View of Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk Meningkatkan Penguasaan Mata Pelajaran Pai Materi Kisah Khalifah Abu Bakar As-Siddiq R.A. Dan Umar Bin Khattab R.A
Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk
Meningkatkan Penguasaan Mata Pelajaran Pai Materi Kisah Khalifah
Abu Bakar As-Siddiq R.A. Dan Umar Bin Khattab R.A
St. Hasbiyah
Dinas Pendidikan Bangkalan
E-mail: stHasbiyah@gmail.com
Abstract
The purpose of this study are: To know how far the improvement of learning PAI on
basic competence Tell the story of Caliph Abu Bakr as-Siddiq r.a. And Umar bin
Khattab r.a. Through Story Telling Approach method for Class V learners at SDN Srabi
Timur 1, Modung, Bangkalan District. This research was conducted in Class V SD
Negeri Srabi Timur 1, Modung, the number of Class V students as much as 27 people,
conducted for 2 months, starting from March 2015 until April 2015, through three
cycles of activity steps of planning, execution, observation And reflection of activities.
The result of this research is the result of study of class V students of SD Negeri Srabi
Timur 1, Modung, on the material of PAI on the basic competence of Tale of Khalifah
Abu Bakar as-Siddiq r.a. And Umar bin Khattab r.a. And can experience a significant
increase after applied learning activities through Story Telling Approach method, as
well as the activities of learners during follow learning activities can improve so that
learning activities become more centered on learners.Keywords : Story telling, ash siddiq r.a. And umar bin khattab r.a
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah : Mengetahui sejauhmana peningkatan pembelajaran PAI
pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan
Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik
Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini
dilakukan di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, jumlah peserta didik Kelas V
sebanyak 27 orang, dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Maret 2015 sampai
dengan April 2015, melalui tiga siklus langkah-langkah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan. Hasil penelitian adalah Hasil belajar
peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, pada materi PAI pada
kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin
Khattab r.a. dan dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah
diterapkan kegiatan pembelajaran melalui metode Pendekatan Story Telling, serta
aktifitas peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan
sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik.Kata Kunci : Story telling, Ash siddiq r.a. dan Umar bin khattab r.a.
I. Pendahuluan
Berdasarkan hasil pengamatan awal serta perbincangan dengan peserta didik Kelas V di SD Negeri Srabi Timur 1, Modung saat dilakukan studi awal pada tanggal 11 Pebruari 2015 diperoleh informasi bahwa peserta didik masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran PAI khususnya tentang Kompetensi Dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.. selain itu pengalaman selama ini, peserta didik memang cenderung kurang paham dalam kegiatan belajar- mengajar pada materi tersebut., hal ini dikarenakan memang kisah-kisah yang diceritakan atau diterima oleh peserta didik memang cenderung monoton, sehingga peserta didik cenderung dan tidak begitu tertarik dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena selama ini pelajaran PAI dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan membaca tulisan Arab dan hafalan semata, kurang menekankan pada aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik.
Dari masalah tersebut guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik peserta didik. Oleh karena itulah penulis memilih model pembelajaran dengan menggunakan “Pendekatan Story Telling” yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam menguasai mata pelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
Berdasarkan keterangan tersebut yang terjadi pada peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “Penerapan Pembelajaran Pendekatan Story Telling Untuk Meningkatkan Penguasaan mata pelajaran PAI Materi Kisah Khalifah Abu Bakar as- Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. Di Kelas V SDN Srabi Timur 1 Modung Bangkalan”.
Permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung adalah rendahnya penguasaan materi PAI pada Kompetensi Dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.. Berdasarkan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian yang dapat diungkap adalah :
Bagaimana peningkatkan pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan ?
Pembelajaran yang ada lebih terpusat pada guru, bukan kepada siswa. Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi dengan diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi yang mengisyaratkan pembelajaran harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa. Hal ini dapat tercapai apabila kinerja belajar siswa ditingkatkan, sehingga guru hanya berperan sebagai fasiltator, motivator dan organisator.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dengan demikian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di SD, menerapkan model pembelajaran dengan Pendekatan Story Telling sebagai alternatif untuk dapat meningkatkan perolehan hasil belajar PAI, dapat lebih optimal lagi apabila dilakukan melalui kerja kelompok.
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain : a. Kemampuan menguasai bidang studi (Materi)
b. Kemampuan dalam mengelola kelas
c. Kemampuan dalam menggunakan strategi, metode, media dan sumber belajar d. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil. Metode belajar di mana peserta didik bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun dalam memberikan pemecahan masalah terhadap PBM yang terjadi pada peserta didik Kelas V tersebut adalah dengan mencoba menerapkan Pendekatan Story Telling dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.
Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.
Kesimpulan guru.
g.
Penutup. Tujuan penelitian ini adalah :
Mengetahui sejauhmana peningkatan pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. melalui metode Pendekatan Story Telling bagi peserta didik Kelas V di SDN Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan.
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : a.
Memperbaiki proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Srabi Timur 1, Modung.
b.
Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam.
c.
Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Agama Islam selama pelajaran berlangsung. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi- potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan (Fuat Ihsa,1996 : 2). Sedangkan Agama Islam adalah agama yang menuju jalan kedamaian yakni agama yang dirindhoi di sisi Allah SWT. Belajar menurut pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Pada hakikatnya perubahan tingkah laku itu adalah perubahan kepribadian pada diri seseorang. Tingkah laku mengandung pengertian yang luas, meliputi segi jasmaniah (struktural) dan segi rohaniah (fungsional). keduanya saling bertalian dan saling berinteraksi satu sama lain. Jadi tingkah laku itu sesungguhnya sangat luas, bukan hanya terdiri atas pengetahuan saja seperti yang dikemukakan oleh pandangan tradisional (Hamalik, 2009:27).
Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, (psyko fisyc) untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan agar tercapai setelah usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dan tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam adalah terwujudnya kepribadian yang mulia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu tujuan dari pendidikan agama Islam menjadi 2 hal yaitu : 1.
Tujuan umum : Beribadah kepada Allah SWT yaitu membentuk manusia yang beribadah kepadanya. 2. : Untuk mengetahuidari keadaan tempat dengan
Tujuan Khusus mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi dan lain-lain. Berdasarkan rumusan tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membentuk muslim yang sempurna yakni berkepribadian mulia, termasuk jasmani dan rohani, cerdas dan pandai dan taqwa kepada Allah SWT.
Teknik mengajar bercerita berpasangan (paired storytelling) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antra peserta didik, pengajar, dan bahan pelajaran. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bercerita berpasangan bisa digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Metode belajar ini dimana peserta didik bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah: a.
Guru membagi peserta didik untuk berpasangan.
b.
Guru membagikan wacana / materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat ringkasan.
c.
Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. e.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
f.
Kesimpulan guru.
g.
Penutup. Kelebihan: a.
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
b.
Setiap peserta didik mendapat peran.
c.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan. Kekurangan: a.
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
b.
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).
Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan uang bersifat fisik, tetapi perubahandalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo,1993: 120)
Pasal I Undang- undang No. 20 tahun 2003 tantang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan peserta didik belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan.
Belajar diartikan sebagai sebuah perubahan murid dalam bidang material, formalserta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Jadi belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perubahan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik, tetapi kemungkinan mengarah pada timgkah laku yang lebih buruk.Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari- hari, berminggu-minggu, berbulan- bulan atau bertahun- tahun.
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, prose situ terjadi pada diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi proses terjadi secara internal di dalam diri indvidu dalam mengusahakan memperoleh hubungan- hubungan baru. Agar belajar dapat diperoleh hasil yang baik, peserta didik harus mau belajar sebaik mungkin. Supaya mereka mau belajar dengan baik yaitu belajar dengan baik dan teratur secara sendiri- sendiri, kelompok dan berusaha memperkaya bahan pelajaran yang diterima di sekolah dengan bahan pelajaran ditambah dengan usaha sendiri. Belajar dengan baik dapat diciptakan, apabila guru dapat mengorganisir belajar peserta didik.
II. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang maksudnya adalah penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di kelas (sekolah) tempat mereka mengajar dengan penekanan pada peningkatan dan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar dalam usaha mencapai prestasi belajar yang maksimal. PTK menggambarkan suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan observasi dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang saling berhubungan dengan siklus berikutnya. Obyek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah tindakan yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung pada mata pelajaran PAI.
Penelitian ini dilakukan di Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, jumlah peserta didik Kelas V sebanyak 27 orang, kondisi kekhususan peserta didik ini memungkinkan tingkat kemampuan dan daya serap peserta didik tersebut sangat bervariasi. Peneliti adalah Guru Pendidikan Agama Islam kelas I-VI SD Negeri Srabi Timur 1, Modung.
Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat Pembelajaran PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. di Kelas V pada standar kompetensi Menceritakan kisah sahabat nabi dengan Indikator yang diharapkan dapat dikuasai peserta didik adalah sebagai berikut: a.
Menjelaskan hikmah yang terkandung dalam kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a.
b.
Menjelaskan hikmah yang terkandung dalam kisah Khalifah Umar bin Khattab r.a.
Dalam penelitian ini digunakan tes setelah mendapat perlakuan (postest) untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar peserta didik terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan metode Pendekatan Story Telling.
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, yaitu mulai bulan Maret 2015 sampai dengan April 2015, melalui tiga siklus. Secara umum siklus penelitian ini melalui langkah- langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi kegiatan. Setiap siklus berlangsung sesuai dengan jumlah tatap muka dalam sub konsep yang dipelajari. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru mengamati dan mencatat kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Kemudian data yang diperoleh dianalisis setiap akhir kegiatan belajar mengajar. Perencanaan tindakan meliputi analisa materi pembelajaran penyusunan rencana pembelajaran dan penyusunan model pembelajaran yang berpedoman pada rancangan pembelajaran bagi peserta didik.
Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan penelitian adalah memilih model pembelajaran yang dinilai sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Adapun putaran dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Pemasalahan Pelaksanaan
Perencanaan
Putaran 1 Observasi Refleksi TerselesaikanPelaksanaan Perencanaan Putaran 2 Observasi Refleksi Terselesaikan Pelaksanaan
Perencanaan Putaran 3 Observasi Refleksi
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis ini adalah nilai rata-rata tes hasil belajar PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a., data pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar menggunakan metode Pendekatan Story Telling.
Secara individual peserta didik telah tuntas belajar jika mencapai skor 75 % atau nilai 75 dengan perhitungan sebagai berikut (Depdikbud, 1994) :
Skor yang diperoleh
Skor Peserta didik = x 100 %
Skor maksimum Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar jika terdapat > 85 % dari jumlah peserta didik telah tuntas belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal: jumlah siswa yang tuntas
= x 100 % jumlah siswa seluruhnya
III. Hasil Dan Pembahasan A. Tindakan Setiap Siklus
Pada tahap awal dalam pembelajaran siswa akan dibagi 5 kelompok, dari sejumlah 27 siswa di kelas V, adapun tabulasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nama-nama Anggota Kelompok Kelas V
No Kelompok Syahadat No. No Kelompok Sholat1 Adi Santoso
31
1 Diah Kartika Sari
2 Anggi Kurniawan
32
2 Dicky Adam Bimantara
3 Ardiyanto
33
3 Dwi Langeng Murdianto
4 Awalica Aguszeza A
34
4 Eka Diah Agustin
5 Cicik Fastabiqul Ilma
35
5 Ellyta Zulfani Marzuki
No Kelompok Puasa No. No Kelompok Zakat
1 Feny Aprilia
31
1 Mohamad Dandy
2 Joko Prasetyo
32
2 Muhamad Ardiyan
3 Khorun Nisa Al Karim
33
3 Nizan Ardiyansyah
4 Krisdianto
34
4 Nur Halimatus Sakdiah
5 Mirna Anggraeni
35
5 Pamuji Rahayu
6 Puji Esmono
Kelompok Haji
No Nama1 Sherin Pratiwi Kusuma
3 Windy Ayu Agustina
4 Yovie Kiu Ita Purnamasari
5 Lusi Ade Febriyan
6 Muhamad Rizal Pembudi Selanjutnya akan dikemukakan pelaksanaan tindakan terhadap peserta didik pada masing-masing siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas kali ini adalah sebagai berikut.
1. Siklus I
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki serangkaian aktifitas dan langkah yang harus dilakukan, Langkah-langkah yang diterapkan pada siklus I diantaranya adalah: a.
Tahap Perencanaan (Planning) 1) Mengemukakan masalah yang ditemukan, dan merumuskan masalah. 2) Merancang PBM dengan Pendekatan Story Telling. 3)
Membagi siswa dalam kelompok, dengan nama kelompok sesuai dengan rukun Islam (kelompok syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji). 4)
Memberi tugas kepada masing-masing kelompok untuk mempelajari dan merangkum materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. 5)
Setelah merangkum masing-masing kelompok juga harus membuat tulisan (narasi) berkaitan dengan materi yang ditugaskan kepada kelompoknya.
b.
Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1)
Melaksanakan langkah-langkah pendekatan belajar Story Telling 2)
Menerapkan pendekatan belajar Story Telling, setiap kelompok tugasnya membuat cerita berkaitan dengan menerapkan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a
3) Siklus pertama kelompok syahadat, dan kelompok sholat, diberi kesempatan memaparkan narasinya sesuai dengan materi yang ditugaskan yaitu menceritakan Kisah
Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji 4)
Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan 5)
Memperhatikan alokasi waktu dengan kegiatan yang dilaksanakan 6)
Mengantisipasi kesultan peserta didik dalam melakukan presentasi/Pendekatan Story
Telling , serta menjaga agar peserta didik yang tidak maju untuk tidak gaduh, dan tekun memperhatikan kisah yang dibawakan oleh kelompok yang maju di depan kelas.
7) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan
8) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab
9) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.
c.
Tahap Mengamati (observasion) 1)
Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling, secara intensif dan terus mengarahkan peserta didik agar memahami cerita yang dibwakan oleh kelompok yang maju di depan kelas
2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat PBM
3) Melakukan pengamatan tentang kelamahan-kelemahan atau kekurangan untuk pembelajaran berikutnya.
d.
Tahap refleksi (Reflection) 1)
Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi 2)
Menganalisis kelemahan keberhasilan saat menerapkan pendekatan belajar Story dengan kerja kelompok dan langkah selanjutnya
Telling
3) Melakukan refleksi terhadap penerapan metode Pendekatan Story Telling
4) Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran PAI
5) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa berupa Tes hasil belajar tahap I (soal- soal pilihan berganda, tes lisan)
2. Siklus II
Pada putaran I terdapat beberapa siswa yang belum tuntas maka peneliti menerapkan langkah pada siklus II, dengan ada beberapa perbaikan dan evaluasi dari rfleksi siklus I : a.
Tahap Perencanaan (Planning) Siklus II 1)
Mengidentifikasi masalah, yang diperoleh pada siklus I 2)
Mengatasi kendala pada siklus I 3) Mendiskusikan penerapan pendekatan belajar Story Telling. 4)
Merencanakan tugas kelompok selanjutnya yaitu kelompok, puasa, kelompok zakat dan kelompok haji untuk membawakan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a b.
Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1)
Melaksanakan langkah-langkah pendekatan belajar Story Telling 2)
Siklus ke dua kelompok Puasa, dan kelompok sholat, diberi kesempatan memaparkan narasinya sesuai dengan materi yang ditugaskan yaitu menceritakan Kisah Khalifah Umar bi Khattab r.a., kelompok Haji mempersiapkan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji
3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan, peserta didik mulai menyenangi pendidik Story Telling, dan susana kelas juga tidak seberapa gaduh
4) Memperhatikan alokasi waktu dengan kegiatan yang dilaksanakan
5) Mengantisipasi kesultan peserta didik dalam melakukan presentasi/Pendekatan Story
, serta menjaga agar peserta didik yang tidak maju untuk semakin tekun
Telling
memperhatikan kisah yang dibawakan oleh kelompok yang maju di depan kelas, serta bersiap-siap bertanya menganai hal apa yang tidak diketahui dari kisah yang di baakan oleh kelompom yang menjadi penyaji di depan (kelompok Puasa, dan kelompok sholat, maupun kelompok Haji)
6) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan
Melakukan refleksi terhadap penerapan Pendekatan Story Telling, siklus I dan siklus II, perlu dilakukan siklus III untuk mengefektifkan pemahaman materi yang diberikan. 4)
Kelompok Haji menceritakan materi Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a., sedangkan kelompok yang lain memperhatikan, mendengarkan dan mencatat pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok penyaji
Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1)
3) Merencanakan tugas kelompok Haji untuk menceritakan narasi mereka dengan lebih baik dan mempersiapkan kelompok yang lain untuk bersiap diberi pertanyaan peneliti mengenai materi-materi yang telah mereka bawakan dalam siklus I dan siklus II b.
2) Mengatasi kendala pada siklus I, II
1) Mengidentifikasi masalah, yang diperoleh pada siklus I dan siklus II
Pada putaran I dan II terdapat beberapa siswa yang belum, langkah pada putaran III : a. Tahap Perencanaan (Planning) Siklus III
Siklus III
Tes hasil belajar tahap II (soal-soal pilihan berganda, tes lisan) 3.
omong sendiri, dan sikap malas dari peserta didik mulai berkurang.
Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan hasil sebagai berikut: aktivitas, perhatian, dan hasil belajar mulai meningkatselain itu, kegaduhan,
diketahui bahwa peserta didik mulai menyenangi Pendekatan Story Telling, dan dapat diteruskan untuk PBM selanjutnya. 3)
7) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab
Telling dengan kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya, dimana
Menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan pendekatan belajar Story
Tahap ini peserta didik mulai senang, tidak gaduh dan antusias menyimak dan bertanya kepada kelompok penyaji. 2)
Tahap refleksi (Reflection) 1)
Secara seksama mencatat setiap perubahan yang terjadi saat PBM, dan kemajuan hasil yang didapat d.
Melakukan pengamatan tentang kelamahan atau kekurangan metode ini untuk pembelajaran berikutnya 3)
Sekali lagi guru yang juga peneliti melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling 2)
Tahap Mengamati (observasion) 1)
c.
8) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.
2) Memperhatikan kelompok yang maju presentasi
3) Mengingatkan siswa kelompok audience untuk mengamati dan merangkum aktivitas kelompok presenter (yang maju praktek di depan).
Tahap Mengamati (observasion) 1)
Tes hasil belajar tahap III (soal-soal pilihan berganda, tes lisan) Data Lengkap Tiap Siklus
Memberikan Penghargaan terhadap kelompok terbaik dan siswa dengan aktivitas dan nilai terbaik, memotivasi kelompok yang belum optimal untuk diperbaiki lagi penguasaan materinya di pertemuan selanjutnya B.
Melakukan refleksi terhadap penerapan Pendekatan Story Telling, siklus I dan siklus II. 3) Melakukan refleksi terhadap kreativitas, hasil belajar siswa. 4)
Tahap refleksi (Reflection) 1) Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi. 2)
Melakukan pengamatan tentang kelamahan-kelemahan atau kekurangan metode ini untuk pembelajaran berikutnya d.
Mencatat perubahan positif yang terjadi saat PBM 3)
Mengamati secara intensif terhadap penerapan pendekatan belajar Story Telling, yang sudah mulai nampak hasilnya secara signifikan 2)
c.
4) Setelah ke dua kelompok selesai membawakan narasi mereka maka diikuti oleh sesi tanya jawab oleh peserta didik yang menjadi audiens/penonton secara langsung dan menyenangkan
10) Kondisi ini mampu membangkitkan rasa Percaya Diri dari peserta didik di Kelas V untuk dapat dan mengikuti PBM dengan semakin mantap.
9) Menunjukkan bukti bahwa para peserta didik sudah dapat menguasai materi yang diajarkan dengan baik, dan memberikan applaus langsung kepada mereka
ALHAMDULLILA...........H, bahwa materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. telah di[pahami oleh peserta didik dan mereka tidak kesulitan dalam memahami dan menguasainya secara optimal, karena terbukti bahwa masing-masing kelompok (setiap peserta didik) dapat menceritakan dan bertanya soal materi tersebut dengan baik
8) Peneliti mengajak peserta didik mengucapkan secara spontan dan lantang
7) Seluruh kelas saling memberi apresiasi kepada teman-temannya, guru memuji dan memberi penilaian kelompok terbaik, dan diumumkan bahwa semua kelompok memiliki kelebihan dan keunggulan tidak ada kelompok yang kalah..... peserta didik menyambut gembira dan bertepuk tangan
6) Sesi tanya jawab selesai diberikan apresiasi terhadap kelompok yang maju, serta diberi pujian secukupnya sebagai motivasi bagi seluruh kelas.
5) Bila kelompok penyaji tidak dapat menjawab, maka jawaban diberikan kepada kelompok lain atau peserta didik yang lain untuk menjawab
Data tiap siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan rekapitulasi dari aktivitas setiap siklus, di mana data tersebut dianggap sudah mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai kegiatan pembelajaran dengan pendekatan belajar Story
Telling . Berikut aklan dikemukakan data hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa pada
80 T
70 TT
70 TT
20 Pamuji Rahayu
75 T
65 TT
60 TT
19 Nur Halimatus S
80 T
80 T
75 T
18 Nizan Ardiyansyah
70 T
21 Puji Esmono
75 T
17 Muhamad Ardiyan
75 T
65 TT
65 TT
16 Mohamad Dandy P
75 T
75 T
75 T
15 Mirna Anggraeni
80 T
80 T
65 TT
75 T
25 Yovie Kiu IP
Story Telling siswa dapat melakukan aktifitas belajar antara lain : 1.
Dalam PBM yang menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan belajar
Aktivitas Perubahan pada Siswa, Guru dan Kelas saat PBM
Keterangan : N : Nilai T : Tuntas Ktn : Ketuntasan TT : Tidak Tuntas C.
80 T Rata-rata 69,23 73,46 79,23 Ketuntasan ( dalam %) 46,15 69,23 100
75 T
75 T
26 Lusi Ade Febriyan
75 T
80 T
75 T
80 T
75 T
75 T
75 T
24 Windy Ayu A
80 T
65 TT
75 T
23 Suganda Dandy P
75 T
70 TT
70 TT
22 Sherin Pratiwi K
80 T
75 T
14 Krisdianto
setiap siklus adalh sebagai berikut:
75 T
70 TT
6 Diah Kartika Sari
80 T
65 TT
65 TT
5 Cicik Fastabiqul Ilma
75 T
70 TT
70 TT
4 Awalica Aguszeza A
80 T
65 TT
80 T
3 Ardiyanto
90 T
85 T
70 TT
2 Anggi Kurniawan
75 T
65 TT
60 TT
1 Adi Santoso
Nilai Ktn Nilai Ktn Nilai Ktn
Tabel 2 Perbandingan Nilai dan Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I-II-III
dengan Pendekatan belajar Story Telling Kelas V
No Nama Siklus I Siklus II Siklus III75 T
7 Dicky Adam B
85 T
80 T
80 T
75 T
13 Khorun Nisa Al K
85 T
75 T
70 T
12 Joko Prasetyo
80 T
80 T
75 T
11 Feny Aprilia
75 T
65 TT
75 T
10 Ellyta Zulfani M
80 T
75 T
70 TT
9 Eka Diah Agustin
80 T
75 T
75 T
8 Dwi Langeng M
75 T
75 T
Membagi tugas dalam kelompok berkaitan dengan materi pelajaran yang sesuai dengan pendekatan belajar Story Telling
2. Menerapkan Pendekatan Story Telling, setiap kelompok maju menceritakan hasil kerja kelompoknya yang berkaitan dengan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a 3. Pelaksanaan tanya jawab oleh siswa yang maju dan audience
Dalam pengelolaan PBM dengan pendekatan belajar Story Telling diharapkan akan meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran materi Pendidikan Agama Islam kompetensi dasar Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib salat antara lain : 1.
Menerapkan pendekatan belajar Story Telling, setiap kelompok maju sesuai peran dan tugasnya berkaitan dengan menerapkan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a.
2. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan kelompok yang maju 3.
Memperhatikan materi berupa kegiatan praktek teman yang maju 4. Merangkum dan memaparkan hasil praktek teman/kelompok yang maju
Selain itu dapat pula dikemukakan bahwa terjadi perubahan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan Pendekatan Story Telling yang dapat dievaluasi dari hasil ulangan harian (UH) awal dan UH akhir yang dilakukan.
D. Pembahasan
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini secara garis besar mampu memberikan pemahaman dan keyakinan baru pada diri peneliti maupun peserta didik untuk selalau belajar saling memahami dan mengerti, selain itu hasil yang diperoleh dapat dikemukakan bahwa realita yang didapat adalah keberadaan nilai hasil belajar siswa di kelas juga meningkat hal ini dapat dicermati bahwa setelah pelaksanaan siklus ke I, siklus ke II sampai siklus ke III. Nilai hasil belajar siswa meningkat seperti dapat kita lihat pada tabel 4.2., di mana rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam PBM dengan melaksanakan
Pendekatan Story Telling mengalami peningkatan dari 69,23 pada siklus I meningkat
menjadi 73,46 pada siklus ke II dan meningkat lagi menjadi 79,23 pada siklus ke III atau siklus terakhir.
Setelah mengetahui dan melaksanakan serangkaian kajian ilmiah, melalui pelakanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V di SDN Randegansari, pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI), maka dapat dikemukakan pembahasan secara global adalah diketahui bahwa setelah melaksanakan PBM menggunakan Pendekatan Story
Telling hasil nilai rata-rata siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas adalah sebesar 72,34
(ketuntasan 46,15 %), sedangkan pada saat PBM setelah Penelitian Tindakan Kelas diketahui hasil Ulangan harian sebesar 82,5 (ketuntasan 100 %), sehingga terdapat perubahan yang cukup menggembirakan, atau hasil penguasaan materi Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a pada siswa Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung Kabupaten Bangkalan meningkat dengan baik.
IV. Kesimpulan
Secara umum hasil belajar peserta didik di SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, Kabupaten Bangkalan d melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Pendekatan
Story Telling dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dapat disimpulkan sebagai
berikut: A.
Simpulan 1.
Hasil belajar peserta didik Kelas V SD Negeri Srabi Timur 1, Modung, pada materi PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dan dapat mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah diterapkan kegiatan pembelajaran melalui metode Pendekatan Story Telling.
2. Aktifitas peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik .
B. Saran 1.
Motivasi dan inovasi dalam pelaksanaan PBM mutlak diperlukan oleh semua guru dan tenaga kependidikan, karena dengan motivasi dan inovasi tersebut peneliti dapat memperoleh sebuah keyakinan yang lebih baik dan terbukti efektif, berkaitan dengan peningkatan penguasaan materi pelajaran terhadap peserta didik
2. Guru PAI hendaknya menggunakan metode Pendekatan Story Telling ketika membahas materi PAI pada kompetensi dasar Menceritakan Kisah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. dengan menggunakan Presentasi peserta didik dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam kegiatan.
3. Perlunya pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas lebih jauh dan dibantu oleh pihak lain, ataupun kolaborasi dengan beberapa pihak untuk lebih mengoptimalkan peningkatan penguasaan materi oleh peserta didik. Secara bertahap PBM dengan dasar PAIKEM dapat diterapkan sesuai tahapan dan kondisi yang dihadapi, guna meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil dari sebuah PBM.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, dkk, (2005). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Bumi Aksara.Dirjen Dikdasmen Depdiknas, (2006). Silabus Mata Pelajaran PAI Kelas V. Hamalik, Oemar (2009). Dasar
- – Dasar Kependidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Kosasil, E. (2001). Bintang Pendidikan Agama Islam kelas V. Bandung : Yrama Wijaya Sujana, Nana. (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru Argensindo.
Pendidikan Nomor 142 Syah, muhibin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa