Pedoman Pengembangan e Materi DIKTI 2012

Simulasi

Audio

Animasi

Narasi

Teks

Video

1

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

I


1. PENDAHULUAN

1

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

1
2
3
4

Latar Belakang
Tujuan
Dasar Hukum
Manfaat


2. RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.

Rencana Pembelajaran
Substansi dan Isi
Metoda pembelajaran
Kerangka dan Sistematika e-Materi
Rancangan e-Materi
2.5.1. Pendekatan Sharing dan Reusing
2.5.2. Taksonomi Objek Pembelajaran
2.5.3. Model Rancangan e-Matapelajaran
2.5.4. Anatomi Objek Pembelajaran
2.6. Teknologi dan Standar yang Digunakan

3. PROSEDUR PENGEMBANGAN E-MATERI
3.1.

3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.

Tahap Analisa
Tahap Perancangan
Tahap Pengembangan
Tahap Penyampaian
Tahap Evaluasi
Tahap Pemeliharaan

5
6
7
8
9
11
11

12
12
13
15

16
17
17
18
18
19
19

4. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

20

5. PENUTUP

21


DAFTAR ISTILAH

23

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

iii

iv

Pedoman Pengembangan e-Materi

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai
perubahan dalam kehidupan manusia. Peranan Teknologi Informasi dan
Komunikasi ((TIK) semakin dirasakan di berbagai sektor, utamanya di
bidang pendidikan. Peran TIK dalam pendidikan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai salah satu pilar pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan menjadi prioritas dengan kesadaran
bahwa keberhasilan suatu bangsa di masa depan sangat tergantung pada
kualitas pendidikan. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sangat serius menempatkan pilar-pilar pendidikan melalui
misinya yang dikenal dengan 5 K yaitu Ketersediaan, Keterjangkauan,
Kualitas dan Relevansi, Kesetaraan dan Kepastian. Sumber belajar
merupakan salah satu aspek dalam pendidikan yag harus tersedia,
terjangkau, berkualitas, relevan dengan kebutuhan dunia kehidupan
bermasyarakat, dan dapat diakses oleh semua, dengan tidak membedakan
jenis kelamin, usia, agama, ras, serta dijamin kepastian dalam
aksesibilitinya. Saat ini ketercapaian cita-cita tersebut dapat dilakukan
hanya dengan satu kata yaitu TEKNOLOGI. Perkembangan Teknologi
informasi dan komunikasi sudah sedemikian pesatnya, yang berdampak
pada mudahnya orang berjejaring sosial, dan mendapat akses informasi,
serta beinteraksi langsung tanpa batas ruang dan waktu.
Dalam rangka menjalankan misinya untuk mencapai visi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan sudah berupaya membuka akses dengan
menggunakan teknologi jaringan, dan teknologi komunikasi. Adanya Buku
Sekolah Elektronik, dan Rumah Belajar merupakan sarana yang ampuh
bagi siswa dan mahasiswa untuk belajar tanpa mengenal keberadaannya

dan waktunya. Pembelajaran ini sangat efisien, karena sumber belajar
yang sama dapat digunakan oleh ribuan orang dalam waktu yang
bersamaan. Pembelajaran akan menarik terutama bagi siswa, jika
informasi yang dihadirkan dalam sarana tersebut mudah dipahami,
menyenangkan, membuat peserta belajar semakin penasaran untuk lebih
tahu, dan murah. Konten yang lengkap, jelas, menumbuhkan minat
belajar, akan semakin digemari sampai tumbuhnya masyarakat yang
cerdas,
kaya
pengetahuan,
bahkan
sampai
berkemampuan
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

1

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
mengembangkan ilmu pengetahuannya melalui percobaan, penelitian,
kajian yang akhirnya akan berdaya dengan pengembangan

kompetensinya.
Untuk memperkaya konten sumber belajar ini diperlukan campur tangan
perguruan tinggi yang memiliki ilmuwan, peneliti, innovator, dan co-kreator
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta berpengetahuan
dalam bidangnya. Idealnya, apabila sumber belajar ini mampu diakses oleh
banyak pengguna, murah, dan dinamis, seyogyanya dapat diproduksi oleh
dosen di
perguruan tinggi dalam rangka menumbuh kembangkan
technopreneurship perguruan tinggi. Dalam rangka inilah, Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti mengajak para dosen yang
berkemampuan tinggi dalam pengembangan teknologi digital dan berjiwa
entrepreneur untuk berkolaborasi dengan pengembang konten
pembelajaran untuk siswa SMA/SMK, SMP, atau SD guna
mengembangkan digital asset dalam e-Pembelajaran.
Pada periode ini akan diberikan kesempatan untuk mengembangkan digital
asset untuk materi-materi pembelajaran yang akan diujikan secara
nasional di tingkat dasar dan menengah. Ujicoba ini sekaligus menguji
pedoman Pengembangan e-Materi guna penyempurnaan lebih lanjut.
Rencananya pedoman ini akan digunakan untuk pengembangan e-Materi
di tahun 2012 dan seterusnya.


1.2. Tujuan
Pedoman Pengembangan e-Materi ini diharapkan dapat memberikan:
1. Informasi tentang rambu-rambu proses pengembangan Materi ePembelajaran yang sistematis dan akuntabel;
2. Acuan pengendalian mutu materi e-Pembelajaran;
3. Acuan pengambilan keputusan tentang hal-hal berkenaan dengan
materi e-Pembelajaran.

2

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

1.3. Dasar Hukum
Pedoman pengembangan e-Materi ini disusun berdasarkan peraturan dan
undang-undang yang berlaku di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai berikut:
1. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;

2. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 129a/U/2004
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
5. Permendiknas Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi di Lingkungan Departemen
Pendidikan Nasional;
6. UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak atas Kekayaan Intelektual;
7. Peraturan Presiden Detiknas tentang Pemanfaatan TIK (KEPRES
RI NOMOR 20 TAHUN 2006)
8. Dokumen Rencana Strategis Direktorat Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;
9. Renstra Strategis Direktorat Pendididkan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014;

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

3


Membudayakan Berbagi Pengetahuan

1.4. Manfaat
Pedoman Pengembangan e-Materi diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Pengembang e-Materi untuk mengembangkan e-Materi secara
sistematis dan akuntabel agar mencapai standar mutu.
2. Penilai e-Materi untuk memeriksa tingkat pencapaian standar mutu
yang berakibat pada pengakuan terhadap e-Materi yang
digolongkan sebagai bahan pembelajaran dengan menggunakan
TIK.
3. Pengambil kebijakan untuk menetapkan langkah/strategi baru
dalam pengembangan pembelajaran yang berbasis TIK.

4

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

2. RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN
E-Pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi secara efektif untuk memperoleh
capaian pembelajaran (learning outcomes) sesuai dengan yang telah
direncanakan. E-Pembelajaran berkembang karena ada perkembangan
perubahan paradigma strategi pembelajaran yang berpusat pada pendidik
(teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (learner centered).
Pemanfaatan e-Learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan
kualitas pembelajaran, kualitas materi ajar, kualitas kegiatan pembelajaran,
dan kemandirian peserta didik, serta interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, antar peserta didik, maupun peserta didik dengan berbagai
sumber belajar. e-Pembelajaran memiliki fitur luwes yang memungkinkan
pemanfaatannya lintas ruang dan waktu untuk mengatasi keterbatasan
ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Komponen utama e-Pembelajaran adalah e-Materi yang dikembangkan
secara sistematis dan akuntabel sehingga mampu menumbuhkembangkan
minat belajar sekaligus memelihara kualitas pembelajaran. e-Materi yang
tersedia mempunyai karakteristik tingkat akses oleh siapa saja, kapan saja,
dan dimana saja secara bersamaan atau secara individual. Sistem ePembelajaran memungkinkan untuk pemerataan kualitas materi
pembelajaran secara terstandar, sehingga memungkinkan terjadinya
pemanfaatan fasilitas bersama (resource sharing) antar institusi
pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh Indonesia. Dengan demikian ePembelajaran memberikan harapan baru sebagai salah satu alternatif
solusi atas sebagian besar permasalahan pendidikan di Indonesia, yaitu
keterbatasan akses, fasilitas, keterbatasan pemahaman terhadap materi
tertentu dan akses terhadap sumber daya pendidikan. Sistem ePembelajaran terdiri dari berbagai fitur materi yang disebut e-Materi.
Pengertian e-Materi yaitu seperangkat informasi bidang ilmu yang
terstruktur untuk pembelajaran yang disajikan dalam bentuk elektronik.
Seperangkat informasi bidang ilmu yang terstruktur meliputi capaian
pembelajaran (learning outcomes), beragam bentuk informasi (textual,
gambar, audio, video, simulasi, multimedia), ruang lingkup informasi (mata
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

5

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
kuliah, topik, pokokbahasan), perangkat asesmen dan evaluasi. E-Materi
dapat berupa aset-aset yang terpisah dan disusun secara bermakna
sehingga dapat diakses untuk memperkaya penjelasan agar pembelajar
lebih memahami bagian yang diterangkan dalam sebuah buku ajar.
Kepemilikan aset ini harus secara resmi berada di tangan Kemdikbud,
sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih murah. Aspek yang
paling penting dalam e-Materi ini yaitu sarat dan padat dengan teknologi
komunikasi dan perangkat lunak yang digunakan seharusnya berupa
perangkat yang sudah umum digunakan oleh orang pada umumnya dan
bebas diunduh tanpa biaya.
Pedoman ini berisi rambu-rambu tentang pengertian e-Materi dan tahapan
pengembangan e-Materi, standar mutu, serta Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI). Dengan demikian pedoman Pengembangan Materi ePembelajaran diharapkan menjadi acuan bagi pengembang e-Materi untuk
mencapai standar mutu, penilai e-Materi, pengambil kebijakan dalam
bidang pendidikan, serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam ePembelajaran.
Rambu-rambu pengembangan dibagi menjadi enam bagian yaitu: rencana
pembelajaran, substansi / isi, metode pembelajaran, kerangka / sistematika
penyajian, rancangan e-Materi, dan teknologi serta standar yang
digunakan.

2.1. Rencana Pembelajaran
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengembangan e-Materi
adalah terkait dengan rencana pembelajaran. Terkait dengan rencana
pembelajaran, berikut ini poin-poin yang harus dipenuhi:
1. Menuliskan rumusan capaian pembelajaran dengan jelas.
2. Menyusun urutan kemampuan yang akan dicapai dalam satuan
waktu.
3. Menyusun tahapan materi ajar yang akan disajikan.
4. Menetapkan metode pembelajaran yang dipilih untuk mencapai
kemampuan yang sudah direncanakan.

6

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
5. Menetapkan indikator pencapaiannya dan bobot penilaian dalam
sebuah tahapan pembelajaran (apabila e-Pembelajaran
merupakan pembelajaran satu semester)
6. Menetapkan bentuk pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh
peserta didik.

2.2. Substansi dan Isi
Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal substansi dan isi dari
e-Materi:
1. Materi pembelajaran disajikan secara sistematis dan terstruktur
mengikuti kerangka dasar dan satuan kurikulum.
2. Materi pembelajaran memuat informasi beban belajar tiap
pembelajar.
3. Materi pembelajaran berisi KTSP yang terdiri atas beberapa
Kelompok e-Matapelajaran, tiap Kelompok e-Matapelajaran terdiri
atas beberapa e-Matapelajaran sesuai dengan Standar Isi tiap
Satuan Pendidikan.
4. Materi pembelajaran dapat disampaikan sesuai jadwal yang
mengikuti kalender pendidikan.
5. Memuat pemetaan bidang keilmuan yang dibahas yang dapat
menunjukan posisi materi ajar yang akan disusun.
6. Memuat uraian tingkat kedalaman dan keluasan materi yang akan
disusun menjadi materi e-Pembelajaran.
7. Materi pembelajaran baik pada tahap pembuka maupun pesan
utama materi yang disajikan diharapkan menumbuhkan gagasan
baru dari peserta didik.
8. Sajian yang ditayangkan terkait dengan capaian pembelajaran
yang akan dicapai sebagaimana yang dirancang sebelumnya.
9. Memuat kejelasan sistem asesmen yang menunjukkan indikator
keberhasilan pembelajaran peserta didik.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

7

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
10. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa kelimuan
dengan bahasa sehari-hari, mengingat kemampuan peserta didik
yang beragam dan pengertian yang dapat dipahami dalam konteks
tertentu.
11. Menuliskan semua referensi yang digunakan.

2.3. Metoda pembelajaran
Hal yang lain yang harus diperhatikan adalah metode pembelajaran yang
diuraikan dalam poin-poin berikut:
1. Menyediakan petunjuk cara mempelajari e-Materi (apakah peserta
didik dapat mempelajari secara acak ataukah harus berurutan
sesuai dengan urutan subtopic/topic, atau pembelajaran ini bertaut
dengan materi tertentu)
2. Penyajian dapat menggugah keinginan peserta didik untuk belajar
melalui ilustrasi dalam bentuk multi media
3. Menumbuhkan gagasan baru (bukan jawaban tunggal) dalam
bentuk petanyaan kritis, ilustrasi, isyu yang aktual , problematik
yang memerlukan pemikiran lanjutan/ solusi kreatif.
4. Menggunakan bahasa yang dapat menjembatani bahasa keilmuan
dengan bahasa sehari hari sesuai tingkat intelektual mahasiswa
dan konteks pembahasannya.
5. Menyediakan sistem komunikasi bagi peserta didik.

8

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

2.4. Kerangka dan Sistematika e-Materi
E-Materi dikembangkan berorientasi objek pembelajaran (OP), untuk lebih
jelasnya dibahas pada bagian rancangan e-Materi. Kemudian, untuk
menjamin konsistensi struktur lintas e-Matapelajaran, OP e-Matapelajaran
secara umum dikelompokkan ke dalam tiga level OP, yaitu:
a. Matapelajaran
b. Pokokbahasan
c.

Subpokokbahasan

Spesifikasi struktural untuk level e-Materi yang berbeda dalam eMatapelajaran diperlihatkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Spesifikasi Struktural OP pada e-Matapelajaran
Level
Matapelajaran

Struktur
Pengenalan (k)

Pengantar (k)
- Deskripsi Singkat (k)
- Kegunaan (k)
- Capaian pembelajaran (k)
- Kerangka Pembahasan (k)
Prasyarat (k)
Petunjuk Penggunaan (k)
Peta Konsep (k)
Daftar Notasi dan Simbol (k)
Evaluasi (k)

Pokokbahasan (p)
Subpokokbahasan (k)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pokokbahasan

Subpokokbahasan
(OP Fundamental)

Pengantar (k)

Subpokokbahasan (k)
Ringkasan (p)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengantar (k)

Pengenalan (k)
Capaian Pembelajaran (k)
Kerangka Pembahasan (k)
Poin-poin Utama (k)

Pengantar (k)
Kepentingan (k)
Capaian Pembelajaran (k)
Prasyarat (k)

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

9

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
Skenario (p)
Kerangka Pembahasan (k)
Objek Informasi (k)
Ringkasan (k)

OI Konsep

OI Fakta

OI Prosedur

OI Proses

OI Prinsip

Tinjauan (k)
Tindak Lanjut (p)
Sumber Belajar Tambahan (p)

Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengenalan (k)
Fakta (p)
Definisi (k)
Contoh (k)
Bukan Contoh (p)
Analogi (p)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengenalan (k)
Fakta (k)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengenalan (k)
Fakta (p)
Tabel Prosedur (s)
Tabel Keputusan (s)
Tabel Kombinasi (s)
Demonstrasi (p)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengenalan (k)
Fakta (p)
Tabel Bertahap (s)
Diagram Blok (s)
Diagram Siklus (s)
Latihan (p)*
Asesmen (p)*
Pengenalan (k)
Fakta (p)
Pernyataan Prinsip (p)
Petunjuk (k)
Contoh (k)
Bukan Contoh (p)
Latihan (p)*
Asesmen (p)*

Keterangan:
(k) = kebutuhan, (p) = pilihan, (s) = salah satu
* Item latihan & asesmen untuk topik tertentu dapat dikelompokkan dalam
aktivitas level subpokokbahasan, pokokbahasan atau matapelajaran.
10

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

2.5. Rancangan e-Materi
Untuk mewujudkan budaya berbagi pengetahuan perlu didukung melalui
rancangan e-Materi yang memungkinkan mekanisme share dan reuse.
Suatu strategi yang memungkinkan mekanisme share dan reuse e-Materi
adalah pengembangan berorientasi objek pembelajaran. Strategi objek
pembelajaran mengubah materi pembelajaran menjadi sebuah objek yang
reusable, sharable dan interoperable. Kumpulan objek pembelajaran yang
dikemas
mengikuti
standard
dan
spesifikasi
e-Pembelajaran
menjadikannya dapat dioperasikan pada berbagai platform e-Pembelajaran
yang berbeda. Objek pembelajaran dapat dirangkai, dilepas dan dirangkai
kembali dan digunakan bersama dalam konteks pembelajaran yang
berbeda.

2.5.1. Pendekatan Sharing dan Reusing
Reuse (penggunaan kembali) merupakan kebutuhan untuk meningkatkan
efisiensi pengembangan e-Materi dan memberikan keuntungan secara
ekonomis. Pengembang konten perlu mempertimbangkan pemakaian
kembali e-Materi dan hal tersebut direncanakan secara sistematis. Dalam
pendekatan ini, persiapan atau pembuatan e-Matapelajaran baru dilakukan
melalui pencarian e-Materi yang sudah ada dari berbagai sumber dan
menggunakannya bersama-sama ke dalam e-Matapelajaran baru.
Mekanisme ini diilustrasikan pada Gambar 1.

e-Matapelajaran C
e-Matapelajaran B

e-Matapelajaran A

Konten Baru

e-Matapelajaran
Baru

Konten Baru

Gambar 1 Pendekatan Reuse dalam Pembuatan e-Materi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

11

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

2.5.2. Taksonomi Objek Pembelajaran
Taksonomi OP adalah perbedaan level OP yang digunakan dalam
penyusunan e-Materi pada sistem e-Pembelajaran sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Taksonomi Objek Pembelajaran

No
1

2

3
4
5
6

7

Konten
Pembelajaran

Keterangan

Media digital yang berupa teks, grafik, audio, video,
animasi dan sebagainya.
Objek yang menggabungkan media digital (teks, gambar,
video) ke dalam unit didaktik tertentu, dapat berupa
Objek Informasi
pengantar, ringkasan, fakta, konsep, prosedur, proses
atau prinsip.
OP Fundamental yang merupakan kumpulan Objek
Subpokok-bahasan Informasi sebagai sebuah unit pembe-lajaran untuk
mencapai Kompetensi Dasar.
Kumpulan OP Fundamental sebagai sebuah unit
Pokokbahasan
pembelajaran untuk mencapai Standar Kompetensi.
Kumpulan OP Pokokbahasan sebagai sebuah unit
Matapelajaran
pembelajaran untuk mencapai SKL Matapelajaran.
Kumpulan OP Matapelajaran sebagai sebuah unit
Kelompok
pembelajaran untuk mencapai SKL Kelompok
Matapelajaran
Matapelajaran.
Aset Digital

KTSP

Kumpulan Kelompok Matapelajaran sebagai sebuah unit
pembelajaran untuk mencapai SKL Satuan Pendidikan.

2.5.3. Model Rancangan e-Matapelajaran
E-Matapelajaran dirancang dengan menerapkan prinsip keberbutiran
(granularity), seperti diilustrasikan pada Gambar 2. Dengan demikian
memungkinkan butiran OP dirangkai, dilepas, dan dirangkai kembali
dengan cara yang berbeda dalam konteks yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan. Pengembang konten harus dapat mendekomposisi sebuah
matapelajaran hingga terdefinisi OP fundamental yang tersusun dari aset
digital dengan memperhatikan prinsip sharability dan reusability.

12

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
OP e-Matapelajaran
OP Pokokbahasan
OP Fundamental

OP Fundamental

Aset Digital

Aset Digital

Objek
Informasi

Aset Digital

Objek
Informasi

Aset Digital

Aset Digital

Aset Digital

Aset Digital

Aset Digital

Objek
Informasi

Aset Digital

Objek
Informasi

OP Fundamental

Aset Digital

Objek
Informasi

OP Pokokbahasan

Gambar 2 Model Desain e-Matapelajaran

2.5.4. Anatomi Objek Pembelajaran
Untuk mendukung proses pembelajaran dalam mencapai objektif tertentu,
setiap objek pembelajaran sebaiknya menyediakan modul untuk belajar,
latihan, dan asesmen sebagai media melaksanakan satu siklus
pembelajaran. Materi untuk belajar diklasifikasikan ke dalam lima tipe
objek informasi di luar pengantar & ringkasan. Pengklasifikasian ini penting
karena tipe-tipe informasi ini menyediakan metodologi untuk memfasilitasi
pembelajarannya. Anatomi OP ini diperlihatkan pada Gambar 3.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

13

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

Gambar 3 Anatomi Objek Pembelajaran

Anatomi OP menyertakan pengantar dan ringkasan ke dalam objek
pembelajaran ibaratnya sebagai pembungkus. Bagian awal atau pengantar
mempersiapkan pembelajar untuk memperoleh pengetahuan baru, dan
bagian akhir atau ringkasan membantu pembelajar merefleksikan pelajaran
yang baru saja mereka selesaikan.
Metadata merupakan deskripsi dari OP yang dituliskan dalam bahasa XML.
Untuk merancang OP pada level Pokokbahasan dapat menggunakan
formula berikut ini:

Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan
+ Ringkasan + Latihan + Asesmen
Latihan atau soal seringkali sudah disertakan di dalam Subpokokbahasan
yang terkait, sehingga formula tersebut dapat ditulis kembali menjadi:

Pokokbahasan = Pengantar + Beberapa Subpokokbahasan dengan
Latihan + Ringkasan + Asesmen
14

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
Demikian juga, kita dapat mengkombinasikan asesmen pada level
Pokokbahasan dan menyajikannya di dalam asesmen di akhir
Matapelajaran. Sehingga, formula untuk OP pada level Pokokbahasan
adalah sebagai berikut:

Pokokbahasan = Pengantar + Subpokokbahasan dengan Latihan
+ Ringkasan

2.6. Teknologi dan Standar yang Digunakan
E-Materi berbeda dengan materi pembelajaran konvensional. Teknologi
adalah yang menjadi pembeda. Untuk itu, dalam pengembangan e-Materi
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menggunakan teknologi digital, teknologi informasi dan komunikasi
yang murah dan tersedia saat ini. Apabila teknologi yang
digunakan membutuhkan perangkat lunak tertentu untuk
menjalankannya, maka perangkat lunak tersebut harus dapat
disediakan secara gratis.
2. Menggunakan teknologi yang memungkinkan interaksi langsung di
laman tersebut, dan merekam jejak penggunaan e-Materi untuk
dapat membandingkan kemajuan pengguna dalam memahami
materi yang disampaikan.
3. Menggunakan teknologi yang bersifat device independent,
sehingga dapat diakses dengan perangkat PC, notebook, tablet,
ataupun smartphone.
4. Menggunakan teknologi multimedia untuk memberikan ilustrasi
yang menarik sehingga dapat menggugah peserta didik agar
tertarik mempelajari e-Materi.
5. Mendeskripsikan informasi tentang e-Materi dalam bentuk
metadata dalam bahasa Extensible Markup Language (XML).
6. Mengemas E-Materi sehingga compliant terhadap ISO/IEC TR
29163 tentang Sharable Content Object Reference Model.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

15

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

3. PROSEDUR PENGEMBANGAN e-MATERI
Pengembangan e-Materi hendaknya mengikuti rambu-rambu yang
diberikan di Bab 2. Pengembangan e-Materi terdiri atas 6 (enam) tahapan,
yaitu: a) tahap analisa, b) tahap perancangan, c) tahap pengembangan, d)
tahap penyampaian, e) tahap evaluasi, dan f) tahap pemeliharaan.
Kedalaman masing-masing tahapan ini dapat disesuaikan dengan
kepentingan pengembang e-Materi yang disesuaikan dengan tujuan
penyajian e-Materi. Keenam tahapan ini memuat karakteristik unik dalam
merealisasikan e-Materi berorientasi objek pembelajaran.

Analisa

Perancangan

Pengembangan

Penyampaian

Evaluasi

Pemeliharaan

Gambar 4 Prosedur Pengembangan e-Materi

16

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

3.1. Tahap Analisa
Analisis diawali dengan melakukan proses berikut:
1. Menentukan penyebab dari permasalahan berkaitan dengan hasil
belajar atau kebutuhan untuk pengalaman belajar.
2. Mencari penyelesaian yang dapat berupa media atau alat belajar,
substansi materi, strategi pembelajaran, peningkatan motivasi, dan
manajemen pembelajaran.
3. Mendefinisikan kegiatan atau tugas-tugas dan indikator hasil
belajar yang hendak dicapai melalui penyelesaian tersebut.
Pengembang konten perlu melakukan analisis granularity (keberbutiran)
yang mana satu matapelajaran diurai ke dalam bentuk objek-objek lepasan
yang lebih kecil melalui proses berikut.
1. Menganalisis kompetensi matapelajaran atau satu kurikulum
dengan mempertimbangkan prinsip reuse dan repurpose sehingga
dapat dijabarkan sebagai objek-objek lepasan (OP) yang sharable
dan reusable.
2. Menganalisis struktur kompetensi OP dalam satu matapelajaran
bahkan dalam satu kurikulum, sehingga OP terhubung dalam
struktur prasyarat, prosedural, pengelompokan atau gabungan.
3. Menganalisis alternatif struktur kompetensi dalam satu
matapelajaran bergantung pada entry beaviour matapelajaran
tersebut.

3.2. Tahap Perancangan
Berdasarkan hasil analisis, tahap desain dilakukan melalui proses berikut.
1. Mendefinisikan OP pada setiap level.
2. Mendefinisikan prasyarat dan kompetensi tiap OP.
3. Mendefinisikan relasi tiap OP.
4. Merancang metadata OP.
5. Merancang strategi pembelajaran OP.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

17

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
6. Merancang media pembelajaran OP.
7. Menyelaraskan kompetensi, latihan, dan asesmen

3.3. Tahap Pengembangan
Fase pengembangan dilaksanakan mengacu pada hasil desain yang mana
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengembangkan e-Materi dengan menerapkan reuse dan
repurpose OP pada setiap level, serta menerapkan reuse dan
repurpose objek informasi dan aset digital.
2. Mengembangkan e-Materi menggunakan teknologi yang bersifat
netral terhadap mode penyampaian (delivery).
3. Mengembangkan e-Materi menggunakan teknologi yang bersifat
independen terhadap perangkat yang digunakan untuk
mengakses.
4. Mengemas e-Materi mengikuti standar dan spesifikasi ePembelajaran.

3.4. Tahap Penyampaian
Pada fase ini, kegiatannya adalah mempersiapkan lingkungan
pembelajaran atau sistem e-Pembelajaran yang mampu mendukung
implementasi e-Materi untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan
proses pembelajaran serta penilaian hasil belajar.
Penyampaian e-Materi dapat diberikan dalam beragam format dokumen,
misalkan: buku elektronik, buku cetak, berbasis web, atau dalam bentuk
CD. Disamping itu, e-Materi dapat disampaikan dalam beragam bentuk
pembelajaran, antara lain:
1. Pembelajaran Mandiri
2. Pembelajaran Jarak-jauh
3. Pembelajaran Blended
4. Pembelajaran Berbasis Guru

18

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

3.5. Tahap Evaluasi
Pada model pengembangan e-Materi berorientasi objek pembelajaran,
evaluasi dilakukan pada setiap tahapan. Berikut ini adalah hal-hal yang
perlu dilakukan:
1. Pada pendekatan OP, umpanbalik dapat berasal dari sesama
guru/dosen yang me-reuse/me-repurpose OP.
2. Mengevaluasi pelaksanaan dan hasil dari setiap tahapan.
3. Mengevaluasi OP.
4. Mengevaluasi metadata.
5. Menentukan dampak dari pengalaman belajar kepada pembelajar.
6. Menganalisis kepuasan pembelajar, hasil belajar, kelulusan, dan
sebagainya.

3.6. Tahap Pemeliharaan
Pengembangan materi e-Pembelajaran berorientasi objek pembelajaran
memungkinkan kontribusi dari semua pemangku kepentingan untuk
mengakses repositori, menambahkan, menggunakan kembali dan
merangkai objek pembelajaran dengan mudah sehingga pemeliharaan
materi e-Pembelajaran menjadi lebih mudah dan lebih efisien.
Meskipun tahap ini tidak nampak pada model pengembangan yang lain,
namun sebenarnya tahapan ini sudah umum dilakukan, antara lain:
1. Menjaga e-Materi selalu relevan.
2. Menjaga e-Materi selalu up-to-date.
3. Mengupdate metadata e-Materi.
4. Memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan dan pemeliharaan eMateri.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

19

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

4. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan dana untuk
pengembangan e-Materi. Dengan demikian Hak atas Kekayaan Intelektual
dari e-Materi tersebut menjadi milik Kemdikbud yang dapat diakses secara
gratis oleh siapa saja.
Penyerahan hak cipta kepada Kemdikbud dibuktikan dengan
penandatanganan Pakta Serah Terima Hak Cipta. Sebagai bentuk
penghargaan dan pengakuan atas kontribusi pengembang/penyusun eMateri, maka nama pengembang/penyusun akan dicantumkan dalam
karyanya.
Apabila pengembang/penyusun e-Materi bermaksud untuk mengadaptasi
atau mengadopsi karya yang telah ada, maka pengadaptasian dan
pengadosian tersebut
harus dilakukan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

20

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

5. PENUTUP
E-Pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan TIK
secara efektif untuk memperoleh capaian pembelajaran (learning
outcomes) sesuai dengan yang telah direncanakan. E-Pembelajaran
memungkinkan untuk pemerataan kualitas e-Materi pembelajaran, dan
memungkinkan terjadinya pemanfaatan fasilitas bersama (resource
sharing) antar institusi pendidikan, dan lembaga lainnya di seluruh
Indonesia.
Pedoman pengembangan e-Materi ini diharapkan menjadi acuan bagi
pengembang e-Materi untuk mencapai kualitas produk, penilaian e-Materi,
serta pihak-pihak yang berkepentingan dalam e-Pembelajaran.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

21

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

22

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

DAFTAR ISTILAH
ISTILAH

PENGERTIAN

Accessibility

kemampuan untuk mencari dan mengakses komponen
instruksional dari suatu lokasi remote & mengirimkannya ke
banyak lokasi lain.

Adaptability

kemampuan untuk menyesuaikan instruksi kepada kebutuhan
personal dan organisasi.

Affordability

kemampuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas
dengan mengurangi biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam
pengiriman instruksi.

Asesmen

proses yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat
pengetahuan atau keahlian pembelajar dibandingkan
terhadap pengetahuan atau keahlian yang diharapkan untuk
dicapai

Butir Asesmen

sebuah pertanyaan atau aktivitas yang dapat diukur yang
digunakan untuk menentukan apakah pembelajar telah
menguasai sasaran belajar.

Durability

kemampuan bertahan dari perkembangan dan perubahan
teknologi tanpa banyak mengeluarkan biaya untuk
mendesain, mengkonfigurasi serta penyimpanan ulang

e-Matapelajaran

matapelajaran berbasis teknologi sambung jaring.

e-Materi

materi pembelajaran berbasis teknologi sambung jaring.

e-Pembelajaran

pembelajaran berbasis teknologi sambung jaring.

Elemen

grafik individual, blok dari teks, atau inetraksi yang disimpan
di dalam database objek pembelajaran yang dikombinasikan
dalam cara yang bermakna untuk membentuk konteks dari
objek informasi dan objek pembelajaran.

Evaluasi

upaya untuk menentukan harga (nilai) terhadap hasil yang
dicapai peserta didik setelah menyelesaikan tugas-tugas
belajar

Fakta

perwujudan yang unik dari sesuatu;
segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat,
nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan
sebagainya

Granularity

keberbutiran, menunjukkan seberapa detail pemecahan eMateri ke dalam bentuk objek lepasan yang lebih kecil.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

23

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

Interoperability

kemampuan
untuk
mengambil
komponen-komponen
instruksional yang dikembangkan pada suatu lokasi dengan
kelengkapan tool atau platformnya dan menggunakannya di
tempat lain dengan tool atau platform yang berbeda.

Kompetensi

kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau
dapat diartikan sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan
yang diisyaratkan.

Konsep

kumpulan objek atau ide yang berbagi fitur-fitur yang penting
bersama sementara masing-masing juga memiliki perbedaan;
segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian,
ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.

Konten

konten merupakan bahan-bahan yang mengisi situs web.
Konten dapat bersifat tekstual, visual atau aural dalam
bentuk: teks, gambar, suara, video dan animasi.

KTSP

kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masingmasing satuan pendidikan.

Kurikulum

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Latihan

aktivitas penguatan
pembelajar
untuk
kemampuannya.

Materi
Pembelajaran

bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Metadata

informasi tentang sesuatu, seperti halnya orang, tempat,
objek, elemen, grafik dan sebagainya. Metadata terdiri atas
dua bagian, item (nama, tanggal, tipe, judul) dan nilainya
(Ahmad, 20 oktober 2010, Fakta, “Kimia Atom”).

Monolitik

sudah di satukan dalam satu kesatuan, tidak ada bagianbagian yang lebih kecil atau tidak ada modul-modulnya.

Objek Informasi

objek yang cukup kecil, tanpa struktur logika yang kompleks,
yang menggabungkan media digital (teks, gambar, video) ke
dalam unit didaktik tertentu, dapat berupa pengantar, fakta,
konsep, prinsip, prosedur, proses dan ringkasan.

Objek
Pembelajaran

merupakan suatu kumpulan konten dan elemen media,
pendekatan
pembelajaran
(interaktivitas,
model
pembelajaran, konteks), dan metadata (untuk keperluan
penyimpanan dan pencarian).

24

yang memberi kesempatan
menerapkan
pengetahuan

bagi
dan

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

Pelatihan

keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang
dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. (UU 13/2003)

Pembelajaran

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU 20/2003)

Pendidikan

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU 20/2003)

Penilaian

proses pengumpulan dan pengolahan informasi
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Prinsip

kumpulan aturan yang harus diikuti dalam menyelesaikan
sebuah tugas;
berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting ,
meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema,
serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi
sebab akibat.

Prosedur

serangkaian instruksi langkah demi langkah untuk
menyelesaikan sebuah tugas;
meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu
sistem.

Proses

rangkaian kejadian atau aksi untuk menyelesaikan suatu
aktivitas atau siklus.

Repurpose

memodifikasi untuk tujuan yang berbeda sebelum digunakan
kembali

Reusability

kemudahan
menggabungkan
komponen-komponen
instruksional dalam aplikasi-aplikasi dan konteks-konteks
yang bertingkat.

Reuse

menggunakan kembali objek pembelajaran.

Sharability

kemampuan/kemudahan untuk berbagi objek pembelajaran
dalam beberapa konteks pembelajaran atau multi-aplikasi.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

untuk

25

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

26

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

Lampiran 1: PRAKTIK PENGEMBANGAN E-MATERI
Pada bagian ini disampaikan contoh praktik yang direkomendasikan dalam
pengembangan e-Materi berorientasi objek pembelajaran. Contoh ini untuk
memberikan gambaran apa yang hendaknya dilakukan dalam siklus
pengembangan e-Materi yang mencakup tiga tahap yang pertama: analisa,
perancangan dan pengembangan. Pada contoh ini disampaikan
pengembangan e-Materi untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia
dalam matapelajaran Kimia kelas XII Sekolah Menengah Atas atau
Madrasah Aliyah.
Analisa
Pada tahap ini dianalisis penyebab dari permasalahan berkaitan dengan
pembelajaran dan mencari penyelesaian yang dapat berupa media atau
alat belajar, substansi materi, strategi pembelajaran, peningkatan motivasi,
dan manajemen pembelajaran.
Untuk topik Reaksi Redoks dan Elektrokimia didapatkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) dari Peraturan Menteri Nomor
22 Tahun 2006 (lampiran, halaman 465) sebagai berikut:
Menerapkan konsep reaksi
oksidasi-reduksi dan
elektrokimia dalam teknologi
dan kehidupan sehari-hari

Menerapkan konsep reaksi oksidasireduksi dalam sistem elektrokimia yang
melibatkan energi listrik dan
kegunaannya dalam mencegah korosi
dan dalam industri

Menjelaskan
reaksi oksidasireduksi dalam
sel elektrolisis

Menerapkan
hukum Faraday
untuk elektrolisis
larutan elektrolit

Dari SK-KD tersebut di atas dapat disusun berupa Peta Kompetensi
sebagai berikut:

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

27

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
SK

Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia
dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari

KD

3. Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit

2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis

1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem
elektrokimia yang melibatkan energi listrik & kegunaannya dalam
mencegah korosi & di industri

Berdasar hasil analisis terhadap SK-KD dan Peta Kompetensi yang
diperlihatkan di atas, perlu dilakukan rekontruksi SK-KD dan Peta
Kompetensi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran
Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
Hasil Rekonstruksi Peta Kompetensi
Standar
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan

Kompetensi

elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.

2. Menerapkan konsep oksidasireduksi dalam sistem elektrokimia
yang melibatkan energi listrik
dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar
1. Menyetarakan reaksi oksidasireduksi

28

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
Kemudian, berdasarkan peta kompetensi di atas dapat disusun organisasi
materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia.
Organisasi Materi
Jadi, untuk pembahasan topik ini diwujudkan ke dalam 2 (dua) bab berikut:
1. Reaksi Oksidasi-Reduksi
2. Elektrokimia
Reaksi Redoks dan Elektrokimia

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Elektrokimia

29

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
Perancangan
Berdasarkan hasil analisis pembelajaran, telah diperoleh organisasi materi
yang tidak lain merepresentasikan objek pembelajaran pada level SK-KD.
Selanjutnya, tiap OP didekomposisi ke dalam bentuk OP pada level yang
lebih rendah hingga pada level OP fundamental. Selengkapnya, hasil
penjabaran OP ini merepresentasikan sebagai rancangan e-Materi yang
ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Rancangan E-Materi

Reaksi Redoks dan Elektrokimia

1. Reaksi Reduksi-Oksidasi
1.2 Penyetaraan
Reaksi Redoks

2.1 Sel
Volta/Galvani

2.2 Sel
Elektrolisis

2.3 Korosi

2.3.3 Aplikasi Pencegahan
Korosi

2.3.2 Pencegahan Korosi

2.3.1 Penyebab Korosi

2.2.2 Aplikasi Sel Elektrolisis

2.2.1 Hukum Faraday

2.1.4 Aplikasi Sel Volta

2.1.3 Reaksi Sel

2.1.2 Potensial Sel

2.1.1 Anode/katode

1.2.2 Metode Setengah
Reaksi

1.2.1 Metode Bilangan
Oksidasi

1.1
Definisi Reaksi
Redoks

2. Elektrokimia

Pada Gambar di atas telah diperlihatkan rancangan e-Materi yang
dibangun oleh OP pada berbagai level secara lengkap. Tiap OP dirancang
terdiri atas materi untuk belajar, latihan dan asesmen. Materi untuk belajar
diklasifikasikan berdasarkan bentuk pengetahuannya: fakta, konsep,
prinsip, proses dan prosedur dan direpresentasikan sebagai objek
informasi (OI) untuk memudahkan pemilihan bentuk multimedia atau aset
digital yang dibutuhkan. Pada tahapan ini kemudian dirancang OI yang
membangun tiap OP dan menentukan aset-aset digital yang membangun
tiap OI.

30

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
Selengkapnya, hal ini di rancang dalam bentuk tabel seperti diberikan
contohnya di bawah ini.
Rancangan Objek Pembelajaran
Objek Pembelajaran
Pokokbahasan
Reaksi
OksidasiReduksi

SubPB
Definisi
Reaksi
Redoks

Penyetaraan Reaksi
Redoks

Elektrokimia

Sel Volta /
Galvani

Sub2PB
-

Korosi

Aset Digital

Fakta

Gambar, Video

Konsep

Teks, Reaksi

Prinsip

Teks

Metode Bilangan
Oksidasi

Prinsip

Tabel

Prosedur

Simulator

Metode
Setengah Reaksi

Prinsip

Tabel

Prosedur

Simulator

Anode/katode

Fakta

Ilustrasi

Konsep

Teks, Reaksi

Fakta

Ilustrasi

Konsep

Teks, Reaksi,
Tabel

Reaksi Sel

Konsep

Teks, Reaksi

Aplikasi Sel Volta

Fakta

Ilustrasi

Proses

Demonstrasi

Prinsip

Pernyataan

Prosedur

Diagram,
Tabel

Aplikasi Sel
Elektrolisis

Fakta

Demonstrasi

Penyebab Korosi

Fakta

Ilustrasi

Konsep

Teks, Reaksi

Potensial Sel

Sel
Elektrolisis

Objek
Informasi

Hukum Faraday

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

31

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
Pencegahan
Korosi

Fakta

Ilustrasi

Konsep

Teks, Reaksi

Aplikasi
Pencegahan
Korosi

Fakta

Demonstrasi
Video

Rancangan e-Materi ini kemudian dilengkapi pula dengan rancangan
metadata untuk tiap OP, OI, dan aset digital.

32

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
Pengembangan
Pengembangan e-Materi berdasarkan hasil perancangan sebagaimana
diuraikan di atas. Tiap bagian dibungkus dengan pengantar dan ringkasan
dan direalisasikan dalam bentuk materi untuk belajar, latihan dan asesmen.
Untuk selengkapnya mengacu pada Tabel 1 Spesifikasi Struktural OP
pada e-Matapelajaran.
Struktur e-Matapelajaran
e-Matapelajaran

Pengenalan (k)

Pengantar (k)

Pokokbahasan (p)

Prasyarat (k)
Petunjuk Penggunaan (k)
Peta Konsep (k)
Daftar Notasi & Simbol (k)
Evaluasi (k)
Pengantar (k)

Subpokokbahasan (k)
Ringkasan (p)

Subpokok-bahasan
(k)

Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Pengantar (k)

Objek Informasi (k)
Ringkasan (k)

Capaian Pembelajaran (k)
Kerangka Pembahasan (k)

Pengenalan (k)
Tujuan Pembelajaran (k)
Kerangkan Pembahasan (k)

Poin-poin Utama (k)

Pengantar (k)
Kepentingan (k)
Tujuan Pembelajaran (k)
Prasyarat (k)
Skenario (p)
Kerangka Pembahasan (k)
Tinjauan (k)
Tindak Lanjut (p)
Sumber Belajar Lain (p)

Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Latihan (p) *
Asesmen (p) *
OI Konsep

Reaksi Oksidasi-Reduksi
Pengenalan (k)
Topik reaksi oksidasi-reduksi ini telah Anda pelajari di kelas X pada topik bahasan
Daya Hantar dan Reaksi Redoks. Pada bahasan di kelas X tersebut, Anda mempelajari
konsep reaksi redoks yang diterapkan dalam memberi tatanama suatu senyawa dan
dalam contoh untuk masalah lingkungan.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

33

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
Fakta (p)

Definisi (k)
Konsep reaksi oksidasi-reduksi atau dikenal dengan reaksi redoks adalah berdasarkan
pengikatan dan pelepasan oksigen, penyerahan dan penerimaan elektron serta
peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
Contoh (k)
Reaksi yang terjadi ketika logam seng ditambahkan ke dalam asam klorida
adalah
Zn(s) + 2H

+
(aq)

→ Zn

2+
(aq)

+ H2(g)

Selama reaksi tersebut berlangsung terjadi kenaikan bilangan oksidasi atom
Zn dari 0 menjadi +2 dan penurunan bilangan oksidasi atom hidrogen dari +1
menjadi 0.
0

oksidasi

Zn(s) + 2H

+1

+
(aq)

+2

→ Zn

2+
(aq)

reduksi

+ H2(g)

0

Bukan Contoh (p)
Analogi (p)
Latihan (p) *
Asesmen (p) *

34

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
OI Fakta

Korosi
Pengenalan (k)
Salah satu proses perkaratan yang paling sering terjadi dialam adalah perkaratan
besi. Perkaratan besi dapat terjadi secara spontan bila ada oksigen. Perkaratan ini
juga membutuhkan air. Reaksi yang terjadi pada proses perkaratan dapat dilihat
pada Gambar 30. Perkaratan besi tidak akan terjadi dalam minyak, meskipun minyak
itu mengandung oksigen, kecuali bila ada air didalam sistem lingkungan tersebut.
Fakta (k)
Ilustrasi terjadi korosi pada besi.

OI
Prosedur

Latihan (p) *
Asesmen (p) *
Penyetaraan Reaksi Oksidasi-Reduksi
Pengenalan (k)
Seperti halnya reaksi kimia umumnya, untuk menyetarakan reaksi oksidasi-reduksi
haruslah memenuhi kesetimbangan massa, yaitu jumlah setiap element/atom harus
sama antara kedua sisi. Khusus untuk reaksi oksidasi-reduksi, ketika kita akan
menyetarakannya, terdapat suatu aturan tambahan, yaitu jumlah elektron yang
terlibat selama reaksi, baik yang dilepas oleh agen pereduksi maupun yang diterima
oleh agen pengoksidasi haruslah sama.
Fakta (p): tidak ada.
Tabel Prosedur (s)
Penyetaraan dengan Metode Setengah Reaksi

Tabel Keputusan (s) Tabel Kombinasi (s)

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

35

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
Demonstrasi (p)

Latihan (p) *
Latihan untuk demonstrasi di atas.

Asesmen (p) *

36

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi
OI Proses

Produksi Aluminium
Pengenalan (k)
Aluminum merupakan salah satu unsur yang melimpah di alam. Di bumi ini
jumlahnya menduduki peringkat ketiga setelah setelah oksigen dan silikon.
Aluminum adalah logam yang sangat aktif. Ditemukan dialam dalam bentuk
oksidanya, yaitu Al2O3 yang dikenal bijinya dengan nama bauksit (berasal dari nama
penemunya Les Baux, dari Perancis pada tahun 1821).
Fakta (p)

Tabel Bertahap (s)
Diagram (s)

Diagram Siklus (s)
Catatan Penulis (p)
Latihan (p)*
Asesmen (p)*

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

37

Membudayakan Berbagi Pengetahuan
OI Prinsip

Perkaratan dan Pencegahannya
Pengenalan (k)
Sebelum kita menutup diskusi kita tentang elektrokimia, marilah kita lihat
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu korosi atau perkaratan logam.
Reaksi korosi adalah reaksi oksidasi-reduksi, dimana logam diserang oleh beberapa
zat di lingkungannya dan diubah ke bentuk yang tidak diinginkan.
Fakta (p)

Pernyataan Prinsip (p)
Sel elektrokimia menjelaskan proses perkaratan, sedangkan sel elektrolisis
menjelaskan proses pencegahan perkaratan logam.
Petunjuk (k)
Terdapat di ilustrasi fakta dalam video 18.
Contoh (k)
Terdapat di ilustrasi fakta dalam video 18.
Bukan Contoh (p)
Latihan (p)*
Asesmen (p)*

38

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

Lampiran 2: TEKNOLOGI PENDUKUNG
Untuk membuat / mengemas e-Materi mengikuti Standar SCORM
Opensource
Exe
ScenariChain
Xerte

http://exelearning.org/
http://scenari-platform.org/projects/scenari/en/
http://www.nottingham.ac.uk/xerte/

Freeware
Reload
Content Shaper
CourseLab
iSpring
MyUdutu

http://www.reload.ac.uk/
http://www.c-shaper.com/
http://www.courselab.com/
http://free.ispringsolutions.com/
http://www.udutu.com/

Commercial
ActivePresenter
Articulate
Camtasia
Captivate
Composica
Learning Essentials
for MS Office
Microsoft LCDS

http://atomisystems.com/
http://www.articulate.com/
http://www.techsmith.com/products.asp
http://www.adobe.com/products/captivate/
http://www.composica.com/features/
http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?
FamilyID=e5f4f9c7-1a6a-484b-99fdc231442deaa4&displaylang=en
http://www.microsoft.com/learning/tools/lcds/

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

39

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

40

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

Pedoman Pengembangan e-Materi

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI

41

Membudayakan Berbagi Pengetahuan

42

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - DIKTI