STATUS BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK KEHIDUPA
STATUS BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK KEHIDUPAN BIOTA DAN
INDEKS PENCEMARAN DI PULAU LAUT BAGIAN SELATAN
KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Hilyatun Nahdliyah
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Teluk tamiang merupakan pantai bagian selatan yang memiliki
karakteristik pantai semi terbuka dan pada bagian sebelah barat memiliki
karakteristik pantai terbuka. Melihat dari kondisi wilayah pada bagian sebelah
barat dengan tipe pantai yang terbuka itu membawa berbagai sumber bahan
pencemar yang kemudian akan dibawa atau disebarkan melalui sirkulasi arus
dan turbulensi (adukan). Oleh sebab itu, bahan pencemar akan terurai dan
terbuang ke perairan laut yang lebih luas sehingga dapat meminimalisir dari
akumulasi bahan pencemar dalam suatu badan perairan. Namun beda halnya
dengan pantai yang memiliki tipe tertutup, dimana dengan kondisi tersebut rentan
terjadinya pencemaran karena mudah terakumulasi oleh bahan pencemar
didalam suatu badan perairan atau dengan kata lain kurangnya sirkulasi atau
pergerakan arus. Kemudian, pada lokasi tersebut sumber pencemaran diduga
karena aktivitas kegiatan dilaut seperti: alur-alur pelayaran, aktivitas pelabuhan
dan lain sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kualitas
air laut di sekitar wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kemudian untuk metode sampling yang digunakan untuk
menentukan titik pengambilan sampel adalah metode purposive sampling.
Selanjutnya, hasil analisis menggunakan parameter fisika, kimia dan biologi yang
kemudian akan dibandingkan dengan baku mutu air sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata
Bahari dan Biota Laut.
alaminya.
PENDAHULUAN
Tingkat
pencemaran
lingkungan laut yang masih tinggi
Wilayah
wilayah
pesisir
yang
adalah
rentan
terhadap
pencemar karena berbagai aktivitas
diantaranya yaitu: aktivitas yang
berada
didarat
(pemukiman),
kemudian aktivutas yang ada di laut
seperti:
pertambangan,
pelabuhan
dan perkebunan. Sehingga, Keadaan
tersebut cenderung mengakibatkan
penurunan
kualitas
sehingga
lingkungan pesisir di lokasi tersebut
dapat
berkurang
fungsinya
atau
bahkan sudah tidak mampu berfungsi
lagi untuk menunjang pembangunan
dan kesejahteraan penduduk secara
berkelanjutan.
Pencemaran
laut
adalah masuknya zat atau energi,
secara langsung maupun
tidak
langsung oleh kegiatan manusia
kedalam lingkungan laut termasuk
daerah pesisir pantai, sehingga dapat
menimbulkan akibat yang merugikan
baik
terhadap
sumberdaya
alam
hayati, kesehatan manusia, gangguan
terhadap kegiatan di laut, termasuk
perikanan yang dapat menyebabkan
penurunan tingkat kualitas perairan.
Lingkungan yang dikatakan
tercemar,
jika
kadar
lingkungan
tersebut tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya atau keluar dari sifat
ditandai antar lain dengan terjadinya
eutrofikasi
jumlah
atau
nutrisi
meningkatnya
disebabkan
oleh
polutan. Nutrisi yang berlebihan
tersebut,
umumnya
berasal
dari
limbah industri, limbah domestik
seperti deterjen, maupun aktivitas
budidaya pertanian di daerah aliran
sungai
yang
masuk
ke
laut.
Pencemaran dilaut bisa juga ditandai
dengan meningkatnya pertumbuhan
atau
fitoplankton
berlebihan
dan
algae
yang
cenderung
cepat
membusuk. Kasus-kasus pencemaran
di lingkungan laut antara lain terjadi
di muara-muara sungai.
Indikator
dalam
melakukan
penilaian terhadap lingkungan yang
dianggap tercemar dapat dilakukan
dengan
beberapa
pengamatan.
Seperti pengamatan secara fisik,
kimiawi dan bilogis. Secara umum
diketahui
untuk
pemeriksaan
pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen, DO),
kebutuhan
(Biochemycal
BOD)
serta
oksigen
biokimia
oxygen
Demand,
kebutuhan
oksigen
kimiawi (Chemical Oxigen Demand,
Kotabaru pada (21/10/2010) akibat
COD).
tenggelamnya kapal KM Laut Emas
Pada lokasi tersebut sumber
pencemaran diduga karena aktivitas
yang memuat minyak hitam sehingga
menyebakan pencemaran laut.
yang berada di darat seperti daerah
pemukiman yang membawa limbah
METODOLOGI PENELITIAN
rumah tangga, kegiatan perkebunan,
A. Pengambilan Data
Pada
pertanian dan lain-lain. Dari berbagai
penelitian
ni
aktivitas yang berada didarat dapat
menggunakan sumber data primer
mengakibatkan pencemaran sebagai
yaitu data yang diperoleh langsung
contoh
pertanian
dari hasil observasi dan pemeriksaan
Ketika
parameter baik dilapangan maupun
kegiatan
menggunakan
pestisida.
pestisida masuk kedalam ekosistem
di Laboratorium.
laut, maka akan diserap kedalam
jaring makanan dilaut. Dalam jaring
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
makanan pestisida akan terakumulasi
sehingga
pada tanggal 28 November sampai
menyebabkan kematian pada suatu
dengan 1 Desember 2016 di perairan
organisme. Selain itu juga bahan
Pulau
kimia yang berbahaya bagi ekositem
Kabupaten
laut bersumber dari limbah rumah
Kalimantan Selatan. Analisis kualitas
tangga
air dilaksanakan pada tanggal 07
pada
rantai
makanan
berupa
detergent
yang
Laut
bagian
selatan,
Kotabaru,
Provinsi
mengandung banyak fosfor dan jika
Desember
masuk keperairan laut dalam jumlah
Oseanography sampai tanggal 13
banyak akan menyebabkan blooming
Desember 2016 di Laboratorium
algae. Kemudian pencemaran yang
Kualitas Air dan Hidro-Bioekologi
disebabkan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
oleh
kegiatan
dilaut
seperti : alur-alur pelayaran, aktivitas
Universitas
pelabuhan
Banjarbaru.
dan
lain
sebagainya.
di
Lambung
Laboratorium
Mangkurat
Sebagai contoh pencemaran yang
diakibatkan dari kecelakaan kapal
C. Metode dan Prosedur Kerja
yang memuat minyak, terjadi di
1. Penentuan Lokasi Sampling
Penelitian ini dilaksanakan di
Pulau
Laut
bagian
selatan,
Kabupaten
Kotabaru.
Untuk
menentukan
lokasi
pengambilan
ditentukan
berdasarkan
sampel
langsung
ditempat
(Slinitas,
kecerahan, pH, Do dll) dan secara
exsitu yaitu sampel yang telah
diambil kemudian akan dianalisis di
Laboratorium (TSS, BOD5, Nitrat,
Nitrit Fosfat)
karakteristik wilayah. Untuk stasiun
penelitian ini dilakukan dengan:
3. Alat
melihat
berdasarkan
kondisi
pada
wilayah tersebut. Dan pemilihan
stasiun tetap atau secara berurutan.
Jumlah titik sampling vertikal
setiap
zona
berbeda
karena
kedalaman masing-masing stasiun
tidak sama. Penentuan titik sampling
dilakukan
secara
vertikal
berdasarkan nilai kecerahan dan data
profil vertikal oksigen terlarut per
meter di masing-masing zona. Dapat
dilihat
pada
Gambar
Alat
tertentu
karakteristik
1
untuk
penentuan titik sampling kualitas air
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan samapel kualitas
air di Pulau laut bagian selatan
Kabupaten
Kotabaru
yaitu
berdasarkan parameter fisik (Suhu,
Kecerahan), Parameter kimia (pH,
Salinitas, DO, BOD5, TSS, Fosfat,
Nitrat dan Nitrit dan Parameter
biologi (Benthos dan Plankton).
Kemudian
langkah-langkah
pengambilan sampel, yakni, secara
insitu dengan melakukan pengukuran
Bahan
yang
bahan
yang
digunakan
pemilihan acak atau terpilih yakni
untuk
dan
dan
digunakan untuk mengambil sampel
air laut sebagi berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama Alat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Perahu
Handrefractometer
DO meter
GPS
Water Quality Checker
Sechi Disk
Planktonnet
Botol Sampel
Layang-layang Arus
Termometer
Grab sampler
Botol terang
Botol gelap
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan
1
2
3
4
5
6
7
Bahan Pengawet
Tissue
Aquades
H2SO4N
KMNO4
Oksalat
Regen
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Titik Sampling Kualitas Air
di Pulau Laut bagian selatan
D. Metode Analisis Data
kualitas
1. Baku Mutu (parameter fisik,
dikatakan menurun sesuai dengan
kimia
dan
biologi
sesuai
air
laut
tersebut
peruntukannya,
dapat
sehingga
digolongkan sebagai air tercemar.
Kepmen LH 51/2014)
Setalah sampel diambil yang
selanjutnya
akan
Laboratorium.
dianalisis
Kemudian
di
setelah
dilakukam pengukuran didapatkan
A. Analisis Pengaruh
Pencemaran Terhadap Biota
dan Kualitas Perairan
data yang kemudian data tersebut
Berdasarkan hasil pengukuran
yang berupa parameter fisik, kimia
kualitas air yang telah dilakukan di
dan
akan dibandingakan
Pulau laut bagian selatan didapatkan
sesuai dengan baku mutu yang telah
hasil sebagai berikut yang akan
ditentukan yaitu dengan Kepmen LH
disajikan pada Tabel 6 :
biologi
51/2014. Kemudian membandingkan
dari
data
yang
didapat
dengan
standar baku mutu apakah nilai yang
didapatkan dilapangan sesuai dengan
baku mutu atau melebihi baku mutu.
Kemudian
dilakukan
penyusunan
data. Dan membuat kontur sebaran
kualitas
perairan
dengan
menggunakan aplikasi Surfer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas
air
laut
yang
digunakan untuk pelabuhan maupun
untuk biota laut secara ideal harus
memenuhi standar, baik secara fisik,
kimia,dan biologi. Apabila kualitas
air laut melampaui ambang batas
maksimum
yang
diperbolehkan
dalam standar baku mutu, maka
Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Air dan Perbadingan Berdasarkan Baku Mutu.
1
Parameter
FISIKA
No
Kecerahan
2
Suhu
3
pH
1,0 – 8,9 m.
Baku Mutu
Wisata
Biota
Bahari
Coral: >5
Mangrove
:Lamun:
>6m
>3
Alami-3(0c)
28 – 32°C.
Alami-3(0c)
Coral: 2830
Mangrove
: 28-32
Lamun:
28-30
7 - 8,5
7 – 8,5
Hasil Analisis
6,0 – 7,9
28 – 34 ppm
Alami3
Alami3(%0)
coral : 3334
mangrove:
s/d 34
lamun: 3334
Salinitas (ppm)
5
DO
6,0 - 10 mg/l
> 5 mg/l
> 5 mg/l
BOD5
0,8 – 2,3 mg/l
10 mg/l
20 mg/l
-
Coral dan
lamun:
INDEKS PENCEMARAN DI PULAU LAUT BAGIAN SELATAN
KABUPATEN KOTABARU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Hilyatun Nahdliyah
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Teluk tamiang merupakan pantai bagian selatan yang memiliki
karakteristik pantai semi terbuka dan pada bagian sebelah barat memiliki
karakteristik pantai terbuka. Melihat dari kondisi wilayah pada bagian sebelah
barat dengan tipe pantai yang terbuka itu membawa berbagai sumber bahan
pencemar yang kemudian akan dibawa atau disebarkan melalui sirkulasi arus
dan turbulensi (adukan). Oleh sebab itu, bahan pencemar akan terurai dan
terbuang ke perairan laut yang lebih luas sehingga dapat meminimalisir dari
akumulasi bahan pencemar dalam suatu badan perairan. Namun beda halnya
dengan pantai yang memiliki tipe tertutup, dimana dengan kondisi tersebut rentan
terjadinya pencemaran karena mudah terakumulasi oleh bahan pencemar
didalam suatu badan perairan atau dengan kata lain kurangnya sirkulasi atau
pergerakan arus. Kemudian, pada lokasi tersebut sumber pencemaran diduga
karena aktivitas kegiatan dilaut seperti: alur-alur pelayaran, aktivitas pelabuhan
dan lain sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kualitas
air laut di sekitar wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kemudian untuk metode sampling yang digunakan untuk
menentukan titik pengambilan sampel adalah metode purposive sampling.
Selanjutnya, hasil analisis menggunakan parameter fisika, kimia dan biologi yang
kemudian akan dibandingkan dengan baku mutu air sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Wisata
Bahari dan Biota Laut.
alaminya.
PENDAHULUAN
Tingkat
pencemaran
lingkungan laut yang masih tinggi
Wilayah
wilayah
pesisir
yang
adalah
rentan
terhadap
pencemar karena berbagai aktivitas
diantaranya yaitu: aktivitas yang
berada
didarat
(pemukiman),
kemudian aktivutas yang ada di laut
seperti:
pertambangan,
pelabuhan
dan perkebunan. Sehingga, Keadaan
tersebut cenderung mengakibatkan
penurunan
kualitas
sehingga
lingkungan pesisir di lokasi tersebut
dapat
berkurang
fungsinya
atau
bahkan sudah tidak mampu berfungsi
lagi untuk menunjang pembangunan
dan kesejahteraan penduduk secara
berkelanjutan.
Pencemaran
laut
adalah masuknya zat atau energi,
secara langsung maupun
tidak
langsung oleh kegiatan manusia
kedalam lingkungan laut termasuk
daerah pesisir pantai, sehingga dapat
menimbulkan akibat yang merugikan
baik
terhadap
sumberdaya
alam
hayati, kesehatan manusia, gangguan
terhadap kegiatan di laut, termasuk
perikanan yang dapat menyebabkan
penurunan tingkat kualitas perairan.
Lingkungan yang dikatakan
tercemar,
jika
kadar
lingkungan
tersebut tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya atau keluar dari sifat
ditandai antar lain dengan terjadinya
eutrofikasi
jumlah
atau
nutrisi
meningkatnya
disebabkan
oleh
polutan. Nutrisi yang berlebihan
tersebut,
umumnya
berasal
dari
limbah industri, limbah domestik
seperti deterjen, maupun aktivitas
budidaya pertanian di daerah aliran
sungai
yang
masuk
ke
laut.
Pencemaran dilaut bisa juga ditandai
dengan meningkatnya pertumbuhan
atau
fitoplankton
berlebihan
dan
algae
yang
cenderung
cepat
membusuk. Kasus-kasus pencemaran
di lingkungan laut antara lain terjadi
di muara-muara sungai.
Indikator
dalam
melakukan
penilaian terhadap lingkungan yang
dianggap tercemar dapat dilakukan
dengan
beberapa
pengamatan.
Seperti pengamatan secara fisik,
kimiawi dan bilogis. Secara umum
diketahui
untuk
pemeriksaan
pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen, DO),
kebutuhan
(Biochemycal
BOD)
serta
oksigen
biokimia
oxygen
Demand,
kebutuhan
oksigen
kimiawi (Chemical Oxigen Demand,
Kotabaru pada (21/10/2010) akibat
COD).
tenggelamnya kapal KM Laut Emas
Pada lokasi tersebut sumber
pencemaran diduga karena aktivitas
yang memuat minyak hitam sehingga
menyebakan pencemaran laut.
yang berada di darat seperti daerah
pemukiman yang membawa limbah
METODOLOGI PENELITIAN
rumah tangga, kegiatan perkebunan,
A. Pengambilan Data
Pada
pertanian dan lain-lain. Dari berbagai
penelitian
ni
aktivitas yang berada didarat dapat
menggunakan sumber data primer
mengakibatkan pencemaran sebagai
yaitu data yang diperoleh langsung
contoh
pertanian
dari hasil observasi dan pemeriksaan
Ketika
parameter baik dilapangan maupun
kegiatan
menggunakan
pestisida.
pestisida masuk kedalam ekosistem
di Laboratorium.
laut, maka akan diserap kedalam
jaring makanan dilaut. Dalam jaring
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
makanan pestisida akan terakumulasi
sehingga
pada tanggal 28 November sampai
menyebabkan kematian pada suatu
dengan 1 Desember 2016 di perairan
organisme. Selain itu juga bahan
Pulau
kimia yang berbahaya bagi ekositem
Kabupaten
laut bersumber dari limbah rumah
Kalimantan Selatan. Analisis kualitas
tangga
air dilaksanakan pada tanggal 07
pada
rantai
makanan
berupa
detergent
yang
Laut
bagian
selatan,
Kotabaru,
Provinsi
mengandung banyak fosfor dan jika
Desember
masuk keperairan laut dalam jumlah
Oseanography sampai tanggal 13
banyak akan menyebabkan blooming
Desember 2016 di Laboratorium
algae. Kemudian pencemaran yang
Kualitas Air dan Hidro-Bioekologi
disebabkan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
oleh
kegiatan
dilaut
seperti : alur-alur pelayaran, aktivitas
Universitas
pelabuhan
Banjarbaru.
dan
lain
sebagainya.
di
Lambung
Laboratorium
Mangkurat
Sebagai contoh pencemaran yang
diakibatkan dari kecelakaan kapal
C. Metode dan Prosedur Kerja
yang memuat minyak, terjadi di
1. Penentuan Lokasi Sampling
Penelitian ini dilaksanakan di
Pulau
Laut
bagian
selatan,
Kabupaten
Kotabaru.
Untuk
menentukan
lokasi
pengambilan
ditentukan
berdasarkan
sampel
langsung
ditempat
(Slinitas,
kecerahan, pH, Do dll) dan secara
exsitu yaitu sampel yang telah
diambil kemudian akan dianalisis di
Laboratorium (TSS, BOD5, Nitrat,
Nitrit Fosfat)
karakteristik wilayah. Untuk stasiun
penelitian ini dilakukan dengan:
3. Alat
melihat
berdasarkan
kondisi
pada
wilayah tersebut. Dan pemilihan
stasiun tetap atau secara berurutan.
Jumlah titik sampling vertikal
setiap
zona
berbeda
karena
kedalaman masing-masing stasiun
tidak sama. Penentuan titik sampling
dilakukan
secara
vertikal
berdasarkan nilai kecerahan dan data
profil vertikal oksigen terlarut per
meter di masing-masing zona. Dapat
dilihat
pada
Gambar
Alat
tertentu
karakteristik
1
untuk
penentuan titik sampling kualitas air
2. Pengambilan Sampel
Pengambilan samapel kualitas
air di Pulau laut bagian selatan
Kabupaten
Kotabaru
yaitu
berdasarkan parameter fisik (Suhu,
Kecerahan), Parameter kimia (pH,
Salinitas, DO, BOD5, TSS, Fosfat,
Nitrat dan Nitrit dan Parameter
biologi (Benthos dan Plankton).
Kemudian
langkah-langkah
pengambilan sampel, yakni, secara
insitu dengan melakukan pengukuran
Bahan
yang
bahan
yang
digunakan
pemilihan acak atau terpilih yakni
untuk
dan
dan
digunakan untuk mengambil sampel
air laut sebagi berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Nama Alat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Perahu
Handrefractometer
DO meter
GPS
Water Quality Checker
Sechi Disk
Planktonnet
Botol Sampel
Layang-layang Arus
Termometer
Grab sampler
Botol terang
Botol gelap
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan
1
2
3
4
5
6
7
Bahan Pengawet
Tissue
Aquades
H2SO4N
KMNO4
Oksalat
Regen
Gambar 1. Lokasi Pengambilan Titik Sampling Kualitas Air
di Pulau Laut bagian selatan
D. Metode Analisis Data
kualitas
1. Baku Mutu (parameter fisik,
dikatakan menurun sesuai dengan
kimia
dan
biologi
sesuai
air
laut
tersebut
peruntukannya,
dapat
sehingga
digolongkan sebagai air tercemar.
Kepmen LH 51/2014)
Setalah sampel diambil yang
selanjutnya
akan
Laboratorium.
dianalisis
Kemudian
di
setelah
dilakukam pengukuran didapatkan
A. Analisis Pengaruh
Pencemaran Terhadap Biota
dan Kualitas Perairan
data yang kemudian data tersebut
Berdasarkan hasil pengukuran
yang berupa parameter fisik, kimia
kualitas air yang telah dilakukan di
dan
akan dibandingakan
Pulau laut bagian selatan didapatkan
sesuai dengan baku mutu yang telah
hasil sebagai berikut yang akan
ditentukan yaitu dengan Kepmen LH
disajikan pada Tabel 6 :
biologi
51/2014. Kemudian membandingkan
dari
data
yang
didapat
dengan
standar baku mutu apakah nilai yang
didapatkan dilapangan sesuai dengan
baku mutu atau melebihi baku mutu.
Kemudian
dilakukan
penyusunan
data. Dan membuat kontur sebaran
kualitas
perairan
dengan
menggunakan aplikasi Surfer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas
air
laut
yang
digunakan untuk pelabuhan maupun
untuk biota laut secara ideal harus
memenuhi standar, baik secara fisik,
kimia,dan biologi. Apabila kualitas
air laut melampaui ambang batas
maksimum
yang
diperbolehkan
dalam standar baku mutu, maka
Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Air dan Perbadingan Berdasarkan Baku Mutu.
1
Parameter
FISIKA
No
Kecerahan
2
Suhu
3
pH
1,0 – 8,9 m.
Baku Mutu
Wisata
Biota
Bahari
Coral: >5
Mangrove
:Lamun:
>6m
>3
Alami-3(0c)
28 – 32°C.
Alami-3(0c)
Coral: 2830
Mangrove
: 28-32
Lamun:
28-30
7 - 8,5
7 – 8,5
Hasil Analisis
6,0 – 7,9
28 – 34 ppm
Alami3
Alami3(%0)
coral : 3334
mangrove:
s/d 34
lamun: 3334
Salinitas (ppm)
5
DO
6,0 - 10 mg/l
> 5 mg/l
> 5 mg/l
BOD5
0,8 – 2,3 mg/l
10 mg/l
20 mg/l
-
Coral dan
lamun: