Perubahan sosial ekonomi masyarakat nela

A. JUDUL:
“PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN DI
KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 1998-2004”

B. LATAR BELAKANG
Menurut Dahuri et al dalam Mardjoeki (2012:52) Wilayah pesisir
merupakan sumberdaya potensial di Indonesia umumnya dan Kabupaten Cirebon
khususnya, dimana merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Kabupaten Cirebon adalah sebuah kabupaten di Jawa Barat yang terletak
dibagian timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, Kabupaten
Cirebon juga merupakan salah satu wilayah pesisir di utara pulau Jawa yang
terkenal dengan hasil lautnya seperti: udang rebon, rajungan, ikan asin dan
sebagainya. Beberapa daerah di Kabupaten Cirebon yang menghasilkan hasil laut
diantaranya: Kecamatan Gebang, Mundu, Astanajapura, dan Jati.
Dari beberapa daerah tersebut ada salah satu daerah yang memiliki
kelebihan diantara daerah lain yaitu Kecamatan Gebang. Kelebihan tersebut yaitu
Kecamatan Gebang sebagai pusat para nelayan dari kecamatan lain untuk
berdagang dan di Kecamatan Gebang juga terdapat pengepul ikan yang ketika
para nelayan memberikan hasil tangkapannya dapat dipasarkan ke beberapa
daerah bahkan sampai ke luar kota. Sebagai daerah pesisir pantai mayoritas
penduduk Kecamatan Gebang bekerja sebagai nelayan. Kegiatan penduduk

Kecamatan Gebang ini didukung dengan letak geografis Kecamatan Gebang yang
berada di pesisir pantai.
Kabupaten Cirebon merupakan batas sekaligus pintu gerbang antara
Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kota Cirebon dan Laut Jawa, Sebelah Timur : Kabupaten Brebes
Propinsi Jawa Tengah, Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan dan Sebelah
Barat : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu.
Menurut Campbell dalam Supardan (2009:26) bahwa manusia adalah
seekor binatang dengan unsur-unsur tertentu yang khas, khususnya rasio dan

1

tuturan keduanya penting karena memberinya kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan standar-standar etis. Maksud dari pernyataan di atas yaitu manusia
diberikan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Contohnya seperti masyarakat Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon yang
hidup di pesisir pantai. Mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka
tinggal oleh sebab itu mayoritas masyarakat Gebang bermata pencaharian sebagai
nelayan walaupun tidak menutup kemungkinan mereka bertani atau bercocok
tanam ataupun yang lainnya.

Masyarakat nelayan merupakan bagian dari masyarakat yang tinggal di
wilayah pesisir. Wilayah pesisir diketahui memiliki karakteristik yang unik dan
memiliki keragaman potensi sumberdaya alam baik hayati maupun nonhayati
yang sangat tinggi. Potensi sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan oleh
penduduk yang tinggal di wilayah tersebut untuk mencapai kesejahteraan
(Adharti,2010:3).
Menurut Mantjoro dalam (Watung et al, 2013) Masyarakat nelayan dapat
di pandang sebagai suatu lingkungan hidup dari satu individu atau satu keluarga
nelayan. Dengan kata lain masyarakat nelayan dibentuk oleh sejumlah rumah
tangga nelayan dan tiap rumah tangga merupakan lingkungan hidup bagi yang
lainnya. Masyarakat pesisir memiliki karakteristik yang beragam. Meskipun
secara umum biasanya mereka memiliki matapencaharian sebagai nelayan dengan
beragam tingkat teknologi yang digunakan, namun sesungguhnya aspek ekonomi
produktif yang terjadi tidak sederhana. Ini terjadi karena interaksi ekonomi juga
dipengaruhi oleh ikatan sosial dan sebaliknya. Akan teteapi dari interaksi ekonomi
dan sosial sering kali muncul permasalahan dalam masyarakat (Adharti, 2012:4).
Menurut Ahmadi (2003:12) bahwa masalah-masalah sosial yang dihadapi
oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya.
Perbedaan-perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan tingkat dan perkembangan
kebudayaan


masyarakatnya,

dan

keadaan

lingkungan

alamnya

dimana

masyarakat itu hidup. Masalah-masalah yang sering dijumpai di masyarakat
seperti: masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi,

2

masalah agama ataupun masalah-masalah lainnya. Hal tersebut di atas dapat
dijumpai di berbagai lapisan masyarakat.

Menurut para ahli dalam Ahmadi (2003:13) masalah sosial adalah suatu
kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan
atas studi mereka mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap
kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan. Jika melihat keadaan
masyarakat Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon masalah yang sering kali
muncul yaitu masalah sosial dan masalah ekonomi. Masalah sosial yang sering
terjadi di masyarakat Kecamatan Gebang yaitu adanya kecemburuan sosial atau
rasa iri dari kelompok nelayan terhadap kelompok nelayan yang lainnya.
Kecemburuan tersebut nampak ketika suatu kelompok nelayan mendapat bantuan
materi baik itu dari pihak swasta ataupun dari pemerintah. Selain hal tersebut
masalah sosial yang dihadapi masyarakat nelayan di Kecamatan Gebang yaitu
kurangnya minat dari anak-anak muda untuk menjadi nelayan, mereka lebih
memilih menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dibandingkan menjadi nelayan
karena faktor ekonomi. Menjadi tenaga kerja Indonesia mempunyai penghasilan
yang lebih menjanjikan dibandingkan menjadi nelayan yang penghasilannya kecil
dan kerap kali mengalami kerugian karena sedikitnya tangkapan ikan yang
nelayan itu dapatkan.
Faktor lain dalam masalah ekonomi yang terjadi pada masyarakat nelayan
ialah mesin perahu rusak, jaring rusak serta kenaikan harga BBM (Bahan Bakar
Minyak). Hal tersebut seperti jaring rusak dan mesin rusak sering kali

menyulitkan nelayan untuk memperbaikinya karena membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Selain itu bagi masyarakat nelayan yang hidup di pesisir Kabupaten
Cirebon, hidup berumah tangga relatif lebih cepat, sebab seolah ada kebiasaan
untuk menikah dalam usia yang relatif dini dan kemudian membentuk keluarga
batih/inti. Dalam konteks itu, usia rata-rata mereka pertama kali menikah di
bawah “kepala dua” atau belum genap 20 tahun. Bagi mereka, menikah dalam
usia yang mungkin belum terlalu matang ini tidaklah menjadi soal. Masalah yang
sesungguhnya biasanya baru mulai terasa jika keluarga-keluarga nelayan
tradisional miskin itu mulai dikaruniai anak.

3

Di dalam kehidupan nelayan di Kabupaten Cirebon, mereka mengakui
memiliki anak 1-2 orang, dan bahkan tidak sedikit yang mengaku memiliki anak
3 orang lebih atau ada pula yang mengaku memiliki anak 6-7 orang. Dalam
situasi seperti ini, dapat dibayangkan, betapa berat beban yang mesti ditanggung
sebuah keluarga nelayan tradisional jika penghasilan mereka pas-pasan, bahkan
sering paceklik, tetapi di saat yang sama mereka harus menghidupi anak-anaknya
yang jumlahnya sedemikian besar, meski diakui dalam kehidupan keseharian
tampaknya berlaku kehidupan sosial yang saling membantu dan saling tolong

menolong antar sesamanya (Adharti, 2012:17-18).
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian. Penelitian ini dinilai penting untuk dikaji dengan tujuan untuk melihat
sejauh mana perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan
Gebang Kabupaten Cirebon. Adapun alasan penulis membuat batasan periode
pada tahun 1998-2004, yaitu karena pada tahun 1998, Indonesia pada umumnya
mengalami kemerosotan di bidang ekonomi atau krisis ekonomi dan pada tahun
2004 Indonesia masuk ke dalam sebuah era baru yaitu era reformasi dimana
kekuasaan sepenuhnya berada ditangan rakyat. Dari paparan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat
Nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon Tahun 1998-2004”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, masalah utama
yang dikaji adalah “Perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan
Gebang Kabupaten Cirebon tahun 1998-2004” Terdapat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Gebang di
Kabupaten Cirebon tahun 1998 – 2004?
2. Bagaimana tantangan dan usaha nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten
Cirebon dalam menghadapi permasalahan ekonomi tahun 1998-2004?

3. Bagaimana dampak dari permasalahan ekonomi terhadap kehidupan
masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon?

4

D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Perubahan sosial
ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon tahun
1998-2004. Selain itu penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Gebang di
Kabupaten Cirebon tahun 1998 – 2004.
2. Mengetahui tantangan dan usaha nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten
Cirebon dalam menghadapi permasalahan ekonomi tahun 1998-2004.
3. Mengetahui dampak dari permasalahan ekonomi terhadap kehidupan
masyarakat nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritik
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan
mengenai dua konsep yaitu sosial dan ekonomi. Dimana dua konsep tersebut
dalam kehidupan bernegara seringkali saling mempengaruhi satu sama lain.

2. Secara praktik
a. Manfaat bagi penulis adalah sebagai salah satu karya ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Bagi lembaga terkait adalah memperkaya pengetahuan akan sejarah
lokal yang ada di daerahnya sendiri.
c. Karya ilmiah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, pemikiran dan
perbandingan dalam penulisan sejarah lainnya.
F. KAJIAN PUSTAKA
a. Teori Perubahan Sosial
Menurut Ranjabar (2008:22) perubahan sosial adalah upaya untuk
menjelaskan

masalah

perubahan

dalam

masyarakat


atas

dasar

berlangsungnya perubahan baik secara tiba-tiba dan serentak, lambat, sedang
dan yang cepat atau secara evolusi dan revolusi. Teori yang dikemukakan
oleh Ranjabar tersebut merupakan teori perubahan sosial yang berhubungan
dengan jangka waktu lama dan dalam skala pembangunan makro atau skala
besar. Hal tersebut dikarenakan bahwa sebuah teori skala besar atau teori

5

makro tentang perubahan sosial cakupannya sangat luas dan menerangkan
berbagai fenomena penting yang terjadi pada semua kurun waktu dan tempat.
b. Teori Pertumbuhan Wilayah Berbasis Sumber Daya Alam (Resource
Endowment Theory)
Menurut Adisasmita (2013:67) Teori pertumbuhan wilayah berbasis
sumber daya alam menjelaskan bahwa pengembangan ekonomi suatu
wilayah sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh potensi kekayaan sumber
daya alam (resource endowment atau factor endowment) yang dimiliki. Suatu

wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang potensial,
umumnya perkembangan ekonominya lebih maju dibandingkan wilayah
yang sumber daya alamnya kurang. Faktor produksi terdiri dari tanah (land),
tanaga kerja (labour), dan modal (capital). Sumber daya alam adalah tanah
dengan segala potensi kekayaan yang terkandung di dalamnya (pertanian
dalam arti luas, pertambangan dan lainnya).
c. Masyarakat Nelayan
Menurut Raplh linton dalam Mutakin (2000:5) Masyarakat adalah
setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang
relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan
mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial. Sedangkan nelayan
merupakan manusia yang bermata pencaharian di wilayah pesisir yang pada
umumnya kehidupannya bergantung pada hasil laut.
d. Buku-buku yang digunakan
Buku pertama yang digunakan buku yang berjudul Metoda Logika Ilmu
Sosial yang ditulis oleh Walter L. Wallace. Buku ini berisi tentang teori-teori
tentang metoda logika sosial yang dapat membantu dalam penelitian penulis.
Buku tersebut membahas mengenai pembentukan konsep dan pembentukan
teori sosial yang digunakan penulis untuk menjawab permasalahan sosial.
Buku kedua yang digunakan berjudul Metode dan Masalah Penelitian

Sosial yang ditulis oleh James A. Black dan Dean J. Champion. Buku ini
berisi tentang dimensi dasar penelitan sosial, menyusun proses pengumpulan
data dan bentuk pengumpulan data. Selain itu dalam buku ini juga terdapat

6

proses penelitan, teori dalam penelitain sosial serta beberapa rancangan
penelitan dan dalam bentuk pengumpulan data terdapat beberapa cara yang
sekiranya dapat membantu penulis dalam melakukan penelitian dapat
menggunakan cara observasi, wawancara, kuesioner dan menggunakan
sumber-sumber yang terkait dengan penelitian penulis.
Buku ketiga yang digunakan berjudul Ilmu sosial dasar yang ditulis
oleh Abu Ahmadi. Buku ini berisi tentang pengertian ilmu sosial, penduduk,
masyarakat dan kebudayaan, individu, keluarga dan masyarakat yang
menjelaskan mengenai pertambahan penduduk

serta perkembangan

kebudayaan dan pembagian kerja dalam masyarakat. Selain itu dalam buku
ini juga terdapa aspek-aspek positif dan negatif yang terdapat dalam
masyarakat perkotaan ataupun masyarakat pedesaan. Dan juga dijelaskan
mengenai pelapisan sosial serta pertentangan-pertentangan sosial dan
integrasi masyarakat.
Buku keempat yang digunakan berjudul Panduan dasar Ilmu-ilmu
Sosial yang ditulis oleh Bert F. Hoselitz dalam buku ini penulis mengambil
beberapa pembahasan yang dapat memebantu dalam penelitian penulis yaitu
pembahasan mengenai studi ilmiah mengenai fakta sosial, teori sosial serta
metode pengumpulan data yang diharapkan dapat membantu penulis dalam
penelitian.
Buku kelima yang digunakan berjudul Pengantar Ilmu Sosial yang
ditulis oleh Dadang Supardan dalam buku ini penulis menggunakan metode,
konsep-konsep dan teori sosial guna membantu penulis dalam penelitian.
Selain teori dalam ilmu sosial dalam buku ini juga penulis menggunakan
konsep serta teori ekonomi yang diharapkan dapat membantu penulis dalam
penelitian.
Buku keenam yang digunakan berjudul Anatomi Konflik dan
Solidaritas Masyarakat Nelayan yang ditulis oleh Sabian Utsman dalam
buku ini penulis mengambil beberapa pembahasan seperti problematika yang
dihadapi para nelayan tradisional serta beberapa pembahasan mengenai

7

konflik yang umumnya terjadi pada nelayan yang diharapkan dapat
membantu penulis dalam penelitian.
e. Sumber Artikel atau Jurnal
Dalam jurnal yang ditulis oleh Mardjoeki. (2012). “Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir Pantai Utara Daerah Kabupaten Cirebon”. Jurnal
Ekonomi. 1, (1), 52-57. Penulis menggunakan beberapa konsep dan teori
yang diggunakan dalam jurnal ini agar dapat membantu penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Dalam Jurnal yang ditulis oleh Muflikhati, Dkk. (2010). “Kondisi
Sosial Ekonomi Dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga: Kasus Di Wilayah
Pesisir Jawa Barat”. Jurnal Ilmu Kelautan. 1, (3), 1-10. Dijelaskan mengenai
masyarakat nelayan yang diharapkan mampu membantu penelitian yang
dilakukan oleh penulis.
Dalam Jurnal uang ditulis oleh Watung et al. (2013). “Karakteristik
Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di Desa Lopana Kecamatan Amurang
Timur Propinsi Sulawesi Utara”. Dijelaskan mengenai karakteristik
masyarakat nelayan yang dilihat dari aspek sosial ekonomi yang diharapkan
mampu membantu penelitian yang dilakukan oleh penulis.
G. METODE PENELITIAN
Sebagaimana halnya prosedur kerja dalam penyusunan sejarah pada
umumnya, maka kajian sejarah lokal juga perlu memperhatikan empat langkah
utama dalam kegiatannya. Keempat langkah itu yaitu:
a. Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani “heuriskein” yang berarti menemukan.
Jadi kegiatan ini terutama ditujukan untuk menemukan serta mengumpulkan
jejak-jejak dari peristiwa sejarah yang sebenarnya mencerminkan berbagai
aspek aktivitas manusia di waktu yang lampau. (Widja, I Gde 1989:18), secara
umum sumber sejarah dibagi menjadi dua jenis yaitu sumber primer atau
kesaksian dari seseorang saksi yang secara langsung melihat peristiwa sejarah
tersebut melalui panca indera yang dimiliki atau secara langsung ada pada saat

8

peristiwa itu terjadi. Kedua adalah sumber sekunder kesaksian dari orang yang
tidak melihat secara langsung peristiwa dan tidak ada di tempat berlangsungnya
peristiwa sejarah.
Dalam proses pengumpulan data dan informasi dilakukan beberapa teknik
penelitian diantaranya yaitu melalui studi literatur dan teknik wawancara.
Dalam studi literatur penulis melakukan studi kepustakaan dengan cara
mengumpulkan sumber dari buku-buku, arsip, koran, jurnal dan buku-buku
yang terdapat dalam internet yang sudah dipercaya kebenarannya. Studi literatur
ini dilakukan untuk mencari sumber primer dan sekunder dari penelitian yang
akan ditulis.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam pencarian sumber khususnya
sumber sejarah lokal adalah kurangnya sumber primer dalam hal ini masih
sedikitnya penelitian yang meneliti mengenai masyarakat nelayan.
b. Kritik
Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap sumber-sumber pertama.
Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran
atau ketepatan (akurasi) dari sumber itu. Kritik sumber dalam metode sejarah
terbagi menjadi sua yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal
adalah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari
sumber sejarah yang dilakukan dengan pemeriksaan yang ketat. Sedangkan
kritik internal lebih menekankan pada aspek dalam yaitu isi dari sumber
tersebut, apakah isi dari sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak.
c. Interpretasi
Interpretasi adalah sebuah kegiatan menuliskan dari apa yang telah
diperoleh seperti sumber-sumber. Dalam hal ini bukan hanya keterampilan
teknik pengutipan dan catatan-catatan akan tetapi menggunakan seluruh daya
pikirannya terutama pikiran-pikiran yang bersifat kritis. Fakta-fakta yang
diperoleh dikaitkan-kaitkan satu sama lain sehingga terlihat antara fakta yang
satu dengan yang lainnya memiliki keterhubungan yang jelas.
d. Historiografi

9

Historigrafi

memilki

pengertian

penulisan

sejarah.

Dalam

tahap

historiografi perlu memperhatikan prinsip serialisasi (urutan peristiwa), prinsip
kronologis (urutan-urutan waktu) dan prinsip kausalitas (hubungan sebab
akibat).

H. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI
Hasil yang diperoleh melalui telaah pistaka kemudian disusun kedalam
sebuah struktur organisasi penulisan skripsi yang terdiri dari:
BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang
masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti
timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II, Kajian Pustaka dan Landasan Teoretis. Bab ini berisi tentang
berbagai landasan teoritis dan informasi sejarah bersumber pada literatur yang
berkaitan dengan permasalah yang akan dikaji.
BAB III, Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan
teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber dan
cara pengolahan sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang
dikaji.
BAB IV, Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Kecamatan
Gebang. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Uraian tersebut
berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.
BAB V, Simpulan dan Saran. Pada bab ini berisi kesimpulan dari
keseluruhan deskripsi dan beberapa saran yang bermanfaat bagi beberapa pihak
yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang
dikaji.

10

DAFTAR PUSTAKA

Adharti, dkk. (2012). “Model Kurikulum Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Berbasis Ekonomi Produktif di Kabupaten Cirebon dan Kabupaten
Jeneponto”. Jakarta: Insentif Peningkatan Peneliti dan Perekayasa
Kementerian Riset dan Teknologi.
Adisasmita, R (2013). Teori-teori Pembangunan Ekonomi: pertumbuhan ekonomi
dan pertumbuhan wilayah. Yogyakarta: Graha ilmu
Ahmadi, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Black, J. A dan Dean J. C. (2009). Metode dan masalah penelitian sosial.
Bandung: refika aditama
Hoselitz, B F. (1988). Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: CV Rajawali
Mutakin, A & Gurniwan K.P. (2000). Masyarakat Indonesia Dalam Dinamika.
Bandung: Buana Nusa
Ranjabar, J. (2008). Perubahan Sosial Dalam Teori Makro. Bandung: Alfabeta
Sudarno, P. (1993). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka
Supardan, D. (2008). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural. Jakarta: Bumi Aksara
Utsman, S. (2007). Anantomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nelayan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wallace, W. (1994). Metoda logika ilmu sosial. Jakarta: bumi aksara
Widja, I.G.(1989).Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah.
Jakarta: Depdikbud
Sumber Artikel Jurnal:
Mardjoeki. (2012). “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Utara Daerah
Kabupaten Cirebon”. Jurnal Ekonomi. 1, (1), 52-57
Muflikhati, Dkk. (2010). “Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Kesejahteraan
Keluarga: Kasus Di Wilayah Pesisir Jawa Barat”. Jurnal Ilmu Kelautan. 1,
(3), 1-10
Watung, et al. (2013). “Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Di
Desa Lopana Kecamatan Amurang Timur Propinsi Sulawesi Utara”. Jurnal
Ilmiah PS. Agrobisnis Perikanan UNSRAT 2, (1), 9

11