View of Ibârat Iṣṭilâḥîyah; Suatu Kajian Tarjamah

  (Suatu Kajian Tarjamah)

  Oleh: Baiq Tuhfatul Unsi

  

  Abstract Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah (idiom) is a language units (can be a word, phrase, or sentence) whose meaning can not be "predicted" from the meaning of lexical elements and grammatical meaning of the units, so it must be understood in context and translated by finding equivalent in the target language. Idiom in Arabic can be formed from the elements isim, deed and letters. Based on these elements that it would appear the forms of idioms. Judging from the construction, idiom can be grouped into three, namely words, phrases and sentences. Because the idiom is really a very crucial issue in translation activity, we should not be reluctant to seek meaning in the dictionary if an expression is a form which undoubtedly true meaning, to avoid the bias of the translation results and confuse others who read it.

  Keywords: Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah, Touchable

  Pendahuluan Bahasa merupakan cerminan budaya masyarakatnya. Dalam bahasa ada pengaruh lingkungan dan kultur. Seseorang dibentuk oleh lingkungan dan juga dipengaruhi oleh budaya setempat. Dibalik bahasa ada cermin tradisi, kultur dan budaya. Dalam hal ini menerjemahkan suatu kata tidak saja sekedar berkaitan dengan mencari padanannya, tetapi berhadapan dengan makna suatu kata dalam konteks budaya dan kultur bahasa. Makna suatu kata pun tidak dapat dipandang suatu yang sederhana, tetapi menjadi suatu yang kompleks.

  1 Seorang penerjemah dituntut untuk menguasai betul kaidah-kaidah bahasa

  sekaligus, baik secara gramatikal, morfologi atau karakteristik linguistik lain yang terkait erat dengannya.

  Dosen Prodi PBA Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah Jombang

  • Dosen STI Bani Fatah Tambakberas Jombang
  • 1 Contoh : kata al- ikhtira>’ dan al-ibtida>’ dalam bahasa Indonesia dapat di temukan

    padanannya, yaitu ciptaan atau penciptaan. Akan tetapi dalam bahasa Arab kedua kata

    tersebut memiliki makna kultural yang berbeda, kata al- ikhtira>’ memiliki makna menghadirkan dan menciptakan sesuatu yang sebelumya sesuatu itu sudah ada;

    menciptakan sesuatu yang bentuk dan jenisnya sudah ada yang menyamai sebelumnya.

      Sedangkan kata al- ibtida>’ memiliki makna menghadirkan dan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak/belum ada, artinya bahwa sesuatu yang diciptakan tadi merupakan sesuatu yang betul-betul baru karena tidak ada yang menyamainya. Lihat M. Faisol Fatawi,

      Seni Menerjemah (Malang; UIN Malang Press, 2009), hal. 6. semua umat manusia sejak dulu. Dalam pengertiannya yang sempit, penerjemahan dipraktekkan oleh manusia sejak dahulu, sejak ia berusaha mengenali dunia di sekelilingnya. Istilah menerjemah sebenarnya bukan berasal dari bahasa Indonesia. Ia merupakan istilah serapan dari bahasa Arab. Menerjemah menurut bahasa adalah tafsi>r. Sedang menurut istilah, menerjemah adalah memindahkan atau menyalin pesan atau informasi dari bahasa asal (disebut bahasa sumber) ke dalam bahasa lain (disebut bahasa

      2

      sasaran). Dalam bahasa Arab dikatakan: tarjama Fulan kalamahu berarti ia menjelaskan ucapan/pernyataan dengan menafsirkannya ke dalam bentuk ucapan/perkataan lain.

      Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah (idiom) merupakan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Arab yang telah dikenal dan digunakan secara luas namun tidak sepenuhnya sesuai dengan aturan yang berlaku secara umum, baik dari aspek susunan maupun maknanya. Idiom adalah kumpulan dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan atau ungkapan yang tidak bisa difahami secara harfiyah karena mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata yang membentuknya, sehingga harus difahami secara konteks dan diterjemahkan dengan mencarikan

      3

      padanannya dalam bahasa sasaran. Idiom dalam bahasa Arab bisa berupa gabungan kata dengan preposisi, gabungan kata dengan kata, dan peribahasa/ungkapan.

      Berangkat dari hal di atas, maka kiranya bagi kita untuk bisa memahami, menguasai dan memperdalam bahasa Arab serta menaruh perhatian yang khusus pada

      Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah yakni dengan menerjemahkan kata tersebut secermat dan setepat mungkin, karena kesalahan dan inkonsistensi penerjemahan dapat mengakibatkan kesalahan yang sangat fatal. Dengan pemahaman yang optimal dan pemeliharaan hafalan kosakata secara baik dan cermat, maka akan terhampar jalan yang lebih mudah bagi penerjemah untuk menjalankan tugasnya. Dalam tulisan di bawah ini, penulis mencoba membahas sedikit tentang

      Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah dalam bahasa Arab. Pembahasan A.

       Pengertian Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah

      Idiom dalam bahasa Arab dikenal dengan secara

      ثيخلاطصا ةراتؼ

      bahasa diambil dari kata yang berarti ungkapan dan yang 2 ةراتؼ حلاطصإ

      Nur Mufid, Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia (Surabaya; Pustaka Progressif, 3 2007), hal. 6.

      Seperti contoh َماَق ‚berdiri‛, tetapi ِب َماَق tidak lantas bermakna ‚berdiri dengan‛ tetapi ‚melaksanakan‛. Begitu juga kata ىَلَع َماَق tidak lantas bermakna ‚berdiri di atas‛ tetapi ‚berdasarkan‛ Lihat Moh. Mansyur, نجرتولاو ةتاكلا ليلد,(Jakarta; Moyo Segoro Agung, 2002), hal. 140.

    4 Ahmad Abu> Sa’ad adalah:

      تاتشاينو ثصاخ ناؽن فى الهاهؽخشا على سالنا حلاطصا تاراتؼو بينارح ثؼَهلد ثييؽن

      Struktur kalimat dan ungkapan yang penggunaannya disepakati orang-orang untuk makna tertentu dan dalam kesempatan tertentu pula. Idiom dikatakan pula sebagai:

      ةراتؼ كل ًلهظت اهن ،اٍتيكرح قايش على اٌايؽن مٍف فكَخي تىلا ثتكرلما ظافللأا ثركأ وأ ينغفل ون فلأخح

      Struktur yang terdiri dari dua kata atau lebih yang pemahaman maknanya tergantung kepada konteks.

      : نىاؽن مٍف درلد ون دهخصي نأ وكهيلا نىؽن تاذ ةراتؼ ثيخلاطصلاا ةراتؽلا ثلصفين اٍحاهكل

      Ungkapan yang maknanya sudah menyatu, sehingga tidak mungkin dipahami hanya melalui kata demi kata secara terpisah. Idiom disusun sesuai dengan struktur kaidah nah}wu-s}araf, tetapi akhirnya ungkapan itu dimaksudkan berlainan dengan lahiriahnya struktur itu, karena mengikuti konteks (yang dominan pengaruhya).

      5 Menurut al-Khuli dalam Imamuddin (2003) idiom adalah : ًئازجلأ كليلا نىؽلما وؼ هايؽن فلخيخ يرتؽح

      ungkapan yang maknanya secara keseluruhan berbeda dengan makna masing-masing unsurnya. Idiom adalah konstruksi dari unsur-unsur yang saling memilih, masing-masing anggota mempunyai makna yang ada hanya karena bersama yang lain. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan

      6

      seperti contoh kata preposisi, yang bermakna ‚pergi‛, ketika kata ini

      ََبٌَذ

      bergabung dengan preposisi yang bermakna ‚dengan‛ contoh:

      َ للها َ ََبٌََذ َِب

      tidak lantas bermakna ‚pergi dengan‛ tetapi

      َْمٌِِرَُْيِة 4 ‚menghilangkan/memusnahkan‛, sehingga maknanya ‚Alloh Dari sini timbullah istilah تيحلاطصا ةرابع yang oleh orang Barat disebut ‚sentence and idiom‛ ( ثارابعلاو لوجلا تيحلاطصلاا ) yang dimiliki oleh setiap bahasa. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah ‚contextual expression‛ ( يقايسلا ريبعتلا ). Lihat Moh. 5 Mansyur, نجرتولاو ةتاكلا ليلد Kamus Idiom Arab - Indonesia Pola Aktif (Depok; Ulinuha

      Imamuddin B. & Ishaq N. 6 Press, 2003), VI.

      Prep (preposition)=kd (kata depan) menghilangkan cahaya merek a‛. Begitu juga kata contoh :

      َْوَع ََبٌَذ َ ََبٌَذ

      tidak lantas bermakna ‚pergi dari‛ tetapi ‚meninggalkan‛,

      َ َْوَع َ َُجْوَزلا ًَِِخَجْوَز

      sehingga maknanya ‚suami itu meninggalkan istrinya‛. Begitu juga kata contoh : tidak lantas bermakna ‚pergi atas‛ tetapi

      َََ َعلى ََبٌََذ ََكُدِؼََْمََََ َعلىَََبٌََذ

      ‚lupa sama sekali‛, sehingga maknanya‛ Aku lupa sama sekali janjimu‛.

      Di sini harus dilihat bahwa tidak bisa langsung diterjemahkan satu persatu kemudian makna kata tersebut digabungkan, tetapi gabungan kata dengan preposisi tersebut menjadi satu kesatuan yang bermakna lain dari makna kata jika berdiri sendiri, karena ketika digabungkan akan mempunyai makna yang baru.

      Idiom juga berarti konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya. Pengertian ini mengacu pada gabungan kata dengan kata lain seperti kata yang bermakna ‚berdiri‛

      ََماَك

      bergabung dengan kata yang bermakna ‚duduk‛ lalu menjadi

      ََدَؽَق ََدَؽَقَو َ ََماَك

      bukan berarti bermakna ‚berdiri dan duduk‛, melainkan ‚bingung, resah,

      7 gund ah gulana‛.

      Idiom berasal dari bahasa yunani, idios yang berarti khas, mandiri, khusus atau pribadi. Menurut Keraf, yang disebut idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frasa, sedangkan artinya tidak dapat diterangkan secara logis atau secara gramatikal, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang

      8 membentuknya.

      Senada dengan pendapat di atas, Chaer mengemukakan bahwa idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frasa, maupun

      9

      kalima t) yang maknanya tidak dapat ‚diramalkan‛ dari makna leksikal, unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuannya. Selanjutnya Chaer menyebutkan bahwa antara idiom, ungkapan dan metafora sebenarnya mencakup objek pembicaraan yang kurang lebih sama, hanya segi pandangnya yang berlainan. Menurut Chaer, perbedaan antara idiom dengan ungkapan yaitu, ungkapan adalah istilah dalam retorika sedangkan

      10

      idiom 7 adalah istilah dalam bidang semantik. 8 Imamuddin B. & Ishaq N. ...., VI

    Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), hal,

    9 109.

      

    Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi

    indera kita, maka ia bersifat apa adanya, atau makna yang ada di dalam kamus. Makna

    gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal. Lebih lanjut lihat Taufiqurrochman,

    10 Leksikologi Bahasa Arab (Malang; UIN Malang Press, 2008), hal. 82.

      Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta; PT Asdi Mahasatya, 2009), Abdul Chaer, hal. 74. disimpulkan bahwa: (1) Idiom bisa terdiri dari dua kata atau lebih yang menjadi satu kesatuan ataupun bisa berupa ungkapan. (2) Idiom tidak bisa diterjemahkan dan difahami secara harfiyah karena mempunyai makna berbeda dari kata-kata yang membentuknya. (3) Idiom harus difahami dan diterjemahkan dengan melihat konteks dan melihat padanannya dalam bahasa sasaran.

      B.

       Jenis-Jenis Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah Ditinjau dari segi kesatuan maknanya, Iba>rat Is}t}ila>h}i>yah

      11 (idiom) dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : 1.

      Idiom penuh Idiom penuh yaitu idiom yang unsur-unsur pembentuknya sudah merupakan satu kesatuan makna, contoh: bermakna

      َ ّن َ ٌَََُ َِداَنَّرلا َُ ْيرِث

      adalah ‚Dia seorang yang dermawan‛. Secara leksikal makna kata

      ّن َُْيرِث

      ‚banyak‛, sedang berm akna ‚abu‛. Contoh :

      َ َُليَط َِداَنَّرلا َِداَجَّلنا

      bermakna ‚tinggi/jangkung‛ . Adapun makna leksikal dari kata

      َُليَط adalah ‚panjang‛ dan kata adalah ‚pegangan pedang‛. َِداَجَّلنا

      Termasuk dalam kelompok idiom penuh ini adalah kata-kata yang diawali dengan , ( kunyah: julukan) misalnya dan

      َةأ مأ َةأ َ مأ رِةا َص

      karena kata tersebut mempunyai makna yang sama sekali berbeda

      راّت َص

      dengan makna unsur-unsur yang membentuknya. bermakna

      َةأ رةاص

      "garam". Adapun makna leksikalnya dari unsur-unsur tersebut adalah berma kna ‚bapak‛ dan bermakna ‚penyabar‛.

      

    َةأ رةاص راّتص َ مأ

      bermakna ‚panas‛. Adapun makna leksikal dari unsur-unsur tersebut

      12 adalah bermakna ‚ibu‛ dan bermakna ‚sangat penyabar‛.

      مأ راّتص 2.

      Idiom sebagian.

      Idiom sebagian yaitu idiom yang sebagian unsurnya tetap dalam makna leksikalnya, misalnya yang berarti ‚daftar sesuatu atau

      ءادَصلا َ ترفد

      orang atau hal- tetap hal yang tidak baik atau tidak disukai‛. Kata

      ترفد

      pada arti ‚daftar atau catatan‛, sedang bermakna ‚sesuatu atau

      ءادَصلا

      orang atau hal-hal yang tidak baik atau tidak disukai‛. Hal ini 11 merupakan pergeseran dari makna leksikal ‚hitam‛. Termasuk dalam 12 Ibid., 8.

      Al-Munawwir (Surabaya; Pustaka Progressif, 1984), hal. 761. Ahmad Warson Munawwir,

      14

      yang berfungsi untuk mengubah kata kerja menjadi kata intransitif

      15

      kerja transitif , contoh : kata makna leksikalnya

      َ للها َ ََبٌََذ َ بٌذ َْمٌِِرَُْيِة

      ) berubah adalah ‚pergi‛ dan setelah bergabung dengan huruf jarr (

      َِب

      maknanya menjadi ‚memergikan‛. Huruf jarr yang mengikuti kata kerja intransitif dan mengubahnya menjadi kata kerja transitif senantiasa mengiringi kata tersebut meskipun sudah berubah bentuk

      16

      menjadi isim fa>’il, isim maf’u>l dan mas}dar.

      C.

       Unsur-unsur Pembentuk Idiom Dalam Bahasa Arab

      Idiom dalam bahasa Arab dapat dibentuk dari unsur-unsur isim, fi’il

      17

      dan h}uruf. Berdasarkan unsur-unsur inilah maka akan tampak bentuk- bentuk idiom. Idiom dalam bahasa Arab ada yang terbentuk dari dua kata dan ada yang terbentuk dari tiga kata. Adapun bentuk-bentuk idiom dalam bahasa Arab yang terdiri dari dua kata dan tiga kata adalah :

    1. Isim dan Isim

      Idiom yang dibentuk dari unsur isim dan isim, misalnya kata

      فىأ

      berarti ‚hidung‛ bisa berubah makna ketika kata bersamaan atau

      فىأ

      beridiom dengan kata lain. Contoh : Gabungan

      Arti Idiom Arti Asal Pola Isim Isim

      Pemimpin kaum Hidung kaum

      مَللا فىأ مَل َلا فىأ

      Bagian depan Hidung gunung

      لتلجا فىأ لتلجا َ فىأ

      gunung Awal waktu siang Hidung siang

      راٍلنا فىأ راٍلنا َ فىأ

      Abad pertama Hidung

      رٌلدا فىأ رٌلدا َ فىأ 13 masa/zaman jarr dapat menjadi unsur pembentuk idiom, huruf jarr yang sering Tidak setiap huruf digunakan : 14

      ِب ،يف ،ىلع ،يع ،ىلا ،يه

    Kata kerja intransitif=fi’il la>zim, yaitu fi’il (kata kerja) yang tidak membutuhkan obyek

    15 (hanya membutuhkan subyek)

    Kata kerja transitif=fi’il muta’addi>, yaitu fi’il (kata kerja) yang membutuhkan subyek

    16 dan obyek

    Isim fa>’il adalah isim yang dibentuk untuk arti orang yang berbuat (bekerja). isim maf’u>l

    dibentuk untuk pengertian sesuatu yang dikenai pekerjaan. Isim mas}dar adalah kata benda

    yang diturunkan dari kata kerja dan menunjukkan terjadinya perbuatan tetapi tidak 17 disertai penunjukkan waktu.

      Isim=kata benda, fi’il=kata kerja, huruf =kata selain isim dan fi’il dan tidak mempunyai tanda (kata pelengkap)

      Fi’il dan Huruf Idiom yang dibentuk dari unsur fi’il dan huruf, contoh :

      على َ ىدخؼا

      terdiri dari dan maknanya bukan berarti ‚melanggar atas‛

      ىدخؼا على tetapi makna idiomnya adalah ‘merampas’.

      Contoh lain : Gabungan

      Arti Idiom Arti Asal Pola Huruf

      Fi’il Suka Menyukai dalam

      في في َ ََبِغَر ََبِغَر

      Memohon Menyukai ke

      لىإ لىإ َ ََبِغَر ََبِغَر

      Benci Menyukai dari

      وؼ وؼ َ ََبِغَر ََبِغَر

      Memilih Menyukai dengan

      ــــة ــــة َ ََبِغَر ََبِغَر

      Contoh di atas merupakan pola penggabungan antara verba dan preposisi, yang lebih dikenal dengan verb preposition atau al- fi’lu al- merupakan satuan kata kerja dari gabungan muta’alliqat. Kata

      في ََبِغَر

      kata kerja dan huruf yang memiliki makna tersendiri. Maka apabila kita ingin memaknai pola di atas, maka harus diikutsertakan antara verba dan preposisinya.

    3. Fi’il dan Isim

      Idiom yang dibentuk dari unsur terdiri fi’il dan isim, contoh :

      مجلنا َ لفأ

      dari dan maknanya bukan berarti ‚bintang terbenam‛ tetapi

      لفأ مجلنا makna idiomnya adalah ‚tidak terkenal lagi‛.

      Contoh lain : Gabungan

      Arti Idiom Arti Asal Pola Isim Fi'il

      Mengangkat Mengembara

      هاصؼ ػفر هاصؼ َ ػفر

      tongkatnya Memperhatikan

      Tak bisa tidur

      مجلنا عىار مجلنا َ عىار

      bintang Terbit Melihat cahaya

      رَلنا ىأر رَلنا َ ىأر

      Tertipu Menelan rasa

      مؽطلا ػلة مؽطلا َ ػلة Fi’il, Isim dan Huruf Idiom yang dibentuk dari unsur fi’il, isim dan huruf, contoh :

      َ ضهغأ

      terdiri dari dan dan maknanya bukan berarti

      وؼ َ ًينيؼ ضهغأ ًينيؼ وؼ

      ‚memejamkan kedua matanya dari‛ tetapi makna idiomnya adalah ‚melupakan ‛. Contoh lain :

      Gabungan Arti Idiom Arti Asal Pola

      Huruf Isim Fi’il

      Merenungkan Membalik- balikkan

      في رغلنا بلك في َ رغلنا َ بلك

      penglihatan di Berambisi Memanjangkan

      لىا ًليؼ َّدن لىا َ ًليؼ َ َّدن

      lehernya ke Mencuri Memanjangkan

      على هدي َّدن على َ هدي َ َّدن

      tangannya atas 5. Fi’il, Huruf dan Isim

      Idiom yang dibentuk dari unsur f’iil, huruf dan isim, contoh :

      َ فى َ وؽط

      terdiri dari dan dan maknanya bukan berarti ‚

      ًفشر وؽط فى ًف شر

      mencemarkan dalam harga dirinya ‛ tetapi makna idiomnya adalah ‚mencemarkan citra ‛. Contoh lain :

      Gabungan Arti Idiom Arti Asal Pola isim huruf fiil

      Melawan Keluar atas

      َ على َ جرخ

      hukum undang-undang

      نَيللا على جرخ نَىاللا

      Terbit Keluar ke

      رَلنا لىا جرخ رَلنا َ لىا َ جرخ

      cahaya Berenang di air Memukul di air

      ءالما في بضر ءالما َ في َ بضر

      Menentang Berdiri di jalan

      ًليرط في فكو ًليرط َ في َ فكو 6.

      Fi’il, Fi’il dan Isim Idiom yang dibentuk dari unsur fi’il, fi’il dan isim, contoh :

      َ حطو َ حط او

      terdiri dari dan dan maknanya bukan

      سهظلا حطاو حطو سهظلا

      berarti ‚ jelas tampak matahari ‛ tetapi makna idiomnya adalah ‚ jelas

      Contoh lain : Gabungan

      Arti Idiom Arti Asal Pola Isim Fi’il Fi’il

      َ راحوأ َ كّرخ

      Mempengaruhi Menggerakkan

      بلللا راحوأ كّرخ

      jiwa mengikat hati

      بلللا

      Ditinjau dari konstruksinya, idiom dapat dikelompokkan menjadi

      18

      tiga, yaitu: a.

      Idiom yang berupa kata Dalam bahasa Arab idiom yang berupa kata terdapat pada

      19

      20

      bentuk dan Idiom yang berbentuk nisbah tarki>b majzi>. nisbah misalnya kata . Kata berasal dari kata yang bermakna

      ئياٌَ ئياٌَ ىٌَ

      ‚udara‛ dan ya’ nisbah. Dua unsur tersebut setelah bergabung mempunyai makna yang berarti ‚pengecut‛. Sementara itu, idiom

      بنج

      yang tersusun dari tarki>b mazji> misalkan; . Kata

      تَم َ ضرخ تَم َ ضرخ

      adalah nama sebuah daerah di Yaman. Ia terbentuk dari kata kerja yang berarti ‚hadir‛ dan yang berarti ‚mati‛.

      ضرخ تَم b.

      Idiom yang berupa frasa

      

    21

    Idiom yang berupa dapat dilihat pada konstruksi berikut

      frasa : 1)

      Idiom yang terdiri dari unsur fi’il dan huruf jarr Contoh: bermakna ‚melakukan‛, bermakna

      َ ذخأ وؼ َ ذخأ َِب

      ‚mencontoh‛, bermakna ‚bersepakat‛, bermakna

      على َ ػجمأ لىا َ رغى

      ‚menonton", bermakna ‚mencakup‛, 18 ون َ َّمط وـؼ َ ددتي

      , Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta; PT Asdi Mahasatya, 2009), Abdul Chaer 19 hal, 8.

      

    Nisbah adalah menambahkan ya’ yang ber-tashdi>d pada akhir isim dan membaca kasrah

    huruf yang jatuh sebelumnya untuk menunjukkan penisbatan sesuatu pada sesuatu yang

    20 lain. Baca Alfi>yah Ibnu Ma>lik, hal. 43. 21 Tarki>b mazji> adalah susunan dari dua buah kata yang dijadikan satu kata.

      Frasa adalah kelompok dua atau lebih kata yang menduduki satu struktur subyek/predikat/obyek. Frasa bukanlah sebuah kalimat karena tidak mempunyai struktur minimal untuk menjadi kalimat (yaitu subyek-predikat), lihat Vincent S.

      Mampu menerjemahkan Inggris-Indonesia hanya dalam 1 jam (Jogjakarta; Hadisubroto, Diva Press, 2009), hal. 33. bermakna ‚mencari, mengkaji‛, dan bermakna

      في َ ددتي ‚membahas, menggali‛.

      22

      2) Idiom yang terdiri dari unsur huruf jarr dan isim majru>r

      Contoh: bermakna ‚meninggal‛,

      للها َ ثّنذ َ في َ ثؼسرلا َ حايج َ على

      bermakna ‚tergesa-gesa‛, bermakna ‚tanpa melihat

      بلك َ رٍع َ وؼ teks‛, bermakna ‚tanpa pertimbangan‛. لَطلاة

      23

      3) dan isim Idiom yang terdiri dari unsur z}araf

      Contoh: bermakna ‚atas perintah‛,

      بلطلا َ جتح بلطلا َ ديؼ bermakna ‚atas permintaan‛.

      24

      4) Idiom yang terdiri dari unsur mud}a>f dan mud}a>f ilayh

      Contoh: bermakna ‚orang modern‛, bermakna

      مَليا َ وةا ليللا َ وةا

      ‚maling‛, bermakna ‚Mekkah‛, bermakna ‚hari

      ىرللا َ مأ باصلحا َ مَي

      kiamat‛, bermakna ‚daftar orang-orang yang bersalah‛,

      ءادَصلا َ ترفد

      bermakna ‚kaki bukit‛ (Munawwir:1984),

      لتلجا َ طةإ رلحا َ رَف

      bermakna bermakna atau atau ‚sangat panas‛,

      ًحدط راٍلنا َ ةرَف لهوأ َ في

      bermakna ‚awal siang‛, atau ‚sesudah waktu isya’,

      ءاظؽلا َ ةرَف هدؽة

      bermakna atau ‚sisa cahaya

      َ قفظلا َ رَف برغلا َ قفلأا َ في َ ضهظلا َ ةرحم َ ثيلة merah matahari di ufuk barat‛.

      22 jarr adalah isim dan dibaca jarr. Isim majru>r bukan karena Setiap kata setelah huruf jarr saja, akan tetapi juga karena menjadi mud}a>f ilayh atau mengikuti didahului huruf 23 kata sebelumnya.

      Z{araf adalah kata keterangan ; keterangan waktu( ىاهز فرظ ) dan keterangan tempat ( 24 ىاكه فرظ ) Mud}a>f, mud}a>f ilayh= Tarki>b Id}a>fi> Adalah gabungan dua kata atau lebih yang masing- masing berfungsi sebagai mud}a>f (pokok atau yang disandari) dan mud}a>f ilauh

    (tambahan atau yang disandarkan). Gabungan id}a>fah ini membentuk pengertian baru.

      

    Frase id}a>fah umumnya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagaimana

    susunan bahasa Aarabnya tanpa penambahan atau perubahan apapun. Artinya urutan

    susunan katanya persis sebagaimana dalam susunan bahasa arabnya, yakni pokok kata

    (inti) berada di depan dan kata tambahan (perluasan) berada di belakangnya. Contoh:

    ييولسولا يعو yang berarti kesadaran umat Islam.

      Idiom yang terdiri dari na’at dan man’u>t Contoh:

      bermakna ‚yang paling mulia dari suatu kaum‛,

      bermakna ‚takut sekali‛,

      سبل َ حَصم َ ناتٌرلا

      bermakna ‚pura-pura bersih dan baik‛,

      َّدن َ كدي َ ميخلأ

      bermakna ‚bantulah saudaramu!‛.

      Contoh :

      دشلأا َ ون َ مَللا

      سيطَلا َ ميخ

      bermakna ‚bingung‛,

      bermakna ‚masalah memanas‛,

      مــٍىإ َ ةيرــحو َ لىـؼ َ ةدـخاو

      bermakna ‚mereka menonton‛ ,

      َّنأن َ على َ ًشأر َ يرطلا َ

      bermakna ‚diam/ tenang‛ ,

      برخ قرو َ على

      bermakna ‚hal yang tidak bisa dilaksanakan‛. 25 Na’at man’u>t = tarki>b was}fi> adalah dua kata atau lebih yang membentuk satuan frasa dengan pola hubungan benda yang disifati ( man’u>t) dan sifatnya (na’at). 26 Compound= gabungan 27 Secara gramatikal pola bahasa Arab dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, jumlah

    ismi>yah dan jumlah fi’li>yah. Jumlah ismi>yah adalah struktur bahasa Arab yang dimulai

      

    dengan kata benda ( isim). Sementara jumlah fi’li>yah merupakan struktur bahasa Arab

    yang dimulai dengan kata kerja ( fi’il). Struktur bahasa Indonesia mengikuti pola DM

    (Diterangkan-Menerangkan), kadang berbentuk SP (Subjek Prediket), SPO (Subjek

    Prediket Objek) dan SPOK (Subjek Prediket Objek Keterangan ). Pola seperti ini di

    dalam bahasa Arab hanya dapat ditemukan padanannya pada pola struktur ismi>yah.

    Tetapi tidak demikian dengan pola fi’li>yah. Model struktur ini tidak dapat ditemukan

    padanannya pada atau bahkan berbeda dengan bahasa Indonesia.

      فكو َ رؽط َ ًشأر

      27 Contoh : لاجر رخؤيو مدلي َ لاجر

      جيلبا َ رَهؽلما

      26

      bermakna nama tempat,

      طيلخا َ ضيةلأا

      bermakna ‚benang fajar‛,

      تَلما َ ضيةلأا

      bermakna ‚mati mendadak‛,

      ئرة َ بلاط bermakna ‚sumur yang dalam airnya‛.

      6) Idiom yang terdiri dari compound

      huruf jarr majru>r Contoh:

      1) Idiom yang tersusun berupa jumlah fi’li>yah

      في َ دايدزا َ لىإ َ دايدزا

      bermakna ‚makin‛,

      ون َ نآ َ رخلآ

      bermakna ‚kadang-kadang‛. 7)

      Idiom yang terdiri dari compound z}araf dan jarr majru>r Contoh:

      اًتْيَج َ َ بيَ ِلج

      bermakna ‚saling bahu membahu atau gotong royong‛ (Munawwir:1984) c.

      Idiom yang berupa kalimat Idiom yang berupa kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

    2) Idiom yang tersusun berupa jumlah ismi>yah.

      Dari paparan di atas dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa penerjemahan idiomatik merupakan salah satu tipe atau metode penerjemahan yang memproduksi pesan dari bahasa sumber, tetapi penerjemahan ini cenderung mengubah nuansa makna melalui ungkapan sehari-hari dan ungkapan idiomatik yang tidak terdapat dalam bahasa sumber. Penerjemahan idiom tidak bisa langsung diterjemahkan secara harfiah kata demi kata, karena gabungan kata-kata tersebut mempunyai makna yang berbeda dari kata-kata bila berdiri sendiri. Jadi harus dicarikan makna yang dimaksud dengan melihat konteks dan budaya yang juga berperan dalam penggunaan idiom ini.

      Karena ungkapan setiap bahasa bisa jadi berbeda dengan bahasa yang lain terkait dengan sosio-kultural yang berkembang pada pengguna bahasa tersebut. Sehingga harus difahami terlebih dahulu maksud dan tujuan penuturan bahasa sumber, untuk kemudian dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran. Sedangkan Idiom dalam bahasa Arab dan padanannya dalam bahasa Indonesia bisa didapati dalam kamus al-Qa>mu>s al- A’rabi>y al-Siya>qi> yang disusun oleh Basuni Imamuddin dan

      Kamus Idiom Arab – Indonesia Pola Aktif yang juga disusun oleh Basuni Imamuddin dan Ishaq N. Lampiran contoh kosakata idiomatik yang berbentuk verb preposition

      Makna Idiom Kosakata Menyebabkan, mangantarkan

      لىا َ ىدأ

      Menegaskan, manandaskan

      على َ دكأ

      Mempersatukan

      ينة َ فلأ

      Mengimani, meyakini

      ب َ ونأ

      Membahas, mengkaji,meneliti

      فى َ دبح

      Mencari

      وؼ َ دبح

      Seharusnya

      على َ غيتني

      Seyogyanya, sebaiknya

      َل غيتني

      Menerima taubat

      على َ بَخي

      Disukai, dicintai oleh

      لىا َ بخأ

      Berbicara, membicarakan

      وؼ َ ثدتح Memperoleh, mencapai

      على َ لصخ

      Memelihara, menjaga

      على َ ظفاخ

      Memerlukan, membutuhkan

      لىا َ جاخخا

      Terlepas

      وؼ َ َليخ

      Takut kepada, gentar

      ون َ فاخ

      Menyeru, mengajak

      لىا َ عاد

      Mendo’akan (baik)

      َل َؼدي

      Mendo’akan (jelek)

      على َ َؼدي

      Mendorong, menyebabkan

    • – Membela, mempertahankan

      لىا َ ػفدي ػفد َ

      وؼ َ ػفاد

      Menunjukkan, memberitahukan

      على َ لدي

      Memilih, berpendapat

      لىا َ بٌذ

      Terutama, utamanya

      على َ مٍشأر وَ

      Terkait

      َ طتحري َِب

      Merujuk, mengambil referensi

      لىإ َ ػجر

      Rela, puas, menerima

      وؼ َ ضير

      Senang, menyukai

      فى َ بغر

      Benci

      وؼ َ بغر

      Lebih dari

      على َ ةدايز

      Mengejek, menghina

      ون َ رخش

      Menguasai

      على َ رطيش

      Memperhatikan

      ب َ لغخطإ

      Mencakup, meliputi

      على َ لهخ طإ

      Menunjukkan

      لىا َ يرظي

      Patut, layak, sesuai

      َل حلاص Membuat perumpamaan

      لاثن َ بضر

      Sesuai, cocok

      على َ قتطيي

      Tidak mampu

      وؼ َ تزجؼ

      Bangga

      َ تزؼا َِب

      Memaafkan

      وؼ َ َفؽي

      Berupaya

      على َ لهؼ

      Memperhatikan, memiliki perhatian, menekuni

      َ نى ؼ َِب

      Menyambut

      على َ لتكأ

      Dapat di

      َل لةاك

      Hanya, terbatas pada

      على َ صرك

      Menghancurkan , melenyapkan

      على َ ضيك

      Berkata pada

      َل لاك

      Melakukan, menjalankan

      ب َ ماك

      Berdasarkan, dilandaskan

      على َ ثهئاك

      Dalam kapasitasnya, sebagai

      ًىَن

      Konsisten, komit, berpegang teguh

      ب َ متزلا

      Mewakili, merepresentasikan

      فى َ لثن

      Bertemu, berpapasan

      ب َ َّرم

      Menghadap, mengarah

      لىا َ ًتجإ

      Sampai

      لىا َ لصو

      Mencapai

      لىإ َ لصَح

      Menyetujui, menyepakati

      على َ قفحإ قفاو َ

    Ali, Atabik & Ahmad Zuhdi Muhdlor.

      Kamus Al-Ashr. Yogyakarta; Yayasan Ali Maksum, 1996. Chaer, A. Linguistik Umum. Jakarta; Rineka Cipta, 2007.

    • . Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta; PT Asdi Mahasatya, 2009.

      Faisol Fatawi,M. Seni Menerjemah. Malang; UIN Malang Press, 2009. Hartono.

      Belajar Menerjemah. Malang; UMM Press, 2003. Hifni Bek Dayyab.dkk

      . Qawa’idu ‘l-Lughati ‘l-Arabiyah (Tarjamah). Jakarta; Darul Ulum Press, 2007. Ibnu Burdah. Menjadi Penerjemah. Yogyakarta; Tiara Wacana, 2004. Imamuddin, Basuni. Al-Qomus al Araby Assiyaqiy. Jakarta; Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2001. Imamuddin, B. & Ishaq N. Kamus Idiom Arab Indonesia Pola Aktif. Depok; Ulinnuha Press, 2003. Keraf, Gorys.

      Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005. Larson, Mildred L. (Terjemah). Penerjemahan Berdasarkan Makna. Jakarta; Arcan, 1989. Maftuhin Sholeh Nadwi. M. Alfiyah Ibnu Malik (Tarjamah). Surabaya; Putra Jaya, 1986. Ma'luf, Louis.

      Al-Munjid Fil Lughah Wal A'lam. Bairut; Dar El-Masriq,1986. Mansyur, M.

      Dalilul Katib wal Mutarjim. Jakarta; Moyo Segoro Agung, 2002. Munawwir, Warson, A. Al-Munawwir. Surabaya; Pustaka Progressif, 1984. Mufid, Nur. Buku Pintar Menerjemah Arab-Indonesia. Surabaya; Pustaka Progressif, 2007.

      Shiniy, Muhammad Ismail.

      Dalilul Mutarjim. Riyadh; Dar El-ulum, 1985. Taufiqurrochman.

      Leksikologi Bahasa Arab. Malang; UIN Malang Press, 2008. Vincent S. Hadisubroto.

      Mampu menerjemahkan Inggris-Indonesia hanya dalam 1 jam. Yogyakarta; Diva Press, 2009.