Ips 3 bab 4 peristiwa politik dan ekonom

MULTI MEDIA
MATA PELAJARAN
PENGETAHUAN SOSIAL

KELAS 3

DISUSUN : NOOR HARJANTO, S.Pd.
SUSIANA Harijanti, S.Pd.

PERISTIWA – PERISTIWA POLITIK
DAN EKONOMI PASCA
PENGAKUAN KEDAULATAN

Pengakuan Kedaulatan RIS sesuai hasil sidang KMB
Terbentuk 15 negara yg tergabung dalam BFO & RI

Tuntutan untuk kembali ke NKRI
Terbentuk NKRI
Peralihan sistem Pemerintahan Indonesia dari sistem
presidentil menjadi sistem Kabinet Parlementer
Demokrasi Liberal (1950 – 1959 )



Terjadinya Pemilu I Th. 1955



Kabinet Parlementer mengalami jatuh bangun sebanyak 7 kali



Pergolakan politik menimbulkan aksi pemberontakan PRRI/Premesta



Konstituante gagal menyusun UUD yang baru



Kebijakan Pemerintah berkaitan dg kehidupan ekonomi masyarakat
Ind. Pasca pengakuan kedaulatan.


A. Indonesia Kembali menjadi Negara Kesatuan
1. Pembentukan Negara Boneka
Gagasan pembentukan negara Boneka dilakukan oleh Dr. H.J Van
Mook. Dalam rangka menanamkan pengaruhnya di Indonesia.
Tujuan pembentukan negara-negara boneka yaitu untuk
mempersiapkan Indonesia menjadi negara Federal.
15-25 Juli 1946 Van Mook menyelenggarakan Konferensi di
Malino (Sulsel) disebut Konferensi Malino; membahas ttg rencana
pembentukan negara-negara bagian dari suatu negara.
9 Maret 1948 Van Mook membentuk pemerintahan federal
sementara sampai terbentuknya Negara Indonesia Serikat.
27 Mei 1948 Van Mook menyelenggarakan Konferensi Federal di
Bandung menghasilkan Bijeenkomst voor Federaal Overleg
( BFO ) atau Badan Permusyawaratan Federal diketuai Sultan
Hamid II.

Negara-negara boneka sadar bahwa dukungan belanda
hanyalah upaya untuk menguasai Indonesia kembali oleh
karena itu, pada 19-22 Juli 1949 diadakan perundingan antara

Indonesia dan Negara-negara Bagian yang disebut Konferensi
Inter – Indonesia, menghasilkan :
a. Negara Indonesia Serikat diganti RIS berdasar Demokrasi
dan
Federalisme (serikat).
b. RIS akan dikepalai Presiden dibantu Menteri yg bertanggung
jawab kepada Presiden; Soekarno-Hatta sbg Presiden dan
Wakil
Presiden.
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan baik dari RI
maupun
Kerajaan Belanda.
d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional;
Presiden

2. Terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS).
KMB dilaksanakan di Den Haag (Belanda) 23 Agustus – 2 November
1949.
Delegasi Indonesia : Drs. Moh. Hatta, Moh. Roem, Dr. J. Leimena,
Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Ali Sastroamidjojo,

Mr. Sujono Hadinoto, Ir. Juanda, Dr. Sukiman
Dr. Soemitro Djojohadikusmo, Mr. Sumardi
Mr. A.G. Pringgodigdo, Kol. T.B. Simatupang.
Delegasi Belanda : dipimpin J.H. Maarseven.
Delegasi UNCI
: H.M. Cochran, Herreman’s, T.H.K. Critchley dan
Romanos.
Hasil KMB
:
a. Belanda menyerahkan kedaulatan secara penuh dan tanpa syarat
kepada RIS.
b. Pelaksanaan kedaulatan dilaksanakan paling lambat 30 Des. 1949.
c. Masalah Irian Barat ditunda dan akan diadakan perundingan dalam
waktu 1 th setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS.
d. RIS – Belanda terikat dalam suatu Uni Indonesia-Belanda yang di
kepalai Ratu Belanda.
e. Kapal-kapal perang akan ditarik dari Indonesia dan beberapa kapal
korvet akan diserahkan pada RIS.
f. Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia dan KNIL digabung dlm
Angkatan Perang RIS.


Hasil KMB disahkan KNIP 14 Desember 1949 Soekarno terpilih sbg
Presiden RIS, sedangkan presiden RI dipilih Mr. Asaat, Moh. Hatta sbg
Perdana Menteri dan Ketua DPR Mr. Sartono.
Pelantikan dilakukan 17 Desember 1949 di Jogyakarta.

3. Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meskipun telah dibentuk negara RIS, namun rakyat negara-negara
bagian sebetulnya ingin bersatu dengan RI.
untuk menampung aspirasi rakyat negara bagian; 8 Maret 1950
pemerintah mengeluarkan UU Darurat No. 11 th 1950 yang isinya : “
Mengatur tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan RIS “.
5 April 1950 negara yg tergabung dalam RIS tinggal 3 negara bagian :
Neg. Sumatra Timur (NST), Neg. Indonesia Timur (NIT), Neg. RI.
untuk mewujudkan NKRI sesuai cita-cita proklamasi Soekarno
mengadakan pendekatan dg NST dan NIT.
15 Agustus 1950 dilaksanakan rapat gabungan antara RI-RIS.
17 Agustus 1950 terbentuklah negara NKRI dg menggunakan UUDS
1950.


B. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia
Pasca-Pengakuan Kedaulatan
1. Nasionalisasi de Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia
Nasionalisasi Bank ini dilakukan pada masa Kabinet Sukiman
(April 1951 – Februari 1952. Kebijakan ini untuk mengatasi krisis
keuangan.
Ada beberapa hal diterapkanyan kebijakan ini antara lain :
a. Bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan
keuangan akibat
ketentuan Hasil KMB 1949.
b. Sumber devisa hanya mengandalkan ekspor hasil
perkebunan
sehingga sulit mencukupi kebutuhan anggaran belanja
negara.
c. Perusahaan-perusahaan swasta besar dan Bank umumnya

Undang undang Nasionalisasi de Javansche Bank No. 24 th.
1951, 5 Desember 1951; pemerintah juga menghentikan
presiden Bank yang lama Dr. Howink dg Mr. Syafrudin
Prawiranegara dg Kepres. RI No. 123 pada 12 Juli 1951 dan

nama Bank diganti menjadi Bank Indonesia (BI).
2. Sistem Ekonomi Gerakan Banteng.
Sistem ekonomi gerakan Banteng merupakan gagasan “Dr.
Soemitro Djojohadikusumo”, Menteri Perdagangan masa Kabinet
Natsir
( September 1950 – April 1951 ); sistem ini untuk perbaikan dan
perubahan struktur ekonomi peninggalan Belanda ke arah
ekonomi nasional melalui gerakan konfrontasi ekonomi.
Tujuannya melindungi para pengusaha pribumi dari persaingan
non pribumi.
Setelah kabinet Natsir jatuh, sistem ini dilanjutkan oleh Kaninet
Sukiman dg Menteri keuangan Jusuf Wibisono dg kebijakannya
pemberian kredit pada pengusaha pribumi. ( Kebijakan ini

3. Rencana Soemitro
Pada periode yg sama, Kabinet Natsir mengeluarkan kebijakan di
bidang industri (industrialisasi); Kebijakan ini dikenal dengan Rencana
Soemitro.
Sasaran kebijakan ini pada industri dasar, seperti : pabrik semen,
pabrik pemintalan, pabrik karung, peningkatan produksi pangan,

perbaikan sarana prasarana pertanian dan penanaman modal asing.
4. Sisten Ali – Baba
Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Agustus 1954 – Agustus 1955)
dg Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Tjokroadisurjo memperkenalkan
sistem ekonomi baru yaitu sistem Ali-Baba artinya kerjasama antara
pengusaha pribumi dengan pengusaha Cina.
Langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan sistem ini adalah :
a. Keharusan pengusaha asing untuk memberikan pelatihan dan
memberikan
tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia untuk
menduduki
jabatan-jabatan staf.
b. Mendirikan perusahaan-perusahaan Negara.
c. Menyediakan kredit dan lisensi baru bagi perusahaan swasta
nasional.
d. Memberikan perlindungan bagi perusahaan swasta nasional agar
mampu

5. Pembentukan Dewan Perancang Nasional ( Depernas )
Dewan ini betugas menyiapkan rancangan undang-undang

pembangunan nasional yang berencana serta menilai pelaksanaan
pembangunan tersebut.
Dewan ini dilantik 15 Agustus 1959 dengan 50 anggota diketuai oleh
Muh. Yamin; berhasil menyusun RUU Pembangunan Nasional Sementara
Berencana periode 1961 – 1969.
Pada th. 1963 Depernas diganti Badan Perancang Pembangunan
Nasional (Bappenas) diketuai Presiden Soekarno.
Tugas Bappenas adalah menyusun rencana pembangunan jangka
panjang dan jangka pendek, mengawasi pelaksanaan pembangunan
dan menilai hasil kerja mandataris MPRS.
6. Deklarasi Ekonomi (Dekon) dan peraturan 26 Mei 1963.
Untuk mengatasi persoalan ekonomi nasional, 28 Mei 1963 pemerintah
mengeluarkan Deklarasi Ekonomi (Dekon) sbg pelaksanaannya 26 Mei
1963 dikeluarkan serangkaian peraturan dibidang ekspor-impor, harga
dll (14 peraturan); dalam pelaksanaannya tidak mencapai tujuan, inflasi
terus meningkat; kemudian pemerintah mengeluarkan 3 peraturan
dibidang ekonomi (17 April 1964) untuk mengatasi kesulitan ekonomi