Dasar dasar ilmu tanah cover (7)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di bumi ini terdapat banyak sekali macam-macam dan jenis batuan. Di
Indonesia. Pengetahuan tentang bumi sampai saat ini telah memberikan
kesimpulan bahwa dimasa lampau, bumi pernah mengalami keadaan cair pijar
dimana pada bagian terluar telah membeku atau mengkristal menjadi kerak
bumi. Sementara dibagian lain yang lebih dalam, proses pemadatannya lebih
lambat dan akan terus mencari keseimbangan dalam bentuk penerobosanpenerobosan magma dengan diiringi gejala yang bersifat tektonik. Oleh karena
kondisi pembentukannya yang beraneka ragam, mengakibatkan kerak bumi
terdiri dari bermacam-macam batuan berdasarkan sifat dan komposisinya.
Hampir di seluruh pelosok negeri ini terdapat berbagai macam batuan.
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf adalah contohnya. Berikut
penjelasan batuan beku, sedimen, dan metamorf:



Batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma).




Batuan beku mencakup batuan vulkanik dan plutonik.
Batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel



sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan asal
yaitu batuan sedimen atau batuan beku tetapi telah melalui perubahan kimia,
mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari perubahan suhu,
tekanan, atau keduanya).
Oleh karena itu AKAMIGAS Balongan mengadakan Praktikum Geologi
Dasar mengenai batuan untuk menambah wawasan Mahasiswa dan Mahasiswi
Program Studi Teknik Perminyakan Akamigas Balongan.

1.2


Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum
1. Sebagai syarat kelulusan yang diajukan kampus.
2. Memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Dasar.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di perkuliahan dengan cara
mengidentifikasi jenis-jenis batuan.
4. Melatih Mahasiswa dalam kegiatan praktikum.
5. Melatih dalam membuat laporan resmi.
6. Mengetahui berbagai jenis batuan.
7.

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman para Mahasiswa
khususnya dalam bidang ilmu geologi baik itu secara teoritis maupun praktek.

1.2.2 Tujuan Khusus
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Mengenal berbagai jenis batuan beku.
Mengetahui sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh batuan beku.
Mengetahui macam-macam struktur, warna dan tekstur batuan beku.
Mengetahui bentuk batuan beku.
Mengetahui macam-macam batuan sedimen.
Mengklasifikasikan jenis batuan sedimen berdasarkan kondisi fisik batuan.
Mendeskripsikan batuan berdasarkan struktur, tekstur, komposisi mineral batuan

8.

sedimen.
Mengetahui perbedaan batuan sedimen dengan batuan beku dan batuan

metamorf.
9. Mendeskripsikan bagaimana materi penyusun batuan sedimen.

10. Mengetahui macam-macam jenis batuan metamorf.
11. Mengetahui nama batuan metamorf berdasarkan kondisi fisik batuan.
1.3

Manfaat

1.3.1 Manfaat Khusus
1. Mengetahui jenis batuan beserta dengan klasifikasinya.
2. Menambah pengetahuan kita khusunya di bidang ilmu Geologi
3. Memenuhi nilai praktikum Mata Kuliah Geologi Dasar.
4. Mencapai salah satu syarat kelulusan di semester I ini.
5. Memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Dasar.
6. Mengetahui jenis batuan beserta dengan klasifikasinya.
7. Mengidentifikasi sifat-sifat fisis batuan.
8. Mendeskripsikan macam-macam batuan.
9. Membedakan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
10. Mendeskripsikan bagaimana materi penyusun batuan.
11. Mengetahui nama batuan berdasarkan kondisi fisik batuan.
1.4


Ruang Lingkup

Laporan ini berjudul “LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
2013”. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas praktikum dari Mata Kuliah
Geologi Dasar .
Praktikum ini diikuti oleh Mahasiswa dan Mahasiswi Semester I, yang
terdiri dari kelas Teknik Perminyakan A, Teknik Perminyakan B, Teknik
Perminyakan C, Teknik Perminyakan D dan Teknik Perminyakan E.
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2013 sampai
dengan 13 Desember 2013. Pada hari Jum’at, tanggal 11 Desember 2012,
kemudian Praktikum dimulai pada hari Senin, tanggal 9 Desember 2013
mengenai Batuan Beku, kemudian pada hari Rabu, pada tanggal 11 Desember
2013 melakukan praktikum kedua mengenai Batuan Sedimen dan pada hari
Jumat, tanggal 13 Desember 2013 mengenai Batuan Metamorf. Semua kegiatan
Praktikum Geologi Dasar ini diadakan di Kampus I Jalan Jendral Soedirman
no.17 Indramayu.
Praktikum Geologi Dasar

dilaksanakan di laboratorium Kampus I


Akamigas Balongan, serta dibimbing oleh Asisten Praktikum Geologi Dasar serta
bantuan dari teman sekelompok. Diadakannya praktikum Geologi Dasar

ini

untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang penerapan ilmu bagi
Mahasiswa dan Mahasiswi Akamigas Balongan.
Dalam laporan ini, pada BAB I membahas tentang Pendahuluan, lalu
pada BAB II membahas tentang Dasar Teori, lalu pada BAB III membahas
tentang Metode Penelitian, lalu pada BAB IV membahas tentang Batuan Beku,
lalu pada BAB V membahas tentang Batuan Sedimen, lalu pada

BAB VI

membahas tentang Batuan Metamorf, lalu pada BAB VII membahas tentang
Penutup.
Praktikum ini berjalan dengan lancar karena dibimbing oleh Dosen Mata
Kuliah Geologi Dasar dan Asisten Praktikum Geologi Dasar.
BAB II
LANDASAN TEORI


Batuan adalah sebuah material yang terbentuk melalui beberapa faktor,
diantaranya karena perubahan mineral dari suatu batuan tersebut, baik oleh
proses fisik dan kimiawi.
Bumi kita terdiri dari lapisan-lapisan penyusun yang sangat banyak variasi
material yang membentuknya, bumi kita yang terbentuk dari sebuah bola gas
panas yang kemudian diberikan gaya tekan dari luar ditambah dengan reaksi
pembekuan secara bersamaan, proses ini berlangsung lama dan panjang
sehingga pada akhirnya terciptalah bumi kita yang terdiri dari banyak mineral
yang membentuknya dan kali ini kita akan berfokus pada batuan. Dari berbagai
proses pembentukan bumi dan berbagai peristiwa yang terjadi pada bumi itulah
banyak membentuk berbagai jenis batuan-batuan yang ada saat ini. Batuan
terbagi atas tiga jenis, yaitu :
1. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena adanya pembekuan
material di dalam perut bumi (magma) dan di luar pemukaan bumi (lava).
Tercampur dengan material lain yang keluar bersamaan dengan material yang
keluar dari perut bumi. Proses pembekuan suatu batuan beku diawali dengan
membekunya magma atau lava, kemudian materi yang sudah membeku tadi
mengalami transportasi batuan, itulah yang mempengaruhi bentuk-bentuk dan

jenis-jenis batuan beku.
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair
ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka
akan terbentuk kristal-kristal mineral berukuran besar, sedangkan bila energi
pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila
pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk dan
cairan magma membeku menjadi gelas. Pada saat magma mengalami
penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral
akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran.
Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma) oleh N.L. Bowen
disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series dan dalam

mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui

karakteristik

batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.
Berdasarkan komposisi mineralnya batuan beku terbagi atas tiga jenis
yaitu batuan beku asam mempunyai warna cerah, batuan beku intermediate
berwarna abu-abu dan batuan beku basa berwarna gelap.

Struktur batuan beku umumnya dapat dilihat di lapangan saja dan hanya
beberapa saja yang dapat dilihat dalam hand specimen sample antara lain masif
yaitu tidak menunjukan adanya lubang-lubang atau struktur aliran. Vesikuler
menunjukkan berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu
pembekuan magma, arah lubang-lubang itu teratur. Skoria adalah berlubanglubang

besar

tapi

arah

tidak

teratur.

Xenolitis

adalah


struktur

yang

memperlihatkan adannya fragmen atau pemecahan batuan lain yang masuk
dalam batuan yang mengintruksi.
Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral dengan massa gelas
yang membentuk massa dasar dari batuan.
Untuk menentukan komposisi mineral kita cukup menggunakan indeks
warna dari bentuk kristal, sebagai dasar penentuan mineral penyusun batuan.
Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu mineral felsik adalah yaitu yang berwarna cerah terutama
kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muscovite dan mineral mafik yaitu yang
berwarna gelap terutama biotik, piroksen, amphibol dan olivine.
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah
ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh

salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F. Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500 sampai dengan
2.500°C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi
bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut,
bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang
merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineralmineral silikat (magma), oleh N.L. Bowen disusun suatu seri yang dikenal
dengan Bowen’s Reaction Series.
Gambar 2.1 : Batuan beku, jalur yang berwarna lebih muda menunjukkan arah aliran
(http://3.bp.blogspot.com/-9DSlg8OFuHE/T5q3arUXWxI/AAAAAAAB4/OWp9SzFE33xy
/s1600/Igneous_rock_Santoroni_Greece.jpg)

1.

Jenis-jenis Batuan Beku
Batuan beku terbagi menjadi 2, yaitu :



Batuan Beku Dalam
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya
sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristalkristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku
intrusive.
Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisimagma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat
menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan
pada batuan di sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong

struktur batuan di sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah
batholit, stok, dyke, dan jenjang volkanik :
 Batolit
Merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya.
Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh
intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batolit mencapai lebih dari
1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan
bahwa tebal batolit antara 20 sampai dengan 30 km. Batholit tidak terbentuk oleh
magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar
dimensi batolit. Karena besarnya, batolit dapat mendorong batuan yang
diatasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma
yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja.
Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan
sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di
dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma
yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
 Stock
Seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta
suatu tubuh batholit atau bagian atas batolit.
 Dyke
Dyke disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batolit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan
yang diterobosnya.
 Jenjang Volkanik

Jenjang volkanik adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya. Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur
batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan
lopolit.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya,
batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk
kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat prosesproses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku
dapat tersingkat di permukaan.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya


cekung ke atas.
Batuan Beku Luar
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan
membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnyamagma di permukaan bumi
melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption.
Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat
mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut
plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api
dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran
lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada
komposisi magmanya dan tempat terbentuknya. Apabilamagma membeku di
bawah permukaan air terbentuklah lava bantal ( pillow lava), dinamakan
demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi
batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik. Contoh batuan beku adalah batu apung, batu andesit, batu diorit, batu
basal, batu dasit, batu gabro, batu granit, batu obsidian dan batu skoria.

2. Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga
kelompok

utama

batuan

(bersama

dengan

batuan

beku

dan

batuan

metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain
(clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir,
dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75%
dari permukaan bumi.
Batuan sedimen batuan yang tejadi akibat lithifikasi dari hancuran batuan
lain (destritus atau lithifikasi) dari hasil reaksi kimia tertentu. Lithifikasi adalah
proses yang meliputi: kompaksi, autigenik, diagenesa, yaitu terubahnya material
batuan yang bersifat lepas (uncosolidate rock forming materials) menjadi batuan
yang kompak (uncosolidate coherent rock). Batuan ini dibentuk oleh prosesproses yang terjadi di permukaan bumi, oleh Koesoemadinata (1979) telah
membedakan menjadi lima golongan, antara lain golongan destritus yang terbagi
atas destritus halus dan dentritus kasar. Golongan karbonat yaitu golongan ini
terutama disusun oleh kelompok mineral karbonat (misal: kalsit, dolomit,
aragonoit) dan cangkang-cangkang binatang karang. Golongan evaporit yaitu
golongan batuan ini diberikan terhadap batu garam karena asal terjadinya
disebabkan oleh proses evaporasi air laut (Koesoemadinata, 1979). Golongan
sedimen silika termasuk golongan ini adalah juga batuan yang bersifat
monomineralik dan umumnya tersusun oleh mineral silika, terbentuk secara
sedimentasi kimiawi atau organik. Golongan batubara yaitu golongan terbentuk
oleh adanya akumulasi zat-zat organik yang kaya akan unsur C (karbon).
Umumnya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Termasuk jenis sedimentasi organis.
Batuan sedimen memiliki material pembentuk batuan yang bersifat lepas
dan batuan ini dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi.
Contoh batuan sedimen adalah batu rijang, batu tufa gelas, batu gamping, batu
pasir, batu lempung, batu konglomerat, batu breksi dan batu bara
2.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok
utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe
batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas
(lebih besar dari 150°C) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika
dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku,
atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf
adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Protholite sendiri dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun
batuan metamorf lain yang lebih tua. Syarat – syarat terjadinya metamorfisme
1.
2.
3.
4.
5.

adalah :
Adanya batuan asal ( protolith )
Adanya peningakatan suhu
Adanya peningkatan tekanan (stresses)
Adanya penambahan dan pengurangan fluida
Adanya faktor waktu (jutaan tahun)
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi, metamorfosa dapat
dibedakan menjadi dua:

 Metamorfosa Lokal
Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa
kilometer saja. Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:
 Metamorfosa Kontak/Therma
Metamorfosa kontak Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan
temperatur yang tinggi, dan biasanya jenis ini ditemukan pada kontak antara
tubuh intrusi magma/ekstrusi dengan batuan di sekitarnya dengan lebar 2 – 3
km. Salah satu contohnya pada zona intrusi yang dapat menyebabkan
pertambahan suhu pada daerah disekitar intrusi.
 Metamorfosa dinamo
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan
yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke
segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah
kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan

pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa
semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
 Metamorfosa Regional
Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai
beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe ini adalah:
Metamorfosa regional/dinamothermal Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana
faktor yang mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi. Proses
ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh orogenesa.
Metamorfosa Beban
Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan intrusi, tetapi
terjadi pada daerah geosinklin, hingga karena adanya pembebanan sedimen
yang tebal di bagian atas, maka lapisan sedimen yang ada di bagian bawah
cekungan akan mengalami proses metamorfosa.
 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf
 Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau
kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi
(Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan
Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman.
Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan
metamorf.
 Biotite
Semua

mineral

mika

berbentuk

pipih,

bentuk

kristal

berlembar

menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite.
Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan
muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan
yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
 Plagioclase
Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral feldspar.
Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk
prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang
mengandung

Natrium

dikenal

dengan

mengandung Ca disebut An-orthite.
 Potassium feldspar (Orthoclase)

mineral Albite,

sedangkan

yang

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral feldspar. Seperti halnya
plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral silicate yang
mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna
merah daging hingga putih.
 Mica
Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang
bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon
(Si) dan air (H2O).
 Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada
kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap
kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
 Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya
berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari
binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’


dari batu gamping.
Metasomatisme
Metasomatisme adalah perubahan kimia pada batuan oleh larutan
hydrothermal yang umumnya berasosiasi dengan metamorfisme kontak dan
membentuk mined deposits atau endapan yang dapat ditambang.



Fasies Metamorfisme
Fasies metamorfisme adalah suatu pengelompokan mineral – mineral
metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada
batuan metamorf. Setiap fasies pada batuan metamorf pada umumnya
dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat – sifat
fisik atau kimia.



Struktur Batuan Metamorf
Struktur Foliasi, apabila pada batuan metamorf terlihat adanya penjajaran
mineral. Struktur foliasi dibagi menjadi :

 Struktur Skistose : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit,
muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran.

 Struktur Gneisik : struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular,
jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih.
 Struktur Slatycleavage : sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran
mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung).
 Struktur Phylitic : sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan
kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
Batuan metamorf adalah suatu batuan yang terjadi karena proses ubahan
dari batuan asal oleh suatu proses metamorfose. Proses metamorfose yaitu
suatu proses dimana batuan asal mengalami penambahan tekanan (P) atau
temperatur (T) atau oleh kenaikan tekanan dan temperatur secara bersamasama.
Proses metamorfose
pembentukan

meliputi proses rekristalisasi, reorientasi dan

mineral-mineral baru dengan penyusunan kembali elemen-

elemen kimia yang sebelumnya telah ada sehingga menjadi batuan yang
kompak dan terbentuk batuan yang baru.
Sifat-sifat fisik yang harus diperhatikan pada batuan metamorf antara lain
tekstur pada batuan metamorf digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu
kristaloblastik yaitu tekstur yang terjadi pada saat tumbuhnya mineral dalam
suasana padat (tekstur batuan asalnya tidak nampak lagi) dalam pembentukan
batuan beku mineral tumbuh pada suasana cair. Blastopofiritik yaitu suatu tekstur
sisa dari batuan asal yang bertekstur porfiritik. Blastoopotitik yaitu suatu tekstur
sisa dari batuan asal yang bertekstur optik. Struktur pada batuan metamorf
merupakan hubungan antara tekstur lainnya dalam hubungan batuan metamorf
mempunyai struktur foliasi.
Foliasi adalah sifat perlapisan atau berdaun, namun harus dibedakan
dengan lapisan sedimen. Di sini terjadi penyusunan kristal-kristal dari mineral
secara pertumbuhan dalam arah panjang pada mineral.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan
digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies
metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang
besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga
terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan

terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Contoh batuan metamorf adalah batu schist, batu serpentinit, batu filit, batu
kalsit, batu kuarsit, batu marmer, batu mika, batu sabak, batu gypsum dan batu
gneiss.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melaksanakan Praktikum Geologi Dasar, Mahasiswa diharapkan
mampu mendeskripsikan batuan-batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
batuan metamorf, dan dapat membedakan antara ketiga batuan tersebut. Yang
menjadi suatu keahlian alam bidang perminyakan.
Untuk mendukung praktikum dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat
dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain:
3.1

Metode Penelitian Langsung
Dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap batuan.
Berdasarkan penelitian itulah penulis mendapatkan data-data yang akan menjadi
sumber dalam pembuatan laporan. Pelaksanaan praktikum merupakan tahapan
pengambilan data-data batuan melalui pencatatan dari hasil objek batuan yang
telah diteliti yaitu berupa jenis, struktur, tekstur, komposisi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamof dalam Pratikum Geologi Dasar.

3.2

Metode Studi Literatur
Merupakan data yang diperoleh dari buku-buku atau hand book, media
cetak seperti majalah atau koran yang membahas tentang batuan, media
elektronik dan internet sebagai bahan tambahan dalam penyusunan laporan
yang berkaitan dengan topik yang ditulis.

3.3

Metode Interview

Metode interview ini dilakukan praktikan dengan mengajukan bebrapa
pertanyaan kepada Asisten Praktikum Geologi Dasar mengenai klasifikasi, sifatsifat fisik, serta contoh-contoh batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf secara langsung selama praktikum dilaksanakan. Setelah data-data
data-data yang ada dapat di konsultasikan secara langsung dari teman
seangkatan, Asisten Praktikum Geologi Dasar dan Para Ahli Geologi.

BAB IV
BATUAN BEKU
4.1
1.

Tujuan
Mendeskripsikan masing-masing jenis batuan beku

secara megakopis

Memahami tentang materi batuan beku.
2. Menyelidiki jenis-jenis batuan secara spesifik.
3. Mengetahui sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh batuan beku.
4. Mengetahui dan mempelajari penamaan batuan beku.
5. Mengetahui tekstur batuan beku.
6. Mengetahui struktur dan komposisi batuan beku.
7. Mengetahui mineral-mineral yang terkandung dalam batuan beku.
4.2

Dasar Teori
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik
di bawah permukaan (insrusif) maupun di atas permukaan (eksrusif). Cirri khas
batua beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit Kristal
yang kecil yang saling mengikat satu sama lain. (Drs. Firdaus, M.Si, 2011).
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk secara langsung dari hasil
pembekuan magma, baik itu dibawah permukaan bumi (intrusif) ataupun
dipermukaan bumi (ekstrusif).Secara umum batuan beku memiliki cirri-ciri
sebagai berikut ;Massive Maksudnya batuan tersebut memiliki struktur yang
kompak dank eras. Terdiri dari paduan mineral-mineral pembentuk batuan, yaitu
mineral primert (mineral utama dan mineral aksesoris). Tidak ada perlapisan
Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan adanya bidang perpisahan pada

strukturnya. Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan beku (Rock body) Batuan
beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan planteau).Batuan beku
adalah merupakan kumpulan mineral-mineral silikat dari hasil penghabluran
magma yang mendingin. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada
tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa
kimia yang terkandung dan berdasarkan susunan mineralnya. Pembagian yang
berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari batuan beku dapat dibagi atas
batuan ekstrusi dan batuan intrusi. Batuan ekstrusi terdiri dari semua material
yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah
permukaan laut material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat
atau suatu larutan yang kental dan panas yang disebut lava. Magma yang
mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api
sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku
luar. (W.T. Huang, 1962).
Letusan gunung berapi

merupakan

proses

yang

mengagumkan.

Sayangnya, (atau untungnya!) kebanyakan dari kita tidak akan pernah
mengalaminya dalam hidup kita. Tapi kita mungkin memiliki kesempatan untuk
melihat produk-produk dari proses vulkanik saat berpergian ke suatu negara atau
hiking di hutan. Batuan vulkanik, produk padat dari letusan gunung berapi adalah
kelompok batuan yang terbesar yang disebut batu beku.
Batuan beku bisa batuan kristalin atau gelas yang dibentuk oleh
pendinginan dan pemadatan magma cair. Batuan beku merupakan satu dari tiga
batuan lainnya, yaitu metamorf dan sedimen.
Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma, yang panasnya (600
deg.C - 1300 deg.C, atau 1100 deg - 2400 deg F..) bahan batu cair atau
sebagian cair.Bumi didominasi batuan beku dan dilapisi batuan sedimen yang
tipis. Sedangkan batuan sedimen dihasilkan oleh proses di permukaan bumi
seperti pelapukan dan erosi, batuan beku - dan metamorf adalah batuan yang
dibentuk oleh proses internal yang tidak dapat langsung diamati.
Magma dihasilkan di dalam asthenoper ( lapisan batuan cair di kerak
bumi) pada kedalaman sekitar 60-100 km (40-60 mili). Karena magama kurang
padat ari batuan seiktarnya, maka magma akan naik ke atas. Bisa di dalam

kerak bumi, atau sampai ke permukaan akibat dari volkanik sebagai aliran lava.
Batuan yang terbentuk dari pendinginan dan solidifikasi magma jauh di dalam
kerak bumi (plutonik) akan berbeda dengan hasil erupsi (volkanik) karena
terbentuk di dua lingkungan yang berbeda.
Di dalam kerak bumi, suhu dan tekanan lebih besar dari di permukaan,
magma akan mendingin perlahan dan terkristal sempurna. Pendinginan yang
lambat memacu pertumbuhan mineral yang cukup besar sehingga bisa diamati
secara visual tanpa bantuan mikroskop (phaneritic, dari bahasa Yunani,
phaneros=tampak). Sebaliknya, erupsi magma di permukaan akan mendingin
sangat cepat sehingga mineral yang terbentuk sedikit atau tidak ada kesempatan
untuk tumbuh. Hasilnya, batuan tersusun dari mineral2 yang hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop, (aphanitic, bahasa yunani aphanes= tak tampak)
atau tidak ada mineral sedikitpun (tersusun oleh glass, sangat viscous, cairan
non-kristalin).
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, klasifikasi batuan telah
dikembangkan lagi. Sehingga dapat diklasifikasikan lebih mendetail. Salah
satunya adalah klasifikasi batuan dilihat dari segi kimiawi. Klasifikasi secara
kimiawi ini berdasarkan atas persentase kandungan SiO 2, yaitu:




Batuan beku asam
Batuan beku intermediet
Batuan beku basa

: >66% SiO2
: 52%-66% SiO2
: 45% - 52% SiO2



Batuan beku ultra basa

: Mineral Mafik



Gambar

:
Gambar 4.1
Batuan Beku Apung

4.5.2 Batuan Kedua


Nomor urut



Nomor batuan

: 8



Nama batuan

: Batuan Beku Skoria



Warna batuan

: Coklat Gelap



Jenis batuan: Batuan beku basa



Struktur batuan

: 2

: Skoria



Tekstur

:

a. Derajat kristalisasi

:

Hipokristalin

b. Granularitas

:

Fanerik sangat kasar (>30mm)

c. Bentuk kristal

:

Euhedral

d. Relasi

:

Inequigranular



Komposisi

: Mineral mafik > mineral felsik



Gambar

: