Sumbangsih Ilmuwan Muslim Bagi Peradaban

MAKALAH
SUMBANGSIH ILMUWAN ISLAM BAGI
PERADABAN DUNIA MELALUI
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
PAKET KEAHLIAN
REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Disusun Oleh :
PHIA MEIDYANA TRIWAHONO
NIS. 11391

PAKET KEAHLIAN
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
SMKN 1 BONDOWOSO
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Para Ilmuwan Muslim...................................................................................................6
B. Temuan Ilmuwan Muslim.............................................................................................8
C. Peran Hasil Ilmuwan Muslim.....................................................................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................14
B. Rekomendasi/ Saran...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji bagi ALLAH SWT, serta shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Karena atas segala kasih, dan pemberian-Nya yang
terbaik, saya bisa sampai di titik kehidupan saat ini. Tiada daya dan upaya melainkan semua
adalah pertolongan-Nya. Dan, syukur Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sumbangsih Ilmuwan Islam Bagi Peradaban Dunia

Melalui Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi”, sebagai syarat remedial mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMKN 1 Bondowoso.
Walaupun, makalah ini saya susun dalam rentang waktu yang singkat, juga hanya dengan
bantuan sumber referensi, saya tak akan melepas rasa terima kasih pada guru-guru saya di
bangku sekolah, dari sekolah dasar hingga menengah kejuruan. Karena atas segala bimbingan
dan ajarannya saya dapat memiliki bekal dan kemampuan menulis. Terima kasih juga saya
haturkan kepada guru PAI SMKN 1 Bondowoso yang bertanggung jawab atas kegiatan remedial
ini, karena jika tidak beliau amanahkan tugas ini, saya tidak akan mempelajari sebuah wawasan
ilmu mengenai para penemu-penemu Islam yang berkontribusi besar terhadap peradaban dunia.
Sekali lagi, satu hikmah yang dapat saya ambil, yaitu semua ketetapan-Nya adalah yang terbaik.
Allah alywas give our the best, if we can always be possitive.
Meskipun makalah ini hanya semata untuk memenuhi syarat perbaikan nilai, namun saya
berharap hal ini dapat memberikan manfaat bagi saya sebagai penulis, dan juga bagi pembaca
sekalian. Dan saya pun tidak akan menampik bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, jika berkenan pembaca sekalian dapat memberikan saran dan kritik
yang membangun, guna mencapai sebuah karya yang dapat dikatakan layak.
Sekian dan terima kasih.

Bondowoso, 19 Maret 2016
Penulis


Phia Meidyana T.

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini dalam pelajaran sejarah maupun pelajaran umum di bangku sekolah,
kita sering mendengar nama-nama orang barat sebagai kontributor penemuan-penemuan
saintek yang memukau dan menjadi cikal bakal perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi hingga saat ini. Seperti halnya Isaac Newton penemu gaya gravitasi, Albert
Einstein penemu relativitas, Alexander Graham Bell dengan pesawat teleponnya, dan
masih banyak lagi.
Hal ini memang sudah terdengar biasa. Namun, akan menjadi sebuah masalah jika
kita merasakan perubahan persepsi bahwa bangsa barat adalah kaum-kaum penggagas
ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika kita mengenal lebih jauh dan lebih dalam lagi,
justru kita akan berterima kasih kepada islam atas segala peradaban yang terjadi hingga
saat ini.

Selama ini dalam pelajaran sejarah yan pernah diterima di bangku sekolah dikenal
bahwa pada abad pertengahan merupakan zaman kegelapan perkembangan peradaban
manusia. Istilah "Abad Kegelapan" seperti yang diterapkan dalam sejarah umum adalah
sebuah istilah yang tidak tepat. Ternyata pada abad-abad tersebut di belahan dunia Timur
(Muslim) justru terjadi sejarah perkembangan sains yang dramatis. Di sepanjang periode
tersebut berlangsung aktivitas intelektual yang cukup berarti di antara orang Hindu dan
mulai tahun 750 Masehi, banyak pusat peradaban Muslim muncul dengan puncaknya
pada produktivitas di bidang matematika.
Antara pertengahan abad kedelapan dan bagian awal abad kedua belas, kaum
Muslim memegang kepemimpinan intelektual di seluruh dunia. Kebangkitan intelektual
orang-orang Arab menyebar ke seluruh dunia bahkan lebih cepat dan dramatis daripada
yang dilakukan orang-orang Yunani ribuan tahun sebelumnya.
Adapun delapan penyebab kegairahan intelektual yang tersebar luas secara tibatiba, yaitu1 :

1

Mohaini Mohamed, Matematikawan Muslim Terkemuka, (Jakarta : Salemba Teknika,
2004), Book Review
4


5

1. Agama Islam banyak memberikan kekuatan dan inspirasi bagi para pengikutnya.
2. Derap penaklukan wilayah dan penduduk yang paling mengesankan dalam seluruh
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sejarah manusia.
Dukungan penuh dari khalifah terhadap perkembangan seni dan sains.
Gencarnya aktivitas penerjemahan di kalangan masyarakat Muslim (bangsa Arab).
Keyakinan yang teguh terhadap tugas-tugas keagamaan.
Kebutuhan religi dan maknanya.
Tantangan-tantangan baru.
Kaum Muslim menganggap ilmu pengetahuan merupakan kunci untuk menguak misteri
tentang Tuhan.


B. Rumusan Masalah
1. Siapa penemu-penemu muslim yang mampu merubah perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi saat ini ?
2. Apa saja temuan ilmuwan muslim yang mampu menjadi sebuah konsep bagi kalangan
ilmuwan selanjutnya ?
3. Bagaimana peran hasil penemuan ilmuwan muslim dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini ?

6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Para Ilmuwan Muslim
Konstribusi ilmuwan Muslim dalam bidang sains, khususnya ilmu alam (natural
science, ilmu kauniyah) amatlah besar, sehingga usaha menutupinya, memperkecil
perannya, mengaburkan sejarahnya tidak sepenuhnya berhasil. CIPSI (Center for Islamic
Philosophical Studies an Information) sebuah lembaga penelitian yang dipimpin
Mulyadhi Kartanegara telah menginvertaris setidaknya ditemukan tidak kurang 756
ilmuwan Muslim termuka yang memiliki konstribusi dalam perkembangan sains dan

pemikiran filsafat. Daftar ini baru tahap awal, dan tidak termasuk di dalamnya ribuan
ulama dalam disiplin ilmu-ilmu shariyyah. Saat ini, sangat banyak rujukan berupa buku ,
jurnal ilmiah atau situs internet , yang bisa kita gunakan untuk mengetahui informasi ini.
Bahkan ada beberapa lembaga yang khusus didirikan untuk melakukan
inventarisasi kontribusi ilmuwan muslim dalam peradaban dunia. Namun sayangnya
sejarah kegemilangan ilmuwan muslim ini amatlah langka kita temui dalam buku-buku
sains di lingkungan sekolah dan akademik. Sejarah sains biasanya disebutkan dimulai
sejak zaman Yunani Kuno kira-kira 550 SM pada masa Phytagoras, kemudian meredup
pada zaman Hellenistik sekitar 300 SM yang dipenuhi mitos dan takhayul, kemudian
bangkit kembali pada masa Renaissance sekitar abad 14-17 M hingga saat ini. Dengan
demikian sejarah sains “hilang” selama lebih dari 1500 tahun lamanya dari buku-buku
pelajaran dan buku teks sains! 5 Ada diantara kaum Muslim sendiri memandang usaha
untuk mengungkap sejarah sains dan penemuan ilmuwan Muslim sebagai usaha yang
bersifat apologetik dan hanya nostalgia semata. Namun pandangan sinis seperti ini sangat
tidak benar, sebab menemukan akar sejarah adalah penting bagi peradaban manapun di
dunia ini, terlebih bagi peradaban yang ingin bangkit dari keterpurukan. Cobalah
renungkan, apa yang ada di benak Anda ketika mendengar kata “kamera”?
Banyak pelajar, mahasiswa atau bahkan guru dan dosen Muslim yang mungkin
tak kenal sama sekali, bahwa perkembangan teknologi kamera tak bisa dilepaskan dari
jasa seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad ke-11, yaitu Ibn al-Haytham. Ia adalah

seorang pakar optik dan pencetus metode eksperimen. Bukunya tentang teori optik, alManadir (book of optics), khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh Snellius
dalam bentuk yang lebih matematis. Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga
dipengaruhi oleh al-Haytham, sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah
7

sangat dikenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17,
Isaac Newton dan Galileo Galilei, menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan
mereka.
Juga teori konvergensi cahaya tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna
cahaya yang ditemukan oleh Newton, juga telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-11
dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14. Al-Haytham dikenal juga sebagai pembuat
perangkat yang disebut sebagai Camera Obscura atau “pinhole camera”. Kata “kamera”
sendiri, konon berasal dari kata “qamara“, yang bermaksud “yang diterangi”. Kamera alHaytham memang berbentuk bilik gelap yang diterangi berkas cahaya dari lubang di
salah satu sisinya. Dalam alat optik, ilmuwan Inggris, Roger Bacon (1292)
menyederhanakan bentuk hasil kerja al-Haytham, tentang kegunaan lensa kaca untuk
membantu penglihatan, dan pada waktu bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di
Cina dan Eropa. Dalam bidang Fisika-Astronomi, Ibnu Qatir, ilmuwan Muslim yang
mempelajari gerak melingkar planet Merkurius mengelilingi matahari.
Karya dan persamaan Matematikanya sangat mempengaruhi Nicolaus Copernicus
yang pernah mempelajari karya-karyanya. Ibn Firnas dari Spanyol sudah membuat

kacamata dan menjualnya keseluruh Spanyol pada abad ke-9. Christoper Colombus
ternyata menggunakan kompas yang dibuat oleh para ilmuwan Muslim Spanyol sebagai
penunjuk arah saat menemukan benua Amerika. Ilmuwan lain, Taqiyyuddin (m. 966)
seorang astronom telah berhasil membuat jam mekanik di Istanbul Turki. Sementara
Zainuddin Abdurrahman ibn Muiammad ibn al-Muhallabi al-Miqati, adalah ahli
astronomi masjid (muwaqqit – penetap waktu) Mesir, dan penemu jam matahari.
Ahmad bin Majid pada tahun 9 H atau 15 Masehi, seorang ilmuwan yang
membuat kompas berdasarkan pada kitabnya berjudul Al-Fawa‟id. Ilmuwan Muslim lain,
Abdurrahman Al-Khazini, saintis kelahiran Bizantium atau Yunani adalah seorang
penemu jam air sebagai alat pengukur waktu. Para sejarawan sains telah menempatkan
al-Khazini dalam posisi yang sangat terhormat. Ia merupakan saintis Muslim serba bisa
yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika dan filsafat. Sederet buah
pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman.
Al-Khazani juga seorang ilmuwan yang telah mencetuskan beragam teori penting
dalam sains. Ia hidup di masa Dinasti Seljuk Turki. Melalui karyanya, Kitab Mizan alHikmah, yang ditulis pada tahun 1121-1122 M, ia menjelaskan perbedaan antara gaya,
massa, dan berat, serta menunjukkan bahwa berat udara berkurang menurut ketinggian.
Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh adalah Gregory Choniades,
astronomYunani yang meninggal pada abad ke-13.
B. Temuan Ilmuwan Muslim
8


Adapun tokoh-tokoh Sains Muslim pada zaman klasik diantaranya adalah :
1. Al-Khawarizmi (780-850M).
Dalam perjalanan Ilmu Aljabar, muncul seorang bernama AlKhawarizmi. Aljabar
ciptaannya yang lebih tinggi lagi yang kemudian bernama Aritmatika. Nama ini
muncul ketika penyalin-penyalin Barat nenamakannya Aritmatika, bahasa Yunani,
yang berarti ilmu hitung. Dan Arithmos inilah muncul kata Aritmatika. Aljabar yang
kemudian bernama Aritmatika karangan Al-Khawarizmi ini sangat terang dan disusun
rapi. Setelah ia menerangkan persamaan tingkat kedua, diterangkannya pula cara
memperbanyak dan membagi. Kemudian diterangkannya pula soal-soal yang
bersangkutan dengan luas muka. Ia mengarang buku Hisab Al Jabr Wa AlMuqabalah
(perhitungan tentang integrasi dan persamaan). Diterjemahkan kedalam bahasa Latin
oleh Gerard Cremona pada abad ke XII dan digunakan sebagai buku pegangan
Universitas Barat sampai abad XVI. Buku inilah yang memperkenalkan angka Arab
ke dunia Barat yang diberi nama Al-Qarism, dari nama AlKhawarizmi. AlKhawarizmi penemu Alqarisme (Logaritma) dalam Ilmu Matematika, dia pula yang
menjembatani antara matematika klasik (Yunani, India) menjadi matematika modern.
Dia mampu menggunakan sistem matematika yang tinggi yaitu integrasi dan
persamaan, yang dalam matematika disebut integral dan deferensial, yang dalam
matematika modern kedua macam teori itu bisa digabungkan dan dinamakan
”Kalkulus”.

2. Al-Kindi (194-260 H/809-873 m)
Ia adalah Abu Yusuf bin Ishaq dan terkenal dengan sebutan “Filosof Arab” keturunan
Arab asli. Al-Kindi bukan hanya filsuf tetapi juga ilmuwan yang menguasai ilmuilmu pengetahuan yang ada di zamannya. Buku-buku yang ditinggalkannya
mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti matematika, geometri,
astronomi, pharmacologi (teori dan cara pengobatan), ilmu hitung, ilmu jiwa, politik,
musik, dan sebagainya. Menurut Ibn Al-Nadin karangannya, besar dan kecil,
berjumlah ratusan buah. Bukubukunya ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin seperti buku mengenai materi, bentuk, gerak, ruang dan waktu dan buku tentang
optika. Buku yang tersebut akhir ini banyak mempengaruhi Roger Bacon (1214-1294
M) dan ilmuan-ilmuan Barat lainnya.
3. Al-Farabi
Ia lahir di Farab Transoxania, pada tahun 1872 M dan berasal dari keturunan Arab. Ia
bernama Abu Nashr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh Al-Farabi
9

anak seorang panglima perang dinasti Samani. Al-Farabi menulis buku-buku
mengenai logika, ilmu politik, etika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, matematika, kimia,
musik dan sebagainya. Kalau Al-Kindi mendapat gelaran Failasuf Al-Arab, Al-Farabi
terkenal dengan nama Al-Mu‟alim AlSani (guru kedua), Al-Mu‟alim AlAwwal (guru
pertama adalah Aristoteles). Di dunia Latin ia dikenal dengan nama Alpharabius.
4. Miskawaihi
Ia lahir di Raiy dan meninggal di Isfahan pada tahun 1030 M. , ia bernama Ahmad
Ibn Muhammad Ibn Ya‟qub Miskawaihi. Di masa mudanya ia bekerja sebagai
pustakawan dari beberapa menteri, di antaranyaIbn AlAmid, menteri di Raiy. Dalam
falsafat Ibn Miskawaihi lebih dikenal dengan falsafat akhlaknya. Buku yang
dikarangnya dalam bidang ini ialah Tahzib Al-Akhlak. Kalau filosof-filosof Islam
pada umumnya membahas soal etika hanya sepintas selalu dalam filsafat mereka, Ibn
Miskawaihi memusatkan perhatiannya pada etika. Olek karena itu namanya selalu
dikaitkan dengan falsafat akhlak dalam Islam.
5. Ibnu Sina
Lahir pada tahun 980M, ia bernama Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina lahir di
Afshana suatu tempat di dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi pada
pemerintahan Dinasti Saman ,menurut Abu Ubaid Al-Juzjani Ibn Sina selalu sibuk
menulis, baik sewaktu di dalam penjara maupun dalam perjalanan. Buku yang
ditulisnya besar kecil, berjumlah lebih dari dua ratus, kebanyakannya dalam bahsa
Arab dan sebahagian kecil dalam bahasa Persia. Yang membuat nama Ibnu Sina
terkenal ialah dua diantara buku-buku itu, Al-Qanun Fi Al-Tibb dan Al-Syifa,
diterjemahkan kedalam bahasa Latin di abad kedua belas Masehi dan untuk masa
lima ratus tahun menjadi buku pegangan di Universitasuniversitas Eropa. Al-Syifa
merupakan ensiklopedi tentang falsafat Aristoteles dan ilmu pengetahuan. Ibnu Sina
dikenal di Barat dengan nama Avicenna (Spanyol Aven Sina) dan kemasyurannya di
dunia Barat sebagai dokter melampaui kemasyhurannya sebagai filosuf, sehinga ia
mereka beri gelar “the Prince of the Physicians”. Di dunia Islam ia dikenal dengan
nama Al-Syaikh AlRa‟is, Pemimpin Utama (dari filosoffilosof).
C. Peran Hasil Ilmuwan Muslim
1. Ilmu Kedokteran
Ilmu ini mulai mendapat perhatian ketika Khalifah Al-Mansur sakit pada tahun
750 M dan atas saran menterinya, Khalid Ibn Barmak (seorang Persia), kepala rumah
sakit Yunde Sahpur yang bernama Girgis bin Buchtyshu dipanggil ke Istana untuk
10

mengobati. Semenjak itu keturunan Girgis tetap menjadi dokter istana dan pemerintah
dan ilmu kedokteran mendapat perhatian. Khalifah ini memerintahkan untuk
menerjemahkannya dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Ilmu kedokteran pada
masa ini masih bagian dari filsafat dan berkembang bersama ilmu filsafat. Orang
yang kemudian terkenal sebagai dokter Islam antara lain, Al- Razy dan Ibn Sina.
Rujukan pertama kedokteran terpelajar adalah di bawah kekuasaan khalifah Dinasti
Umayyah, yang mempekerjakan dokter ahli dalam tradisi Helenistik. Pada abad
kedelapan sejumlah Dinasti Umayyah diceritakan memerintahkan penterjemahan teks
medis dan kimiawi dari bahasa Yunani ke bahasa Arab. Berbagai sumber juga
menunjukkan bahwa Khalifah Dinasti Umayyah Umar Ibn Abd Al- Aziz (p.717-20)
memerintahkan penterjemahan dari bahasa Siria ke bahasa Arab ke sebuah buku
pegangan medis abad ketujuh yang ditulis oleh pangeran Alexandria Harun.
Sebagaimana dalam sains lainnya, akifitas awal ini meningkat dramatis di bawah
kekuasaan Khalifah Dinasti Abbasiyah di Baghdad, yang mempekerjakan para dokter
Nestoria dari kota Gundishapur. Secara khusus, generasi kedelapan keluarga
Bakhtishu merupakan dokter yang terkenal di Istana Abbasiyah hingga abad
kesebelas. Sebagai pelengkap bagi praktek kedokteran terpelajar, penterjemahan teksteks medis dan tulisan medis baru mulai muncul pada abad kesembilan. Sebagian
besar tulisan ini didasarkan pada kedokteran Helenistik, namun pada periode paling
awal beberapa risalah baru berisi tampilan (muatan) asli yang tidak ditemukan pada
sumber Yunani sebelumnya. Penterjemah dan dokter pada masa awal paling terkenal
adalah Yuhana Ibn Masawayh (w.857), kepala Bayt Al- Hikmah, dan Hunayn Ibn
Ishaq (808-873). Bersama dengan para siswanya, Hunayn menterjemahkan hampir
semua karya medis berbahasa Yunani ke dalam bahasa Siria maupun Arab. Selama
abad keemasan ilmu pengetahuan kedokteran lebih didominasi orang-orang Muslim
Persia. Kemajuan yang telah dicapai mencakup pada hal-hal kesehatan diantaranya
adalah :
a. Farmasi atau farmakologi: dalam bidang farmasi, untuk menjaga mutu dan
dosis obat-obatan undangundang khusus dan pemeriksaan serta pengawasan
mutu sering dilakukan. Kajian pengaruh obat pada hewan dilakukan untuk
ujian screening dan juga untuk menentukan dosis yang sesuai (bioassay).
Tokoh-tokoh

Islam

telah

banyak

mengeluarkan

farmakopeia

yang

menceritakan tentang cara-cara pembuatan dan khasiat-khasiatnya. Bentuk
dan penyajian obat dapat dibuat secara merebus, penyulingan, membasuh,
11

larutan, salep, sublimasi, dan lainnya. Bahkan ada juga obat yang diberikan
secara supositori (melalui anus), dan melalui pundi kencing. Uraian obatobatan dan farmakologi telah dimuat dalam kitab-kitab yang terkenal seperti
AlHawi (oleh Ar-Razi, 830 jenis), AlMughani Fil adwiyat Al-Mufradah (oleh
Al-Baitar, 1400 jenis), Al Qanun (oleh Ibn Sina, 760 jenis) dan oleh Al-Kindi
dan Al-Zahrawi.
b. Anestetik: pembiusan total telah dapat dijalankan untuk pembedahan major
(besar) dengan menggunakan campuran zoari, candu, mandrake, dan
hyocyamus dan diberikan melalui suntikan.
c. Operasi: dalam bidang operasi, sebanyak lebih kurang 200 jenis alat-alat
operasi dilukiskan dalam kitab Al-Tasrif oleh Al-Zahrawi, termasuk penjepit,
penumbuk, gunting, pisau, alat kauteri atau yang lainnya. Pembedahan
dijalankan dengan menggunakan teknik steril (tanpa kuman), kuman
dimusnahkan dengan alkohol atau pembakar. Torehan (incision) dan
pembuang (excision) dilakukan berpedoman pada pengetahuan anatomi,
pembuluh darah yang terpotong diberhentikan pendarahannya dengan
“ligasi”(ikatan benang), atau kauteri (dibakar dengan kain panas), jaringan
tubuh dibuka dan akhirnya ditutup, dilapis demi lapis dengan jahitan benang
dan menggunakan teknik steril seperti yang dilakukan sekarang. Kajian
modern atas kedokteran Islam sering mengungkapkan bahwa karena tabu
budaya dan batasan agama anatomi tidak dikejar (dipelajari) oleh para dokter
Arab, dan bahwa observasi anatomis hanya sekedar spekulasi teoritis atas
ilmu anatomo yang diwarisi. Contoh anatomi Arab yang sangat diperdebatkan
adalah temuan abad ke tiga belas oleh dokter Muslim Ala Al-Din Ibn Al-Nafis
(W 1288) tentang sirkulasi darah paruparu. Sebagai pelengkap anatomi
manusia, ilmuwan Muslim juga mengkaji binatang karena alasan praktis dan
medis, dari sebuah manuskrip Mesir abad ke lima belas menunjukkan
kerangka seekor kuda.
2. Ilmu Matematika
Dalam sejarah Islam pendiri bidang matematika tidak terlepas dari tiga tokoh
yaitu Al-Ma‟mun (sebelum menjadi khalifah), sahabat karirnya menteri Yahya AlBarmaki dan Umar Ibn Al-Farukhan, arsitek dan insinyur ternama di kota Bagdad.
Bermula dengan pembangunan kota Bagdad (762 M) yang baru di masa khalifah
12

AlMansur, berbagai ahli matematika di undang ke Bagdad, bekerja dalam berbagai
lapangan perencanaan. Rancangan kota Bagdad didasarkan atas ilmu Matematika,
dengan dirancang di atas kertas, kemudian para ahli Matematika tersebut
diperintahkan untuk memeriksa agar mendapat kritik perbaikan, sebelum dikerjakan.
a. Penemuan Angka Nol
Dalam perkembangan berikutnya, Al-Khawarizmi (780-850) menemuka angka
nol (shifar), simbol yang begitu bersistem yang berperan seperti sekarang ini.
Meskipun orang Islam menamakan nol dengan kosong atau shifar, tetapi ia adalah
tanda angka yang penting. Dengan shifar kita dapat menghitung puluhan, ratusan,
ribuan dan seterusnya. Kalau tidak ada tanda nol kita harus mempunyai suatu
daftar yang merupakan suatu jadwal dimana harus ditunjukkan satuan, puluhan,
ratusan, ribuan dan seterusnya untuk menjaga jangan sampai tertukar. Daftar ini
bernama abatus, dipakai ketika nol belum diciptakan orang Islam. Barat baru
menggunakan nol 250 tahun kemudian, bersamaan dengan angkaangka lain.
Dengan demikian kesepuluh angka-angka itu dikenal bersama-sama di Eropa,
dikenalkan oleh AlKhawarizm.
b.

Penemuan Angka Pecahan
Angka pecahan dan puluhan yang kita kenal sekarang dibuat oleh sarjana-sarjana
Muslim dan pemakaian di dunia Barat sejak abad 17 M. Istilah Inggris Fraction
itu berasal dari pekataan latin Fraktio yang berupa terjemahan latin kepada Kasr di
dalam Aritmatik Muslim dalam bahasa Arab. Cara pennulisan angka pecahan
telah dilakukan oleh Al-Hasan Abu Kamal (abad 11 M), Nacci dan Abraham
Benezra (Sarjana Yahudi), dan cara penulisan angka pecahan seperti 2/3, 7/8,
28/9, dan sebagainya itu yang kita warisi sekarang adalah karya sarjanasarjana
muslim. Sementara cara penulisan angka perpuluhan seperti yang kita pakai
sekarang (dengan tanda nol) adalah hasil karya sarjana muslim yang bernama
Jamsyid Alkasyi, di Barat oleh seorang sarjana Barat bernama Vieta pada tahun
1579 M (disebarkan di Eropa mulai abad 17-18 saja), dan malangnya beliau inilah
yang terkenal di dunia, melalui penulisan sejarah matematika oleh sarjana-sarjana
Barat sebagai Bapak angka perpuluhan (Bapak Desimal).

3. Ilmu Aljabar
Selain itu umat Islam juga menemukan ilmu Al Jabar. Pada masa Khalifah AlMa‟mun (198-218H/813- 833M), beliau menginstruksikan kepada seorang pakar Al
13

Jabar, yaitu : Al- Khawarizmi (780-850M) untuk menyusun sebuah buku mengenai Al
Jabar tersebut dengan lengkap, Al Jabar Al-Khawarizm, pertama kali dikenal pada
tahun 215H/830M, buku ini akhirnya dijadikan buku wajib di sekolah-sekolah dan
Universitas di Eropa hingga akhir abad ke-16 M maka dikenal nama-nama cemerlang
di dunia matematika diantaranya al-Khawarizmi (780-850M) Al-Dinasti dan AlBaruni (973-1048M). Karya Al-Kharizmi kitab AlJabr Wal-Muqabalah, ditulis pada
perempat pertama abad ke-9, merupakan karya berbahasa Arab tertua mengenai AlJabar. Di dalamnya, Al-Khawarizmi memberikan satu teori sebagai solusi atas semua
tipe rumus linear maupun kuadrat. Secara persial diterjemahkan kedalam bahasa
Latin oleh Robert dari Chester, teks tersebut berfungsi untuk memperkenalkan ilmu
Al-Jabar ke Eropa. Pada abad VIIIM, seorang ahli Al-Jabar Barat yang bernama
Leonardo Fibonacci, berasal dari Pisa (Italia), mengadakan penelitian lanjutan tentang
Al-Jabar yang dipelajari orang Barat. Ia mengunjungi Mesir, Yunani, dan Sisilia.
Kemudian ia dapat memastikan bahwa Al-Jabar adalah suatu ilmu berhitung berasal
dari Muslim. Pengetahuan tentang negatif dan positif, begitu juga pengetahuan
tentang akar, adalah ciptaan muslim. Diantara ahli ilmu Aljabar yang dipengaruhi
oleh Al-Khawarizmi adalah Umar Al-Khayyam yang mengembangkan ilmu Aljabar
lebih lanjut. Kalau Al-Khawarizmi lebih banyak menumpahkan perhatiannya pada
kuadratik lipat empat, maka Umar Al-Khayyam mengutamakan persamaan kubik dan
persamaan derajat misalnya :
a. x3 + bx2 = cx + d
b. b. x2 + cx = bx + d
c. c. x3 + d = bx2 + cx

14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi merupakan salah satu budaya dari hasil penerapan praktis ilmu
pengetahuan. Teknologi di satu aspek dapat membawa dampak positif berupa kemajuan
dan kesejahteraan bagi manusia. Namun di sisi lain teknologi juga membawa dampak
negatif berupa ketimpangan dalam kehidupan. Oleh karena itu teknologi dapat dianggap
bersifat netral. Hal itu berarti teknologi dapat membantu manusia namun dapat juga
menghancurkan manusia.
Dalam perkembangan teknologi yang begitu pesatnya, peran agama sangat
dibutuhkan, hubungan agama dengan teknologi terbagi atas 3 paradigma, yang
pertama paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan IPTEK
adalah terpisah satu sama lain. Paradigma ini memandang agama dan IPTEK tidak bisa
mencampuri dan mengintervensi yang lainnya, atau agama dan IPTEK itu terpisah. Yang
kedua adalah paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang
menafikan eksistensi agama samasekali. Agama itu tidak ada, tidak ada hubungan dan
kaitan apa pun dengan IPTEK. IPTEK bisa berjalan secara independen dan lepas secara
total dari agama. Yang ketiga adalah paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang
bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari
segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam AlQur`an dan Al-Hadits menjadi qaidah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas
yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.
Paradigma ini memerintahkan manusia untuk membangun segala pemikirannya
berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas dari aqidah itu.
Sedangakn kontribusi atau peran agama Islam dalam perkembangan SAINS dan
IPTEK adalah menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Namun
saat ini, banyak umat islam yang mengikuti paradigma sekuler dan tidak menjadikan
aqidah islam sebagai landasan ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa
Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh
bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadikan Aqidah Islam sebagai sumber
segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadikannya sebagai standar bagi segala
ilmu pengetahuan.
15

Berterima kasihlah pada Islam dan Al-Qur’an. Itulah sebuah fakta yang harus
diterima oleh dunia. Tanpa Islam dunia tidak akan semaju ini dalam peradabannya. Tanpa
Al-Qur’an dunia tidak akan sehebat ini dalam perkembangannya. Walaupun pada
faktanya yang menyelimuti pikiran para muslim awam saat ini, bangsa barat adalah kiblat
bertumbuhnya ilmu pengetahuan. Mereka lupa, bahwa cikal bakal bibit ilmu pengetahuan
berawal dari kontribusi ilmuwan muslim.
B. Rekomendasi/ Saran
Dalam makalah ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Akan
tetapi saya berharap walaupun hanya sedikit, saya dapat memberikan secercah pandangan
baru yang bisa bermanfaat bagi para pembaca. Yang sebelumnya banyak diantara kita
masih mengidolakan tokoh-tokoh barat sebagai penggagas ilmu pengetahuan, namun
dengan mengetahui beberapa sumbangsih ilmuwan muslim, kita dapat mengubah
paradigma, dan lebih bangga lagi menjadi seorang muslim yang berpegang teguh pada
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Saya pun sangat membuka saran dan kritik yang membangun
guna pencapaian sebuah karya yang dapat dikatakan layak.

16

DAFTAR PUSTAKA

Ghozaly, Feisal dan Dimyathi, HA. Sholeh. 2015. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas XII. Jakarta : Pusat kurikulum dan perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Mohamed, Mohaini. 2004. Matematikawan Muslim Terkemuka. Jakarta : Salemba Teknika.
Makalah Penemu Islam : http://mustyka-mustyka.blogspot.co.id/2011/12/makalah-penemuislam.html diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.00
Ilmuwan Muslim : https://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/ diakses pada
tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.15
Kontribusi Agama Terhadap Sains : http://abduelalsaqaj.blogspot.co.id/2014/09/kontribusiagama-terhadap-sains-dan.html diakses pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.25
Makalah
Ilmuwan
Muslim
dalam
Sejarah
Islam
:
https://www.academia.edu/11905269/Makalah_Ilmuwan_Muslim_dalam_Sejarah_Islam diakses
pada tanggal 18 Maret 2016 pukul 16.30
Al-Jazari : https://masmoi.wordpress.com/2010/04/17/al-jazari-bapak-teknologi-mekanik-dunia/
diakses pada tanggal 19 Maret 2016 pukul 06.20
Peradaban Islam : http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/peradabanislam.pdf diakses pada
tanggal 19 Maret 2016 pukul 15.00

17