Penggunaan nuklir masa perang dunia II
Penggunaan nuklir masa perang dunia II
Senjata Nuklir telah digunakan oleh Amerika sejak era perang dunia II. Amerika
menggunakan nuklir untuk menyerang dua pusat kota ekonomi di Jepang, Hiroshima dan
Nagasaki. Nuklir yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat ini dinamai “Little Boy” yang
dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti oleh pengeboman pada
tanggal 9 Agustus 1945, yang dinamai bom nuklir “Fat Man” di kota Nagasaki.
Secara umum bom atom pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Jerman di
laboratorium tersembunyi mereka di kawasan Norsk Hydro, Norwegia. Namun hal ini
digagalkan oleh gerilyawan Norwegia yang anti NAZI-Jerman dengan menyabotase peralatan
dan suplai air berat ( deuterium ). Sejak saat itu Amerika pun memulai projek Manhattan,
yang dilakukan oleh tim ilmuwan pengungsi, yakni J. Robert Oppenheimer, Albert Einstein,
Leo Szilard, Edward Teller dan Eugene Wigner. Mereka diberi tempat khusus yang sangat
dirahasiakan di daerah New Mexico, tepatnya Los Alamos National Laboratory, Alamogordo
- New Mexico. Percobaan mereka yang berhasil adalah bom atom dengan nama Trinity
dengan daya ledak setara 5 kiloton TNT, lebih kecil dari bom Little Boy yang dijatuhkan di
Hiroshima yang mempunyai daya ledak setara 13 kiloton TNT.
Akibat percobaan ini, para ilmuwan tersebut menolak penggunaan bom ini untuk
digunakan dikarenakan daya hancurnya yang besar dibandingkan dengan senjata apapun.
Amerika tetap menggunakan bom ini karena daya ledaknya, hingga dibuatlah 2 bom nuklir,
Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima dan Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki.
Adalah Paul Warfield Tibbets Jr. yang diberi perintah untuk membentuk suatu grup
pengebom khusus dengan kekuatan 1 skuadron B-29 Superfortress yang telah dimodifikasi.
Kelompok ini ditempatkan di Pulau Tinian di sebuah wilayah Kep. Mariana. Pada hari H
tanggal 6 Agustus 1945 bom pertama Meledak di Kota Hiroshima yang berpenduduk sekitar
350.000 jiwa (pada waktu itu), hingga menimbulkan korban hingga 250.000 jiwa meninggal
dan sisanya luka-luka.
Sebenarnya terdapat lebih dari 10 kota yang menjadi kandidat target serangan bom
atom, tapi karena rata-rata kota di Jepang memiliki banyak kuil, maka AS mengeluarkan
banyak kota tersebut dari daftar target bom atom. Akhirnya yang dipilih adalah Hiroshima
dan Nagasaki yang notabene merupakan kota-kota industri Jepang yang mensuplai peralatan
militer. Yang termasuk prioritas target itu adalah berturut-turut: Kyoto, Hiroshima, Yokohama
dan Kokura. Kota-kota tersebut memang pusat industri dan militer. Tapi Kyoto kemudian
diganti dengan Nagasaki.
Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di
Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang
berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom1.
Serangan nuklir tersebut membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada
15 Agustus 1945. Hal ini membuat Perang Dunia II berakhir secara resmi.
Penyerangan menggunakan nuklir yang dilakukan Amerika tersebut bertujuan untuk
membungkam angkatan perang kekaisaran Jepang yang terkenal heroik, pantang menyerah
dan loyal pada kaisar. Selain itu kelelahan luar biasa yang ditimbulkan setelah perang di
Eropa juga menjadi salah satu penyebab Amerika menjatuhkan kedua nuklir tersebut.
Walaupun Jerman telah kalah, namun Jepang tiddak memberikan tanda tanda menyerah
dengan mudah. Hal inilah yang membuat Amerika kewalahan. Disamping itu, Amerika
melakukannya juga sebagai aksi balas dendam terhadap Pearl Harbor di tahun 1941. Saat itu
jepang menyerang Pearl Harbor dengan angkatan perangnya secara membabi buta.
Hein, Laura and Selden, Mark Editor, 1997, “Living with the Bomb: American and
Japanese Cultural Conflicts in the Nuclear Age”, M. E. Sharpe.
Rezelman, David, F.G. Gosling and Terrence R. Fehner, 2000, "THE ATOMIC
BOMBING OF HIROSHIMA", The Manhattan Project: An Interactive History, U.S.
Department of Energy.
1 Rezelman, David, F.G. Gosling and Terrence R. Fehner, 2000, "THE ATOMIC BOMBING OF HIROSHIMA", The
Manhattan Project: An Interactive Histors, U.S. Department of Energy.
Senjata Nuklir telah digunakan oleh Amerika sejak era perang dunia II. Amerika
menggunakan nuklir untuk menyerang dua pusat kota ekonomi di Jepang, Hiroshima dan
Nagasaki. Nuklir yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat ini dinamai “Little Boy” yang
dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti oleh pengeboman pada
tanggal 9 Agustus 1945, yang dinamai bom nuklir “Fat Man” di kota Nagasaki.
Secara umum bom atom pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Jerman di
laboratorium tersembunyi mereka di kawasan Norsk Hydro, Norwegia. Namun hal ini
digagalkan oleh gerilyawan Norwegia yang anti NAZI-Jerman dengan menyabotase peralatan
dan suplai air berat ( deuterium ). Sejak saat itu Amerika pun memulai projek Manhattan,
yang dilakukan oleh tim ilmuwan pengungsi, yakni J. Robert Oppenheimer, Albert Einstein,
Leo Szilard, Edward Teller dan Eugene Wigner. Mereka diberi tempat khusus yang sangat
dirahasiakan di daerah New Mexico, tepatnya Los Alamos National Laboratory, Alamogordo
- New Mexico. Percobaan mereka yang berhasil adalah bom atom dengan nama Trinity
dengan daya ledak setara 5 kiloton TNT, lebih kecil dari bom Little Boy yang dijatuhkan di
Hiroshima yang mempunyai daya ledak setara 13 kiloton TNT.
Akibat percobaan ini, para ilmuwan tersebut menolak penggunaan bom ini untuk
digunakan dikarenakan daya hancurnya yang besar dibandingkan dengan senjata apapun.
Amerika tetap menggunakan bom ini karena daya ledaknya, hingga dibuatlah 2 bom nuklir,
Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima dan Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki.
Adalah Paul Warfield Tibbets Jr. yang diberi perintah untuk membentuk suatu grup
pengebom khusus dengan kekuatan 1 skuadron B-29 Superfortress yang telah dimodifikasi.
Kelompok ini ditempatkan di Pulau Tinian di sebuah wilayah Kep. Mariana. Pada hari H
tanggal 6 Agustus 1945 bom pertama Meledak di Kota Hiroshima yang berpenduduk sekitar
350.000 jiwa (pada waktu itu), hingga menimbulkan korban hingga 250.000 jiwa meninggal
dan sisanya luka-luka.
Sebenarnya terdapat lebih dari 10 kota yang menjadi kandidat target serangan bom
atom, tapi karena rata-rata kota di Jepang memiliki banyak kuil, maka AS mengeluarkan
banyak kota tersebut dari daftar target bom atom. Akhirnya yang dipilih adalah Hiroshima
dan Nagasaki yang notabene merupakan kota-kota industri Jepang yang mensuplai peralatan
militer. Yang termasuk prioritas target itu adalah berturut-turut: Kyoto, Hiroshima, Yokohama
dan Kokura. Kota-kota tersebut memang pusat industri dan militer. Tapi Kyoto kemudian
diganti dengan Nagasaki.
Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di
Nagasaki pada akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang
berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom1.
Serangan nuklir tersebut membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada
15 Agustus 1945. Hal ini membuat Perang Dunia II berakhir secara resmi.
Penyerangan menggunakan nuklir yang dilakukan Amerika tersebut bertujuan untuk
membungkam angkatan perang kekaisaran Jepang yang terkenal heroik, pantang menyerah
dan loyal pada kaisar. Selain itu kelelahan luar biasa yang ditimbulkan setelah perang di
Eropa juga menjadi salah satu penyebab Amerika menjatuhkan kedua nuklir tersebut.
Walaupun Jerman telah kalah, namun Jepang tiddak memberikan tanda tanda menyerah
dengan mudah. Hal inilah yang membuat Amerika kewalahan. Disamping itu, Amerika
melakukannya juga sebagai aksi balas dendam terhadap Pearl Harbor di tahun 1941. Saat itu
jepang menyerang Pearl Harbor dengan angkatan perangnya secara membabi buta.
Hein, Laura and Selden, Mark Editor, 1997, “Living with the Bomb: American and
Japanese Cultural Conflicts in the Nuclear Age”, M. E. Sharpe.
Rezelman, David, F.G. Gosling and Terrence R. Fehner, 2000, "THE ATOMIC
BOMBING OF HIROSHIMA", The Manhattan Project: An Interactive History, U.S.
Department of Energy.
1 Rezelman, David, F.G. Gosling and Terrence R. Fehner, 2000, "THE ATOMIC BOMBING OF HIROSHIMA", The
Manhattan Project: An Interactive Histors, U.S. Department of Energy.