MAKALAH BAHASA INDONESIA MERANCANG RUMAH

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MERANCANG RUMAH URBAN INDONESIA DENGAN
MENERAPKAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
GUNA MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh:
Nerissa Kumala Tandiono

NRP : 22411055

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS KRISTEN PETRA
SURABAYA
2014

Abstrak
Dewasa kini, Isu pencemaran lingkungan yang berdampak
menjadi isu global warming sudah menjadi bahan pembicaraan yang

umum. Isu pencemaran lingkungan ini mendorong para ahli dalam
bidangnya salah satunya arsitektur mencari solusinya.
Salah satunya adalah dengan memiliki pengetahuan akan
wawasan

lingkungan

pada

arsitektur.

Sadar,

dan

menerapkan

wawasan lingkungan pada desain sebagaimana kita kenal dengan
arsitektur


berkelanjutan.

Tentu

saja

untuk

memulai

arsitektur

berkelanjutan, harus ditumbuhkan dari perancangan hal yang paling
kecil dahulu, seperti rumah. Keterbatasan lahan menjadi tantangan
tersendiri

untuk membangun dengan desain rumah urban yang

efektif namun tetap berkelanjutan.
Kata kunci: pencemaran lingkungan, arsitektur berkelanjutan,

rumah, rumah urban

DAFTAR ISI

ABSTRAK

..............................................................................................

..........

i

DAFTAR ISI
..............................................................................................
..........

ii

1. PENDAHULUAN ................... ..............................................................
........


1

1.1 Latar Belakang
................... ..............................................................
........

2

2. LANDASAN TEORI
................... ......................................................................
2
2.1 Konsep Arsitektur
Berkelanjutan

...........................................................

2
2.2 Rumah Urban & Konsep Arsitektur
Berkelanjutan .................................

3
2.3 Konsep Efisiensi Penggunaan
Energi .......................................................
3
2.4 Konsep Efisiensi Penggunaan
Lahan .......................................................
4

2.5 Konsep Efisiensi Penggunaan
Material ....................................................
4
3.
ANALISA

.............................................................................................

........

5


3.1 Studi Kasus Rancangan Rumah Urban
Indonesia .....................................
5
4. KESIMPULAN DAN
SARAN

............................................................................

8
4.1
KESIMPULAN ..........................................................................................
..

8
4.2

SARAN
...

.................................................................................................

8

DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................................
9

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa kini, Isu pencemaran lingkungan yang berdampak
menjadi isu global warming sudah menjadi bahan pembicaraan yang
umum. Keadaan iklim dunia yang semakin buruk dengan diperkuat
oleh mencairnya es di kutub semakin membuat resah. Peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut , dan daratan bumi yang disebabkan oleh
beberapa

faktor

meningkatnya
kaca.Tentu


penyebab.

konsentrasi

saja

efek

Penyebab

gas-gas

rumah

kaca

utama

rumah
ini


disebabkan

melalui

efek

merupakan

oleh
rumah

salah

satu

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Hal
ini tentu merubah tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia/ proses
alam, sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan. Akibatnya
lingkungan tidak lagi dapat berfungsi sesuai peruntukannya, dan

global

warming

merupakan

bukti

nyatanya.

Isu

pencemaran

lingkungan ini mendorong para ahli dalam bidangnya salah satunya
arsitektur mencari solusinya.
Bidang arsitektur sendiri sebenarnya sangat berkaitan dengan
lingkungan dan kerusakan lingkungan yang ada. Tentu saja seiring
dengan perkembangan masyarakat dan budaya, arsitektur terus
berkembang. Munculnya berbagai macam inovasi dari segi struktur,

bentuk, hingga material yang diterapkan ke bangunan. Namun banyak
dari bangunan tersebut dirancang tanpa memperhatikan lingkungan.
Sedangkan

pada

kenyataan

setiap

kita

mendirikan

bangunan/

lingkungan buatan, memiliki resiko untuk merugikan lingkungan alam
yang ada.

Bila keadaan lingkungan terganggu, maka keadaan

manusia pula yang ikut terkena dampaknya. Lingkungan yang sudah
rusak

tidak

difungsikan

dapat

diperbaiki

sebagaimana

sehingga

seharusnya.

kehilangan tempat untuk ditinggali.

lingkungan
Pada

tidak

akhirnya,

dapat

manusia

Oleh karena itu, perlu adanya penyelesaian manusia khususnya
pada bidang arsitektur agar terjadi kehidupan keberlanjutan. Salah
satunya

adalah

lingkungan

pada

dengan

memiliki

arsitektur.

pengetahuan

Sadar,

dan

akan

wawasan

menerapkan

wawasan

lingkungan pada desain sebagaimana kita kenal dengan arsitektur
berkelanjutan. Tentu saja untuk memulai arsitektur berkelanjutan,
harus ditumbuhkan dari perancangan hal yang paling kecil dahulu,
seperti rumah. Apabila rancangan suatu rumah telah memenuhi
arsitektur berkelanjutan, maka akan berlaku pada rumah yang lain.
Hal

ini

bila

diterapkan

terus

menerus,

diharapkan

arsitektur

berkelanjutan juga dapat ‘menular’ secara progresif menjadi suatu
kawasan perumahan yang berkelanjutan.
Saat ini, pertumbuhan perumahan meningkat pesat seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk. Hal ini menjadi masalah di
setiap kota besar di Indonesia yang memiliki keterbatasan lahan,
sehingga luas lahan untuk tinggal semakin lama semakin menyempit.
Keterbatasan lahan menjadi tantangan tersendiri untuk membangun
dengan desain rumah urban yang efektif namun tetap berkelanjutan.
Oleh karena itu tulisan ini akan membahas lebih dalam dengan kasus
tentang

merancang rumah urban di Indonesia dengan menerapkan

arsitektur berkelanjutan.
2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Arsitektur Berkelanjutan
Steel

(1997)

mendefinisikan

arsitektur

berkelanjutan

/

sustainable architecture adalah arsitektur yang bisa mengakomodasi
kebutuhan manusia di masa kini, dengan tidak membahayakan
kebutuhan generasi mendatang. Jadi arsitektur tidak dipandang lagi
semata-mata

membuat

bangunan

sekedar

indah,

dan

sesuai

keinginan dan kenyamanan bagi pengguna yakni manusia. Manusia
saat kini harus mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang
diambil kepada lingkungan agar dapat memenuhi

hidup yang

berkelanjutan. Pihak manusia seharusnya memberikan dampak yang
baik bagi lingkungan sekitar mengingat hubungan manusia dengan
lingkungan saling timbal balik dalam gambar 2.1.1. Adanya upaya
sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya
lingkungan yang ada secara bijaksana dalam pembangunan. Upaya
tersebut diharapkan dapat mewujudkan kehidupan berkelanjutan, dan
hal

ini

merupakan

inti

dari

konsep

arsitektur

berkelanjutan.

gambar 2.1.1. Skema hubungan manusia dengan lingkungan
Sumber: Frick, Heinz (1988, p.13)
2.2 Rumah Urban & Konsep Arsitektur Berkelanjutan
Rumah merupakan kebutuhan dasar dari umat manusia selain
sandang dan pangan. Sedangkan rumah urban sendiri merupakan
istilah rumah-rumah di perkotaan dimana memiliki lahan relatif sempit
mengingat keterbatasan lahan huni. (Frick, Widmer, 2006). Jadi cara
untuk merancang suatu rumah urban dengan arsitektur berkelanjutan
yaitu

dengan

menerapkan

konsep-konsep

arsitektur

menunjang.Konsep-konsep arsitektur antara lain Beberapa

yang
konsep

yang menunjang arsitektur berkelanjutan yang dapat diterapkan di
perumahan,

antara

lain:

efisiensi

penggunaan

energi,

penggunaan lahan, dan efisiensi penggunaan material.
2.3 Konsep Efsiensi Penggunaan Energi

efisiensi

Konsep efisiensi penggunaan energi merupakan konsep yang
meminimalisasi penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah
fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas dari penghuni.
Hal ini dapat diterapkan pada berbagai aspek pada suatu perancangan
bangunan.



Menggunakan sumber cahaya matahari secara maksimal untuk
penerangan saat siang hari.



Memanfaatkan penghawaan alami menggantikan pemakaian
penghawaan buatan , AC.



Mengolah air hujan secara inovatif untuk keperluan domestik.



Memperhatikan orientasi bangunan sesuai dengan iklim tempat
tersebut seperti pada gambar 3.3.1.

Gambar 2.3.1. Pengaruh iklim terhadap bangunan
Sumber: Frick, Mulyani (2006, p.40)
2.4 Konsep Efsiensi Penggunaan Lahan
Menggunakan lahan seperlunya dengan tidak menjadikan lahan
seluruhnya bangunan. Mempertahankan lahan hijau dan penunjang
keberlanjutan potensi lahan di lahan yang akan dibangun (Akmal,
2007). Hindarto, (2007) menyatakan untuk memaksimalkan potensi
hijau tumbuhan dalam lahan dengan berbagai inovasi. Misalnya
pembuatan atap di atas bangunan (roof garden), taman gantung
(vertical garden), dan sebagainya.

2.5 Konsep Efsiensi Penggunaan Material
Memanfaatkan

material

sisa

untuk

digunakan

dalam

pembangunan sehingga tidak membuang material. Menggunakan
material yang masih banyak berlimpah di lingkungan sekitar. Tidak
menggunakan

material

yang

tidak

dapat

diperbaharui

oleh

lingkungan. Misalnya penggunaan kayu yang terlalu banyak sehingga
banyak terjadi penggundulan hutan. Oleh karena itu perlu adanya
pengetahuan baru akan material lain yang dapat dipakai. Salah
satunya dengan memanfaatkan material

bambu yang banyak

terdapat di kawasan Indonesia

3 ANALISA
3.1 Studi Kasus Rancangan Rumah Urban Indonesia
Rumah Tepa Selira, rumah urban yang bertenggang rasa
dengan lingkungan sekitar. Rancangan rumah yang menerapkan
pendekatan arsitektur yang berkelanjutan. Rumah dihuni oleh satu
keluarga, yang terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak.
Oleh : Nerissa Kumala Tandiono / 22411055
Lokasi : di dekat jalan Keputih Timur, Surabaya, Indonesia
Luas lahan : 100m2

Gambar 3.1.1. View bagian depan rumah urban ‘Tepa Selira’
Dari segi efisiensi penggunaan lahan, bisa terlihat pada gambar
4.1.2, terdapat beberapa titik dari bangunan disisakan sebagai lahan
tumbuh hijau. Terdapat halaman hijau di bagian depan, tengah, dan
belakang yang cukup besar sehingga memberi ruang hidup pada
ekosistem yang telah ada. Selain itu pada lantai paling atas, terdapat
roof garden sebagai inovasi dari efisiensi penggunaan lahan. Pada
halaman belakang, terdapat kolam Waste Water Garden dimana
berfungsi untuk mengolah limbah domestik (grey water). Penggunaan
Waste Water Garden sebagai salah satu penerapan inovasi teknologi
efisiensi energi.

Gambar 3.1.2. Potongan rumah urban ‘Tepa Selira’
Pada gambar 3.1.3, terlihat rumah memakai material dinding
sederhana seperti beton tanpa finishing, dengan permainan bambu
vertikal sebagai fasad. Hal ini disesuaikan dengan konsep efisiensi
material,

dimana

memakai

materi

yang

mudah

ditemukan

di

lingkungan sekitar. Beton fabrikasi dari pabrik sendiri merupakan
usaha memakai teknologi material buatan yang ada agar menghindari
pemakaian

material

merupakan

jenis

alami.Material

bambu

yang

bambu

terdapat

di

yang

dipakai

sekitar

juga

lingkungan

bangunan.

Gambar 3.1.3. Perspektif rumah urban ‘Tepa Selira’
Konsep efisiensi energi juga diterapkan di dalam rancangan
rumah yakni dengan memanfaatkan pencahayaan, dan penghawaan
alami.Adanya pemakaian jendela kaca.Kisi-kisi pintu geser utama yang
selain memasukkan cahaya juga menyalurkan udara masuk kedalam
ruang. Void tengah

memasukkan cahaya masuk ke dalam ruang

tengah dan mengeluarkan udara panas dalam ruang. Udara dari hasil
respirasi tanaman juga dapat masuk melalui taman belakang rumah.

Gambar 4.1.4. Interior ruangan dalam rumah

4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan

Arsitektur

berkelanjutan

merupakan

pendekatan

suatu

rancangan yang sadar lingkungan dengan mengambil pemahaman
hubungan ekologi dengan arsitektur. Pendekatan ini membutuhkan
kesadaran

manusia

agar

menyeimbangkan

lingkungan

buatan

manusia dengan kelangsungan hidup lingkungan alami sekitar.
Mengarahkan kesadaran akan lingkungan dan sumber daya alam ke
arah

yang

keberlanjutan

berkelanjutan.

Pendekatan

merupakan
arsitektur

tujuan

dari

berkelanjutan

arsitektur
ini

dapat

diterapkan ke hal dasar dari bidang arsitektur, yakni perancangan
rumah khususnya di perkotaan (rumah urban). Hal ini diharapkan
ketika

perancangan

rumah

urban

menerapkan

arsitektur

berkelanjutan, akan menularkan konsep ke skala yang lebih besar.

4.2

Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar bahwa penulisan
ini masih jauh dari sempurna. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata. Kritik dan saran yang membangun dibutuhkan agar dapat
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik.Sekian dan
terimakasih

Daftar Pustaka
Akmal, Imelda. (2007). Sustainable construction, rumah ide, edisi
spesial hasil

kerjasama dengan Holcim Indonesia.Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Frick, Heinz. (1988). Arsitektur dan lingkungan. Yogyakarta: Kanisius
Frick,Heinz, Widmer, Petra. (2006). Membangun, membentuk,
menghuni; pengantar arsitektur. Yogyakarta:Kanisius
Frick,Heinz, Mulyani, Tri. H. (2006). Seri eko-arsitektur 2; arsitektur
ekologis.

Yogyakarta:Kanisius

Hindarto, Probo. (2007). Inspirasi rumah sehat di perkotaan.
Yogyakarta: Andi Ofset.
Steel, James. (1997). Sustainable architecture: principles, paradigms,
and case studies.United States. Mcgraw-Hill (Tx)