01. Portofolio Vita citra m

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

PENGARUH AUDIT KINERJA PEMERINTAHAN TERHADAP AKUNTABILITAS
DINAS PEMERINTAH KOTA CIMAHI
Vita Citra Mulyandini
Email: vitacitra2408@yahoo.com
Abstract
Performance audit is an audit conducted objectively and systematically for a wide
range of evidence to assess the performance of the entities audited in terms of economy,
efficiency, and effectiveness in order to improve the performance and the audited entity and
increase public accountability.
The purpose of this study is to prove that the government performance audit
conducted Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi has positive influence on the
Accountability Dinas Pemerintah Kota Cimahi has positive influence on the accountability
Dinas Pemerintah Kota Cimahi. The research was conducted at the Inspektorat Pemerintah
Kota Cimahi.
The method used in this research is descriptive method, in which the data obtained
from respondents using questionnaires, population in this study were all auditor and
employees in the Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi who are involved in the
implementation of performance audits in eight government Office Cimahi. The sampling
technique used was non-probability sampling with census sampling technique. Variables

examined in this study is Government Performance Audit and the Accountability of Dinas
Pemerintah Kota Cimahi.
Results of this study are Government Performance Audit has a strong relationship
with the government accountability Dinas Pemerintah Kota Cimahi. Government
Performance Audit also has a significant positive effect of 75%, which means the better the
inspectorate did the government performance audit of public accountability Dinas
Pemerintah Kota Cimahi getting better while 25% is influenced by other factors not
examined in this study.
Key word: Government Performance Audit, Public Accountability Dinas Pemerintah Kota
Cimahi
I.

Pendahuluan

Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 membawa dampak yang cukup penting
dalam pengelolaan keuangan negara. Selama 10 tahun terakhir, tuntutan masyarakat akan
terciptanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik oleh pemerintah
semakin meningkat. Mereka ingin mengetahui apakah tujuan suatu program yang
ditetapkan telah dilakukan dengan prinsip ekonomi (kehematan), dengan cara efisien, dan
dengan hasil yang efektif atau yang lebih dikenal dengan istilah spend less, spend well, dan

spend wisely.(sumber : Rai, 2010)

1

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

Tuntutan masyarakat tersebut semakin penting dan mendesak mengingat beberapa
fenomena dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK RI yang mengungkapkan
bahwa pada umumnya pengawasan di organisasi pemerintahan daerah masih lemah,
sehingga masih ditemukan penyimpangan–penyimpangan dalam pelaksanaan pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang–undangan yang disebabkan oleh
lemahnya pengawasan atasan langsung dan hal ini dapat menimbulkan berbagai macam
bentuk penyimpangan dari pelaksanaan anggaran.
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar instansi pemerintahan
memperbaiki
kualitas
pelayanannya
serta

untuk
menjamin
dilakukannya
pertanggungjawaban publik dan untuk menjamin dikelolanya uang rakyat secara ekonomis,
efisien, efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada kepentingan publik, maka untuk
menunjang pemenuhan tuntutan tersebut, peran audit kinerja di sektor pemerintahan
merupakan kebutuhan yang mutlak. Audit kinerja merupakan audit yang dilengkapi dengan
rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang. Audit kinerja meliputi audit atas aspek
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, apabila audit kinerja dijalankan dengan baik maka akan
tercipta akuntabilitas pemerintah yang berdampak pada upaya terciptanya good governance
atau tata kelola pemerintahan yang baik. Audit kinerja dimaksudkan untuk dapat
meningkatkan tingkat akuntabilitas pemerintah dan memudahkan pengambilan keputusan
oleh pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan memprakarsai tindakan koreksi.
Dalam hal ini Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi lah yang berperan dalam
melakukan pengawasan dengan melakukan audit kinerja terhadap Dinas di Pemerintah
Kota Cimahi. Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan
pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan walikota.
Berdasarkan penelitian Sherly Wiarty (2010) dan Muttaqin (2011) dapat
disimpulkan bahwa audit kinerja yang memadai akan menunjang pelaksanaan akuntabilitas
publik, karena dengan dilakukannya audit kinerja pada dinas di lingkungan pemerintah

dapat memberi jaminan kepada masyarakat bahwa dana yang diberikannya telah dikelola
secara ekonomi, efektif, dan efisien.
Melihat fenomena yang terjadi pada audit kinerja terhadap akuntabilitas pemerintah,
maka penulis memberi judul penelitian ini “PENGARUH AUDIT KINERJA
PEMERINTAHAN TERHADAP AKUNTABILITAS DINAS PEMERINTAH KOTA
CIMAHI”
II.
2.1

Landasan Teori
Audit Pemerintahan

Menurut Rai (2010:7) mengenai definisi audit di sektor pemerintahan adalah
“Suatu kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan pelayanan dan
penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan
penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi
yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.” Audit pemerintahan merupakan
audit dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan yang
diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum, peraturan perundangundangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas pemerintahan dilaksanakan


2

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

secara efisien, ekonomis, dan efektif. Dalam kekerbatasan yang ada, audit tetap perlu
dilakukan agar tercipta akuntabilitas publik.
2.1.2

Audit Kinerja Pemerintahan

Menurut Ulum (2009:55) menjelaskan definisi Audit Kinerja di sektor
pemerintahan adalah “Pengujian sistematis, Teorganisasi, dan objektif atas suatu entitas
untuk menilai pemanfaatan sumber daya dalam memberikan pelayanan publik secara
efisien dan efektif dalam memenuhi harapan stakeholder dan memberikan rekomendasi
guna peningkatan kinerja”
Menurut Pasal 4 ayat 3 UU No.15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mendefinisikan audit kinerja adalah audit atas
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit
aspek efektivitas.
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyatakan bahwa audit

kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan yang berkaitan dengan
penilaian hasil dan efektivitas program, ekonomi dan efisiensi, pengendalian internal,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan berlaku, serta bagaimana cara untuk
meningkatkan efektivitas.
2.1.3

Standar Audit Kinerja Pemerintahan
Dalam pelaksanaan audit diperlukan standar yang akan digunakan untuk menilai
mutu pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut memuat persyaratan minimum yang
harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.
Di Indonesia standar audit pemerintahan adalah Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN) yang ditetapkan dengan Peraturan BPK RI No. 1 Tahun 2007 dan
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). SPKN memuat persyaratan
profesional auditor, mutu pelaksanaan audit dan persyaratan laporan audit yang profesional.
Berdasarkan SPKN, dalam audit kinerja berlaku standar umum, standar pelaksanaan, dan
standar pelaporan. Berikut ini akan dibahas secara ringkas dari standar umum, standar
pelaksanaan dan standar pelaporan dalam audit kinerja.
Berdasarkan SPKN menjelaskan bahwa dalam audit kinerja berlaku standar audit
kinerja pemerintahan yaitu :
1. Standar Umum

Standar umum terdiri atas empat pernyataan yang berkaitan dengan persyaratan
kemampuan dan keahlian pemeriksa, independensi organisasi dan individual pemeriksa,
kemahiran professional berupa kecermatan dan keseksamaan, serta
pengendalian mutu pemeriksaan.Pernyataan standar umum adalah Pemeriksa secara
kolektif harus memiliki kecakapan professional yang memadai untuk melaksanaan tugas
pemeriksaan., Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan
dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat memengaruhi
independensinya., Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil
pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat

3

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

dan seksama, Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan berdasarkan
standar pemeriksaan harus memiliki system pengendalian mutu yang memadaidan
system pengendalian mutu tersebut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten

(pengendalian mutu eksternal).
2. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja
Standar pelaksanaan terdiri dari empat pernyataan yang berkaitan dengan syarat-syarat
bagi pemeriksa dalam merencanakan dan mengawasi pekerjaan dilapangan. Pernyataan
standar pelaksanaan adalah, Pekerjaan harus direncanakan secara memadai, staf harus
disupervisi dengan baik, Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh
untuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi pemeriksa, Pemeriksa
harus mempersiapkan dan memelihara dokumen pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja
pemeriksaan. Dokumen pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan
pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan
tersebut dapat memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti
yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksa.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja
Standar pelaporan audit kinerja terdiri atas empat pernyataan yang mencakup
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pelaporan hasil kegiatan audit.
1. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk mengomunikasikan
setiap hasil pemeriksaan.
2. Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup:
(a) pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan

(b) tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan; (c) hasil pemeriksaan berupa
temuan pemeriksaan, simpulan, dan rekomendasi; (d) tanggapan pejabat yang
bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan; (e) pelaporan informasi rahasia apabila
ada.
3. Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,
meyakinkan, serta jelas dan seringkas mungkin.”
4. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas yang
diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut hasil
pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan
hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”
2.1.4 Tahapan Audit Kinerja Pemerintahan
Menurut Rai (2010) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun
2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
tahapan audit kinerja dapat dilihat pada gambar.

4

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi


Gambar 1. Tahapan audit kinerja pemerintahan
Sumber : Rai (2010)
1.
Tahap Perencanaan atau Survey Pendahuluan
Tujuan utama survei pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat
umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan
dan kebijakan entitas, dalam waktu yang relatif singkat. Hasil survei pendahuluan
berguna untuk memberikan pertimbangan mengenai perlu atau tidaknya audit
dilanjutkan ke tahap pengujian terinci. Kegiatan survey pendahuluan meliputi:
a. Memahami entitas yang diaudit
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat
penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan
penting, yang dilakukan auditor pada tahap ini adalah :
Menghimpun data dan informasi yang berkaitan dengan objek yang diperiksa,
antara lain, Peraturan perundang-undangan, Data umum objek yang diperiksa,
Laporan pelaksanaan program atau kegiatan dari objek yang akan diperiksa,
Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan sebelumnya, Sumber informasi lain
yang dapat memberi kejelasan menganai pelaksanaan program atau kegiatan objek
yang akan diperiksa.

b. Mengidentifikasi area kunci
Area kunci (key area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus
audit dalam entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat luasnya
bidang, program, dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin
melakukan audit di seluruh area entitas.

5

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

c. Menentukan tujuan dan lingkup audit
Tujuan audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu audit
sedangkan lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit.
d. Menetapkan kriteria audit
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktek terbaik yang seharusnya
dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan
dua pendekatan untuk menetapkan kriteria, yaitu kriteria proses dan kriteria hasil.
e. Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit
Pada tahap survey pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah bukti yang relevan.
Pada tahap ini, syarat kecukupan dan kompetensi bukti tidak terlalu dipentingkan.
Jenis bukti audit dapat berupa bukti fisik, bukti dokumenter, bukti kesaksian, dan
bukti analitis. Sumber bukti audit dapat berasal dari internal entitas, eksternal,
maupun sumber-sumber lain.
f. Menyusun laporan survey pendahuluan
Laporan survey pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau
sebelum laporan audit akhir diterbitkan. Laporan ini memuat identifikasi
kelemahan-kelemahan organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan,
pelaporan, dan pengawasan internal yang terjadi pada satuan-satuan organisasi yang
diaudit.
g. Menyusun program pengujian terinci
Program pengujian terinci adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit. Sebagai
langkah akhir dalam perencanaan, pembuatan program pengujian terinci merupakan
penghubung antara tahap perencanaan dan pelaksanaan audit kinerja.
2.
Tahap Pelaksanaan
Tujuan utama pelaksanaan adalah untuk menilai apakah kinerja entitas yang diaudit
sesuai dengan kriteria, menyimpulkan apakah tujuan-tujuan audit tercapai, dan
mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas
yang diaudit, yang akan dituangkan dalam rekomendasi kepada auditee. Kegiatan
pengujian terinci meliputi:
a. Mengumpulkan dan menguji bukti audit yang kompeten dan relevan
Langkah pengumpulan dan pengujian bukti audit merupakan kelanjutan dari
identifikasi bukti audit pada survei pendahuluan. Pengujian bukti-bukti audit
dimaksudkan untuk menentukan atau memilih bukti-bukti audit yang penting dan
perlu (dari bukti-bukti audit yang ada) sebagai bahan penyusunan suatu temuan dan
simpulan audit.
b. Menyusun kertas kerja pemeriksaan
Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan auditor selama melaksanakan audit,
suatu catatan tentang pekerjaan auditor harus diselenggarakan dan
didokumentasikan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan (KKP). KKP merupakan
penghubung antara pelaksanaan dan pelaporan audit, dimana KKP memuat buktibukti dan analisis bukti untuk mendukung temuan, simpulan, serta rekomendasi
audit.

6

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

c. Menyusun dan mengkomunikasikan temuan audit
Temuan audit adalah masalah-masalah penting (material) yang ditemukan selama
audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan
dikomunikasikan dengan entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap
perbaikan dan peningkatan kinerja (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas) entitas yang
diaudit.
d. Menyusun dan mendistribusikan laporan hasil pemeriksaan
Tujuan pelaporan hasil pemeriksaan adalah menyediakan informasi, rekomendasi,
dan penilaian yang independen bagi para pengguna laporan mengenai pelaksanaan
kegiatan entitas yang diaudit, apakah telah diselenggarakan secara ekonomis,
efisien, dan efektif. Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut SPKN
adalah tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, jelas, dan ringkas.
LHP disusun selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah selesai melakukan
pemeriksaan reguler, Tim Pemeriksa wajib menyelesaikan laporan hasil
pemeriksaan yang telah diperbaiki sesuai hasil ekspose beserta Nota Dinas
Inspektur Wilayah kepada Inspektur Jenderal, Konsep Nota Dinas Inspektur
Jenderal kepada Menteri dan Petunjuk Menteri kepada Kepala Daerah atau
Pimpinan Komponen.
3.
Tahap Tindak Lanjut
Hasil pemeriksaan auditor kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah sesuai
dengan rekomendasi, Wakil gubernur dan wakil bupati atau wakil walikota
bertanggung jawab mengoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan,
Entitas audit yang tidak menindaklanjuti rekomendasi Pejabat Pengawas
Pemerintah dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
2.2
Akuntabilitas Publik
2.2.1 Pengertian Akuntabilitas Publik
Menurut Ulum (2004:40) pengertian akuntabilitas publik adalah Suatu
pertanggungjawaban oleh pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh masyarakat atau
individu dimana nantinya terdapat keberhasilan atau kegagalan di dalam pelaksanaan
tugasnya tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Mahmudi (2010:9) pengertian akuntabilitas publik dalam konteks
organisasi pemerintah, Akuntabilitas publik adalah pemberian informasi kepada publik atas
aktivitas dan kinerja pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Akuntabilitas publik adalah pertanggung jawaban yang di berikan oleh pemerintah
kepada setiap pihak yang di beri amanah untuk pelaksanaan tugasnya.
2.2.2

Dimensi Akuntabilitas Publik
Dari definisi akuntabilitas publik yang telah dijelaskan diatas, penekanan utama
akuntabilitas publik adalah pelaksanaan kegiatan dan pemberian informasi kepada publik
dan konstituen lain yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder). Akuntabilitas
publik terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai
apa yang telah, sedang dan direncanakan oleh organisasi sektor publik.

7

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

Menurut Mahmudi (2010:9) dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi oleh
organisasi sektor publik adalah :
(1) Akuntabilitas hukum dan kejujuran
Akuntabilitas hukum dan kejujuran adalah akuntabilitas lembaga-lembaga publik
untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan mentaati ketentuan hukum yang berlaku.
Akuntabilitas hukum berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain
yang disyaratkan dalam menjalankan organisasi, sedangkan akuntabilitas kejujuran
berkaitan dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power) dan korupsi.
(2) Akuntabilitas manajerial
Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawaban lembaga publik untuk melakukan
pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif. Akuntabilitas manajerial juga dapat
diartikan sebagai akuntabilitas kinerja (performance accountability) dan berkaitan pula
dengan akuntabilitas proses (process accountability) yang berarti bahwa proses
organisasi harus dapat dipertanggungjawabkan, dengan kata lain tidak terjadi
inefisiensi dan ketidakefektifan organisasi. Analisis terhadap akuntabilitas publik akan
banyak berfokus pada akuntabilitas manajerial yang merupakan akuntabilitas bawahan
kepada atasan dalam suatu organisasi.
(3) Akuntabilitas program
Akuntabilitas program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah atau
dalam rangka kerjasama masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Akuntabilitas
program berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai
atau tidak, dan apakah organisasi telah mempertimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal. Lembaga-lembaga publik
harus mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada pelaksanaan
program. Dengan kata lain akuntabilitas program berarti bahwa program-program
organisasi hendaknya merupakan program yang bermutu yang mendukung strategi dan
pencapaian misi, visi dan tujuan organisasi.
(4) Akuntabilitas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban lembaga publik atas
kebijakan-kebijakan yang diambil. Dalam membuat kebijakan harus dipertimbangkan
apa tujuan kebijakan tersebut, mengapa kebijakan itu diambil, siapa sasarannya,
pemangku kepentingan (stakeholder) mana yang akan terpengaruh dan memperoleh
manfaat dan dampak (negatif) atas kebijakan tersebut.
(5) Akuntabilitas finansial
Akuntabilitas finansial adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk
menggunakan uang publik (publik money) secara ekonomi, efisien, dan efektif, tidak
ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi. Akuntabilitas finansial
mengharuskan lembaga-lembaga publik untuk membuat laporan keuangan untuk
menggambarkan kinerja finansial organisasi kepada pihak luar. Meskipun informasi
mengenai kinerja finansial sangat penting. Namun saat ini ada keyakinan bahwa
ukuran kinerja finansial saja tidak cukup, karena ukuran finansial hanya
menggambarkan salah satu aspek kinerja organisasi secara keseluruhan. Untuk
memperbaiki sistem pengukuran kinerja dan akuntabilitas kepada berbagai pemangku

8

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

kepentingan berbeda-beda. Ukuran non finansial harus dikembangkan dalam organisasi
sektor publik. Ukuran non finansial dalam menentukan akuntabilitas hasil semakin
penting dalam sistem manajemen berbasis kinerja. Akuntabilitas sektor publik
memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong terciptanya akuntabilitas
finansial.
III.
3.1.1

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif verifikatif. Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2002) penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang
berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, termasuk tentang hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung, dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dilihat dari tujuannya, maka penelitian ini
tergolong dalam penelitian verifikatif. Menurut Mashuri (2008:45) penelitian verifikatif
yaitu penelitian yang memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
masalah yang serupa dengan kehidupan maka penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
ada tidaknya Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Dinas
Pemerintah Kota Cimahi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dan auditor di Inspektorat
Pemerintah Kota Cimahi yang berjumlah 31 orang. Responen tersebut adalah auditor dan
pegawai di Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi yang terlibat dalam melakukan audit
Kinerja di 8 Dinas Pemerintah Kota Cimahi, dinas tersebut adalah Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil, Sosial dan
Tenaga Kerja, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pertanian, Dinas
Pendidikan, Dinas Penyehatan Lingkungan dan Kebersihan dan Dinas Pendapatan. Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sensus, yaitu teknik pengambilan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena jumlah
pupulasi relatif kecil, yakni kurang dari 100 orang. (Sugiyono, 2012:122)
3.1.2

Operasionalisasi variabel

Untuk Operasionalisasi Variabel X (Hasil Audit Kinerja Pemerintahan), penulis
mengambil teori berdasarkan tahapan pelaksanaan audit kinerja di sektor pemerintahan
yang terbagi dalam tiga dimensi yaitu tahap perencanaan dan survey pendahuluan,
pelaksanaan dan pelaporan dan tahap tindak lanjut hasil pemeriksaan.(Rai : 2010)
Untuk Operasionalisasi Variabel Y (Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi),
penulis mengambil teori berdasarkan dimensi Akuntabilitas Publik yang terbagi dalam lima
dimensi yaitu akuntabilitas hukum dan kejujuran, akuntabilitas program, akuntabilitas
kebijakan, akuntabilitas manajerial dan akuntabilitas finansial. (Mahmudi:2010,9)

9

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

Tabel 1
Operasionalisasi variabel
Variabel
Dimensi
Indikator
1. Perencanaan atau
a. Memahami Entitas
survey pendahuluan b. Mengidentifikasi Area Kunci
c. Menentukan Tujuan dan lingkup audit
d. Menetapkan Kriteria audit
e. Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti
audit
f. Menyusun laporan survey pendahuluan
Audit Kinerja
g. Mempersiapkan program pengujian
Pemerintah (X)
terinci
Rai (2010)
2. Pelaksanaan &
a. Mengumpulkan dan menguji bukti audit
Pelaporan
b. Menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan
c. Menyusun dan mengkomunikasikan
temuan audit kepada entitas audit
d. Menyusun dan mendistribusikan laporan
hasil pemeriksaan kepada pihak yang
berwenang
3. Tindak Lanjut Audit Mengikuti tindak lanjut hasil audit
Variabel

Akuntabilitas
Dinas
Pemerintah
Kota
(Y)
Mahmudi
(2010)

Dimensi
1. Akuntabilitas
hukum dan
kejujuran

2. Akuntabilitas
Manajerial
3. Akuntanbilitas
Program

4. Akuntabilitas
kebijakan
5. Akuntabilitas
Finansial

10

Indikator
a. Penghindaran penyalahgunaan jabatan
b. Jaminan kepatuhan hukum dan peraturan
lainnya
c. Penggunaan sumber dana publik
d. Penghindaran Korupsi
a. Pengelolaan organisasi secara efektif
b. Pengelolaan organisasi secara efisien
a. Tujuan dapat dicapai
b. adanya pertimbangan alternative program
c. hasil yang optimal
d. biaya yang optimal
Mempertanggungjawabkan kebijakan yang
diambil
Pertanggungjawaban lembaga publik
menggunakan uang dengan membuat laporan
keuangan untuk menggambarkan kinerja
finansial.

Skala

Ordinal

Ordinal

Ordinal
Skala
Ordinal

Ordinal
Ordinal

Ordinal

Ordinal

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

3.1.3

Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah Penelitian
Lapangan (Field Research), Wawancara (interview), Kuesioner, dokumentasi, kepustakaan.
3.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.1.4.1 Uji Validitas Instrumen
Untuk menguji digunakan uji korelasi antara masing-masing skor total dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Dalam perhitungan ini, pernyataan yang
mempunyai nilai koefisien korelasi terhadap skor total (r hitung) lebih kecil dari nilai
kritisnya (r tabel) berarti tidak lolos uji validitas dan harus dibuang atau diperbaiki.Riduwan
dan Sunarto (2012,353). Pada praktiknya, uji validitas ini menggunakan software IBM
SPSS Statistik 20.
3.1.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien alpha
cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk
mengevaluasi internal consistency. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, penulis
menggunakan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha (α).
3.1.5

Transformasi Data
Riduwan dan Sunarto (2012:30) menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:
a. menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban
responden pada setiap pernyataan.
b. berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi
dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan
sebagai berikut:

f. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan:
Nilai Transformasi = Nilai Skala - |Nilai Skala Minimal| +1
Dalam praktiknya, perhitungan MSI ini akan dibantu dengan menggunakan aplikasi
software Microsoft Excel yang telah terintegrasi dengan perangkat tambahan yang dapat
melakukan perhitungan MSI.

11

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

3.1.6 Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana,
sehingga untuk melakukan uji asumsi klasik, cukup menggunakan uji normalitas, dan
heterokedastisitas.
3.1.7 Analisis Deskriptif Instrumen Penelitian
Untuk perhitungan rentang skor variabel X dan Y dengan jumlah responden 31
orang adalah sebagai berikut:
m = 31x 5 = 155, dan n = 31 x 1 = 31

Rentang Skor setiap kategori untuk variabel X (Audit kinerja Pemerintahan) dan
variabel Y (Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi) dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Tabel 2
Kriteria rentang pengklasifikasian
Kategori
Rentang Pengklasifikasian
Sangat Rendah/Tidak Baik
31 - 55,8
Rendah/Kurang Baik
55,9 - 80,7
Cukup Tinggi/Cukup Baik
80,8 - 105,6
Tinggi/Baik
105,7 - 130,5
Sangat Tinggi/ Sangat Baik
130,6 - 155,4
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2013)
3.1.8

Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
HO: β ≤ 0
Tidak Terdapat Pengaruh Posistif Yang Signifikan Antara Audit kinerja
Pemerintahan Dengan Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi.
HA: β > 0
Terdapat Pengaruh Posistif Yang Signifikan Antara Audit kinerja
Pemerintahan Dengan Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi.
Untuk melakukan pengujian hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi linier
sederhana (linier) dengan empat model analisis data yaitu koefisien korelasi, koefisien
determinasi, koefisien regresi dan uji statistik t.
(Sugiyono, 2012:151) Rumus koefisien deteminasi menurut Sugiyono (2012:151)
adalah:
Kd = r2 x 100%
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi

12

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

Sugiyono (2012:204) mengemukakan bahwa analisis regresi digunakan apabila
peneliti ingin mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksikan melalui variabel
bebas atau prediktor. Variabel X dikatakan mempengaruhi variabel Y jika berubahnya nilai
variabel X akan menyebabkan adanya perubahan nilai variabel Y, dengan demikian nilai
variabel Y ini akan bervariasi. Namun, nilai variabel Y bervariasi tersebut tidak sematamata disebabkan oleh variabel X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
Bentuk umum dari regresi sederhana menurut (Riduwan dan Sunarto, 2012:97) adalah :
Y = a + bx + e
Keterangan :
Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai
peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y
e = Estimasi kesalahan (faktor residu)
Uji signifikansi parsial (Uji t) digunakan untuk menguji apakah terdapat hubungan
yang signifikan secara parsial antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen
(Y)
IV
4.1

HASIL PENELITIAN
Koefisien Korelasi
Berdasarkan perhitungan dari tanggapan responden terhadap pernyataan dalam
kuesioner yang dibagikan kepada 31 responden, Audit Kinerja Pemerintahan Inspektorat
Pemerintah Kota Cimahi dan Akuntabilitas Publik Dinas Pemerintah Kota Cimahi berada
pada kriteria yang baik.
Koefisien korelasi (rxy) digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y). Berikut ini penjelasan untuk mengetahui kuat
atau tidaknya korelasi antar variabel:
Tabel 3
Hasil Uji Korelasi Variabel X Terhadap Y

Sumber: Hasil olahan data SPSS 20, 2013
Hasil perhitungan tabel 4.18 menunjukan bahwa nilai korelasi sebesar 0,866, maka
dapat disimpulkan antara Audit Kinerja Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Dinas
Pemerintah Kota Cimahi menunjukan hubungan yang sangat kuat, karena nilai korelasi

13

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

berada pada interval 0,80 – 1,00 menunjukan arah hubungan yang positif atau searah,
artinya semakin baik Audit Kinerja Pemerintahan maka Akuntabilitas Dinas Pemerintah
Kota Cimahi akan meningkat. Hal ini mendukung hipotesis alternatif yang dikembangkan
(Ha) yaitu bahwa Audit Kinerja Pemerintahan berpengaruh positif yang signifikan terhadap
Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi.
4.2

Koefisien Determinasi
Besarnya pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Dinas
Pemerintah Kota Cimahi dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien determinasi. Hasil
perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Olahan data SPSS 20, 2013
Angka R square adalah 0,750, R square bisa disebut koefisien determinasi yang dalam
hal ini berarti 75% dari variabel Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi (Y) bisa
dijelaskan oleh Audit kinerja Pemerintahan (X) sedangkan sisanya 25% dijelaskan oleh
sebab-sebab lain diluar Audit Kinerja Pemerintahan yang tidak dibahas dalam penelitian
ini, seperti keadaan perekonomian, pengelolaan keuangan dan anggaran.
Dari pembahasan di atas, dijelaskan bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesis
alternatif yang dikembangkan (Ha) yaitu bahwa Audit Kinerja Pemerintahan berpengaruh
positif yang signifikan terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi. Apabila
Audit Kinerja Pemerintahan semakin baik, maka Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota
Cimahi semakin baik pula.
4.3
Koefisien Regresi
Regresi linear sederhana merupakan analisis statistik untuk melihat adanya
pengaruh satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Dalam penelitian ini,
analisis regresi sederhana digunakan untuk melihat Pengaruh Audit kinerja Pemerintahan
terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi.

14

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

Tabel 5
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi
Model
t

Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

B
7,630
0,611

Beta

Std.Error
3,727
0,066

t

Sig.

(Constant)
2,047
0,050
VAR_X_AUDIT_KINE
9,319
0,000
0,866
PEMERINTAHAN
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 20, 2013
Berdasarkan olahan data, maka didapat nilai koefisien dan konstanta yang
dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + bx + e
Y = 7,630 + 0,611 X + e
Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan untuk nilai konstanta yang merupakan
intersep (nilai rata-rata Y prediksi jika X = 0) sebesar 7,630 berarti bahwa saat X bernilai
nol maka nilai Y sebesar 7,630. Koefisien regresi sebesar 0,611 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 Audit Kinerja Pemerintahan akan meningkatkan Akuntabilitas Dinas
Pemerintah Kota Cimahi sebesar 0,611. Namun sebaliknya, jika Audit kinerja
Pemerintahan turun sebesar 1, maka Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi juga
diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,611. Jadi, tanda positif (+) menyatakan
hubungan searah, dimana kenaikan atau penurunan variabel independen (X) akan
mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen (Y). Hal ini berarti jika
variabel X (Audit Kinerja Pemerintahan) mengalami peningkatan, maka variabel Y
(Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi) akan menjadi lebih baik, begitupun
sebaliknya jika variabel X (Audit Kinerja Pemerintahan) mengalami penurunan, maka
variabel Y (Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi) akan menjadi tidak baik.
4.4

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji signifikansi parsial (Uji t) bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial,
Audit kinerja Pemerintahan (X) terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi (Y).
Berikut adalah tabel hasil perhitungan untuk uji t:
Tabel 6
Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Model
t

Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

B
7,630
0,611

Beta

(Constant)
VAR_X_AUDIT_KINE
-PEMERINTAHAN
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 20, 2013

Std.Error
3,727
0,066

0,866

t

Sig.

2,047
9,319

0,050
0,000

15

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

Rumusan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
H0
: Audit Kinerja Pemerintahan tidak berpengaruh posistif yang signifikan terhadap
Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi
Ha
: Audit Kinerja Pemerintahan berpengaruh positif yang signifikan terhadap
Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi
Keterangan :
H0 ditolak
: Jika nilai t-hitung ≥ t-tabel,
H0 diterima : Jika nilai t-hitung < t-tabel.
Dari tabel 4.21 terlihat bahwa t-hitung adalah 9,319. Sementara, t-tabel adalah 2,047
yang diperoleh dari dk = n-2 = 31 – 2 = 29 dengan taraf signifikansi 5% jadi diperoleh
kesimpulan t-hitung ≥ t-tabel = 9,319 ≥ 2,047, yang artinya H0 ditolak. Adapun
digambarkan pada grafik uji dua pihak (uji t) adalah sebagai berikut:
Wilayah penolakan
H0

Wilayah penolakan
H0

Wilayah
penerimaan H0

α = 0,05

-2,045

0

α = 0,05

2,045

9,319

Gambar 2. Grafik Penolakan H0 (Uji Dua Pihak)
Dapat disimpulkan dari gambar 1 bahwa t hitung berada pada wilayah penolakan H0
atau dengan kata lain Ha diterima, secara deskriptif dapat diartikan bahwa Audit kinerja
Pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota
Cimahi.
4.5

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas
Pemerintah Kota Cimahi
Berdasarkan Permendagri No. 23 Tahun 2007, Tahapan audit terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut audit. Pada praktiknya, semua langkah yang
ditempuh dari mulai tahap perencanaan sampat tindak lanjut harus di lakukan auditor
selama melakukan pemeriksaan agar menghasilkan temuan dan rekomendasi yang tepat
sehingga dapat dengan optimal meningkatkan akuntabilitas publik Dinas Pemerintah Kota
Cimahi.
Pada tahap perencanaan audit kinerja yakni pada tahap pelaksanaan survey
pendahuluan, pemahaman auditor terhadap peraturan perundang-undangan, menetapkan
tujuan audit, dan pembuatan program audit perlu ditingkatkan. Kurangnya pemahaman
auditor dalam memahami peraturan perundang-undangan mengenai objek audit yang akan
diperiksa dikarenakan banyaknya peraturan perundang-undangan yang harus dipelajari oleh
auditor dan peraturan tersebut harus dipahami dengan seksama. Hal tersebut
mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan survey pendahuluan dan dalam menentukan
tujuan audit sehingga pembuatan program audit pun masih harus di tingkatkan. Program

16

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

audit merupakan penjelasan mengenai hal-hal apa saja yang akan dilakukan auditor pada
saat pelaksanaan audit kinerja. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan pada pelaksanaan
audit dan pembuatan temuan dan rekomendasi yang yang kurang efektif.
Auditor dapat meningkatkan pelaksanaan audit dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut. Hal yang lebih penting yaitu pengkomunikasian temuan dan
rekomendasi kepada Kepala Dinas juga harus lebih ditingkatkan dalam membimbing
pelaksanaan rekomendasi di Dinas Pemerintah Kota Cimahi agar Kepala Dinas lebih baik
dalam melakukan pengawasan kepada bawahannya dan akuntabilitas publik pemerintah
Kota Cimahi lebih baik juga kelemahan-kelemahan tersebut dapat di perbaiki. Pelaksanaan
monitoring dalam tindak lanjut pun harus semakin ditingkatkan karena pelaksanaan tindak
lanjut merupakan poin penting dari pelaksanaan Audit Kinerja Pemerintahan, apabila Dinas
Pemerintah Kota Cimahi telah melaksanakan rekomendasi yang tercantum dalam Laporan
Hasil Pemeriksaan dengan baik, maka Akuntabilitas Publik akan meningkat dan
Pelaksanaan Audit Kinerja dapat dikatakan sudah baik dilakukan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan, ternyata Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya Audit Kinerja Pemerintahan yang dilakukan Inspektorat Pemerintah Kota
Cimahi memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan Akuntabilitas
Dinas Pemerintah Kota Cimahi.
Berdasarkan hasil pengujian Koefisien Determinasi, Audit kinerja Pemerintahan
memberikan kontribusi pengaruh terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi
sebesar 75% sedangkan sisanya sebesar 25% dipengaruhi faktor lain yang tidak di bahas
dalam penelitian ini sehingga pengaruh yang di berikan oleh variabel X terhadap variabel Y
masuk dalam kategori yang kuat.
Kemudian berdasarkan hasil pengujian signifikansi parsial (uji t), diperoleh
kesimpulan t-hitung ≥ t-tabel = 9,319 ≥ 2,047 yang artinya adalah H0 ditolak. Dengan kata
lain, hipotesis bahwa Audit kinerja Pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap
Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi adalah diterima.
V.
5.1

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh Audit Kinerja
Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi, maka penulis dapat
mengambil simpulan sebagai berikut :
1. Audit Kinerja yang dilakukan Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi masuk kategori baik
dengan skor rata-rata 128,381, namun masih terdapat beberapa aspek yang harus
ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi, aspek tersebut adalah kemampuan auditor
dalam mengkomunikasikan temuan audit kepada Kepala Dinas, pemahaman auditor
mengenai peraturan perundang-undangan mengenai objek audit serta pengumpulan dan
pengujian bukti audit
2. Akuntabilitas Publik Dinas Pemerintah Kota Cimahi masuk dalam kategori sangat baik
dan memperoleh skor rata-rata 130,15, namun ada beberapa aspek yang harus
ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi, kekurangan tersebut ada pada akuntabilitas
hukum dan kejujuran yaitu kurangnya ketegasan atasan dalam mengawasi kepatuhan
pegawai terhadap peraturan perundang–undangan dan masih ada temuan tentang

17

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

3.

ISSN : 1829 -7188

penyalahgunaan anggaran, pada akuntabilitas manajerial yaitu sumber daya dalam
pelaksanaan kegiatan belum efisien, pada akuntabilitas program yaitu program dan
pelayanan publik yang diberikan belum efektif dan ekonomis, dan pada akuntabilitas
finansial belum semua tindakan yang berhubungan dengan dana publik di buat laporan.
Audit kinerja yang dilakukan Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi terbukti berpengaruh
positif yang signifikan terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi, artinya
apabila audit kinerja yang dilakukan oleh Inspektorat semakin baik maka Akuntabilitas
Dinas Pemerintah Kota Cimahi pun akan semakin baik.

5.2

Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas , maka penulis
mengajukan beberapa saran untuk bahan pertimbangan yang mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat, adapun saran dari penulis sebagai berikut:
1. Bagi Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi
a. Sebaiknya Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi menambah Sumber Daya
Manusia (auditor) yang kompeten agar pelaksanaan audit bisa lebih efektif dan
berjalan lebih baik dari sebelumnya.
b. Sebaiknya Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi memberikan pelatihan kepada auditor
yang sudah ada agar lebih memahami peraturan perundang-undangan yang di
gunakan pada saat pelaksanaan audit dan agar lebih mudah mengkomunikasikan
temuan kepada Kepala Dinas.
c. Pada saat tahap tindak lanjut audit sebaiknya Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi
lebih mengamati pelaksanaan rekomendasi yang dilakukan Dinas, agar hasil audit
kinerja lebih optimal.
d. Sebaiknya Inspektorat Pemerintah Kota Cimahi lebih intensif dalam membina Kepala
Dinas di masing-masing Dinas, karena apabila pemimpin tegas dalam memimpin
dinas, maka kinerja dan akuntabilitas dari pegawai pun lebih baik.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Apabila ada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengambil penelitian yang serupa,
diharapkan dapat memperluas cakupan bahasan dan perlu juga dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi akuntabilitas publik, diantaranya
adalah audit laporan keuangan, kinerja keuangan, dan pengelolaan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Syaiful, dan Supardi. 2002. Dasar-dasar Prilaku Organisasi. Yogyakarta: UII
Press Yogyakarta
Arikunto, Suharsimin.2002.Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta
Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat

18

Pengaruh Audit Kinerja Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Dinas Pemerintah Kota Cimahi

Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Ketiga.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husein, Umar.2008.Desain Penelitian Akuntansi Keprilakuan.Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Indriantoro, Nur dan Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : Penerbit
BPFE.
Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman.
Yogyakarta : BPFE.
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Mardiasmo.2005.Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Peneribit Andi
Mashuri. 2008. Metode Penelitian: Pendekatan Praktis. Andi:Yogyakarta
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Rai, I Gusti Agung.2010. Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Salemba Empat : Jakarta
Riduwan.2007. Dasar-Dasar Statistika Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta
Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi
dan Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sudjana.2000. Statistika untuk Ekonomi dan Niaga I. Bandung: Tarsito.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sujianto, Agus Eko.2007. Aplikasi Statistik Dengan SPSS Untuk Pemula. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher
Supangat, Andi. 2007. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik.
edisi1. Jakarta: Kencana.
Ulum M.D, Ihyaul.2009. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar. Bumi Aksara:Jakarta
Umi Narimawati & Dadang Munandar, 2008. Teknik Sampling “Teori dan Praktik Dengan
Menggunakan SPSS 15”, Gava Media: Yogyakarta.
Zikmund, William G.2008. CRM: Integrating Marketing Strategy and Information
Technology Edisi Terjemahan. USA : John Wiley and Sons.

19

Portofolio Volume 13 No. 1 Mei 2016 : 1 – 20

ISSN : 1829 -7188

Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Lembaga Teknis
Daerah Dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi
SPKN, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
UU No. 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
Jurnal dan Skripsi
Age Johnsen; Pentti Meklin; Lasse Oulasvirta; JarmoVakkuri.2001.Performance auditing
in local government: an exploratory study of perceived efficiency of municipal value
for money auditing in Finland and Norway European Accounting Review
Muttaqin.2011.Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik terhadap Akuntabilitas Publik di
Kab. Aceh Utara. Universitas Pasundan Bandung
Nurul Athirah Abd Manaf.2010.The Impact of Performance Audit : The New Zealand
Experience
Sherly Wiarty. 2010. Peranan Audit Kinerja Dalam Menunjang Akuntabilitas Publik
Pemerintah Kota Bandung. Jurnal Riset Akuntansi Volume I/No.2/ April 2010.
ISSN: 2086-0447. Universitas Komputer Bandung
Biodata Penulis :
Vita Citra Mulyandini SE.,MAk adalah Alumni Magister Akuntansi UNPAD

20