excess

i

return to beta (ERB) berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit

  risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ini juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko sedangkan cut-off rate (C i ) merupakan perbandingan antara varian return saham dengan sensitivitas return saham individu terhadap variance error saham.

  Penentuan batas nilai ERB yang tinggi berdasarkan suatu titik yang disebut dengan titik pembatas (cut-off rate). Saham yang memiliki ERB lebih besar dari C i dijadikan kandidat portofolio, sedang sebaliknya jika C i lebih besar dari ERB dikeluarkan dari kandidat portofolio.

  Beberapa pengujian portofolio optimal yang dilakukan dengan menggunakan model indeks tunggal telah membuktikan bahwa model ini memungkinkan untuk mendapatkan kinerja portofolio yang optimal. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sukarno (2007) tentang analisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan single index model di Bursa Efek Jakarta mengatakan bahwa portofolio optimal pada saham di BEJ dibentuk dari saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan return 19 saham non kandidat portofolio. Rata- rata return saham kandidat lebih tinggi (24,43) dibandingkan rata-rata return saham non kandidat (11,53).

  Bayumashudi (2006) dalam Suramaya (2013) melakukan penelitian terhadap saham-saham LQ45 di BEI, menghasilkan portofolio yang optimal dengan nilai kinerja baik dan efisien yang menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan return pasar. Penelitian Yeprimar (2009) yang menganalisis penentuan saham optimal di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal dan model random menyatakan bahwa penentuan portofolio dengan model indeks tunggal memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak. Penelitian Suramaya (2013) tentang pembentukan portofolio optimal saham-saham pada periode bullish di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ada perbedaan return saham dari kandidat portofolio dibandingkan dengan return saham non kandidat portofolio. Namun hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa tidak ada perbedaan dalam risiko saham yang termasuk dalam kandidat portofolio dibandingkan dengan non kandidat portofolio.

  Perbankan adalah lembaga mediasi yang menghubungkan mereka yang kelebihan dana (surplus) dan mereka yang kekurangan dana (deficit). Penempatan posisi ini menyebabkan banyak pihak menjadikan perbankan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam ruang lingkup kerja dan aktivitas bisnis mereka, artinya secara otomatis perbankan terseret dengan sendirinnya untuk masuk ke dalam risiko pasar (market risk). Risiko bank yang terbesar dalam operasinya adalah risiko pasar. Risiko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variabel pasar berupa suku bunga dan nilai tukar.

  Sepanjang tahun 2013 tingkat suku bunga terus mengalami peningkatan, pada September 2013 tingkat suku bunga mencapai angka 7,25% (Bank Indonesia, 2013). Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk tabungan dan deposito serta meninggalkan investasi dalam bentuk saham yang dipandang terlalu berisiko tinggi. Dampak dari pengalihan investasi ini, akan berpengaruh pada melemahnya permintaan saham sehingga pada gilirannya harga saham pun ikut menurun. Sedangkan untuk nilai tukar, sejak awal tahun hingga Agustus 2013 rupiah sudah terdepresiasi sebesar 12,64% (Bank Indonesia, 2013). Dengan semakin rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akan menyebabkan rupiah semakin lemah diperdagangkan, sehingga kewajiban bank dalam valuta asing semakin tinggi. Dengan demikian, bank akan semakin susah dalam memenuhi kewajibannya, sehingga berdampak pada harga saham bank yang rendah.

  Untuk meminimalisir risiko saham yang ada pada perusahaan perbankan, investor harus memperhatikan dan mempertimbangkan dalam pengambilan sebuah keputusan memilih saham yang baik, keakuratan analisis terhadap penilaian risiko investasi sangat dipertaruhkan, serta kejelian investor dalam membentuk portofolio yang optimal. Atas dasar permasalahan tersebut maka maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL MENGGUNAKAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM-SAHAM PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

  1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal.

  2. Apakah terdapat perbedaan antara return saham yang masuk kandidat portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

  3. Apakah terdapat perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio?

  1.3 Tujuan penelitian

  Sesuai dengan permasalahn penelitian yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal.

  2. Untuk mengetahui perbedaan antara return saham yang masuk kandidat portofolio dengan return saham yang tidak masuk kandidat portofolio.

  3. Untuk mengetahui perbedaan antara risiko saham yang masuk kandidat portofolio dengan risiko saham yang tidak masuk kandidat portofolio.

1.4 Manfaat penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagi investor, dan manajer investasi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dalam pembentukan portofolio optimal.

  2. Bagi pembaca dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penerapan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pasar modal mengenai pembentukan portofolio optimal menggunakan single index model.

  3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan analisis portofolio dengan single index model .

Dokumen yang terkait

Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 85 142

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Resiko Saham Perusahaan Basic Industry and Chemicals Pada Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

18. BMAS PT Bank Maspion Indonesia, Tbk - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 65

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi - Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal Menggunakan Single Index Model Pada Saham-Saham Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 15