Pengaruh private label dan citra toko pada preferensi belanja (survey pada konsumen Yomart Cabang Dago Pakar di Bandung)
(2)
(3)
(4)
Daftar Riwayat Hidup
Nam : Jeri Puja Mardika
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 10 Januari 1987
Agama : Islam
Alamat : Kampus IV A No. 2 Kiaracondong - Bandung
Hobi : Musik, Otomotif, Olahraga, Travelling
Pendidikan
2009 - 2013 Universitas Komputer Indonesia Bandung
2002 - 2005 SMAN 10 Bandung
1999 - 2002 SMPN 14 Bandung
(5)
PENGARUH PRIVATE LABEL DAN CITRA TOKO TERHADAP
PREFERENSI BELANJA (SURVEY PADA KONSUMEN YOMART
CABANG DAGO PAKAR DI BANDUNG)
The Influence of Private Label and Store Image to Shopping Preferences
(Survey on Consumer Yomart Dago Pakar Branch at Bandung)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Manajemen
JERI PUJA MARDIKA 21209910
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(6)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. beserta seluruh keluarganya, sahabatnya, dan akhirnya kepada kita semua selaku keturunannya hingga akhir zaman nanti.
Atas rahmat dan ridha – Nya, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini. Usulan Penelitian ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Yomart. Usulan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyusunan skripsi dan syarat kelulusan dalam menempuh Program Studi Manajemen Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “Pengaruh Private Label dan Citra Toko terhadap Preferensi Belanja (Survey pada Konsumen Yomart cabang Dago Pakar di Bandung ”. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang kepada semua orang yang telah ikhlas membantu baik dalam hal waktu, tenaga, pikiran dan modal serta memberikan motivasi, semangat dan doa kepada Penulis.
Dalam kesempatan ini pula Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
(7)
ii
3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M. Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen sekaligus Dosen Pembimbing yang bijaksana, hebat dan luar biasa sabarnya serta sangat banyak membantu penulisan skripsi ini. (Thank You Bunda).
4. Linna Ismawati, SE. M.Si, selaku Ketua Sidang. 5. Windi Novianti, SE., MM., selaku Koordinator Sidang
6. Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., M. Si, selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Penguji yang sangat dikagumi. Terima Kasih sudah banyak membantu proses administrasi perkuliahan penulis. (Penulis merasa sangat beruntung)
7. Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA., selaku Dosen Pengajar dan Dosen Penguji yang sudah memberikan banyak masukan untuk pengembangan pengetahuan penulis. Terima Kasih Pak atas waktu yang sudah diberikan terutama ilmu pengolahan data (uji validitas dan reliabilitas).
8. Staff kesekretariatan Program Studi Manajemen ( Teh Hana dan Teh Maya) atas pelayanan dan informasinya. Dan seluruh Staff lainnya dan Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
9. Budi Basuki selaku Owner dan Pimpinan Yogya Group, serta Top Management, seluruh Staff dan karyawan PT. Yomart yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu, terimakasih telah memberikan kesempatan dan sharing ilmu pengetahuannya selama penulis melaksanakan penelitian.
(8)
iii
10.Untuk keluarga tercinta, terima kasih telah memberikan doa dan dukungannya, yang telah ikhlas berjasa untuk memperjuangkan hidup saya si “anak yatim”, then Specially for my son Athallanur Valenzo Jerviahza. You’re my spirit to live this hard life, the best thing i ever had, and the good gift from Allah SWT.
11.Untuk sahabat dan teman-temanku terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
12.Semua teman-teman program studi Manajemen, khususnya MN 5, teman- teman bimbingan, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
13.Seluruh pihak yang membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah terlibat dan membantu Penulis dalam penyusunan Usulan Penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skrispi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati Penulis bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan kualitas dan kuantitas penulisan skrispi ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Terima kasih.
Bandung, Juli 2012
Jeri Puja Mardika 21209910
(9)
iv DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SURATPERNYATAAN MOTTO
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ...xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ...1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ...18
1.2.1 Identifikasi Masalah ...18
1.2.2 Rumusan Masalah ...20
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...21
1.3.1Maksud Penelitian ...21
1.3.2Tujuan Penelitian ...21
1.4KegunaanPenelitian ...21
1.4.1 Kegunaan Praktis ...21
1.4.2 Kegunaan Akademis ...22
(10)
v
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS
2.1Kajian Pustaka ...24
2.1.1 Ritel ...24
2.1.1.1 Pengertian Ritel ...24
2.1.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Berkunjung ke Ritel... 25
2.1.2 Private Label ...26
2.1.2.1Pengertian Private Label ...26
2.1.2.2Kategori Private Label ...20
2.1.2.3Tujuan Private Label ...29
2.1.3 Citra Toko ...34
2.1.3.1Pengertian Citra Toko ...34
2.1.3.2Faktor-faktor yang Membangun Citra Toko ...35
2.1.4 Preferensi Belanja ...38
2.1.4.1 Pengertian Preferensi Belanja (Shopping Preference) ...38
2.1.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Belanja Konsumen ...39
2.1.4.3 Indikator Preferensi Belanja ...40
2.1.5 Penelitian Terdahulu ...40
2.2 Kerangka Pemikiran ...43
2.2.1Hubungan Private Label dengan Preferensi Belanja ...44
2.2.2 Hubungan Citra Toko dengan Preferensi Belanja ...45
2.2.3 Hubungan Private Label dan Citra Toko Dengan Preferensi Belanja...45
(11)
vi
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian ...48
3.2MetodePenelitian ...48
3.2.1 Desain Penelitian ...50
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...52
3.2.3 Sumber danTeknik Penentuan Data ...55
3.2.3.1Sumber Data (Primer dan Sekunder) ...55
3.2.3.2Teknik Penentuan Data ...57
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...59
3.2.4.1 Uji Validitas ...61
3.2.4.2 Uji Realibilitas ...65
3.2.5Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...67
3.2.5.1 Rancangan Analisis ...67
3.2.5.1.1Rancangan Deskriptif (Kualitatif)...68
3.2.5.1.2Analisis Verifikatif (Kuantitatif)...72
3.2.5.2 PengujianHipotesis ...80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan...84
4.1.1 Sejarah Perusahaan ...84
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan...85
(12)
vii
4.2 Karakteristik Responden ...91
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...92
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...93
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan...94
4.2.4Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...94
4.2.5Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...95
4.3 Pembahasan Penelitian...96
4.3.1 Analisis Deskriptif Private Label ...96
4.3.1.1 Product Quality ...97
4.3.1.2 Selling Price ...100
4.3.1.3 Presentation...104
4.3.1.4 Promotion ...108
4.3.1.5 Package ...111
4.3.2 Analisis Deskriptif Citra Toko ...116
4.3.2.1 Reputation ...116
4.3.2.2 Recognition ...119
4.3.2.3 Affinity ...121
4.3.2.4 Brand Loyalty ...123
4.3.3Analisis Deskriptif Preferensi Belanja ...124
4.3.3.1 Buy ...127
4.3.3.2 Re-Buy ...131
(13)
viii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...155 5.2 Saran ...156
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Aisah. 2009. Jurnal Bisnis & Manajemen. Maret, Vol. X No. 1, Hal 72 – 86 Beneke, Justin. 2010. African Journal of Business Management. Vol. 4(2), pp. 230-220,
February, ISSN 1993-8233
Benny, B. Tjandrasa. 2006. Jurnal Manajemen. Vol. 6, No. 1, Nov
Berman, Barry & Evans, Joel. 2004. Retail Management. Prentice Hall
Berman, B. & Evans, J.R. 2007. Retail Management : A Strategy Approach, 10th ed. Pearson
Education New Jersey
Husein, Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan 2, Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta
Husein, Umar. 2003. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Edisi Revisi, PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I Jakarta : PT. Indeks
(15)
Kotler & Keller. 2012. Marketing Management, 14 th Edition, Prentice Hall
Kuhar & Tanja. 2009. Acta Agriculture Slovenica, 91 – 2 September
Levy, Michael & Weitz, Barton. 2004. Retailing Management 5 th Edition. Mc Graw Hill
Santoso, Singgih. 2009. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol. 8, No. 1, Maret
Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta : Bandung
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta
Susanti, Retno. 2012. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 12, No. 1, April : 76 – 84 Tang, Angie & Lim, Sarah, 2008. Retail Operations : How To Run Your Own Store. Prentice
Hall
Umi, Narimawati. 2011. Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas
Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.Bekasi: Genesis
Veronica, Pia & Allard. 2009. Journal of Retailing and Consumer Services. Vol. 16 No. 4 281-
290a
Widya, Christina. 2008. Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel. Jakarta : Salemba
Empat
Widya, Christina. 2010. Manajemen Ritel Strategi dan Implimentasi Operational Bisnis Ritel
(16)
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian pustaka
Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun tinjauan pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai private label, citra toko dan preferensi belanja.
2.1.1 Ritel
2.1.1.1Pengertian Ritel
Menurut Tang & Lim (Tang & Lim, 2008:4) pengertian ritel yaitu :
“Ritel mencakup semua kegiatan yang terlibat dalam menjual produk dan / atau jasa kepada konsumen akhir. Ini mencakup beragam produk seperti pakaian, alas kaki jasa, keuangan dan rekreasi”.
Menurut Berman & Evans (Berman & Evans, 2004:3) mendefinisikan ritel yaitu :
“Ritel meliputi kegiatan usaha yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk pribadi keluarga mereka, atau keperluan rumah tangga”. Menurut Levy & Weitz (Levy & Weitz, 2004:6) mendefinisikan ritel yaitu :
“Pengecer adalah bisnis yang menjual produk atau jasa, atau keduanya, kepada konsumen untuk penggunaan pribadi atau keluarga. Pengecer upaya untuk
(17)
25
memenuhi kebutuhan konsumen dengan memiliki barang yang tepat, pada harga yang tepat, di tempat yang tepat, ketika konsumen menginginkannya”.
Menurut Kotler & Keller (Kotler & Keller, 2012:447) mendefinisikan ritel yaitu :
“Ritel mencakup semua kegiatan dalam menjual barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pribadi, bisnis non isu. Sebuah pengecer atau toko ritel adalah setiap perusahaan bisnis yang volume penjualan terutama berasal dari ritel”.
Menurut Christina (Christina, 2008) mendefinisikan ritel yaitu :
“Ritel adalah sekelompok kegiatan yang menjual atau menambahkan nilai barang dan jasa pada konsumen akhir yang digunakan secara pribadi, keluarga, atau rumah tangga. Dengan demikian peran Retailing di sini adalah sebagai saluran
terakhir distribusi dari mata rantai pabrik kepada konsumen akhir”
Dari pengertian-pengertian di atas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, bisa disimpulkan bahwa ritel adalah kegiatan usaha yang menjual barang dan jasa kepada konsumen. Produk yang dijual kepada konsumen sangat beragam. Dan konsumen membeli sesuai kebutuhan mereka.
2.1.1.2Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Berkunjung ke Ritel
Berman dan Evans (Berman & Evans, 2007:436) mengemukakan faktor yang mempengaruhi seorang konsumen berkunjung ke toko/retail adalah :
(18)
26
1. Faktor demografi, yakni faktor yang terkait dengan cirri-ciri kependudukan seperti gender, kelompok usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan serta pengeluaran, status pernikahan dan sebagainya.
2. Faktor gaya hidup seseorang, yakni
Faktor sosial seperti budaya, kelas sosial, peran kelompok referensi, siklus kehidupan keluarga dan waktu yang dialokasikan oleh seseorang untuk melakukan sebuah kegiatan
Faktor psikologis, seperti kepribadian seseorang, kesadaran seseorang akan status sosialnya keinginan untuk membeli produk baru dan sebagainya.
3. Faktor kebutuhan dan keinginan konsumen 4. Faktor sikap dan tingkah laku berbelanja 5. Faktor tindakan toko/peritel itu sendiri
6. Faktor lingkungan, yakni kondisi ekonomi makro, lingkungan sekitar toko, persaingan harga antar peritel dan peraturan pemerintah yang terkait dengan kegiatan retail.
2.1.2 Private Label
2.1.2.1Pengertian Private Label
Menurut Levy & Weitz (Levy & Weitz, 2004:436) pengertian private label yaitu :
“Merek private label, juga disebut merek toko, adalah produk yang dikembangkan oleh pengecer dan tersedia untuk dijual hanya dari pengecer”
(19)
27
Menurut Kotler & Keller (Kotler & Keller, 2012:459) mendefinisikan private label yaitu :
“Sebuah merek pribadi (juga disebut merek reseller, gudang, atau distributor) adalah merek yang pengecer dan grosir yang mengembangkan”
Menurut Christina (Christina, 2008) mendefinisikan private label yaitu : “Private label adalah salah satu aktivitas peritel dalam membuat nama atau
merek pada beberapa item produk yang dijualnya”
Menurut Machado Filho, Toledo dalam (Marketing CORNER, 2009:1) mendefinisikan private label yaitu :
“Label pribadi adalah merek yang dikembangkan dan dikelola oleh distributor (retailer, grosir, jasa makanan). Pengecer stempel merek mereka
pada produk dan menjualnya kepada konsumen akhir”
Menurut Lincoln & Thomassen dalam penelitian Aisah Asnawi (Asnawi, 2009:72) mendefinisikan private label yaitu :
“Private label didefinisikan sebagai merek yang dimiliki dan dijual serta didistribusikan oleh peritel”
Menurut ACNielsen (2005) dalam Alsemsson & Johansson (Alsemsson & Johansson, 2007:836) mendefinisikan private label yaitu :
“Private label sebagai merek yang dijual di bawah nama pemilik merek dan dipromosikan oleh peritel dalam toko mereka”
(20)
28
Dari pengertian-pengertian di atas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, bisa disimpulkan bahwa private label adalah merek pribadi yang dimiliki untuk dikembangkan dan dikelola oleh distributor (retailer, grosir, jasa makanan). Private label merupakan aktivitas peritel. Private label dipromosikan dan dijual oleh peritel kepada konsumen.
2.1.2.2 Kategori Private Label
Menurut Christina (Christina, 2008), terdapat empat kategori private label yaitu :
1. Bargain
Yaitu memiliki target segmen yang sensitif terhadap harga sehingga merek privat dalam kategori bargain biasanya ditawarkan dengan harga diskon. 2. Premium
Yaitu merek privat dengan kategori premium biasanya ditawarkan dengan label privat yang dapat dibandingkan dengan merek pabrik, akan tetapi biasanya dengan harga yang relatif lebih murah.
3. Copycat
Yaitu meniru merek pabrik dalam hal desain dan kemasannya tetapi secara umum merek copycat tersebut memiliki kualitas yang rendah dan ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada merek aslinya
4. Pararel
Merek pararel hampir sama dengan merek copycat, merek pararel meniru semua desain dan kemasan produk dengan pendekatan kualitasnya.
(21)
29
Menurut Dick, Richard dan Koskinen dalam Retno (Susanti, 2012: 76 – 84), produk private label brands dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Store brands
Yaitu produk PLBs dengan merek nama toko, misal Tescoyang dimiliki peritel “Tesco”.
2. Store sub-brands
Yaitu produk PLB’s dengan merek nama toko ditambah dengan nama lain, misal Tesco Finest Range.
3. Generic brands
Yaitu produk PLBs dengan merek independen (tidak menyertakan nama toko), misal Value Plus produk PLBs dari Matahari supermarket.
4. Individual product brands
Yaitu produk yang dimiliki peritel tetapi dianggap sebagai merek individu, nama merek mungkin terlihat dibagian belakang, namun tidak terlalu mencolok.
5. Ekslusif product
Secara definisi bukan produk PLBs tetapi mempunyai beberapa kesamaan karakteristik, produk ini bukan murni produk peritel tetapi bekerja sama dengan supplier
2.1.2.3Tujuan Private Label
Berikut ini adalah alasan peritel mengadakan merek privat menurut Christina (Christina, 2008) :
(22)
30 1. Loyalitas Konsumen
Mengembangkan loyalitas konsumen melalui lini ekslusif dari produk 2. Kompetisi
Persedian produk merek privat pesaing sangat perlu untuk mengadakan merek privat untuk tetap kompetitif dengan menawarkan alternatif harga murah
3. Keuntungan yang lebih baik
Produk merek privat memberikan keuntungan yang lebih besar daripada keuntungan produk merek perusahaan
Menurut Fernie dalam Beneke & Justin (Beneke & Justin, 2010:230) keuntungan untuk pengecer untuk pengembangan private label adalah :
1. Peningkatan profitabilitas melalui penghematan biaya dan peningkatan Margin
2. Peningkatan toko loyalitas dan penciptaan identitas perusahaan yang Berbeda
3. Peluang usaha untuk merebut pasar baru
4. Peningkatan tawar memanfaatkan dengan pemasok
Dalam Aisah (Asnawi, 2009:72), terdapat beberapa perspektif terhadap kehadiran private label. Perspektif tersebut dapat dilihat dari sudut pandang konsumen, peritel dan produsen. Jika dilihat dari sisi konsumen, menurut Levy &
(23)
31
Weitz (Levy & Weitz, 2007:42) terdapat berbagai keunggulan yang bisa didapatkan konsumen dari private label. Keunggulan tersebut berupa :
1. Konsumen memiliki lebih banyak pilihan selain produk dari merek produsen
2. Menemukan produk dengan kandungan bahan dan kualitas yang sama dengan merek produsen karena umumnya pada peritel besar, private label diproduksi oleh produsen yang memilki merek yang cukup dikenal
3. Reputasi peritel akan membuat konsumen yakin akan kualitas private label yang dijual sama baiknya dengan produk bermerek produksi pabrik 4. Menikmati ketersedian barang dalam beragam kategori karena umumnya
private label sudah hadir di semua lini produk
5. Menghemat uang karena private label cenderung lebih murah dibandingkan merek yang sudah dikenal
Dari sudut pandang peritel, menurut Levy (Levy, 2007:42) motivasi tersebut adalah :
1. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap toko mereka
2. Kemampuan untuk membuat diferensiasi atas kompetisi yang terjadi antar peritel
3. Kesadaran yang tinggi dari konsumen atas penerimaan merek toko karena private label umumnya membawa nama toko
(24)
32
5. Keuntungan yang relatif lebih tinggi dibandingkan menjual produk merek produsen
Sedangkan dalam perspektif produsen atau pabrik, menurut Oubina et al (oubina, 2006:747) terdapat beberapa motivasi untuk memproduksi private label :
1. Motivasi ekonomi dan financial yaitu berupa kelebihan kapasitas produksi yang dimiliki oleh produksi
2. Motivasi pasar dan motivasi strategis yaitu pertumbuhan dan pangsa pasar perusahaan serta mencegah agar private label tidak diproduksi oleh kompetitor lain
3. Motivasi relasional yaitu jaminan kerjasama dengan distributor atau peritel besar sebagai pemilik jalur distribusi
Sedangkan faktor pendorong private label dapat dilihat dari tiga sesi yaitu : sisi konsumen, lingkungan ritel dan juga produsen. Dari sisi konsumen dapat dilihat bahwa pertumbuhan private label ini disebabkan karena konsumen semakin mendapat informasi dan makin teredukasi serta meningkatnya kepercayaan terhadap peritel. Dari sisi lingkungan dapat dilihat bahwa terdapat beberapa faktor-faktor pendorong pertumbuhan private label yaitu berupa :
1. Pertumbuhan pasar yang cepat 2. Kosentrasi pasar yang makin padat
3. Pemain internasional dalam bidang ritel yang makin banyak 4. Kepadatan gerai
5. Kompetisi harga
(25)
33
Dari sisi produsen, faktor pendorong private label berupa : 1. Over kapasitas
2. Produk baru yang berlimpah
3. Ketergantungan tempat terhadap peritel
Indikator private label (Cheng, Ching-Liang, 2009) : 1. Product Quality
Produk-produk merek toko pribadi dapat dipercaya.
Kualitas dari merek pribadi yang sangat baik ketika berbelanja. 2. Selling Price
Harga jual dari merek pribadi lebih rendah.
Harga dari merek pribadi lebih masuk akal dibandingkan dengan merek nasional.
3. Presentation
Mudah untuk pergi berbelanja untuk merek pribadi jika ruang diri memiliki presentasi yang lebih dalam menyimpan.
Kenyamanan lingkungan berbelanja merek pribadi adalah penting bagi konsumen.
4. Promotion
Kegiatan promosi merek pribadi menarik.
Kegiatan promosi merek pribadi sangat bermanfaat bagi pelanggan. 5. Package
Merek pribadi menawarkan kemasan kelas atas yang sangat menarik dan akan mendapatkan kepercayaan serta pengakuan.
(26)
34 Deskripsi ditu
lis pada kemasan mencakup semua fitur yang penting untuk memilih merek.
2.1.3 Citra Toko (Store Image) 2.1.3.1Pengertian Citra Toko
Menurut Tang & Lim (Tang & Lim, 2008:132) citra toko adalah :
“Citra toko juga dapat didefinisikan sebagai persepsi keseluruhan pembeli memiliki lingkungan toko. Ini adalah kepribadian toko”.
Menurut Berman & Evans (Berman & Evans, 2004:59) citra toko didefinisikan citra toko yaitu :
“Citra toko mewakili bagaimana pengecer yang diberikan dirasakan oleh konsumen dan lain-lain. Sebuah perusahaan dapat dilihat sebagai inovatif atau konservatif, khusus atau berbasis luas, diskon-oriented atau kelas atas.”
Menurut Martineau dalam Veronica, Pia dan Allard (Veronica, Pia, & Allard 2009:281) citra toko didefinisikan citra toko yaitu :
“Citra toko didefinisikan dalam pikiran pembelanja, sebagian oleh kualitas fungsional dan sebagian lagi oleh aura atribut psikologis.”
Menurut Santoso (Santoso, 2009:1) citra toko didefinisikan citra toko yaitu : “Store Image (citra dari sebuah toko) berhubungan dengan bagaimana sebuah ritel dipersepsi oleh para konsumennya; hal ini berkaitan dengan positioning perusahaan, yang berusaha untuk membuat persepsi konsumen terhadap
(27)
35
ritelnya berbeda dengan persepsi konsumen pada sejumlah ritel kompetitor, dan membuat konsumen merasa tertarik dan puas dengan atribut – atribut yang ada pada ritelnya.”
Dari pengertian-pengertian di atas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, bisa disimpulkan bahwa citra toko adalah persepsi konsumen mengenai kepribadian toko yang dipengaruhi dari segi kualitas dan psikologis. Citra toko berhubungan dengan positioning perusahaan. Dan citra toko adalah kepribadian toko.
2.1.3.2Faktor-faktor Yang Membangun Citra Toko
Dalam penelitian Santoso (Santoso, 2009:1), variabel store image menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen secara langsung saat berbelanja di sebuah toko. Indikator yang ada meliputi semua atribut yang dapat dilihat secara fisik (tangible) maupun tidak terlihat (intangible), yakni :
1. Interior, yang meliputi disain interior ruangan toko
2. Merchandise, yang meliputi kelengkapan dan kualitas produk yang ada di toko serta keragaman produk di toko
3. Excellent Customer Service, yang meliputi pelayanan kasir yang memuaskan serta pelayanan pramuniaga toko yang memuaskan
4. Price Range, yang meliputi harga murah pada toko serta adanya kebijakan diskon dan promo pada waktu-waktu tertentu
(28)
36
Menurut Davidson dalam Dahmiri (Dhamiri, 2009:12) faktor-faktor yang mempengaruhi store image adalah :
1. Reputation, yaitu seberapa kuat brand perusahaan dikenal oleh konsumen.
2. Recognition, yaitu tingginya nilai perusahaan dalam persepsi konsumen.
3. Affinity, yaitu hubungan emosional (emotional relationship) yang terjadi antara brand department store dengan pelanggan.
4. Brand Loyalty, yaitu seberapa jauh kesetiaan konsumen menggunakan jasa/pelayanan perusahaan.
Faktor-faktor yang membangun pencitraan toko menurut Yoo (2005:28) dalam Christina (Christina, 2010) :
Dimensi Komponen Isi Dari Komponen
Barang Dagangan
Kualitas
a. Kualitas terbaik dibandingkan dengan toko lain
b. Kualitas terbaik dan sesuai dengan harga yang diberikan c. Kualitas terbaik secara keseluruhan
Harga
a. Harga yang lebih rendah dibandingkan dengan toko lain b. Harga yang beralasan dibandingkan terhadap produk c. Harga rendah secara keseluruhan terhadap harga produk
Keanekaragaman
a. Ketersedian produk baru (produk fesyen), merek bervariasi b. Berbagai macam desain produk dan warna
c. Berbagai macam variasi produk
d. Ketersediaan berbagai macam merek dan produk untuk dipilih
Promosi Promosi
a. Frekuensi penjualan b. Lingkup penjualan produk c. Penyediaan informasi produk baru
d. Undangan atas perayaan kultural dan penjualan khusus e. frekuensi acara pemberian hadiah
f. Penempatan katalog dengan tepat g. Berbagai macam hadiah
(29)
37
dan pendapatan poin)
Iklan
a. Penyediaan informasi iklan b. Iklan rencanabelanja yang berguna c. Iklan dengan daya tark
d. Iklan yang terpercaya
Kenyamanan
Kenyamanan Berbelanja
a. Keluasaan bergerak dialam toko
b. Kemudahan menemukan barang-barang yang diinginkan
c. Memugkinkan untuk melakukan pembelanjaan secara menyeluruh d. Kenyamanan belanja secara menyeluruh
Letak yang Strategis
a. Kemudahan jalan masuk dan keluar ke tempat parkir b. Terdapat jalur penghubung dengan transportasi publik (bus dan subway)
c. Kedekatan jarak dengan rumah dan kantor d. Akses bus yang terjadwal
e. Penyediaan lahan parkir gratis
Fasilitas toko
a. Kemudahan menggunakan fasilitas toko (eskalator, lift dan kereta bayi) b. Berbagai macam tempat istirahat
(food corner, toilet, coffe shop, tempat duduk) c. Fasilitas yang bersih
d. Fasilitas yang modern
Pelayanan Toko
Pelayanan Penjual
a. Tenaga penjualan yang ramah
b. Adanya bantuan dari tenaga penjualan informasi yang terkait dengan produk
c. Penyediaan informasi terbaru dari tenaga penjualan
d. Pemberian ungkapan-ungkapan persetujuan dan solusi atas keluhan pada tenaga penjualan
e. Pelayanan konsumen yang menakjubkan Layanan Kredit
a. Penerimaan atas berbagai macam kartu kredit
b. Kemudahan pengembalian dan penukaran barang-barang yang tidak dapat digunakan atau dikembalikan
Atmosfer Toko
a. Atmosfer toko yang menyenangkan b. Atmosfer toko yang santai
c. Dekorasi dan presentasi produk yang bagus
d. Atmosfer pencahayaan, warna dan fasilitas yang mewah Merek
Terkenal Berkelas
a. Nama merek yang terkenal b. Citra kelas tinggi (high-class)
(30)
38
2.1.4Preferensi Belanja
2.1.4.1 Pengertian Preferensi Belanja (Shopping Preference)
Menurut Mumuh (Mumuh, 2009:1) pengertian preferensi belanja yaitu : “Preferensi konsumen adalah nilai-nilai bagi pelanggan yang diperhatikan dalam menentukan sebuah pilihan. Lain halnya dengan preferensi belanja yang berarti sikap dari konsumen yang bersedia memberi rekomendasi terhadap belanja yang pernah mereka nikmati kepada orang lain. Dalam kaitan dengan preferensi ini, maka konsumen akan menggunakan harapannya
sebagai standar atau acuan.”
Simamora (Simamora, 2003:137) memberikan ilustrasi tentang preferensi
konsumen dengan ilustrasi sebagai berikut : “ Saya lebih menyukai merek ini.”
kata Susan sambil menunjuk teh siap minum merek terkenal. Preferensi konsumen tercermin dari kata I prefer this brand, sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Bermula preferensi merek ini, tinggal selangkah lagi menuju
keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini.” adalah preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya.” Inilah keputusan sebelum pembelian (pre-purchase decision).
Jadi preferensi pembelian merupakan keputusan akhir dari proses pembelian untuk dapat dinikmati oleh konsumen sehingga dapat mencapai kepuasan dari berbagai macam pilihan diantara produk-produk pesaingnya. Preferensi belanja yang berarti sikap dari konsumen yang bersedia memberi rekomendasi terhadap
(31)
39
belanja yang pernah mereka nikmati kepada orang lain. Konsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan
2.1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Belanja Konsumen
Preferensi ini dapat terbentuk melalui pola pikir konsumen yang didasari oleh beberapa alasan, antara lain :
1. Pengalaman yang diperoleh sebelumnya
Konsumen merasakan kepuasan dalam membeli produk ini dan merasakan kecocokan dalam mengkonsumsi produk yang dibelinya. Maka konsumen akan terus menerus memakai atau menggunakan merek produk tersebut, sehingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli.
2. Kepercayaan turun-termurun
Dikarenakan kebiasaan keluarga menggunakan produk tersebut, setia terhadap produk yang selalu dipakainya karena merasakan manfaat dalam pemakaian produk tersebut, sehingga konsumen mendapatkan kepuasan dan manfaat dari produk yang dibeli.
Banyaknya produk yang sama dikeluarkan oleh produsen oleh pesaing sehingga menyulitkan konsumen untuk menentukan pilihan. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi belanja (Simamora, 2003:138) :
1. Adanya perbedaan harga diantara produk-produk pesaing
2. Masing-masing produk memberikan cirri khas yang berbeda diantara produk pesaing
(32)
40
2.1.4.3 Indikator Preferensi Belanja
Indikator Shopping Preference (Chen, Ching – Liang, 2009) yaitu : 1. Pembelian
Para pelanggan cenderung membeli produk merek pribadi di toko. Para pelanggan bersedia untuk membeli produk merek pribadi untuk teman-teman mereka.
2. Pembelian kembali
Sering membeli komoditas yang unik dari toko. Bersedia untuk membeli merek pribadi lagi di toko. Merekomendasikan produk kepada teman-teman.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tabel Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti
No Judul Penelitian/Judul Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh Private
Brand Strategy
Terhadap Brand
Equity dan
Implikasinya pada
Shopping Preference lebih banyak dipengaruhi faktor lain dibanding dengan
Private Brand pada
tingkat signifikansi 5%
Variabel X1 Dan Y, Yaitu
Private Label
Dan Shopping Preference
Variabel X2 penulis Store Image
(33)
41 Shopping Preference
Konsumen Giant
Supermarket
Sindangbarang Bogor (Mumuh, 2009)
2 Product Private
Labels Brands sebagai Alternatif Meraih
Konsumen pada
Perusahaan Ritel (Retno, 2012)
Product Private Label berpengaruh positif dengan citra harga murah sebagai faktor yang paling dominan
Variabel X1, Yaitu Private Label
Penulis meneliti Variabel X2 dan Y, yaitu Store Image dan
Shopping Preference.
3 Pengaruh Private
Label Strategy
Terhadap Shopping Preference Melalui Brand Equity
(Kusuma, 2012)
Private Label
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi
rendahnya Shopping
Preference sebesar 41,4%
Variabel X1 Dan Y, Yaitu
Private Label
Dan Shopping Preference
Variabel X2 penulis Store Image
4 Analisis Literatur Hubungan Private
Label Kesadaran
Merek dan Citra
Merek dan
Penerapannya pada Industri Hipermarket (Aisah, 2009)
Kehadiran private label sebagai merek yang dimiliki oleh peritel saat ini sudah mencapai pencapaian di beberapa Negara maju. Sedangkan untuk Negara Asia Pasifik terutama Indonesia,
Variabel X1, Yaitu Private Label Peneliti hanya mereview artikel-artikel mengenai Private Label pada industri ritel
(34)
42
private label masih belum menjadi pilihan utama
konsumen ketika
berbelanja
5 Consumer Perceptions of Private Label Brands within The Retail Grocery Sector of South Africa
(Beneke, 2009)
Persepsi kualitas dan harga Private Label di Afrika Selatan sebanyak 34% mengatakan positif, 48% netral, dan 18% negatif
Sama-sama meneliti
Private Label
pada ritel
Penulis meneliti Variabel X2 dan Y, yaitu Store Image dan
Shopping Preference
6 Attitudes Towards
Private Labels –
example of a
Consumer Sensory
Evaluation of Food in Slovenia
(Kuhar & Tanja, 2008)
Sebanyak 45% konsumen
di Slovenia
mempersepsikan produk private label dinyatakan sangat murah
Sama-sama meneliti
Private Label
pada ritel
Penulis meneliti Variabel X2 dan Y, yaitu Store Image dan
Shopping Preference 7 Strategic Thinking
Leading to Private Brand Strategy that Caters for Customers Shopping Preferences in Retail Marketing (Chen & Liang, 2009)
Terdapat hubungan positif antara private label dengan brand equity dan hubungan private label
dengan shopping
preference sebesar 54%
Sama-sama meneliti
Private Label
Dan Shopping Preference
Penulis meneliti variabel X2 yaitu Store Image
(35)
43 8 Modelling Consumer
Responses to an
Apparel Store Brand : Store Image as a Risk Reducer
(Liljander, Polsa, Allard, 2009)
Citra toko berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian konsumen dan
dapat mengurangi
persepsi negatif atau meningkatkan persepsi kualitas private label
Sama-sama meneliti
Private Label
Dan Store
Image
Penulis meneliti variabel X2 yaitu Store Image
9 The Effect of Store Image and Service Quality on Brand Image and Purchase Intention for Private Label Brands
(Paul, gary, Hsiao, 2011)
Citra toko dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap perilaku
pembelian konsumen
terhadap produk private label
Sama-sama meneliti
Private Label
Dan Store
Image
Penulis meneliti variabel Y yaitu
Shopping Preferences
10 Outlet Attributes as
Determinants of
Preference of Women
between a
Supermarket and a
Traditional Open
Market
(Oghojafor, Ladipo, Kennedy, 2012)
Atribut kualitas, harga, lokasi, kebersihan, kelengkapan produk, fasilitas parkir sangat penting dan berpengaruh positif terhadap preferensi belanja, dan sebanyak 62% Supermarket Sama-sama meneliti Shopping Preferences pada ritel Penulis meneliti Variabel X1 dan X2, yaitu
Private Label
dan Store
Image
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan teori yang ada, Penulis berasumsi bahwa private label dan citra toko berdampak terhadap preferensi belanja. Dalam menghadapi persaingan yang ketat dengan sesama pelaku retail PT Yomart
(36)
44
(pusat) di Bandung harus berusaha mempertahankan pelanggannya. Berdasarkan fenomena dan data yang ada, Private Label Brand merupakan inovasi di dalam dunia ritel. Melalui strategi Private Label Brand (PLB) atau merek pribadi dapat membedakan identitas masing-masing peritel. Meskipun kehadirannya mengundang banyak perdebatan, PLB berkembang pesat. Sejumlah ritel modern seperti hypermarket dan minimarket berlomba-lomba meluncurkan produk dengan merek sendiri (PLB).
Nama besar peritel dapat meningkatkan penjualan PLB. Citra toko memberikan persepsi isyarat yang sangat relevan untuk PLB, mereka dapat bertindak seperti merek asli, menyediakan dasar untuk kualitas PLB keseluruhan. Pengenalan PLB membantu membangun loyalitas konsumen. Penerimaan PLB tidak hanya diperkuat melalui peningkatan sensivitas harga (resesi ekonomi atau persaingan diskon yang tinggi). Pengenalan secara premium memiliki efek positif pada persepsi konsumen. Namun strategi Private Label dapat menjadi boomerang, karena pada dasarnya orang-orang menganggap produk dengan harga murah memiliki kualitas rendah sehingga menimbulkan resiko pembelian. Strategi Private Label telah menjadi sebuah kategori unggul yang menggambarkan keterampilan manajemen dan dasar untuk menetapkan preferensi belanja konsumen dalam ritel.
2.2.1 Hubungan Private Label dengan Preferensi Belanja
Secara simultan, konsumen saat ini bersedia untuk membeli produk merek pribadi dan sangat senang untuk memiliki rentang PLB yang tersedia di toko-toko
(37)
45
(Veronica, Pia, Allard, 2009). Private Label memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya Shopping Preference (Kusuma, 2012).
2.2.2 Hubungan Citra Toko dengan Preferensi Belanja
Pada dasarnya citra dari sebuah toko berhubungan dengan bagaimana sebuah ritel dipersepsi oleh para konsumennya; hal ini berkaitan dengan positioning perusahaan, yang berusaha untuk membuat persepsi konsumen terhadap ritelnya berbeda dengan persepsi konsumen pada sejumlah ritel kompetitor dan membuat konsumen merasa tertarik dan puas dengan atribut-atribut yang ada pada ritelnya. Dalam kegiatan belanjanya, konsumen membentuk image dari lingkungan toko, produk yang dijual dan faktor lain, dan image yang dipersepsi konsumen ini akan mempengaruhi pola belanjanya di kemudian hari (Mazursky & Jacoby, pada Santoso, 2009:1). Citra toko sangat berpengaruh positif terhadap preferensi belanja (Paul, Gary, Hsiao, 2011)
2.2.3 Hubungan Private Label dan Citra Toko terhadap Preferensi Belanja
Ketika konsumen tidak mengenal private label, melalui citra toko yang baik konsumen membeli produk private label. (Vahie & Paswan, 2006). Citra toko secara langsung berpengaruh positif terhadap preferensi belanja produk private label (Paul, Gary, Hsiao, 2011). Nama besar peritel dapat meningkatkan penjualan private label. (Beldona & Wyson, 2007:227)
(38)
46
Berdasarkan pada kerangka pemikiran dan teori keterkaitan antar variabel di atas mengenai private label dan citra toko kaitannya terhadap preferensi belanja, maka penulis mengasumsikannya dalam sebuah paradigma penelitian yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
“Pengaruh Private Label dan Citra Toko terhadap Preferensi Belanja” 1. Reputation
2. Recognition 3. Affinity 4. Brand Loyalty Davidson (1998) dalam Dahmiri (2009)
Private Label
Citra Toko
1. Product Quality 2. Selling Price 3. Presentation 4. Promotion 5. Package
Chen, Ching - Liang (2009)
1. Buy 2. Re - buy
Chen, Ching - Liang (2009)
(39)
47
2.3Hipotesis
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2002:39) menyatakan bahwa hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas serta teori yang menghubungkan variabel X1 terhadap Y dan variabel X2 terhadap Y, maka penulis berpendapat bahwa :
Hipotesis Utama
Terdapat Pengaruh Private Label dan Citra Toko terhadap Preferensi Belanja pada Yomart Dago Pakar.
Sub Hipotesis
H1 : Terdapat Pengaruh Private Label terhadap Preferensi Belanja pada Yomart Dago Pakar
H2 : Terdapat Pengaruh Citra Toko terhadap Preferensi Belanja pada Yomart Dago Pakar
(40)
48 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun laporan.
Menurut Husein Umar (Umar, 2003:303) mengatakan bahwa :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain yang dianggap perlu”.
Objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh Private Label sebagai variabel X1, Citra Toko sebagai variabel X2 dan Preferensi Belanja sebagai variabel Y pada Yomart Dago Pakar.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan , menjelaskan keadaan yang ada pada Yomart
(41)
49
Dago Pakar berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Sedangkan metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2005:21) :
“ Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian poin ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh Private Label dan Citra Toko terhadap Preferensi Belanja pada cabang Yomart Dago Pakar.
Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh variabel independent mempengaruhi terhadap variabel dependent, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.
Explanatory Survey adalah suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survei dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
(42)
50
3.2.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) adalah:
“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2011:30) adalah : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian. 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
(43)
51
9. Menyusun pelaporan hasil penelitian melalui data informasi yang diperoleh dari perusahaan kemudian data kemudian menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian
Metode yang
digunakan Unit Analisis Time Horizon
T – 1 Descriptive
Descriptive dan
Survey Konsumen pada Yomart Dago
Pakar
Cross Sectional
T – 2 Descriptive
Descriptive dan
Survey Konsumen pada Yomart Dago
Pakar
Cross Sectional
T – 3 Descriptive Descriptive dan
Survey Konsumen pada Yomart Dago Pakar
Cross Sectional
T – 4-5
Descriptive &
Verifikatif
Descriptive dan eksplanatory
Survey Konsumen pada Yomart Dago Pakar
Cross Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel bermaksud untuk mengetahui hubungan pangukuran variabel-variabel penelitian.
(44)
52
Tabel 3.2 Operasional Variable
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber
Data Private
Label (X1)
Sebuah merek pribadi
(juga disebut merek
reseller gudang atau distributor) adalah merek pengecer dan grosir yang mengembangkan
Kotler & Keller (2012:459) Product Quality - Produk terpercaya - Produk berkualitas - Tingkat kepercayaan produk
- Tingkat kualitas produk ORDINA L ORDINA L ORDINA L Konsumen Yomart Dago Pakar Selling Price
-Harga terjangkau
-Harga sesuai
- Tingkat keterjangkaun harga - Tingkat kelayakan harga Presentation
- Kemudahan
mendapatkan produk -Kenyamanan konsumsi produk - Tingkat kemudahan mendapatkan ketersedian produk - Tingkat kenyamanan konsumsi produk Promotion
(45)
53
-Promosi produk menarik
-Promosi produk menguntungkan dan hemat bagi konsumen - Tingkat kemenarikan promosi produk - Tingkat keuntungaan dari segi hemat dalam konsumsi produk ORDINA L ORDINA L Konsumen Yomart Dago Pakar Package
-Kemasan produk menarik
-Kemasan higienis
- Tingkat kemenarikan kemasan - Tingkat kebersihan kemasan produk Citra Toko (X2)
Store Image (citra dari sebuah toko) berhubungan dengan bagaimana sebuah ritel dipersepsi oleh para
konsumennya; hal ini
berkaitan dengan
positioning perusahaan,
yang berusaha untuk
membuat persepsi
konsumen terhadap
ritelnya berbeda dengan persepsi konsumen pada sejumlah ritel kompetitor, dan membuat konsumen marasa tertarik dan puas dengan atribut – atribut yang ada pada ritelnya
Reputation
-Citra toko
-Tingkat reputasi.
ORDINA L ORDINA L Konsumen Yomart Dago Pakar Recognition
-Nilai toko menurut
persepsi konsumen -Tingkat baik atau tidaknya menurut persepsi konsumen
(46)
54
Mazursky & Jacoby (1986) pada Singgih Santoso (2009)
Affinity
-Hubungan emosional yang terjadi antara toko dengan pelanggan
-Tingkat kepuasan konsumen ORDINA L ORDINA L Konsumen Yomart Dago Pakar Brand Loyalty
-Kesetiaan konsumen menggunakan
jasa/pelayanan toko
-tingkat kesetiaan konsumen
Preferensi Pembelian (Y)
Preferensi konsumen
adalah nilai-nilai bagi
pelanggan yang
diperhatikan dalam
menentukan sebuah
pilihan. Lain halnya dengan preferensi belanja yang berarti sikap dari konsumen yang bersedia
memberi rekomendasi
terhadap belanja yang pernah mereka nikmati kepada orang lain. Dalam kaitan dengan preferensi ini, maka konsumen akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan
Mumuh (2009)
Buy
- Menyukai berbelanja di toko
- Menjadi pelanggan setia
Re-Buy
- Sering datang ke toko secara berulang dan teratur untuk berbelanja - Merekomendasikan kepada temannya - Tingkat kesenangan berbelanja
- Tingkat motivasi
- Tingkat keseringan. - Tingkat keseringan ORDINA L ORDINA L Konsumen Yomart Dago Pakar
(47)
55
Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun definisi dan istilah variabel menurut Sugiyono (Sugiyono, 2006:39) adalah sebagai berikut :
3.2.2.1Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjawab penyebab timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini adalah Private Label dan Citra Toko.
3.2.2.2Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah Preferensi Belanja.
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1Sumber Data
Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis data, yaitu :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey
(48)
56
lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati, 2007:76)
2.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisas, peneltian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. (Umi Narimawati, 2007:76)
Dalam penelitian ini digunakan kombinasi teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
Wawancara
Kepala Sub Bagian Marketing dan Operasional
Para konsumen
Kuesioner, digunakan untuk mengumpulkan data dari para konsumen
Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai positif 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban responden kemudian diberi skor dengan menggunakan skala likert, seperti pada tabel berikut ini:
(49)
57
Tabel 3.3
Penentuan Skor Jawaban Kuesioner
Jawaban Skala Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2006:87)
Observasi, dilakukan terhadap sumber data sesuai dengan unit observasi/analisis yang telah disebutkan.
Dokumentasi, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain dari berbagai organisasi yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal ini adalah Atmosfir Toko, Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
3.2.3.1.1 Populasi
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah mengetahui populasinya.
(50)
58
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2009:80), menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen Yomart Dago Pakar. Jumlah populasi pada penelitian ini berdasarkan rata-rata transaksi konsumen perharinya yaitu sebesar 220 konsumen.
3.2.3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling
Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sugiyono (Sugiyono, 2010:81) memaparkan bahwa, Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan mengacu kepada pendekatan Slovin, pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
N n =
(51)
59
Dimana :
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
E = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%) n = 220 . = 100
1 + 220(0,1)2
Jika penelitian menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Peneliti menentukan tingkat kesalahan sebesar 10% Untuk menghindari dari pada kerusakan angket dan jumlah tidak kembalinya angket, maka dibulatkan menjadi 100. Sehingga jumlah sampel yang diambil 100 konsumen.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data sekunder.
(52)
60
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke Yomart Dago Pakar untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Wawancara Langsung
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara ke bagian yang berkaitan yaitu mengenai private label dan citra toko serta preferensi belanja.
c. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu
(53)
61
berupa data-data mengenai private label dan citra toko serta preferensi belanja.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan/laporan dan dokumen-dokumen lain dari berbagai organisasi yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diteliti, yang dalam hal ini adalah private label dan citra toko serta preferensi belanja.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan seperti buku Manajemen, Manajemen Pemasaran, Manajemen Ritel, Perilaku Konsumen, Riset Manajemen Pemasaran, tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis.
3.2.4.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007:89). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
(54)
62
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
(Husein Umar, 2010:190) Keterangan:
r1 = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjel dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal
∑X2
= jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑Y2
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden
Dalam mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (Arikunto, 2009:164) dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut
(55)
63
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi
Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang
Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak tidak tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak tinggi Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat tidak tinggi
Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 164)
Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:
t = r 2
1
2
r
n
; db = n-2
Dimana :
n = ukuran sampel
r = Koefisien Korelasi Pearson
Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut:
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α=0,05
(56)
64
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung >
rtabel
3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows series 18.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Untuk Variabel Private Label, Citra Toko dan Preferensi Belanja
Variabel No
Item
Koef. Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Private Label (X1)
1 0.731 0.300 Valid
2 0.598 0.300 Valid
3 0.413 0.300 Valid
4 0.582 0.300 Valid
5 0.687 0.300 Valid
6 0.631 0.300 Valid
7 0.767 0.300 Valid
8 0.581 0.300 Valid
9 0.566 0.300 Valid
10 0.536 0.300 Valid
Citra Toko (X2)
11 0.821 0.300 Valid
12 0.770 0.300 Valid
13 0.878 0.300 Valid
14 0.667 0.300 Valid
Preferensi Belanja (Y)
15 0.705 0.300 Valid
16 0.580 0.300 Valid
17 0.714 0.300 Valid
(57)
65
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi setiap butir pernyataan dengan total item lainnya lebih besar dari nilai 0,30, hasil uji ini mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper (2006) yang dikutip oleh Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan Linna Ismawati (2010:43) mengemukakan:
“Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency.”
Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan.
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data.Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara
(58)
66
memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ґ1 =
Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :
Ґb +Ґb
(59)
67
1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %
maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka
instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Kuesioner
Koefisien Realibilitas
Nilai
Kritis Keterangan
Private Label 0,894 0,700 Reliable Citra Toko 0,816 0,700 Reliable Preferensi Belanja 0,830 0,700 Reliable
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan pada ketiga variabel sudah andal karena memiliki koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,700.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
(60)
68
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.
Sumber:UmiNarimawati (2007:84)
Skor actual
% Skor = x 100%
(61)
69
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.7 sebagai berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal % Jumlah
Skor
Kriteria
20.00 - 36.00 Tidak Baik
36.01 - 52.00 Kurang Baik
52.01 - 68.00 Cukup
68.01 - 84.00 Baik
84.01 – 100 Sangat Baik
(62)
70
Tabel 3.8
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Quality
% Jumlah Skor
Kriteria
20.00 - 36.00 Sangat Tidak Berkualitas
36.01 - 52.00 Tidak Berkualitas
52.01 - 68.00 Cukup Berkualitas
68.01 - 84.00 Berkualitas
84.01 – 100 Sangat Berkualitas
Sumber : hasil kuesioner tahun 2013
Tabel 3.9
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Selling Price
% Jumlah Skor
Kriteria
20.00 - 36.00 Sangat Tidak Terjangkau
36.01 - 52.00 Tidak Terjangkau
52.01 - 68.00 Cukup Terjangkau
68.01 - 84.00 Terjangkau
84.01 – 100 Sangat Terjangkau
(63)
71
Tabel 3.10
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Promotion
% Jumlah Skor
Kriteria
20.00 - 36.00 Sangat Tidak Efektif
36.01 - 52.00 Tidak Efektif
52.01 - 68.00 Cukup Efektif
68.01 - 84.00 Efektif
84.01 – 100 Sangat Efektif
Sumber : hasil kuesioner tahun 2013
Tabel 3.11
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pelayanan
% Jumlah Skor
Kriteria
20.00 - 36.00 Sangat Tidak Puas
36.01 - 52.00 Tidak Puas
52.01 - 68.00 Cukup Puas
68.01 - 84.00 Puas
84.01 – 100 Sangat Puas
(1)
10
Tabel 4.3Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas yang diperoleh dari hasil uji regresi sehingga estimasi fungsi regresi berganda yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 4,027 + 0,138 X1+0,282 X2
Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan, adalah sebagai berikut : a = 4,027, artinya jika X1 (private label), dan X2 (citra toko) secara simultan bernilai 0 (nol),
maka nilai Y (preferensi belanja) adalah akan tetap sebesar 4,027 (konstanta)
b1 = 0,137, artinya jika X1 (private label) meningkat sebesar 1 satuan dan X2 (citra toko) konstan, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,138. Apabila diasumsikan untuk private label sebesar 1 dan citra toko sebesar 0, maka preferensi belanja akan meningkat menjadi 4,027 + 0,138 = 4,165. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arimbi Kusuma Utami dalam jurnalnya (2012 : 6) bahwa semakin tinggi permintaan private label akan semakin tinggi pula preferensi belanja konsumen. Jadi semakin tinggi permintaan konsumen akan private label maka preferensi belanja pun akan tinggi pula pada Yomart (Dago Pakar) di Bandung. Karena private label memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya shopping preference.
b2, artinya jika X2 (citra toko) meningkat sebesar 1 satuan dan X1 (private label) konstan, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,282. Apabila diasumsikan untuk private label sebesar 0 dan citra toko sebesar 1, maka preferensi belanja akan meningkat menjadi 4,027 + 0,282 = 4,309. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Paul, Gary, Hsiao dalam jurnalnya (2011:31) bahwa citra toko yang positif akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya preferensi belanja. Jadi baik secara langsung maupun tidak langsung citra toko Yomart (Dago Pakar) mempengaruhi tinggi rendahnya preferensi belanja konsumen. Karena citra toko memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap shopping preference.
3. Analisis Korelasi
Analisis Korelasi Simultan
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis korelasi simultan sebagai berikut :
Tabel 4.4
(2)
11
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas didapat nilai koefisien korelasi secara simultan (R) antara private label dan citra toko terhadap preferensi belanja sebesar 0,810. Berdasarkan kriteria koefisien korelasi yang dikemukakan Sugiono (2002:183), nilai sebesar 0,810 termasuk kedalam korelasi yang sangat kuat. Koefisien korelasi bertanda positif menunjukkan hubungan parsial yang terjadi antara private label dan citra toko terhadap preferensi belanja adalah searah, dimana semakin baik private label dan citra toko akan diikuti oleh semakin tingginya preferensi belanja. Nilai 0,810 menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara private label dan citra toko terhadap preferensi belanja berada dalam kategori hubungan yang tinggi (interval 0,81 - 1). Adapun tingkat signifikansinya adalah 0,000 < 0,05 artinya pengaruh tersebut signifikan. sehingga dapat disimpulkan bahwa korelasi antara private label dan citra toko secara simultan terhadap preferensi belanja memiliki hubungan yang tinggi dan signifikan. Artinya jika private label dan citra toko pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung semakin baik dirasakan oleh pelanggan maka preferensi belanja mereka terhadap Yomart cabang Dago Pakar di Bandung akan semakin tinggi.
Analisis Korelasi Parsial
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis korelasi parsial sebagai berikut :
Tabel 4.5
Analisis Korelasi Parsial Private Label Terhadap Preferensi Belanja
Dari hasil perhitungan, didapat koefisien korelasi antara private label dengan efektivitas r = 0,788, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara private label terhadap preferensi belanja.. Jika diinterpretasikan menurut kriteria dalam Sugiono (2004: 216) maka eratnya private label terhadap preferensi belanja adalah kuat karena berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,799, dan arahnya positif ini berarti apabila pengaruh private label meningkat maka preferensi belanja akan meningkat juga. Adapun tingkat signifikansi dari hasil diatas adalah 0,000 < 0,05 artinya pengaruh tersebut signifikan. Nilai 0,788 menunjukkan bahwa apabila perusahaan memperbaiki private label maka akan meningkatkan preferensi belanja sebesar 78,80%.
Tabel 4.6
(3)
12
Dari hasil perhitungan, didapat koefisien korelasi antara citra toko dengan efektivitas r = 0,791, ini berarti terdapat hubungan yang kuat antara citra toko terhadap preferensi belanja. Jika diinterpretasikan menurut kriteria dalam Sugiono (2004: 216) maka eratnya citra toko terhadap preferensi belanja adalah kuat karena berkisar antara 0,60 sampai dengan 0,799, dan arahnya positif ini berarti apabila pengaruh citra toko meningkat maka preferensi belanja akan meningkat juga. Adapun tingkat signifikansi dari hasil diatas adalah 0,000 < 0,05 artinya pengaruh tersebut signifikan. Nilai 0,791 menunjukkan bahwa apabila perusahaan memperbaiki citra toko maka akan meningkatkan preferensi belanja sebesar 79,10%.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis Koefisien Determinasi Simultan
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis koefisien determinasi simultan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Analisis Koefisien Determinasi Simultan
Dari hasil perhitungan, secara simultan X1 dan X2 memberikan pengaruh sebesar 65,7% terhadap Y. Hal ini menunjukkan bahwa private label dan citra toko secara simultan memberikan pengaruh terhadap variabel preferensi belanja sebesar 65,7%, artinya jika permintaan pelanggan terhadap private label dan citra toko positif dan tinggi, maka preferensi belanja mereka akan positif dam tinggi pula. Sedangkan sisanya sebanyak 100% - 65,7% = 34,3% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti (Epsilon) seperti design khusus yang baik, kualitas pelayanan dan atmosfir toko yang berbeda yang dirasakan oleh pelanggan.
Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis koefisien determinasi parsial sebagai berikut :
Tabel 4.8
Analisis Koefisien Determinasi Parsial (Beta X Zero Order)
Dari hasil perhitungan, output di atas terlihat masing-masing nilai dari Beta dan Zero Order Correlation. Dari nilai-nilai di atas dapat dihitung koefisien determinasi parsial sebagai berikut:
KD Parsial X1 = 0,403 x 0,788 = 0,318 atau 31,80% KD Parsial X2 = 0,429 x 0,791 = 0,339 atau 33,90%
(4)
13
Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa variabel X2 (Citra Toko) memiliki pengaruh paling besar terhadap Y (Preferensi Belanja) yakni 33,90%, artinya persepsi konsumen mengenai kepribadian toko memberikan pengaruh sebesar 33,90% terhadap preferensi belanja Sedangkan variabel X1 (Private Label) memiliki pengaruh paling kecil terhadap Y (Preferensi Belanja) yakni sebesar 31,80%, artinya merek pribadi yang dijual di bawah nama pemilik merek dan dipromosikan oleh peritel dalam toko mereka memberikan pengaruh sebesar 31,80% terhadap preferensi belanja.
5. Analisis Uji F dan Uji t
Analisis Uji F (Uji Hipotesis Simultan)
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis uji F sebagai berikut :
Tabel 4.9
Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 92,833 dengan p-value (sig) 0,000. Dengan α = 0,05, df1 = 2, dan df2 = 97 (n-k-1), maka di dapat F tabel 3,090. Dikarenakan nilai F hitung >F tabel (92,833 > 3,090) maka H0 ditolak. Dengan cara melihat p-value, dari output di atas diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (private label dan citra toko) secara simultan mempengaruhi preferensi belanja secara signifikan.
Analisis Uji t (Uji Hipotesis Parsial)
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan software SPSS 18 diperoleh analisis uji t sebagai berikut :
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS 18.0 diperoleh nilai thitung untuk X1 sebesar 2,983. Dengan mengambil tingkat signifikan α = 0,05 dan df = 98, maka di dapatnilai ttabel1,985. Dikarenakan nilai thitung>ttabel (2,983 > 1,985) maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Private Label terhadap Preferensi Belanja.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS 18.0 diperoleh nilai thitung untuk X2 sebesar 3,169. Dengan mengambil tingkat signifikan α = 0,05 dan df = 98, maka di dapat nilai ttabel 1,985. Dikarenakan nilai thitung > ttabel(3,169 > 1,985) maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Citra Toko terhadap Preferensi Belanja.
(5)
14
Pengaruh Langsung dan Tidak LangsungTabel 4.11
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Variabel Koefisien Jalur
Pengaruh Langsung
(%)
Pengaruh tidak langsung (melalui), dalam
%
Total Pengaruh
Tidak Langsung (%)
Total Pengaruh
(%)
X1 X2
X1 0.403 16.2% - 15.5% 15.5% 31.8%
X2 0.429 18.4% 15.5% - 15.5% 33.9%
Total Pengaruh 65.7%
V. KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanggapan konsumen tentang private label pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung adalah baik. Dengan indikator tertinggi selling price dan indikator terendah product quality. Hal tersebut menunjukkan bahwa private label merupakan produk terjangkau yang terdapat pada Yomart khususnya pada cabang Dago Pakar di Bandung telah berhasil memberikan kesan positif terhadap konsumennya.
2. Citra Toko merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung. Sebagian besar tanggapan konsumen mengenai citra toko konsumen pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung dinilai cukup baik. Aspek reputation merupakan indikator tertinggi dan aspek affinity merupakan indikator terendah pada citra toko Yomart cabang Dago Pakar di Bandung.
3. Preferensi belanja konsumen pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung berada dalam kategori yang baik. Buy merupakan indikator tertinggi dibandingkan Re-Buy. Dapat diartikan bahwa responden memiliki keputusan yang kuat untuk memilih Yomart cabang Dago Pakar di Bandung sebagai tempat berbelanja.
4. Private Label dan Citra Toko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Preferensi Belanja konsumen pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung, baik secara bersamaan (simultan) ataupun secara terpisah (parsial). Secara terpisah (parsial) Citra Toko memiliki pengaruh paling besar dibandingkan Private Label. Artinya konsumen lebih menilai citra dari sebuah toko karena mereka menganggap kesan dari pencitraan toko sangat penting bila dibandingkan dengan private label.
V.II Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dirumuskan, maka peneliti akan memberikan saran-saran yang dapat bermanfaat secara praktis bagi pihak Yomart cabang Dago Pakar di Bandung maupun secara teoritis bagi penelitian selanjutnya.
1. Berdasarkan hasil penelitian, dalam aspek private label, aspek product quality memperoleh skor yang paling kecil/ rendah apabila dibandingkan dengan dimensi-dimensi private label yang lainnya. Oleh karena itu, hendaknya Yomart dapat
(6)
15
meningkatkan kualitas produk private label dengan melakukan inovasi misalnya menggunakan teknologi yang dapar meningkatkan kualitas produksi dari private label dan mencotoh produk lain yang sudah terpercaya untuk memberikan kesan positif konsumen mengenai product quality dari private label.
2. Affinity dalam variabel citra toko menjadi aspek yang terendah dalam mempengaruhi preferensi belanja konsumen pada Yomart cabang Dago Pakar di Bandung. Oleh karena itu, hendaknya pihak Yomart khususnya cabang Dago Pakar di Bandung dapat membuat program yang dapat meningkatkan pelayanan guna meningkatkan pencitraan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan sehingga menambah value yang diberikan terhadap konsumen.
3. Untuk penelitian selanjutnya, selain mengambil sampel dari pihak konsumen, hendaknya mengambil sampel yang bukan konsumen suatu perusahaan yang diteliti, agar mendapat jawaban yang lebih obyektif dan memperdalam pembahasan.
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan konsep kepuasan sebagai variabel antara, karena preferensi belanja juga dapat disebabkan karena faktor kepuasan konsumen.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Aisah. 2009. Jurnal Bisnis & Manajemen. Maret, Vol. X No. 1, Hal 72 – 86 Beneke, Justin. 2010. African Journal of Business Management. Vol. 4(2), pp. 230-220, February, ISSN 1993-8233
Benny, B. Tjandrasa. 2006. Jurnal Manajemen. Vol. 6, No. 1, Nov Berman, Barry & Evans, Joel. 2004. Retail Management. Prentice Hall
Berman, B. & Evans, J.R. 2007. Retail Management : A Strategy Approach, 10th ed. Pearson Education New Jersey
Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid I Jakarta : PT. Indeks Kotler, Philip. 2009. Marketing Management, Edition 10th, Jakarta : Prenhallindo
Kotler & Keller. 2012. Marketing Management, 14 th Edition, Prentice Hall
Levy, Michael & Weitz, Barton. 2004. Retailing Management 5 th Edition. Mc Graw Hill Santoso, Singgih. 2009. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol. 8, No. 1, Maret
Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. CV. Alfabeta : Bandung
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta Susanti, Retno. 2012. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol. 12, No. 1, April : 76 – 84 Umi, Narimawati. 2011. Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM.Bekasi: Genesis
Widya, Christina. 2008. Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel. Jakarta : Salemba Empat
Widya, Christina. 2010. Manajemen Ritel Strategi dan Implimentasi Operational Bisnis Ritel Modern di Indonesia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat