Analisis Yuridis Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris
ANALISIS YURIDIS ATAS TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA
NOTARIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
JABATAN NOTARIS
TESIS
OLEH :
FELIX CHRISTIAN ADRIANO
127011174/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
ANALISIS YURIDIS ATAS TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA
NOTARIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
JABATAN NOTARIS
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FELIX CHRISTIAN ADRIANO
127011174/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
Telah Diuji Pada Tanggal : 3 Februari 2015 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum
2. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, M.Kn
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum
4. Notaris Dr. Syafnil Gani, SH, M.Hum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan dibawah ini : Nama : FELIX CHRISTIAN ADRIANO Nim : 127011174 Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
JudulTesis : ANALISIS YURIDIS ATAS TURUNNYA KEKUATAN
PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR
2 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN NOTARIS
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan, 18 Februari 2015 Yang membuat pernyataan Felix Christian Adriano
ABSTRAK
Pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1), ayat (7) dan ayat (8),
pasal 41 yang menunjuk pasal 38, pasal 39, pasal 40, kemudian pasal 44, pasal 48, pasal 50, pasal 51, pasal 52 UUJN No. 2 Tahun 2014 akan mengakibatkan turunnya kekuatan pembuktian akta otentik menjadi akta dibawah tangan. Berdasarkan ketentuan pasal-pasal tersebut diatas tanpa melalui proses pengadilan dan hal ini tidak memberikan perlindungan hukum bagi Notaris karena tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Hal ini juga membuka kemungkinan intervensi terhadap jabatan Notaris dalam pembuatan akta. Batasan mengenai sanksi terhadap Notaris juga tidak jelas baik sanksi secara administrasi, perdata, maupun pidana. Dengan pelanggaran terhadap ketentuan pasal-pasal tersebut diatas sudah pasti para pihak dirugikan. Hal inilah yang diperlukan pembuktiannya melalui proses pengadilan.
Metode penelitian yang digunakan dalam membahas masalah-masalah tersebut diatas adalah melalui pendekatan Yuridis Normatif dengan mengumpulkan secara cermat data- data primer dan sekunder di lapangan. Penelitan di lapangan dilakukan melalui wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan akta otentik, yaitu Pejabat Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), Majelis Pengawasan Daerah Kota Medan.
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengaturan turunnya kekuatan pembuktian akta Notaris berdasarkan UUJN No. 2 Tahun 2014 yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1), ayat (7) dan ayat (8), pasal 41 yang menunjuk pasal 38, pasal 39, pasal 40, kemudian pasal 44, pasal 48, pasal 50, pasal 51, pasal 52. Bahwa pelanggaran terhadap ketentuan pasal-
pasal ini akan mengakibatkan turunnya kekuatan pembuktian akta otentik menjadi akta dibawah tangan. Ketentuan dalam pasal-pasal di atas tidak melindungi jabatan Notaris karena tidak diperlukannya lagi proses pengadilan melalui putusan hakim untuk menentukan kekuatan pembuktian suatu akta Notaris. Penilaian akta Notaris yang memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan hukum harus melalui proses gugatan ke pengadilan umum untuk membuktikan, apakah akta Notaris melanggar ketentuan pasal- pasal tersebut diatas atau tidak. Dengan putusan pengadilan yang tersebut, apabila Notaris terbukti melanggar ketentuan tersebut diatas maka batasan pertanggung jawaban Notaris terhadap akta tersebut yaitu berupa peringatan tertulis, pemberhentian sementara, pemberhentian dengan hormat, pemberhentian dengan tidak hormat dan secara perdata dapat berupa penggantian biaya, ganti rugi dan bunga.
Kata Kunci : Kekuatan Pembuktian Akta Notaris.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah penulis menyusun dan memilih judul :
“Analisis Yuridis
Atas Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Menurut Undang-Undang
Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris”. Penulis menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman dimasa yang akan datang.
Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya secara khusus kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum., serta Bapak Notaris Dr.
Syahril Sofyan, SH, M.Kn., masing-masing selaku anggota komisi pembimbing yang
banyak memberi masukan dan bimbingan kepada penulis selama dalam penulisan tesis ini dan kepada Ibu T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum., dan Bapak Notaris Syafnil
Gani, SH, M.Hum selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritikan, saran
serta masukan dalam penulisan tesis ini.Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K). selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung SH. M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Ibu T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum., selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para karyawan Biro Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Secara khusus penulis menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada ayahanda Gomgoman Sitanggang dan Ibunda Ellen Theresia Panjaitan, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik ananda dengan penuh kasih sayang dan segala doa serta semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Tak lupa penulis ucapkan kepada kakak penulis, Deisy Yolanda, ST., dan Jennefer Elgora, SE., yang banyak memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini;
Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan seperjuangan, khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, Astri Ester
Silalahi, SH, M.Kn, Aulia Rachman, SH, M.Kn, Dani Ambarita, SH, M.Kn, dan kawan-
kawan satu angkatan lain yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerjasama dan diskusi, membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk di Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini.
Penulis berharap semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah. Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak khususnya yang berkaitan dengan bidang Kenotariatan.
Medan, Februari 2015
(FELIX CHRISTIAN ADRIANO)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
Nama : Felix Christian Adriano Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Desember 1988 Alamat : Jalan Delima Raya D. 54/ No. 08 Durensawit,
Jakarta Timur Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 26 Tahun Kewarganegaraan : Indonesia Agama : Kristen Protestan Nama Bapak : Gomgoman Sitanggang Nama Ibu : Ellen Theresia Panjaitan
II. PENDIDIKAN Sekolah Dasar : 1996-2001 Sekolah Dasar Budhaya II, St.
Agustinus, Jakarta Sekolah Menengah Pertama : 2001-2004 Sekolah Menengah Pertama Negeri 27,
Jakarta Sekolah Menengah Atas : 2004-2007 Sekolah Menengah Atas Negeri 12,
Jakarta Universitas : 2007-2011 Fakultas Hukum Universitas Jayabaya,
Jakarta
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...............................................................................................................................i ABSTRACT..............................................................................................................................ii KATA PENGANTAR ............................................................................................................iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................vi DAFTAR ISI .........................................................................................................................vii DAFTAR ISTILAH ...............................................................................................................ix DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 10 E. Keaslian Penelitian ................................................................................................. 11 F. Kerangka Teori dan Konsepsi ................................................................................ 121. Kerangka Teori ................................................................................................... 12
2. Konsepsi ............................................................................................................. 16 G. Metode Penelitian ................................................................................................... 19
1. Spesifikasi Penelitian ......................................................................................... 20
2. Sumber Data ....................................................................................................... 21
3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 22
4. Alat Pengumpulan Data ..................................................................................... 23
5. Analisis Data ...................................................................................................... 23
BAB II KEDUDUKAN HUKUM ATAS BATASAN TURUNNYA KEKUATAN
PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS BERDASARKAN UUJN NO. 2 TAHUN 201425 A. Karakter Yuridis Akta Notaris .................................................................................. 25 B. Nilai Pembuktian Akta Notaris .................................................................................. 41 C. Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris Berdasarkan UUJN No. 2 Tahun 201447BAB III MEKANISME PENERAPAN SANKSI TERHADAP NOTARIS ATAS
TURUNNYA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS ............................. 59 A. Pengawasan dan Sanksi Notaris ................................................................................ 59 B. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Majelis Pengawas ............................................... 65 C. Mekanisme Penerapan Sanksi Perdata terhadap Notaris dalam Hal Terjadinya Turunnya Kekuatan Pembuktian Akta Notaris .......................................................... 71BAB IV PERTANGGUNG JAWABAN NOTARIS ATAS TURUNNYA KEKUATAN
PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS ............................................................................. 79 1. Notaris Sebagai Pejabat Umum ................................................................................ 79 2. Pelaksanaan Jabatan Notaris ...................................................................................... 86 3. Hubungan Hukum Notaris dengan Para Pihak/Penghadap ........................................ 90 a. Sanksi Tanggung Jawab Administrasi .................................................................... 96 b. Sanksi Tanggung Jawab Perdata ........................................................................... 100 c. Sanksi Tanggung Jawab Pidana ............................................................................ 102BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 105
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 105 B. Saran ......................................................................................................................... 107DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................................
DAFTAR ISTILAH A Command Of The Lawgiver : perintah dari pembentuk undang-undang atau penguasa.
Alpa : Khilaf.
Acta/Actum/Acte : suatu tulisan yang dibuat dengan sengaja untuk dijadikan
bukti tentang sesuatu peristiwa dan ditandatangani oleh pembuatnya.
Bestuursdwang : paksaan pemerintah. Culpa : secara sengaja. Das sollen : norma. Das sein : fakta. Decisoir eed : sumpah penentu yang bersifat memutuskan, ditentukan untuk memberi keputusan.
Degradasi : turun tingkatan. Fakultatif : janji-janji yang boleh dicantumkan atau tidak dicantumkan, baik sebagian maupun seluruhnya.
Fiat eksekusi : pemberian kuasa untuk pelaksanaan putusan executorial ( bersifat dapat dilaksanakan ). Grosse acte : suatu salinan atau kutipan dari minuta akta yang diatas
judul akta memuat kalimat “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dan dibawahnya dicantumkan kalimat “Diberikan Sebagai Grosse Pertama” dengan
Hoge Raad : Pelaku perbuatan melanggar hukum dapat dihukum untuk
membayar sejumlah uang selaku pengganti kerugian yang ditimbulkannya kepada pihak yang dirugikannya, tetapi kalau pihak yang dirugikan menuntut ganti rugi yang sesuai, maka pelaku tersebut dapat dihukum untuk melakukan prestasi yang lain demi kepentingan pihak yang dirugikan yang cocok untuk menghapuskan kerugian yang diderita.
Inbreng : pemasukan asset ke dalam perusahaan. Inkracht van gewijsde : putusan berkekuatan hukum tetap, putusan badan
peradilan atau pengadilan yang dikeluarkan oleh majellis hakim dimana putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan tetap, serta tidak ada upaya hokum setelahnya.
Limitatif : bersifat membatasi. Lastgeving : perjanjian pembebanan perintah yang menimbulkan
kewajiban bagi si penerima kuasa untuk melaksanakan kuasa.
Wetboek Nederland : Kitab revisi Burgerlijk Wetboek di Belanda. Onrecmatige daad : Perbuatan melanggar hokum.
Operational definition : semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam
penelitian secara operational, sehingga memudahkan pembaca/penguji dalam mengartikan makna penelitian.
Otentisitas : akta yang memiliki pembuktian sempurna. Pacta sunt servanda : asas hukum yang menyatakan bahwa setiap perjanjian
menjadi hokum yangh mengikat bagi parapihak yang melakukan perjanjian.
Proximate : kemungkinan. Rechtsbescherming : perlindungan hukum untuk penyelesain Represif sengketa.
Renvoi : pembetulan (perbaikan) tambahan di suatu akta autentik
dengan memberikan tanda di pinggir dan harus diparaf
Status quo : mempertahankan keadaan sekarang yang tetap seperti keadaan sebelumnya. Suppletoir eed : sumpah tambahan, sumpah yang diperintahkan oleh hakim
pada salah satu pihak yang berpekara, apabila hakim itu berpendapat bahwa di dalam suatu perkara sudah terdapat permulaan pembuktian, yang perlu ditambah dengan penyumpahan karena dipandang kurang memuaskan untuk menjatuhkan putusan atas dasar bukti-bukti yang terdapat itu.
Staatsblad : lembaran negara, fungsinya sebagai tempat dimana suatu
perundang-undangan diumumkan pada zaman kolonial Belanda. Istilah asli staatsblad adalah Het Staatsblad van
Nederlandsch Indie atau pada periode transisi disebut Het Staatsblad van Indonesie . Pada saat ini tidak lagi
menggunakan Staatsblad, namun menggunakan Lembaran Negara Republik Indonesia atau LNRI.
Statute approach : perundang-undangan. The fact : fakta. Too remote : terlalu jauh.
Unifikasi : upaya atau proses menyeragamkan substansi pengaturan
Volmacht : tindakan hukum sepihak yang memberi wewenang kepadapenerima kuasa untuk mewakili pemberi kuasa dalam melakukan suatu tindakan hukum tertentu.
Wanprestasi : suatu keadaan dimana debitor tidak memenuhi janjinya
atau tidak memenuhi sebagaimana mestinya dan kesemuanya itu dapat dipersalahkan kepadanya.
Wilsvorming : kehendak.
DAFTAR SINGKATAN
ABM : Aturan Bea Materai BW : Burgerlijk Wetboek KUH Perdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
KUH Pidana : Kitab Undang-undang Hukum Pidana. PJN : Peraturan Jabatan Notaris. PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah. STB : Staatsblad. UUJN : Undang-undang Jabatan Notaris.