Apa itu evolusi apa infrastuktur

Apa itu infrastuktur ?
Infrastruktur adalah :
“The basic physical systems of a country's or community's population, including roads, utilities,
water, sewage, etc. These systems are considered essential for enabling productivity in the
economy. Developing infrastructure often requires large initial investment, but the economies of
scale tend to be significant.” (Investor Words, 2013)
“Sistem fisik dasar dari suatu negara atau populasi masyarakat, termasuk jalan, utilitas, air,
limbah, dll Sistem ini dianggap penting untuk memungkinkan produktivitas dalam
perekonomian. Mengembangkan infrastruktur sering memerlukan investasi awal yang besar, tapi
skala
ekonomi
cenderung
signifikan”

“Infrastructure is basic physical and organizational structures needed for the operation of a
society or enterprise, or the services and facilities necessary for an economy to function.”
(Wikipedia, 2013)
“Infrastruktur merupakan struktur fisik dan dasar organisasi yang diperlukan untuk operasi suatu
masyarakat atau perusahaan, atau layanan dan fasilitas yang diperlukan untuk sebuah ekonomi
berfungsi.”


Infrastruktur E-business ?
“Segala sarana dan prasarana yang menunjang/ mendukung kegiatan e-bisnis” (Kenneth C.
Laudon dan Carol G. Traver, 2010)
Kesimpulan

:

Infrastruktur e-business adalah struktur fisik yang menjadi dasar dan mendukung kegiatan
organisasi sehingga kegiatan organisasi tersebut dapat berjalan sesuai yang direncanakan untuk
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.

Infrastruktur secara langsung mempengaruhi kualitas layanan (quality of services) yang dialami
oleh pengguna sistem (mengacu pada kecepatan layanan dan tingkat responnya).

Layer Infrastuktur E-business


Bagan diperoleh dari : http://psut.edu.jo/sites/raad/eBusiness_notes/Chapter%2003.pdf
Layer 1 : E-business services – Applications Layer
Lapisan paling atas yang langsung berinteraksi dengan user. Beragam jenis aplikasi e-business
yang ada seperti :
1. Selling Chain Management Information System – sub-sistem yang secara langsung
berinteraksi dengan pelanggan agar mereka dapat dengan mudah mengadakan akses terhadap
produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, terutama yang berhubungan dengan aktivitas
transaksi bisnis.
2. Customer Relationship Management Information System - sub-sistem yang berfungsi
sebagai sarana komunikasi efektif antara pelanggan dengan perusahaan, terutama yang berkaitan
dengan kebutuhan akan informasi maupun bentuk pelayanan lainnya sehubungan dengan produk
atau jasa yang ditawarkan.
3. Enterprise Resource Planning Information System – sub-sistem yang secara langsung
berfungsi mengintegrasikan proses-proses penciptaan produk atau jasa dari perusahaan, mulai
dari dipesannya bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk
jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan.

4. Management Control Information System – sub-sistem yang bertanggung jawab
memberikan data dan informasi bagi keperluan pengambilan keputusan manajemen perusahaan
dan stakeholder lainnya, baik keputusan-keputusan yang bersifat strategis maupun taktis seharihari

5. Administrative Control Information System – sub-sistem yang memiliki fungsi utama
sebagai penunjang terselenggaranya proses-proses administasi
Dan masih banyak jenis aplikasi penerapan dari e-business lainnya.
Layer 2 : System software layer
Lapisan yang mana di dalamnya terdapat sistem – sistem yang mendukung aplikasi agar dapat
berjalan dengan baik seperti web browser, server software, software jaringan, sistem manajemen
database, dan lain sebagainya.
Layer 3 : Transport or Network layer
Lapisan yang mengatur jaringan dan transportasi data (TCP / IP).
Layer 4 : Storage / physical layer
Lapisan di mana mencakup penyimpanan data baik yang tersimpan di dalam penyimpanan
magnetis di dalam server web ataupun media penyimpanan sementara (RAM).
Layer 5 : Content and data layer
Lapisan yang mencakup isi dari data yang tersimpan seperti data konsumen, data transaksi dan
lain sebagainya.

Perkembangan TI sejak tahun 1950-an hingga saat ini dan
pengaruhnya terhadap e-Business
Awal 1950-an
Perkembangan teknologi informasi masih sebatas digunakan untuk militer. Penerapannya dalam

e-business masih belum terlihat.
Tahun 1972
Ray Tomlison menciptakan program e-mail pertama namun penerapan e-business masih belum
terlihat.
Tahun 1973 – 1997

Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian
dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian dikenal dengan nama TCP/IP
yang dikembangkan oleh grup dari DARPA. 1981, National Science Foundation
mengembangkan backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi
dalam pemerintahan. 1986, IETF mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat
koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway. Pada tahun 1993 IBM
mengalami krisis luar biasa, padahal dipertengahan 90-an pengguna internet melonjak sangat
tinggi.
Ditengah keadaan perkembangan jaringan yang semakin semrawut dan kacau,
perkembangan intranet, server, situs web, browser, dan search engine, yang mengindikasikan
diperlukannya pengembangan platform baru yang luas dan kuat untuk mengakomodasi
keseluruhan bisnis, baik skala besar dan kecil, sehingga tidak hanya dapat digunakan untuk
menjual produk dan mempromosikan merek. Melihat keadaan yang dapat mengubah cara kerja
perusahaan, akhirnya pada tahun 1995 Louis Gerstner, CEO IBM saat itu berhasil mengatasi

krisis finansial yang dialami IBM dan mengagendakan bagaimana membuat internet bisa
menjadi alat bisnis ke bisnis yang bermanfaat, dengan mengandeng Dennie Welsh sebagai
Kepala Integrated Systems Services Corporation (anak perusahaan IBM) saat itu, dan Marketing
Executive John Patrick yang memiliki persepsi sama dengan dia.
Pada musim gugur 1997, Louis Gerstner melalui IBM mengkampanyekan pemasaran
yang sangat kreatif untuk mendorong dan menyediakan layanan agar setiap perusahaan mampu
menerapkan e-business dan memanfaatkan internet sebagai nilai bisnis. Penerapan e-business
sangat terlihat di era ini, bahkan banyak perusahaan di Indonesia pun sudah
mengimplementasikan teknologi informasi di era ini (Contoh : PT HM. Sampoerna yang sudah
berulang kali menjadi contoh pembahasan kami)
Tahun 1999 – awal 2000-an
Bisnis “DOTCOM” bermunculan dengan frekuensi yang sangat besar hingga
menggelembung. Banyak model bisnis yang belum terbukti namun ramai – ramai diluncurkan.
Hal ini disebut sebagai internet bust . E-business yang pada era ini lebih dikenal lebih dulu sub
bagiannnya yaitu e-commerce berkembang sangat cepat di era ini.
2000 – Sekarang
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi informasi semakin advanced. Hal
ini diukuti juga dengan perkembangan e-business yang selalu mengalami banyak perkembangan.
Banyak sekali jenis aplikasi e-business yang sudah diciptakan sebelumnya (contoh : CRM, ERP
dan lain sebagainya) semakin lama semakin mudah digunakan serta efektif dan efisien dalam


pelaksanaannya. Contohnya yaitu cloud computing yang semakin membuat perusahaan
menggunakan aplikasi penerapan e-business dengan semakin efektif dan efisien. Sejak
perkembangan internet yang awalnya tidak terjangkau dan sekarang menjadi mudah dijangkau
masyarakat luas, penerapan e-business semakin terlihat. Contohnya dalam e-commerce,
perdagangan melalui internet menjadi hal yang biasa dewasa ini. Masyarakat yang terdorong
untuk keinginan untuk mendapatkan atau melakukan suatu hal dengan cepat dan instant
mendorong penerapan e-business semakin cepat.

Kendala dan tantangan pemanfaatan TI pada e-Business
saat ini
Keamanan dan kerahasiaan pribadi
Bisnis apapun harus menjaga kerahasiaan informasi agar tetap aman dan hanya dapat
diakses oleh penerima yang dimaksud. Untuk menjaga informasi tetap aman dan terjaga, setiap
catatan transaksi dan berkas lain perlu dilindungi dari akses yang tidak sah, serta memastikan
transmisi data dan penyimpanan informasi yang aman. E-business mempermudah perusahaan
dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya namun kemanan yang tidak terjaga dapat membuat pihak
yang tidak berhak dapat mengakses data perusahaan dengan mudah. Hal ini jelas menjadi
kekhawatiran sebagian perusahaan dalam menerapkan e-business.
Keabsahan data

Transaksi e-Business memiliki tantangan yang lebih besar untuk membangun keabsahan
karena data dari internet sangat mudah untuk diubah dan disalin. Kedua belah pihak yang terkait
dalam e-Business sama-sama ingin memastikan keaslian masing-masing rekan, terutama jika
salah satu pihak akan melakukan pemesanan dan transaksi pembayaran elektronik.
Integritas Data
Sebuah bisnis perlu merasa yakin bahwa data tidak diubah dalam perjalanan, baik sengaja
atau karena kecelakaan. Hal ini sama seperti yang dibahas di atas sebelumnya mengenai
keamanan. Isu keamanan data yang tidak terjamin membuat sejumlah perusahaan semakin
enggan menerapkan e-business.
Tanpa Penyangkalan
Hal ini berkaitan dengan adanya bukti dalam transaksi. Sebuah bisnis harus memiliki
jaminan bahwa pihak yang menerima atau pembeli tidak dapat menyangkal bahwa transaksi
telah terjadi, dan ini berarti memiliki bukti yang cukup untuk membuktikan transaksi.

Kontrol Akses
Ada ketakutan tersendiri di mana perusahaan takut akan adanya pihak lain yang tidak
berwenang mengendalikan sistem namun dapat masuk ke dalam sistem untuk mengakses
informasi, mengambil informasi ataupun mengacaukan sistem yang ada.
Ketersediaan Layanan
Hal ini secara khusus berhubungan dengan penyediaan layanan dan informasi bagi

pelanggan bisnis. Pesan harus disampaikan dalam cara yang dapat diandalkan dan tepat waktu,
dan informasi harus dapat disimpan dan diambil sesuai kebutuhan. Karena ketersediaan layanan
penting untuk semua website e-Business, langkah-langkah tertentu harus diambil untuk
mencegah gangguan layanan oleh peristiwa-peristiwa seperti listrik padam dan kerusakan
infrastruktur fisik. Contohnya, tersedianya data cadangan, sistem pemadaman api, sistem
Uninterrupted Power Supply (UPS), perlindungan virus, serta memastikan bahwa ada kapasitas
yang memadai untuk menangani kesibukan yang ditimbulkan oleh lalu lintas jaringan yang berat.
Trend perkembangan TI kedepan dan manfaatnya bagi e-Business
Trend perkembangan TI selalu berubah setiap beberapa periode. Dewasa ini (2013) di
Indonesia, teknologi mobile sangat berkembang pesat. Banyak gadget yang semakin mudah
dijangkau oleh masyarakat menyebabkan perkembangan pola pikir bahwa layanan internet dapat
diakses di mana saja. Selain hal tersebut masih banyak perkembangan – perkembangan lain yang
nantinya akan menjadi peluang e-business untuk semakin berkembang antara lain (tentunya trend
yang sedang berkembang di Indonesia di tahun 2013) :
QR Code dan Augmented Reality :
QR code sebenarnya sudah lama dikenalkan di negara – negara maju seperti Jepang
dan Amerika Serikat. QR code sebenarnya adalah sekumpulan informasi yang dibentuk menjadi
semacam barcode namun dapat di scan dengan aplikasi khusus tidak harus menggunakan
perangkat scanner yang mana setelah kita memindai kode tersebut, user akan otomatis
ditampilkan sejumlah informasi ataupun diarahkan ke sebuah alamat website (ataupun URL).

Hal ini semakin menyingkat waktu dan biaya saat seuatu perusahaan ingin memberi informasi
kepada masyarakat luas mengenai profil dan kinerjanya. Sedangkan augmented reality adalah
penampilan objek maupun informasi yang seolah – olah tampak nyata dengan cara memindai
objek tertentu (QR code juga dapat menjadi pasangan untuk AR). Awalnya AR hanya populer di
kalangan pengguna PC desktop, namun sekarang hampir semua gadget dapat melakukan
pemindaian QR code maupun AR. Penerapan AR dan QR code sebenarnya lebih berfungsi
sebagai pemasaran suatu produk maupun layanan kepada masyarakat ataupun calon konsumen
(e-marketing).

Mobile Payment dan E-money
Sejalan dengan semakin maraknya Facebook di mobile gadget akan memicu penggunaan
mobile payment di HP. Model pembayaran T-Cash menjadi contoh yang memulai trend tersebut
sejak 2009. Selain itu, e-money (salah satu layanan dari Bank Mandiri Persero) juga menjadi
salah satu trend yang sangat potensial. E-toll card contohnya yang merupakan kartu yang dibuat
untuk membayar biaya jalan toll tanpa harus membayarnya dengan uang secara fisik. Cukup
meletakkan kartu ke scanner dan uang yang ada “di dalam” kartu tersebut akan berkurang.
Dalam penerapannya, peran dua trend ini sangat berpengaruh pada salah satu bagian dari ebusiness yaitu e-commerce.
Cloud Computing
Merupakan gabungan pemanfaatan IT dan pengembangan berbasis internet. Cloud
computing memiliki potensi yang sangat besar untuk semakin membuat e-business menjadi lebih

efektif dan efisien.
Definisi Cloud Computing:
Cloud computing adalah gabungan dari pemanfaatan teknologi (komputasi) dan pengembangan
berbasis internet (awan). (Wikipedia, 2013)
Contoh penerapan Cloud Computing :
Sebuah perusahaan akan menerapkan sebuah aplikasi CRM. Dengan cloud computing,
perusahaan tersebut tidak perlu melakukan investasi awal dengan membeli aplikasi dan hardware
untuk aplikasi tersebut serta menyewa ahli untuk menjalankannya. Dengan cloud computing,
perusahaan cukup mengkontak perusahaan yang menyediakan jasa cloud computing (Contoh :
Microsoft) untuk menghubungkan perusahaan tersebut dengan perusahaan pengembang aplikasi.
Dan pembayaran dilakukan sesuai dengan kontrak (per triwulan, per tahun dan sebagainya). Hal
ini membuat pengeluaran perusahaan dapat dikendalikan dengan baik.
3 jenis layanan Cloud Computing :
1.

Infrastructure as a service (IaaS), layanan dari Cloud Computing dimana kita bisa
“menyewa” infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa definisikan
berapa besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage) , memory (RAM),
bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa
komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer ini disewa kita bisa

menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Hal ini meliputi Grid untuk virtualized server,

storage & network. Contohnya seperti Amazon Elastic Compute Cloud dan Simple Storage
Service.
2.

Platform as a service (PaaS), layanan dari Cloud Computing dimana kita menyewa “rumah”
berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network, databbase engine, framework aplikasi, dll),
untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Hal ini memfokuskan pada aplikasi dimana dalam hal
ini seorang developer tidak perlu memikirkan hardware dan tetap fokus pada pembuatan aplikasi
tanpa harus mengkhawatirkan sistem operasi, infrastructure scaling, load balancing dan lain-lain.
Contohnya yang sudah mengimplementasikan ini adalah Force.com dan Microsoft Azure
investment.

3.

Software as a service (SaaS), adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal
memakai software (perangkat lunak) yang telah disediakan.Hal ini memfokuskan pada aplikasi
dengan Web-based interface yang diakses melalui Web Service dan Web 2.0. Contohnya adalah
Google Apps, SalesForce.com dan aplikasi jejaring sosial seperti FaceBook.

1.
2.
3.
4.

1.
2.

Kelebihan Cloud Computing :
Menghemat biaya investasi awal untuk pembelian sumber daya.
Bisa menghemat waktu sehingga perusahaan bisa langsung fokus ke profit dan berkembang
dengan cepat.
Membuat operasional dan manajemen lebih mudah karena sistem pribadi/perusahaan yang
tersambung dalam satu cloud dapat dimonitor dan diatur dengan mudah.
Menjadikan kolaborasi yang terpercaya dan lebih ramping.
Kekurangan Cloud Computing :
Komputer akan menjadi lambat atau tidak bisa dipakai sama sekali jika internet bermasalah
atau kelebihan beban.
Perusahaan yang menyewa layanan dari cloud computing tidak punya akses langsung ke
sumber daya, semua tergantung dari kondisi vendor/penyedia layanan cloud computing. Jika
server vendor rusak atau punya layanan backup yang buruk, maka perusahaan akan mengalami
kerugian besar.