IDENTIFIKASI JARINGAN DRAINASE PRIMER KO

JURNAL TUGAS AKHIR 2016

IDENTIFIKASI JARINGAN DRAINASE PRIMER KOTA TARAKAN BERBASIS
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) (Studi Kasus : Kelurahan Sebengkok,
pamusian Dan Karang Anyar)

Mahasiswa
NPM
Dosen pembimbing

: YAYAN KUSUMAWARDANA
: 10 301010 022
: Dr.-Ing.DAUD NAWIR. S.T.,M.T
ABSTRAK

Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau
mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistemsistem yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas
maupun dibawah permukaan tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah
tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Drainase
perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah

perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau meringankan
kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal,
sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Studi ini dilakukan terhadap tiga kelurahan di Kota Tarakan
yaitu, kelurahan sebengkok, pamusian dan karang anyar.
Hasil analisis menggunakan aplikasi Mapinfo 12.0 pada
identifikasi jaringan drainase sebagai pengambilan keputusan. Telah didapat pola
jaringan drainase di tiap kelurahan, yaitu drainase sebengkok menggunakan pola
jaringan grid iron, pamusan dan karang anyar menggunakan pola jaringan siku,
adapun saluran primer drainase tiap kelurahan yaitu drainase sebengkok 3,0616
km. Pamusian 9,3915 km. Karang Anyar 7,879 km
Kata kunci : Mapinfo 12.0, Pola jaringan drainase

4

JURNAL TUGAS AKHIR 2016

ABSTRACT
Drainage which delived from the verb “to drain” that means drain the
water, is terminology which used to stated the systems which related on handling

the problem of excess water, on the surface or underground.
Drainage is a arches or a pipe on the surface or underground, naturally
occurring made by human. Urban drainage is a drainage system in the urban
administration area and urban territory. The function is to restained or ease the
excess of water, in the settlement area which come from local-rain, in order not to
disturb the society and can give the benefit for human life. The study was did for
three area in tarakan city, they were; Sebengkok’s area, Pamusian and Karang
Anyar.
The result of analysis in this study used Mapinfo 12,0 application on the
drainage network identification as a decision-making. That was found the
drainage network pattern, in each areas. Sebengkok’s drainage used grid iron
network pattern, Pamusian and Karang Anyar used elbow network pattern. There
were also the primary drainage in each areas. Sebengkok’s drainage is about
3,0616 km. Pamusian 9,3915 km. Karang Anyat 7,879 km.
Key word : Mapinfo 12,0 , drainage network pattern
A.

Pendahuluan
Genangan air diberbagai kota
akibat air hujan merupakan masalah

rutin yang terjadi setiap tahun.
Seiring
dengan
pertumbuhan
penduduk perkotaan yang amat pesat
di Kota Tarakan, pada umumnya
melampaui kemampuan penyediaan
prasarana dan sarana perkotaan
diantaranya permasalahan drainase
perkotaan. Akibatnya Permasalahan
banjir / genangan semakin meningkat
pula. Pada umumnya penanganan
sistem drainase di kota Tarakan masih
bersifat parsial, sehingga tidak
menyelesaikan permasalahan banjir
dan genangan secara tuntas
B. Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini
mengelompokkan data


penulis

Berdasarkan pemikiran tersebut di
atas, maka skripsi ini disusun dengan
maksud untuk membuat suatu model
pemetaan jaringan Drainase Kota
Tarakan berbasis Sistem Infomasi
Geografis (SIG) sebagai salah satu
sistem
informasi
yang
terkomputerisasi
dan
mampu
menyediakan informasi dengan cepat
dan akurat, serta memiliki data yang
senantiasa dapat diperbaharui atau
disesuaikan
dengan

kondisi
sebenarnya sehingga dengan adanya
suatu pemetaan jaringan Drainase di
Kota Tarakan.

Ke dalam 2 ( dua ) jenis kategori antara
lain :

Data primer adalah sumber data yang peneliti gunakan berupa data Data
diperoleh langsung dari sumber asli

4

JURNAL TUGAS AKHIR 2016

sekunder
merupakan
data-data
pendukung yang dijadikan input dan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

pada kelurahan sebengkok
memiliki dua jenis saluran yaitu
saluran primer dan sekunder, dimana
saluran primer itu sendiri memiliki
lebar 8,4 m dengan panjang 3.0616
km, dan untuk saluran sekunder
memiliki lebar 4,2 m dengan pnjang
1.1170 km Dari hasil pemetaan dan
identifikasi di lapangan dapat
disimpulkan pola jaringan drainase
sebengkok
menggunakan
pola
jaringan grid iron, pada kelurahan
pamusian memiliki dua jenis saluran
yaitu saluran primer dan sekunder,
dimana saluran primer memiliki lebar
13,7 m dan tinggi 3,5 m dengan
panjang 9,3915 km dan untuk saluran
sekunder dengan lebar 9,4 m dan

tinggi 3,5 m dengan pnjang 4,2606
km.
.
D. Kesimpulan
Untuk identifikasi jaringan drainase
Kota Tarakan telah menghasilkan pola
jaringan drainase tiap kelurahan, yaitu
untuk
drainase
sebengkok
menggunakan pola jaringan grid iron,
drainase karang anyar menggunakan
pola jaringan siku, dan untuk drainase
pamusian menggunakan pola jaringan
siku.

pada kelurahan karang anyar
memiliki dua jenis saluran yaitu
saluran primer dan sekunder, dimana
saluran primer memiliki panjang

7,879 km dan saluran sekunder
dengan pnjang 5,0065 km. saluran
primer mengarah sepanjang jalan
kampung bugis dan bermuara di laut.
Dari hasil pemetaan dan identifikasi
di lapangan dapat disimpulkan pola
jaringan drainase Karang Anyar
menggunakan pola jaringan siku,
dimna daerah karang anyar memiliki
topografi sedikit lebih tinggi dari
sungai dan sungai Karang Anyar
sebagai saluran pembuang akhir yang
berada di tengah kota.

Panjang saluran primer hasil
pengolahan data menggunakan
software Mapinfo 12.0. pada
drainase Sebengkok sekitar 3,0616
km; panjang drainase Karang Anyar
7,879 km; dan panjang drainase

Pamusian 9,3915 km.

DAFTAR PUSTAKA

4

JURNAL TUGAS AKHIR 2016

Arow, Ariyanti., (2009), Pemetaan Kinerja
Ruas Jalan Di Kota Malili Berbasis
Sistem Informasi Geografis, Resume
Tugas

Akhir,

Universitas

Hasanuddin, Makassar.
Budiman Y.W.,(2015), Pengenalan dan
Pengimplementasian MapInfo 10 ,

Docslide.
Farid,

Muhammad

Miftah.dkk.

2011.

“Pengenalan Map Info”. Universitas
Andalas, Padang.
Pamuji,

Teguh

Dwi.

2013.

Sistem


Informasi Geografi (SIG) Pemetaan
Hutan Menurut Klasifikasi Sebagai
Potensi

Hutan

Lindung

Di

Kabupaten Blora. Skripsi Strata 1
pada

Universitas

Stikubank

Semarang : tidak diterbitkan.
Planing Survey. 2016. Modul : DasarDasar Pemetaan dan MapInfo.
Prahasta, Edy.2007. Konsep-konsep Dasar
Sistem

Informasi

Geografis,

Informatika Bandung.
Butter,David.Davis,John W.2004.Urban
Drainase. Spon Press

Suripin, 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang

Berkelanjutan.
Yogyakarta.

4

ANDI

Offset,

Wesli. 2008. Drainase Perkotaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu